Anda di halaman 1dari 9

RMK PENGAUDITAN I

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS

Dosen Pengampu: Dr. Drs I Dewa Gede Dharma Suputra, M.Si,. Ak.

Oleh:

KELOMPOK 2

1. Putu Dian Wulandari (1907531230)

2. Made Krisna Purna Nugraha (1907531235)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
1.1 Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Terdapat beberapa jenis audit dan auditor yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Jenis-jenis audit:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk mentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan sesuai
dengan kreteria tertentu yang telah ditetapkan.
b. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak
tertentu yang lebih tinggi dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada
pihak di luar perusahaan.
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan
metoda yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisensi dan
evektifitas. Hasil akhir audit operasional biasnya berupa rekomendasi kepada
manjemen untuk perbaikan operasi.
Jenis – jenis auditor
a. Auditor Pemerintah
Auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah melakukan
audit atas pertanggung jawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintah.
b. Auditor Intern
Merupakan karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk
membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
c. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa
auditing professional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaanya dibawah
naungan kantor akuntan publik.
Di dalam suatu pengerjaan pengauditan terdapat berbagai jenis jasa yang disediakan
oleh auditor, jasa – jasa pengauditan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Jasa Penjaminan (Assurance Services)
Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen untuk
memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Orang-orang yang
bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan membutuhkanjasa
penjaminan guna membantu memperbaiki keandalan dan relefansi informasi yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa penjaminan memilikinilai
karena memberi jaminan bersifat independen dan tidak bisa dengan informasiyang di
periksanya. Jasa penjaminan dapat diberikan oleh kantor-kantor akuntan publik
(KAP) atau profesinal-profesional lainya. Jasa penjaminan dibagi menjadi jasa
pengujian dan jasa pemeringkatan.
2. Jasa Bukan Penjaminan (Nonassurance Services)
Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang
padaumumnya tidak merupakan jasa penjaminan. Tiga contoh jenis jasa
bukan penjaminan yang sering diberikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa
akuntansidan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.Antara
jasa konsultasi manajemen dan jasa penjaminan seringkali nampaktumpang-tindih.
Tujuan utama penugasan kosultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi
kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasapenjaminan
adalah untuk memperbaiki kualitas informasi. Meskipun kualitasinformasi
seringkali merupakan kriteria penting dalam penugasan konsultasi, namunsasaran ini
tidak merupakan tujuan utama.
3. Jasa Penjamin Lainnya
Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan kantor-kantor akuntan
publik bukan merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi
yaitu akuntan publik harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi
yang akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaanya ialah bahwa akuntan
publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan
tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis yang di buat pihak lain dalam kaitanya
dengan suatu kriteria tertentu.
4. Jasa Atestasi (Attestation Service)
Salah satu jenis jasa penjaminan yang diberikan oleh kantor-kantor akuntan publik
adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan kantor
akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan
kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada
tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas laporan keuangan historis, review atas
laporan keuangan historis dan jasa atestasi lain.

1.2 Hubungan Audit dengan Disiplin Ilmu yang lainnya


Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini
/ rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit
terjadi setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di
perlukan Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses
Akuntansi bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti –
bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan,
Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, tiap
– tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya
adalah pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan
Keuangan) yang akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement
yang dihasilkan dari proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap
Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi
dengan pengguna informasi, (2) Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat
penting bagi business maker, (3) Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan
diverifikasi, (4) User sering tercegah mempunyai hubungan langsung dengan informasi.
Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan
seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.
1.3 Perkembangan Audit
Perkembangan pengauditan ini dimulai sejak abad ke limabelas, walaupun tidak
diketahui secara pasti kapan tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan namun dari
berbagai sumber diketahui pada sekitar abad ke limabelas sudah mulai digunakan di Inggris.
Namun perkembangan pesat pengauditan ini baru terjadi pada abad ini. Selanjutnya, akan
kami paparkan bagaimana perkembangan pengauditan sebelum tahun 1990, perkembangan
pengauditan pada abad keduapuluh, dan perkembanngan pengauditan di Indonesia.
a) Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Pada awalnya, fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris, dimana
Inggris memperkenalkan akuntansi sebagai profesi di Amerika Utara pada pertengahan
abad ke sembilan belas yang pada saat itu para akuntan di Amerika Utara mengadopsi
bentuk laporan dan prosedur audit yang berlaku di Inggris. Walaupun Amerika Utara
mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit yang berlaku di Inggris, namun Amerika
Utara tidak sepenuhnya mengikuti peraturan yang berlaku di Inggris seperti jika di
Inggris semua perusahaan publik harus diaudit namun di Amerika utara tidak wajib
audit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yaitu
Securities and Exchange Commission (SEC), dan dari pengakuan mengenai manfaat
pendapat auditor atas laporan keuangan.
Audit pada abad ke sembilan belas menjadi beraneka ragam, seperti hanya meliputi
neraca saja, namun ada pula yang berupa audit atas semua rekening yang ada pada
perusahaan serta dilakukan secara mendalam dan menyeluruh karena tidak adanya
peraturan perundang-undangan yang mengharuskan audit atas laporan yang diberikan
kepada para pemegang saham.
b) Perkembangan di abad keduapuluh
Pada awal abad ke kedua puluh, jumlah perusahaan industri telah berkembang pesat
dan jumlah pemegang saham juga semakin bertambah dimana mereka sudah mulai
menerima laporan auditor. Namun, banyak pemegang saham baru ini tidak memahami
makna pekerjaan seorang auditor, mereka menganggap bahwa pendapat auditor
merupakan jaminan keakuratan laporan keuangan, begitu pula dengan pimpinan
perusahaan dan bankir.
Setelah Perang Dunia I, profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat, namun
kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung. Hingga pada
tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat
cetak ulang dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant yang berisi
himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam. Pernyataan ini merupakan
pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari
sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi,
namun 50 tahun terakhir profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang
umum digunakan melalui AICPA. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan
keuangan di Amerika Serikat, organisasi akuntan publik juga berkembang dengan
pesat. Pada awalnya, standar akuntansi dan auditing disusun sendiri oleh organisasi
profesi, namun ketika terjadi berbagai skandal keuangan yang melibatkan akuntan
publik, berbagai badan di luar profesi akuntan, seperti Security Exchange Commission
(SEC) turut campur dalam penyusunan standar akuntansi dan membuat peraturan yang
berpengaruh pada audit yang harus dilakukan akuntan publik.
c) Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Saat masa penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu
banyak, sehingga akuntansi hamper tidak dikenal. Pada tahun limapuluhan, akuntansi
baru mulai dikenal di Indonesia ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan
akuntansi sistem Amerika mulai dikenal melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Pada tahun 1973, ketika IAI menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) yang hamper sepenuhnya mengadopsi dari
Amerika Serikat, merupakan tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia.
Penetapan ini dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang
akan menjual sahamnya di pasar modal harus memiliki laporan keuangan yang telah di
audit. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
suatu PT untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan
publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik.
Seiring perkembangan perusahaan di Indonesia, IAI telah banyak melakukan
penyempurnaan peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang mana Indonesia saat itu
berkibalat pada peraturan yang dibuat oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1994 IAI
melakukan penyusunan ulang prinsip Auditor dan standar audit yang disebut Standar
Auditor Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Auditor Publik (SPAP). Sejalan
dengan itu Dewan Standar Auditor yang dibentuk IAI secara terus menerus
menerbitkan Pernyataan Standar Auditor Keuangan (PSAK).
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman
yang terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar.

1.4 Tujuan dan Fungsi Audit


Menurut standar audit 200 (paragraph 3), tujuan audit adalah untuk meningkatkan
keyakinan penggunaan laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan
suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Ada beberapa tahapan yang ditempuh auditor dalam mengembangkan tujuan audit,
yaitu:
a. Memahami tujuan dan tanggungjawab suatu audit
b. Membagi laporan keuangan menjadi siklus-siklus
c. Memahami aseri-aseri manajemen tentang laporan keuangan
d. Memahami tujuan umum audit untuk golongan-golongan
Menurut Arens dkk (2015:2) Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh
dan dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.

1.5 Perbedaan Akuntansi dan Audit


Keterangan Akuntansi Audit
Arti Pencatatan secara sistematis Pemeriksaan atas pembukuan
dari rekening suatu organsiasi dan laporan keuangan suatu
dan penyusunan laporan organisasi
keuangan pada akhir tahun
Dimulainya Akuntansi dimulai ketika Auding dimulai ketika
pembukuan berakhir. akuntansi berakhir
Jangka waktu Akuntansi adalah sebuah proses
Auditing adalah sebuah proses
yang terus menerus dan
periodik (secara berkala tidak
berkelanjutan yaitu mencatat
dilakukan setiap hari)
berbagai transaksi sehari-hari
Metode Mengidentifikasi kejadian- Memperoleh dan menilai atau
kejadian dan kemudian mengevaluasi bukti yang
mengukur, mencatat, berhubungan dengan laporan
mengklasifikasikan dan keuangan yang disusun oleh
meringkasnya dalam catatan- manajemen.
catatan akuntansi.
Tujuan Menyusun dan Menyatakan pendapat tentang
mendistribusikan laporan kewajaran laporan keuangan.
keuangan.
Peraturan Mengikuti aturan accounting Mengikuti aturan standard on
standards (SAK, SAK-ETAP, auditing (ditetapkan oleh IAPI)
PSAK, IFRS)
Pekerjaan akuntan auditor
dilakukan oleh
Pihak yang Laporan keuangan tanggung Laporan auditing (audit report)
bertanggungjawab jawab manajemen. tanggung jawab auditor.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Yusuf,2009, Auditing and
Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesian Adaption, Prentice Hall
International Edition Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing : Pengauditan Berbasis ISA (Edisi II). Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi : Universitas Gadjah Mada.

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/perbedaan-akuntansi-dan-auditing/

Anda mungkin juga menyukai