Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan
peran penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan
menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat
manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang
akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap
tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam
serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan
menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Menurut para ahli :

1. Menurut Robins (1997:236) berpendapat bahwa “Decision making is which on


choses between two or more alternative”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
dipahami bahwa hakikat pengambilan keputusan ialah memilih tindakan tertentu baik
secara pribadi maupun kelompok.
2. Suatu putusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan
tindakan alternatif yang mungkin (Sutisna, 1985: 149).
3. Drummond (1985) berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha
penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa pada
saat wpemilihan dan sesudahnya.
4. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
5. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
6. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
7. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.

Dari pendapat para pakar manajemen diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengambilan
keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan memilih beberapa alternatif untuk
menetapkan suat tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Proses Pembuatan Keputusan
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan
strategik formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisis
data yang relavan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif
penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap
hasil-hasil.

Tahap 1: Pemahaman dan perumusan masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan
bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya
mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Untuk itu perlu
menemukan masalah yang sebenarnya, dan kemudian menentukan bagian-bagian yang harus
dipecahkan.

Tahap 2: Pengumpulan dan analisa data yang relevan. Setelah menentukan dan merumuskan
masalah, Manajer kemudian menentukan data-data yang akan dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang tepat.

Tahap 3: Pengembangan Alternatif-alternatif. Pengembangan sejumlah alternatif


memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuatkeputusan secara tergesa-
gesa dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.

Tahap 4: Evaluasi Alternatif-alternatif. Setelah mengembangkan sekumpulan alternatif,


mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif.

Tahap 5: Pemilihan Alternatif Terbaik. Pada tahapan ini pembuatan keputusan merupakan
hasil akhir dari evaluasi berbagai alternatif.

Tahap 6: Implementasi Keputusan. Pada tahapan ini dilakukan pembuatan rencana-rencana


untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan
keputusan.

Tahap 7: Evaluasi Hasil-hasil Keputusan. Implementasi keputusan memerlukan monitoring


terus menerus guna mengevaluasi apakah Implementasi dilakukan dengan lancar atau timbul
masalah dalam pergerakannya.

3. Tipe – Tipe Keputusan


Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh
para manajer puncak tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama . Manajer akan
membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada.
Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan yaitu:
1. Keputusan terprogram (programmed decision)

Keputusan terprorgram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mepunyai kebijaksanaan-
kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam
situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif. Sebagai
contoh, manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena
organisasi/perusahaan pada umumnya sudah mempunyai skala gaji pada setiap posisi dalam
perusahaan/organisasi.

2. Keputusan tidak terprogram (non-programmed decision)

Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah


khusus, khas atau tidak biasa dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-
konsekuensi penting bagi organisasi.banyak keputusan tidak terprogram melibatkan
perencanaan strategis, karena ketidakpastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal
yang sangat kompleks. Bila suatu masalah yang timbul tidak hanya cukup diliput oleh
kebijaksanaan atau sangat penting dan perlu penanganan khusus, maka harus diselesaikan
dengan keputusan tidak terprogram. Contohnya penanganan produk yang jatuh dipasaran,
cara perbaika hubungan masyarakat.

Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam


pembuatan keputusan-keputusan yang diprogram dan tidak diprogram.
Tipe-tipe Keputusan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan

Tradisional Modren

Diprogram : 1.Kebiasaan 1.Teknik-teknik riset operasi


:
Keputusan-keputusan rutin 2.Kegiatan rutin : Prosedur-
dan berulang- prosedur pengoprasian Analisa matematik, model-
ulang,organisasi standar model simulasi komputer
mengembangkan proses-
3.Struktur organisasi 2.Pengolahan data elektronik
proses khusus bagi
pengharapan umum sistem
penanganannya.
tujuan saluran-saluran
informasi yang disusun
dengan baik.

Tabel di atas menunjukkan kemajuan dalam pengembangan dan penggunaan


peralatan-peralatan riset operasi dalam tabel tersebut telah terjadi sangat cepat selama dekade
terakhir ini, terutama bidang simulasi komputer dan pengolahan data elektronik. Sejalan
dengan perkembangan teknik-teknik pembuatan keputusan, efisiensi pemecahan masalah-
masalah yang dprogram dan kualitas pemecahannya juga telah meningkat. Dan banyak
masalah-masalah yang tidak diprogram sebelumnya telah menjadi diprogram. Di lain pihak,
teknik-teknik pemecahan masalah empirik (heuristic) bagi pembuatan keputusan yang tidak
diprogram tidak berkembang dengan pesat, dan penggunaannya semakin menyempit.
Keputusan – keputusan dengan kepastian, risiko dan ketidakpastian. Para manajer
membuat keputusan-keputusan sekarang adalah bagi kegiatan – kegiatan yang akan
dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai diwaktu yang akaan datang. Tingkat
ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu , manajer akan
menghadapi tiga macam situasi :kepastian, risiko, dan ketidakpastian .
Dalam kondisi kepastian (certainty) para manajer mengetahui apa yang akan terjadi
diwaktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat
diukur sebagai dasar keputusan .
Dalam kondisi risiko (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap
kemungkinan hasil ,tetapi informasi lengkap tidak tersedia .Sedangkan dalam kondisi
ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas bahkan mungkin tidak
mengetahui kemungkinan hasil-hasil kondisi-kondisi ketidakpastian pada umumnya
menyangkut keputusann-keputusan kritis dan paling menarik.

4. Manajer sebagai Pengambil Keputusan


Pada dasarnya, ada empat gaya pengambilan keputusan yang diterapkan oleh manajer
sewaktu mereka membuat keputusan, yaitu:
1. Gaya Pengarahan

Gaya pengarahan memiliki toleransi yang rendah terhadap ambiguitas (kurang dapat
menerima dan memproses informasi atau kondisi yang tidak jelas, samar-samar, atau
bermakna ganda) dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Gaya ini mendorong efisiensi
dan logis, dimana keputusan dibuat secara cepat dan fokus pada sasaran jangka pendek.
Namun, kecepatan dan efisiensi dalam membuat keputusan sering mengakibatkan
pengambilan keputusan dengan informasi yang relatif minimum dan mempertimbangkan
sedikit alternatif.
2. Gaya Analitis
Gaya analitis memiliki toleransi terhadap ambiguitas yang jauh lebih tinggi dari pada gaya
mengarahkan, dimana pengambilan keputusan memerlukan lebih banyak informasi dan
alternatif. Gaya pengambilan keputusan ini cenderung hati-hati, dan memiliki kemampuan
untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang unik. Sama seperti gaya mengarahkan, gaya
analitis juga bersikap rasional dalam cara berpikirnya.
3. Gaya Konseptual

Individu-individu dengan gaya ini cenderung memiliki pandangan yang amat luas sehingga
akan melihat banyak alterntif. Mereka fokus pada sasaran jangka panjang dan memiliki
kemampuan yang sangat baik (kreatif) dalam menemukan solusi atas sejumlah masalah. Gaya
ini juga dicirikan oleh toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas dan cara berfikir intuitif.
4. Gaya Perilaku

Individu-individu gaya perilaku ini cenderung sangat baik dalam bekerja sama dengan orang
lain. Mereka menaruh perhatian terhadap kinerja atau prestasi bawahan dan sangat senang
menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka melakukan rapat sebagai sarana untuk
berkomunikasi dan berusaha menghindari konflik. Para pengambil keputusan yang bergaya
perilaku sangat memperhatikan penerimaan oleh orang lain atas keputusan yang dibuatnya.

Keterlibatan Bawahan dalam Pembuatan Keputusan


Para mananajer akan sulit untuk membuat keputusa-keputusan tanpa melibatkan para
pahlawan .keterlibatan ini dapat formal seperti penggunaan kelompok dalam pembuatan
keputusan atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.Bantuan para bawahan
dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan.

Kesimpulan
Pada dasarnya pembuatan keputusan merupakan pilihan dari beberapa alternatif. Dalam
pembuatan keputusan melalui serangkaian proses diantaranya yaitu mengidentifikasi,
menganalisa, mengembangkan alternatif-alternatif, mengevaluasi alternatif-alternatif,
memutuskan salah satu alternatif terbaik yang dilanjutkan dengan keputusan, dan
mengevaluasi hasil keputusan. Ada beberapa tipe yang biasa digunakan oleh manajer ketika
membuat sebuah keputusan yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang telah rutin terjadi dan dilakukan, seperti jadwal
ujian dan lain sebagainya. sedangkan keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang
jarang terjadi dan bersifat khusus, sehingga perlu penanganan secara khusus pula.
Selanjutnya, dalam membuat sebuah keputusan manajer biasanya menggunakan berbagai
macam gaya seperti gaya pengarahan, gaya analitis, gaya konseptual, dan gaya perilaku.
Ketika manajer dihadapkan oleh suatu masalah yang tidak terduga maka manajer perlu
membuat suatu keputusan yang dinamakan sebagai keputusan tentatif. keputusan juga erat
kaitannya dengan proses perencanaan, dimana serangkaan perencanaan yang telah dibuat
pada dasarnya tujuan akhirnya adalah adanya suatu keputusan atau disebut juga sebagai
keputusan terencana.
Referensi
Handoko, T Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta. BPFE
Anzizhan, Syafaruddin. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta. Grasindo.

Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono, & Machmudin
Eka P. 2008. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Jakarta. Salemba Empat.
http//hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/gaya-pengambilan-keputusan.html

Anda mungkin juga menyukai