Anda di halaman 1dari 11

JASA PENJAMINAN

Jasa Penjaminan (Assurance Services)

Jasa Penjaminan adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi


bagi para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia
jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang
diperiksa. Individu-individu yang bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan
jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang
digunakan sebagai dasar keputusannya.

Profesional yang memberikan atau menyediakan jasa penjaminan harus memiliki  


kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya. Jasa
penjaminan dapat dibrikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen atau berbagai
profesi lain. Contoh jasa penjaminan yang disediakan oleh profesi lain (selain yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik) adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi
konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan radio
(radio rating). Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat tersebut sangat
dipercaya oleh masyarakat atau perusahaan yang bermaksud memasang iklan di televisi dan
radio, terutama karena sifatnya yang independen.

Jasa penjaminan bukan merupakan jasa baru yang diperlukan oleh masyarakat. Profesi
akuntan publik atau auditor independen telah lama menyediakan jasa penjaminan tentang
informasi laporan keuangan historis kepada masyarakat. Jasa penjaminan ini lebih dikenal
dengan jasa auditor. Akhir-akhir ini, profesi akuntan publik atau auditor independen
Indonesia semakin sering mendapat penugasan untuk memberikan jasa penjaminan atas
informasi, seperti misalnya penjaminan tentang peramalan keuangan perusahaan dan
penjaminan tentang  pengawasan  web site. Salah satu jenis jasa penjaminan yang diberikan
oleh profesi akuntan publik atau auditor independen adalah jasa atestasi.

 Jasa Atestasi

Jasa Atestasi merupakan salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan
publik. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP
mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.

Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

1.      Audit atas laporan keuangan historis.

Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan
tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.

2.      Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Di Amerika Serikat, untuk sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan
keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.

3.      Telaah (review) laporan keuangan historis.

Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan


tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang
moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan
tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.

4.      Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.

Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi


tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan
perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-
jenis assurance ini. Banyak fungsi bisnis, seperti pemesanan dan pembayaran, sekarang
dilakukan melalui Internet atau secara langsung antarkomputer dengan
menggunakanelectronic data interchange (EDI). Oleh karena transaksi dan informasi dipakai
bersama secara onlinedan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi
lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang
melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akan assurance ini.

5.      Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan.

Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya. Dalam setiap kasus,
organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah asersi sebelum akuntan dapat memberikan
atestasi. Sebagai contoh, apabila bank meminjamkan uang kepada suatu perusahaan, maka
perjanjian pinjaman itu mungkin mengharuskan perusahaan menugaskan seorang akuntan
untuk memberikan kepastian tentang ketaatan perusahaan pada ketentuan keuangan
menyangkut pinjaman itu.
SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN
1. Sejarah Fungsi Audit Pengauditan telah dimulai sejak abad kelima belas. Tahun kelahiran
pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat
diketahui bahwa pada sekitar abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunaan di Inggris. Mesipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi
pada abad ini. a. Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1990 Kelahiran fungsi pengauditan di
Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh
Inggris pada paruh kedua abad kesembilan belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk
laporan dan prosedur audit sebagaimana yang berlaku di inggris. Perusahaanperusahaan public di
Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut dengan Companies Act .
Menurut undang-undang tersebut, semua perusahaan public harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai
diekspor ke Amerika Serikat bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan
di Amerika Serikat tidak sama dengan peratuan di Inggris. Sebagaimana disebutkan diatas di Inggris
semua perusahaan public wajib diaudit sedangkan di Amerika Serikat perusahaan tidak wajib diaudit.
Keharusan untuk diaudit dating dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut dengan Securities
and Exchange Commision (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor
atas laporan keuangan. Tidak adanya peraturan dan perundang-undangan yang mengharuskan audit
atas laporan yang dibrikan kepada para pemegang saham, menjadikan audit pada abad keembilan
belas menjadi beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula audit atas
semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor
biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan, dan laporan
hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada para pemegang
saham. Pemberian laporan keapada pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para
manajer perusahaan hanya menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kekeliruan dan
kecurangan dalam pencatatan tidak terjadi. b. Perkembangan di Abad Keduapuluh Memasuki abad
keduapuluh, revolusi industry kira-kira telah berumur 50 tahun dan selama masa itu jumlah
perusahaan industry telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin
bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan seorang pemegang saham
baru tidak mengetahui makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda banyak pihak
termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka memahami bahwa pendapat
auditor adalah jaminan keakuratan pelaporan keuangan. Profesi akuntansi di Amerika berkembang
dengan pesat setelah Perang Dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor
masih terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal
Reserve Buletin yang yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute
of Accountant (yang kemudian berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountant
atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi seragam, tetapi
tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan
teknis ini merupakan pernyataaan pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika
Serikat dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad keduapuluh. Pada awalnya, para
akuntan public menyusun laporan keuangan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi pada tahun
50 terakhir profesi profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan oleh
AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga
pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan,
melainkan merupakan proses pengambilan keputusan altenatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih
auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu,
auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut. 2.
Perumusan Standar Audit di Indonesia Di Indonesia melalui organisasi profesi IAI pada tahun
mengadaptasi10 generally auditing standards- GAAS yanga disusun oleh AICPA (1947). Tahun
tersebut standar audit yang diadaptasi IAI dinamakan dengan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).
Penyempurnaan terus dilakukan oleh IAI terhadap NPA pada tahun 1986 dan 1992. Tahun 1994 IAI
mencoba berbenah diri dengan mengadopsi materi yang tercantum dari AICPA professional Standards
as of June 1, 1993, dan The International Federation of Accountants (IFAC) dalam penyusunan
Standar Profesional Akuntan Publik. Standar auditing merupakan pedoman bagi audit atas laporan
keuangan historis. 10 standar rinci yang terdapata dalam standar audit dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan kata lain PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari
masing-masing standar audit. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman utama terhadap
Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan IAI bersifat wajib bagi anggota IAI yang berpraktik
akuntan publik. Efektivitas standar audit sangat ditentukan oleh pemahaman dan kepatuhan akuntan
publik terhadap aturan yang digariskan dalam standar ini. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) selaku
organisasi profesi untuk meningkatkan kinerjanya maka dikeluarkan Standar Profesional Akuntan
Publik. Norma Pemeriksaan Akuntan yang dikeluarkan sebelum SPAP merupakan landasan
konseptual bagi SPAP., di mana Norma Pemeriksaan Akuntan ini mengalami pemutakhiran sebanyak
4 kali (IAI, 1994: 001): a. Tahun 1973 diterbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan yang terdiri 15 bab.
b. Tahun 1986 dilakukan pemutakhiran terhadapan terbitan pertama dengan menambah dua suplemen.
c. Tahun 1990 pemutakhiran kedua terhadap Norma Pemeriksaan Akuntan dengan menambah satu
suplemen (suplemen 3, Laporan akuntan mengenai laporan keuangan komparatif) dan satu pedoman
audit industri khusus (pedoman khusus pemeriksaan koperasi). d. Tahun 1992 menerbitkan
pemutakhiran ketiga terhadap NPA dengan menambah 9 suplemen (suplemen 4 sampai suplemen 12)
dan interprestasi NPA. Standar Profesional Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh komite yang
dibentuk oleh IAI sebagai mutu pekerjaan akuntan publik ada 4, yaitu: a) Standar auditing yang
merupakan pedoman atas laporan keuangan historis. b) Standar atestasi c) Standar jasa akuntansi dan
review d) Pedoman audit industri khusus 3. Standar Auditing Standar auditing merupakan salah satu
standar yang dikeluarkan IAI khususnya oleh Dewan standar audit yang disebut dengan Pernyataan
Standar Auditing (PSA). Namun sebelum diterbitkannya naskah usulan (exposure draft) tersebut
disebarkan secara meluas ke kantor akuntan publik, Bapepam, Akuntan pendidik, dan pihak lainnya
guna untuk mendapatkan tanggapan. Exposure draft dan tanggapan yang dihimpun oleh Dewan
Standar Audit akan di bawa ke diskusi terbuka sebelum Exposure draft disahkan. Bila prosedur
tersebut dilaksanakan maka usulan tersebut menjadi suatu PSA dan kesahkan dari usulan tersebut
akan mengikat bagi semua akuntan publik. Dalam SPAP SA Seksi 150, standar auditing yang telah
ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: a. Standar Umum 1)
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b.
Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan. c. Standar Pelaporan 1) Laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2)
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4) Laporan audit
harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang mengenai sifat pekerjaan auditor, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
DEFINISI AUDIT
Audit adalah suatu kegiatan peninjauan ulang data-data yang konkrit pada sebuah laporan untuk
memastikan keakuratannya. Dalam proses audit, data atau informasi yang tertulis di dalam sebuah
laporan akan diperiksa secara mendetail dan memastikan tidak ada data yang melenceng. Audit
dilakukan agar data dan informasi pada laporan telah sesuai dengan kebenaran yang ada.
Audit juga bisa diartikan sebagai evaluasi atau pemeriksaan pada suatu organisasi, proses, sistem, atau
produk. Proses tersebut akan dilakukan oleh pihak yang berkompeten, objektif, serta tidak memihak
dan biasa dikenal dengan sebutan auditor. 
Pada umumnya, audit dilakukan guna mengevaluasi sebuah laporan keuangan, baik dalam skala
perusahaan atau perorangan. Kemudian, hasil dari proses tersebut dapat menjadi dasar yang
memengaruhi perusahaan ketika akan mengambil keputusan selanjutnya.
Keakuratan data dalam laporan perusahaan memiliki andil sangat besar dalam memengaruhi
perusahaan untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Sebagai contoh, satu kesalahan kecil dalam
sebuah laporan keuangan dapat membuat hasil akhir laporan tersebut menjadi tidak akurat. Hal ini
dapat memengaruhi kesalahan data yang berlanjut pada laporan keuangan di periode selanjutnya dan
kemampuan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis.
Contoh lainnya, saat pabrik semen melakukan audit pada laporan keuangan, dapat diketahui apakah
modal dari pembelian bahan baku telah sesuai dengan kenyataan dan tertulis dalam laporan tersebut.
Jika diketahui ada data yang ganjil, maka auditor dapat melakukan pemeriksaan dengan sedetail
mungkin untuk menguji kebenarannya. 
Hal tersebut perlu dilakukan karena berhubungan dengan data keuntungan dan kerugian perusahaan
dalam periode satu tahun tersebut. Jika memang ada pengeluaran yang tidak efektif atau pemasukan
yang tidak optimal, pihak perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai data dalam
laporan keuangan tersebut. 

JENIS AUDIT
Terdapat dua jenis audit yang bisa diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup kegiatan tersebut
dilakukan. Berikut penjelasannya:

Audit internal
Audit internal mengacu pada audit yang dilakukan oleh karyawan dan pemangku kepentingan
dalam organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi dan menilai apakah organisasi mengikuti
proses internal, norma, aturan, dan peraturan selain untuk menentukan apakah telah sesuai
dengan norma peraturan.

Memang, audit internal terkadang merupakan titik pemeriksaan pertama bagi organisasi
untuk menentukan apakah pembukuan mereka, proses operasional, dan infrastruktur TI atau
protokol keamanan sesuai dengan tujuan internal, keharusan strategis, dan persyaratan
peraturan eksternal.

Karena itu, harus dicatat bahwa alasan mengapa audit internal tidak dianggap lebih penting
daripada audit eksternal adalah karena mereka dilakukan oleh karyawan dan individu dalam
organisasi.

Kurangnya objektivitas dan ketelitian yang jelas selain dari kecenderungan untuk ” menutup-
nutupi ”, seringkali menimbulkan anggapan audit eksternal dianggap lebih dapat dipercaya.
Audit Eksternal
Audit eksternal dilakukan oleh lembaga dan perusahaan independen dan pihak ketiga yang
secara khusus ditugaskan untuk menilai dan mengevaluasi kepatuhan organisasi dengan
norma peraturan.

Lebih lanjut, beberapa organisasi juga mempekerjakan auditor eksternal untuk “menyimpan
cermin bagi diri mereka sendiri” dalam arti bahwa setiap kekurangan dan penyimpangan
dapat ditemukan yang sebaliknya tidak “terlihat” oleh pimpinan dan manajemen senior
selama menjalankan bisnis operasional sehari-hari.

Selain itu, audit eksternal juga wajib karena alasan peraturan dan kepatuhan serta karena
persyaratan pemegang saham yang mengamanatkan bahwa audit eksternal perlu dilakukan
setiap tahun, triwulanan, dan setengah tahunan untuk dipresentasikan dalam Rapat Umum
Tahunan, dan rapat Jajaran direktur.

Selain itu, audit eksternal mungkin juga diperlukan dalam kasus kontinjensi di mana
regulator yang mencurigai bahwa “ada sesuatu yang salah” di perusahaan mungkin
mewajibkan perusahaan tersebut untuk diaudit oleh auditor independen dan pihak ketiga
untuk memastikan “gambaran sebenarnya” dari keuangan. dan rincian operasional
perusahaan tersebut.

Audit Keuangan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, audit keuangan adalah bentuk audit yang paling umum
karena berbagai alasan termasuk fakta bahwa bisnis ada untuk menghasilkan uang dan
mengembalikan keuntungan serta menghasilkan kekayaan bagi pemegang sahamnya.

Artinya, investor dan pemangku kepentingan lainnya harus mengetahui apakah bisnis
tersebut dijalankan dengan baik agar modalnya aman dan menghasilkan keuntungan yang
ditetapkan.

Selain itu, audit keuangan juga merupakan bentuk audit yang paling umum karena setiap
perbedaan dalam pembukuan mencerminkan kesalahan manajemen perusahaan selain
keuangan yang mempengaruhi hampir semua bidang operasional dan strategis perusahaan
dan bisnis mereka.

Audit keuangan juga menjadi poin evaluasi pertama apakah perusahaan menyatakan
kebenaran dan apakah mereka menyembunyikan atau menutupi beberapa aspek yang dapat
diungkap dan diungkap dalam audit forensik.

Audit Strategis, Operasional, dan TI


Karena itu, ada jenis audit lain seperti audit operasional, strategis, dan TI yang menjadi
populer dalam beberapa tahun terakhir terutama karena meningkatnya kompleksitas proses
organisasi serta infrastruktur TI dan pasar eksternal yang serba cepat yang membutuhkan
evaluasi apakah organisasi menyelaraskan proses dan strategi internal mereka dengan
penggerak dan keharusan strategis eksternal.
audit TI sedang diupayakan untuk menilai dan mengevaluasi kesiapan infrastruktur dan
sistem TI organisasi serta proses TI untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang dinyatakan
selain untuk dapat menahan risiko TI dan pelanggaran keamanan.

Memang, dengan meningkatnya sifat, jenis, dan variasi risiko TI serta semakin kompleksnya
infrastruktur TI, audit TI kini telah menjadi hal yang biasa seperti audit keuangan dan
operasional karena pemangku kepentingan internal dan eksternal perlu mengetahui apakah
infrastruktur TI organisasi sesuai dengan standar dan apakah mampu memenuhi tujuan dan
sasaran yang ditetapkan.

Jenis-jenis Auditor
 Auditor Internal

Auditor internal adalah seorang auditor yang bekerja untuk suatu instansi atau perusahaan. Adapun
beberapa tugas dari auditor internal adalah memeriksa dokumen keuangan internal perusahaan namun
hanya dalam ruang lingkup yang cukup terbatas, dan juga bekerja untuk meningkatkan akurasi data
keuangan perusahaan.

 Auditor Independen

Auditor independen adalah anggota kantor akuntan publik yang bekerja secara eksternal untuk melayani
masyarakat publik yang sedang membutuhkan jasa audit. Auditor independen tidak boleh dipengaruhi
oleh pihak luar atau pihak mana pun. CPA adalah julukan untuk auditor independen di luar negeri.

 Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah seorang auditor yang bekerja melayani lembaga-lembaga atau perusahaan
milik pemerintah. Beberapa tugas yang harus dikerjakan bagi auditor pemerintah antara lain adalah
untuk mengawasi aliran keuangan dan praktek di lembaga atau instansi pemerintahan.

 Auditor Forensik

Auditor forensik merupakan auditor yang bekerja di bidang spesialisasi dalam bidang kriminal keuangan.
Pekerjaan yang biasa mereka lakukan adalah cenderung di dalam pemeriksaan dokumen-dokumen
terkait dengan berbagai tindakan kriminal, seperti money laundry dan pelacakan sumber uang berasal.

 Auditor Pajak

Auditor Pajak merupakan auditor di bawah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan
Republik Indonesia. Auditor ini memiliki tugas khusus untuk melakukan audit terhadap para wajib pajak
tertentu apakah telah melakukan kewajibannya sesuai peraturan perundangan yang berlaku atau belum.

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP_DAN ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK)

A.KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling
lama 6 bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP
dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya. Lebih dari 40.000 kantor akuntan
publik terdapat di  Amerika Serikat, mulai yang dari beranggotakan seorang auditor hingga lebih dari
30.000 partner dan staf. Accounting Today setiap tahunnya menerbitkan daftar 100 perusahaan
akuntan terbesar. Empat ukuran kategori digunakan untuk mendeskripsikan kantor akuntan publik
yaitu:
1. Lima bersar perusahaan internasional
Lima perusahaan akuntan publik terbesar di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan perusahaan
akuntan publik internasional “The Big Five”. Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang berada pada
lima urutan pertama yaitu:
-          Pricewaterhouse Coopers,
-          Deloitte & Touche,
-          KPMG,
-          Ernst & Young,
-          Andersen.
Kelima perusahaan ini memiliki kantor-kantor di seluruh AS dan di banyak kota lainnya di seluruh
dunia. Perusahaan akuntan publik The Big Five mengaudit hampir semua perusahaan terbesar baik
yang ada di AS maupun di seluruh dunia, serta mengaudit pula banyak perusahaan yang berskala
kecil.

2. Perusahaan nasional
Tiga kantor akuntan publik di AS dikenal sebagai perusahaan nasional karena mereka memiliki
kantor-kantor pada mayoritas kota besar di AS. Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang ada pada
urutan ke-6 hinggan ke-8 yaitu:
-          Grant Thornton
-          BDO Seidman
-          RSM McGladrey
Perusahaan-perusahaan tersebut berskala besar tetapi tidak sebesar The Big Five. Perusahaan-
perusahaan nasional memberikan jenis jasa yang sama dengan jenis jasa yang ditawarkan oleh  The
Big Five serta bersaing secara terbuka dengan mereka dalam memperebutkan para klien. Setiap
perusahaan nasional berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan di negara lain sehingga mereka pun
memiliki kapabilitas internasional.

3. Perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala besar.


Terdapat hanya sekitar 100 kantor akuntan publik yang memiliki staf profesional lebih dari 50
personil. Beberapa bahkan hanya memiliki sebuah kantor saja dan terutama melayani klien-klien di
daerah sekitarnya saja. Beberapa perusahaan lainnya memiliki sejumlah kantor dalam suatu negara
bagian atau daerah tertentu serta melayani para klien dalam wilayah yang lebih luas. Contoh
perusahaan regional adalah:
-          Crowe, Chizek & Co.
-          Moss Adams
-          Plante & Moran
Contoh perusahaan lokal berskala besar:
-          Frank, Rimerman & Co.
-          Klayman & Korman
Perusahaan-perusahaan regional terbesar tidaklah secara dramatis berskala lebih rendah daripada
ketiga perusahaan nasional. Perusahaan regional dan perusahaan lokal berskala besar saling
berkompetisi memperebutkan klien dengan kantor akuntan publik lainnya, termasuk bersaing dengan
perusahaan The Big Five dan perusahaan nasional. Sebagian besar perusahaan regional dan
perusahaan lokal berskala besar berafiliasi dengan asosiasi kantor akuntan publik agar dapat saling
berbagi berbagai sumber daya seperti informasi teknis dan pendidikan berkelanjutan. Banyak pula
dari perusahaan-perusahaan ini memiliki hubungan internasional.

4. Perusahaan lokal berskala kecil


Lebih dari 95 persen dari total kantor akuntan publik di AS hanya memiliki kurang dari 25 profesional
dalam sebuah kantor. Mereka melakukan proses audit serta jasa-jasa lainnya yang terkait terutama
bagi bisnis-bisnis yang berskala lebih rendah serta bagi entitas nirlaba, walaupun demikian beberapa
kantor memiliki satu atau dua klien yang sahamnya dimiliki publik. Banyak pula perusahaan lokal
berskala kecil yang tidak melakukan audit tetapi memberikan jasa akuntansi dan perpajakan bagi para
kliennya

B.ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Indonesian Institute of Accountants) adalah organisasi profesi akuntan
di Indonesia. Kantor sekretariatnya terletak di Graha Akuntan, Menteng, Jakarta. Pada waktu
Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof.
Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia
pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go
Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof.
Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia.

Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas
Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan
tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan
Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk
menanyakan pendapat mereka.

Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki
Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris.
Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju. Perkumpulan
yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957,
yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

 Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo


 Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem
 Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
 Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe
 Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)
Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

 Dr. Abutari
 Tio Po Tjiang
 Tan Eng Oen
 Tang Siu Tjhan
 Liem Kwie Liang
 The Tik Him
 Ketika itu, tujuan IAI adalah: 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi
mutu pendidikan akuntan. 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
 Sekarang IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan
perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha
yang mengalami perkembangan pesat.

 Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak
lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga
upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan
kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai