Anda di halaman 1dari 12

SAP 13 (SAMPLING AUDIT)

1. PERLUNYA SAMPLING DALAM AUDIT


Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok
transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok
transaksi tersebut.
Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang
membentuk saldo akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor mungkin
hanya memeriksa beberapa transaksi dari suatu saldo akun atau kelompok untuk
memperoleh pemahaman atas sifat operasi entitas atau memperjelas pemahaman atas
pengendalian intern entitas. Audit sampling ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan
umum, yaitu :
1) Tidak menggunakan statistik (nonstatistik) dan
2) Menggunakan statistik.
Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan
profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam
menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam
penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.
Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu
pihakpun yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari
yang lain. Sampling dipergunakan untuk menginferensi karakteristik dari populasi.
Keuntungan dari sampling itu sendiri adalah :
1) Menghemat sumber daya: biaya,waktu, tenaga
2) Kecepatan mendapatkan informasi (up date)
3) Ruang lingkup (cakupan) lebih luas
4) Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam
5) Pekerjaan lapangan lebih mudah disbanding cara sensus.

Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk :


1) Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material
2) Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu
2. CARA MELAKUKAN SAMPLING
A. Tahapan Sampling Audit
Langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:
1. Menyusun Rencana Audit
Kegiatan sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada tahap
ini ditetapkan:
a) Jenis pengujian yang akan dilakukan, karena berpengaruh pada jenis
sampling yang akan digunakan. Pada pengujian pengendalian biasanya
digunakan sampling atribut, dan pada pengujian substantif digunakan
sampling variabel.
b) Tujuan pengujian, pada pengujian pengendalian untuk meneliti derajat
keandalan pengendalian, sedangkan pengujian substantif tujuannya
meneliti kewajaran nilai informasi kuantitatif yang diteliti.
c) Populasi yang akan diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan
pengujian yang akan dilakukan.
d) Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama yang
diperlukan untuk menentukan unit sampel dan membuat simpulan hasil
audit, seperti tingkat keandalan, toleransi kesalahan, dan sebagainya.
2. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel\
Jika digunakan metode sampling statistik, unit sampel ditetapkan dengan
menggunakan rumus/formula statistik sesuai dengan jenis sampling yang
dilakukan. Pada tahap ini hasilnya berupa pernyataan mengenai jumlah unit
sampel yang harus diuji pada populasi yang menjadi objek penelitian.
3. Memilih Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah
memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling statistik,
pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random).
4. Menguji Sampel
Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus
diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut.
Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel
tersebut.
5. Mengestimasi Keadaan Populasi
Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor melakukan
evaluasi hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai keadaan populasi.
Misalnya berupa estimasi tingkat penyimpangan/kesalahan, estimasi nilai
interval populasi, dan sebagainya.
6. Membuat Simpulan Hasil Audit
Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor membuat
simpulan hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan dengan
memperhatikan/ membandingkan derajat kesalahan dalam populasi dengan batas
kesalahan yang dapat ditolerir oleh auditor. Jika kesalahan dalam populasi masih
dalam batas toleransi, berarti populasi dapat dipercaya. Sebaliknya, jika
kesalahan dalam populasi melebihi batas toleransi, populasi tidak dapat
dipercaya.

B. Sampling Audit Statistik dan Non Statistik


Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit yang dapat dipilih auditor
untuk memperoleh bukti audit kompeten yang memadai yaitu Sampling Statistik dan
Sampling Non Statistik.
1) Sampling Statistik
Guy (1981) menyatakan bahwa sampling statistik adalah penggunaan rencana
sampling (sampling plan) dengan cara sedemikian rupa sehingga hukum probabilitas
digunakan untuk membuat statement tentang suatu populasi. Ada dua syarat yang harus
dipenuhi agar suatu prosedur audit bisa dikategorikan sebagai sampling statistik.
Pertama, sampel harus dipilih secara random. Random merupakan lawan arbritrari atau
judgemental. Seleksi random menawarkan kesempatan sampel tidak akan bias. Kedua,
hasil sampel harus bisa dievaluasi secara matematis. Jika salah satu syarat ini tidak
terpenuhi maka tidak bisa disebut sebagai sampling statistik. Berikut digambarkan tipe
sampling audit syarat pengkategorian tipe-tipe tersebut.

Untuk memilih sampel secara random ada beberapa metode yang bisa digunakan :
a) Simple Random Sampling. Menggunakan pemilihan random untuk
memastikan bahwa tiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama
dalam pemilihan. Tabel bilangan acak dapat dipakai untuk mecapai
kerandoman (randomness).
b) Stratified Random Sampling. Membagi populasi dalam kelompok-kelompok
(grup/stratum) dan kemudian melakukan pemilihan secara random untuk tiap
kelompok. Kelebihan metode ini, pertama, pemilihan sampel bisa
dihubungkan dengan item kunci, serta bisa menggunakan teknik audit
berbeda untuk tiap stratum. Kedua, stratifikasi meningkatkan reliabilitas
sampel dan mengurangi besarnya sampel (sample size) yang dibutuhkan. Jika
sampel yang homogen dikelompokkan maka keefektifan dan keefisienan
sampel bisa ditingkatkan.
c) Systematic Sampling. Menggunakan random strart point kemudian memilih
tiap populasi ke n. Kelebihan utama metode ini adalah penggunaannya
mudah. Namun problem utama adalah kemungkinan masih timbul sampel
yang bias (Guy, 1981).
d) Sampling Probability Proportional to Size (Dollar Unit Sampling). Memilih
sampel secara random sehingga probabilitas pilihan langsung terkait dengan
nilai (size). Dengan metode ini unit yang nilai tercatatnya besar secara
proporsional akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terpilih daripada
unit yang nilai tercatatnya kecil.

Menurut Halim (2001) sampling statistik memerlukan lebih banyak biaya


daripada sampling nonstatistik. Alasannya karena harus ada biaya yang dikeluarkan
untuk training bagi staf auditor untuk menggunakan statistik dan biaya pelaksanaan
sampling secara statistik. Namun tingginya biaya sampling statistik dikompensasi
dengan tingginya manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik.
Sedang menurut Guy (1981) ada empat kelebihan sampling statistik, yaitu :
a. Memungkinkan auditor menghitung reliabilitas sampel dan risiko berdasarkan
sampel.
b. Mengharuskan auditor merencanakan sampling dengan lebih baik (more
orderly manner) dibandingkan dengan sampling non statistic
c. Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated,
dengan risiko yang hendak diterima terukur secara matematis.
d. Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai
populasi sampel.

2. Sampling Non Statistik


Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan kriteria subyektif berdasarkan pengalaman auditor. Guy (1981)
mendefinisikan sampling yang sampelnya dipilih secara subyektif, sehingga proses
pemilihan sampel tidak random dan hasil penyampelan tidak dievaluasi secara
matematis. Ada beberapa metode pemilihan sampel yang dikategorikan dalam sampling
non statistik, sebagai berikut :
1) Haphazard sampling. Auditor memilih sampel yang diharapkan representatif
terhadap populasi lebih berdasar judgement individu tanpa menggunakan
perandom probabilistik (misalnya semacam tabel bilangan random). Untuk
menghindari bias, sampel dipilih tanpa memperhatikan ukuran, sumber, atau
ciri-ciri khas lainnya (Arrens dan Loebbecke, 2000). Tetapi kelemahan utama
metode ini adalah kesulitan untuk benar-benar menghilangkan bias pemilihan.
2) Block sampling. Menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen populasi
secara berurut. Bila satu item dalam blok terpilih maka secara berurut item-item
berikutnya dalam blok akan terpilih dengan otomatis. Metode ini secara teoritis
merupakan metode pemilihan sampel yang representatif namun jarang
digunakan karena tidak efisien. Waktu dan biaya untuk memilih sampel yang
memadai agar representatif terhadap populasi sangat mahal (Guy dan
Carmichael, 2001).
3) Systematic sampling. Menggunakan start point yang ditentukan secara
judgement kemudian memilih tiap elemen populasi ke n. Sampel dipilih
berdasarkan interval yang ditentukan dari pembagian jumlah unit dalam populasi
dengan jumlah sampel.
4) Directed sampling. Menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen
bernilai (high value) atau elemen yang diyakini mengandung error. Auditor
tidak mendasarkan pada pemilihan yang mempunyai kesempatan sama
(probabilistik), namun lebih menitik beratkan pemilihan berdasarkan kriteria.
Kriteria yang biasa digunakan adalah:
- Item-item yang paling mungkin mengandung salah saji.
- Item-item yang memiliki karakteristik populasi tertentu.
- Item yang mempunyai nilai tinggi (large dollar coverage).

Dibanding sampling statistik, judgement atau sampling non statistik sering


dikritik karena secara berlebihan mengandalkan intuisi dan juga sering secara irasional
dipengaruhi faktor-faktor subyektif. Kecukupan ukuran sampel tidak bisa secara
obyektif ditentukan. Misalnya reaksi personal auditor terhadap karyawan klien, proses
pengadilan, dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penugasan bisa sangat
mempengaruhi ukuran sampel (Guy, 1981). Namun demikian terlepas dari
kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut, sampling non statistik yang direncanakan
secara tepat akan dapat seefektif sampling statistik. Banyak situasi yang membuat
judgement sampling lebih sesuai dari pada sampling statistik. Harus dicatat bahwa
sampling statistik merupakan alat yang berguna untuk sebagian, tidak semua situasi.
Apakah sampling statistik harus digunakan, tergantung dari keputusan, tujuan audit,
pertimbangan cost diferensial (dibandingkan dengan judgement sampling) serta trade-
offs antara biaya dan manfaat yang didapat dalam pengauditan.

C. Tehnik Sampling Statistik


Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa terdapat dua tehnik sampling
statistik, yaitu: sampling atribut dan sampling variabel serta tehnik gabungan antara
keduannya.
1. Sampling Atribut
Yang dimaksud dengan sampling atribut adalah suatu metode untuk melakukan
perkiraan atau estimasi terhadap sebagian dari populasi yang mengandung karakter atau
atribut tertentu yang menjadi perhatian atau menjadi tujuan audit seorang auditor.
Sampling ini terutama digunakan dalam pengujian-pengujian pengendalian intern.
Sampling atribut digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai tingkat kejadian di
dalam populasi, dan biasanya digunakan untuk menguji tingkat ketaatan terhadap
prosedur di dalam populasi, dan biasanya digunakan untuk menguji tingkat ketaatan
terhadap prosedur di dalam sistem pengendalian intern sebagai sarana untuk mengetahui
apakah ketentuan-ketentuan yang dibuat manajemen telah ditaati.
Sebagai contoh misalnya auditor ingin menentukan prosentase banyaknya bukti
pembayaran yang tidak didukung dengan bukti-bukti tertentu atau tidak diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang. Untuk menguji pengendalian intern tersebut auditor dapat
menggunakan salah satu dari tiga metode sampling, yaitu estimasi atribut (sampling
fixed-sample-size), sampling sekuensial (sampling atribut keputusan atau stop or go
sampling) dan sampling temuan (discovery sampling). Langkah-langkah dalam
sampling atribut:
a. Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor.
b. Definisikan populasi dan satuan atau unit samplingnya.
c. Definisikan atribut yang menjadi objek pengukuran dan apa yang dimaksudkan
dengan penyimpangan.
d. Tentukan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir.
e. Buat estimasi atau perkiraan mengenai tingkt penyimpangan di dalam populasi,
yaitu jumlah penyimpangan di dalam sampel dibagi dengan besarnya sampel
f. Tentukan tingkat keyakinan, biasanya dalam presentase.
g. Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Risiko data yang dapat diterima
- Tingkat kesalahan yang dapat ditolelir
- Perkiraan mengenai tingkat penyimpanga dalam populasi
- Pengaruh besarnya populasi
- Metode sampling yang digunakan, apakah sampling fixed-sample-size,
sampling sekuensial, atau sampling temuan
h. Pilih sampel secara acak
i. Lakukan prosedur audit
j. Lakukan evaluasi hasil audit sampel pada langkah 9 dengan cara sebagai
berikut:
- Hitung tingkat penyimpangan
- Pertimbangkan risiko sampling
- Pertimbangkan aspek kualitatif dari penyimpangan tersebut
- Buat kesimpulan secara menyeluruh mengenai pengendalian intern.
2. Sampling Variabel
Yang dimaksud dengan sampling variabel adalah suatu metode yang digunakan
untuk melakukan perkiraan atau estimasi terhadap nilai yang sebenarnya dari saldo
suatu akun atau untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan. Sampling ini
terutama digunakan dalam pengujian substantif guna menentukan tingkat dapat
diandalkanya suatu jumlah dalam suatu akun, dan dapat dilakukan dengan salah satu
dari beberapa metode sebagai beriut:
1) estimasi satuan nilai tengah,
2) estimasi selisih,
3) estimasi perbandingan, dan
4) estimasi regresi.
Keempat metode ini dapat dilakukan dengan stratifikasi atau tanpa stratifikasi.
Sampling stratifikasi adalah suatu metode sampling yang membagi-bagi populasi
menjadi dua atau lebih sub populasi yang disebut dengan istilah strata, dan sampel
kemudian dipilih dari masing-masing strata tersebut, dan masing-masing strata ini
selanjutnya diaudit secara terpisah.
Pada umumnya sampling variabel dapat digunakan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a) Dalam pengujian substantif, yang dimaksudkan untuk menentukan kewajaran
nilai buku suatu akun.
b) Untuk membuat estimasi mengenai nilai saldo suatu akun atau suatu kelas
tertentu dari transaksi-transaksi yang berkaitan seperti taksiran saldo piutang
atau taksiran total penjualan untuk suatu periode tertentu.

Secara lebih spesifik Vasarhelyi dan Lin (1990) menyatakan bahwa sampling
variable ini dapat diterapkan oleh auditor untuk melakukan pekerjaan audit berkenaan
dengan hal-hal sebagai berikut:
a) Pengujian akun piutang
b) Pengujian jumlah kuantitas, harga dan nilai persediaan.
c) Penggantian metode penilaian persediaan dari metode FIFO ke LIFO.
d) Pengujian jumlah penambahan aktifa tetap
e) Pengujian terhadap transaksi-transaksi untuk menentukn besarnya nilai transaksi
yang tidak didukung oleh bukti yang memadai.

Meskipun banyak hal yang bersifat kuantitatif yang dapat dicakup dengan
sampling variabel, metode ini hanya dapat digunakan apabila estimasi penyimpangan
baku dari populasi dapat diketahui. Di samping itu, sampling ini juga bergantung pada
karakteristik atau sifat-sifat statistik distribusi normal. Selain pengklasifikasian berupa
sampling variabel tanpa stratifikasi dan sampling variabel dengan stratifikasi, sampling
variabel dan biasanya dikategorikan menjadi empat metode sebagai berikut:
1) estimasi satuan nilai tengah,
2) estimasi selisih,
3) estimasi perbandingan, dan
4) estimasi regresi.

Langkah-langkah dalam sampling variabel:


a) Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor
b) Definisikan populasi dan satuan unit samplingnya
c) Definisikan atau tentukan tingkat keyakinan
d) Estimasikan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir
e) Tentukan besarnya risiko alfa dan risiko beta
f) Pilih dan periksasampel pendhuluan secara acak.
g) Perhatikan variasi di dalam populasi
h) Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Risiko alfa dan risiko beta yang dapat diterima
- Kesalahan maksimum yang dapat ditolelir
- Perkiraan mengenai simpangan baku populasi
- Pengaruh besarnya populasi
i) Pilih dan periksa sampel tambahan
j) Lakukan prosedur audit
k) Buat estimasi mengenai nilai akun atau nilai total populasi
l) Hitung rengtang keyakinan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel
m) Buat kesimpulan secara menyeluru mengenai hasil pemeriksaan sampel.
3. Monetary Unit Sampling
Metode ini merupakan gabungan dari sampling atribut dan sampling variabel
atau modifikasi dari sampling atribut, yaitu sampling atribut yang digunakan untuk
menyatakan suatu kesimpulan tentang nilai yang sebenarnya dari saldo suatu akun atau
untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan.
Langkah-langkah audit dalam sampling monetary unit sampling, sebagai
berikut:
1) Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor
2) Definisikan populasi dan satuan atau unit samplingnya
3) Estimasikan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir
4) Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Risiko data yang dapat diterima.
b) Tingkat kesalahan yang dapat ditolelir.
c) Perkiraan mengenai tingkat penyimpangan dalam populasi, apakah
kesalahannya 100% atau kurang.
5) Pilih sampel secara acak, secara sistematis atau dengan bantuan computer
6) Lakukan prosedur audit
7) Evaluasi hasil audit sampel dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Apakah tidak ada kesalahan yang dijumpai
b) Apakah kesalahan yang dijumpai 100%
c) Apakah kesalahan yang dijumpai kurang dari 100%
d) Aspek-aspek kualitatif dari penyimpangan tersebut
e) Aspek-aspek kuantitatif dari penyimpangan tersebut.
8) Buat kesimpulan secara menyeluruh mengenai pengendalian intern atau
pengujian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta :


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
RINGKASAN MATERI KULIAH
PENGAUDITAN I
SAP 13
Rabu, 18 April 2018

OLEH
Luh Siwi Padmini (1607531136) (23)
Ni Made Cesya Pratiwi (1607531139) (24)
Teresia Arta Pangestu (1607531141) (25)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM AKUNTANSI/REGULER
TAHUN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai