Anda di halaman 1dari 21

Definisi Pengauditan:

pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Jenis-jenis Audit:

Audit Laporan Keuangan

Audit Kesesuaian

Audit Oprasional

Jenis-jenis Auditor:

Auditor Pemerintah

Auditor Intern

Auditor Independen atau Akuntan Publik

Jasa-jasa Akuntan Publik


Jasa Atestasi

Audit atas Laporan Keuangan Historis

Review atas Laporan Keuangan Historis

Jasa Atestasi Lainnya

Jasa Non-Atestasi

Jasa Akuntansi

Jasa Perpajakan

Jasa Konsultasi Manajemen

Organisasi Profesi Akuntan Publik


Di Indonesia hanya ada satu yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Ada 4 Kompartemen:

Kompartemen Akuntan Publik

Kompartemen Akuntan Manajemen

Kompartemen Akuntan Pendidik

Kompartemen Akuntan Sektor Publik

Mengapa Pengauditan diperlukan:

conflict of interset (perbedaan kepentingan)

consequence

complexity

remoteness (keterbatasan akses)

Manfaat Ekonomis Auditing:

akses kepasar modal

biaya modal menjadi lebih rendah

pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan

perbaikan dalam pengendalian dan operasional

Keterbatasan Pengauditan

sampling audit

publikasi laporan keuangan auditan, beberapa bulan setelah tanggal neraca

laporan keuangan banyak estimasinya => auditor tidak bisa menambah kepastian
tentang laporan keuangan

Pihak-pihak yang berinteraksi dengan Auditor:


manajemen, dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, pemegang saham

DEFENISI AUDITING
Berikut defenisi audit/auditing dari beberapa ahli. 1.Reports of the committee on Basic
Auditing Concepts of the American Accounting Association
Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan
2. Mulyadi. Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
3. Alvin A.Arens dan James K. Loebbecke.
auditing is the accumulation and evaluation of evidence about in formation to determine
and report on the degree of correspondence between the in formation and established criteria.
Auditing should be done by a competent independent person.
Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen
dan kompeten.
4. Sukrisno Agoes , 2004

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi diatas adalah : a)suatu proses sistematis
artinya memiliki manajemen yang terstruktur dan terorganisir serta berlaku umum.
b)Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa asersi(pernyataan
formal manajemen tentang kondisi keuangan perusahaan) tanpa memandang siapa penyaji
laporan keuangan tersebut. c)Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi yang merupakan
subjek pokok auditing meliputi laporan keuangan,laporan operasi internal dan surat
pemberitahuan pajak. d)Derajat kesesuaian merujuk pada kedekatan dimana asaersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria ynag telah di tetapkan. e)Kriteria yang telah
ditetapkan adalah standar- standar yang digunakan sebagai acuan untuk menilai asersi.
f)Penyampaian hasil didapatkan melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara asersi dan standar yang ada. g)Pihak pihak yang berkepentingan ialah
mereka yang mengandalkan temuan temuan Auditor. Mereka adalah pemegang
saham,manajemen,kreditor,kantor pemerintah dan masyarakat luas.
Jadi bisa saya simpulkan bahwa Audit/auditing adalah sebuah proses logis terorganisir untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif suatu asersi dengan membandingkannya
dengan kriteria yang telah ditetapkan,dimana kemudian disampaikan dalam sebuah laporan
tertulis yang berguna bagi Pihak pihak yang bekepentingan.
JENIS JENIS AUDIT.
Pada umumnya ada 3 jenis audit yang menunjukkan karasteristik kunci defenisi diatas.
Yaittu :
1. Audit Laporan keuangan(financial statement audit) Audit laoran keuangan berkaitan
dengan kegiatan memperoleh bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah dilaporkan sesuai dengan
kriteria-kriteria akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit laporan keuangan diperlukan
untuk memfungsikan pasar sekuritas nasional guna menurunkan resiko insetor dan kreditor
mengambil keputusan dengan laporan keuangan yang bermutu rendah. Logika audit laporan
keuangan yang dikembangkan merupakan dasar bagi jenis audit lainnya.

2. Audit kepatuhan (compliance audit) Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan


memeperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau
operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan,atau peraturan tertentu.
Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini dapat berasal dari berbagia sumber,seperti
Manajer,kreditor,dan kontraktor. Laporan Audit jenis ini ditujukan kepada otoritas yang
menerbitkan kriteria tersebut.
3. Audit operasional(operational auidt) Audit operasional berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluai bukti-bukti tentang efisiensi efektifitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannyab dengan pencapaian tujuan tertentu. Audit ini juga disebut
dengan audit kinerja atau audit manajemen. Audit operasional sebagai bagian dari fungsi
pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan. Audit operasional berfokus pada evaluasi terhadap efisiensi
dan efektivitas organisasi. Dengan diterapkannya audit operasional maka Auditor dapat
melihat sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Lingkup audit operasional meliputi (a)
seluruh kegiatan dari Suatu departemen,cabang,atau divisi. (b) Suatu fungsi yang mungkin
merupakan fungsi lintas unit usaha seperti pemasaran atau pengolahan data. Secara khas
laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat pengukuran efisiensi dan efektifitas
saja,tapi juga memuat rekomendasi untuk peningkatan kinerja.
JENIS JENIS AUDITOR.
I. Auditor Independen (independent Auditor )
Auditor independen memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit diatas,dengan
pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan klien para Auditor independen berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi
laba,organisasi nirlaba,kantor pemerintahan atau perorangan. Seperti halnya profesi medis
dan hukum,Auditor independen bekerja berdasarkan imbalan (fee). Namun terdapat
perbedaan yang sangat besar diantara keduanya. Jika profesi hukum bekerja untuk
kepentingan atau berpihak kepada kliennya,seorang Auditor independen tidak boleh berpihak
atau mereka harus terbebas dari kepentingan klien.
II. Auditor Internal (Internal Auditors)
Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Tujuan auditor internal adalah
untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang

efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua tahap dalam kegiatan organisasi,mereka
melibatkan diri pada audit kepatuhan dan operasional,juga melengkapi pekerjaan Auditor
independen dalam mengaudit laporan keuangan.
III.Auditor Pemerintah(Government Auditors)
Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat federal,negara
bagian,dan lokal di A.S. untuk melaksanakan fungsi audit bagi kepentingan Kongres,para
Auditor GAO(General Accounting Office) bertugas pada lingkup kegiatan audit yang
luas,termasuk,melakukan audit laporan keuangan,audit kepatuhan,dan audit operasional
kemudian hasil audit ini dilaporkan kepada kongres dan publik

AKAR AUDITING/SEJARAH AUIDIT


Menilik masalah siapa yang pertama kali muncul antara Auditing dan Akuntansi sama halnya
dengan mempermasalahkan apa yang dulu diciptakan antara ayam atau telur. Namun dalam
buku The philosophy of auditing karya R.K mautz dan Hussein A. Sharraf seorang sejarawan
akuntansi mengatakan bahwa asal usul auditing jauh lebih dulu muncul dari pada Akuntansi
sendiri. Ketika kemajuan peradaban membawa pada kebutuhan akan seseorang yang
dipercaya untuk mengelola harta orang lain maka dipandang perlu untuk melakukan
pengecekan terhadap kepersayaan tersebut,sehingga semuanya menjadi jelas. Awal audit
dapat dikaitkan dengan peerundangan Inggris selama revolusi industri pada pertengahan
tahun 1800-an. Kantor kantor audit kuno dapat ditelusuri seperti Deloitte & Co,Peat,Marwick
and Mitchell,dan Price Whitehouse & Co, dapat ditelusuri dan masih membuka praktik
sekarang di USA. Pengaruh Inggris ke Amerika berawal dari sini,ketika para investor dari
Inggris mengirim Auditornya sendiri untuk mengevaluasi saham mereka dan untuk
menemukan penyimpangan dalam neraca serta menangkal kecurangan diakibatkan
meningkatnya fenomena Manajer profesional,serta pemilik saham pasif.

1.

PENGAUDIT DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kreteria yang telah
ditetapkan. Dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Kata kunci untuk definisi auditing menurut arent :
a.

Bukti (evidence)
Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan berdasarkan kreteria yang ditetapkan.

b.

Kreteria
Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan dievaluasi dengan standart
(kreteria) tertentu, misalnya : dalam mengaudit laporan keuangan historis maka standart yang
digunakan PABU.

c.

Kompeten
Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kreteriayang digunakan dan mengetahui
tipe dan berbagai macam bukti audit untuk mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji
kebenarannya.

d.

Independen
Audit harus menjaga tingkat independensinya agar tetap memperoleh kepercayaan dari
pengguna telah memintanya untuk melakukan audit atas laporannya.

e.

Audit report
Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan pengkomunikasian temuan auditor
dengan pengguna laporan keuangan perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan
tingkat kesesuaian antara informasi dengan kreteria yang ditetapkan.

1.1

Tipe-Tipe Audit

1.1.1 Audit operasional (operational audit)


Audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efesiensi, efektivitas, maupun
kehematan ekonomis operasional. Audit ini sering disebut juga audit menejemen atau audit
kinerja.
1.1.2 Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk
menentukan apakah kegiatan financial maupun operasional tertentu dari suatu entitas sesuai
kondisi-kondisi, aturan-aturan dan regulasi yang telah ditentukan. Kreteria yang telah
ditentukan itu berasal dari berbagai sumber seperti manajemen, kreditor, maupun lembaga
pemerintah.

1.1.3 Audit laporan keuangan (financial statement audit)


Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan
suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar sesuai dengan kreteria yang ditetapkan, yaitu PABU.
1.2
a.

Klasifikasi auditing
1.2.1
Klasifikasi auditor berdasarkan pelaksana audit:
Auditing eksternal

Suatu control social yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak luar
perusahaan yang diaudit.
b.

Auditing internal
Suatu control organisasi yang mengukur dengan mengevaluasi efektifitas organisasi

c.

Auditing sektor publik


Suatu control atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat.
1.2.2
Klasifikasi auditor berdasarkan audit operasional :
Audit operasional

a.

Suatu audit yang direncang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari prosedur-prosedur
operasi manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor internal.
b.

Audit keuangan dan kepatuhan


Audit yang menyerupai laporan keungan akan tetapi dapat dilakukan oleh sektor public
seperti lembaga pemerintah atau sektor audit eksternal.

c.

Audit efisiensi dan ekonomi


Audit yang menyerupai audit operasional akan tetapi dilakukan oleh sektor public.
Pelaksanaannya dilakukan oleh audit ekonomis.

1.3

Tipe-tipe auditor
1.3.1

Auditor pemerintah

adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah melakukan
audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintah.
1.3.2

Auditor internal

adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk membantu
manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
1.3.3

Auditor independen

adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang memberikan jasa
auditing professional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaanya dibawah naungan
kantor akuntan public.
1.4

Profesi akuntan public


1.4.1

Profesi

adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi yang mendalam.
Ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan dikatakan profesi:
a)

Diperlukan pendidikan professional tertentu, biasanya setingkat S1dan dapat pula ditambah

dengan pendidikan profesi.


b)
Diperlukan suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik profesi.
c)
Diperlukan penelaahan dan atau ijin dari pengusaha (pemerintah)
Menurutaturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan public dapat diberikan kepada mereka
yang telah bersertifikat akuntan public (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, maka
para akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan public (USAP) yang diselengarakan
oleh IAI dau kali dalam setahun (mei dan november) dengan materi ujian: (1) teori dan
praktek akuntansi, (2) auditing dan jasa prosfesional akuntan public, (3) akuntan manajemen
dan manajemen keuangan, (4) sistem informasi akuntansi, (5) perpajakan dan hukum
komersial.
2.

HUBUNGAN AUDIT DENGAN DISIPLIN ILMU YANG LAINNYA.


Pemanfaatan teknologi informasi (IT) dalam audit semakin luas dan semakin banyak
perkatoran akuntan public yang menggunakan generalized audit sorftware karena semakin
meningkat produktivitas dalam menjalankan perkerjaan audit dengan electronic working
papers, sementara di pihak lain, system informasi yang diterapkan klien dengan basis
komputer yang memungkinkan perkerjaan audit dilaksanakan secara online, akibatnya
maanfaat audit yang diperoleh semakin cepat bagi orang yang membutuhkan informasi.
Untuk itu para auditor dalam memberikan advis kepada klien diarea informasi ini diharapkan
memiliki kemampuan :

a)
b)
c)

Memahami nilai strategis system informasi.


Memahami aktifitas utama klien dalam menciptakan nilai tambah.
Memberikan alternative tindakan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dengan bantuan
(TI) Mengdentifikasi, memanajemen, dan mengembangkan sumberdaya organisasi agar
memberikan nilai tambah yang lebih besar.

Auditing, suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi. Auditing
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak dijamin
sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi
setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan
Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi
bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti bukti
transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal
Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing masing kolom Special Journal, Tiap
tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang
akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari
proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan
karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2)
Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3)
Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyai hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai
dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan
standar pelaporan.
3.
3.1

PERKEMBANGAN AUDIT
Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran

pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat
diketahui bahwa pada sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di

Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun
perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.
3.2

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900


Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi

sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad
kesembilan belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur
audit sebagaimana yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada
wakti itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undangundang tersebut, semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor
ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan
yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana
disebutkan diatas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas
menjadi beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari
dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada pemegang saham. Pemberian laporan kepada para
pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya
menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam
pencatatan tidak terjadi.
3.3

Perkembangan di Abad Ke-20


Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama

masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang
saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor.
Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor,
dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir.
Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan
laporan keuangan.

Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang


dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus
berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve
Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute Of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman
resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi
laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang
umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporanyang dapat dipilih auditor tidak
banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu,
auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat
tersebut.
3.4

Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan


Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan
sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di
Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya.
Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di
Indonesia setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan
akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hamper
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh
lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar
modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi

dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan
public, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama
lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal
(perusahaan public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
fihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
4.

PERAN AUDIT DIDALAM SUATU NEGARA


Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan

yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk melihat
efektifitas dan efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas pelaporan
keuangan, operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh
pihak manajemen (audit), karena posisinya yang independen dan memiliki kompetisi yang
cukup, tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit )

Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang
baik dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaan yang
sebenarnya mengenai besarann untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan yang
mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak
restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan mengestimasi aktivitas
strategis.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia
pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi
seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru muylai dikenal di
Indonesia setelah tahun limapuluahn, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan
akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hamper
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh
lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar
modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi
dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan
public, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama
lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal
(perusahaan public).

Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
fihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.

G.

ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Organisasi profesi akuntansi di berbagai negara di dunia sangat beragam, baik stuktur
organisasi, keanggotaan maupun kegiatannya. Di Indonesia hanya ada satu organisasi profesi
akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang keanggotaannya terdiri dari para
akuntan yang yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan. Untuk menampung kegiatan para
anggota tersebut IAI membentuk empat kompartemen sesuai bidang kegiatan para
anggotanya seperti: Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Menejemen,
Kompartemen Akuntan Pendidik, Kompartemen Akuntan sektor Publik.
Sebagai salah satu kompartemen dari IAI, kompartemen akuntan punlik
beranggotakan para akuntan yang berpraktik si akuntan publik dan telah memiliki ijin praktik
dari Departemen Keuangan. Tujuan utama dibenntuknya kompartemen ini adalah untuk
membina para anggotanya agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan

publik yang profesional selalu memutakhirkan pengetahuannya terutama dibidang akuntansi


dan pengauditan. Kompartemen audit bertugas sebagai penyusun standart audit yang harus
digunakan oleh para anggotanya dalam melaksanakan jasa atestasi dan non atestasi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut kompartemen ini membentuk Dewan Stabdar Audit. Selain itu
kompartemen akuntan auditing juga membentuk Badan Peredilan Profesi Akuntan Publik
(BPPAP) yaitu suatu badan peradilan yang melibatkan para anggotanya.

Jasa yang diberikan kantor akuntan publik


jasa astesi : astesi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi
suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jenis astesi yang diberikan : audit,
pemeriksaan, penelaahan, prosedur
jasa nonastesi :
jasa akuntansi : diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal
penyesuaian, dan penyususnan laporan keuangan klien serta perancangan sistem akuntansi
klien.
Jasa perpajakan : meliputi pengisian surat laporan pajak dan perencanaan pajak
Jasa konsultasi manajemen : fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan
bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dsan sumber daya
untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

Hubungan audit dengan ilmu lainnya


Pemanfaatan teknologi informasi (IT) dalam audit semakin luas dan semakin
banyak perkantoran akuntan publik yang menggunakan generalized audit software karena
semakinmeningkat produktivitas dalam menjalankan pekerjaan audit dengan electronic
working papers, sementara di pihak lain, system informasi yang diterapkan klien dengan
basiskomputer yang memungkinkan pekerjaan audit dilaksanakan secara on line,

akibatnyamanfaat audit yang diperoleh semakin cepat bagi yang membutuhkan


informasi.Untuk itu para auditor dalam memberikan advis kepada klien di era informasi
inidiharapkan memilki kemampuan : (1) Memahami nilai strategis system informasi.
(2)Memahami aktivitas utama klien dalam menciptakan nilai tambah. (3)Memberikan
alternatif tindakan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dengan bantuanteknologi
informasi.(4)Mengidentifikasi, memanej, dan mengembangkan sumberdaya organisasi
agar memberikan nilai tambah yang lebih besar.Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi
tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa
laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk
akal tapi tak dijamin sepenuhnya -mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.

Perkembangan Audit
*Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1990
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagaiprofesi
diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad kesembilanbelas. Para
akuntan di amerika utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur auditsebagaimana yang
berlaku di Inggris. Menurut Undang-Undang Companies act, semuaperusahaan audit harus
diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke amerika serikat,bentuk pelaporan model
Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku diAmerika serikat tidak sama
dengan yang berlaku di Inggris.
*Perkembangan di Abad Keduapuluh
Memasuki abad keduapuluh ,revolusiindustri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selamamasa
itu jumlah perusahaan industry telah berkembang dengan pesat. Kebanyakanpemegang saham
tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dankesalahpahaman melanda banyak
pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan banker.Pada umumnya mereka beranggapan
bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratanlaporan keuangan.Pada awalnya ,para
akuntan public menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.Akan tetapi pada 50 tahun

berakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksilaporan yang umum digunakan


melalui AICPA. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapatdipilih auditor tidak banyak , dan
sekali auditor memilih jenis pendapat yangdiberikandalam situasi tertentu, auditor tinggal
memilih laporan yang telah dirancang untukmenyatakan pendapat tersebut.
*Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia masih muda. Tonggak penting perkembangan akuntansi
diIndonesia pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
menetapkanPrinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Perserikatan Akuntan
(NPA). Prinsipakuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hamper sepenuhnya mengadopsi
prinsipakuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip
akuntansidan pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh tergolong lahirnya pasar modal
yangmensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk
memilikilaporan keuangan yang telah diaudit.Pada tahun 1995 lahir Undang-Undang
Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatuperseroan terbatas untuk menyusun laporan
keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan public, maka laporan keuangannya wajib
diaudit oleh akuntan public. Padatahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yangdisebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Akuntan Publik(SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

Peran audit dalam suatu Negara


-Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan
yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk melihat
efektifitas dan efisiensi aktivitas entitas

-Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relevan baik atas laporankeuangan,
operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksanakanoleh pihak
manajemen (auditi), karena posisinya yang independen dan memilikikompetensi yang cukup,
tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan(aktivitas yang di audit).-

Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang baik
dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaanyang
sebenarnya mengenai besaran untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, danyang
mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk
bertindak restropektif, memprioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan
mengestimasiaktivitas strategi.

2.

Hubungan Audit dengan disiplin ilmu lainnya


Hubungan Akuntansi dengan Pengauditan
Akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi

mengukur

dan

mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak pihak yang berkepentingan.


Subyek suatu audit biasanya berupa data akuntansi yang ada dalam buku , catatan , dan
laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Seorang akuntan pada suatu perusahaan tidak
harus mengerti pengauditan tetapi seorang auditor harus memahami akuntansi. Akuntansi
menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya , sedangkan pengauditan
biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang
dihasilkan proses akuntansi dengan cara melakukan penilaian secara kritis atas informasi
tersebut dan selanjutnya mengkomunikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak
pihak yang berkepentingan.
3.

Perkembangan audit

1.

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1990


Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad sembilan belas.
Para Akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di Inggris.

2.

Perkembangan di Abad keduapuluh

Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah Perang Dunia I tetapi


kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung. Sehingga [ada
tahun 1917, Federal research Board menerbitkan Federal Reseach Buletin yang memuat cetak
ulang suatu dokumen yang disusun oleh AICPA yang berisi himbauan tentang perlunya
akuntansi yang seragam.
3.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Pada masa penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di
Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya.
Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin
banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui
pendidikan

di

perguruan

tinggi.

Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang
mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik.
Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan
peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya
dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit
yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)dan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus
menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini
telah mencapai 56 buah.
Fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami
masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit
tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal
dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang
diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan
oleh seorang auditor.
4.

Peran Audit Dalam Suatu Negara

1). Memenuhi kepentingan untuk :


a.

Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna

b.

memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan keputusan ekonomi.


Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan

perubahan kekayaan bersih perusahaan.


c.
Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir
d.

kemampuan dalam memperoleh laba dari perusahaan.


Menyajikan lain lain informasi yang diperoleh mengenai perubahan perubahan dalamharta
da kewajiban , serta mengungkapkan lain lain informasi yang sesuai dengan keperluan para
pemakai.
2). Mencapai mutu , sebagai berikut :

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Relevan
Jelas dan dapat dimengerti
Dapat diuji kebenarannya
Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat
Dapat diperbandingkan
Lengkap dan netral

Anda mungkin juga menyukai