pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Jenis-jenis Audit:
Audit Kesesuaian
Audit Oprasional
Jenis-jenis Auditor:
Auditor Pemerintah
Auditor Intern
Jasa Non-Atestasi
Jasa Akuntansi
Jasa Perpajakan
Ada 4 Kompartemen:
consequence
complexity
Keterbatasan Pengauditan
sampling audit
laporan keuangan banyak estimasinya => auditor tidak bisa menambah kepastian
tentang laporan keuangan
DEFENISI AUDITING
Berikut defenisi audit/auditing dari beberapa ahli. 1.Reports of the committee on Basic
Auditing Concepts of the American Accounting Association
Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan
2. Mulyadi. Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
3. Alvin A.Arens dan James K. Loebbecke.
auditing is the accumulation and evaluation of evidence about in formation to determine
and report on the degree of correspondence between the in formation and established criteria.
Auditing should be done by a competent independent person.
Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen
dan kompeten.
4. Sukrisno Agoes , 2004
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi diatas adalah : a)suatu proses sistematis
artinya memiliki manajemen yang terstruktur dan terorganisir serta berlaku umum.
b)Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa asersi(pernyataan
formal manajemen tentang kondisi keuangan perusahaan) tanpa memandang siapa penyaji
laporan keuangan tersebut. c)Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi yang merupakan
subjek pokok auditing meliputi laporan keuangan,laporan operasi internal dan surat
pemberitahuan pajak. d)Derajat kesesuaian merujuk pada kedekatan dimana asaersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria ynag telah di tetapkan. e)Kriteria yang telah
ditetapkan adalah standar- standar yang digunakan sebagai acuan untuk menilai asersi.
f)Penyampaian hasil didapatkan melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara asersi dan standar yang ada. g)Pihak pihak yang berkepentingan ialah
mereka yang mengandalkan temuan temuan Auditor. Mereka adalah pemegang
saham,manajemen,kreditor,kantor pemerintah dan masyarakat luas.
Jadi bisa saya simpulkan bahwa Audit/auditing adalah sebuah proses logis terorganisir untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif suatu asersi dengan membandingkannya
dengan kriteria yang telah ditetapkan,dimana kemudian disampaikan dalam sebuah laporan
tertulis yang berguna bagi Pihak pihak yang bekepentingan.
JENIS JENIS AUDIT.
Pada umumnya ada 3 jenis audit yang menunjukkan karasteristik kunci defenisi diatas.
Yaittu :
1. Audit Laporan keuangan(financial statement audit) Audit laoran keuangan berkaitan
dengan kegiatan memperoleh bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah dilaporkan sesuai dengan
kriteria-kriteria akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit laporan keuangan diperlukan
untuk memfungsikan pasar sekuritas nasional guna menurunkan resiko insetor dan kreditor
mengambil keputusan dengan laporan keuangan yang bermutu rendah. Logika audit laporan
keuangan yang dikembangkan merupakan dasar bagi jenis audit lainnya.
efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua tahap dalam kegiatan organisasi,mereka
melibatkan diri pada audit kepatuhan dan operasional,juga melengkapi pekerjaan Auditor
independen dalam mengaudit laporan keuangan.
III.Auditor Pemerintah(Government Auditors)
Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat federal,negara
bagian,dan lokal di A.S. untuk melaksanakan fungsi audit bagi kepentingan Kongres,para
Auditor GAO(General Accounting Office) bertugas pada lingkup kegiatan audit yang
luas,termasuk,melakukan audit laporan keuangan,audit kepatuhan,dan audit operasional
kemudian hasil audit ini dilaporkan kepada kongres dan publik
1.
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kreteria yang telah
ditetapkan. Dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Kata kunci untuk definisi auditing menurut arent :
a.
Bukti (evidence)
Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan berdasarkan kreteria yang ditetapkan.
b.
Kreteria
Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan dievaluasi dengan standart
(kreteria) tertentu, misalnya : dalam mengaudit laporan keuangan historis maka standart yang
digunakan PABU.
c.
Kompeten
Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kreteriayang digunakan dan mengetahui
tipe dan berbagai macam bukti audit untuk mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji
kebenarannya.
d.
Independen
Audit harus menjaga tingkat independensinya agar tetap memperoleh kepercayaan dari
pengguna telah memintanya untuk melakukan audit atas laporannya.
e.
Audit report
Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan pengkomunikasian temuan auditor
dengan pengguna laporan keuangan perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan
tingkat kesesuaian antara informasi dengan kreteria yang ditetapkan.
1.1
Tipe-Tipe Audit
Klasifikasi auditing
1.2.1
Klasifikasi auditor berdasarkan pelaksana audit:
Auditing eksternal
Suatu control social yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak luar
perusahaan yang diaudit.
b.
Auditing internal
Suatu control organisasi yang mengukur dengan mengevaluasi efektifitas organisasi
c.
a.
Suatu audit yang direncang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari prosedur-prosedur
operasi manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor internal.
b.
c.
1.3
Tipe-tipe auditor
1.3.1
Auditor pemerintah
adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah melakukan
audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintah.
1.3.2
Auditor internal
adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk membantu
manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
1.3.3
Auditor independen
adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang memberikan jasa
auditing professional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaanya dibawah naungan
kantor akuntan public.
1.4
Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi yang mendalam.
Ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan dikatakan profesi:
a)
Diperlukan pendidikan professional tertentu, biasanya setingkat S1dan dapat pula ditambah
a)
b)
c)
Auditing, suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi. Auditing
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak dijamin
sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi
setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan
Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi
bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti bukti
transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal
Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing masing kolom Special Journal, Tiap
tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang
akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari
proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan
karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2)
Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3)
Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyai hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai
dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan
standar pelaporan.
3.
3.1
PERKEMBANGAN AUDIT
Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran
pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat
diketahui bahwa pada sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di
Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun
perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.
3.2
sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad
kesembilan belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur
audit sebagaimana yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada
wakti itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undangundang tersebut, semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor
ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan
yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana
disebutkan diatas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas
menjadi beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari
dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada pemegang saham. Pemberian laporan kepada para
pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya
menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam
pencatatan tidak terjadi.
3.3
masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang
saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor.
Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor,
dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir.
Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan
laporan keuangan.
dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan
public, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama
lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal
(perusahaan public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
fihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
4.
yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk melihat
efektifitas dan efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas pelaporan
keuangan, operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh
pihak manajemen (audit), karena posisinya yang independen dan memiliki kompetisi yang
cukup, tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit )
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang
baik dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaan yang
sebenarnya mengenai besarann untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan yang
mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak
restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan mengestimasi aktivitas
strategis.
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
fihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
G.
Perkembangan Audit
*Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1990
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagaiprofesi
diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad kesembilanbelas. Para
akuntan di amerika utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur auditsebagaimana yang
berlaku di Inggris. Menurut Undang-Undang Companies act, semuaperusahaan audit harus
diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke amerika serikat,bentuk pelaporan model
Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku diAmerika serikat tidak sama
dengan yang berlaku di Inggris.
*Perkembangan di Abad Keduapuluh
Memasuki abad keduapuluh ,revolusiindustri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selamamasa
itu jumlah perusahaan industry telah berkembang dengan pesat. Kebanyakanpemegang saham
tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dankesalahpahaman melanda banyak
pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan banker.Pada umumnya mereka beranggapan
bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratanlaporan keuangan.Pada awalnya ,para
akuntan public menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.Akan tetapi pada 50 tahun
-Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relevan baik atas laporankeuangan,
operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksanakanoleh pihak
manajemen (auditi), karena posisinya yang independen dan memilikikompetensi yang cukup,
tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan(aktivitas yang di audit).-
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang baik
dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaanyang
sebenarnya mengenai besaran untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, danyang
mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk
bertindak restropektif, memprioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan
mengestimasiaktivitas strategi.
2.
mengukur
dan
Perkembangan audit
1.
2.
di
perguruan
tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang
mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik.
Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkatkan
peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya
dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit
yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)dan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus
menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini
telah mencapai 56 buah.
Fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami
masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit
tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal
dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang
diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan
oleh seorang auditor.
4.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Relevan
Jelas dan dapat dimengerti
Dapat diuji kebenarannya
Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat
Dapat diperbandingkan
Lengkap dan netral