Oleh :
Farhan Wira Kusuma 1862201174
Hesty Ayuni MZ 1862201181
Yulia Fitriana 1862201182
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2019
BAB 4
PERUMUSAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN JASA
A. Pengertian Rumusan Visi dan Misi
Definisi Visi
Secara konseptual (Campbell dan Yeung): "Keadaan masa depan suatu organisasi
yang mungkin terjadi dan diinginkan"
Pemahaman praktis:
1. Posisi perusahaan di masa mendatanghendak menjadi "seperti apa"-arah (destination)"
yang dituju perusahaan.
2. "Menciptakan masa depan (create the future)"-harus ditetapkan "masa depan (the
future)" yang hendak dicapai
3. Inspirasi rumusan "bagaimana mencapainya"-semakin jelas (clear) dan spesifk "masa
depan (the future)" yang hendak dicapai, semakin memberikan inspirasi untuk
merumuskan "bagaimana mencapainya'.
4. Visi yang jelas dan spesifik: menjadi "tujuan (objective)" perusahaan
5. Terkadang terlalu "umum (general)"- karena biasanya:
a. digunakan sebagai "pernyataan/rumusan perusahaan (corporate statement)": promosi
merek (branding) dan pemasaran;
b. agar tidak terlalu cepat "usang": mudah dan terbuka untuk berbagai
persepsi/penjabaran;
c. fungsinya juga sebagai "motivator"-rasa bahasanya "emosional (emotional)".
6. Kendala:
a. Visi tidak jelas dan spesifik: tidak ditindaklanjuti dengan tujuan yang jelas dan
spesifik.
b. Visi jelas: didukung tujuan yang berbeda/tidak sejalan.
Jadi, banyak unsur-unsur penting perusahaan dalam rumusan misi ini, yaitu unsur
produk, pasar, keuntungan, pertumbuhan, filosofi bisnis, dan lain-lain. Hal ini dapat
dipahami karena memang rumusan misi ini akan menjadi pusat pengambilan keputusan
perusahaan, terutama yang berkaitan dengan strategi pemasaran.
Menentukan rumusan misi bagi perusahaan sebenarnya bukan merupakan bagian yang
sulit, tetapi menentukan dan mengimplementasikan rumusan misi memerlukan komitmen
yang kuat dari semua lapisan, terutama dari jajaran manajemen puncak. Komitmen yang
kuat dari para manajer ini berarti bahwa rumusan misi harus menjadikan panduan mereka
dalam menentukan rencana-rencana perusahaan, dan memberikan perangkat dalam
mengomunikasikan filosofi perusahaaan kepada publik. Perumusan visi dan misi
perusahaan kini sudah menjadi bagian integral dalam perencanaan strategis perusahaan
jasa. Ia menjadi landasan dalam penyusunan strategi dan program kerja
perusahaan/organisasi. Gambar 4.1 memberikan gambaran umum tahapan perumusan visi,
misi, dan strategi perusahaan.
Rumusan misi yang baik adalah rumusan misi yang mengartikulasikan strategi bisnis
bagi perusahaan, serta kekuatan kunci posisi dalam pasar (Monroe Porter, 1997). Artinya,
meskipun membuat rumusan misi adalah bukan hal yang sulit, namun perusahaan jasa
juga perlu hati-hati dalam membuatnya. Jangan sampai terkesan rumusan misi yang dibuat
itu tidak memiliki makna dan berakibat negative bagi perusahaan itu sendiri.
Pasar Sasaran
Rumusan misi juga harus mencakup pasar sasaran (target market) perusahaan tersebut.
Yang dimaksud dengan pasar sasaran di sini adalah pengguna potensial dan pembeli dari
produk. Pasar sasaran ini bisa berbeda-beda untuk setiap perusahaan Pada perusahaan
yang sumber dayanya mendukung untuk memiliki pasar sasaran lebih dari satu, tidak akan
menjadi masalah. Sementara perusahaan yang memiliki sumber daya yang tidak besar,
mereka terkadang hanya memiliki satu pasar sasaran saja. Namun, bukan berarti
perusahaan yang memiliki sumber daya besar akan selalu memiliki pasar sasaran yang
banyak. Terkadang, ada pula perusahaan yang sumber dayanya besar, tetapi hanya
memiliki satu pasar sasaran.
Tujuan
Tujuan umum sebuah perusahaan meliputi seputar laba/profit (keuntungan) dan
pertumbuhan. Secara umum, tidak ada jumlah yang spesifik yang dimasukkan dalam
rumusan misi. Semua ini akan tertera dalam sasaran perusahaan (objective section).
Artinya, rumusan misi di sini juga harus mengandung adanya unsur laba dan juga
pertumbuhan perusahaan, meskipun sering kali tidak disebutkan secara eksplisit.
Perusahaan yang tidak secara spesifik memasukkan unsur laba dan pertumbunan dalam
rumusan misinya tetap memerlukan adanya komitmen dalam implementas rumusan misi,
terutama yang berkaitan dengan laba dan pertumbuhan.
Falsafah Perusahaan
Falsafah dari rumusan misi bertujuan agar rumusan misi yang dibuat mengandung
makna yang dalam dan bisa dimengerti bukan saja oleh manajer puncak, karyawan, atau
pemegang saham, tetapi juga harus bisa dimengerti oleh masyarakat (konsumen) secara
luas. Rumusan misi yang mengandung unsur filosofis ini juga akan membantu dalam
membentuk budaya perusahaan yang baik dan menunjang kinerja karyawannya.
Rumusan misi dari berbagai perusahaan sering kali mempunyai tema yang tidak jauh
berbeda. Hal ini sebenarnya bukanlah masalah bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Yang
perlu menjadi perhatian adalah bagaimana filosofi dari rumusan misi tersebut bisa menjadi
inspirasi terbentuknya kultur kerja yang diinginkan oleh perusahaan dan juga mampu
memotivasi semangat kerja mereka. Umumnya, filosofi dari rumusan misi berkisar pada
kepedulian manusia, dan juga sikap memanjakan para pelanggan.
Selain rumusan misi yang terlalu luas, perusahaan juga perlu menghindari rumusan misi
yang terlalu sempit. Rumusan misi yang terlalu sempit akan menyebabkan rencana-
rencana strategis yang seharusnya bisa dicapai oleh perusahaan tidak dibuat. Akhirnya,
perusahaan akan mengalami hambatan kemajuan. Contohnya, sebuah hotel berbintang
yang hanya merumuskan misinya sebagai penyedia jasa penginapan bagi para tamunya.
BAB 5
SEGMENTASI DAN PENENTUAN PASAR SASARAN JASA
Salah satu kunci kesuksesan perusahaan adalah terletak pada proses segmentasi.
Keberhasilan perusahaan tentu saja sangat bergantung kepada pelanggannya. Mulai dari siapa
pelanggannya, bagaimana karakteristik pelanggan yang akan memengaruhi proses pembelian,
sampai dengan bagaimana daya beli pelanggan. Semua faktor yang ada ditentukan oleh
proses segmentasi pasar jasa. Perusahaan jasa perlu menentukan pilihan pasar sasaran dari
jasa yang dilayani. Ini adalah pilihan strategi. Dengan pemilihan pasar yang tepat, perusahaan
sudah mengambil langkah yang baik dalam pemasaran jasanya. Sementara itu, penentuan
posisi produk dengan dukungan differensiasi produk yang nyata akan memudahkan
konsumen membedakan produk jasa suatu perusahaan dengan produk jasa kompetitor-di
dalam benak konsumen.
1. Fully focused
Perusahaan yang menggunakan strategi ini biasanya memberikan jasa yang terbatas
(mungkin hanya memiliki satu produk layanan utama) untuk segmen pasar yang
spesifik (tertentu) dan lebih sempit.
2. Market focused
Perusahaan dengan strategi ini ini biasanya memiliki segmentasi pasar yang lebih
sempit, tetapi memiliki layanan/jasa yang cukup banyak. Sebelum memilih strategi
ini, perusahaan harus memastikan apakah mereka telah benar-benar memiliki
kapabilitas operasional untuk memastikan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan
dalam melayani pelanggan dengan baik. Selain itu, mereka juga harus memahami cara
pembelian dan preferensi konsumen.
3. Service focused
Pada pilihan ini, perusahaan memiliki penawaran jasa yang lebih sedikit, namun
melayani segmentasi pasar yang cukup luas. Ketika perusahaan akan memperluas
segmennya maka mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk
melayani masing-masing segmen, bahkan membutuhkan investasi yang lebih besar
dalam komunikasi manajemen.
4. Unfocused
Perusahaan dengan strategi unfocused berusaha melayani pasar yang luas serta
menyediakan jasa yang banyak dan beraneka ragam.
Maksud dari defenisi pasar yang ingin dimasuki adalah kelompok pelanggan tertentu
yang spesifik yang diinginkan perusahaan untuk menjadi pasar bagi jasa yang ditawarkannya.
Pilihan akan pasar yang dituju bisa berdasarkan luasnya jaringan jasa, tipe pelanggan, lingkup
geografis, atau area tertentu di mana perusahaan jasa tersebut memutuskan untuk bergerak.
1. Segmentasi demografis melibatkan berbagai faktor, seperti jenis kelamin, usia, ukuran
keluarga, dan sebagainya.
2. variabel segmentasi sosioekonomi terdiri atas pendapatan, pendidikan, kelas sosial,
dan etnis.
3. segmentasi psikografis, penjelasan dalam ukuran kuantitatif tidak dapat dibuat.
4. Segmentasi psikografis mengacu pada tingkah laku masyarakat dan gaya hidup yang
dianut.
5. segmentasi geografi. Secara tipikal, dimensi segmentasi geografis dikelompokkan atas
faktor lingkup pasar, termasuk pertimbangan di mana operasi jasa akan dilakukan dan
pengukuran pasar geografis, termasuk di dalamnya pengujian tingkat kepadatan
penduduk, faktor iklim yang berpengaruh, dan standardisasi area pasar.
6. segmentasi manfaat, diasumsikan bahwa manfaat yang dicari konsumen dari produk
jasa adalah alasan utama yang mendasari mereka untuk membeli produk.
7. segmentasi penggunaan memfokuskan pada tipe dan batasan penggunaan, seperti
pengguna berat (heavy users), pengguna menengah (meaium users), pengguna ringan
(light users), pengguna tertentu (occasional users), atau nonpengguna (non-users) bagi
jasa tersebut.
8. Segmentasi respons promosi lebih menitikberatkan pada bagaimana pelanggan
merespons aktivitas promosi tertentu dari perusahaan. Biasanya, pelanggan dibagi
menjadi empat kategori menurut batasan loyalitasnya, yaitu setia terhadap satu merek
tertentu (hard-core loyal), setia terhadap dua atau tiga merek tertentu (soft-core loyal).
menggilir merek atau perusahaan yang disukai (shifting loyal), serta konsumen yang
tidak loyal dan tidak terpaku pada merek tertentu (switcher).
9. segmentasi berdasarkan jasa. Di sini harus diperhatikan apakah dengan
mengelompokkan pelanggan bisa dilayani dengan layanan/jasa yang sama, dapatkah
kita mendiferensiasikan penawaran jasa kita, dan apakah produk kita memiliki level
yang sama dengan jasa.
Proses segmentasi pasar membagi pasar yang bersifat heterogen ke dalam segmen-
segmen homogen yang spesifik. Hal tersebut membuat perusahaan dapat menargetkan
layanan/jasa dan bauran pemasaran yang berbeda pada setiap segmen. Segmentasi pasar juga
akan membantu perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen secara lebih efektif,
menjamin mereka kembali, dan menciptakan loyalitas konsumen.
Beberapa alasan mengapa segmentasi merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan di masa sekarang yaitu:
1. Manfaat
Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat yang
dicari konsumen dari produk.
2. Penggunaan
Segmentasi penggunaan membagi konsumen dalam pengguna berat, pengguna menengah,
dan pengguna ringan. Pengguna berat biasanya hanya memiliki persentase kecil dari
seluruh pasar, tetapi memiliki persentase yang tinggi dari total pembelian.
3. Respons promosi
Segmentasi respons promosi mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana
konsumen merespons bentuk-bentuk promosi. Yang termasuk di dalam segmentasi ini
adalah respons terhadap iklan, promosi penjualan, pameran, dan peragaan di dalam toko.
4. Loyalitas
Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Beberapa konsumen benar-
benar setia/loyal terhadap satu macam produk. Kelompok lainnya agak setia, mereka setia
terhadap dua produk atau menyukai suatu produk, tetapi terkadang menggunakan produk
lain. Kelompok lainnya suka pindah/beralih (switching) dari memfavoritkan satu produk
ke produk lain. Kelompok terakhir tidak menunjukkan loyalitas terhadap merek apa pun,
mereka menyukai sesuatu yang baru muncul.
5. Jasa
Segmentasi berdasarkan jasa berfokus pada apakah penawaran jasa dapat dibedakan?
Apakah sebuah produk membutuhkan level jasa yang sama? Dan, bisakah
pengelompokkan konsumen didentifikasikan dengan permintaan jasa yang sama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pencakupan pasar,
adalah sebagai berikut:
a. Dapat diukur: ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
b. Dapat dijangkau: segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
c. Cukup besar: segmen pasar cukup besar dan cukup memberi laba apabila dilayani. Suatu
segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogen dan cukup bernilai untuk dilayani
dengan program pemasaran yang disesuaikan.
d. Dapat dilaksanakan: program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani
segmen tersebut.