Anda di halaman 1dari 54

Analisis Anggaran Biaya Operasional dan Anggaran

Pendapatan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan


Rasio Return on Asset
(ROA) Pada PT. Graha Sarana Duta
Palembang

Shinta Sukma Devi Karno (Shinta_moethghil5591@ymail.com)


Rizal Effendi (rizaleffendi31@yahoo.co.id) Trisnadi Wijaya
(trisnadi@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi
STIE MDP

Abstrak : Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Untuk mengetahui pengaruh anggaran
biaya operasional dan anggaran pendapatan terhadap kinerja keuangan berdasarkan rasio return on asset
(ROA) pada PT. Graha Sarana Duta Palembang. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu anggaran
biaya operasional (X1), anggaran pendapatan (X2), dan ROA (Y). Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian verivikatif. Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Return on Asset (ROA)
perusahaan serta anggaran biaya operasional dan pendapatan pada periode 2007-2011. Janis data
menggunakan sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS
versi 11.5. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa nilai koefisien determinasinya, anggaran biaya
operasional dan anggaran pendapatan mempengaruhi Return on Asset (ROA) bisa di liat dengan R sebesar
0.711 dan secara parsial anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan tidak berpengaruh terhadap
ROA.

Kata Kunci : Anggaran Biaya Operasional, Anggaran Pendapatan, ROA (return on total Asset).

Abstrak : Research purposes in writing this paper was to determine the effect of operating
budget and revenue budget for financial performance based on the ratio of return on assets
(ROA) at PT. Graha Sarana Duta Palembang. In this study, there are three variables, they are
operational budget (X1), the budget revenues (X2), and ROA (Y). The research method used was
verivikatif research. The samples used by researchers is the Return on Assets (ROA) of the
company's operating budget and revenue in the period 2007-2011. Kind of data are secondary
and, data collection techniques used were interviews and documentation techniques. Data
analysis techniques using multiple linear regression analysis by SPSS version 11.5. The
conclusion of this research is that the coefficient of determination operational budget and
revenue budget affect Return on Assets (ROA) can be saw by R for 0.711 and partially
operational budget and revenue budget has no effect on ROA.

Keywords : Operational Budget, Revenue Budget, ROA (return on total assets).


1. PENDAHULUAN memberikan jasa perawatan gedung-gedung
yang ada di kota Palembang.
Setiap perusahaan berupaya semaksimal Kondisi pencapaian target beberapa tahun
mungkin mencapai tujuan yang telah mereka mengidentifikasikan bahwa perusahaan
rencanakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, mengalami hambatan dalam proses
maka setiap perusahaan senantiasa berusaha pengaktualisasian rancangan anggaran yang
untuk meningkatkan efektifitas maupun telah disusun oleh perusahaan. Secara teori
efisiensi kerja perusahaan. Salah satu elemen dijelaskan bahwa elemen yang berpengaruh
penting perencanaan dan pengendalian terhadap besarnya laba yang diperoleh
perusahaan adalah anggaran. perusahaan adalah pendapatan dan biaya yang
PT. Graha Sarana Duta Palembang merupakan dikeluarkan dalam aktivitas operasional
salah satu perusahaan yang mengelola gedung- perusahaan. Tentu hal tersebut juga akan
gedung kantor Telkom, yang sebelumnya mempengaruhi tingkat pengembalian aset tetap
dikelola oleh divisi properti Telkom dan juga perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis organisasi dapat dikelompokkan ke dalam
mengambil judul : “Analisis Anggaran Biaya empat fungsi pokok, yaitu fungsi :
Operasional dan Anggaran Pendapatan 1) Planning (Perencanaan).
Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan 2) Organizing (Pengorganisasian).
Rasio return on asset (ROA) Pada PT. Graha 3) Actuating (Menggerakkan)
Sarana Duta Palembang.” 4) Controlling (Pengendalian).
2. LANDASAN TEORI 2.1.2 Jenis Anggaran
2.1 Pengertian Anggaran Menurut (Nafarin 2009, h. 31), anggaran dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, sebagai
Anggaran merupakan suatu alat bagi berikut:
manajemen dalam melakukan perencanaan dan 1. Segi dasar penyusunan
pengendalian terhadap perusahaan. 2. Segi cara penyusunan
Anggaran menurut (Rudianto 2009, h. 3. Segi jangka waktu
3) adalah rencana kerja organisasi di masa 4. Segi bidang
mendatang yang diwujudkan dalam bentuk 5. Kemampuan menyusun
kuantitatif, formal dan sistematis. 6. Segi fungsi
7. Segi metode penentuan harga pokok
2.1.1 Fungsi Anggaran produk

Menurut (Rudianto 2009, h. 5) secara umum 2.1.3 Anggaran Biaya Operasional


seluruh fungsi di dalam suatu
Anggaran biaya operasional adalah semua
rencana pengeluaran yang berkaitan dengan
distribusi dan penjualan produk perusahaan
serta pengeluaran untuk menjalankan roda
organisasi. (Rudianto 2009,
h. 116). Menurut Munandar (2007, h. 19)
penyusunan anggaran biaya operasional yang
lazim terjadi pada suatu perusahaan adalah
mencakup anggaran berikut:
a. Anggaran Biaya Tetap (Fixed
Cost Budgeting),
b. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost
Budgeting),
c. Anggaran Biaya Semi-Variabel.

2.1.4 Anggaran Pendapatan

Anggaran pendapatan menurut (Rudianto 2009,


h. 7) merupakan rencana yang dibuat
perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada
kurun waktu tertentu.
Menurut (Kasmir 2010, h. 46), komponen
pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Pendapatan atau penghasilan yang
diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang
diperoleh dari luar usaha pokok
perusahaan.
2.1.5 Rasio Return on Asset (ROA) (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu
Hasil pengembalian investasi atau Return on ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
Investment (ROI) atau return on total Asset mengelola investasinya.
(ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil Rumus untuk mencari Return on Investment
atau Return on total Asset dapat digunakan a. Sukar dalam membandingkan rate of
sebagai berikut: return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis.
Laba Bersih Sesudah Pajak b. Fluktuasi nilai dari uang (daya beli).
ROA = –––––––––––––––––––––––––– c. Dengan menggunakan analisa rate of return
Total Aktiva atau ROA saja tidak akan dapat digunakan
untuk mengadakan perbandingan antara
atau dapat pula dihitung dengan menggunakan dua perusahaan atau lebih dengan
pendekatan Du Pont sebagai berikut: mendapatkan kesimpulan yang
memuaskan.
ROA = Margin laba bersih × Perputaran
total aset 2.1 Penelitian Sebelumnya
(Kasmir 2010, h. 201)
Dalam penelitian sebelumnya telah banyak
dilakukan penelitian-penelitian serupa yang
2.1.6 Kelebihan dan Kelemahan ROA
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Sebagai bahan perbandingan peneliti meninjau
Rasio profitabilitas ini digunakan untuk
ulang tiga penelitian sebelumnya. Seperti yang
menganalisis serta untuk mengetahui informasi
dilakukan oleh Graffiratna Christie (2009)
kesehatan suatu perusahaan. Menurut Munawir
dengan judul “Peran Partisipasi Anggaran,
(2007, h.91).
Tingkat Kesulitan Anggaran dan Evaluasi
1.Kelebihan-kelebihan analisis Rasio ROA yaitu :
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada
a. Sifatnya yang menyeluruh.
PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan
b. Dengan analisis ROA dapat dibandingkan
Jaringan Surabaya Selatan”. Hasil penelitian
efisiensi penggunaan modal pada
menunjukan Bahwa partisipasi anggaran,
perusahaan yang satu dengan perusahaan
tingkat kesulitan anggaran dan evaluasi
lain yang sejenis.
anggaran berpengaruh terhadap kinerja
c. Analisis ROA dapat digunakan untuk
manajerial berpengaruh positif.
mengukur efisiensi tindakan yang
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Novi
dilakukan oleh divisi/bagian.
Reza Permata Sari (2010) dengan
d. Analisis ROA juga dapat digunakan untuk
menggunakan objek penelitian yang berbeda
mengukur profitabilitas dari masing-
yaitu pada PT. Eigerindo Multi Produk
masing produk yang dihasilkan
Bandung. Penalitian yang dilakukan lebih
perusahaan.
menekankan kepada peranan anggaran dalam
e. ROA berguna untuk keperluan kontrol,
perencanaan dan pengendalian biaya produksi.
juga berguna untuk keperluan
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
perencanaan.
Novitha maliandhy (2011) yang lebih
menekankan pada peranan anggaran
2.Kelemahan-kelemahan analisis Rasio ROA
operasional berbasis akrivitas.
yaitu :
2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan arah penelitian yang


dilakukan oleh penulis dan gambarkan dalam
skema berikut ini:
mengemukakan kesimpulan
PT GSD sementara sebagai berikut:
“Diduga bahwa anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan berdasarkan rasio return on asset (ROA) pada PT .Graha Sarana Duta
Palembang”. Anggaran

Anggaran 3. METODE PENELITIAN


Laba Rugi 3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian verivikatif.
Penelitian verivikatif adalah pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik (Umi
Anggaran Anggaran
Narimawati 2007, h.61).
Biaya Pendapatan Menggunakan penelitian verivikatif, karena
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan dengan cara melakukan
pengukuran secara cermat terhadap fenomena
Realisasi tertentu dan menjelaskan hubungan kausal
antara variable dan melalui pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji statistik.
Sumber : Penulis 2012
ROA
3.2 Objek/Subjek Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Objek penelitian adalah PT. Graha Sarana Duta
Dari kerangka Kesimpulan
pikir di atas, dapat dijelaskan Palembang yang berlokasi di Jl. Demang Lebar
bahwa perusahaan menetapkan anggaran Daun no. 72 A Palembang. Sedangkan subjek
sebagai bahan perencanaan kerja perusahaan. penelitian adalah untuk mengetahui selisih
Anggaran yang memiliki pengaruh besar anggaran biaya operasional dan anggaran
terhadap kinerja perusahaan adalah anggaran pendapatan terhadap reslisasinya dan
laba rugi. Anggaran laba rugi ini dibedakan pengaruhnya terhadap rasio return on asset
menjadi beberapa jenis, dua diantaranya adalah (ROA).
anggaran biaya operasional dan anggaran
pendapatan. 3.3 Pemilihan Pengambilan Sample
Kedua anggaran tersebut disusun dalam bentuk
perencanaan anggaran dan membandingkan 3.3.1 Populasi
dengan realisasi anggaran sesuai dengan
kegiatan operasional perusahaan, apakah sesuai Populasi yang akan digunakan dalam penelitian
dengan perencanaan serta bagaimana ini adalah laporan keuangan PT. Graha Sarana
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Duta Palembang tahun 2007- 2011.
Kemudian memberikan dampak kepada
perusahaan mengenai hasil penelitian tersebut. 3.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
2.4 Hipotesis Return on Asset (ROA) perusahaan serta
anggaran biaya operasional dan pendapatan
Berdasarkan latar belakang masalah dan teori-
teori yang berkaitan, penulis pada periode 2007-2011.
Teknik penentuan sampel yang digunakan oleh
penulis adalah teknik Purposive Sampling. b. Anggaran yang terdapat dalam perusahaan
Purposive sampling menurut Sugiyono (2012, terdiri dari beberapa jenis, salah satunya
h.218), adalah teknik pengambilan sampel adalah anggaran berdasarkan bidangnya
sumber data dengan pertimbangan tertentu. yang terdiri dari anggaran operasional dan
Pertimbangan yang dimaksudkan yaitu: anggaran keuangan. Anggaran operasional
menjadi fokus peneliti sebab anggaran
a. Peneliti hanya memilih komponen yang tersebut memaparkan tentang anggaran laba
berkaitan tentang profitabilitas perusahaan, rugi perusahaan dan memiliki hubungan
lebih khusus lagi bagi komponen yang yang sangat erat dengan profitabilitas
berhubungan dengan return on asset perusahaan.
(ROA) yakni laba operasi dan total aset
perusahaan . 3.4 Jenis Data
pajak dan bunga yang diperoleh perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini 2. Variabel independen yaitu Anggaran biaya
menggunakan data sekunder yang diperoleh operasional (X1) merupakan rencana rinci
dari laporan keuangan PT. Graha Saran Duta mengenai besarnya biaya operasional yang
Palembang dan literatur-literatur yang dianggarkan dalam kegiatan operasional
berhubungan. perusahaan.
3. Variabel independen yaitu Anggaran
3.5 Teknik Pengumpulan Data pendapatan (X2) merupakan rencana yang
dibuat oleh perusahaan mengenai besarnya
a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data pendapatan yang dapat diperoleh
dengan melakukan tanya jawab langsung perusahaan.
kepada karyawan yang mempunyai
wewenang untuk memberikan data dan
informasi yang diperlukan dalan penulisan.
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan
b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data
Pengukuran Variabel
yang dilakukan dengan cara dibantu buku-
buku yang telah didokumentasikan yang N
berhubungan dengan penelitian. o
. Variabel Definisi Pengukuran
1 ROA Hasil pengembalian
. (Y) atas sejumlah aktiva
3.6 Definisi Operasional berdasarkan laba
Laba Setelah Bunga dan
setelah pajak dan
bunga yang
Ada tiga variabel yang digunakan dalam diperoleh Pajak
penanlitian ini, yaitu : perusahaan. Total Aktiva
1. Variabel dependen yaitu Return on Assets x 10 %
(Y) merupakan hasil pengembalian atas 2 Anggara n Rencana rinci
. Biaya mengenai besarnya
sejumlah aktiva berdasarkan laba setelah Operasi biaya
onal (X1) operasional yang Realisasi Anggran x 10 % Yang
dianggarkan dalam
Dianggarkan x 10%
kegiatan
operasional
perusahaan.
3 Anggara n Rencana yang
. Pendapa dibuat oleh
tan (X2) perusahaan
mengenai besarnya Realisasi Anggran x 10 %
pendapatan yang Yang Dianggarkan x 10%
dapat diperoleh
perusahaan

Sumber : Data diolah Sendiri

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang


digunakan adalah regresi linier berganda, untuk
menghitung besarnya pengaruh secara
kuantitatif dari suatu perubahan kejadian
variable X terhadap kejadian lainnya (variable
Y). Selain itu, digunakan juga pengujian
hipotesis yang terdiri atas analisis koefisien uji t
statistik. Semua pengolahan data akan
dilakukan dengan alat program SPSS 11.5 for
windows.
4. HASIL PENELITIAN DAN Pada tahun 2001, kepemilikan GSD diambil alih
PEMBAHASAN sepenuhnya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk. (Telkom), untuk mengelola gedung-gedung
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian kantor Telkom, yang sebelumnya dikelola oleh
divisi properti Telkom. Di bawah kendali
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Graha Sarana Telkom, GSD terus berkembang menjadi
Duta perusahaan properti yang terpadu dan kini
memiliki portofolio bisnis sebagai berikut :
1. Jasa pengelolaan properti
a. Penyewaan gedung 4.1.3.1 Visi
b. Pengelolaan gedung (Housekeeping, Visi yang ingin dicapai PT. Graha Sarana Duta
Engineering ME, Security and Safety, adalah Terbaik bagi Stakeholder (pelanggan,
Parking, Landscaping). pemegang saham dn karyawan).
4.1.3.2 Misi
4.1.2 Struktur Organisasi PT. Graha Misi yang diusung oleh PT PLN (Persero)
Sarana Duta Palembang adalah Menyediakan produk dan layanan total
property yang berwawasan lingkungan, dengan
mutu standar keselamatan terbaik, untuk
kepuasan dan kepercayaan pelanggan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1Anggaran Pendapatan Serta


Realisasinya
Sumber : PT.Graha Sarana Duta Palembang
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. GSD Tabel 4.5 Anggaran Pendapatan
Palembang Anggaran
%
Tahun Realisasi Selisih
Pendapatan

Keterangan gambar 4.1 adalah sebagai berikut 2007 - 309.187.000


2.523.175.000 2.213.988.000 8.77
:
- 188.092.000
1. Manager = 1 orang 2008
3.015.690.000 2.827.598.000 9.38
2. Supervasior adm dan keu = 1 orang 2009
0

a. Staf dan forn desk = 3 orang 2.866.172.748 2.866.172.748 10.00


0
3. Supervasior security dan parking = 1 2010
2.866.172.748 2.866.172.748 10.00
orang - 101.000.000
2011
a. Petugas Security = 16 orang 2.828.968.580 2.727.968.580 9.64
4. Supervasior ME = 1 orang
a. Petugas teknisi = 8 orang Sumber : Olahan Data PT.GSD Palembang
5. Supervasior house keeping = 1 orang
a. Petugas cleaning service = 14 orang 4.2.2 Anggaran Biaya Operasional Serta
Realisasinya
4.1.3 Visi dan Misi PT. Graha Sarana Duta
Palembang Tabel 4.6 Anggaran Biaya Operasional
Anggaran Realisasi Selisih %
Tahun Biaya
Operasional

2007 - 250.886.912
1.951.663.900 1.700.776.988 8.71

2008 - 116.057.917
2.415.900.709 2.299.842.792 9.52
- 109.000.000
2009
2.219.708.930 2.110.708.930 9.51
- 46.000.000
2010
2.240.708.930 2.194.708.930 9.79
- 70.000.000
2011
2.079.575.830 2.009.575.830 9.66

Sumber : olahan data PT.GSD Palembang


4.2.3 ROA Tahun 2007 – 2011 2009 49 %
447.090.298 908.926.126
2010 46 %
461.592.298 1.008.387.977
Tabel 4.7 ROA Berdasarkan Anggaran 2011 62 %
604.711.850 976.891.237
Pendapatan dan Anggaran
Biaya Operasional
Sumber : Olahan Data PT.GSD Palembang
Tahun ROA
Laba Total Aset
2007
4.3 Pembahasan
378.749.727 787.659.158 48 %
2008
389.483.344 793.314.639 49 % 4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.8 Coefficients(a) maka nilai ROA akan mengalami peningkatan
sebesar 0,788 dengan asumsi bahwa variabel
Stand
ardize d independen lain nilainya tetap.
Mo Unstandardized
Coeffi
cients  Koefisien regresi variabel X2 sebesar
del Coefficients T Sig. 0,103, artinya apabila X2 mengalami
Std. kenaikan 1%, maka nilai ROA akan
B Error Beta
1 (Const
mengalami kenaikan sebesar 0,103 dengan
-2.970 7.923 -.375 .744
ant) asumsi variabel independen lain nilainya
ABO .788 .819 .521 .962 .438 konstan.
AP .103 .076 .733 1.353 .309

a Dependent Variable: ROA 4.3.2 Pengujian Hipotesis


Sumber : data diolah (output program SPSS 11.5)
Analisis data dengan menggunakan pengujian
Berdasarkan data di atas, persamaan regresinya regresi linier berganda untuk mengetahui
sebagai berikut: pengaruh secara serempak dan secara parsial
Y = a + b1X1 + b2X2
antara anggaran biaya operasional dan anggaran
pendapatan terhadap kinerja keuangan
berdasarkan nilai ROA. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan dua metode,
yakni metode berdasarkan koefisien determinasi
dan uji t statistik.

4.3.2.1 Koefisien Determinasi

Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada


output model summary dari hasil analisis
regresi linier berganda berikut ini:

Tabel 4.9 Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .711(a) .506 .011 .63441
a Predictors: (Constant), AP, ABO
Y = -2,970 + 0,788X1 + 0,103X sumber : data diolah (output program SPSS 11.5)
2

Keterangan: Anggaran biaya operasional dan anggara


Y = ROA pendapatan pada dasarnya memiliki hubungan
a = konstanta yang sangat erat terhadap profitabilitas
perusahaan. Laba perusahaan
b1,b2 = Koefisien regresi diperoleh berdasarkan selisih antara besarnya
X1 = Anggaran Biaya Operasional pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan
X2 = Anggaran Pendapatan oleh perusahaan, baik itu biaya operasional
produksi maupun biaya usaha. Berkaitan
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan dengan anggaran biaya operasional dan
sebagai berikut: anggaran pendapatan perusahaan, dapat dilihat
 Konstanta sebesar -2,970, artinya apabila bahwa selisih antara yang dianggarkan dan
X1 dan X2 nilainya 0, maka nilai ROA-nya realisasi menimbulkan suatu perubahan yang
adalah -2,970. signifikan terhadap besarnya laba yang
 Koefisien regresi variabel X1 sebesar diperoleh perusahaan, dan secara langsung
0,788, artinya apabila X1 dinaikkan 1%,
akan berpengaruh terhadap besarnya nilai ROA. b. Angka R Square atau disebut juga koefisien
Dari tabel 4.9 dapat di simpulkan determinasi sebesar 0.506 berasal dari
bahwa (0.711 x 0.711) hal ini berarti 50,6 % variasi
a. Angka R sebesar 0.711 menunjukan bahwa dari ROA bisa dijelaskan oleh variasi
kolerasi antara ROA dengan anggaran anggaran biaya operasional dan anggarn
biaya operasional dan anggarn pendapatn pendapatan. Sedangkan sisanya 49,4 %
adalah kuat, karena diatas 0.5. dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
c. Standar Error of Estimate (SEE) adalah signifikan terhadap Return on Asset
0.634% menggambarkan model regresi (ROA).
semakin tepat dalam memprediksi variable b. Tingkat Signifikansi
dependent. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah
0,05 (α = 5%), berdasarkan tabel 4.10
4.3.2.2 Uji t Statistik signifikansi variabel anggaran biaya
operasional sebesar 0,438. Artinya tingkat
Hasil uji t dapat dilihat pada output coefficients signifikansi variabel anggaran biaya
dari hasil analisis regresi linier berganda operasional lebih besar dari standar
berikut ini: signifikansi, sehingga dapat dikatakan bahwa
Ho diterima.
Tabel 4.10 Coefficients(a)
c. Menentukan t hitung
Standardize
d Menentukan t hitung dari tabel 4.10, maka t
Mo
del
Unstandardized
Coefficients
Coefficient s
T Sig.
hitung variabel anggaran biaya operasional
Std.
sebesar 0,962.
B Error Beta
1 (Const
ant)
-2.970 7.923 -.375 .744 d. Menentukan t tabel
ABO .788 .819 .521 .962 .438 Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%
AP .103 .076 .733 1.353 .309
(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
= n – k – 1 atau 5 – 2 – 1= 2. Dengan pengujian
a Dependent Variable: ROA
Sumber : data diolah (output program SPSS 11.5) 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh
untuk t tabel sebesar 4.303.
1. Pengujian koefisien regesi variabel
anggaran biaya operasional e. Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho
Langkah-langkah untuk melakukan uji t untuk ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t
variabel anggaran biaya operasional sebagai tabel
berikut :
a. Hipotesis f. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Ho = anggaran biaya operasional secara parsial Nilai t tabel > t hitung (4.303> 0,962)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Return on Asset (ROA) Jadi, berdasarkan uji statistik secara parsial,
Ha = anggaran biaya operasional secara parsial dengan memerhatikan perbandingan t hitung
mempunyai pengaruh yang yang lebih kecil dari t tabel dan tingkat
signifikansi yang lebih besar yakni 43,8% dari
standar signifikansi sebesar 5%, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima atau anggaran
biaya operasional secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Secara statistik dikatakan, anggaran biaya
operasional tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Namun, biaya merupakan akun
pengurang aktiva dalam suatu perusahaan.
Artinya semakin besar biaya, maka semakin
besar pengurangan terhadap aktiva perusahaan
khususnya akun kas.
Dapat di lihat pada tabel 4.10 Pada Tahun
2007, realisasi anggaran biaya operasional lebih
kecil dari target. Maka biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan lebih kecil. Sehingga
pengurangan terhadap aktiva juga akan lebih
kecil.
Dalam teori dijelaskan, ROA diperoleh dari kecil akan mengurangi pendapatan perusahaan
perbandingan antara laba dan total aktiva. lebih kecil sehingga laba perusahaan akan lebih
Biaya operasional yang lebih kecil dari target besar.
akan mengurangi aktiva lebih kecil. Di sisi lain Akan tetapi, rasio return on asset yang
dijelaskan pula bahwa biaya operasional yang ditampilkan pada tabel 4.7 mengimplikasikan
bahwa penambahan aset yang tidak diimbangi d. Menentukan t tabel
oleh peningkatan laba menyebabkan nilai ROA Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%
semakin kecil. Penambahan aset perusahaan (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
diperoleh dari peningkatan modal usaha dari (df) = n – k – 1 atau 5 – 2 – 1= 2. Dengan
Investor. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil
fluktuasi biaya operasional tidak memiliki diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303.
pengaruh terhadap nilai ROA apabila total aset
perusahaan lebih besar sedangkan peningkatan e. Kriteria pengujian
laba tidak signifikan. Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho
Oleh karena itu, hasil statistik yang menyatakan ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t
biaya operasional tidak memiliki pengaruh tabel
signifikan terhadap nilai ROA dapat diterima,
dengan asumsi penambahan aset perusahaanf. Membandingkan F hitung dengan F tabel
tidak diimbangi oleh peningkatan laba operasi Nilai t hitung < t tabel (1.353 < 4.303)
perusahaan.
Jadi, berdasarkan uji statistik dengan pengujian
2. Pengujian koefisien regesi variabel anggaran t, maka Ho ditolak atau Ha ditolak. Sehingga
pendapatan dapat disimpulkan bahwa anggaran pendapatan
secara parsial tidak berpengaruh signifikan
Langkah-langkah untuk melakukan uji t untuk terhadap ROA. Hal ini di sebabkan karena
variabel pendapatan sebagai berikut : pendapatan yang di terima PT. Graha Sarana
a. Hipotesis Duta Palembang pada tahun 2009 – 2010 sesuai
Ho =anggaran pendapatan secara parsial tidak dengan nilai kontrak sehingga pendapatan dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap realisasinya sama.
Return on Asset (ROA)
Ha=anggaran pendapatan secara parsial 5. PENUTUP
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Return on Asset (ROA). 5.1 Kesimpulan
b. Tingkat Signifikansi a. Berdasarkan nilai koefisien
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah determinasinya, anggaran biaya
0,05 (α = 5%), berdasarkan tabel 4.10 operasional dan anggaran pendapatan
signifikansi variabel anggaran pendapatan mempengaruhi Return on Asset (ROA)
sebesar 0,309. Artinya signifikansi variabel bisa di liat dengan R sebesar 0.711.
anggaran pendapatan lebih besar dari standar b. Berdasarkan pengujian t statistik
signifikansi sehingga dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa secara parsial anggaran
Ha ditolak. biaya operasional dan anggaran
pendapatan tidak berpengaruh terhadap
c. Menentukan t hitung ROA.
Menentukan t hitung dari tabel 4.10,
berdasarkan tabel di atas, maka t hitung 5.2 Saran
variabel anggaran pendapatan sebesar 1.353.
a. Perusahaan sebaiknya memerhatikan
penyusunan dan penetapan anggaran biaya
operasional dan anggaran pendapatan agar
memberikan kontribusi yang lebih baik
dalam penilaian kinerja perusahaan.
b. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan
perbandingan yang proporsional antara
peningkatan aktiva dan perolehan laba rugi
perusahaan yang berpengaruh besar
terhadap penilaian kinerja keuangan,
khususnya Return on Asset.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Hanafi, M 2009,


Manajemen Resiko,
Edisi ke-2, UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.

[2] Horngren, Charles T


2008, Akuntansi Biaya,
Jilid 1, Edisi ke-12,
Erlangga, Jakarta.

[3] Kasmir 2010,


Analisis Laporan
Keuangan, Rajawali
Pers, Jakarta.

[4] Mulyadi 2005,


Akuntansi Biaya, Edisi
ke-6, STIE YKPN,
Yogyakarta.

[5] Munandar, M 2007,


Budgeting :
Perencanaan
Pengkoordinasian dan
Pengawasan Kerja, edisi
ke-2, BPFE- Yogyakarta,
Yogyakarta.

[6] Nafarin, M 2009,


Penganggaran Perusahaan,
Edisi ke-3, Salemba Empat,
Jakarta.

[7] Rudianto 2009,


Penganggaran, Erlangga,
Jakarta.

[8] Sugiyono 2009, Metode


Penelitian Bisnis, Cetakan
ke-9, Alfabeta, Bandung.

[9] Sugiyono 2012, Metode


Penelitian Kuantitatif,
Kuaitatif, dan R dan D,
Edisi ke-15, Alfabeta,
Bandung.

[10] Syamsul 2006,


Metodologi
Penelitian
Kuantitatif untuk
Akuntansi dan
Keuangan, Ekonisia,
Yogyakarta.

[11] Tunggal, Amin Widjaja


2000, Dasar- dasar
Analisis Laporan
Keuangan, Rineke
Cipta, Jakarta.
Telaah Jurnal :
Secara teori dijelaskan bahwa elemen yang berpengaruh terhadap besarnya
laba yang diperoleh perusahaan adalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
dalam aktivitas operasional perusahaan
Hasil penelitian menunjukan Bahwa partisipasi anggaran, tingkat kesulitan
anggaran dan evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
berpengaruh positif Penalitian yang dilakukan lebih menekankan kepada
peranan anggaran dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi
Anggaran laba rugi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, dua diantaranya
adalah anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan. Kedua anggaran
tersebut disusun dalam bentuk perencanaan anggaran dan membandingkan
dengan realisasi anggaran sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan,
apakah sesuai dengan perencanaan serta bagaimana pengaruhnya terhadap
kinerja perusahaan.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu anggaran biaya operasional
(X1), anggaran pendapatan (X2), dan ROA (Y). Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian verivikatif. Sampel yang digunakan oleh peneliti
adalah Return on Asset (ROA) perusahaan serta anggaran biaya operasional
dan pendapatan pada periode 2007-2011. Secara teori dijelaskan bahwa elemen
yang berpengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh perusahaan adalah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas operasional
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul :
"Analisis Anggaran Biaya Operasional dan Anggaran Pendapatan Terhadap
Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio return on asset (ROA) Pada PT. Menurut
Munandar (2007, h. 19) penyusunan anggaran biaya operasional yang lazim
terjadi pada suatu perusahaan adalah mencakup anggaran berikut:
a. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting),
b. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting),
c. Anggaran Biaya Semi-Variabel.
Hasil penelitian menunjukan Bahwa partisipasi anggaran, tingkat kesulitan
anggaran dan evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
berpengaruh positif. Penalitian yang dilakukan lebih menekankan kepada
peranan anggaran dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi.
Anggaran yang memiliki pengaruh besar terhadap kinerja perusahaan adalah
anggaran laba rugi. Anggaran laba rugi ini dibedakan menjadi beberapa jenis,
dua diantaranya adalah anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan.
Kedua anggaran tersebut disusun dalam bentuk perencanaan anggaran dan
membandingkan dengan realisasi anggaran sesuai dengan kegiatan operasional
perusahaan, apakah sesuai dengan perencanaan serta bagaimana pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa nilai koefisien determinasinya,


anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan mempengaruhi Return on
Asset (ROA) bisa di liat dengan R sebesar 0.711 dan secara parsial anggaran
biaya operasional dan anggaran pendapatan tidak berpengaruh terhadap ROA.
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (1): 204-216
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2015

PENERAPAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI


ALAT KENDALI MANAJEMEN PENDAPATAN
DAN PENGEMBANGAN USAHA
(Studi kasus pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda)

Devita Mardiana Suprapti 1

Abstrak
Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan swasta
yang bergerak dibidang penyedia jasa dan alat elektrikal yakni CV. Mustika
Surya Elektrik yang berlokasi di Samarinda – Kalimantan Timur.
Penulis melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha CV. Mustika Surya Elektrik.
Manfaat yang ada yakni guna menunjukan fenomena masalah yang ada
pada perusahaan untuk mendapatkan evaluasi adanya penyimpangan serta
memberikan tindakan perbaikan untuk dapat digunakan sebagai masukan
perusahaan terhadap penyelesaiaan penyimpangan.
Dengan rumusan masalah yang ada yakni, bagaimana penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda penulis
melakukan pengujian rumusan masalah menggunakan alat analisis presentase
yang dikemukakan oleh Dean J. Champion (1981 : 302) melalui penyebaran
kuesioner terhadap key informan selaku pejabat berwenang di perusahaan
dalam kegiatan penjualan.
Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan melalui analisis presentase
didapat hasil yakni 57% dengan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda cukup
tercapai dalam realisasinya.
Penulis memberikan sedikit saran dan masukan untuk dipertimbangkan
dalam melakukan pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha dimana kurangnya
pengawasan sebagai pengendalian penerapan anggaran penjualan terhadap
pelaksanaan pada realisasinya.

Kata Kunci : Anggaran Penjualan, Manajemen Penjualan Perusahaan,


Pengembangan Usaha.

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: demasu.april@gmail .com
Anggaran Penjualan Sebagai Kendali Manajemen Pengembangan Usaha, Mardiana

Pendahuluan
Tujuan utama pendirian perusahaan pada umumnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pengelolaan yang efektif
terhadap seluruh aspek kegiatan perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan
dapat berjalan baik dan lancar sesuai dengan rencana perusahaan. Pada era
globalisasi seperti sekarang, persaingan yang ada semakin ketat dan para
ekonomi bergerak semakin dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut
meningkatkan operasi dan pelayanan secara maksimal, serta harus
memperhatikan faktor yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu strategi
perusahaan, kondisi perekonomian, dan peraturan pemerintah demi terjaminnya
keberlangsungan hidup dan pengembangan perusahaan.
Diberitakan bahwa adanya penurunan bahan bakar minyak subsidi dan
sudah diterapkannya peraturan pemerintah Bpk. Ir. H. Joko Widodo tersebut
dimana pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak supsidi sebanyak 2
kali diawal tahun 2015 ini menjadikan harga bahan bakar minyak berpengaruh
pada anggaran distribusi yang turut andil dalam anggaran penjualan, yang akan
berdampak menurunnya harga barang yang dijual sehingga para kompetitor
akan juga mengabil tindakan yang sama dan akan menekan harga distribusi
barang dengan menjual barang dengan harga yang lebih murah dari harga
sebelumnya. Dalam kondisi tersebut akan terjadi peningkatan kompetitor dan
persaingan ketat yang terjadi sehingga anggaran penjualan perusahaan perlu di
rencanakan sebaik - baiknya untuk mengoptimalkan laba perusahaan dan
peningkatan perkembangan perusahaan.
Anggaran perusahaan disusun manajemen untuk dapat melaksanakan
tujuan yang telah ditetapkan agar dapat dicapai dengan sebaik mungkin.
Khususnya anggaran penjualan, pada waktu penyusunan harus dapat melihat
faktor – faktor yang berhubungan dengan aktivitas penjualan, seperti
anggaran distribusi barang sehingga penjualan barang hasil produksi CV.
Mustika Surya Elektrik berupa panel, tiang listrik dan trafo yang bahan
bakunya diambil dari luar daerah dapat dianggarkan dengan baik untuk
memberikan harga penjualan yang kompetitif.
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka penulis
dapat merumuskan permasalahan sebagai yakni, “Bagaimana Penerapan
Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen Pendapatan dan
Pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Electric Samarinda?” dan
adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah, Untuk
mengetahui pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali
manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya
Elektrik di Samarinda.

205
Kerangka Dasar Teori
Anggaran.
Menurut M. Nafarin (2007 : 4) “Perencanaan (budgeting) merupakan
proses menyusun anggaran sehingga anggaran (budget) adalah hasil (bagian)
dari penganggaran.”
Dijelaskan kembali oleh M. Nafarin (2007 : 5) “Penganggaran
perusahaan merupakan proses menyusun anggaran perusahaan sehingga
anggaran perusahaan berarti menjelaskan, menghitung, dan menyusun
anggaran perusahaan.”
Anggaran Penjualan.
Menurut Haruman dan Rahayu ( 2007 : 45 ) “Anggaran penjualan
(sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan
perusahaan selama priode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga
barang, waktu penjualan serta tempat / daerah penjualannya.”
Menurut Garrison, Norren dan Brewer diterjemahkan oleh Nuri
Handuan (2006 : 42) “Sales budget (anggaran penjualan) adalah perencanaan
detail yang menunjukan perkiraan penjualan untuk priode mendatang ;
penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun nilai mata uang
penjualan.”
Menurut M. Munandar (2007 : 41) “Bugdet Penjualan (salles budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang
penjualan perusahaan selama priode tertentu yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual,
jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan, serta tempat (daerah) pemasarannya.”
Dan menurut M. Nafarin (2007 : 166) “Anggaran jualan berarti
anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual.”
Dimana M. Nafarin menjelaskan bahwa “Menjual (sell) berarti
menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat
tertentu.” (2007 : 166)

Manajemen Pendapatan.
Manajemen itu sendiri adalah suatu konsep yang mengatur kinerja para
pekerja dengan proses merencanakan, pengorganisasian sehingga
memunculkan pengendalian bagi perusahaan.
T.Hani Handoko (2000 : 10) menyebutkan “Manajemen adalah bekerja
dengan orang – orang untuk menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai
tujuan – tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan,
pengoranisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan
pengawasan.”
Menurut Eldon S. Hendriksen (2007 : 374) dalam Teori Akuntansi
menjelaskan bahwa pendapatan adalah :
“Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil
dari suatu perusahan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran
yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan.Dalam praktek ini biasanya
pendapatan diakui pada saat penjualan.”

Pengembangan Usaha.
Pengembangan usaha adalah “Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang
strategi dan implementasi dari peluang usaha.” ( Id/Wikipedia)

Hubungan Penerapan Anggaran Penjualan sebagai kendali manajemen


pendapatan untuk pengembangan perusahaan.
Sehingga dengan menerapkannya anggaran penjualan akan
meningkatkan pendapatan perusahaan yang didapat melalui aktivitas penjualan
“ Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari
suatu perusahan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang
berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya
pendapatan diakui pada saat penjualan. ”
Dalam Bukunya Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Hendra S.
Raharjaputra (2009 : 97) dijelaskan bahwa, Dalam pusat penghasilan (income /
revenue centers) setiap output akan diukur dengan kinerja keuangan (Monetery
term). Pusat penghasilan biasanya ditemukan pada bagian / departemen
pemasaran / penjualan yang memiliki aktivitas antara lain, Menyusun anggaran
penjualan dan Merencanakan jumlah / target penjualan.
Dalam Penelitian ini peneliti memiliki kerangka konsep sebagai berikut :
Penerapan Pengendalian Pengembangan
Anggaran Manajemen Usaha
Penjualan Pendapatan

Keterangan gambar :
1. Perincian penerapan anggaran penjualan pada aktrivitas penjualan barang.
2. Pengendalian penjualan dimana perusahaan sudah memiliki pengawasan
dari anggaran penjualan dengan mengoptimalkan penerapan melalui
pendapatan penjualan.
3. Mengelola pendapatan melalui aktivitas penjualan sehingga memiliki
keuntungan yang akan digunakan untuk pengembangan usaha.
Metode Penelitian
Jika dilihat dari objek dan metode analisis yang digunakan, maka
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan studi kasus.
Sesuai dengan judul yaitu penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha, maka terdapat
variabel yang menjadi dimensi pengukuran dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel Definisi Operasional
Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator
1.Penerapan 1) Biaya Promosi dan  Biaya Pemasangan
Anggaran Advertensi. Iklan.
Penjualan 2) Biaya Pembelian.  Biaya Pembuatan Alat
3) Biaya Akomodasi. Promosi.
4) Biaya Distribusi.  Biaya Pembelian
5) Biaya Tenaga Kerja. Barang Jualan.
6) Biaya Penyusutan  Biaya Pembelian
Fasilitas. Bahan Baku
7) Karakteristik  Biaya Perjalanan.
Anggaran  Biaya Pengiriman
8) Konsep Anggaran Barang.
Penjualan.  Biaya Bongkar Muat
Pengiriman.
 Biaya Kuli Luar.
 Biaya Tenaga Kerja
Kantor Bag.
Administrasi.
 Biaya Perawatan
Gudang
 Biaya Perawatan Pabrik
 Dinyatakan dalam
satuan keuangan dan
satuan selain uang.
 Umumnya memiliki
jangka waktu satu tahun.
 Berisi komitmen atau
kesanggupan
manajemen.
 Usulan anggaran
ditelaah dan
disetujui.
 Sekali disetujui
anggaran tidak bisa
dirubah kecuali dalam
keadaan tertentu.
 Secara berkala, selisih
dianalisis dan dijelaskan.
 Dasar Penyusunan
Anggaran.
 Menyusun Anggaran
Penjualan.
2.Pengendalian 1) Menetapkan  Pembuatan Anggaran
Manajemen Anggaran Penjualan. Penjualan Yang Baik
Pendapatan 2) Membandingkan dan Benar.
Realisasi dengan  Sesusuai Dengan
Anggaran yang Telah Realisasi Anggaran
Ditetapkan. Penjualan.
3) Analisis Penyebab  Banyaknya Kerugian
Penyimpangan. Yang Terjadi Pada
4) Tindakan Perbaikan. Pendapatan
Penjualan.
 Analisis Ulang
Penyebab
Penyimpangan.
3.Pengembangan 1) Tujuan Anggaran  Tujuan Perusahaan
Usaha 2) Anggaran. Penjualan  Pendapatan Perusahaan
Yang Terrealisasi. Meningkat.
3) Keuntungan Yang  Penambahan Jumlah
Optimal. Produk.
Sumber Data : Bertha, 2004

Sumber dan Jenis Data.


Data merupakan faktor yang penting untuk menunjang suatu penelitian.
Yang menjadi jenis data dalam penelitian ini dibagi dua jenis data, antara lain :
1. Data Primer
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
dapat dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis. Adapun yang menjadi informan
kunci (key informan) adalah :
a. Bagian Administrasi Keuangan CV. Mustika Surya Elektrik.
b. Bagian Oprasional CV. Mustika Surya Elektrik.
c. Direktur Utama CV. Mustika Surya Elektrik.
d. Konsultan Perusahaan CV. Mustika Surya Elektrik.
2. Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data.


1) Metode Observasi, Observasi dalam penelitian ini memakai metode
observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sitematis,
tentang apa yang akan diamati, meliputi pengolahan data tentang biaya
yang dipakai dalam penerapan anggaran penjualan dan proses aktivitas
transaksi penjualan CV. Mustika Surya Elektrik.
2) Metode Dokumen, dengan mencatat data yang sudah ada pada subyek
penelitian dengan mempelajari kebijaksanaan perusahaan mengenai
kegiatan penganggaran penjualan terhadap potensi pendapatan dalam
rangka untuk pengembangan usaha perusahaan.
3) Metode Wawancara Langsung, Dengan menggunakan metode
wawancara tidak terstruktur yakni wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
4) Literatur (penelitian perpustakaan), penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang terdapat di ruang perpustakaan,
seperti buku, skripsi, dokumen, dan lain - lainnya menurut Pasolong
(2012 ; 69)

Teknik Analisis Data.


Pengumpulan data yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha adalah melalui dua cara yakni menganalisis forcast
penjualan perusahaan untuk mengetahui penerapan anggaran penjualan dan
kuesioner yang diberikan kepada para pejabat berwenang yang ada dalam
perusahaan berkaitan dengan pengendalian manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha perusahaan.
Hubungan anatara variabel – variabel yang digunakan dalam melakukan
penelitian perlu dianalisis agar dapat melakukan pengambilan kesimpulan.
Pengujian rumusan masalah dilakukan dengan menggunakan perhitungan
persentase yang dikemukakan oleh Dean J. Champion (1981 : 302), yaitu
dengan menghitung jumlah total jawaban “Ya” kemudian dilakukan
perhitungan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah Jawaban "Ya" x 100%
 Total Jawaban
Kuesioner
Hasil jawaban yang diperoleh dengan cara perhitungan diatas berguna
untuk pengambilan simpulan, seperti yang telah dikemukakan oleh Dean J.
Champion (1981 : 302), yaitu sebagai berikut :
Tabel Klasifikasi Interprestasi
Koefisien Korelasi Interprestasi
0% - 25% No Association or Low Association
(weak association)
26% - 50% Moderately Low Association (Moderately
weak association).
51% - 75%
Moderately High Association (Moderately strong
76% - 100% association).
High Association (strong association) up to perfect
association.
Sumber Data Dean J. Champion (1981 : 302)
Penilaian hasil presentase yang disesuaikan dengan kriteria yang
dikemukakan oleh peneliti melalui acuan milik Dean J. Champion (1981 : 302)
yaitu sebagai berikut :
0% - 25% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat
Kendali Manajemen Pendapatan Perusahaan Kurang
Tercapai.
26% - 50% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat
Kendali Manajemen Pendapatan Perusahaan Sedikit
Tercapai.
51% - 75% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat
Kendali Manajemen Pendapatan Perusahaan Cukup
Tercapai.
76% - 100% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat
Kendali Manajemen Pendapatan Perusahaan Sangat
Tercapai.
Analisis taksiran forcasting pada perusahaan peneliti menggunakan alat
analisis perhitungan kuantitatif dengan metode Trend Bebas yang
dikemukakan oleh Drs. M. Munandar dalam bukunya Budgeting.
Yakni forcast disajikan dalam bentuk data table penjualan yang diolah
menjadi grafik sehingga dapat ditarik garis lurus untuk menentukan
penaksiran, khususnya penaksiran tentang jumlah (kuantitas) produk yang
diperkirakan akan mampu dijual dan penaksiran dalam proses menyusun
anggaran penjualan.
Metode trend bebas itu sendiri tetap menggunakan prinsip yang sama
dengan metode lain yaitu berusaha mengganti atau mengubah garis patah –
patah dalam grafik menjadi garis lurus yang sempurna dengan cara bebas
sesuai perasaan (intuisi) dari orang yang bersangkutan yang berwenang
membuat taksiran forcast. Garis lurus itu dibuat sedemikian rupa sehingga
dirasakan cukup mewakili titik – titik data historis yang tersebar secara tidak
teratur tersebut.
Oleh karena perasaan dan pendapat masing – masing orang itu berbeda
beda, maka hasil penaksiran (forecasting) untuk priode yang akan datang juga
akan berbeda. Dan banyak bersifat subjektif. Orang yang bersifat optimistik
akan cenderung menghasilkan taksiran yang tinggi, sedangkan orang yang
bersifat pesimistik akan cenderung menghasilkan taksiran yang rendah.
Dijelaskan bahwa garis lurus tersebut dianggap telah mewakili titik – titik data
historis, karena sebagian titik – titik itu berada tepat di garis lurus dan diatas
garis lurus. Dengan dibuatnya garis lurus, maka untuk mengetahui taksiran
penjualan pada bulan berikutnya, dapat dilakukan dengan memperpanjang atau
meneruskan garis lurus tersebut ke bulan berikutnya sesuai keinginan.

Hasil Penelitian
Pengujian Rumusan Masalah.
Untuk pengujian rumusan masalah yakni “Bagaimana penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha?” yang peneliti lakukan terhadap perusahaan dan
memperoleh data yang diperlukan dengan menyebarkan kuesioner, berisi
pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas
kepada empat responden sebagai key informan, yaitu kepala bagian
administrasi keuangan CV. Mustika Surya Elektrik, kepala bagian oprasional
CV. Mustika Surya Elektrik, direktur utama CV. Mustika Surya Elektrik dan
konsultan perusahaan CV. Mustika Surya Elektrik.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan kuesioner adalah :
1. Menyebarkan kuesioner tersebut kepada empat orang yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan utama perusahaan yang telah dipilih peneliti
menyesuaikan penelitian dalam mengelola keuangan dan pendapatan
perusahaan.
2. Mengolah hasil jawaban kuesioner dengan memisahkan tiap jawaban
responden sesuai dengan jawaban yang tersedia “Ya” dan “Tidak”.
3. Menjumlahkan hasil olahan data jawaban kuesioner sesuai jawaban “Ya”
dan “Tidak” secara terpisah lalu menjumlahkan keduanya menjadi total
jumlah jawaban kuesioner.
4. Setelah didapat total jumlah jawaban kuesioner tersebut, lalu total
jawaban “Ya” dibagi dengan semua total jawaban “Ya” dan “Tidak”
yang dijumlahkan kemudian dikalikan dengan 100% untuk mengetahui
presentase analisis tersebut.
Analisis perhitungan presentase pengolahan data kuesioner yang telah
peneliti dapat dengan menggunakan alat analisisis yang dikemukakan oleh
Dean J. Champion (1981; 302) adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh jawaban “Ya”
sebanyak 79 dan hasil jumlah jawaban kuesioner sebanyak 139, setelah
dihitung memakai alat perhitungan yang dikemukakan oleh Dean J. Champion
(1981; 302) maka diperoleh hasil presentase penerapan anggaran penjualan
sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha sebesar
57%.
Penilaian hasil presentase yang disesuaikan dengan kriteria yang
dikemukakan oleh peneliti melalui acuan milik Dean J. Champion (1981 : 302)
yaitu diklasifikasikan pada :
51% - 75% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali
Manajemen Pendapatan Perusahaan Cukup Tercapai.
Maka hasil analisis tersebut dikelompokan pada kriteria sebesar 51% - 75%
yakni “Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali
Manajemen Pendapatan dan Pengembangan Usaha cukup tercapai.”
Dan sebagai pelengkap penelitian terhadap penyusunan anggaran peneliti
juga melakukan pengujian terhadap analisis forcast penjualan perusahaan untuk
tahun 2015 sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perusahaan dalam
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha, Dengan hal ini maka peneliti menganalisis peralaman
atau forcast untuk tahun 2015 dengan memakai data penjualan pada tahun 2014
dengan sebaran data sebagai berikut :
Tabel Data Penjualan Tahun 2014
No Bulan Total Penjualan
1 Januari Rp200.000.000
2 Februari Rp250.000.000
3 Maret Rp250.000.000
4 April Rp325.000.000
5 Mei Rp325.000.000
6 Juni Rp330.000.000
7 Juli Rp330.000.000
8 Agustus Rp350.000.000
9 September Rp350.000.000
10 Oktober Rp350.000.000
11 November Rp375.000.000
12 Desember Rp375.000.000
Sumber Data : CV. Mustika Surya Elektrik

Forcast untuk tahun 2015 yang telah dianalisis menggunakan data penjualan
tahun 2014 yakni sebagai berikut :
Hasil Forecast Metode Trend Bebas Untuk Tahun 2015

Yakni menetapkan batas minimal penjualan pada Rp. 200.000.000,00


hingga maksimal Rp. 400.000.000,00 didukung dengan penjualan pada awal
tahun 2014 yang sudah mencapai Rp. 200.000.00,00 terus stabil menaik hingga
penjualan Rp. 350.000.000,00 maka peneliti yang melakukan pengujian
forcasting untuk ditahun 2015 optimis penjualan akan terus meningkat
walaupun ada fluktuatif penurunan yang kemungkinan akan terjadi tidak terlalu
signifikan, sehingga kemudian perusahaan bisa menerapkan anggaran
penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan
usaha demi terwujudnya tujuan perusahaan dalam pengembangan usahanya.

Kesimpulan
Mengenai penyusunan anggaran yang tidak dikelola secara baik
terhadap penyusunan biaya distribusi pembelian bahan baku benar adanya,
dikarenakan Direktur Utama selaku pembuat anggaran penjualan kurang
memperhitungkan biaya tidak terduga yang sering muncul ketika
pendistribusian barang ke pabrik menjadikan biaya oprasional yang terkadang
tidak sesuai dengan anggaran penjualan yang telah disusun. Sehingga
sebaiknya biaya tak terduga yang telah terjadi beberapa kali dalam kegiatan
distribusi bisa di anggarkan lebih untuk meminimalisir terjadinya
penyimpangan terjadinya pembengkakan biaya distribusi.
Dan mengenai bagaimana penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada perusahaan
yang telah diteliti bahwa hasil uji presentase mendapatkan hasil 57% yakni
termasuk dalam kategori cukup tercapai dalam penerapannya. Pengujian
tersebut menggunakan alat uji presentse yang dikemukakan oleh Dean J.
Champion (1981:302) melalui penyebaran kuesioner terhadap key informan
selaku pejabat terkait yang berwenang dalam kegiatan penjualan perusahaan.
Dalam hal ini benar adanya ketercapaian penerapan anggaran dalam hal teknis
tetapi dalam hal intuisi dan pengendalian manajemen pendapatan dalam hal
kebijakan sikologis dan sosial lingkungan perusahaan masih harus ditingkatkan
agar keberhasilan tercapai sangat baik.
Analisis forcasting yang diramalkan pada penjualan perusahaan
berjumlah minimal penjualan pada Rp. 200.000.000,00 hingga maksimal Rp.
400.000.000,00 untuk tahun 2015 optimis akan tercapai dengan tolak ukur
keberhasilan penerapan < -5% untuk penyimpangan yang terjadi dan > 5%
untuk positive pencapaian penerapan yang di sesuaikan oleh perusahaan
Bahwa penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha dalam hal teknis pada perusahaan CV.
Mustika Surya Elektrik cukup tercapai tetapi masih terdapat penyimpangan
pada hal pengendalian sebagai pengawasan guna tercapainya penerapan
anggaran penjualan seperti, dalam hal sikologi dan emosional serta sosial
lingkungan kerja perusahaan membuat pekerjaan yang berjalan tidak kondusif.
Beberapa saran yang peneliti sampaikan yakni :
Pemberian sanksi tegas terhadap pelaku penyimpangan perusahaan
seperti pemotongan gaji, skorsing, dan pemecatan dengan memberikan sanksi
sesuai tahapan prosedur pemberian sanksi dan sanksi sesuai dengan
penyimpangan yang dilakukan.
Menerapkan anggaran dengan jauh lebih baik secara disiplin dan
melakukan pencatatan penyimpangan yang dilakukan untuk evaluasi yang bisa
dilakukan dengan setidaknya 3 hari sekali dalam rapat atau pertemuan, dan
memberikan laporan harian penjualan sebagai evaluasi dini dari penyimpangan
serta melaksanakan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
bidang etika kerja dan komitmen kerja pada para pekerja perusahaan.
Dapat melakukan riset biaya tak terduga yang dimungkinkan akan timbul
dari sidak perjalanan dan kegiatan pendistribusian secara detail dan rinci serta
dapat melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan penyedia jasa distribusi
untuk mempermudah pengawasan dan pengendalian biaya tak terduga yang
akan dikeluarkan.
Tidak berusaha mengerjakan kegiatan penjualan secara pribadi diluar jam
on open order sehingga memberikan batasan untuk transaksi penjualan yang
telah ditetapkan perusahaan melalui jam transaksi, sehingga terhindar dari
terjadinya kehilangan pencatatan transaksi dan terciptanya kedisplinan
perusahaan dalam kegiatan penjualan serta mengurangi penyimpangan yang
mungkin akan terjadi pada kegiatan tersebut.
Bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah diberikan oleh perusahaan
tanpa mencampuri kinerja bagian lain untuk mengurangi terjadinya rangkap
pekerjaan dan penyimpangan. Dan dapat melakukan penunjukan langsung
terhadap jasa pendistribusian guna mengurangi biaya diluardugaan yang
timbul.
Daftar Pustaka
Bertha Elvina TR, 2004. Pemanfaattan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Bantu
Manajemen Dalam Mendukung Efektivitas Penjualan, Universitas
Widyatama.
Camphion, Dean J, 1981. Basic Statistic For Social Research, 2nd edition, New
York : Mac Milan Publishing Co.,Inc
James A.F. Stoner, 2001. Manajemen jilid satu terbitan Indonesia.
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

M . Munandar, 2013. Budgeting. Yogyakarta ; BPFE Yogayakarta.


M. Nafarin, 2005. Penganggaran Perusahaan, Jakarta ; Salemba Empat.
M. Nafarin, 2007. Penganggarann Perusahaan Edisi 3. Jakarta ; Salemba Empat.
Marinot Manullang, Dearlina Sinaga, 2005. Pengantar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Salemba Empat.
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Admisntrsi Publik. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulaeman Suhendar, 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Pasar
Regional & Global. Jakarta.
Tendi Haruman & Sri Rahayu, 2007. Penyusunan Anggaran. Yogyakarta.
Graha Ilmu Yogyakarta.
Https://sites.google.com/sites/penganggaranperusahaan/home.com , 3.01.2014 -
13.45 wita . Budgeting , Hendra Poerwanto q

61
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

Telaah Jurnal :

Penulis memberikan sedikit saran dan masukan untuk dipertimbangkan dalam melakukan pelaksanaan
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha
dimana kurangnya pengawasan sebagai pengendalian penerapan anggaran penjualan terhadap
pelaksanaan pada realisasinya. Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan yang ada semakin
ketat dan para ekonomi bergerak semakin dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut meningkatkan
operasi dan pelayanan secara maksimal, serta harus memperhatikan faktor yang harus selalu
dipertimbangkan, yaitu strategi perusahaan, kondisi perekonomian, dan peraturan pemerintah demi
terjaminnya keberlangsungan hidup dan pengembangan perusahaan. Dalam kondisi tersebut akan
terjadi peningkatan kompetitor dan persaingan ketat yang terjadi sehingga anggaran penjualan
perusahaan perlu di rencanakan sebaik -baiknya untuk mengoptimalkan laba perusahaan dan
peningkatan perkembangan perusahaan. Khususnya anggaran penjualan, pada waktu penyusunan
harus dapat melihat faktor - faktor yang berhubungan dengan aktivitas penjualan, seperti anggaran
distribusi barang sehingga penjualan barang hasil produksi CV. Berdasarkan uraian permasalahan
pada latar belakang, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai yakni, "Bagaimana
Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen Pendapatan dan Pengembangan
usaha pada CV. Mustika Surya Electric Samarinda?" dan adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian adalah, Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada CV. Menurut Haruman dan Rahayu
( 2007 : 45 ) "Anggaran penjualan (sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih
terperinci penjualan perusahaan selama priode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan
serta tempat /daerah penjualannya." Menurut Garrison, Norren dan Brewer diterjemahkan oleh Nuri
Handuan (2006 : 42) "Sales budget (anggaran penjualan) adalah perencanaan detail yang menunjukan
perkiraan penjualan untuk priode mendatang ; penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun
nilai mata uang penjualan." Menurut M. Munandar (2007 : 41) "Bugdet Penjualan (salles budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang penjualan perusahaan
selama priode tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas)
barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan, serta tempat (daerah) pemasarannya." Dan menurut M. Nafarin (2007 : 166)
"Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual." Dimana M.
Nafarin menjelaskan bahwa "Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan
harga tertentu dan pada saat tertentu." (2007 : 166) Manajemen Pendapatan. Sehingga dengan
menerapkannya anggaran penjualan akan meningkatkan pendapatan perusahaan yang didapat melalui
62
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

aktivitas penjualan " Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahan. Sesuai dengan judul yaitu penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha, maka terdapat variabel yang menjadi dimensi pengukuran.

63
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI ALAT


PERENCANAAN LABA PADA PT WAHANA PERSADA KARTON
PALEMBANG
Dessi Kurniawati1), Jamiyla2), Trie Sartika Pratiwi3)
1), 2),3)
Program Studi Akuntamsi Universitas Indo Global Mandiri Jl. Jend. Sudirman No. 629
KM.4 Palembang Kode Pos 30129
Email : dessikurniawati@yahoo.com 1), jamiyla@uigm.ac.id2), trie.sartika@uigm.ac.id3)

ABSTRACT

This thesis is entitled "Analysis of Sales Budget as Planning Tool of Profit in PT Wahana Persada Karton Palembang".
PT Wahana Persada Karton Palembang is a company engaged in the sale of boxes. To obtain the data, the author used
data collection methods such as interviews, documentation and library research related to the problems that occured.
Based on the results of the analysis conducted, the company implemented a top-down system (Authoritarian) in
performing the procedure of preparing the salesman budget from the data of the previous year's salesman realization, so
the company has not made a good budget preparation as a tool of profit planning. The author proposed
recommendations to companies to consider using forecasting sales the quadratic method of preparation of the sales
budget. By using this method the company can see how much sales targets to be achieved in the period to come and to
know the factors causing the difference between sales budget with its realization.

Keywords : Forecasting Sales, Sales Budgeting, Profit Planning

1. Pendahuluan perusahaan adalah penjualan, dimana penjualan barang

Salah satu bentuk dari berbagai rencana yang disusun oleh


suatu perusahaan untuk menentukan kegiatan
operasionalnya dalam mencapai tujuan adalah menetapkan
suatu anggaran perusahaan. Anggaran merupakan hasil
dari suatu proses penyusunan anggaran yang biasa disebut
dengan penganggaran.
Budgeting atau penganggaran merupakan salah satu
bentuk perencanaan aktivitas perusahaan di masa yang
akan datang dengan tujuan kesinambungan perusahaan
serta hasil usaha yang diharapkan yaitu berupa laba.
Penganggaran ini mencakup seluruh bidang dalam
perusahaan seperti bidang penjualan, pengadaan,
produksi, keuntungan dan pemasaran. Sebagai alat
manajemen, anggaran diperlukan oleh perusahaan untuk
mengendalikan dan mengarahkan setiap pelaksanaan
(realisasi) dari rencana yang telah disusun untuk waktu
yang akan datang (Fadli 2012:1).
Proses penganggaran yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan dapat menunjukkan posisi perusahaan di
pasar, menempatkan sumber-sumber daya yang belum
digali, dan memotivasi para karyawan untuk mencapai
tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Perusahaan
menggunakan proses penganggaran untuk mencapai posisi
puncak dalam industri yang digeluti perusahaan itu.
Anggaran yang dihasilkan oleh proses penganggaran telah
terbukti menjadi salah satu kunci sukses bagi perusahaan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses
penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam
perusahaan berorientasi pada laba, pemilihan rencana
didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap
laba (short-run profit planning).
Adapun kegiatan yang sangat berpengaruh bagi

64
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual konsumen potensialnya. Kesuksesan E-commerce akan
dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti terpenuhi dengan kesiapan perusahaan untuk menyediakan
barang dagang yang dibeli dan pengecer atau lainnya level terbaik dari sistem website. Informasi dan kualitas
(IAI dalam SAK, 2009: No.23 paragraf 2). Menurut sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website
Mulyadi (2010:202), penjualan adalah kegiatan yang perusahaan.
terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara
kredit maupun tunai. Sumber utama uang kas dari suatu realisasi penjualan dengan anggaran penjualan. Selisih
perusahaan berasal dari penjualan yang merupakan ujung atau penyimpangan yang terjadi diidentifikasi dan dicari
tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba penyebabnya atau alasan terjadi penyimpangan.
yang maksimal. Perencanaan dalam penjualan dapat Penyimpangan ini disebut penyimpangan (variance)
dikatakan sebagai anggaran penjualan. efektifitas dimana keberhasilan dalam mencapai tujuan
Sementara itu, menurut Trie (2016:1), didalam yang telah ditentukan terlebih dahulu.
melakukan transaksi penjualan dapat dilakukan dengan Menurut Nafarin (2012:167), anggaran penjualan ialah
melalui E-commerce. E-commerce adalah bentuk dari dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun
business to consumer (B2C) yang menyediakan jasa terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh
melalui internet bagi konsumen. E-commerce karena itu, anggaran penjualan sering disebut anggaran
memungkinkan perusahaan untuk menjual suatu produk kunci. Anggaran penjualan dapat
dan dapat berkomunikasi secara tidak langsung dengan
dijadikan sebagai standar atau tolak ukur bagi perusahaan hambatan yang didapat yaitu terlalu banyak proses-proses
untuk menilai dan membandingkan apakah pelaksanaan yang harus dilakukan mulai dari tahap awal penyusunan
anggaran penjualan tersebut telah sesuai atau menyimpang Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah,
dari yang telah dianggarkan. Realisasi anggaran penjualan penyetujuan, pengesahan, yang selanjutnya akan jadi
dapat dijadikan alat penentuan di dalam pengambilan Peraturan Pemerintahan yang memakan waktu banyak dan
keputusan yang menyangkut penjualan ataupun permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan.
penyusunan anggaran penjualan untuk periode yang akan Menurut Nafarin (2012:96-105), metode peramalan
datang dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang penjualan (sales forecasting) merupakan proses aktivitas
lebih baik terhadap laba perusahaan dimasa yang akan memperkirakan produk yang akan dijual di masa
datang, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat
dapat tercapai. berdasarkan data yang pernah terjadi atau mungkin akan
Anggaran penjualan ini dapat dijadikan sebagai pedoman terjadi. Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan
dalam pengambilan keputusan lebih lanjut bagi secara kualitatif (metode pendapat para tenaga penjualan,
manajemen. Apabila anggaran penjualan tidak disusun metode pendapat para manajer, divisi penjualan, metode
maka perusahaan tidak akan memiliki dasar kinerja dan pendapat eksekutif, metode pendapat para pakar dan
target mengenai usaha mereka, yang tentunya akan
mengakibatkan tidak teraturnya kinerja perusahaan.
Dampak lain adalah perusahaan tidak mampu membuat
anggaran produksi dan biaya produksi dan anggaran
lainnya, walaupun bisa maka hasilnya akan tidak akurat
dan tidak memiliki dasar yang signifikan.
Kemudian, menurut Jamiyla (2015:6), anggaran
merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan
operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana
tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya
organisasi. Anggaran sektor publik merupakan instumen
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang
publik.
Dalam proses penyusunan anggaran penjualan
perusahaan, pihak penyusun anggaran tidak dapat
menyusun rencana kerja secara sembarangan tanpa
memperhatikan faktor–faktor yang terkait. Dalam
menyusun anggaran penjualan, perusahaan harus
menetapkan volume produk yang akan dijual pada kurun
waktu yang telah ditetapkan dan harga jual dari setiap
produk yang akan dijual tersebut. Dengan kata lain,
perusahaan harus membuat ramalan penjualan. Ramalan
penjualan tersebut berupa prediksi volume barang yang
akan dijual pada suatu periode tertentu di waktu
mendatang. Oleh karena itu peramalan penjualan (sales
forecasting) sangat diperlukan dalam penyusunan
anggaran penjualan.
Selain itu, menurut Jamiyla (2016:2), hambatan-
65
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

metode pendapat para konsumen) dan secara kuantitaif kantor baru yang berlokasi di Jln. Letjen Harun Sohar No.
dapat menggunakan analisis tren. 1788 Rt. 051 Rw. 013 Kebun Bunga, Sukarami-
Efektifitas peramalan penjualan dapat diukur dengan Palembang.
suatu Standar Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari PT Wahana Persada Karton Palembang belum melakukan
perhitungan tersebut dapat diketahui berapa tingkat penyusunan anggaran penjualan sehingga perusahaan
kesalahan dari metode yang telah digunakan. Semakin tidak memiliki pedoman kerja dalam mencapai target yang
kecil tingkat kesalahan peramalan maka metode yang diinginkan. Sedangkan untuk mengenai masalah rencana
digunakan berarti efektif atau sesuai dengan kondisi penjualan dan berapa laba yang ingin dicapai perusahaan,
perusahaan dan dapat diterapkan dalam perusahaan ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan dengan
tersebut. hanya melihat dari laporan realisasi penjualan pada tahun
Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara sebelumnya. Laporan realisasi penjualan tersebut
realisasi penjualan dengan anggaran penjualan. Selisih digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam
atau penyimpangan yang terjadi diidentifikasi dan dicari menentukan target penjualan untuk tahun berikutnya.
penyebabnya atau alasan terjadi penyimpangan. Dalam penentuan estimasi target untuk tahun berikutnya,
Penyimpangan ini disebut penyimpangan (variance) pimpinan hanya menambahkan 15% dari realisasi tahun
efektifitas dimana keberhasilan dalam mencapai tujuan sebelumnya.
yang telah ditentukan terlebih dahulu.
PT Wahana Persada Karton Palembang merupakan A. Rumusan Masalah
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan box Dengan demikian, yang menjadi pokok permasalahan
baru, selain itu PT Wahana Persada Karton juga melayani dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
usaha jual–beli sampah kardus bekas, koran, buku dan 1) Bagaimana prosedur penyusunan anggaran penjualan
kertas bekas. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 pada PT Wahana Persada Karton Palembang?
dengan nama CV Wahana Persada Karton yang berlokasi 2) Bagaimana metode peramalan penjualan dapat
di Jln. Iswahyudi No. 323 Kalidoni, Sekojo-Palembang. diterapkan dalam penyusunan anggaran penjualan
Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2011 pada PT Wahana Persada Karton Palembang?
perusahaan ini telah mengalami perubahan struktur 3) Bagaimana varians dan faktor-faktor yang
manajemen dari CV menjadi PT tepatnya pada tanggal 01 mempengaruhi varians anggaran dan realisasi
Oktober 2011, dan mengadakan peresmian pabrik dan penjualan pada PT Wahana Persada Karton
Palembang?
B. Tujuan Penelitian Palembang.
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam
penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 2. Pembahasan
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran A. Kerangka Pemikiran
penjualan pada PT Wahana Persada Karton Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya
Palembang. dan telah pustaka, maka dalam penelitian ini dapat
2) Untuk mengetahui metode peramalan penjualan dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai
dapat diterapkan dalam penyusunan anggaran berikut :
penjualan pada PT Wahana Persada Karton
Palembang. Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3) Untuk mengetahui varians dan faktor-faktor yang
mempengaruhi varians anggaran dan realisasi B. Metodologi Penelitian
penjualan pada PT Wahana Persada Karton 1) Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang peneliti gunakan ialah data primer yang
berupa data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
berupa dokumen-dokumen atau arsip berupa data realisasi
penjualan dari PT Wahana Persada Karton Palembang. Dan
studi pustaka yang diperoleh dari perpustakaan dan
literatur.
Sumber data penelitian ini dilakukan di PT Wahana
Persada Karton Palembang yang berlokasi di Jln. Letjen

66
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

Harun Sohar No. 1788 Rt. 051 Rw. 013 Kebun Bunga, sangat berhubungan dengan penjualan dan bagian
Sukarami-Palembang. keuangan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dari
hasil penjualan. Berikut ini gambar prosedur penyusunan
2) Teknik Analisis Data anggaran penjualan pada PT Wahana Persada Karton :
Metode analisis data yang digunakan peneliti ialah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dimana analisis Gambar 2. Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan
dilakukan dengan menggunakan data dalam bentuk PT Wahana Persada Karton
jumlah yang dituangkan untuk menerangkan suatu
penjelasan dari angka-angka, kemudian dijelaskan Berdasarkan prosedur penyusunan anggaran yang
kembali dalam bentuk uraian bahasa prosa atau bahasa dilaksanakan oleh PT Wahana Persada Karton Palembang,
baku. dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran
yang diterapkan belum berjalan dengan baik karena proses
C. Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan pada penyusunan anggaran hanya melibatkan beberapa orang
PT Wahana Persada Karton tertentu saja sehingga sulit untuk menghasilkan suatu
Proses penyusunan anggaran penjualan pada PT Wahana anggaran yang realistis.
Persada Karton pada dasarnya menggunakan prosedur
Top Down (Otoriter). Proses penyusunan anggaran D. Metode Peramalan Penjualan (forecasting) pada PT
penjualan yang dilakukan selama ini dimulai dari Wahana Persada Karton Palembang
pimpinan perusahaan dengan melihat data-data realisasi Menurut Nafarin (2012:96), pengertian peramalan
penjualan tahun sebelumnya, dengan menentukan penjualan yaitu peramalan penjualan adalah perkiraan
estimasi penjualan tahun berikutnya perusahaan penjualan pada waktu yang akan datang dalam keadaan
menambahkan 15% dari realisasi penjualan. Kemudian, tertentu dan dibuat berdsarkan data-data yang pernah
pimpinan perusahaan melibatkan bagian marketing yang terjadi dan atau mungkin akan terjadi.
Adapun menurut Nafarin (2012:100), menjelaskan ada lengkung yang berbentuk parabola. Rumus yang
tiga metode peramalan dalam anggaran penjualan yaitu: digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :
1) Metode Trend Least Square
Metode Trend Least Square merupakan metode peramalan Y = a + bX + c (X)2....................................... (7)
penjualan yang menggunakan variabel yang sedikit dan Dimana
sederhana, sehingga perhitungan paling mudah diantara
metode lainnya dan berdasarkan perhitungan dengan
metode ini sering dikenal dengan indikator Time Series
Forecast karena hasil yang di hasilkan dapat lebih akurat.
Rumus yang digunakan dalam metode trend least square
ini adalah :

Y = a + bX..................................................................(1)

Dimana

∑Y = na + c∑X2...................................................(8)
∑XY = b∑X2...............................................................(9)
∑X2Y = a∑X2 + c∑X4................................................(10)

Keterangan :
X = Variabel terikat
Y = Variabel bebas
∑Y = Jumlah data historis
∑X = Jumlah nilai pada setiap periode a
= Nilai konstan
b = Koefisian arah regresi
n = Jumlah data
𝑛 ∑XY –(∑X)(∑Y)
b ....................................... (2)
𝑛∑X2 –(∑X)2 4) Standar Kesalahan Peramalan (SKP)
Selain menggunakan perhitungan metode peramalan
∑X
∑Y n -b ...................................... (3) penjualan, perusahaan juga dapat menggunakan Standar
a = n Kesalahan Peramalan (SKP) untuk menentukan metode
Keterangan : ∑Y = Jumlah data historis
X = Variabel terikat Y ∑X = Jumlah nilai pada setiap periode a
= Variabel bebas = Nilai konstan
67
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

b = Koefisian arah mana yang paling sesuai digunakan oleh perusahaan


regresi n = Jumlah data sehingga tidak terjadi penyimpangan yang besar antara
realisasi penjualan dengan target penjualan yang telah
2) Metode Trend Moment ditetapkan perusahaan setiap tahunnya. Menurut Nafarin
Metode Trend Moment ini mempunyai beberapa (2012:35), dipergunakanlah Standar Kesalahan Peramalan
keistimewaan yaitu dalam pembuatan forecast penjualan (SKP), dimana nilai SKP yang terkecil menunjukkan
menggunakan metode ini tidak mengenal adanya jumlah bahwa peramalan yang disusun mendekati kesesuaian.
data, karena dalam penentuan parameter X awal Adapun rumus Standar Kesalahan Peramalan (SKP)
dimulainya harus menggunakan angka 0, tetapi tidak adalah sebagai berikut :
mengesampingkan jumlah data minimal yang di perlukan
untuk pembuatan forecast. SKP = √(∑(X − Y))2....................................................................(11)
Rumus yang digunakan dalam metode trend moment n-2
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = a + bX............................................................(4) X = Jualan nyata
Dimana Y = Ramalan penjualan
∑Y = na + b∑X.......................................................(5) n = Jumlah data yang dianalisis
-2 =2 derajat kebebasan hilang karena dua parameter
∑XY = a∑X + b ∑X2....................................................(6) populasi sedang diramalkan dengan nilai sampel data (a
dan b).
Keterangan :
X = Variabel terikat Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menyusun
Y = Variabel bebas anggaran penjualan ialah melalui metode peramalan
∑Y = Jumlah data historis penjualan (forecasting). Dengan peralaman penjualan
∑X = Jumlah nilai pada setiap periode a inilah perusahaan dapat melakukan penyusunan anggaran
= Nilai konstan penjualan dengan tepat, maka dari perhitungan peramalan
b = Koefisian arah penjualan (forecasting) dengan menggunakan ketiga
regresi n = Jumlah data metode yaitu metode trend least square, metode trend
moment dan metode kuadratik, dari ketiga metode tersebut
3) Metode Kuadratik (Trend Garis Lengkung) akan dilakukan perbandingan untuk mengetahui metode
Metode ini digunakan bilamana deretan data historis yang mana yang tepat untuk diterapkan bagi PT Wahana
bersangkutan cenderung mengarah ke garis Persada Karton dalam menyusun anggaran penjualan.
Melalui Standar Kesalahan Peramalan (SKP) ini maka
dapat ditentukan metode peramalan penjualan yang lebih
efektif dan tepat. Maka, metode yang lebih tepat bagi
perusahaan dalam membuat prediksi (peramalan)
penjualan dengan menggunakan metode kuadratik.
Metode kuadratik ini mempunyai Standar Kesalahan E. Analisis Varians antara Target dengan Realisasi
Peramalan (SKP) yang lebih kecil daripada menggunakan Penjualan
metode trend least square dan metode trend moment yang Analisis varians dilakukan untuk mengetahui ada
tampak dari perbandingan perhitungan Standar Kesalahan
Peramalan (SKP) pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Perbandingan Perhitungan SKP Untuk


Peramalan Penjualan
Standar Kesalahan Peramalan
(SKP)
No Jenis Kotak Metode
Metode Metode
Least
Moment Kuadratik
Squre
1 Kotak Air Minum 4.816 4.816 3.668
240 ml
2 Kotak Air Minum 3.635 3.635 2.037
600 ml
3 Kotak Air Minum 6.952 6.952 4.446
1500 ml
4 Box Pempek Uk. A 2.368 2.368 1.298
5 Box Pempek Uk. B 998 998 594
6 Box Pempek Uk. C 2.874 2.874 1.481
7 Box Pempek Uk. D 1.147 1.147 779
8 Box Pempek Uk. E 1.459 1.459 897
9 Box Pempek Uk. F 581 581 448
10 Box Arsip 148 148 146
Kepegawaian

68
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Varians toleransi atas kebijakan perusahaan. Batas toleransi
Varians % penyimpangan lebih kecil dari 5% dianggap tidak material
Pencapaian (Immaterial) dan yang melebihi 10% dianggap material
Tahun Ket
Selisih % Target
Penjualan (material), dikemukakan oleh Shim dan Siegel (2010).
2012 364.661 7,9 % 92,0 % Material Berarti pada tahun 2012 sampai 2016 dianggap material
2013 422.537 8,6 % 91,3 % Material (material) artinya bahwa penyimpangan (varians) tersebut
2014 455.384 8,8 % 91,1 % Material dapat mempengaruhi dalam meningkatkan laba
2015 424.939 7,8 % 92,1 % Material perusahaan dari jumlah anggaran yang ditetapkan oleh
2016 452.632 7,9 % 92,0 % Material perusahaan sebelumnya.
Kemudian, menurut Shim dan Siegel (2010:13)
Berdasarkan Tabel 2. diatas dapat diketahui bahwa, penyimpangan (varians) yang terjadi melebihi sebesar
Penyimpangan yang terjadi pada tahun 2012 sampai 2016 10% sangat baik untuk digunakan bagi perusahaan yang
memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi batas menerapkan standar yang ketat dibandingkan dengan
varians sebesar 5%.
tidaknya penyimpangan realisasi dibandingkan dengan
anggarannya. Menurut Shim dan Siegel (2010:13), varians F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Varians
yang lebih kecil dari 5% dianggap tidak material Anggaran dan Realisasi Penjualan
(immaterial). Sedangkan varians melebihi 10% dianggap Faktor utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan
material (material) dan dapat diterima untuk perusahaan anggaran pada PT Wahana Persada Karton Palembang
yang menerapkan standar yang ketat dibandingkan dengan adalah realisasi penjualan tahun yang lalu atau tahun
varians sebesar 5%. sebelumnya. Selain itu, PT Wahana Persada Karton perlu
Berikut adalah rumus yang dapat digunakan dalam mempertimbangkan faktor-faktor lain yang menyebabkan
perhitungan analisis menurut Rudianto (2009:13) adalah : terjadinya perbedaan atau selisih (varians) antara
anggaran dan realisasi yang dikelompokan kedalam dua
Varians = Total Anggaran – Realisasi..........................(12) kategori yaitu:
Persentanse Varians = Varians × 100%...............(13) 1) Faktor internal adalah segala faktor yang muncul dan
Anggaran disebabkan dari dalam perusahaan. Pada PT Wahana
Persada Karton Palembang faktor internal yang
Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui bahwa dipertimbangkan sebagai berikut: kebijakan pimpinan
persentasi pencapaian anggaran penjualan adalah : perusahaan, pendapatan perusahaan dan Sumber
Daya Manusia (SDM).
= 100% − Persentase Varians........................................(14) 2) Faktor eksternal adalah segala faktor yang muncul
Atau = Total Realisasi Penjualan × 100%.................(15) dan disebabkan dari perusahaan, tetapi dirasakan
Total Target Penjualan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
Pada PT Wahana Persada Karton Palembang faktor-
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan faktor eksternal yang dipertimbangkan sebagai
target penjualan yang dilakukan PT Wahana Persada berikut: kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan
Karton ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan yang tingkat penghasilan masyarakat.
hanya berdasarkan dari realisasi penjualan pada tahun
sebelumnya. G. Analisis Anggaran Penjualan Sebagai Perencanaan
Dalam perhitungan analisis varians ini dapat diketahui Laba
telah terjadi selisih antara target penjualan dan Anggaran penjualan yang telah di realisasikan dengan
realisasinya. Hasil pengamatan penulis tentang penentuan seefektif mungkin akan menciptakan kegiatan operasional
target penjualan pada PT Wahana Persada Karton yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu
Palembang, diketahui perusahaan tidak mengoreksi lebih meningkatkan laba. Sehingga dengan laba yang
lanjut atas selisih-selisih yang terjadi. dihasilkan, perusahaan dapat tetap tumbuh dan
berkembang mengikuti persaingan dunia usaha.

69
Realisasi anggaran penjualan mempunyai hubungan dengan perencanaan laba perusahaan yaitu apabila
realisasi penjualan lebih tinggi dari yang dianggarkan maka perusahaan akan mendapatkan laba. Salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi besarnya laba ialah dapat dilihat dari kuantitas penjualan box yang
terjual. Sehingga dari besarnya kuantitas penjualan tersebut tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang
nantinya sangat berhubungan dengan laba pada PT Wahana Persada Karton Palembang.
Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun anggaran penjualan dengan baik. Ini diharapkan untuk
mengetahui dan memaksimalkan pencapaian laba penjualan. Dengan perusahaan mengetahui laba penjualan,
maka hal tersebut dapat digunakan untuk melengkapi kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya.

3. Kesimpulan

Kesimpulan dari uraian-uraian yang telah penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1) Prosedur yang digunakan oleh perusahaan adalah Top Down (otoriter). Dengan prosedur ini target
penjualan ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
2) Bahwa PT Wahana Persada Karton Palembang, dimana peramalan penjualan (forecasting) untuk
penjualan kotak lebih tepat menggunakan metode kuadratik. Metode kuadratik ini mempunyai Standar
Kesalahan Peramalan (SKP) yang lebih kecil daripada menggunakan metode trend least square dan
metode trend moment.
3) a. Dari perhitungan penyimpangan (varians) antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan maka
penyimpangan yang terjadi pada tahun 2012 sampai 2016 memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi
10% dianggap material (material), dikemukakan oleh Shim dan Siegel artinya bahwa penyimpangan
(varians) tersebut dapat mempengaruhi dalam meningkatkan laba perusahaan dari jumlah anggaran yang
ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
4) b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih (varians) antara anggaran dan
realisasi yang dikelompokan kedalam dua kategori yaitu faktor internal seperti kebijakan pimpinan
perusahaan, pendapatan perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dan faktor eksternal seperti
kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan tingkat penghasilan masyarakat.

Saran

Saran-saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut:


1) Sebaiknya PT Wahana Persada Karton dalam menetapkan target penjualan lebih mengikutsertakan
partisipasi bagian-bagian yang ada diperusahaan tersebut di dalam menyusun anggaran penjualan, agar
dapat membuat perincian yang lebih realistis. Di

Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam … (Fadjar H.) 21


samping itu, dengan adanya partisipasi dari bagian yang terkait, komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan
akan memiliki motivasi dan rasa tanggung jawab untuk menyetujui, mendukung dan mencapai target
penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Sebaiknya PT Wahana Persada Karton menggunakan metode peramalan yaitu metode kuadratik dalam
menentukan taksiran penjualan dan penyusunan anggaran penjualan agar tidak terjadi selisih antara
anggaran penjualan dengan realisasinya.
3) Sebaiknya dalam menentukan anggaran penjualan, PT Wahana Persada Karton mengadakan evaluasi
dan dihitung dengan realisasi yang telah ada agar dapat diketahui penyebab selisih antara anggaran
dengan realisasinya sehingga dapat diperbaiki.

Daftar Pustaka

Fadli, M. 2012. Analisis Prosedur dan Varians Anggaran Penjualan pada CV. Agung Jaya Art. Jurnal
POLTEK PalComTech Palembang. Hal: 1-8.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Selemba Empat. Jakarta.
Jamiyla, Bernika Ifada Putri Nz dan Endah Meiria. 2016. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Keuangan
Ditinjau Dari Rasio Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Kantor Kecamatan Kalidoni Palembang
2012-2014. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume 07 No.01 Desember 2016. Hal 1-7.
K.Shim Jae dan G.Siegel Joel. 2010. Budgeting Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran.
diterjemahkan oleh Julius Mulyadi, Neneng Natalia. Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya.Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Yogyakarta.
Nafarin, M. 2012. Penganggaran Rencana Kerja Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Nz, Bernika Ifada Putri, Jamiyla, dan Endah Meiria. 2015. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pada Kantor Kecamatan Kalidoni Palembang 2012- 2014. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini
Volume 06 No.01 Juli 2015. Hal 1-6.
Pratiwi, Trie Sartika. 2016. Pengujian Antesedent dari Niat Pengguna Internet dalam Keputusan Bertransaksi
Menggunakan E-Commerce. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume 7 No.01 Desember 2016. Hal
1-8.
Rudianto.2009. Penganggaran. Erlangga. Jakarta.

Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam … (Fadjar H.) 22


Telaah Jurnal :
Anggaran merupakan hasil dari suatu proses penyusunan anggaran yang biasa disebut
dengan penganggaran. Proses penganggaran yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
dapat menunjukkan posisi perusahaan di pasar, menempatkan sumber-sumber daya yang
belum digali, dan memotivasi para karyawan untuk mencapai tingkat produktivitas yang
lebih tinggi. Perusahaan menggunakan proses penganggaran untuk mencapai posisi puncak
dalam industri yang digeluti perusahaan itu. Sumber utama uang kas dari suatu perusahaan
berasal dari penjualan yang merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
mencari laba yang maksimal. Perencanaan dalam penjualan dapat dikatakan sebagai
anggaran penjualan. Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara realisasi penjualan
dengan anggaran penjualan. Realisasi anggaran penjualan dapat dijadikan alat penentuan di
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut penjualan ataupun penyusunan anggaran
penjualan untuk periode yang akan datang dan diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang lebih baik terhadap laba perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga apa yang
menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Apabila anggaran penjualan tidak disusun maka
perusahaan tidak akan memiliki dasar kinerja dan target mengenai usaha mereka, yang
tentunya akan mengakibatkan tidak teraturnya kinerja perusahaan. Dampak lain adalah
perusahaan tidak mampu membuat anggaran produksi dan biaya produksi dan anggaran
lainnya, walaupun bisa maka hasilnya akan tidak akurat dan tidak memiliki dasar yang
signifikan. Dalam proses penyusunan anggaran penjualan perusahaan, pihak penyusun
anggaran tidak dapat menyusun rencana kerja secara sembarangan tanpa memperhatikan
faktor-faktor yang terkait. Dalam menyusun anggaran penjualan, perusahaan harus
menetapkan volume produk yang akan dijual pada kurun waktu yang telah ditetapkan dan
harga jual dari setiap produk yang akan dijual tersebut. Efektifitas peramalan penjualan
dapat diukur dengan suatu Standar Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari perhitungan
tersebut dapat diketahui berapa tingkat kesalahan dari metode yang telah digunakan.
Semakin kecil tingkat kesalahan peramalan maka metode yang digunakan berarti efektif
atau sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat diterapkan dalam perusahaan tersebut.

Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam … (Fadjar H.) 23


Sedangkan untuk mengenai masalah rencana penjualan dan berapa laba yang ingin dicapai
perusahaan, ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan dengan hanya melihat dari laporan
realisasi penjualan pada tahun sebelumnya. Laporan realisasi penjualan tersebut digunakan
pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam menentukan target penjualan untuk tahun
berikutnya.

PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT


Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam … (Fadjar H.) 24
MANAJEMEN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN

Fadjar Harimurti
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT

Management of company do not far differ from


management project meant to give guarantee attainment of print
blue about long-range program, which include market
compartment, production technology and product, officer,
finance, company image, management information system,
cultural of company with expense is matching with the one which
budgeted previously. Process compilation of budget represent
compilation process plan short-range, what is in company orient
profit, election of plan based to the activity plan impact to profit.
Therefore very often process compilation of budget very often
conceived of by compilation plan planning profit short-run. To
enable top management conduct election of activity plan
affecting to do well by profit, management use technique analyze
profit and cost-volume. The analysis and this profit, differential
accounting information enable management to conduct election
various activity alternative to be mentioned in budget. After
activity plan selected to reach budget target, manager which
share to execute the activity plan need resource, to enabling it
reach budget target.

Keywords: budget participation, compilation planning long-run


profit, budget target

PENDAHULUAN
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja
dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft
planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran,
sebagai contoh suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh.

Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam … (Fadjar H.) 25


Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung
tersebut akan dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan
rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya
untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian
gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat
terlaksana sesuai dengan blue print yang telah dibuat dengan rencana biaya
yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan. Pengelolaan perusahaan
tidak jauh berbeda dengan pengelolaan suatu proyek dimaksudkan untuk
memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program jangka panjang,
yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian,
keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya
perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.
Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun
membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan
sumberdaya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan
jalannya perusahaan kesuatu kondisi tertentu. Mungkinkah perusahaan
dijalankan berdasarkan anggaran yang dibuat tidak berdasarkan program
jangka panjang? Mungkin saja manajemen hanya menyusun anggaran
tahunan, tidak menyusun anggaran jangka panjang. Dalam hal demikian,
daIam jangka panjang perusahaan sebenarnya tidak berjalan kearah
manapun. Kalau misalnya setelah lima tahun perusahaan semacam ini
mencapai posisi persaingan sebagai market leader, pencapaian posisi bukan
hasil suatu usaha yang terencana, namun lebih sebagai suatu kebetulan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana
jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana
didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu
sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut sebagai
penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Untuk
memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang
berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisis
biaya-volume dan laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi
akuntansi difirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan
berbagai alternatif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran. Setelah
suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang
berperan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan
sumberdaya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran.

PENGERTIAN ANGGARAN
Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit
planning and control may be broadly as de fined as systematic and
formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and
control responsibility of management"
Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi
dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka
anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan
mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional di dalam badan
usaha. Dari definisi di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan
sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun
dengan berurutan dan berdasarkan logika.
3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk
mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambilan
keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk keputusan yang diambil oleh manajer tersebut, merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, pengorganisasian,
mengarahkan dan pengawasan.

FUNGSI ANGGARAN
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk
membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi,
pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan
untuk tujuan yang telah ditetapkan.
1. Fungi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi
ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan
dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Winardi
memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut:
"Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-
aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang
diinginkan".
Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan
melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih
dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di
masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut,
serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut,
maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik.
2. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan
dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang
ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai.
Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan
tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan
membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat
ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja
dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu
bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki
kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu
mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman
atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk
menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
3. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja
dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan
adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat
menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian
lainnya.
Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat
menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam
perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan
lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk
seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang
saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur
dengan baik.
4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis
dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran
berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang
akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian
dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

HUBUNGAN ANGGARAN DENGAN AKUNTANSI


Statement or the Accounting Principle Board, No.4, mendefinisikan
akuntasi sebagai berikut : “Accounting is service activity. Its function is to
provide quantitative information, primary finance in nature, about
economics entities that is intended to be useful in making economic decision
in making reasoned choices among alternative sources of action".
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah menyediakan
data kuntitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari satuan usaha
ekonomi yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam hal
inilah alternatif dari suatu keadaan. Untuk menyediakan data, maka setiap
transaksi perlu digolong-golongkan, diringkas dan kemudian disajikan dalam
bentuk laporan. Dengan demikian jika dihubungkan dengan anggaran, data
akuntansi merupakan salah satu sumber utama, hal ini disebabkan akuntansi
menyediakan data historis dan aktual yang bersifat keuangan yang
memenuhi tujuan analisis dalam pengembangan rencana-rencana
perusahaan. Selanjutnya penyesuaian anggaran harus disesuaikan dengan
sistem akuntansi yang terdapat dalam perusahaan tersebut, terutama
penggolongan transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Penggolongan
transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan untuk anggaran harus sama
dengan yang ada pada laporan keuangan, dengan maksud agar dapat
diperbandingkan sehingga dapat diketahui penyimpangan yang terjadi.

HUBUNGAN ANGGARAN DENGAN MANAJEMEN


Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni
untuk mengadakan perencanaan (planning), mengadakan pengorganisasian
(organizing), mengadakan pengarahan dan pembimbingan (directing),
mengadakan pengkoordinasian (coordinating) serta mengadakan
pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut
nampaklah bahwa ada lima fungsi manajemen yaitu:
a. Menyusun rencana untuk menjadikan sebagai pedoman kerja (planning).
b. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian
wewenang dan pembagian tanggung jawab kepada para personil
(karyawan) perusahaan (organizing).
c. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan
(directing).
d. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi di antara semua
bagianbagian yang ada dalam perusahaan (coordinating).
e. Mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam
merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang telah
ditetapkan (controlling).
Sebagaimana di atas telah diutarakan, fungsi (kegunaan) budget yang
pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja
serta sebagai alat pengawasan kerja. Bilamana dibandingkan dengan fungsi-
fungsi manajemen tersebut, nampaklah bahwa anggaran mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan
penyusunan rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating), dan
pengawasan kerja (controlling). Dengan demikian maka nampaklah bahwa
anggaran adalah alat manajemen untuk membantu menjalankan fungsi-
fungsinya. Oleh karena anggaran hanyalah sebagai suatu alat bagi
manajemen, maka meskipun suatu anggaran telah disusun dengan begitu
baik dan begitu sempurna, namun kehadiran manajemen (manajer) masih
mutlak diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin
bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik serta sempurna,
tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajemen (manajer) yang terampil dan
berbakat. Di samping itu, anggaran sebagai suatu alat masih juga
mengandung beberapa kelemahan-kelemahan, antara lain:
a. Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting).
Betapapun cermatnya taksiran tersebut dibuat namun amatlah sulit untuk
mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan kemudian sama
sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.
b. Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan
berbagai data, infoffilasi dan faktor-faktor baik yang baik controlable
maupun yang uncontrolable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi
perubahan-perubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut
akan merubah pula ketetapan taksiran-taksiran yang telah disusun
tersebut.
c. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan (realisasi) anggaran sangat
tergantung pada manusia-manusia pelaksananya. Anggaran yang baik
tidak akan bisa direalisasikan bilamana para pelaksananya tidak
mempunyai keterampilan serta kecakapan yang memadai.
Dengan demikian nampaklah bahwa anggaran sebagai suatu alat,
penggunaannya, modifikasinya serta pelaksanaannya sangat tergantung pada
manusia-manusianya. Oleh sebab itulah maka kehadiran manajemen
(manajer) mutlak diperlukan bagi perusahaan.
Begitu pula halnya dengan perusahaan, perusahaan yang cenderung
memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin
dilakukannya pada masa yang akan datang. Sehingga dalam pelaksanaannya,
perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana yang
telah disusun sebelumnya. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan
kepada seseorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan
jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada
umumnya didasarkan pada jawaban atas yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Pada perusahaan manufaktur (pabrik) atau kegiatan akan dilakukan dengan
lebih efisien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila manajemen
memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan.
Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah
dalam membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen
harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan
perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi
dan dijual, memilih atau menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga,
metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan.
Dalam kaitan dan hubungan antara anggaran dan manajemen yang
sangat erat dalam hal penyusunan perencanaan. Dalam hal ini anggaran
bermanfaat untuk membantu manajemen meneliti, mempelajari masalah-
masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan
kata lain, sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan penelitian
dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana-
rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas-
fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, pengembangan
produk dan lain sebagainya. Dalam bidang perencanaan lain misalnya
mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan untuk menentukan arah atau
kegiatan yang paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk jangka
waktu yang panjang dan skedul yang teratur, akan sangat membantu dalam
mengerahkan dengan tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesman, kepala
cabang dan semua tenaga operasional. Dalam menentukan tujuan-tujuan
perusahaan manajemenlah yang dapat menentukan tujuannya secara jelas
dan logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil.
Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran dapat
membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat dilaksanakan
dan mana yang tidak. Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat
dihindarkan biaya-biaya yang timbul sehingga membantu dan mendukung
tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN


DALAM PERENCANAAN
Seorang manajer dalam suatu perusahaan tentu saja dapat menyusun
rencana untuk kegiatan perusahaannya. Berapa volume output yang akan
dapat dijual, berapa rupiah yang akan diterima dari penjualan itu, berapa
volume yang harus diproduksi agar sesuai dengan rencana penjualan. Berapa
inventory yang harus disisakan, berapa volume bahan mentah yang
digunakan dan sebagainya. Tetapi seorang manajer tidak dapat mengabaikan
beberapa faktor yang mempengaruhi segala perencanaan yang dilakukannya
tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Produk
b. Pasar
c. Kebijakan distribusi
d. Rencana produksi
e. Rencana penelitian dan pengembangan
f. Organisasi
g. Finansial.
Kebijakan manajemen dalam perencanaan harus memperhatikan hal-
hal yang berhubungan dengan produk atau barang/jasa yang dihasilkan
seperti: tren penjualan, harga produk, diversifikasi produk, kualitas produk,
desain produk, style produk, identitas produk (trade mark, bungkusnya).
Sedangkan faktor kedua yang perlu diperhatikan adalah pasar, di mana
produk akan dijual. Berhasilnya suatu produk dipasarkan tergantung pada
sifat produk itu sendiri, harga produk, dan kebijakan dalam pemilihan
metode penjualan dan distribusi. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
data tentang konsumen (pembeli), potensi pasar, kebiasaan membeli, sifat
persaingan yang dihadapi.
Setelah memperhitungkan faktor produk dan pasar, juga perlu
memperhitungkan cara mencapai pasar tersebut dengan membuat program
distribusi dengan memilih dan melatih para salesman, memilih saluran
distribusi yang paling tepat, memilih media promosi dan advertensi, dan
terakhir menentukan kebijakan harga. Kemudian masuk ke faktor yang
keempat yaitu dengan memperhitungkan yang berhubungan ke program
produksi seperti: Bahan mentah dan bahan pembantu, buruh, lokasi pabrik,
layout pabrik, kapasitas pabrik, dan proses produksi. Dengan mengadakan
program penelitian dan pengembangan produk-produknya, merupakan
pertumbuhan kehidupan perusahaan dalam usaha perusahaan tersebut.
Program penelitian dan pengembangan suatu perusahaan ikut
mempengaruhi rencana yang disusun oleh manajer perusahaan seperti:
besarnya biaya yang diperlukan untuk program penelitian dan
pengembangan, ada tidaknya korelasi antara kegiatan penelitian dengan
tingkat penjualan, manfaat yang akan diperoleh dari program tersebut dan
lain sebagainya.

ASPEK DAN MANFAAT ANGGARAN


Fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan. Semakin terbatasnya sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
oleh perusahaan dan semakin kompleksnya masalah perusahaan, memaksa
manajer untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara bijaksana,
terarah dan terkendalikan dengan efektif dan efisien. Perencanaan adalah
spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta
penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut,
jadi perencanaan mengandung aspek :
1. Penentuan tujuan yang akan dicapai
2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif
yang mungkin dipilih.
3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu
perusahaan adalah:
1. Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka
pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi
setinggi mungkin.
2. Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut
dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas penyimpangan-
penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengindentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dan
mengatasinya secara terarah.
4. Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan
perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.

KEUNTUNGAN DAN KETERBATASAN ANGGARAN


1. Keuntungan Pemakaian Anggaran
Pemakaian anggaran di dalam perusahaan memberikan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam
menyusun perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan untuk
menentukan tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam ukuran
finansial.
b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan
perusahaan, misalnya koordinasi antara berbagai penjualan dengan
kegiatan produksi.
c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan
kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara anggaran dengan realisasi
dihitung dan dianalisis, dan manajemen dapat mengetahui adanya
penyelewengan tersebut.
d. Berdasarkan teknik yang digunakan dalam anggaran, manajemen
dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan apakah dapat berdayaguna (efisien) dan berhasil
guna (efektif).
e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang
bersemangat untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang
pentingnya biaya sebelum dana disediakan.
f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai
alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi
perusahaan.
g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam
pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang
mungkin dilaksanakan, misalnya: membuat atau membeli, membuat
atau menyewa, menolak atau menerima pesanan, khusus, mendorong
atau mengurangi produk tertentu.

2. Keterbatasan Anggaran
Di samping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran
perlu diketahui pula adanya keterbatasan dari anggaran sebagai berikut:
a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang
akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada
pengalaman dan kemampuan dari estimator atau proyektor, ketidak-
tepatan anggaran berakibat tidak baik sebagai alat perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan dengan baik.
b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan
asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi yang
mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi
anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan sebagai alat
manajemen. Perubahan kondisi atau asumsi misalnya dapat berupa:
laju inflasi atau kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila
semua pihak, terutama manajer-manajer perusahaan, secara terus-
menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan yang telah ditentukan di dalam anggaran.
d. Semua pihak di dalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran
adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat
menggantikan fungsi manajemen dan "judgement" manajemen masih
diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalamannya.

KESlMPULAN
Dari uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan dari budget atau
anggaran sebagai alat manajemen yaitu :
1. Anggaran (budget) merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa
taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang, dan
dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan
sistematis.
2. Yang dimaksud dengan penganggaran (budgeting) ialah proses kegiatan
yang menghasilkan budget tersebut sebagai hasil kerja (output), serta
proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan alat pengawasan kerja.
3. Fungsi kedua dari seorang pimpinan ialah pengawasan atau control.
Fungsi pengawasan semakin lama semakin penting karena semua orang
telah menyadari bahwa perencanaan tanpa diikuti oleh pengawasan
merupakan pekerjaan yang sia-sia. Bagaimana baiknya suatu
perencanaan tidak akan mencapai tujuan tanpa ada pengawasan yang
baik. Anggaran merupakan alat pengawasan yang baik.
4. Tujuan setiap perusahaan adalah mendapatkan profit dalam jumlah yang
telah direncanakan dengan pengorbanan yang direncanakan pula.
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi planning, atau dengan
perkataan lain bahwa planning itu dinyatakan di dalam bentuk anggaran.
5. Anggaran sebagai peralatan manajemen di bidang perencanaan dan
pengawasan ternyata tidak begitu saja dapat diperoleh manfaatnya secara
penuh dan berimbang oleh perusahaan yang telah menggunakannya
tanpa ada usaha khusus dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Antara lain tingkat penggunaan sistem akuntansi keuangan dan akuntansi
biaya sampai tingkat batas tertentu.
6. Kegunaan anggaran yang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja serta sebagai alat pengawasan kerja.
Bilamana dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen tersebut,
nampaklah bahwa budget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana
(planning), pengkoordinasian kerja (coordinating), dan pengawasan
kerja (controling).
7. Dalam suatu perusahaan, perencanaan secara komprehensif di mulai dari
penyusunan anggaran penjualan yang seharusnya bersifat realistis, agar
penyusunan anggaran selanjutnya yaitu anggaran produksi, anggaran
bahan baku, anggaran tenaga kerja, angaran overhead, anggaran
persediaan, anggaran kas, anggaran modal yang pada akhirnya
mengikhtisarkan anggaran laba rugi, neraca dan arus kas perusahaan
yang menggambarkan perspektif keuangan perusahaan di masa yang
akan datang.
8. Anggaran yang dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada
dasarnya dibagi dalam tahapan, yaitu :
a. Anggaran sebagai alat penaksir
b. Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasi
pengeluaran dana/kas
c. Anggaran sebagai alat pengukur efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
Asri SW., Marwan, 1982, Peramalan Penjualan, Penerbit Fakultas Ekonomi
UGM. Yogyakarta.
Baridwan, Zaki, 1979, Sistem Akuntansi-Penyusunan Prosedur dan Metode,
Bagian Penerbit Akademi Akuntansi YKPN.
Fadly. R.A., dan Kartini RAF Tien. 1982, Penyusunan Budget: Perencanan
dan Pengendalian Laba I, Penerbit Aksara Baru. Jakarta.
Gillespie, Cecil, 1979, Accounting System-Procedure and Methods, Fourth
Edition. Prentice Hall Inc. New York.
Heckert, J. Brooks. James D. Wilson. 1967, Controllership, The Ronald
Press Company, New York.
Kohler, Eric L., 1963, Dictionary for Accountants, Third Editions.
Englewood Clips, Prentice Hall Inc.. New York.
Kotler, Philip, 1969, Marketing Management Analysis, Planning and
Control, New Delhi.
Welsc, Glenn A., 1976, Budgeting: Profit Planning And Control. Fourth
Edition. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Telaah Jurnal :

Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya


dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal
kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga
keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print yang telah
dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan. Pengelolaan
perusahaan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan suatu proyek dimaksudkan untuk
memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program jangka panjang, yang mencakup
pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan,
sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang
dianggarkan sebelumnya. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun
membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumberdaya yang
diperkirakan. Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka
pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi
akuntansi difirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai
alternatif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran. Setelah suatu rencana kerja dipilih
untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja
tersebut memerlukan sumberdaya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran.
PENGERTIAN ANGGARAN Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:
"Profit planning and control may be broadly as de fined as systematic and Penyusunan
Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam .
FUNGSI ANGGARAN Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk
membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan
juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan
perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian
dengan bagian lainnya.nAnggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat
menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga
rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai
sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua
kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan
baik....

Anda mungkin juga menyukai