Abstrak : Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Untuk mengetahui pengaruh anggaran
biaya operasional dan anggaran pendapatan terhadap kinerja keuangan berdasarkan rasio return on asset
(ROA) pada PT. Graha Sarana Duta Palembang. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu anggaran
biaya operasional (X1), anggaran pendapatan (X2), dan ROA (Y). Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian verivikatif. Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Return on Asset (ROA)
perusahaan serta anggaran biaya operasional dan pendapatan pada periode 2007-2011. Janis data
menggunakan sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS
versi 11.5. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa nilai koefisien determinasinya, anggaran biaya
operasional dan anggaran pendapatan mempengaruhi Return on Asset (ROA) bisa di liat dengan R sebesar
0.711 dan secara parsial anggaran biaya operasional dan anggaran pendapatan tidak berpengaruh terhadap
ROA.
Kata Kunci : Anggaran Biaya Operasional, Anggaran Pendapatan, ROA (return on total Asset).
Abstrak : Research purposes in writing this paper was to determine the effect of operating
budget and revenue budget for financial performance based on the ratio of return on assets
(ROA) at PT. Graha Sarana Duta Palembang. In this study, there are three variables, they are
operational budget (X1), the budget revenues (X2), and ROA (Y). The research method used was
verivikatif research. The samples used by researchers is the Return on Assets (ROA) of the
company's operating budget and revenue in the period 2007-2011. Kind of data are secondary
and, data collection techniques used were interviews and documentation techniques. Data
analysis techniques using multiple linear regression analysis by SPSS version 11.5. The
conclusion of this research is that the coefficient of determination operational budget and
revenue budget affect Return on Assets (ROA) can be saw by R for 0.711 and partially
operational budget and revenue budget has no effect on ROA.
Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian verivikatif.
Penelitian verivikatif adalah pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik (Umi
Anggaran Anggaran
Narimawati 2007, h.61).
Biaya Pendapatan Menggunakan penelitian verivikatif, karena
dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan dengan cara melakukan
pengukuran secara cermat terhadap fenomena
Realisasi tertentu dan menjelaskan hubungan kausal
antara variable dan melalui pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji statistik.
Sumber : Penulis 2012
ROA
3.2 Objek/Subjek Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Objek penelitian adalah PT. Graha Sarana Duta
Dari kerangka Kesimpulan
pikir di atas, dapat dijelaskan Palembang yang berlokasi di Jl. Demang Lebar
bahwa perusahaan menetapkan anggaran Daun no. 72 A Palembang. Sedangkan subjek
sebagai bahan perencanaan kerja perusahaan. penelitian adalah untuk mengetahui selisih
Anggaran yang memiliki pengaruh besar anggaran biaya operasional dan anggaran
terhadap kinerja perusahaan adalah anggaran pendapatan terhadap reslisasinya dan
laba rugi. Anggaran laba rugi ini dibedakan pengaruhnya terhadap rasio return on asset
menjadi beberapa jenis, dua diantaranya adalah (ROA).
anggaran biaya operasional dan anggaran
pendapatan. 3.3 Pemilihan Pengambilan Sample
Kedua anggaran tersebut disusun dalam bentuk
perencanaan anggaran dan membandingkan 3.3.1 Populasi
dengan realisasi anggaran sesuai dengan
kegiatan operasional perusahaan, apakah sesuai Populasi yang akan digunakan dalam penelitian
dengan perencanaan serta bagaimana ini adalah laporan keuangan PT. Graha Sarana
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Duta Palembang tahun 2007- 2011.
Kemudian memberikan dampak kepada
perusahaan mengenai hasil penelitian tersebut. 3.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
2.4 Hipotesis Return on Asset (ROA) perusahaan serta
anggaran biaya operasional dan pendapatan
Berdasarkan latar belakang masalah dan teori-
teori yang berkaitan, penulis pada periode 2007-2011.
Teknik penentuan sampel yang digunakan oleh
penulis adalah teknik Purposive Sampling. b. Anggaran yang terdapat dalam perusahaan
Purposive sampling menurut Sugiyono (2012, terdiri dari beberapa jenis, salah satunya
h.218), adalah teknik pengambilan sampel adalah anggaran berdasarkan bidangnya
sumber data dengan pertimbangan tertentu. yang terdiri dari anggaran operasional dan
Pertimbangan yang dimaksudkan yaitu: anggaran keuangan. Anggaran operasional
menjadi fokus peneliti sebab anggaran
a. Peneliti hanya memilih komponen yang tersebut memaparkan tentang anggaran laba
berkaitan tentang profitabilitas perusahaan, rugi perusahaan dan memiliki hubungan
lebih khusus lagi bagi komponen yang yang sangat erat dengan profitabilitas
berhubungan dengan return on asset perusahaan.
(ROA) yakni laba operasi dan total aset
perusahaan . 3.4 Jenis Data
pajak dan bunga yang diperoleh perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini 2. Variabel independen yaitu Anggaran biaya
menggunakan data sekunder yang diperoleh operasional (X1) merupakan rencana rinci
dari laporan keuangan PT. Graha Saran Duta mengenai besarnya biaya operasional yang
Palembang dan literatur-literatur yang dianggarkan dalam kegiatan operasional
berhubungan. perusahaan.
3. Variabel independen yaitu Anggaran
3.5 Teknik Pengumpulan Data pendapatan (X2) merupakan rencana yang
dibuat oleh perusahaan mengenai besarnya
a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data pendapatan yang dapat diperoleh
dengan melakukan tanya jawab langsung perusahaan.
kepada karyawan yang mempunyai
wewenang untuk memberikan data dan
informasi yang diperlukan dalan penulisan.
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan
b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data
Pengukuran Variabel
yang dilakukan dengan cara dibantu buku-
buku yang telah didokumentasikan yang N
berhubungan dengan penelitian. o
. Variabel Definisi Pengukuran
1 ROA Hasil pengembalian
. (Y) atas sejumlah aktiva
3.6 Definisi Operasional berdasarkan laba
Laba Setelah Bunga dan
setelah pajak dan
bunga yang
Ada tiga variabel yang digunakan dalam diperoleh Pajak
penanlitian ini, yaitu : perusahaan. Total Aktiva
1. Variabel dependen yaitu Return on Assets x 10 %
(Y) merupakan hasil pengembalian atas 2 Anggara n Rencana rinci
. Biaya mengenai besarnya
sejumlah aktiva berdasarkan laba setelah Operasi biaya
onal (X1) operasional yang Realisasi Anggran x 10 % Yang
dianggarkan dalam
Dianggarkan x 10%
kegiatan
operasional
perusahaan.
3 Anggara n Rencana yang
. Pendapa dibuat oleh
tan (X2) perusahaan
mengenai besarnya Realisasi Anggran x 10 %
pendapatan yang Yang Dianggarkan x 10%
dapat diperoleh
perusahaan
2007 - 250.886.912
1.951.663.900 1.700.776.988 8.71
2008 - 116.057.917
2.415.900.709 2.299.842.792 9.52
- 109.000.000
2009
2.219.708.930 2.110.708.930 9.51
- 46.000.000
2010
2.240.708.930 2.194.708.930 9.79
- 70.000.000
2011
2.079.575.830 2.009.575.830 9.66
Abstrak
Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan swasta
yang bergerak dibidang penyedia jasa dan alat elektrikal yakni CV. Mustika
Surya Elektrik yang berlokasi di Samarinda – Kalimantan Timur.
Penulis melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha CV. Mustika Surya Elektrik.
Manfaat yang ada yakni guna menunjukan fenomena masalah yang ada
pada perusahaan untuk mendapatkan evaluasi adanya penyimpangan serta
memberikan tindakan perbaikan untuk dapat digunakan sebagai masukan
perusahaan terhadap penyelesaiaan penyimpangan.
Dengan rumusan masalah yang ada yakni, bagaimana penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda penulis
melakukan pengujian rumusan masalah menggunakan alat analisis presentase
yang dikemukakan oleh Dean J. Champion (1981 : 302) melalui penyebaran
kuesioner terhadap key informan selaku pejabat berwenang di perusahaan
dalam kegiatan penjualan.
Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan melalui analisis presentase
didapat hasil yakni 57% dengan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Elektrik Samarinda cukup
tercapai dalam realisasinya.
Penulis memberikan sedikit saran dan masukan untuk dipertimbangkan
dalam melakukan pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha dimana kurangnya
pengawasan sebagai pengendalian penerapan anggaran penjualan terhadap
pelaksanaan pada realisasinya.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: demasu.april@gmail .com
Anggaran Penjualan Sebagai Kendali Manajemen Pengembangan Usaha, Mardiana
Pendahuluan
Tujuan utama pendirian perusahaan pada umumnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pengelolaan yang efektif
terhadap seluruh aspek kegiatan perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan
dapat berjalan baik dan lancar sesuai dengan rencana perusahaan. Pada era
globalisasi seperti sekarang, persaingan yang ada semakin ketat dan para
ekonomi bergerak semakin dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut
meningkatkan operasi dan pelayanan secara maksimal, serta harus
memperhatikan faktor yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu strategi
perusahaan, kondisi perekonomian, dan peraturan pemerintah demi terjaminnya
keberlangsungan hidup dan pengembangan perusahaan.
Diberitakan bahwa adanya penurunan bahan bakar minyak subsidi dan
sudah diterapkannya peraturan pemerintah Bpk. Ir. H. Joko Widodo tersebut
dimana pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak supsidi sebanyak 2
kali diawal tahun 2015 ini menjadikan harga bahan bakar minyak berpengaruh
pada anggaran distribusi yang turut andil dalam anggaran penjualan, yang akan
berdampak menurunnya harga barang yang dijual sehingga para kompetitor
akan juga mengabil tindakan yang sama dan akan menekan harga distribusi
barang dengan menjual barang dengan harga yang lebih murah dari harga
sebelumnya. Dalam kondisi tersebut akan terjadi peningkatan kompetitor dan
persaingan ketat yang terjadi sehingga anggaran penjualan perusahaan perlu di
rencanakan sebaik - baiknya untuk mengoptimalkan laba perusahaan dan
peningkatan perkembangan perusahaan.
Anggaran perusahaan disusun manajemen untuk dapat melaksanakan
tujuan yang telah ditetapkan agar dapat dicapai dengan sebaik mungkin.
Khususnya anggaran penjualan, pada waktu penyusunan harus dapat melihat
faktor – faktor yang berhubungan dengan aktivitas penjualan, seperti
anggaran distribusi barang sehingga penjualan barang hasil produksi CV.
Mustika Surya Elektrik berupa panel, tiang listrik dan trafo yang bahan
bakunya diambil dari luar daerah dapat dianggarkan dengan baik untuk
memberikan harga penjualan yang kompetitif.
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka penulis
dapat merumuskan permasalahan sebagai yakni, “Bagaimana Penerapan
Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen Pendapatan dan
Pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya Electric Samarinda?” dan
adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah, Untuk
mengetahui pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali
manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada CV. Mustika Surya
Elektrik di Samarinda.
205
Kerangka Dasar Teori
Anggaran.
Menurut M. Nafarin (2007 : 4) “Perencanaan (budgeting) merupakan
proses menyusun anggaran sehingga anggaran (budget) adalah hasil (bagian)
dari penganggaran.”
Dijelaskan kembali oleh M. Nafarin (2007 : 5) “Penganggaran
perusahaan merupakan proses menyusun anggaran perusahaan sehingga
anggaran perusahaan berarti menjelaskan, menghitung, dan menyusun
anggaran perusahaan.”
Anggaran Penjualan.
Menurut Haruman dan Rahayu ( 2007 : 45 ) “Anggaran penjualan
(sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan
perusahaan selama priode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga
barang, waktu penjualan serta tempat / daerah penjualannya.”
Menurut Garrison, Norren dan Brewer diterjemahkan oleh Nuri
Handuan (2006 : 42) “Sales budget (anggaran penjualan) adalah perencanaan
detail yang menunjukan perkiraan penjualan untuk priode mendatang ;
penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun nilai mata uang
penjualan.”
Menurut M. Munandar (2007 : 41) “Bugdet Penjualan (salles budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang
penjualan perusahaan selama priode tertentu yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual,
jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan, serta tempat (daerah) pemasarannya.”
Dan menurut M. Nafarin (2007 : 166) “Anggaran jualan berarti
anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual.”
Dimana M. Nafarin menjelaskan bahwa “Menjual (sell) berarti
menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat
tertentu.” (2007 : 166)
Manajemen Pendapatan.
Manajemen itu sendiri adalah suatu konsep yang mengatur kinerja para
pekerja dengan proses merencanakan, pengorganisasian sehingga
memunculkan pengendalian bagi perusahaan.
T.Hani Handoko (2000 : 10) menyebutkan “Manajemen adalah bekerja
dengan orang – orang untuk menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai
tujuan – tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan,
pengoranisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan
pengawasan.”
Menurut Eldon S. Hendriksen (2007 : 374) dalam Teori Akuntansi
menjelaskan bahwa pendapatan adalah :
“Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil
dari suatu perusahan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran
yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan.Dalam praktek ini biasanya
pendapatan diakui pada saat penjualan.”
Pengembangan Usaha.
Pengembangan usaha adalah “Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang
strategi dan implementasi dari peluang usaha.” ( Id/Wikipedia)
Keterangan gambar :
1. Perincian penerapan anggaran penjualan pada aktrivitas penjualan barang.
2. Pengendalian penjualan dimana perusahaan sudah memiliki pengawasan
dari anggaran penjualan dengan mengoptimalkan penerapan melalui
pendapatan penjualan.
3. Mengelola pendapatan melalui aktivitas penjualan sehingga memiliki
keuntungan yang akan digunakan untuk pengembangan usaha.
Metode Penelitian
Jika dilihat dari objek dan metode analisis yang digunakan, maka
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan studi kasus.
Sesuai dengan judul yaitu penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha, maka terdapat
variabel yang menjadi dimensi pengukuran dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel Definisi Operasional
Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator
1.Penerapan 1) Biaya Promosi dan Biaya Pemasangan
Anggaran Advertensi. Iklan.
Penjualan 2) Biaya Pembelian. Biaya Pembuatan Alat
3) Biaya Akomodasi. Promosi.
4) Biaya Distribusi. Biaya Pembelian
5) Biaya Tenaga Kerja. Barang Jualan.
6) Biaya Penyusutan Biaya Pembelian
Fasilitas. Bahan Baku
7) Karakteristik Biaya Perjalanan.
Anggaran Biaya Pengiriman
8) Konsep Anggaran Barang.
Penjualan. Biaya Bongkar Muat
Pengiriman.
Biaya Kuli Luar.
Biaya Tenaga Kerja
Kantor Bag.
Administrasi.
Biaya Perawatan
Gudang
Biaya Perawatan Pabrik
Dinyatakan dalam
satuan keuangan dan
satuan selain uang.
Umumnya memiliki
jangka waktu satu tahun.
Berisi komitmen atau
kesanggupan
manajemen.
Usulan anggaran
ditelaah dan
disetujui.
Sekali disetujui
anggaran tidak bisa
dirubah kecuali dalam
keadaan tertentu.
Secara berkala, selisih
dianalisis dan dijelaskan.
Dasar Penyusunan
Anggaran.
Menyusun Anggaran
Penjualan.
2.Pengendalian 1) Menetapkan Pembuatan Anggaran
Manajemen Anggaran Penjualan. Penjualan Yang Baik
Pendapatan 2) Membandingkan dan Benar.
Realisasi dengan Sesusuai Dengan
Anggaran yang Telah Realisasi Anggaran
Ditetapkan. Penjualan.
3) Analisis Penyebab Banyaknya Kerugian
Penyimpangan. Yang Terjadi Pada
4) Tindakan Perbaikan. Pendapatan
Penjualan.
Analisis Ulang
Penyebab
Penyimpangan.
3.Pengembangan 1) Tujuan Anggaran Tujuan Perusahaan
Usaha 2) Anggaran. Penjualan Pendapatan Perusahaan
Yang Terrealisasi. Meningkat.
3) Keuntungan Yang Penambahan Jumlah
Optimal. Produk.
Sumber Data : Bertha, 2004
Hasil Penelitian
Pengujian Rumusan Masalah.
Untuk pengujian rumusan masalah yakni “Bagaimana penerapan
anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha?” yang peneliti lakukan terhadap perusahaan dan
memperoleh data yang diperlukan dengan menyebarkan kuesioner, berisi
pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas
kepada empat responden sebagai key informan, yaitu kepala bagian
administrasi keuangan CV. Mustika Surya Elektrik, kepala bagian oprasional
CV. Mustika Surya Elektrik, direktur utama CV. Mustika Surya Elektrik dan
konsultan perusahaan CV. Mustika Surya Elektrik.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan kuesioner adalah :
1. Menyebarkan kuesioner tersebut kepada empat orang yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan utama perusahaan yang telah dipilih peneliti
menyesuaikan penelitian dalam mengelola keuangan dan pendapatan
perusahaan.
2. Mengolah hasil jawaban kuesioner dengan memisahkan tiap jawaban
responden sesuai dengan jawaban yang tersedia “Ya” dan “Tidak”.
3. Menjumlahkan hasil olahan data jawaban kuesioner sesuai jawaban “Ya”
dan “Tidak” secara terpisah lalu menjumlahkan keduanya menjadi total
jumlah jawaban kuesioner.
4. Setelah didapat total jumlah jawaban kuesioner tersebut, lalu total
jawaban “Ya” dibagi dengan semua total jawaban “Ya” dan “Tidak”
yang dijumlahkan kemudian dikalikan dengan 100% untuk mengetahui
presentase analisis tersebut.
Analisis perhitungan presentase pengolahan data kuesioner yang telah
peneliti dapat dengan menggunakan alat analisisis yang dikemukakan oleh
Dean J. Champion (1981; 302) adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh jawaban “Ya”
sebanyak 79 dan hasil jumlah jawaban kuesioner sebanyak 139, setelah
dihitung memakai alat perhitungan yang dikemukakan oleh Dean J. Champion
(1981; 302) maka diperoleh hasil presentase penerapan anggaran penjualan
sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha sebesar
57%.
Penilaian hasil presentase yang disesuaikan dengan kriteria yang
dikemukakan oleh peneliti melalui acuan milik Dean J. Champion (1981 : 302)
yaitu diklasifikasikan pada :
51% - 75% : Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali
Manajemen Pendapatan Perusahaan Cukup Tercapai.
Maka hasil analisis tersebut dikelompokan pada kriteria sebesar 51% - 75%
yakni “Kesesuaian Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali
Manajemen Pendapatan dan Pengembangan Usaha cukup tercapai.”
Dan sebagai pelengkap penelitian terhadap penyusunan anggaran peneliti
juga melakukan pengujian terhadap analisis forcast penjualan perusahaan untuk
tahun 2015 sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perusahaan dalam
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan
pengembangan usaha, Dengan hal ini maka peneliti menganalisis peralaman
atau forcast untuk tahun 2015 dengan memakai data penjualan pada tahun 2014
dengan sebaran data sebagai berikut :
Tabel Data Penjualan Tahun 2014
No Bulan Total Penjualan
1 Januari Rp200.000.000
2 Februari Rp250.000.000
3 Maret Rp250.000.000
4 April Rp325.000.000
5 Mei Rp325.000.000
6 Juni Rp330.000.000
7 Juli Rp330.000.000
8 Agustus Rp350.000.000
9 September Rp350.000.000
10 Oktober Rp350.000.000
11 November Rp375.000.000
12 Desember Rp375.000.000
Sumber Data : CV. Mustika Surya Elektrik
Forcast untuk tahun 2015 yang telah dianalisis menggunakan data penjualan
tahun 2014 yakni sebagai berikut :
Hasil Forecast Metode Trend Bebas Untuk Tahun 2015
Kesimpulan
Mengenai penyusunan anggaran yang tidak dikelola secara baik
terhadap penyusunan biaya distribusi pembelian bahan baku benar adanya,
dikarenakan Direktur Utama selaku pembuat anggaran penjualan kurang
memperhitungkan biaya tidak terduga yang sering muncul ketika
pendistribusian barang ke pabrik menjadikan biaya oprasional yang terkadang
tidak sesuai dengan anggaran penjualan yang telah disusun. Sehingga
sebaiknya biaya tak terduga yang telah terjadi beberapa kali dalam kegiatan
distribusi bisa di anggarkan lebih untuk meminimalisir terjadinya
penyimpangan terjadinya pembengkakan biaya distribusi.
Dan mengenai bagaimana penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada perusahaan
yang telah diteliti bahwa hasil uji presentase mendapatkan hasil 57% yakni
termasuk dalam kategori cukup tercapai dalam penerapannya. Pengujian
tersebut menggunakan alat uji presentse yang dikemukakan oleh Dean J.
Champion (1981:302) melalui penyebaran kuesioner terhadap key informan
selaku pejabat terkait yang berwenang dalam kegiatan penjualan perusahaan.
Dalam hal ini benar adanya ketercapaian penerapan anggaran dalam hal teknis
tetapi dalam hal intuisi dan pengendalian manajemen pendapatan dalam hal
kebijakan sikologis dan sosial lingkungan perusahaan masih harus ditingkatkan
agar keberhasilan tercapai sangat baik.
Analisis forcasting yang diramalkan pada penjualan perusahaan
berjumlah minimal penjualan pada Rp. 200.000.000,00 hingga maksimal Rp.
400.000.000,00 untuk tahun 2015 optimis akan tercapai dengan tolak ukur
keberhasilan penerapan < -5% untuk penyimpangan yang terjadi dan > 5%
untuk positive pencapaian penerapan yang di sesuaikan oleh perusahaan
Bahwa penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha dalam hal teknis pada perusahaan CV.
Mustika Surya Elektrik cukup tercapai tetapi masih terdapat penyimpangan
pada hal pengendalian sebagai pengawasan guna tercapainya penerapan
anggaran penjualan seperti, dalam hal sikologi dan emosional serta sosial
lingkungan kerja perusahaan membuat pekerjaan yang berjalan tidak kondusif.
Beberapa saran yang peneliti sampaikan yakni :
Pemberian sanksi tegas terhadap pelaku penyimpangan perusahaan
seperti pemotongan gaji, skorsing, dan pemecatan dengan memberikan sanksi
sesuai tahapan prosedur pemberian sanksi dan sanksi sesuai dengan
penyimpangan yang dilakukan.
Menerapkan anggaran dengan jauh lebih baik secara disiplin dan
melakukan pencatatan penyimpangan yang dilakukan untuk evaluasi yang bisa
dilakukan dengan setidaknya 3 hari sekali dalam rapat atau pertemuan, dan
memberikan laporan harian penjualan sebagai evaluasi dini dari penyimpangan
serta melaksanakan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
bidang etika kerja dan komitmen kerja pada para pekerja perusahaan.
Dapat melakukan riset biaya tak terduga yang dimungkinkan akan timbul
dari sidak perjalanan dan kegiatan pendistribusian secara detail dan rinci serta
dapat melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan penyedia jasa distribusi
untuk mempermudah pengawasan dan pengendalian biaya tak terduga yang
akan dikeluarkan.
Tidak berusaha mengerjakan kegiatan penjualan secara pribadi diluar jam
on open order sehingga memberikan batasan untuk transaksi penjualan yang
telah ditetapkan perusahaan melalui jam transaksi, sehingga terhindar dari
terjadinya kehilangan pencatatan transaksi dan terciptanya kedisplinan
perusahaan dalam kegiatan penjualan serta mengurangi penyimpangan yang
mungkin akan terjadi pada kegiatan tersebut.
Bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah diberikan oleh perusahaan
tanpa mencampuri kinerja bagian lain untuk mengurangi terjadinya rangkap
pekerjaan dan penyimpangan. Dan dapat melakukan penunjukan langsung
terhadap jasa pendistribusian guna mengurangi biaya diluardugaan yang
timbul.
Daftar Pustaka
Bertha Elvina TR, 2004. Pemanfaattan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Bantu
Manajemen Dalam Mendukung Efektivitas Penjualan, Universitas
Widyatama.
Camphion, Dean J, 1981. Basic Statistic For Social Research, 2nd edition, New
York : Mac Milan Publishing Co.,Inc
James A.F. Stoner, 2001. Manajemen jilid satu terbitan Indonesia.
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
61
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Telaah Jurnal :
Penulis memberikan sedikit saran dan masukan untuk dipertimbangkan dalam melakukan pelaksanaan
penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha
dimana kurangnya pengawasan sebagai pengendalian penerapan anggaran penjualan terhadap
pelaksanaan pada realisasinya. Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan yang ada semakin
ketat dan para ekonomi bergerak semakin dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut meningkatkan
operasi dan pelayanan secara maksimal, serta harus memperhatikan faktor yang harus selalu
dipertimbangkan, yaitu strategi perusahaan, kondisi perekonomian, dan peraturan pemerintah demi
terjaminnya keberlangsungan hidup dan pengembangan perusahaan. Dalam kondisi tersebut akan
terjadi peningkatan kompetitor dan persaingan ketat yang terjadi sehingga anggaran penjualan
perusahaan perlu di rencanakan sebaik -baiknya untuk mengoptimalkan laba perusahaan dan
peningkatan perkembangan perusahaan. Khususnya anggaran penjualan, pada waktu penyusunan
harus dapat melihat faktor - faktor yang berhubungan dengan aktivitas penjualan, seperti anggaran
distribusi barang sehingga penjualan barang hasil produksi CV. Berdasarkan uraian permasalahan
pada latar belakang, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai yakni, "Bagaimana
Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Kendali Manajemen Pendapatan dan Pengembangan
usaha pada CV. Mustika Surya Electric Samarinda?" dan adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian adalah, Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan anggaran penjualan sebagai alat
kendali manajemen pendapatan dan pengembangan usaha pada CV. Menurut Haruman dan Rahayu
( 2007 : 45 ) "Anggaran penjualan (sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih
terperinci penjualan perusahaan selama priode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan
serta tempat /daerah penjualannya." Menurut Garrison, Norren dan Brewer diterjemahkan oleh Nuri
Handuan (2006 : 42) "Sales budget (anggaran penjualan) adalah perencanaan detail yang menunjukan
perkiraan penjualan untuk priode mendatang ; penjualan ini biasanya disajikan dalam unit maupun
nilai mata uang penjualan." Menurut M. Munandar (2007 : 41) "Bugdet Penjualan (salles budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang penjualan perusahaan
selama priode tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas)
barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan, serta tempat (daerah) pemasarannya." Dan menurut M. Nafarin (2007 : 166)
"Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual." Dimana M.
Nafarin menjelaskan bahwa "Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan
harga tertentu dan pada saat tertentu." (2007 : 166) Manajemen Pendapatan. Sehingga dengan
menerapkannya anggaran penjualan akan meningkatkan pendapatan perusahaan yang didapat melalui
62
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
aktivitas penjualan " Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahan. Sesuai dengan judul yaitu penerapan anggaran penjualan sebagai alat kendali manajemen
pendapatan dan pengembangan usaha, maka terdapat variabel yang menjadi dimensi pengukuran.
63
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
ABSTRACT
This thesis is entitled "Analysis of Sales Budget as Planning Tool of Profit in PT Wahana Persada Karton Palembang".
PT Wahana Persada Karton Palembang is a company engaged in the sale of boxes. To obtain the data, the author used
data collection methods such as interviews, documentation and library research related to the problems that occured.
Based on the results of the analysis conducted, the company implemented a top-down system (Authoritarian) in
performing the procedure of preparing the salesman budget from the data of the previous year's salesman realization, so
the company has not made a good budget preparation as a tool of profit planning. The author proposed
recommendations to companies to consider using forecasting sales the quadratic method of preparation of the sales
budget. By using this method the company can see how much sales targets to be achieved in the period to come and to
know the factors causing the difference between sales budget with its realization.
64
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual konsumen potensialnya. Kesuksesan E-commerce akan
dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti terpenuhi dengan kesiapan perusahaan untuk menyediakan
barang dagang yang dibeli dan pengecer atau lainnya level terbaik dari sistem website. Informasi dan kualitas
(IAI dalam SAK, 2009: No.23 paragraf 2). Menurut sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website
Mulyadi (2010:202), penjualan adalah kegiatan yang perusahaan.
terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara
kredit maupun tunai. Sumber utama uang kas dari suatu realisasi penjualan dengan anggaran penjualan. Selisih
perusahaan berasal dari penjualan yang merupakan ujung atau penyimpangan yang terjadi diidentifikasi dan dicari
tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba penyebabnya atau alasan terjadi penyimpangan.
yang maksimal. Perencanaan dalam penjualan dapat Penyimpangan ini disebut penyimpangan (variance)
dikatakan sebagai anggaran penjualan. efektifitas dimana keberhasilan dalam mencapai tujuan
Sementara itu, menurut Trie (2016:1), didalam yang telah ditentukan terlebih dahulu.
melakukan transaksi penjualan dapat dilakukan dengan Menurut Nafarin (2012:167), anggaran penjualan ialah
melalui E-commerce. E-commerce adalah bentuk dari dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun
business to consumer (B2C) yang menyediakan jasa terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh
melalui internet bagi konsumen. E-commerce karena itu, anggaran penjualan sering disebut anggaran
memungkinkan perusahaan untuk menjual suatu produk kunci. Anggaran penjualan dapat
dan dapat berkomunikasi secara tidak langsung dengan
dijadikan sebagai standar atau tolak ukur bagi perusahaan hambatan yang didapat yaitu terlalu banyak proses-proses
untuk menilai dan membandingkan apakah pelaksanaan yang harus dilakukan mulai dari tahap awal penyusunan
anggaran penjualan tersebut telah sesuai atau menyimpang Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah,
dari yang telah dianggarkan. Realisasi anggaran penjualan penyetujuan, pengesahan, yang selanjutnya akan jadi
dapat dijadikan alat penentuan di dalam pengambilan Peraturan Pemerintahan yang memakan waktu banyak dan
keputusan yang menyangkut penjualan ataupun permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan.
penyusunan anggaran penjualan untuk periode yang akan Menurut Nafarin (2012:96-105), metode peramalan
datang dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang penjualan (sales forecasting) merupakan proses aktivitas
lebih baik terhadap laba perusahaan dimasa yang akan memperkirakan produk yang akan dijual di masa
datang, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat
dapat tercapai. berdasarkan data yang pernah terjadi atau mungkin akan
Anggaran penjualan ini dapat dijadikan sebagai pedoman terjadi. Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan
dalam pengambilan keputusan lebih lanjut bagi secara kualitatif (metode pendapat para tenaga penjualan,
manajemen. Apabila anggaran penjualan tidak disusun metode pendapat para manajer, divisi penjualan, metode
maka perusahaan tidak akan memiliki dasar kinerja dan pendapat eksekutif, metode pendapat para pakar dan
target mengenai usaha mereka, yang tentunya akan
mengakibatkan tidak teraturnya kinerja perusahaan.
Dampak lain adalah perusahaan tidak mampu membuat
anggaran produksi dan biaya produksi dan anggaran
lainnya, walaupun bisa maka hasilnya akan tidak akurat
dan tidak memiliki dasar yang signifikan.
Kemudian, menurut Jamiyla (2015:6), anggaran
merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan
operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana
tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya
organisasi. Anggaran sektor publik merupakan instumen
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang
publik.
Dalam proses penyusunan anggaran penjualan
perusahaan, pihak penyusun anggaran tidak dapat
menyusun rencana kerja secara sembarangan tanpa
memperhatikan faktor–faktor yang terkait. Dalam
menyusun anggaran penjualan, perusahaan harus
menetapkan volume produk yang akan dijual pada kurun
waktu yang telah ditetapkan dan harga jual dari setiap
produk yang akan dijual tersebut. Dengan kata lain,
perusahaan harus membuat ramalan penjualan. Ramalan
penjualan tersebut berupa prediksi volume barang yang
akan dijual pada suatu periode tertentu di waktu
mendatang. Oleh karena itu peramalan penjualan (sales
forecasting) sangat diperlukan dalam penyusunan
anggaran penjualan.
Selain itu, menurut Jamiyla (2016:2), hambatan-
65
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
metode pendapat para konsumen) dan secara kuantitaif kantor baru yang berlokasi di Jln. Letjen Harun Sohar No.
dapat menggunakan analisis tren. 1788 Rt. 051 Rw. 013 Kebun Bunga, Sukarami-
Efektifitas peramalan penjualan dapat diukur dengan Palembang.
suatu Standar Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari PT Wahana Persada Karton Palembang belum melakukan
perhitungan tersebut dapat diketahui berapa tingkat penyusunan anggaran penjualan sehingga perusahaan
kesalahan dari metode yang telah digunakan. Semakin tidak memiliki pedoman kerja dalam mencapai target yang
kecil tingkat kesalahan peramalan maka metode yang diinginkan. Sedangkan untuk mengenai masalah rencana
digunakan berarti efektif atau sesuai dengan kondisi penjualan dan berapa laba yang ingin dicapai perusahaan,
perusahaan dan dapat diterapkan dalam perusahaan ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan dengan
tersebut. hanya melihat dari laporan realisasi penjualan pada tahun
Dengan adanya anggaran dapat dibandingkan antara sebelumnya. Laporan realisasi penjualan tersebut
realisasi penjualan dengan anggaran penjualan. Selisih digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam
atau penyimpangan yang terjadi diidentifikasi dan dicari menentukan target penjualan untuk tahun berikutnya.
penyebabnya atau alasan terjadi penyimpangan. Dalam penentuan estimasi target untuk tahun berikutnya,
Penyimpangan ini disebut penyimpangan (variance) pimpinan hanya menambahkan 15% dari realisasi tahun
efektifitas dimana keberhasilan dalam mencapai tujuan sebelumnya.
yang telah ditentukan terlebih dahulu.
PT Wahana Persada Karton Palembang merupakan A. Rumusan Masalah
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan box Dengan demikian, yang menjadi pokok permasalahan
baru, selain itu PT Wahana Persada Karton juga melayani dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
usaha jual–beli sampah kardus bekas, koran, buku dan 1) Bagaimana prosedur penyusunan anggaran penjualan
kertas bekas. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 pada PT Wahana Persada Karton Palembang?
dengan nama CV Wahana Persada Karton yang berlokasi 2) Bagaimana metode peramalan penjualan dapat
di Jln. Iswahyudi No. 323 Kalidoni, Sekojo-Palembang. diterapkan dalam penyusunan anggaran penjualan
Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2011 pada PT Wahana Persada Karton Palembang?
perusahaan ini telah mengalami perubahan struktur 3) Bagaimana varians dan faktor-faktor yang
manajemen dari CV menjadi PT tepatnya pada tanggal 01 mempengaruhi varians anggaran dan realisasi
Oktober 2011, dan mengadakan peresmian pabrik dan penjualan pada PT Wahana Persada Karton
Palembang?
B. Tujuan Penelitian Palembang.
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam
penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 2. Pembahasan
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran A. Kerangka Pemikiran
penjualan pada PT Wahana Persada Karton Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya
Palembang. dan telah pustaka, maka dalam penelitian ini dapat
2) Untuk mengetahui metode peramalan penjualan dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai
dapat diterapkan dalam penyusunan anggaran berikut :
penjualan pada PT Wahana Persada Karton
Palembang. Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3) Untuk mengetahui varians dan faktor-faktor yang
mempengaruhi varians anggaran dan realisasi B. Metodologi Penelitian
penjualan pada PT Wahana Persada Karton 1) Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang peneliti gunakan ialah data primer yang
berupa data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
berupa dokumen-dokumen atau arsip berupa data realisasi
penjualan dari PT Wahana Persada Karton Palembang. Dan
studi pustaka yang diperoleh dari perpustakaan dan
literatur.
Sumber data penelitian ini dilakukan di PT Wahana
Persada Karton Palembang yang berlokasi di Jln. Letjen
66
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Harun Sohar No. 1788 Rt. 051 Rw. 013 Kebun Bunga, sangat berhubungan dengan penjualan dan bagian
Sukarami-Palembang. keuangan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dari
hasil penjualan. Berikut ini gambar prosedur penyusunan
2) Teknik Analisis Data anggaran penjualan pada PT Wahana Persada Karton :
Metode analisis data yang digunakan peneliti ialah
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dimana analisis Gambar 2. Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan
dilakukan dengan menggunakan data dalam bentuk PT Wahana Persada Karton
jumlah yang dituangkan untuk menerangkan suatu
penjelasan dari angka-angka, kemudian dijelaskan Berdasarkan prosedur penyusunan anggaran yang
kembali dalam bentuk uraian bahasa prosa atau bahasa dilaksanakan oleh PT Wahana Persada Karton Palembang,
baku. dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran
yang diterapkan belum berjalan dengan baik karena proses
C. Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan pada penyusunan anggaran hanya melibatkan beberapa orang
PT Wahana Persada Karton tertentu saja sehingga sulit untuk menghasilkan suatu
Proses penyusunan anggaran penjualan pada PT Wahana anggaran yang realistis.
Persada Karton pada dasarnya menggunakan prosedur
Top Down (Otoriter). Proses penyusunan anggaran D. Metode Peramalan Penjualan (forecasting) pada PT
penjualan yang dilakukan selama ini dimulai dari Wahana Persada Karton Palembang
pimpinan perusahaan dengan melihat data-data realisasi Menurut Nafarin (2012:96), pengertian peramalan
penjualan tahun sebelumnya, dengan menentukan penjualan yaitu peramalan penjualan adalah perkiraan
estimasi penjualan tahun berikutnya perusahaan penjualan pada waktu yang akan datang dalam keadaan
menambahkan 15% dari realisasi penjualan. Kemudian, tertentu dan dibuat berdsarkan data-data yang pernah
pimpinan perusahaan melibatkan bagian marketing yang terjadi dan atau mungkin akan terjadi.
Adapun menurut Nafarin (2012:100), menjelaskan ada lengkung yang berbentuk parabola. Rumus yang
tiga metode peramalan dalam anggaran penjualan yaitu: digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :
1) Metode Trend Least Square
Metode Trend Least Square merupakan metode peramalan Y = a + bX + c (X)2....................................... (7)
penjualan yang menggunakan variabel yang sedikit dan Dimana
sederhana, sehingga perhitungan paling mudah diantara
metode lainnya dan berdasarkan perhitungan dengan
metode ini sering dikenal dengan indikator Time Series
Forecast karena hasil yang di hasilkan dapat lebih akurat.
Rumus yang digunakan dalam metode trend least square
ini adalah :
Y = a + bX..................................................................(1)
Dimana
∑Y = na + c∑X2...................................................(8)
∑XY = b∑X2...............................................................(9)
∑X2Y = a∑X2 + c∑X4................................................(10)
Keterangan :
X = Variabel terikat
Y = Variabel bebas
∑Y = Jumlah data historis
∑X = Jumlah nilai pada setiap periode a
= Nilai konstan
b = Koefisian arah regresi
n = Jumlah data
𝑛 ∑XY –(∑X)(∑Y)
b ....................................... (2)
𝑛∑X2 –(∑X)2 4) Standar Kesalahan Peramalan (SKP)
Selain menggunakan perhitungan metode peramalan
∑X
∑Y n -b ...................................... (3) penjualan, perusahaan juga dapat menggunakan Standar
a = n Kesalahan Peramalan (SKP) untuk menentukan metode
Keterangan : ∑Y = Jumlah data historis
X = Variabel terikat Y ∑X = Jumlah nilai pada setiap periode a
= Variabel bebas = Nilai konstan
67
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
68
JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 8 No.01 DESEMBER 2017 ISSN PRINT : 2089-6018
ISSN ONLINE : 2502-2024
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Varians toleransi atas kebijakan perusahaan. Batas toleransi
Varians % penyimpangan lebih kecil dari 5% dianggap tidak material
Pencapaian (Immaterial) dan yang melebihi 10% dianggap material
Tahun Ket
Selisih % Target
Penjualan (material), dikemukakan oleh Shim dan Siegel (2010).
2012 364.661 7,9 % 92,0 % Material Berarti pada tahun 2012 sampai 2016 dianggap material
2013 422.537 8,6 % 91,3 % Material (material) artinya bahwa penyimpangan (varians) tersebut
2014 455.384 8,8 % 91,1 % Material dapat mempengaruhi dalam meningkatkan laba
2015 424.939 7,8 % 92,1 % Material perusahaan dari jumlah anggaran yang ditetapkan oleh
2016 452.632 7,9 % 92,0 % Material perusahaan sebelumnya.
Kemudian, menurut Shim dan Siegel (2010:13)
Berdasarkan Tabel 2. diatas dapat diketahui bahwa, penyimpangan (varians) yang terjadi melebihi sebesar
Penyimpangan yang terjadi pada tahun 2012 sampai 2016 10% sangat baik untuk digunakan bagi perusahaan yang
memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi batas menerapkan standar yang ketat dibandingkan dengan
varians sebesar 5%.
tidaknya penyimpangan realisasi dibandingkan dengan
anggarannya. Menurut Shim dan Siegel (2010:13), varians F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Varians
yang lebih kecil dari 5% dianggap tidak material Anggaran dan Realisasi Penjualan
(immaterial). Sedangkan varians melebihi 10% dianggap Faktor utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan
material (material) dan dapat diterima untuk perusahaan anggaran pada PT Wahana Persada Karton Palembang
yang menerapkan standar yang ketat dibandingkan dengan adalah realisasi penjualan tahun yang lalu atau tahun
varians sebesar 5%. sebelumnya. Selain itu, PT Wahana Persada Karton perlu
Berikut adalah rumus yang dapat digunakan dalam mempertimbangkan faktor-faktor lain yang menyebabkan
perhitungan analisis menurut Rudianto (2009:13) adalah : terjadinya perbedaan atau selisih (varians) antara
anggaran dan realisasi yang dikelompokan kedalam dua
Varians = Total Anggaran – Realisasi..........................(12) kategori yaitu:
Persentanse Varians = Varians × 100%...............(13) 1) Faktor internal adalah segala faktor yang muncul dan
Anggaran disebabkan dari dalam perusahaan. Pada PT Wahana
Persada Karton Palembang faktor internal yang
Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui bahwa dipertimbangkan sebagai berikut: kebijakan pimpinan
persentasi pencapaian anggaran penjualan adalah : perusahaan, pendapatan perusahaan dan Sumber
Daya Manusia (SDM).
= 100% − Persentase Varians........................................(14) 2) Faktor eksternal adalah segala faktor yang muncul
Atau = Total Realisasi Penjualan × 100%.................(15) dan disebabkan dari perusahaan, tetapi dirasakan
Total Target Penjualan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
Pada PT Wahana Persada Karton Palembang faktor-
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan faktor eksternal yang dipertimbangkan sebagai
target penjualan yang dilakukan PT Wahana Persada berikut: kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan
Karton ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan yang tingkat penghasilan masyarakat.
hanya berdasarkan dari realisasi penjualan pada tahun
sebelumnya. G. Analisis Anggaran Penjualan Sebagai Perencanaan
Dalam perhitungan analisis varians ini dapat diketahui Laba
telah terjadi selisih antara target penjualan dan Anggaran penjualan yang telah di realisasikan dengan
realisasinya. Hasil pengamatan penulis tentang penentuan seefektif mungkin akan menciptakan kegiatan operasional
target penjualan pada PT Wahana Persada Karton yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu
Palembang, diketahui perusahaan tidak mengoreksi lebih meningkatkan laba. Sehingga dengan laba yang
lanjut atas selisih-selisih yang terjadi. dihasilkan, perusahaan dapat tetap tumbuh dan
berkembang mengikuti persaingan dunia usaha.
69
Realisasi anggaran penjualan mempunyai hubungan dengan perencanaan laba perusahaan yaitu apabila
realisasi penjualan lebih tinggi dari yang dianggarkan maka perusahaan akan mendapatkan laba. Salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi besarnya laba ialah dapat dilihat dari kuantitas penjualan box yang
terjual. Sehingga dari besarnya kuantitas penjualan tersebut tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang
nantinya sangat berhubungan dengan laba pada PT Wahana Persada Karton Palembang.
Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun anggaran penjualan dengan baik. Ini diharapkan untuk
mengetahui dan memaksimalkan pencapaian laba penjualan. Dengan perusahaan mengetahui laba penjualan,
maka hal tersebut dapat digunakan untuk melengkapi kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya.
3. Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian-uraian yang telah penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1) Prosedur yang digunakan oleh perusahaan adalah Top Down (otoriter). Dengan prosedur ini target
penjualan ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
2) Bahwa PT Wahana Persada Karton Palembang, dimana peramalan penjualan (forecasting) untuk
penjualan kotak lebih tepat menggunakan metode kuadratik. Metode kuadratik ini mempunyai Standar
Kesalahan Peramalan (SKP) yang lebih kecil daripada menggunakan metode trend least square dan
metode trend moment.
3) a. Dari perhitungan penyimpangan (varians) antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan maka
penyimpangan yang terjadi pada tahun 2012 sampai 2016 memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi
10% dianggap material (material), dikemukakan oleh Shim dan Siegel artinya bahwa penyimpangan
(varians) tersebut dapat mempengaruhi dalam meningkatkan laba perusahaan dari jumlah anggaran yang
ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
4) b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih (varians) antara anggaran dan
realisasi yang dikelompokan kedalam dua kategori yaitu faktor internal seperti kebijakan pimpinan
perusahaan, pendapatan perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dan faktor eksternal seperti
kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan tingkat penghasilan masyarakat.
Saran
Daftar Pustaka
Fadli, M. 2012. Analisis Prosedur dan Varians Anggaran Penjualan pada CV. Agung Jaya Art. Jurnal
POLTEK PalComTech Palembang. Hal: 1-8.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Selemba Empat. Jakarta.
Jamiyla, Bernika Ifada Putri Nz dan Endah Meiria. 2016. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Keuangan
Ditinjau Dari Rasio Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Kantor Kecamatan Kalidoni Palembang
2012-2014. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume 07 No.01 Desember 2016. Hal 1-7.
K.Shim Jae dan G.Siegel Joel. 2010. Budgeting Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran.
diterjemahkan oleh Julius Mulyadi, Neneng Natalia. Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya.Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Yogyakarta.
Nafarin, M. 2012. Penganggaran Rencana Kerja Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Nz, Bernika Ifada Putri, Jamiyla, dan Endah Meiria. 2015. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pada Kantor Kecamatan Kalidoni Palembang 2012- 2014. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini
Volume 06 No.01 Juli 2015. Hal 1-6.
Pratiwi, Trie Sartika. 2016. Pengujian Antesedent dari Niat Pengguna Internet dalam Keputusan Bertransaksi
Menggunakan E-Commerce. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume 7 No.01 Desember 2016. Hal
1-8.
Rudianto.2009. Penganggaran. Erlangga. Jakarta.
Fadjar Harimurti
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja
dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft
planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan
dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran,
sebagai contoh suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh.
PENGERTIAN ANGGARAN
Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit
planning and control may be broadly as de fined as systematic and
formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and
control responsibility of management"
Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi
dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka
anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan
mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional di dalam badan
usaha. Dari definisi di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan
sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun
dengan berurutan dan berdasarkan logika.
3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk
mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambilan
keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk keputusan yang diambil oleh manajer tersebut, merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, pengorganisasian,
mengarahkan dan pengawasan.
FUNGSI ANGGARAN
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk
membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi,
pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan
untuk tujuan yang telah ditetapkan.
1. Fungi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi
ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan
dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Winardi
memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut:
"Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-
aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang
diinginkan".
Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan
melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih
dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di
masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut,
serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut,
maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik.
2. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan
dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang
ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai.
Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan
tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan
membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat
ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja
dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu
bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki
kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu
mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman
atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk
menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
3. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja
dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan
adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat
menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian
lainnya.
Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat
menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam
perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan
lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk
seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang
saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur
dengan baik.
4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis
dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran
berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang
akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian
dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
2. Keterbatasan Anggaran
Di samping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran
perlu diketahui pula adanya keterbatasan dari anggaran sebagai berikut:
a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang
akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada
pengalaman dan kemampuan dari estimator atau proyektor, ketidak-
tepatan anggaran berakibat tidak baik sebagai alat perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan dengan baik.
b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan
asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi yang
mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi
anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan sebagai alat
manajemen. Perubahan kondisi atau asumsi misalnya dapat berupa:
laju inflasi atau kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila
semua pihak, terutama manajer-manajer perusahaan, secara terus-
menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan yang telah ditentukan di dalam anggaran.
d. Semua pihak di dalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran
adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat
menggantikan fungsi manajemen dan "judgement" manajemen masih
diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalamannya.
KESlMPULAN
Dari uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan dari budget atau
anggaran sebagai alat manajemen yaitu :
1. Anggaran (budget) merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa
taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang, dan
dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan
sistematis.
2. Yang dimaksud dengan penganggaran (budgeting) ialah proses kegiatan
yang menghasilkan budget tersebut sebagai hasil kerja (output), serta
proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan alat pengawasan kerja.
3. Fungsi kedua dari seorang pimpinan ialah pengawasan atau control.
Fungsi pengawasan semakin lama semakin penting karena semua orang
telah menyadari bahwa perencanaan tanpa diikuti oleh pengawasan
merupakan pekerjaan yang sia-sia. Bagaimana baiknya suatu
perencanaan tidak akan mencapai tujuan tanpa ada pengawasan yang
baik. Anggaran merupakan alat pengawasan yang baik.
4. Tujuan setiap perusahaan adalah mendapatkan profit dalam jumlah yang
telah direncanakan dengan pengorbanan yang direncanakan pula.
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi planning, atau dengan
perkataan lain bahwa planning itu dinyatakan di dalam bentuk anggaran.
5. Anggaran sebagai peralatan manajemen di bidang perencanaan dan
pengawasan ternyata tidak begitu saja dapat diperoleh manfaatnya secara
penuh dan berimbang oleh perusahaan yang telah menggunakannya
tanpa ada usaha khusus dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Antara lain tingkat penggunaan sistem akuntansi keuangan dan akuntansi
biaya sampai tingkat batas tertentu.
6. Kegunaan anggaran yang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja serta sebagai alat pengawasan kerja.
Bilamana dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen tersebut,
nampaklah bahwa budget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana
(planning), pengkoordinasian kerja (coordinating), dan pengawasan
kerja (controling).
7. Dalam suatu perusahaan, perencanaan secara komprehensif di mulai dari
penyusunan anggaran penjualan yang seharusnya bersifat realistis, agar
penyusunan anggaran selanjutnya yaitu anggaran produksi, anggaran
bahan baku, anggaran tenaga kerja, angaran overhead, anggaran
persediaan, anggaran kas, anggaran modal yang pada akhirnya
mengikhtisarkan anggaran laba rugi, neraca dan arus kas perusahaan
yang menggambarkan perspektif keuangan perusahaan di masa yang
akan datang.
8. Anggaran yang dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada
dasarnya dibagi dalam tahapan, yaitu :
a. Anggaran sebagai alat penaksir
b. Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasi
pengeluaran dana/kas
c. Anggaran sebagai alat pengukur efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
Asri SW., Marwan, 1982, Peramalan Penjualan, Penerbit Fakultas Ekonomi
UGM. Yogyakarta.
Baridwan, Zaki, 1979, Sistem Akuntansi-Penyusunan Prosedur dan Metode,
Bagian Penerbit Akademi Akuntansi YKPN.
Fadly. R.A., dan Kartini RAF Tien. 1982, Penyusunan Budget: Perencanan
dan Pengendalian Laba I, Penerbit Aksara Baru. Jakarta.
Gillespie, Cecil, 1979, Accounting System-Procedure and Methods, Fourth
Edition. Prentice Hall Inc. New York.
Heckert, J. Brooks. James D. Wilson. 1967, Controllership, The Ronald
Press Company, New York.
Kohler, Eric L., 1963, Dictionary for Accountants, Third Editions.
Englewood Clips, Prentice Hall Inc.. New York.
Kotler, Philip, 1969, Marketing Management Analysis, Planning and
Control, New Delhi.
Welsc, Glenn A., 1976, Budgeting: Profit Planning And Control. Fourth
Edition. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Telaah Jurnal :