Anda di halaman 1dari 13

AUDIT INVESTIGASI

SEKTOR PUBLIK
KELOMPOK 12
Anugerah Reinaldi Putra Tappang (1807531235)
Anderson Boli Helan (1807531240)
Pengertian Audit Investigasi

Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-


bukti terkait kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan Negara dan / atau perekonomian Negara, untuk
memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi
dan/atau tidakan korektif manajemen.
Audit Investigasi termasuk didalamnya antara lain , sebagai berikut :

• Audit Investigasi Hambatan Kelancaran Pembagunan (AIHKP ) adalah proses


pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait dengan permasalahan hambatan kelancaran
pembangunan untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan mediasi dalam
penyelesaian masalah;
• Audit Klaim adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait klaim/tuntutan
pihak ketiga untuk memperoleh simpulan sebagai bahan pertimbangan bagi objek penugasan
untuk mengambil keputusan penyelesaian klaim/tuntutan;
• Audit Eskalasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait adanya
penyesuaian harga satuan dalam kontrak pengadaan barang/jasa yang disebabkan oleh
adanya inflasi atau kenaikan harga yang disebabkan oleh kebiajakan pemerintah.
1. Audit Investigasi Hambatan Kelancaran Pembagunan

Audit Investigasi Hambatan Kelancaran Pembagunan (AIHKP ) adalah proses


pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait dengan permasalahan hambatan
kelancaran pembangunan untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung
tindakan mediasi dalam penyelesaian masalah

2. Audit Klaim
Audit Investigasi
termasuk didalamnya Audit Klaim adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait
klaim/tuntutan pihak ketiga untuk memperoleh simpulan sebagai
antara lain , sebagai bahan pertimbangan bagi objek penugasan untuk mengambil
keputusan penyelesaian klaim/tuntutan;
berikut :

3. Audit Eskalasi
Audit Eskalasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait
adanya penyesuaian harga satuan dalam kontrak pengadaan barang/jasa yang
disebabkan oleh adanya inflasi atau kenaikan harga yang disebabkan oleh
kebiajakan pemerintah.
1. REAKTIF
Audit investigatif dikatakan bersifat reaktif apabila auditor melaksanakan audit setelah
menerima atau mendapatkan informasi dari pihak lain mengenai kemungkinan adanya
tindak kecurangan dan kejahatan. Audit investigatif yang bersifat reaktif umumnya
dilaksanakan setelah auditor menerima atau mendapatkan informasi dari berbagai
sumber informasi misalnya dari auditor lain yang melaksanakan audit reguler, dari
pengaduan masyarakat, atau karena adanya permintaan dari aparat penegak hukum.
Karena sifatnya yang reaktif maka auditor tidak akan melaksanakan audit jika tidak
tersedia informasi tentang adanya dugaan atau indikasi kecurangan dan kejahatan.
2. PROAKTIF
Audit investigatif dikatakan bersifat proaktif apabila auditor secara aktif mengumpulkan
Pendekatan Audit informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk menemukan kemungkinan adanya
tindak kecurangan dan kejahatan sebelum melaksanakan audit investigatif. Auditor secara
Investigasi aktif mencari, mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi-informasi yang
diperoleh untuk menemukan kemungkinan adanya kecurangan dan kejahatan. Audit
investigatif yang bersifat proaktif perlu dilakukan pada area atau bidang-bidang yang
memiliki potensi kecurangan atau kejahatan yang tinggi

Hasil dari suatu audit investigasi, baik yang bersifat reaktif maupun proaktif dapat
digunakan sebagai dasar penyelidikan dan penyidikan kejahatan oleh aparat penegak
hukum. Berdasarkan hasil audit tersebut, aparat penegak hukum akan mengumpulkan
bukti-bukti yang relevan sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku untuk kepentingan
penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan.
a. Melakukan evaluasi atas system pengendalian intern.
b. Menentukan kekuatan dan kelemahan system pengendalian intern.
c. Merancang scenario kerugian dari indikasi kecurangan yang telah terjadi
berdasarkan kelemahan system pengendalian intern yang telah teridentifikasi.
d. Mengidentifikasi situasi yang mencurigakan dan tidak biasa dalam
pembukuan/ laporan.
e. Mengidentifikasi transaksi-transaksi yang mencurigakan dan tidak biasa.
f. Membedakan antara kesalahan manusia (Human error) biasa dan kelalaian
dengan indikasi kecurangan.
Hal-hal Yang Dilakukan
g. Menurut arus dokumen yang mendukung transaksi-transaksi.
(kompetensi) Seorang Auditor
Investigasi h. Menurut arus dana masuk dan keluar rekening organisasi.
Pendekatan Audit Investigasi i. Mendapatkan dokumen pendukung yang mendasari transaksi yang
mencurigakan.
j. Menelaah dokumen yang meliputi kejanggalan-kejanggalan yang terjadi.
k. Mengumpulkan dan menyusun bukti-bukti.
l. Mendokumentasikan dan melaporkan suatu kegiatan yang berindikasi
kecurangan (korupsi) untuk tuntutan kriminal, perdata atau asuransi.
m. Memahami kebijakan, prosedur, praktek manajemen, administrasi dan
organisasi.
n. Menguji situasi organisasi di bidang motivasi dan etika.
Penyusunan Program Audit Investigasi
Disusun berdasarkan hasil telaahan informasi awal dan resume pengembangan informasi
yang dirinci dalam beberapa langkah yang bersifat umum dan fleksibel. Program ini disusun
dengan tujuan untuk memperoleh alat bukti yang memadai guna memperkuat adanya:

a Penyimpangan yang merupakan unsur melawan hukum, bisa dilakukan dengan sengaja
atau akibat kelalaian dalam menjalankan kewajiban atau tugas pokok dan fungsi.
b Unsur memperkaya diri, orang lain atau suatu badan atau korporasi.
c Unsur yang merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.
Pelaksanaan Program Dan Tehnik-tehnik Audit Investigasi

Cara umum tehnik-tehnik audit investigasi hampir sama dengan audit keuangan maupun
audit kinerja yaitu diarahkan untuk mendapatkan bukti-bukti, namun karena audit ini lebih
ditujukan kepada aspek hukum maka upaya pengungkapan kejadian diharapkan lebih pasti
atau dengan lain perkataan tingkat keyakinan bukti yang diperoleh harus diterima oleh aspek
hukum.

Tehnik audit yang dapat digunakan diantaranya :


a Inspeksi ( peninjauan )
Memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu
keadaan atau sesuatu masalah.
b Observasi ( pengamatan )
Memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara continue selama kurun
waktu tertentu untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau masalah. Kadang observasi dikaitkan
dengan melihat dari jarak jauh atau tanpa didasari oleh pihak yang diamati.
c Wawancara
Tehnik audit dengan tanya jawab ( lisan/tertulis ) untuk memperoleh pembuktian.
d. Konfirmasi i. Penelusuran ( trasir )
Adalah pembuktian dengan mengusahakan informasi dari Kegiatan yang dilakukan dengan jalan menelusuri
sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun proses suatu keadaan atas suatu masalah kepada
tertulis. sumber atau bahan pembuktiannya.
e. Analisa j. Perhitungan kembali ( rekomputasi )
Memecahkan atau menguraikan sesuatu keadaan atau Menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk
masalah ke dalam beberapa bagian atau elemen dan menetapkan kecermatannya.
memisahkan bagian tersebut untuk dihubungkan dengan
keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. k. Penelaahan pintas ( scanning )
f. Vouching dan verifikasi ( audit bukti tertulis ) Melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk
Memeriksa ke-autentik-an dan kelengkapan bukti yang menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih
mendukung suatu transaksi. Verifikasi adalah audit atas lanjut.
ketelitian perkalian, penjumlahan, pemilikan dan l. Review analitis
eksistensinya.
Prosedur review analitis dapat digunakan mendeteksi
g. Perbandingan area dengan tingkat resiko yang tinggi untuk terjadi
Usaha untuk mencari kesamaan dan perbedaan antara penyimpangan pelaporan keuangan.
dua dan lebih gejala/fenomena. m. Pemaparan
h. Rekonsiliasi
Adalah tindakan untuk menjelaskan temuan audit agar
Penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan diperoleh gambaran secara jelas dan sistematis.
tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang Pemaparan berisikan antara lain : resume dan kasus
independen ( terpisah ). posisi, flowchart modus operandi beserta uraiannya.
Hasil audit investigasi tidak boleh dibocorkan kepada pihak yang tidak berhak
mengetahuinya, di mana hasil ini biasanya telah diklarifikasi dan dibacakan ulang kepada si
auditee, agar auditee mengerti sejauh mana investigasi dan eksaminasi dilakukan dan hasil
yang didapatkan. Disebut keperluan internal karena sang auditor terikat dengan audit
metodologi dengan melaporkan apa adanya suatu hasil investigasi dan auditor free to
comment kepada atasannya dalam mengemukakan pendapatnya sebagai seorang auditor
berdasarkan temuan dan dikategorikan preliminary summary (hasil sementara).
Hasil atau kesimpulan sementara ini akan disikusikan dengan bos sang auditor sebelum
dibuatkan keputusan final dan keputusan final hasil audit yang disebut executive summary
akan dibuat oleh kepala audit kepada siapa sang auditor bertanggung jawab.
Hasil audit investigasi dapat dianggap dan digunakan sebagai bukti awal untuk menunjang
suatu pembuatan BAP oleh kepolisian atau kejaksaan atau bukti pendahuluan bagi Komisi
Pemberantasan Korupsi bila memang suatu fraud diduga terjadi yang mengarah kepada suatu
peristiwa kriminal atau crime acts, dalam hal ini adalah korupsi.
Standar Audit Investigatif
Secara sederhana, standar adalah ukuran mutu. Oleh karena itu, dalam pekerjaan audit, para auditor ingin
menegaskan adanya standar tersebut. Dengan standar ini pihak yang diaudit (auditee), pihak yang memakai laporan
audit, dan pihak – pihak lain dapat mengukur kerja si auditor.
K.H Spencer Picket dan Jennifer Picket merumuskan beberapa standar untuk melakukan investigasi terhadap fraud.
Konteks yang mereka rajuk adalah investigasi atas fraud yang dilakukan oleh pegawai di perusahaan.
Standar tersebut adalah :
1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik yang diakui (accepted best practices)
2. Kumpulkan bukti – bukti dengan prinsip kehati – hatian (due care) sehingga bukti – bukti tadi dapat diterima di
pengadilan
3. Pastikan seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks dan jejak audit tersedia
4. Pastikan bahwa para investigatormengerti hak – hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya
5. Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut umum yang
mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum dan administratif maupun hukum pidana
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan pengumpulan bukti dan barang
bukti, wawancara, kontakdengan pihak ketiga , pengamanan mengenai hal – hal yang bersifat rahasia, ikut tata cara
atau protokol, dokumentasi dan penyelenggara catatan, melibatkan / dan atau melapor ke polisi, kewajiban hukum,
dan persyaratan mengenai pelaporan.
Standar 1 Standar 5
Seluruh investigasi harus dilandasi praktik – praktik terbaik yang Beban pembuktian ada pada perusahaan yang menduga
diakui (accepted best practice). Dalam istilah ini tersirat dua hal. pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut
Pertama, adanya upaya membandingkan antara praktik – praktik umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam
yang ada dengan merujuk kepada yang terbaik pada saat itu. kasus hukum administrasi maupun kasus pidana.
Upaya ini disebut benchmarking. Kedua, upaya benchmarking
dilakukan terus menerus untuk mencari solusi terbaik. Standar 6
Standar 2 Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh
Kumpulkan bukti – bukti dengan prinsip kehati – hatian (due target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu. Dalam
care) sehingga bukti – bukti tadi dapat diterima di pengadilan. melakukan investigasi, kita menghadapi keterbatasan
Standar 3 waktu. Dalam menghormati asas praduga tidak bersalah,
Pastikn bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, hak dan kebebasan seseorang harus dihormati.
terlindungi dan diindeks dan jejak audit tersedia. Dokumentasi Standar 7
ini diperlukan sebagai referensi apabila ada penyelidikan di
kemudian hari untuk memastikan bahwa investigasi sudah Liput seluruh kunci dalam proses investigasi, termasuk
dilakukan dengan benar perencanaan, pengumpulan bukti dan barang bukti.,
Standar 4 wawancara, kontak dengan pihak ketiga, pengamanan
Pastikan bahwa para investor mengerti hak – hak asasi pegawai mengenai hal – hal yang bersifat rahasia, ikuti tata cara
dan senantiasa menghormati. Kalau investigasi dilakukan dengan atau protocol, dokumentasi dan penyelenggaraan
cara yang melanggar hak asasi pegawai yang bersangkutan dapat catatan, keterlibatan polisi, kewajiban hokum, dan
menuntut perusahaan dan investigatornya.
persyaratan mengenai pelaporan.
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai