PROGRAMS
CASE HANLON, INC
A. Bukti Audit
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 225) mendefinisikan bukti audit
adalah sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Mulyadi (2002)
Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: " Bukti audit kompeten yang
cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
Dapat disimpulkan bahwa bukti audit adalah Segala informasi yang
mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan, yang digunakan
auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keuangan.
B. Jenis Bukti Audit
1. Bukti pendukung laporan keuangan (data akuntansi)
Bisa berupa jurnal, buku besar, buku pembantu serta buku pedoman
akuntansi.
2. Bukti Penguat
Berbagai bentuk dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen
rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui;
informasi
yang
diperoleh
auditor
melalui
permintaan
yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang
paling bisa dipercaya.
4. Konfirmasi (confirmation)
Jawaban tertulis/lisan dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi kecermatan informasi tertentu yang diminta auditor,
informasi bersifat faktual, memiliki tingkat keandalan yang tinggi.
5. Perbandingan (analytycal evidence)
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna
penyelidikan yang lebih intensif, auditor melakukan analis terhadap
perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, dan biaya dengan saldo
yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.bukti diperoleh melalui
penggunaan perbandingan dan hubungan untuk melihat ada tidaknya
indikasi salah saji material, tingkat keandalan bergantung pada data yang
digunakan,contoh pembandingan saldo atau rasio dengan data tahun lalu
dan budget & rata-rata industri.
C. Lima golongan asersi pelaporan keuangan
1. Keberadaaan atau keterjadiannya (exitence or occurrence)
Asersi tentang keberadaan atau terjadinya hubungan apakah aktiva
atau hutang perusahaan benar-benar ada pada tanggal neraca dan transaksitransaksi yang tercatat telah terjadi selama periode tertentu. Auditor harus
substantif dalam melakukan pengujian , yang menetapkan bahwa semua
asset dan ekuitas yang ada pada neraca sesuai dengan tanggal dan beban,
pendapatan, dan kerugian yang terdapat dalam laporan laporan laporan
laba rugi.
Sebagai contoh Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa
sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk
dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam
laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas
atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
2. Kelengkapannya ( completeness)
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan
telah dicantumkan di dalamnya. Asersi kelenkapan sangat dibutuhkan oleh
keuangan
diklasifikasikan,
dijelaskan,
dan
diungkapkan
semestinya.
D. Kompetensi Bukti Audit
1. Relevan ( relevance)
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan
diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dapat terpercaya.
2. Indepedensi penyedia bukti (sumber)
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih
dipercaya daripada bukti audit yang diperoleh dari dalam entitas.Bukti
audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik,
observasi, perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada
informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
3. Ketetapan waktu
Mengaju pada kapan bukti audit dikumpulkan atau berlakunya bukti
audit itu sendiri.
4. Objektivitas
bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang
membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti
tersebut memang benar.
E. Prosedur Audit
1. Prosedur analitis (analytical procedures)
3.
4.
5.
6.
akuntansi.
Penelusuran (tracing)
Yang biasa dilakukan adalah memilih dokumen yang di buat
pada saat transaksi terjadi menentukan bahwa dokumen pada transaksi
tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.
7.
8.
pencatatan akuntansi
Pengamatan (observing)
Aktivitas ini merupakan kegiatan yang rutin dari tipe transaksi, yang
mana merpakan salah satu prosedur audit dengan memperhatikan dan
9.
yang
dilakukan
auditor.
Misalnya footing,
dan
cross
bahwa
petugas
penerimaan
tidak
memeriksa/menghitung
e.
informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diperiksa
Contoh :
Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang,
Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.
Permanent file :
merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan.
Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak
kontrak, Notulen rapat.
acuan
yang
digunakan
untuk
pemeriksaan
tahun-tahun
mendatang.
2. Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff
yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
3. Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari
tahun ke tahun.
Tipe Kertas Kerja
a.
Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,
sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti
audit
tertentu
yang
harus
diperoleh
pada
saat
tertentu
dalam
audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus
diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan
indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit
berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan untuk
merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta
komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam
yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai
supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang berlangsung.
b. Working Trial Balance
Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar
yang akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya., kolom-kolom
untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta
saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan
auditan (audited financial statements). Working trial balance ini merupaka daftar
permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun
yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses
audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo akhir
tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom
terakhir
dalam working
trial
balance tersebut,
auditor
menyajikan draft finallaporan keuangan klien setelah diaudit oleh auditor. Draf
final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada
laporan audit.
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan
auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan
skedul pendukung (supporting schedules).
2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam
skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan
jurnal adjustment.
3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustmentke dalam working trial balance.
4. Penyusunan laporan keuangan auditan.
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja
(work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap
sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja.
Keempat tehnik tersebut adalah (Boynton,dkk) :
1. Pembuatan heading.
2. Nomor indeks
3. Tick marks
4. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal
pembuatan serta penelaahan.
Intial Audit Vs Recurring Audit
Intial Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan pertama kali. Recurring
Audit merupakan pengulangan kembali pemeriksaan dengan klien yang sama
untuk tahun berikutnya. Pada umumnya, jenis , waktu dan banyaknya bukti audit
untuk intial audit tidak sama dengan recurring audit.
Di dalam intial audit, mengkaji dan mengevaluasi dari pengendalian internal serta
memngkaji dari bisnis dan industri yang membutuhkan lebih banyak waktu,
dikarenakan auditor tidak familiar dengan keadaan klien. Di dalam reccuring
audit, auditor melihat perubahan yang signifikan di dalam sistem kontrol dan
operasi, dan lebih mengenali karakter khusus dalam perusahaan tersebut. Untuk
menentukan kewajaran dari neraca, auditor dalam intial audit harus memulai dari
saldo masing-masing. Untuk assets, seperti mesin dan peralatan, bangunan,
kendaraan dan truk, dan beberapa aktiva tetap , biasanya memerlukan penilian
dari transaksi beberapa tahun.
KEPEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA
Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas
kerja masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat
rahasia dengan klien.
Seringkali kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai sumber
acuan bagi kliennya, namun kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian
dari, atau sebagai pengganti terhadap, catatan akuntansi klien.
Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas
kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan
praktiknya dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpan
dokumen.