Anda di halaman 1dari 13

SURVEI

PENDAHULUAN
NINING AYU W. (21701082050)
AUDIT INTERNAL A3
A. Melakukan Studi Awal
 Studi awal yang dilakukan auditor mencangkup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya,
temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk
lebih memahami subjek audit.
 Sumber informasi dalam melakukan studi awal:
 Dokumen Permanen
 Kertas Kerja Penugasan Sebelumnya
 Literatur
 Internet
 Jurnal Profesi
 Studi awal juga harus mencangkup penelaahan saksama atas bagan organisasi dan pernyataan
tanggung jawab dan kewenangan.
B. Pendokumentasian
 Pendokumentasian mencangkup beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara
auditor dengan manajer klien.
 Beberapa hal yang dilakukan saat pendokumentasian:
- Daftar Pengingat
- Daftar Isi
- Pengurangan Biaya
- Catatan Kesan
- Kuisioner
C. Bertemu Klien
 Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk untuk
menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan.
Mengatur Jadwal Peretemuan Wawancara
1. Waktu dan tempat pertemuan harus 1. Persiapan
diatur terlebih dahulu, hindari 2. Penjadwalan
kunjungan mendadak. 3. Pembukaan
2. Pertemuan awal cenderung akan 4. Pelaksanaan
menuntun arah audit. 5. Mengajukan Pertanyaan
3. Ajukan pertanyaan sebagai seorang 6. Penutupan
yang ingin menggali informasi, bukan 7. Pencatatan
sebagai penyidik.
4. Audit internal jangan membiarkan
dirinya terlena dengan keyakinan yang
lemah.
D. Mengumpulkan Bahan Bukti
 Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi
manajemen :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Kontrol
E. Pengamatan
 Melalui pengamatan yang gigih dan tanya jawab yang cerdas, audit internal mampu untuk:
1. Menentukan tujuan, sasaran, dan standar.
2. Menilai kontrol untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
3. Mengevaluasi risiko
4. Menentukan kontrol untuk meminimalkan risiko
5. Membuat penentuan risiko secara statistic
6. Menilai gaya manajamen
 Tujuan, Sasaran, dan Standar
Saat melakukan survey, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat tujuan, sasaran.
dan standar, yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi klien. Auditor harus
mencoba untuk menentukan apakah:
 Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk organisasi klien.
 Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi suatu rancangan besar bagi
perusahaan.
 Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi dalam
penetapannya.
 Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam penetapannya.
 Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi aktivitas.
 Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.
 Kontrol-kontrol untuk Mencapai Tujuan
 Auditor internal dihadapkan pada sejumlah control potensial ketika melakukan survei
pendahuluan: kebijakan organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi-instruksi khusus,
laporan daftar, register, formulir, pembagian tugas, sistem persetujuan, pengawasan, dan
lainnya.
 Cara paling produktif untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kontrol:
1. Mengenali masalah
2. Mencari control yang bisa mengidentifikasi atau mencegah masalah-masalah tersebut, atau
mencari control yang searusnya bisa mengurangi risiko.
 Risiko
Contoh-contoh eksposur yang mungkin dihadapi adalah :
- Persediaan cek kosong
-Stempel tanda tangan
-Keamanan pabrik
-Penanganan barang-barang sisa dan barang-barang bekas
-Alat uji yang tidak dikapitalisasi

Dalam beberapa kasus, eksposur terhadap risiko dapat dinilai di sepanjang audit yang diarahkan
secara khusus untuk mengidentifikasi risiko. Yaitu, risiko tidak bisa menjadi subjek audit secara
menyeluruh. Dalam kasus lain, eksposur dapat ditelaah dalam audit subjek yang lebih luas yang
mencangkup baik risiko maupun masalah-masalah lain.
 Kontrol Risiko
Kontrol yang tidak memadai atau tidak efektif harus didiskusikan segera dengan manajer klien.
Jika kesepakatan tentang tindakan perbaikan dicapai dan tindakan perbaikan yang memadai diambil,
upaya audit selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika manajer tidak bisa diyakinkan dan
membutuhkan bukti bahwa risiko tersebut memang ada dan control memang lemah, auditor harus
membuat program pengujian purposive bukan pengujian berdasarkan sampel untuk mrendukung bukti
dan signifikansi risiko.
 Penentuan Risiko
Undang-undang Praktik Korupsi Asing Amerika Serikat (U.S Foreign Corrupt Practice Act)
mensyaratkan organisasi mematuhi hukum agar tercapai sistem “control akuntansi internal yang
memadai untuk memberikan keyakinan yang wajar….” pengertian “wajar” membutuhkan kebijakan
manajemen, namun kebijakan tersebut harus didokumentasikan. Manajemen harus siap untuk
menunjukkan bahwa control yang diabaikan memang sengaja dihapuskan dengan alasan yang sah
 Manajemen Yang Efektif
- manajemen memilki pengetahuan, gampang ditemui, dam berpandangan luas.
- jika manajemen efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan audit
 Aspek Manusia
Kontrol yang baik tidak dengan sendirinya dapat menjamin bahwa suatu aktifitas akan dilaksankan
dengan baik kecuali terdapat sejumlah orang yang kompeten untuk melakukannya.
 Pengamatan fisik, berlangsung dalam dua tahap:
1. auditor internal harus berkeliling fasilitas perusahaan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik mengenai lokasi, kondisi, dan tata letak.
2. penelusuran, menelaah beberapa aktivitas kerja dari awal sampai akhir, dan menyiapkan bagan
alir.
F. Membuat Anggaran Survei
 Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan factor kunci dalam menganggarkan
survei pendahuluan.
 Tujuan survei adalah agar lebih mengenal.
 Semua factor harus dipertimbangkan dalam membuat anggran survey.
 Tidak ada standar untuk anggaran survei pendahuluan.

Anda mungkin juga menyukai