Anda di halaman 1dari 12

PERWAKILAN

BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OVERVIEW
AUDIT INVESTIGATIF
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah

Audit Tujuan
Audit Keuangan Audit Kinerja
Tertentu

Audit PKKN
Kewajaran LK 3E
Efektivitas, Efisiensi, Ekonomis Audit Investigatif

Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, mengumpulkan, dan


menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang
kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik lainnya
sesuai peraturan yang berlaku
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

FILOSOFI AUDIT
INVESTIGATIF
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KERANGKA AUDIT INVESTIGATIF

Keahlian Utama:
Accounting
Auditing
Dukungan
Psikologi;
Kriminologi;
Kumunikasi;
Hukum;
Investigasi, dll
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

AKSIOMA AUDIT INVESTIGATIF


Kecurangan bersifat tersembunyi. Tidak ada keyakinan absolut
bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak terjadi

Untuk membuktikan kecurangan tidak terjadi, harus berupaya


membuktikan kecurangan telah terjadi

Untuk membuktikan kerungan telah terjadi, harus berupaya


membuktikan kecurangan tidak terjadi

Setiap proses audit investigatif atas kecurangan diasumsikan akan


berakhir hingga tahap litigasi
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHAPAN AUDIT INVESTIGATIF

Informasi • Penilaian risiko penugasan • Laporan bentuk Surat atau Bab • Laporan berkala
Penugasan • Rencana penggunaan ahli • Reviu KKA atas penugasan risiko tinggi • Rekonsiliasi TL
• Alokasi sumber daya • Pihak-pihak terkait disajikan terpisah dari • Penegasan kembali
LHA TPB

PRA PENGUMPULAN MONITORING


PERENCANAAN KERTAS KERJA
PERENCANAAN PELAPORAN TINDAK LANJUT
BUKTI AUDIT

• Telaah informasi awal • Circumstansial Evidence • Chain of custody


• Identifikasi pemenuhan • Pemanfaatan forensik komputer • Reviu berjenjang
kriteria • Penyusunan WAI • Worksheet Audit Investigatif (WAI)
• Penelitian awal • Analisis & Evaluasi
• Root Cause Analysis
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Sasaran Audit Ruang Lingkup Audit


Batasan tentang lokus,
Kegiatan-kegiatan yang
tempus, dan hal-hal lain
di dalamnya diduga
yang relevan dengan
terjadi penyimpangan
kegiatan yang menjadi
dari peraturan yang
sasaran audit investigatif
berlaku
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENILAIAN KECUKUPAN INFORMASI


Kecukupan informasi untuk ditindaklanjuti dng audit jika materi telah
telah memenuhi unsur 5W + 2H:

Pelaku Tempus Kronologi Fakta

HOW
WHAT WHO WHERE WHEN WHY HOW
MUCH

Fakta, Kriteria, Lokus Motif Indikasi besaran


Dampak kerugian negara

SIMPULAN HIPOTESIS
Dugaan penyimpangan yang terjadi
Indikasi penyimpangan telah terjadi
yang perlu diuji dengan metodologi
atau belum
audit
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
Gone Theory
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (Bologna, 1993)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

G reed
DEFINISI DAN PENYEBAB
FRAUD O pportunity
Fraud encompasses an array of irregularities and illegal acts characterized by
intentional deception. It can be perpetrated for the benefit of or to the detriment of the N eed
organization and by persons outside as well as inside organization
-Institue of Internal Auditors (IIA) E xposure
Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity
can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by
The Fraud Triangle
false representations. No definite and invariable rule can be laid down as a general (Cressey, 1953)
proposition in defining fraud, as it includes surprise, trick, cunning and unfair ways by
which another is cheated
-Albrecht et al. (2012)

Fraud mempunyai karakteristik perbuatan yang tersembunyi, ada upaya


penipuan atau ketidakjujuran, keuntungan untuk pribadi dan merugikan
pihak lain
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KLASIFIKASI FRAUD
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

STRATEGI MEMERANGI
FRAUD
1. Preventif, yaitu upaya mencegah, menangkal, dan mendeteksi
fraud secara dini melalui serangkaian kegiatan > Perbaikan sistem

2. Represif (Investigatif), yaitu segera mendeteksi, mengungkap


fakta kejadian, dan menindaklanjuti sesuai ketentuan

3. Edukatif, yaitu upaya meningkatkan kepedulian individu di


dalam dan di luar organisasi untuk mendorong peran serta
memerangi fraud
PERWAKILAN
BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai