Anda di halaman 1dari 16

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

Briyan Efflin Syahputra1 dan Akhmad Afnan2


1,2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Psikologi dan Komunikasi, Universitas Teknologi
Yogyakarta
Jln. Siliwangi (Ringroad Utara), Jombor, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55285

Abstract. The increasing number of fraud cases in Indonesia resulted in significant losses incurred by this country.
Therefore, finding an effective method to detect fraud is the focus of many parties, especially the government. This
research investigates the influence of big data on forensic audit. A part from that, the influence of big data and
forensic audits as mediating variable on fraud detection is also examined. This research is quantitative research
with survey method by distributing questionnaires. The respondents in this research were 221 auditors who worked
at Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) and Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Republic of
Indonesia. The statistical test in this research was the structural equation modelling (SEM) of SmartPLS. The result
showed that big data had a significant and positive effect on forensic audit. This research also proved that big data
and forensic audits have a significant and positive influence on fraud detection. In addition, forensic audits have
been proven to partially mediate the relationship between big data and fraud detection.

Keywords: big data; forensic audit; fraud detection

Abstrak. Tingginya kasus fraud yang terjadi di Indonesia, menyebabkan besarnya jumlah kerugian yang harus
diderita oleh negara. Sehingga, mencari metode yang efektif untuk mendeteksi tindakan fraud masih menjadi fokus
banyak pihak, terutama Pemerintah. Maka dari itu penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh big data terhadap audit forensik. Selain itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh big data dan audit forensik sebagai variabel intervening/mediasi terhadap pendeteksian
fraud. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei melalui penyebaran
kuesioner. Adapun responden dari penelitian ini ialah 221 auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan dan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia. Pengujian statistik dalam penelitian ini
berupa structural equation modelling (SEM) dengan bantuan aplikasi smartPLS. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa big data terbukti berpengaruh positif terhadap audit forensik. Pada penelitian ini juga dibuktikan
bahwa big data dan audit forensik masing-masing berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud. Selain itu,
penelitian ini turut membuktikan bahwa audit forensik terbukti memediasi secara parsial hubungan big data
terhadap pendeteksian fraud

Kata Kunci: big data; audit forensik; pendeteksian fraud

Corresponding author. briyan.efflin@staff.uty.ac.id


How to cite this article. Syahputra, Briyan Efflin., & Afnan, Akhmad. (2020). Pendeteksian Fraud: Peran Big Data
dan Audit Forensik. Jurnal ASET (Akuntansi Riset). Program Studi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 12(2), 301-316. Retrieved from
https://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/view/28939
History of article. Received: Oktober 2020, Revision: Desember 2020 , Published: Desember 2020
Online ISSN: 2541-0342. Print ISSN: 2086-2563. DOI : https://doi.org/10.17509/jaset.v12i2.28939
Copyright©2020. Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Program Studi Akuntansi FPEB UPI.

PENDAHULUAN dengan kasus fraud yang cukup tinggi,


terutama kasus korupsi. Bahkan pada tahun
Pencarian metode yang efektif untuk
2020, dilaporkan oleh Indonesia Corruption
mendeteksi fraud tentunya masih menjadi
Watch (ICW), selama tahun 2019 telah terjadi
fokus utama banyak pihak hingga saat ini,
kasus korupsi sebanyak 217 kasus di
terutama pemerintah. Hal ini dilakukan
Indonesia, dengan total kerugian yang diderita
dengan harapan agar kedepannya jumlah
negara sebanyak Rp8,04 triliun (Kompas,
tindakan fraud dapat diminimalisasi,
2020). Diketahui pula dari data yang
mengingat dampak langsung yang
dilaporkan oleh ICW tersebut, mayoritas
ditimbulkan akibat adanya tindakan ini.
pelakunya merupakan Pegawai Negeri Sipil
Indonesia termasuk sebagai salah satu negara

301 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

yang bekerja di berbagai kantor PEMDA terjadinya fraud, sebelum tindakan fraud
(Pemerintah Daerah), dengan total pelaku tersebut dilakukan/terjadi) dan pendekatan
sebanyak 263 orang (Tempo, 2020). yang reaktif (proses identifikasi kemungkinan
Berdasarkan data-data tersebut, maka wajar tindakan fraud yang memang sudah terjadi).
sekali jika kasus fraud ini sangat meresahkan Proses pendeteksian fraud
banyak pihak, terutama Pemerintah. menggunakan audit forensik, pastinya juga
Banyak pilihan metode yang dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya. Menurut
digunakan untuk mendeteksi fraud. Namun, Hartono (2019) dan Hipgrave (2013) terdapat
penentuan metode yang memang paling salah satu faktor yang dapat meningkatkan
efektif untuk mendeteksi fraud masih dalam proses pendeteksian fraud yaitu penggunaan
proses pencarian oleh berbagai pihak hingga big data. Big data dapat digunakan secara
saat ini. Penelitian yang telah dilakukan oleh langsung untuk mendeteksi fraud maupun
Zachariah et al. (2014) telah membuktikan dapat dijadikan alat untuk meningkatkan
bahwa terdapat metode yang sangat efektif efektifitas penggunaan metode deteksi fraud
untuk mendeteksi fraud, yaitu audit forensik. lainnya seperti audit forensik. Hal ini
Bahkan Inyada, Olopade, and John (2019) dikarenakan, auditor dapat memaksimalkan
turut membuktikan dalam penelitiannya manfaat data yang sangat komprehensif, yang
bahwa audit forensik tidak hanya terbukti terdapat dalam big data dengan menggunakan
efektif dan efisien untuk mendeteksi fraud, data analytics tools, yang kemudian hal ini
namun juga sangat efektif dan efisien untuk dapat mempermudah dan mempercepat
mencegah dan mengurangi kasus fraud. auditor dalam menganalisis risiko-risiko fraud
Selain itu, Uniamikogbo et al. (2019) juga yang mungkin akan terjadi dalam suatu
turut menyatakan dan sangat organisasi, memudahkan auditor untuk
merekomendasikan untuk menggunakan audit menganalisis penyebab terjadinya kasus
forensik sebagai metode yang sangat efektif fraud, dan lain sebagainya. Sehingga,
untuk mendeteksi fraud. Terdapat beberapa pemanfaatkan big data akan menjadi peluang
alasan yang menjadikan audit ini menjadi besar bagi setiap auditor untuk memperlancar
metode yang efektif untuk mendeteksi fraud. dan mempercepat pekerjaannya dalam
Menurut Kayo (2013) dan Vukadinović et al. mendeteksi fraud, termasuk didalamnya
(2015) berikut ialah beberapa alasan yang menggunakan audit forensik sebagai metode
membuat audit forensik menjadi metode yang untuk deteksi fraud.
efektif untuk mendeteksi fraud, antara lain: Hingga saat ini, sudah terdapat
(a) audit ini memang dikhususkan dan beberapa penelitian terdahulu yang turut
fokuskan untuk menginvestigasi dan menganalisis bagaimana pengaruh audit
mendeteksi tindakan fraud. Berbeda dengan forensik dan big data terhadap pendeteksian
jenis audit lainnya, yang terkadang digunakan fraud. Sama halnya dengan penelitian
untuk tujuannya yang cukup beragam; (b) mengenai pengaruh big data terhadap audit
auditor yang ditugaskan untuk melakukan forensik. Seperti, penelitian yang telah
audit ini diharuskan seorang ahli (expert) dilakukan oleh Alao (2016); Enofe et al
yang menguasai banyak bidang ilmu (tidak (2015); dan Akenbor & Oghoghomeh (2013)
hanya akuntansi dan auditing) seperti yang mampu membuktikan bahwa audit
kriminologi, investigasi, keuangan, analytical forensik berpengaruh signifikan terhadap
skill, administrasi pemerintahan, hukum, proses pendeteksian fraud.
teknologi informasi, komunikasi, dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Tang
Tingginya tuntutan untuk menjadi auditor ini, & Karim (2019); dan J. Chen et al. (2015)
dikarenakan hasil dari audit ini akan menjadi telah membuktikan efektiftas big data dalam
bukti dalam proses litigasi; (c) audit forensik mendeteksi fraud. Selain itu penelitian yang
dalam pelaksanaannya menggunakan dilakukan oleh Appelbaum et al. (2017) dan
pendekatan yang proaktif (proses identifikasi Tang & Karim (2017) juga turut
berbagai protensi kemungkinan akan membuktikan bahwa big data dapat

302 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

dimaksimalkan fungsinya pada suatu audit KAJIAN LITERATUR


(termasuk audit forensik) dalam rangka untuk
Teori Kegenan (Agency Theory)
mendeteksi tindakan fraud.
Parker et al. (2018) menjelaskan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
bahwa agency theory dapat menjelaskan
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
adanya hubungan antara principal (sebagai
menganalisis pengaruh big data terhadap
pihak pemilik) dan agent (sebagai pihak
audit forensik. Penelitian ini juga dilakukan
manajemen). Adapun hubungan yang
untuk menganalisis pengaruh big data dan
dimaksud ialah principal dalam hal ini akan
audit forensik terhadap pendeteksian fraud.
mendelegasikan tugas dan wewenangnya
Serta untuk menganalisis bagaimana pengaruh
kepada pihak agent untuk menjalankan
audit forensik yang dapat memediasi
kegiatan dan mengambil berbagai keputusan
pengaruh big data terhadap pendeteksian
serta wewenang lainnya atas
fraud. Big data dan audit forensik akan tepat
organisasi/institusi milik principal (Fayezi et
sekali untuk diteliti pengaruhnya terhadap
al., 2012). Sehingga, seharusnya agent yang
pendeteksian fraud, dikarenakan pengaruh
dipercaya oleh principal untuk mengelola
kedua faktor tersebut masih sangat jarang
organisasinya tersebut, harus menjalankannya
diteliti, khususnya di Indonesia. Penelitian
dengan baik dan tidak melanggar segala
yang menguji secara bersamaan kedua faktor
bentuk aturan yang dapat merugikan para
tersebut untuk mendeteksi fraud juga sangat
principal. Namun, di beberapa kasus,
jarang dilakukan. Selain itu, penelitian
terkadang agent melakukan berbagai tindakan
mengenai pengaruh big data terhadap audit
yang justru sangat merugikan principal dan
forensik juga masih sangat jarang diteliti. Jika
tentunya tidak sesuai dengan harapan, seperti
melihat peran big data, sangat masuk akal
melakukan tindakan fraud. Permasalahan
bahwa faktor tersebut efektif untuk
yang muncul antara agent dan principal ini
meningkatkan peran audit forensik dalam
yang kemudian disebut dengan agency
rangka mendeteksi fraud. Adapun berikut
problem, konflik yang muncul antara
ialah rumusan masalah dari penelitian ini: (a)
principal dan agent, yang kemudian dapat
apakah big data berpengaruh positif terhadap
merugikan salah satu pihak (Bendickson et
audit forensik; (b) apakah big data
al., 2016).
berpengaruh positif terhadap pendeteksian
Beberapa penelitian terdahulu yang
fraud; (c) apakah audit forensik berpengaruh
dilakukan oleh Anugerah (2014); Nurbaiti &
positif terhadap pendeteksian fraud; dan (d)
Hanafi (2018); dan Agustina & Pratomo
apakah audit forensik dapat memediasi
(2019) merupakan beberapa penelitian yang
pengaruh positif big data terhadap
turut menunjukan bahwa salah satu penyebab
pendeteksian fraud.
terbanyak munculnya konflik antara principal
Auditor yang bekerja di Badan
dan agent (agency problem) ialah tindakan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan
fraud. Tentunya maraknya tindakan fraud
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
yang dilakukan oleh agent ini, disebabkan
(BPKP) merupakan responden dari penelitian
oleh berbagai faktor penyebab, salah satunya
ini. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
ialah lemahnya sistem pengendalian dalam
ditemukan metode dan model yang sangat
organisasi tersebut, yang kemudian menjadi
efektif untuk mendeteksi fraud. Sehingga,
kesempatan bagi para oknum agent untuk
hasil dari penelitian ini kemudian diharapkan
melakukan berbagai jenis tindakan fraud.
dapat dimanfaatkan oleh berbagai lembaga
audit, khususnya lembaga milik negara seperti
Fraud
BPK, BPKP dan KPK RI untuk menjalankan
Fraud merupakan tindakan
salah satu tugas utamanya dalam rangka
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
pendeteksian dan pengungkapan fraud.
pelakunya, untuk menipu korbannya, yang
kemudian dapat menyebabkan kerugian
secara finansial kepada para korbannya

303 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

(Akenbor & Oghoghomeh, 2013). Lebih Deteksi Fraud di Lembaga Audit


lanjut lagi Zimbelman et al. (2014) Pemerintah
menyatakan bahwa fraud merupakan suatu Dalam rangka memerangi kasus fraud
tindakan ilegal yang membutuhkan keahlian yang marak terjadi, pemerintah Indonesia
tertentu/khusus untuk mendapatkan berbagai memiliki beberapa lembaga audit yang
bentuk keuntungan dari pihak yang menjadi memang memiliki beragam tujuan, termasuk
korban. di dalamnya ialah untuk mendeteksi atau
Crowe (2011) menyatakan bahwa mengungkapkan fraud. Lembaga yang
terdapat 5 faktor utama yang kemudian dapat dimaksud seperti BPK dan BPKP. Dalam
mendorong seseorang untuk melakukan menjalankan tugas tersebut, baik BPK
tindakan fraud yaitu pressure (tekanan), maupun BPKP sama-sama telah mulai
opportunity (kesempatan), rationalization mengimplementasikan penggunaan audit
(rasionalisasi), competence (kompetensi) dan forensik dalam rangka mendeteksi fraud
arrogance (arrogansi). Kelima faktor (BPK RI, 2020; BPKP RI, 2015; dan
penyebab fraud ini kemudian dapat disebut Inspektorat Jenderal Kementerian
sebagai fraud pentagon. Fraud pentagon Perindustrian (2017). Penggunaan audit ini
sebenarnya merupakan bentuk pengembangan oleh BPK maupun BPKP dipakai sebagai
dari teori penyebab fraud sebelumnya yaitu metode untuk melakukan pemeriksaan dan
fraud triangle. Ilustrasi perkembangan teori pengungkapan seperti pada kasus pidana
penyebab fraud ini (fraud pentagon) dapat korupsi, kecurangan ekonomi dan kasus
dilihat pada Gambar 1. hukum perdata yang melibatkan berbagai
Pada fraud pentagon, diketahui telah lembaga pemerintah (yang tentunya
ditambahkan 2 faktor tambahan lainnya merugikan negara) (Inspektorat Jenderal
(selain faktor yang sudah dirumuskan dari Kementerian Perindustrian, 2017). Melalui
fraud triangle) yang diyakini semakin audit forensik, auditor BPK maupun BPKP
mendorong seseorang untuk melakukan yang ditugaskan biasanya juga
tindakan fraud yaitu faktor kompetensi dan menggunakannya dalam rangka perhitungan
arogansi (Mohamed et al., 2015; dan kerugian negara, yang kemudian hal ini dapat
Apriliana & Agustina, 2017). dijadikan sebagai bukti yang digunakan dalam
proses litigasi. Lebih lanjut, kesaksian auditor
Opportunity
forensik selaku saksi ahli dapat pula menjadi
bukti hukum pada proses litigasi dalam
rangka mendeteksi atau mengungkapkan
fraud (BPK RI, 2020; BPKP RI, 2015; dan
Fraud
Inspektorat Jenderal Kementerian
Triangle
Perindustrian (2017).
Pressure Rationalization Selain penggunaan audit forensik,
ternyata BPK telah merencanakan untuk
memanfaatkan penggunaan teknologi big data
dalam rangka kegiatan pemeriksaan maupun
Arrogance Competence pendeteksian fraud. BPK telah merancang
pendekatan big data analytics dengan
pendekatan piramida pengetahuan yang terdiri
Fraud
Pentagon atas 3 lapisan informasi, antara lain lapisan
Rationalization Opportunity operasional, lapisan konsolidasi, dan lapisan
analytics. Proses tersebut, tentu didukung oleh
beberapa penggunaan aplikasi yang sudah
Pressure dikembangkan, seperti aplikasi SIAP (Sistem
Aplikasi Pemeriksaan) (BPK RI, 2020b).
Gambar 1. Penyebab Fraud

304 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

memiliki peran yang besar untuk


Big Data dan Audit Forensik memaksimalkan peran audit forensik.
Mishra et al. (2017) dan Chen & Berdasarkan berbagai penjelasan di atas,
Zhang (2014) menjelaskan bahwa Big data kemudian dapat dirumuskan hipotesis berikut:
merupakan penggambaran dari kumpulan data
yang besar, kompleks, dan membutuhkan H1: Big data berpengaruh positif terhadap
teknologi yang sangat canggih untuk audit forensik
menganalisisnya. Melalui kemampuannya, big
data ternyata mampu memaksimalkan fungsi Big Data dan Pendeteksian Fraud
audit forensik dalam rangka untuk mendeteksi Big data dapat memperluas sumber
fraud. Hal ini pun kemudian dapat menjadi dan ukuran informasi yang dibutuhkan oleh
sebuah jawaban untuk mengatasi agency auditor dalam rangka mendeteksi fraud. Hal
problem yang muncul karena adanya tindakan ini kemudian akan mendukung proses analitis,
fraud. yang akan berdampak pada peningkatan
Seperti yang diketahui bahwa salah kualitas hasil pemeriksaan dalam deteksi
satu faktor yang biasanya menghambat fraud. Hal ini selaras dengan agency theory,
auditor ketika mendeteksi fraud ialah auditor yang mana big data dapat menjadi sebuah
tersebut memiliki keterbatasan dalam solusi untuk mengatasi ageny problem
menganalisis berbagai data yang sifatnya (berupa tindakan fraud) yang sering terjadi di
tidak terstruktur dan data non keuangan berbagai jenis instansi, terutama di lembaga
(seperti detail kontrak, hasil rapat, berita pemerintahan.
terkait manajemen, dan lain sebagainya). Hipgrave (2013) juga menyatakan,
Permasalahan ini, dapat diatasi oleh auditor ternyata big data juga dapat mempercepat
dengan memanfaatkan big data, melalui proses investigasi fraud. Hal ini dikarenakan,
fungsi data analytics tools (Hartono, 2019; big data mampu meningkatkan hasil
Tang & Karim, 2017). Terlebih big data visualisasi data, mempercepat penciptaan data
memiliki keunggulan dengan melimpahnya dan mempercepat serta meningkatkan proses
data yang dimiliki (volume data yang besar). komunikasi internal tim yang sedang
Selain itu, big data juga memiliki keunggulan melakukan pendeteksian fraud. Hal ini sangat
yaitu datanya yang terintegrasi. Data yang memungkinkan karena big data memiliki data
terintegrasi tentunya akan mempercepat yang terintegrasi.
auditor forensik dalam melakukan prosedur Alibaba dapat dijadikan sebagai salah
analitis dan hal ini juga dapat mempercepat satu contoh perusahaan besar di dunia, yang
proses komunikasi, yang akan sangat turut membuktikan manfaat big data untuk
membantu auditor untuk meningkatkan mendeteksi dan memerangi fraud, terutama
efektifitas dan efisiensi pekerjaannya dalam dalam rangka pencegahan fraud (J. Chen et
mendeteksi fraud (Tang & Karim, 2019). al., 2015). Selain itu, melalui survei yang
Menurut Tang & Karim (2017) big dilakukan oleh Ernst & Young (2014)
data juga dapat meningkatkan kecukupan, diketahui bahwa sebesar 72% responden (dari
reliabilitas dan relevansi suatu bukti audit. 466 perusahaan yang berpatisipasi dalam
Tentunya hal ini secara langsung dapat survei) menyatakan bahwa teknologi big data
meningkatkan kualitas audit, termasuk memiliki peran kunci untuk mencegah dan
didalamnya audit forensik. Tang & Karim mendeteksi fraud. Sehingga dapat dilihat
(2017) memberi contoh, misalnya seorang bahwa big data memang mampu sebagai alat
auditor akan memverifikasi informasi suatu yang efisien dan efektif untuk pendeteksian
pengiriman. Melalui big data, auditor forensik fraud. Penelitian yang dilakukan oleh Tang &
dapat menggunakan dan memaksimalkan data Karim (2019) telah membuktikan bahwa big
dari GPS untuk mendapatkan informasi yang data memang efektif dan efisien untuk
lebih valid dalam rangka memverifikasi mendeteksi fraud. Maka, berdasarkan
pengiriman tersebut. Sehingga wajar big data

305 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

berbagai penjelasan sebelumnya, dirumuskan mengumpulkan bukti yang sah menurut


hipotesis sebagai berikut: hukum, dengan kriteria yang sangat
kompleks. Sehingga, dapat dilihat bahwa
H2: Big data berpengaruh positif terhadap auditor yang memang ditugaskan untuk
pendeteksian fraud melakukan audit forensik tentunya ialah
auditor yang menguasai banyak bidang
Audit Forensik, Big Data dan Pendeteksian kompetensi. Selain itu, untuk meningkatkan
Fraud tingkat kesuksesan pelaksanaan audit ini,
Audit forensik diyakini merupakan auditor yang ditugaskan merupakan auditor
metode yang efektif untuk mendeteksi dan yang secara pengalaman terbukti sebagai
mengungkapkan fraud. Bahkan, audit forensik auditor yang cerdik dan selalu menggunakan
ternyata juga dapat meningkatkan efektifitas sikap skeptisme profesionalnya. Sikap skeptis
penggunaan teknologi berupa big data dalam memang memiliki peran penting untuk
rangka mendeteksi fraud. Kombinasi mendeteksi fraud, karena dengan
penggunaan big data dan audit forensik akan mengimplementasikan sikap ini, auditor akan
menjadi solusi yang efektif untuk terbiasa untuk memperhatikan berbagai
menyelesaikan agency problem berupa isyarat non verbal, yang biasanya dapat
tindakan fraud yang marak terjadi hingga saat menuntun auditor (sebagai petunjuk) untuk
ini. menemukan bukti yang diharapkan. Penelitian
Seperti yang diketahui bahwa audit yang dilakukan oleh Inyada et al. (2019) dan
forensik ialah audit yang dalam prosesnya Alao (2016) merupakan beberapa penelitian
memanfaatkan keterampilan investigasi terdahulu yang turut membuktikan bahwa
khusus untuk mengungkapan secara tepat audit forensik efektif untuk mendeteksi fraud.
berbagai jenis tindakan fraud yang kemudian Berdasarkan penjelasan di atas, dirumuskan
hasilnya akan dibuktikan dalam proses litigasi hipotesis sebagai berikut:
(Vukadinović et al., 2015). Efektifnya audit
forensik dalam mendeteksi fraud ternyata H3: Audit forensik berpengaruh positif
dapat dikombinasikan dengan penggunaan big terhadap pendeteksian fraud
data. Auditor forensik yang cakap, dalam
prosesnya dapat meningkatkan peran big data H4: Audit forensik memediasi pengaruh
yang memiliki data yang sangat melimpah positif big data terhadap pendeteksian fraud
untuk melakukan investigasi menjadi lebih
detail, cepat dan menyeluruh dalam rangka METODOLOGI PENELITIAN
pendeteksian fraud (Tang & Karim, 2019 dan
Tang & Karim (2017). Penelitian yang Penelitian ini menggunakan
dilakukan Tang & Karim (2017) ialah bukti pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan
yang menunjukan proses pendeteksian fraud kuesioner (metode survei) pada auditor yang
menjadi lebih efektif melalui kombinasi dari bekerja di BPK dan BPKP Republik
penggunakan big data dan audit (termasuk Indonesia. Responden yang telah mengisi
audit forensik). kuesioner dalam penelitian ini ialah sebanyak
BPKP RI (2016) dan Dada et al. 221 auditor baik yang bekerja di BPK maupun
(2013) menyatakan bahwa audit forensik BPKP, dengan rincian sebanyak 83 responden
dalam proses mendeteksi fraud akan berasal dari BPK (Kantor Pewakilan Provinsi
memanfaatkan dan menggabungkan berbagai Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta,
jenis cabang ilmu seperti krimonologi, hukum Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan litigasi, administrasi sektor publik, Jayapura, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara
investigasi, teknologi informasi dan Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat,
komunikasi. Hal ini dikarenakan, audit ini Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
menuntut auditornya bukan sekedar mencari Sulawesi Utara, Sumatera Selatan dan
dan mengumpukan bukti audit, namun harus Sumatera Utara), dan sisanya sebanyak 138

306 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

responden berasal dari BPKP (Kantor tumpang tindih penggunaan big data dan
Perwakilan Provinsi Aceh, Bengkulu, Jawa audit forensik; dan pembatasan penggunaan
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, big data dalam deteksi fraud karena
Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Maluku menimbulkan ancaman keamanan data.
Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Audit forensik merupakan suatu
dan Sumatera Utara). Dalam rangka proses kegiatan yang terdiri dari proses
pengumpulan data, penelitian ini mengumpulkan data, dilanjutkan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. proses verifikasi, analisis dan diakhiri dengan
Kuesioner yang digunakan dalam proses pelaporan data yang dilakukan dalam
penelitian ini terdiri dari 19 pertanyaan, rangka untuk mengumpulkan bukti yang dapat
dengan rincian 8 pertanyaan terkait dengan digunakan dan dibuktikan dalam proses
pendeteksian fraud, 7 pertanyaan terkait litigasi atas kasus-kasus fraud (Inyada et al.,
dengan audit forensik dan 4 pertanyaan terkait 2019). Variabel ini menggunakan referensi
dengan big data. Hasil dari pengisian dari penelitian yang dilakukan oleh Enofe et
kuesioner dalam penelitian ini, kemudian di al. (2015) dalam rangka menyusun pertanyaan
analisis dengan alat statistik yaitu smartPLS. kuesioner terkait dengan variabel ini. Adapun
jumlah pertanyaan yang digunakan dalam
Definisi Operasional dan Pengukuran variabel ini yaitu sebanyak 7 pertanyaan
Variabel berupa penggunaan audit forensik untuk
Variabel yang digunakan dalam deteksi fraud; audit forensik menjamin
penelitian ini yaitu big data, audit forensik pendeteksian fraud menjadi lebih cepat;
dan pendeteksian fraud. Big data merupakan penggunaan audit forensik untuk pencegahan
variabel independen dalam penelitian ini, fraud; penggunaan audit forensik untuk reviu
sedangkan audit forensik merupakan variabel pengendalian internal; jaminan strategi
intervening. Selain itu pendeteksian fraud pencegahan dan pendeteksian fraud melalui
merupakan variabel dependen. Setiap audit forensik; penggunaan audit forensik
indikator pertanyaan dalam kuesioner sebagai metode yang tepat untuk mendeteksi
penelitian ini (semua variabel) diukur fraud; dan penggunaan audit forensik untuk
menggunakan skala likert dengan interval 1-6. menjamin perlindungan aset dari pihak yang
Jawaban dengan skala 1-3 menunjukan tidak berwenang.
persepsi tidak setuju. Sebaliknya, jawaban Pendeteksian fraud merupakan proses
dengan skala 4-6 menunjukan persepsi yang deteksi dan pengungkapan tindakan-tindakan
setuju. ilegal/tidak sah, yang merugikan berbagai
Ahmed & Ameen (2017) menjelaskan pihak yang menjadi korban atas tindakan
bahwa pada dasarnya big data dapat dipahami ilegal tersebut. Variabel ini menggunakan
dan dijelaskan dengan melihat karakteristik referensi dari penelitian Enofe et al. (2015);
utamanya yaitu: (a) volume (ukuran yang Rizwanda (2016); dan Fullerton & Durtschi
besar); (b) variety (jenis data yang bervariasi); (2004) dalam rangka menyusun item
(c) velocity (penciptaan data yang cepat); dan pertanyaan terkait dengan variabel ini.
(d) veracity (kerentanan dari sisi akurasi dan Tepatnya variabel ini memiliki 8 item
keandalan data); dan (e) value (memiliki nilai pertanyaan berupa pemisahan tugas yang
yang tinggi jika diolah dengan cara yang menurunkan risiko fraud; pelanggaran
tepat). Variabel ini menggunakan referensi peraturan yang meningkatkan risiko fraud;
dari Rezaee & Wang (2019) dalam rangka pelanggaran aturan oleh pimpinan yang
menyusun pertanyaan yang terdapat dalam meningkatkan risiko fraud; pelanggaran SOP
kuesioner penelitian ini. Tepatnya terdapat 4 oleh pimpinan fraud yang meningkatkan
item pertanyaan yang digunakan berupa peran risiko fraud; ketiadaan laporan fraud yang
big data yang meningkatkan fungsi audit mengindikasikan tingginya risiko fraud; salah
forensik dalam mendeteksi fraud; saji pelaporan keuangan merupakan hal yang
memaksimalkan penggunaan big data; tidak wajar; tingginya komplain dan

307 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

diskriminasi karyawan yang mengindikasikan model. Pengujian ini merupakan bentuk dari
adanya fraud; dan pimpinan gaya otoriter pengujian hipotesis yang dibentuk dalam
yang mampu mendorong terjadinya fraud. suatu model penelitian. Pengujian ini dibagi
menjadi beberapa kategori, sesuai dengan
Teknik Analisis Data significance level yang digunakan. Menurut
Analisis data dalam penelitian ini Latan & Ghozali (2012) suatu hipotesis dapat
dilakukan secara simultan menggunakan dikatakan berpengaruh signifikan apabila
partial least square (PLS). Model PLS akan memiliki nilai t-value lebih dari 1.65 (apabila
dianalisis dan diinterprestasikan melalui outer siginificance level 10%) atau 1.96 (apabila
model dan inner model (Mehmetoglu, 2012). siginificance level 5%) atau 2.58 (apabila
Outer model terdiri dari 2 tahap pengujian siginificance level 1%).
yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun untuk menguji variabel yang
Sedangkan inner model terdiri atas pengujian sifatnya dapat memediasi suatu hubungan,
nilai r-square, path coefficient dan uji penelitian ini akan menggunakan sobel test
signifikansi. (Graciola et al., 2018). Lebih lanjut Graciola
Uji validitas terdiri dari 2 tahapan uji et al. (2018) menjelaskan bahwa melalui sobel
yaitu uji validitas konvergen dan uji validitas test akan diketahui nilai t hitung dan p value.
diskriminan. Velayutham et al. (2012) dan Suatu variabel dapat dikatakan sebagai
Latan & Ghozali (2012) menjelaskan bahwa variabel yang dapat memediasi pengaruh
suatu penelitian dapat memenuhi uji validitas suatu hubungan, apabila memiliki nilai t
konvergen apabila setiap item pertanyaan hitung dan p value (hasil dari sobel test)
memiliki nilai loading factor lebih besar dari masing-masing lebih besar dari 1.96 (apabila
0.5 dan setiap variabelnya memiliki nilai significance level 5%) dan lebih kecil dari
average variance extracted (AVE) lebih dari 0.05.
0.5. Selain itu Velayutham et al. (2012) juga
menjelaskan bahwa suatu penelitian dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan telah memenuji uji validitas
Demografi
diskriminan, apabila akar pangkat dua
Jumlah kuesioner yang telah diisi dan
(kuadrat) dari nilai AVE suatu variabel
layak untuk dianalisis dalam penelitian ini
dengan variabel itu sendiri lebih besar apabila
ialah sebanyak 221 kuesioner, dengan rincian
dibandingkan dengan nilai korelasi variabel
bahwa sebanyak 83 responden (38%) berasal
tersebut dengan variabel lainnya. Pengujian
dari BPK dan 138 responden (62%) berasal
terakhir dalam outer model yaitu uji
dari BPKP. Mayoritas responden dalam
reliabilitas. Penelitian akan dianggap
penelitian ini ialah auditor laki-laki sebanyak
memenuhi syarat uji reliabilitas apabila
127 responden (57%), sedangkan sisanya
memiliki nilai composite reliability (CR) lebih
ialah auditor perempuan sebanyak 94
besar dari 0.7 (Mehmetoglu, 2012).
responden (43%).
Setelah tahap uji outer model
Responden dalam penelitian ini
dilakukan, maka tahap selanjutnya ialah
mayoritas merupakan auditor yang sudah
pengujian inner model. Pengujian ini
memiliki pengalaman kerja sebagai seorang
dilakukan untuk memprediksi hubungan antar
auditor lebih dari 6 tahun yaitu sebanyak 183
variabel dalam suatu model penelitian.
responden (83%), sedangkan sisanya
Pengujian ini diawali dengan melihat nilai r-
merupakan auditor yang memiliki
square yang dihasilkan, dengan rule of thumb
pengalaman kerja sebagai auditor kurang dari
yaitu 0.67, 0.33, dan atau 0.19 yang masing-
6 tahun yaitu sebanyak 38 responden (17%).
masing (secara urut) menunjukkan kategori
Selain itu, responden dengan pendidikan
sebagai model kuat, moderate dan lemah
terakhir Sarjana atau yang sederajat
(Latan & Ghozali, 2012).
merupakan mayoritas responden dalam
Path coefficient dan signifikansi
penelitian ini yaitu sebanyak 126 responden
menjadi pengujian terakhir dalam inner
(57%).

308 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

Pengujian Outer Model


Outer model dilakukan untuk menilai Pengujian Inner Model
validitas dan reliabilitas model (Latan & Pengujian inner model dengan PLS,
Ghozali, 2012). Hasil pengujian outer model dapat dimulai dengan menilai hasil dari nilai
dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 1 R2 dan kemudian dilanjutkan dengan nilai
dan Tabel 2. Melalui Tabel 1, dapat path coefficient dan signifikansi. Hasil
disimpulkan bahwa terdapat item pertanyaan pengujian inner model penelitian ini dapat
yang memiliki nilai loading yang kurang dari dilihat pada Tabel 3.
0.5 yaitu AF 4, AF 6, AF 7, BD 3, BD 4, PF Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa
5, PF 7, dan PF 8. Maka dari itu, item yang masing-masing variabel audit forensik dan
memiliki nilai loading yang kurang dari 0.5 variabel pendeteksian fraud memiliki nilai R2
tersebut harus di drop, karena dapat sebesar 0.1163 dan 0.2916, yang artinya
mempengaruhi nilai AVE variabel. Sehingga bahwa variabel big data mempengaruhi
pada Tabel 1 telah disajikan setiap item yang variabel audit forensik (intervening) sebesar
memang memiliki nilai loading di atas 0.5. 11.63%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
Pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa variabel lainnya. Selain itu, disimpulkan pula
nilai AVE setiap variabel dalam penelitian ini bahwa variabel big data dan audit forensik
memiliki nilai yang lebih besar dari 0.5. mempengaruhi variabel pendeteksian fraud
Sehingga berdasarkan nilai loading (pada sebesar 29.16%, yang artinya sisanya
Tabel 1) dan nilai AVE (pada Tabel 2), dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pada Tabel
disimpulkan bahwa penelitian ini memenuhi 3, juga dapat dilihat bahwa semua hipotesis
syarat uji validitas konvergen. Melalui Tabel yang dibangun dalam penelitian ini telah
2, juga diketahui bahwa nilai korelasi setiap didukung oleh data. Sehingga disimpulkan
variabel dalam penelitian ini dengan variabel bahwa big data terbukti berpengaruh positif
itu sendiri memiliki nilai yang lebih tinggi terhadap audit forensik. Selain itu
jika dibandingkan dengan nilai korelasi antar disimpulkan pula bahwa big data dan audit
variabel tersebut dengan variabel lainnya, forensik, masing-masing juga terbukti
maka dapat disimpulkan pula bahwa berpengaruh positif terhadap pendeteksian
penelitian ini memenuhi syarat uji validitas fraud.
diskriminan. Selain itu melalui Tabel 2,
diketahui pula bahwa nilai CR setiap variabel
dalam penelitian ini memiliki nilai yang lebih
dari 0.7, maka disimpulkan bahwa penelitian
ini juga telah memenuhi syarat uji reliabilitas.

Tabel 1. Loading Factor


Variabel Item Loading Variabel Item Loading
Audit Forensik (AF) AF 1 0.7173 Pendeteksian PF 1 0.6294
AF 2 0.8296 Fraud (PF) PF 2 0.8397
AF 3 0.7537 PF 3 0.8492
AF 5 0.5851 PF 4 0.7710
Big Data (BD) BD 1 0.8550 PF 6 0.6221
BD 2 0.8192

Tabel 2. Nilai AVE, CR dan Nilai Korelasi Antar Variabel


Variabel AVE CR AF BD PF
AF 0.5283 0.8153 0.7268 0 0
BD 0.7010 0.8242 0.3410 0.8373 0
PF 0.5608 0.8625 0.4959 0.3700 0.7489
Catatan: angka cetak tebal merupakan nilai akar kuadrat dari nilai AVE

309 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

Tabel 3. Pengujian Hipotesis dan Nilai R-Square (R2)


Path Path Coeff. t-value Hasil
H1 BD → AF 0.3410 5.4814 Didukung
H2 BD → PF 0.3700 7.7128 Didukung
H3 AF → PF 0.4183 9.9469 Didukung
2
R atas variabel audit forensik ialah 0.1163
R2 atas variabel pendeteksian fraud ialah 0.2916
Langkah terakhir yang dilakukan ialah audit forensik masing-masing juga terbukti
menguji variabel audit forensik yang berpengaruh positif terhadap pendeteksian
memediasi pengaruh positif big data terhadap fraud. Serta audit forensik juga terbukti
pendeteksian fraud. Pengujian dilakukan sebagai variabel mediasi parsial, yang
menggunakan sobel test. Diketahui hasil sobel memediasi pengaruh positif big data terhadap
test dalam penelitian ini menunjukan bahwa pendeteksian fraud.
nilai t hitung/sobel test statistic ialah sebesar Kılıç (2020) dan Ohlhorst (2015)
4.8000, dengan p value sebesar 0.0000. menjelaskan bahwa secara umum big data
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, audit dapat diartikan sebagai sekumpulan data besar
forensik terbukti mampu dan signifikan dan beragam serta sulit untuk diproses jika
memediasi pengaruh positif big data terhadap menggunakan pendekatan tradisional, yang
pendeteksian fraud. Hasil perhitungan sobel memiliki 5 karakteristik utama, disingkat 5V
test ini diperoleh menggunakan kalkulator (Volume, Variety, Value, Veracity dan
sobel test yang dikenalkan oleh Daniel Soper Velocity). Melalui kemampuannya, ternyata
(Soper, 2020). Selain itu berdasarkan hasil big data memiliki peran yang cukup
pengujian inner model dalam penelitian ini, signifikan untuk membantu para auditor
juga dapat disimpulkan bahwa audit forensik dalam menjalankan tugasnya (termasuk
terbukti sebagai variabel mediasi yang parsial, didalamnya auditor forensik). Melalui
sesuai yang dijelaskan oleh Latan & Ghozali pemanfaatan big data, memungkinkan auditor
(2012) dan Hair et al. (2010), karena (a) big untuk dapat menganalisis jumlah data yang
data terbukti berpengaruh signifikan terhadap lebih besar, beragam dan cepat sehingga
pendeteksian fraud (pengaruh langsung); (b) proses audit untuk identifikasi fraud akan
big data terbukti berpengaruh signifikan menjadi lebih mudah (Early, 2015). Hal ini
terhadap audit forensik (pengaruh tidak tak mengherankan, karena big data ternyata
langsung); dan (c) audit forensik terbukti dapat memfasilitasi para auditor untuk
berpengaruh siginifikan terhadap memperoleh beragam tambahan data eksternal
pendeteksian fraud (pengaruh tidak langsung). (tidak hanya internal) dari berbagai sumber
seperti data yang diperoleh dari media sosial,
Pembahasan pemantauan website, email, portal media
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan online dan lain sebagainya (Rezaee & Wang,
untuk menganalisis pengaruh big data 2017). Sehingga ruang lingkup data yang
terhadap audit forensik. Selain itu, pada dianalisis auditor melalui big data menjadi
penelitian ini juga akan dianalisis pengaruh sangat kompleks, dan tentunya ini akan
big data dan audit forensik terhadap berdampak pada proses analisis oleh auditor
pendeteksian fraud. Serta penelitian ini yang lebih mendalam. Perlu diketahui bahwa
dilakukan untuk menganalisis audit forensik walaupun data yang dianalisis dalam jumlah
yang memediasi pengaruh positif big data yang besar, melalui data analytic tools yang
terhadap pendeteksian fraud. Hasil pengujian terdapat dalam big data, proses analisis yang
statistik dalam penelitian ini, telah dilakukan (baik datanya terstruktur maupun
membuktikan bahwa big data terbukti tidak terstruktur) dapat dilakukan dengan
berpengaruh positif terhadap audit forensik. cepat. Maka, dapat disimpulkan bahwa big
Kemudian diketahui pula bahwa big data dan data memiliki peran yang sangat signifikan

310 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

untuk dapat meningkatkan kualitas suatu auditor untuk mendeteksi fraud. Adapun
audit, termasuk didalamnya ialah audit peran penting yang dimaksud antara lain (a)
forensik. Hal ini ternyata selaras dengan hasil melalui big data, para auditor dapat memiliki
yang diperoleh dalam penelitian ini. Penelitian sumber data yang sangat besar (baik data
ini turut membuktikan bahwa big data finansial maupun non finansial); (b) big data
terbukti berpengaruh positif terhadap audit dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
forensik. Sehingga hasil dari pengujian prosedur analitis yang dilakukan oleh auditor;
hipotesis ini semakin meningkatkan (c) big data dapat memfasilitasi proses
keyakinan bahwa memang benar penggunaan komunikasi tim audit menjadi lebih efektif
big data terhadap audit forensik dalam rangka dan efisien; dan (d) big data mampu
deteksi fraud merupakan solusi yang solutif menampilkan berbagai informasi relevan yang
atas munculnya agency problem, dalam hal ini berasal dari eksternal (seperti informasi berita,
yaitu tindakan fraud. Harapannya hasil dari indeks industri, dan data pesaing) melalui
penelitian ini dapat menjadi informasi penting berbagai sumber online, yang kemudian hal
dan dapat mendorong berbagai lembaga ini dapat memberikan ide dan informasi
pemerintah seperti BPK, KPK, dan BPKP tambahan untuk penyusunan strategi dan
untuk senantiasa menggunakan teknologi big analisis yang lebih mendalam dalam rangka
data dalam proses pendeteksian fraud melalui pendeteksian fraud. Sehingga, sangat wajar
audit forensik, walaupun membutuhkan jika banyak pihak yang menyimpulkan bahwa
investasi yang besar di awal implementasinya. big data memiliki peran yang signifikan untuk
Namun, mengingat besarnya dampak positif meningkatkan kualitas proses pendeteksian
yang akan didapatkan kedepannya (dalam fraud. Penelitian ini turut membuktikan
jangka waktu yang panjang), hal ini tentunya bahwa big data memang terbukti berpengaruh
tidak akan merugikan pemerintah. positif terhadap pendeteksian fraud. Sehingga
Perkembangan teknologi yang hasil dari penelitian ini kembali menunjukan
semakin pesat, memberikan banyak bahwa terdapat peran big data sebagai solusi
perubahan dari berbagai aspek. Salah satu yang mampu mengatasi secara efektif agency
bentuk perubahannya dapat dilihat pada problem yang muncul karena maraknya
aktivitas operasional di berbagai perusahaan tindakan fraud. Berdasarkan hasil dari
saat ini. Melalui pemanfaatan komputer dan penelitian ini, diharapkan BPK, KPK dan
internet, membuat banyak aktivitas BPKP, untuk mulai mempertimbangkan
perusahaan yang sangat bergantung pada penggunaan big data dalam rangka untuk
fasilitas yang diberikan oleh komputer dan mendeteksi fraud. Namun, perlu dicatat
internet. Fasilitas yang dimaksud dapat berupa bahwa pemanfaatan teknologi big data ini
kecepatan dalam transfer data, pengoperasian, tentunya membutuhkan investasi yang cukup
penghapusan atau modifikasi data (Kılıç, besar untuk mengimplementasikannya.
2020). Lebih lanjut Kılıç (2020) menjelaskan Investasi tidak hanya dari sisi infrastruktur
bahwa dengan adanya kemajuan teknologi saja, namun juga investasi dari sisi
tersebut ternyata juga dapat memberikan ketersediaan dan kesiapan sumber daya
dampat negatif, salah satunya ialah semakin manusianya. Mengingat besarnya manfaat
meningkat dan kompleksnya bentuk aktivitas yang diperoleh dengan memanfaatkan big
fraud yang prosesnya didukung dengan data ini, seharusnya besarnya jumlah investasi
memanfaatkan teknologi. Hal ini kemudian yang dikeluarkan akan sebanding dengan
membuat proses pendeteksian fraud menjadi manfaat yang diperoleh. Penelitian yang
semakin rumit. Sehingga, cara terbaik untuk dilakukan oleh Tang & Karim (2019)
mengatasi hal ini yaitu dengan menggunakan merupakan penelitian terdahulu yang turut
senjata yang sama yaitu dengan membuktikan bahwa big data memiliki peran
memanfaatkan teknologi. Tang & Karim strategis untuk meningkatkan efektifitas
(2019) menyatakan bahwa pemanfaatan big proses pendeteksian fraud.
data dapat menjadi teknologi penting bagi

311 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

Vukadinović et al. (2015) menjelaskan kesempatan tersendiri bagi auditor yang


bahwa audit forensik merupakan rangkaian melakukan audit ini, untuk melakukan
dari berbagai kegiatan khusus yang dilakukan beragam jenis atau bentuk metode untuk
untuk mendeteksi dan mengumpulkan bukti mendeteksi fraud; (c) batas waktu pengerjaan
dan fakta yang legal (sah menurut hukum) audit ini tidak diatur, artinya audit akan
atas kasus fraud yang sedang dalam proses selesai dilakukan apabila memang bukti audit
litigasi. Namun, perlu diketahui bahwa audit yang dikumpulkan dirasa cukup untuk
forensik dalam rangka mendeteksi fraud, kemudian dibuktikan pada proses litigasi,
diyakini memiliki dua peran utama. Peran sehingga prosesnya tidak akan tergesa-gesa;
pertama, melalui audit forensik ternyata (d) metodologinya biasanya berfokus pada
mampu semakin memaksimalkan peran big berbagai transaksi finansial yang diperkirakan
data dalam rangka untuk mendeteksi fraud. memiliki hubungan dengan kasus fraud yang
Berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh big sedang diselediki; dan (e) auditor yang
data seperti data yang melimpah, penciptaan ditugaskan ialah seorang expert yang
data yang cepat, dapat dimaksimalkan oleh menguasai banyak kemampuan tertentu
auditor forensik untuk deteksi fraud (Tang & seperti krimonologi, komunikasi, analytical
Karim, 2019; Tang & Karim, 2017; dan skill, investigasi dan lain sebagainya,
Hipgrave, 2013). Hal ini ternyata selaras menyesuaikan dengan tipe kasus fraud yang
dengan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini sedang diselediki. Sehingga menjadi suatu
telah membuktikan bahwa audit forensik kewajaran jika banyak pihak mengakui
memang mampu memediasi pengaruh positif efektifnya audit ini untuk mendeteksi fraud
big data terhadap pendeteksian fraud. Hasil jika dibandingkan dengan jenis audit lainnya.
dari ini penelitian, akhirnya kembali Hal ini juga didukung oleh Uniamikogbo et
membuktikan bahwa big data yang dimediasi al. (2019), yang sangat merekomendasikan
melalui audit forensik dapat menjadi hasil audit ini untuk mendeteksi berbagai jenis
yang solutif atas penyelesaian munculnya tindakan fraud, mengingat semakin rumit dan
agency problem (tindakan fraud). Harapannya kompleksnya bentuk tindakan fraud saat ini.
hasil dari penelitian ini, dapat menjadi Hasil dari penelitian ini ternyata turut
pertimbangan oleh lembaga audit seperti membuktikan bahwa audit forensik memang
BPK, BPKP, dan KPK apabila berminat terbukti berpengaruh positif terhadap
mengimplementasikan penggunaan big data pendeteksian fraud. Hal ini kemudian,
untuk mendeteksi fraud, harus senantiasa semakin menegaskan bahwa audit forensik
mengkombinasikan penggunaanya dengan memang sangat efektif sebagai metode yang
audit forensik. Adapun peran yang kedua dari dapat mengatasi agency problem yang
audit forensik ialah audit ini mampu secara dihadapi oleh banyak institusi saat ini yaitu
langsung dan efektif untuk mendeteksi fraud. tindakan fraud. Melalui hasil dari penelitian
Vukadinović et al. (2015) dan Eyisi & ini, besar harapan kedepannya lembaga
Agbaeze (2014) menjelaskan bahwa audit pemerintah seperti KPK, BPK dan BPKP
forensik memang memiliki kelebihan harus mempertimbangkan untuk
tersendiri untuk mendeteksi fraud jika menggunakan audit ini jika dalam proses
dibandingkan dengan jenis audit lainnya. pendeteksian tindakan fraud. Namun perlu
Adapun kelebihan yang dimaksud ialah: dicatat, audit ini dapat sukses dilakukan
(a) berbeda dengan jenis audit lainnya, audit apabila memang lembaga yang ingin
forensik dalam prosesnya memang berfokus menggunakan audit ini sudah memiliki
digunakan untuk mendeteksi dan ketersediaan auditor yang memang expert dari
mengungkapkan tindakan fraud; (b) dalam berbagai jenis bidang ilmu yang disyaratkan
prosesnya audit ini tidak terbatasi oleh suatu untuk melakukan audit ini. Sehingga secara
standar, berbeda dengan audit eksternal yang rutin layaknya lembaga-lembaga tersebut
proses pelaksanaan diatur dalam suatu harus sering melakukan pelatihan dan
standar. Hal ini kemudian dapat menjadi pendidikan terkait dengan ilmu investigasi,

312 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

kriminologi, etika, administrasi pemerintahan lembaga-lembaga pemerintah seperti BPK,


dan lain sebagainya. Selain itu investasi pada BPKP, KPK serta lembaga audit lainnya dapat
teknologi dalam proses pendeteksian fraud mempertimbangkan untuk memanfaatkan
juga sangat diperlukan, guna meningkatkan teknologi big data dan audit forensik dalam
efektifitas dan efisiensi proses audit ini. rangka untuk mendeteksi fraud. Penggunaan
Penelitian terdahulu lainnya yang turut teknologi dan metode tersebut diharapkan
membuktikan efektifnya audit ini dalam dapat menjadi solusi bagi semua pihak yang
mendeteksi fraud ialah Inyada et al. (2019) selama ini mencari metode yang memang
dan Akenbor & Oghoghomeh (2013). sangat efektif dan efisien untuk mendeteksi
fraud. Melakukan investasi pada big data dan
SIMPULAN mempersiapkan para auditor untuk melakukan
audit forensik yang dikolaborasikan dengan
Penelitian ini dilakukan untuk
big data (melalui pendidikan dan pelatihan)
menganalisis faktor-faktor yang dapat
akan menjadi langkah awal yang tepat bagi
mempengaruhi proses pendeteksian fraud.
pihak-pihak yang berkomitmen untuk
Adapun faktor yang diuji ialah big data
menurunkan angka kasus fraud yang terjadi.
sebagai variabel independen dan audit
Keterbatasan dari penelitian ini
forensik sebagai variabel intervening/mediasi.
dilakukan pada masa-masa terjadinya
Responden dari penelitian ini ialah 221
pandemic COVID-19, sehingga hal ini
auditor yang bekerja di BPK (berasal dari 15
berdampak pada proses penyebaran dan
kantor perwakilan) dan BPKP (berasal dari 11
pengumpulan hasil pengisian kuesioner
kantor perwakilan) yang tersebar di Indonesia.
penelitian ini yang sedikit memakan waktu
Hasil dari penelitian ini menunjukan
(terhambat). Adapun saran kedepannya bagi
bahwa semua hipotesis yang diuji didukung
penulis lainnya yang tertarik untuk melakukan
oleh data, dengan rincian bahwa (a) big data
penelitian serupa, akan lebih baik
terbukti berpengaruh positif terhadap audit
menambahkan beberapa variabel potensial
forensik; (b) big data terbukti berpengaruh
yang dapat memperkuat hubungan antara
positif terhadap pendeteksian fraud; (c) audit
audit forensik dengan proses pendeteksian
forensik terbukti berpengaruh positif terhadap
fraud. Penggunaan variabel seperti
pendeteksian fraud; (d) audit forensik terbukti
pengalaman mungkin dapat dijadikan sebagai
sebagai variabel mediasi parsial, yang
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
memediasi hubungan positif big data terhadap
pendeteksian fraud. Merujuk hasil dari
penelitian ini diharapkan kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R. D., & Pratomo, D. (2019). Approach. The Business & Management
Pengaruh Fraud Pentagon dalam Review, 4(2), 48–61.
Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Alao, A. A. (2016). Forensic Auditing and
Keuangan. Jurnal Ilmiah Manajemen, Financial Fraud in Nigerian Deposit
Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 3(1), 44– Money Banks (DMBS). European
62. Journal of Accounting, Auditing and
Ahmed, W., & Ameen, K. (2017). Defining Financial Research, 4(8), 1–19.
Big Data and Measuring Its Associated Anugerah, R. (2014). Peranan Good
Trends in the Field of Information and Corporate Governance dalam
Library Management. Library Hi Tech Pencegahan Fraud. Jurnal Akuntansi,
News, 9, 21–24. 3(1), 101–113.
Akenbor, C. O., & Oghoghomeh, T. (2013). Appelbaum, D., Kogan, A., & Vasarhelyi, M.
Forensic Auditing and Financial Crime A. (2017). Big Data and Analytics in the
in Nigerian Banks A Proactive Modern Audit Engagement: Research

313 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

Needs. Auditing: A Journal of Practice LLP.


& Theory, 36(4), 1–27. Dada, S. O., Owolabi, S. A., & Okwu, A. T.
Apriliana, S., & Agustina, L. (2017). The (2013). Forensic Accounting a Panacea
Analysis of Fradulent Financial to Alleviation of Fraudulent Practices in
Reporting Determinant Through Fraud Nigeria. International Journal Business,
Pentagon Approach. Jurnal Dinamika Management and Economic Research,
Akuntansi, 9(2), 154–165. 4(5), 787–792.
Bendickson, J., Muldoon, J., Liguori, E., & Early, C. E. (2015). Data Analytics in
Davis, P. E. (2016). Agency Theory: the Auditing: Opportunities and Challenges.
times, they are a-changin’. Management Business Horizons, 58(5), 493–500.
Decision, 54(1), 174–193. Enofe, A. O., Omagbon, P., & Ehigiator, F. I.
BPK RI. (2020a). BPK Selenggarakan Diklat (2015). Forensic Audit and Corporate
Audit Forensik bagi Pimpinan BPK. Fraud. IIARD International Journal of
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Economics and Business Management,
Indonesia. 1(7), 1–10.
https://www.bpk.go.id/news/bpk- Ernst & Young. (2014). Global EY FIDS
selenggarakan-diklat-audit-forensik-bagi- Forensic Data Analytics Survey 2014:
pimpinan-bpk Big Risks Require Big Data Thinking.
BPK RI. (2020b). BPK Terapkan Big Data 2014 EYGM Limited, SCORE no.
Analytics dalam Pemeriksaan. Badan DQ0037.
Pemeriksa Keuangan Republik Eyisi, A. S., & Agbaeze, E. K. (2014). The
Indonesia. Impact of Forensic Auditors in Corporate
https://www.bpk.go.id/news/bpk- Governance. International Journal of
terapkan-big-data-analytics-dalam- Development and Sustainability, 3(2),
pemeriksaan 406–417.
BPKP RI. (2015). Tingkatkan Kompetensi Fayezi, S., O’Loughlin, A., & Zutshi, A.
Forensic Audit BPKP. Badan (2012). Agency Theory and Suppy Chain
Pengawasan Keuangan Dan Management: A Structured Literature
Pembangunan Republik Indonesia. Review. Supply Chain Management: An
http://www.bpkp.go.id/berita/read/15337 International Journal, 17(5), 556–570.
/5/Tingkatkan-Kompetensi-Forensic- Fullerton, R., & Durtschi, C. (2004). The
Audit-BPKP.bpkp Effect of Professional Skepticism on the
BPKP RI. (2016). Peran Auditor Forensik Fraud Detection Skills of Internal
dalam Pemberantasan Korupsi. Badan Auditors.
Pengawasan Keuangan Dan Graciola, A. P., Toni, D. De, Lima, V. Z. De,
Pembangunan. & Milan, G. S. (2018). Does Price
http://www.bpkp.go.id/berita/read/15792 Sensitivity and Price Level Influence
/0/Peran-Auditor-Forensik-dalam- Store Price Image and Repurchase
Pemberantasan-Korupsi.bpkp Intention in Retail Markets? Journal of
Chen, C. L. P., & Zhang, C.-Y. (2014). Data- Retailing and Consumer Services, 44,
Intensive Applications, Challenges, 201–213.
Techniques, and Technology: A Survey Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., &
on Big Data. Informatics Sciences, 275, Anderson, R. E. (2010). Multivariate
314–347. Data Analysis (7th ed.). Pearson
Chen, J., Tao, Y., Wang, H., & Chen, T. Education.
(2015). Big Data Based Fraud Risk Hartono, J. (2019). Kajian Topik-Topik
Management at Alibaba. The Journal of Mutakhir dan Agenda Riset ke Depan
Finance and Data Science, 1(1), 1–10. (1st ed.). Penerbit Andi.
Crowe, H. (2011). Why the Fraud Triangle is Hipgrave, S. (2013). Smarter Fraud
no Longer Enough. In Horwath, Crowe Investigations with Big Data Analytics.

314 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (2), 2020, 301-316

Network Security, 12, 7–9. Companies. The Macrotheme Review,


Inspektorat Jenderal Kementerian 4(3), 126–145.
Perindustrian. (2017). Kebutuhan Nurbaiti, Z., & Hanafi, R. (2018). Analisis
Auditor Forensik. Inspektorat Jenderal Pengaruh Fraud Diamond Dalam
Kementerian Perindustrian. Mendeteksi Tingkat Accounting
https://itjen.kemenperin.go.id/artikel/keb Irregularities. Jurnal Akuntansi
utuhan-auditor-forensik Indonesia, 6(2), 167–184.
Inyada, S. J., Olopade, D. O., & John, U. Ohlhorst, F. (2015). Big Data Analytics:
(2019). Effect of Forensic Audit on Bank Turning Big Data Into Big Money. John
Fraud in Nigeria. American International Wiley & Sons Inc.
Journal of Contemporary Research, 9(2), Parker, D. W., Dressel, U., Chevers, D., &
40–45. Zeppetella, L. (2018). Agency Theory
Kayo, A. S. (2013). Audit Forensik: Perpective on Public-Private-
Penggunaan dan Kompetensi Auditor Patnerships: International Development
dalam Pemberantasan Tindak Pidana Project. International Journal of
Korupsi (1st ed.). Graha Ilmu. Productivity and Performance
Kılıç, B. İ. (2020). The Effect of Big Data on Management, 67(2), 239–259.
Forensic Accounting Practices and Rezaee, Z., & Wang, J. (2019). Relevance of
Education. In S. Grima, E. Boztepe, & P. Big Data to Forensic Accounting
J. Baldacchino (Eds.), Contemporary Practice and Education. Managerial
Studies in Economic and Financial Auditing Journal, 34(3), 268–288.
Analysis (Vol. 102, pp. 11–26). Emerald Rezaee, Z., & Wang, J. (2017). Relevance of
Publishing Limited. Big Data to Forensic Accounting
Kompas. (2020). Catatan ICW, Tren Practice and Education: Insight From
Penindakan Korupsi Turun 271 Kasus. China. 7th Annual International
Kompas. Conference on Accounting and Finance,
https://nasional.kompas.com/read/2020/0 103–109.
2/18/16532131/catatan-icw-tren- Rizwanda. (2016). Faktor-Faktor yang
penindakan-korupsi-turun-jadi-271-kasus Mempengaruhi Kemampuan Auditor
Latan, H., & Ghozali, I. (2012). Partial Least dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud):
Squares Konsep, Teknik, dan Aplikasi Studi Empiris pada Badan Pemeriksa
Menggunakan Program SmartPLS 2.0 Keuangan dan Kantor Akuntan Publik di
M3 (P. P. Harto (ed.)). Badan Penerbit Daerah Istimewa Yogyakarta.
Universitas Dipenogoro. Universitas Islam Indonesia.
Mehmetoglu, M. (2012). Partial Least Squares Soper, D. S. (2020). Sobel Test Calculator for
Approach to Structural Equation the Significance of Mediation [Software].
Modeling for Tourism Research. In https://www.danielsoper.com/statcalc
Advances in Hospitality and Leisure Tang, J., & Karim, K. E. (2017). Big Data in
(Vol. 8). Emerald Group Publishing Business Analytics: Implications for the
Limited. Audit Profession. The CPA Journal,
87(6), 34–39.
Mishra, D., Luo, Z., Jiang, S., Papadopoulos, Tang, J., & Karim, K. E. (2019). Financial
T., & Dubey, R. (2017). A Bibliographic Fraud Detection and Big Data Analytics
Study on Big Data: Concepts, Trends and – Implications on Auditors’ Use of Fraud
Challenges. Business Process Brainstorming Session. Managerial
Management Journal, 23(3), 555–573. Auditing Journal, 34(3), 324–337.
Mohamed, Y. K., Khair, A. H. A., & Simon, Tempo. (2020). ICW Catat PNS Pemda
J. (2015). Fraudulent Financial Terbanyak Korupsi Sepanjang 2019.
Reporting: An Application of Fraud Tempo.
Models to Malaysian Public Listed https://nasional.tempo.co/read/1333239/i

315 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020


BRIYAN EFFLIN SYAHPUTRA & AKHMAD AFNAN / Pendeteksian Fraud: Peran Big Data dan Audit Forensik

cw-catat-pns-pemda-terbanyak-korupsi- Mizdraković, V. (2015). The


sepanjang-2019/full&view=ok Characteristics of Forensic Audit and
Uniamikogbo, E., Adeusi, A. S., & Amu, U. Differences in Relation To External
C. (2019). Forensic Audit and Fraud Audit. FINIZ-Singidinum University
Detection and Prevention in The International Scientific Conference,
Nigerian Banking Sector. Accounting December, 202–205.
and Taxation Review, 3(3), 121–139. Zachariah, P., Masoyi, A. D., Ernest, E. I., &
Velayutham, S., Aldridge, J. M., & Fraser, B. Gabriel, Aa. O. (2014). Application of
(2012). Gender Differences in Student Forensic Auditing in Reduding Fraud
Motivation and Self-regulation in Cases in Nigeria Money Deposit Banks.
Science Learning: A Multi-group Global Journal of Management and
Structural Equation Modeling Analysis. Business Research: D Accounting and
International Journal of Science and Auditing, 14(3), 15–21.
Mathematics Education, 10(6), 1347– Zimbelman, M. F., Albrecth, C. C., Albrecth,
1368. W. S., & Albrecth, C. O. (2014).
Vukadinović, P., Knežević, G., & Akuntansi Forensik. Salemba Empat.

316 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.2 | 2020

Anda mungkin juga menyukai