Dosen Pengampu:
Dr. Gideon Setyo B, M.Si., CFrA
Disusun Oleh:
Elsa Sabrina Agustia Putri
19013010238
Perkembangan ilmu akuntansi, selain memberikan manfaat juga menjadi salah satu sumber
masalah.Salah satu permasalahan yang terjadi adalah adanya kecurangan (fraud) yang marak
terjadi sekarang ini, salah satunya adalah kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan.
Tindakan penyimpangan dalam laporan keuangan ini merupakan salah satu tindakan
kecurangan akuntansi.Tindakan yang dilakukan dapat berupa penghilangan jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan.
Kecurangan (fraud) adalah beragam cara yang dapat digunakan oleh kecerdikan manusia,
yang digunakan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain melalui perbuatan
yang tidak benar. Kecurangan muncul dari kegiatan keuangan ilegal yang dilakukan oleh pihak
eksekutif dan semua kader baik dari sektor publik maupun sektor swasta.Faktor lain yang
mempengaruhi kecurangan akuntansi adalah perilaku tidak etis.
Perilaku Tidak Etis adalah perilaku yang menyimpang dari tugas pokok atau tujuan utama
yang telah disepakati. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral karena
mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Selain faktor tersebut perilaku tidak etis
juga dipicu oleh sistem gaji, keamanan atas risiko pekerjaan, perlindungan atas kerahasiaan
laporan keuangan.Jika perilaku tidak etis dibiarkan maka akan berkembang menjadi bentuk
kompleks yang sulit ditelusuri dan menimbulkan akibat yang merugikan sehingga menimbulkan
kecurangan dalam akuntansi. Dalam praktiknya perilaku tidak etis memiliki pola yang
rumit.Sebagai gejala kompleks perilaku tidak etis sangat bergantung pada interaksi antara
karakteristik personal dengan fenomena asosial yang muncul, lingkungan, dan faktor psikologi
yang kompleks.Perilaku tidak etis dalam penelitian ini dikatakan sebagai perilaku yang
menyalahgunakan jabatan, sumber daya organisasi, kekuasaan, dan perilaku yang tidak
berbuat apa-apa sehubungan dengan jabatan dan kekuasaannya.
Perilaku kecurangan dalam penyajian laporan keuangan penting menjadi perhatian agar
tindakan ini dapat dideteksi dan dihilangkan. Sehingga laporan keuangan akan dapat dipercaya
oleh pihak pemegang kepentingan dan masyarakat. Selain itu, pihak auditor akan dapat
meningkatkan kualitas auditnya dan mendapat kepercayaan dari pihak yang berkepentingan
dan masyarakat.
Dalam tugas profesionalnya, akuntan wajib mematuhi aturan etika yang tertuang dalam
kode etik akuntan. Kode etik akuntan sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
landasan bertindaknya akuntan sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat
sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat serta kehormatan profesi. Kode etik
akuntan merupakan aturan etika yang telah disepakati dan diatur oleh lembaga profesi. Dengan
adanya kode etik ini maka para akuntan diharapkan memahami dan menerapkannya sebagai
tanggung jawab dalam penugasan profesionalnya.
Setiap akuntan profesional sebenarnya telah dibekali mengenai pemahaman dan
penerapan kode etik akuntan. Pelanggaran etika oleh akuntan pada dasarnya adalah
kesengajaan dalam melawan kode etik yang sudah diatur oleh lembaga profesi.
Akuntan sebagai suatu profesi untuk memenuhi fungsi auditing harus tunduk pada kode etik
profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu laporan keuangan dengan cara tertentu. Selain
itu akuntan wajib mendasarkan diri pada norma atau standar auditing dan mempertahankan
terlaksananya kode etik yang telah ditetapkan. Etik sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan
yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang
oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan
seseorang. Etik yang telah disepakati bersama oleh anggota suatu profesi disebut dengan Kode
Etik Profesi. Akuntan sebagai suatu profesi mempunyai kode etik profesi yang dinamakan Kode
Etik Akuntan Indonesia. Khusus untuk akuntan publik terdapat Kode Etik Profesi Akuntan Publik
yang sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Kode Etik Profesi
Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) yang sebelumnya dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen
Akuntan Publik (IAI- KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu /Kantor Akuntan Publik/ (KAP).
Kode etik akuntan merupakan suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang
memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat, dan
akuntan lain sesama profesi. Kode etik akuntan dapat digunakan sebagai suatu alat atau
sarana untuk memberikan keyakinan pada klien, pemakai laporan keuangan dan masyarakat
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh akuntan. Dengan demikian yang menjadi
sasaran atau bahkan yang menjadi dasar pemikiran diciptakannya kode etik profesi adalah
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh profesi akuntan
tanpa memandang siapa individu yang melaksanakannya.
Secara sederhana Korupsi (Fraud) adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru, statistik,
atau dokumen-dokumen, dengan maksud untuk menipu. Kejahatan yang serupa dengan
penipuan yaitu kejahatan memperdaya yang lain, termasuk melalui penggunaan benda yang
diperoleh melalui pemalsuan. Tetapi menyalin, pengganda, dan mereproduksi tidak dianggap
sebagai pemalsuan, meski pun mungkin mereka nanti dapat menjadi pemalsuan selama
mengetahui dan berkeinginan untuk tidak dipublikasikan. Fraud sering terjadi di perusahaan
yang sudah terkenal dan besar.(Suryanto, 2014:4) Dalam akuntansi, dikenal ada dua jenis
kesalahan yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Perbedaan antara kedua jenis
kesalahan ini hanya dibedakan oleh jurang yang sangat tipis, yaitu ada atau tidak adanya unsur
kesengajaan. Standar pun mengenali bahwa seringkali mendeteksi kecurangan lebih sulit
dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak manajemen atau karyawan akan berusaha
menyembunyikan kecurangan itu.Kekeliruan terjadi pada tahap pengelolaan transaksi, saat
terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan jurnal, pencatatan debit kredit, dan laporan
keuangan. Jika kesalahan dilakukan dengan sengaja, maka hal tersebut merupakan
kecurangan.
Fraud secara istilah dapat diartikan sebagai kecurangan atau penipuan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan secara material dan non material. Perilaku seseorang (pelaku) yang
harus menjadi perhatian karena dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan
orang tersebut. Kecurangan bisa terjadi di dalam sebuah profesi, contohnya profesi akuntansi.
Seorang akuntan yang melakukan kecurangan dalam prosedur akuntansi akan mengakibatkan
informasi akuntansi yang dihasilkan tidak akan berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Islam sangat menolak sekali terhadap semua tindakan kecurangan karena pada prinsipnya
menjadi kemudharatan yang akan merugikan semua pihak, dalam prinsip ekonomi Islam
meletakkan dasar perekonomian mereka dalam konteks homo homini socious manusia sebagai
mitra dalam bermuamalah, merasa saling membutuhkan dan merasa saling membantu. Tidak
ada manusia sukses dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain