Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami peningkatan yang tajam,maka

membuat persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini membuat seseorang harus memiliki

keahlian dan sikap profesionalisme dalam menjalankan profesinya. Hal inilah yang

akan membuat sesorang akan bertahan dalam profesinya. Karena setiap profesi akan

dituntut untuk bekerja secara professional serta memiliki etika yang sangat wajib

ditaati dalam menjalankan profesinya. Etika merupakan sebuah perilaku seseorang

yang berhubungan dalam pengambilan keputusan baik itu keputusan yang baik

maupun buruk.

Suatu individu atau maupun kelompok pasti memiliki nilai-nilai etika yang

dimiliki dalam bermasyarakat. Etika suatu profesi itu sendiri telah menjadi topic yang

sangat menarik untuk diperbincangkan. Terjadinya pelanggaran pada etika profesi

terlebih lagi pada profesi akuntan, akibat dari banyaknya kasus yang menyangkut

skandal besar dalam pelaporan keuangan yang menyerat nama dari akuntan

professional, serta kantor besar akuntan dan juga melibatkan perusahaan-perusahaan

besar dan ternama, Sehingga membuat kurangnya kepercayaan dari pihak investor

untuk menanamkan sahamnya.


Seorang akuntan harus memiliki tanggungjawab kepada perusahaan, harus

menegakan standar tertingi dalam perilaku etis. Akuntan harus mempunyai

tanggungjawab agar dapat dipercaya,haruus memiliki objektivitas dan memiliki

integritas yang tinggi serta harus memiliki sikap independen agar dapat adil dan tidak

adanya tekanan dari luar yang mampu mempengaruhinya.

Setiap akuntan harus memiliki pengetahuan, kemauan serta pemahaman

terhadap nilai-nilai etika dan harus diterapkan dalam pelaksasalahnakan profesinya

untuk mengurangi terjadinya kasus pelanggaran etika. Berapa skandal penyimpangan

akuntansi di Indonesia yang terjadi baru-baru ini adalah rencana menteri coordinator

bidang maritime dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengaudit seluruh

perusahaan sawit didukung oleh serikat petani, aktivis lingkungan hingga pengusaha

setelah selama ini pemerintah dianggap lalai mengawasi sector ini. Momentum ini

guna mewujudkan transparansi data pengolahan sawit, sehingga pengawasan dari

masyrakat akan potensi pelanggaran dan penyalahgunaan Hak Guna Usaha (HGU) di

masa depan bisa berjalan. Luhut ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk

menangani isu minyak goring, diharapkan audit ini akan mengakomodasi pengaduan

pengaduan yang sudah ada,misalnya lahan masyarkat digusur padahal sebenarnya

izinya tidak ada atau melebihi dari izin yang mereka peroleh. Namun, Badan

Pengawas Keuangan (BPK) menerbitkan laporan hasil audit yang menunjukan bahwa

banyak perkebunan sawit yang dikelola perusahaan besar bermasalah pada Agustus

2019 lalu. (bbc.com).


Skandal laporan keuangan merupakan bukan hal yang baru, karena

pengaruhnya yang signifikan, beberapa perusahaan diketahui melakukan tindakan

“memanipulasi” laporan keuangan perusahaan. Aksi ini biasanya dilakukan untuk

memperindah kinerja agar tetap menarik di mata pemegang saham dan pemangku

kepentingan termasuk investor. Salah satu skandal terbesar yang banyakn diingat

masyrakat dunia adalah praktik penipuan akuntansi yang dilakukan oleh kasus

Garuda Indonesia, CT mempertanyakan laporan keuangan tahun 2018 dan menolak

pencatatan pendapatan dari perjanjian kerja sama antara Garuda Indonesia Group dan

PT Mahata Aero Teknologi. Pertengahan 219, merujuk sejumlah regulasi dan standar

(Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017, Standar Audir (SA) 315 Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) tentang pengidentifikasian dan penilaian risiko

kesalahan dalam penyajian material melalui pemahaman atas entits dan

lingkungannya, SA 500 SPAP tentang Bukti Audit, SA 560 SPAP tentang Peristiwa

Kemudian, dan SA 700 SPAP tentang Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas

Laporan Keuangan), GA dan akuntan publiknya mendapat sanksi. Belum ada kabar

sanksi untuk kantor akuntan publik (KAP)-nya.

Bukalapak berinvestasi di sejumlah perusahaan, antara lain di bank (Bank

Harda) dan PT Belaja Tumbuh berbagi. Ada lima isu utama menarik. Satu, salah saji

material laporan interim 30 September 2021. Dua, potensi kekeliruan akun untuk

mencatatkan sesuai PSAK 71. Tiga, keterbukaan informasi akibat kekeliruan yang

material. Empat, kecukupan kompetensi bidang akuntansi para pihak terkait. Lima,
harga saham yang naik secara fantastis. Pada November 2020 BBHI dibeli oleh Mega

Corp (CT) senilai Rp308 miliar, di mana nilai modal inti bank saat itu adalah sebesar

Rp300 miliar. Pada Juni 2021 Bank Harda berubah menjadi PT Allo Bank Indonesia,

tapi masih dengan kode emiten yang sama, BBHI  harga saham BBHI melejit pada

periode Juni-Juli 2021, dari Rp667,89 ke Rp1.521,59. Inilah cikal bakal muncul

informasi pada Laporan Keuangan Interim Maret 2022, dengan penamaan “Laba nilai

investasi yang belum dan sudah terealisasi”.

Dalam empat tahun terakhir, kinerja BUKA berdasarkan laporan keuangan

publikasi mengalami rugi Rp2,24 triliun pada tahun 2018, Rp2,79 triliun pada tahun

2019, Rp1,34 triliun pada tahun 2020, dan Rp1,67 triliun pada tahun 2021.  Pada 4

November 2021 anak perusahaan BUKA, yaitu PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI)

dan PT Bina Unggul Kencana (BUK), mengakuisisi sebuah  start up bernama PT

Belajar Tumbuh Berbagi (BTB) senilai US$1 miliar. Hal ini ditunjukan kedalam

laporan keuangan interim BUKA per 30 September 2021, pada catatan atas Laporan

Keuangan (CALK) No. 39 tentang Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan bahwa nilai

pembelian 100% saham BTB yaitu US$1 miliar atau dalam rupiah dapat disetarakan

senilai Rp14 triliun.

Menariknya, HT selaku akuntan publik dari KAP PS & S yang terafiliasi

dengan EY, menyatakan bahwa tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian kami yang

menyebabkan kami percaya bahwa laporan konsolidasian interim terlampir tidak


menyajikan secara wajar, dalam hal yang material, posisi konsolidasian PT

Bukalapak Tbk per 30 September 2021.

Pada akhir Maret 2022, Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan

kejadian salah saji pada laporan keuangan tersebut. Direksi perseroan berkeyakinan

bahwa peningkatan total aset perseroan pada tanggal 31 Maret 2022 tersebut

menunjukkan semakin membaiknya kinerja perseroan dalam mengelola aset yang

dimiliki. Ada sesuatu yang unik bahwa dalam laporan interim 31 Maret 2022 Laba

nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi, senilai Rp15,48 triliun. Akun ini

tidak cocok dikategorikan sebagai pendapatan yaitu dari kegiatan usaha BUKA yang

sebenarnya. Apalagi, dari nilai Rp15,48 triliun adalah keuntungan akibat akuisisi

BBHI, senilai 80% dari laba nilai investasi. (infobank.news).

Berdasarkan perilaku diatas adanya pelanggaran etika dalam profesi akuntan.

Ini disebabkan oleh minimnya prinsip etika akuntan sehingga berdampak pada

penyalahgunaan keprcayaan kepada masyarakat. Terjadinya kasus-kasus seperti

diatas diperlukan usaha untuk mengembalikan rasa kepercayaan kepada masyarakat

dan persepri buruk yang mengenai profesi akuntan. Diatas hanya contoh sedikikit

mengenai skandal kasus-kasus etika akuntan,diluaran sana masih banyak lagi masalah

yang hamper mirip tentang memanipulasi laporan keuangan.

Saat ini keberhasilian seseorang diukur dengan dari banyaknya uang yang

mereka hasilkan. Uang juga dapat digunakan untuk memotivasi karyawannya agar
dapat melakukan pekerjaanya dengan baik. Namun, setiap orang memiliki persepsi

yang berbeda-beda mengenai fungsi dari uang itu sendiri. Tang menemukan konsep

“The Love Of Money” sebagai tolak ukur seseorang dalam seberapa besar uang dapat

memiliki pengaruh yang terhadap orang tersebut. Dalam kehidupan seharihari banyak

orang yang menganggap uang sebagai akar kejahatan dikarenakan uang dapat

menjadi faktor negative.

Penelitian yang dilakukan oleh ( Yusra dan Chairi, 2018) menemukan hasil

bahwa love of money memiliki pengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa. Hal ini

menunjukan bahwa semakin tinggi sifat yang dimiliki love of money maka semakin

rendah persepsi etis. Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh (Yenly dan Paskah,2020) yang menemukan bahwa love of money

memiliki pengaruh yang signidikan dalam perilaku etis. Dan hasil penelitian tersebut

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Risma, et al, 2019) yang

menunjukan bahwa love of money memiliki pengaruh yang signifikannya terhadap

persepsi etis.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Iwan dan

Widana,2017) mengenai pengaruh love of money terhadap perliku etis menemukan

hasil bahwa love of money memiliki pengaruh yang negative terhadap perilaku etis.

Hal ini ditunjukan dengan semakin tinggi sifat love of money yang dimiliki, maka

akan semakin rendah persepsi etis yang dimiliki ataupun semakin rendah sifa love of

money yang dimilliki mmaka akan semakin tinggi persepso etisnya. Dengan
demikian hal ini sangat berguna untuk memberikan gambaran nantinya jika sudah

bekrja sehingga dapat memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Faktor selanjutnya dapat membuat seseorang berprilaku tidak etis adalah

machiavellian.. Machiavellian itu sendiri yankin suatu proses dimana manipulator

akan memperoleh imbalan lebih ketika mereka memanipulasi, sementara orang lain

mendapatkan kurang tanpa melakukan manipulasi kontek langsung atau bisa

dikatakan Machiavellian terbentuk dari kepribadian individu tersebut. Machiavellian

dapat membentuk suatu tipe kepribadian yang disebut sifat Machiavellian serta

pertimbangan dengan perilaku dalam menghadapi perilaku etis. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Yusra dan Chairi,2018) menemukan hasil bahwa Machiavellian

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku mahasiswa. Begitupun yang

dilakukan oleh (Yenli dan Paskah,2020) yang menemukan bahwa Machiavellian

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perilaku mahasiswa. Hal ini

menunjukan bahwa masih banyak individu yang mudah pengaruh atau tegriur oleh

sesuatu yang di imingimningkan oleh orang lain. Sehinggan sifat Machiavellian

masih tumbuh dalam mahasiswa.

Namun, hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Iwan dan Widana,2017) yang menemukan hasil bahwa Machiavellian tidak

memilkiki pengaruh atau negative signifikan terhadap perilaku etis mahasiswa.

Dalam hal ini sifat Machiavellian tak lain akan dipengaruhi oleh gaya hidup seorang.

Gaya hidup merupakan suatu kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah-ubah
bergantung zaman atau keinginan seorang untuk mengubah standar hidupnya.

Menurut (Bob Sabran, 2009:210) mengatakan bahwa gaya hiduo secara luas

didefinisikan sebagai pola hidup seorang di dunia yang terungkap pada aktifitas.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari diri seseorang yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Gaya hidup saat ini sudah mengalami perubahan dan

perkembangan seiring berkembangnya zaman. Dahulu individu tidak terlalu

mementingkan penampilan dan gaya hidup, tetapi sekarang berbeda keaddanhya.

Gaya hidup telah merasuk kesemua kalangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Delyana dan Hastina, 2018)

mengungkapkan bahwa gaya hidup seseorang berpengaruh terhadap perilaku etis. Hal

ini ditunjukan semakin orang memppunyai sifat Machiavellian akan semakin hedon

dalam bergaya hidup. Atau bisa dikatakan bahwa semakin mewah gaya hidup

seseorag tersebut akan menimbulkan perilaku konsumtif secara terus menerus.

Konsumtif dalam hal ini adalah untuk membeli produk demi menjaga penampilan diri

agar terhindar dari gengsi serta membeli produk bukan atas pertimbangan harga atau

manfaat yang didapatkan.

Namun, gaya hidup yang mewah harus di imbangi dengan pendapatan atau

income. Jika tidak akan menimbulkan sifat sikap yang dapat merugikan diri sendiri.

Pendapatan itu sendiri yakni hasil yang didapatkan oleh seseorang yang setelah

melakukan suatu usaha untuk bekerja. Tingkat pendapatan merupakan salah satu

criteria sejahtera atau tidaknya dalam sudut pandang ekonomi. Seperti yang dikatan
oleh (Martani, et. al 2016:204) yang menjelaskan bahwa pendapatan adalah

penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari suatu entitas yang berkaitan

dengan penjualan, fee, bunga, dividen, serta royalty.

Penelitian yang dihasilkan oleh (Risma, et. al 2019) yang menemukan hasil bahwa

pendpaatan akan mempengaruhi perilaku etis mahasiswa. Dalam artian semakin

tinggi pendapatan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan uraian latar

belakang diatas, maka peneliti akan meneliti lebih lanjut terkait “Pengaruh love of

money, machiaviellin, gaya hidup dan income terhadap prilaku tidak etis sebagai

akuntan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh love of money terhadap perilaku tidak etis seorang

akuntan.

2. Bagaimana pengaruh machiaviellin terhadap perilaku tidak etis seorang

akuntan.

3. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap perilaku tidak etis seorang

akuntan.

4. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap perilaku tidak etis seorang

akuntan.

5. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh love of money terhadap perilaku

tidak etis seorang akuntan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh machiaviellin terhadap perilaku

tidak etis seorang akuntan.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap perilaku

tidak etis seorang akuntan.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan terhadap perilaku

tidak etis seorang akunta.

6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

mengembangkan wawasan, informasi, pemikiran, dan ilmu

pengetahuan kepada pihak lain yang berkepentingan.

b. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penelitian yang

selanjutnya khususnya yang melakukan penelitian berkaitan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak

perushaan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para manajemen perusahaan agar dapat menilai

perubahan laba perusahaanya dan memerhatikan variabel-

variabel pada penelitian ini terutama yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap agresivitas pajak.


b. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat menambah

wawasan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh

sehingga memperkaya ilmu pengetahuan di bidang terkait.

7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjadi pengantar penjelasan mengapa penelitian

ini menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Pada bab ini berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran

serta berisi teori teori pendukung. Selain itu bab ini juga berisi

pokok bahasan hasil penelitian, ringkasan hasil, dan kerangka

pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang

meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan laporan hasil penelitian berupa data

yang sudah diolah dan kemudian akan dibahas berdasarkan

aspek ekonomi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan singkat dari hasil

penelitian dan pembahasan, selain itu juga akan diberikan

beberapa saran yang terkait dengan keterbatasan penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai