Anda di halaman 1dari 10

Volume 6 Issue 1 (2023) Page : 967 - 976

SEIKO : Journal of Management & Business


ISSN : 2598-831X (Print) and ISSN : 2598-8301 (Online)

Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap


kecurangan dalam Financial Reporting.

Fajar Rakasiwi Syamsuddin


Manajemen, Universitas Terbuka

Abstrak
Kecurangan akuntansi dalam pelaporan keuangan telah menjadi fenomena permasalahan
yang tidak pernah habisnya, kasus manipulasi dalam laporan keuangan menambah daftar
panjang ketidakpercayaan terhadap profesi akuntan dan membuat keraguan terhadap
adanya ruh dari Good Governance, karena pelaporan keuangan yang terkait skandal akuntansi
dan manipulasi yang terjadi menyangkut pelaporan kegiatan perusahaan perusahaan selama
periode tertentu financial reporting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Creative Accounting dan Good Governance terhadap Kecurangan dalam Financial Reporting.
Metode penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data kuesinoer pada 50 perusahaan
property realestate di Sulawesi Selatan. Berdasarkan analisis data maka mendapatkan hasil
penelitian variabel Creative Accounting (X1), memiliki nilai thitung sebesar 4.053 dan nilai
signifikan 0.000, yang berarti nilai thitung>ttabel dan nilai signifikansi < 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Creative Accounting (X1) memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap variabel Kecurangan Accounting (Y) dan peritungan hasil penelitian diperoleh
Variabel Good Governance (X2), memiliki nilai thitung sebesar -0.243 dan nilai signifikansi 0.810,
yang berarti nilai thitung < ttabel dan nilai signifikansi 0.810 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Good Governance (X2) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
Kecurangan Accounting (Y).

Kata Kunci: Creative Accounting; Good Governance; Kecurangan Akuntansi.

Copyright (c) 2023 Fajar Rakasiwi Syamsuddin


🖂🖂
Corresponding author :
Email Address : rakasiwifajar@gmail.com

PENDAHULUAN
Kecurangan akuntansi dalam pelaporan keuangan telah menjadi fenomena
permasalahan yang tidak pernah habisnya, dimulai dengan keruntuhan perusahaan
perusahaan besar di masa kasus enron, worldcom, dan lainnya telah membuat stigma
yang buruk terhadap kepercayaan publik terhadap pelaporan keuangan. Disamping
itu adanya sederet kecurangan pada sejumlah perusahaan seperti yang terjadi pada
PT. Kimia Farma Tbk., kasus manipulasi dalam laporan keuangan yang dilakukan
manajemen PT. Bank Lippo, ditambah dengan penolakan laporan keuangan PT.
Telkom oleh SEC yang secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada
profesi akuntan dan semakin menambah daftar panjang ketidakpercayaan terhadap
profesi akuntan (Adhikara, 2011).

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 967


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

Kasus yang hangat dan terjadi beberapa tahun terakhir di Indonesia pada tahun
2018 yaitu skandal laporan keuangan PT.Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang
menyatakan bahwa perusahaan mendapatkan laba. Hal ini bermula ketika dua
komisaris Garuda, yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, menganggap bahwa
laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018 tidak sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Maka keduanya menolak menandatangani
laporan keuangan tersebut. Menurut mereka, seharusnya Garuda Indonesia
mencatatkan rugi senilai USD 244,95 juta di tahun 2018. Namun dalam laporan
keuangan tahun 2018 malah tercatat perusahaan mencetak laba bersih USD 809,84
ribu, meningkat tajam dari tahun 2017 yang rugi USD 216,58 juta. Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat menemukan
adanya pelanggaran pada laporan keuangan tahunan 2018 PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk (GIAA). Untuk itu, kedua regulator ini sepakat menjatuhkan hukuman
kepada akuntan publik, kantor akuntan publik, maupun perseroan. (Kumparan, 2019)
Kejadian kasus kasus keuangan diatas membuat keraguan terhadap adanya
ruh dari Good Governance, karena pelaporan keuangan yang terkait skandal akuntansi
dan manipulasi yang terjadi menyangkut pelaporan kegiatan perusahaan perusahaan
selama periode tertentu (financial reporting). Ini mengakibatkan adanya indikasi
kebohongan publik kepada pihak stakeholder karena mendapatkan informasi yang
salah terkait kondisi perusahaan, informasi banyak di manipulasi supaya
menggambarkan posisi keuangan yang lebih baik, atau dengan kata lain tidak
menggambarkan posisi keuangan yang sebenarnya. Stakeholder akan mempercayai
laporan itu untuk mengambil keputusan.
Dalam ilmu ekonomi akuntansi terdapat teknik yang dinamakan Creative
Accounting, Creative Accounting adalah suatu tindakan menyiapkan atau menyusun
laporan keuangan yang memanfaatkan teknik, regulasi dan kebijakan akuntansi
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Masalah ini telah menjadi perhatian lebih
dalam praktik akuntansi, sudah menjadi hal biasa suatu perusahaan melakukan hal
itu selama tidak melanggar regulasi yang sudah ditetapkan. Creative Accounting
adalah bagian dari akuntansi, tetapi juga dapat menjadi bagian dari skandal akuntansi
(Narsa, 2019). Manajemen laba ini bukan merupakan hal yang baru dalam dunia
akuntansi, tetapi bukan suatu hal yang dapat diperbolehkan begitu saja tanpa
mengetahui bagaimana pola yang dilakukan oleh masing-masing eksekutif
(Wawolangi, 2010).
Terdapat beberapa celah yang sering digunakan untuk Creative Accounting
seperti memanfaatkan fleksibilitas regulasi atau kelemahan regulasi, kemudian
memanfaatkan akun yang bersifat diskresioner dan akun yang bersifat perpetual,
membuat transaksi-transaksi fiktif atau buatan, dan manipulasi akun-akun sehingga
nilai rasio keuangan terlihat baik. Celah tersebut yang dilakukan oleh akuntan untuk
menyusun laporan keuangan yang diinginkan. Creative Accounting dilakukan
bertujuan untuk menghindari kewajiban perpajakan, data keuangan direkayasa untuk

968 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

mendapatkan pinjaman Bank atau menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Bank,
memperdaya para pemegang saham agar terkesan mendapatkan laba yang maksimal
untuk mendapatkan bonus dan beberapa tujuan lainnya sesuai dengan strategi
perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini muncul untuk melihat pengaruh
Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan akuntansi dalam
pelaporan keuangan pada industry properti realstate di Sulawesi Selatan. Perusahaan
property realstate tentunya akan berhubungan dengan bank sebagai pihak ketiga jadi
perusahaan akan berusaha membuat laporan keuangan yang menunjukkan
keuntungan yang menjanjikan dimasa yang akan datang.

METODOLOGI
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi adalah gabungan dari seluruh
elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang
serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti (Ferdinand, 2000). Sedangkan
menurut (Sugiyono, 2012). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini terdiri dari 50 perusahaan property realestate di Sulawesi Selatan.
Sedangkan sampel ditetapkan sebanyak 30 perusahaan secara random.
b.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Creative
Accounting (X1), dan Good Governance (X2) dan Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Kecurangan Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan (Y). Berdasarkan
identifikasi variabel, maka berikut adalah penjelasan definisi operasional variabel
yang akan diteliti:
1)Creative Accounting (X1) merupakan sebuah proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
didalamnya standar, teknik, prosedur, dsb.) dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan {Amat, Blake dan Dowd, 1999 dalam (Narsa,
2019)} . Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 indikator, sebagai berikut:
a.Asimetri Informasi dengan maksud manajemen bisa memberikan informasi
pelaporan keuangan berbeda beda kepada masing masing pihak
b.Pajak dengan maksud menghindari pajak yang besar dengan cara memainkan
income
c.Gap Kinerja dengan maksud memanipulasi profit dengan cara income smoothing
untuk mengurangi gap dan risiko dari analis dan penilaian sekuritas
d.Konflik Kepentingan yang muncul dalam perusahaan
e.Kecantikan pelaporan, akan membantu menyajikan laporan keuangan menjadi
lebih bagus terlihat, dengan menunjukkan profit yang baik dan pengurangan
pinjaman pinjaman perusahaan.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 969


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

2)Good Governance (X2) mendefinisikan Good Governance itu merupakan tata kelola
pemerintahan yang baik dengan memandang beberapa indikator yang menjadi acuan
dasar dalam mengelola pemerintahan yang baik (Riska Chyntia Dewi & Suparno
Suparno, 2022) dan variabel inilah yang diukur sebagai berikut :
a.Keadilan dalam melindungi kepentingan stakeholder dari rekayasa pelaporan
dan kepastian memiki hak yang sama.
b.Transparansi, kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjadi kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
c.Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam
segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat dengan cara pengawasan
penilaian yang bersifat independen, akses terhadap informasi harus akurat relevan
dan tepat waktu.
d.Pertanggungjawaban, mewujudkan adanya penegakkan hukum yang adil bagi
semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dengan cara ukur Menjamin dihormatinya
segala hak pihak-pihak yang berkepentingan; Para pihak yang berkepentingan
harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas
pelanggaran hak-hak mereka; dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi
keikutsertaan pihak yang berkepentingan; dan jika diperlukan, para pihak yang
berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan.
3)Kecurangan Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan (Y) merupakan salah saji atau
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan, seperti manipulasi catatan
akuntansi, penghilangan transaksi, penggelapan, penyajian laporan yang salah dan
disengaja.
c.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan- keterangan yang diperlukan dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan data
yang akurat dan lebih spesifik Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu
atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil
pengujian (benda) dalam penelitian ini adalah : Wawancara, Studi Pustaka dan
Kuesioner.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan
pertanyaan yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka
(Sugiyono, 2012). Pertanyaan yang di ajukan pada responden harus jelas dan tidak
meragukan responden. Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur

970 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

persepsi responden. digunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert.
Skala Likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian, yaitu:
1= Sangat Tidak Setuju
2= Tidak Setuju
3= Netral
4= Setuju
5= Sangat Setuju
d.Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Proses
dianalisa dilakukan setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel. Di
samping itu, seluruh variabel pengujian tidak mengandung gejala multikolinearitas,
tidak autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas diantara data pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.Uji Regresi Linear Berganda

Metode analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan
bantuan SPSS. Proses analisis dilakukan setelah memastikan bahwa instrumen
penelitian memiliki kevalidan dan keandalan yang baik. Selain itu, semua variabel
yang diuji tidak menunjukkan gejala multikolinearitas, tidak ada autokorelasi, dan
tidak terjadi heterokedastisitas di antara data yang diamati. Tabel di bawah ini dapat
menampilkan hasil analisis regresi berganda:

Tabel 1. Regresi Linear Berganda

Berdasarkan pada tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
yang didapat sebesar R=0.632 dengan nilai signifikan sebesar 0.001. hasil ini
membuktikan bahwa pengaruh Creative Accounting (X1) dan Good Governance (X2)
memiliki pengaruh sebesar 63.2% terhadap variabel Kecurangan Accounting (Y) dan
sisanya 36.8% adalah variabel lain yang tidak diteliti.

2.Uji-F (Simultan)

Selanjutnya, setelah proses analisis linear berganda, maka selanjutnya akan


dilakukan uji secara simultan atau melihat pengaruh secara bersama-sama antara
variabel independent yaitu Creative Accounting (X1), Good Governance (X2) dan variabel
dependen Kecurangan Accounting (Y), uji-F simultan dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis nilai koefisien F (ANOVA), lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 971


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

Tabel 2. Uji-F (simultan)


ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 39.486 2 19.743 8.987 .001b
Residual 59.314 27 2.197
Total 98.800 29
a. Dependent Variable: Kecurang Acc
b. Predictors: (Constant), Good Governance, Creative Accounting

Tabel 3. Nilai Ftabel

Berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung yang didapat
sebesar 8.987 dengan nilai F-tabel pada tingkat sigifikansi 5% dan derajat bebas
pembilang (df1) sebesar K (jumlah variabel bebas)=2 dan derajat bebas penyebut (df2)
sebesar N-k-1 = 30-2-1 = 27, sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 3.35 yang dapat
dilihat pada tabel 3. Jika nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel maka nilainya
jauh lebih besar dari Ftabel (8.897>3.35) dan pada tabel 2 diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0.001>0.05, berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain bahwa variabel independent
yaitu Creative Accounting (X1), Good Governance (X2) memiliki pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen Kecurangan Accounting (Y).

972 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

3. Uji-t (Parsial)

Uji-t atau uji parsial dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent
secara masing-masing terhadap variabel dependen apakah memiliki pengaruh atau
tidak. Uji ini dilakukan dengan batuan SPSS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat output
SPSS atas uji-t seperti dibawah ini:

Tabel 4. Uji-t (Parsial)


Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.663 5.300 1.823 .079
Creative Accounting .466 .115 .645 4.053 .000
Good Governance -.050 .205 -.039 -.243 .810
a. Dependent Variable: Kecurang Acc

Tabel 5. Nilai ttabel

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 973


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan df=n-
2 (30-2=28), maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1.701 sesuai dengan tabel 5 diatas
dengan derajat bebas 5%. Variabel independent akan memiliki pengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen apabila nilai thitung > ttabel dan nilai signifikan <
0.05. dari data diatas maka:

a. Variabel Creative Accounting (X1), memiliki nilai thitung sebesar 4.053 dan nilai
signifikan 0.000, yang berarti nilai thitung>ttabel dan nilai signifikansi < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Creative Accounting (X1)
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel Kecurangan
Accounting (Y).
b. Variabel Good Governance (X2), memiliki nilai thitung sebesar -0.243 dan nilai
signifikansi 0.810, yang berarti nilai thitung < ttabel dan nilai signifikansi 0.810
> 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Good Governance (X2)
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Kecurangan
Accounting (Y).

4. Analisa Data

Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa terdapat


keterkaitan antara dua variabel bebas yaitu Creative Accounting dan Good Governance
terhadap variabel terikat yaitu kecurangan akuntansi. Kedua variabel bebas
berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat, sementara secara parsial hanya
variabel Creative Accounting yang berpengaruh signikan terhadap kecurangan
akuntansi.

Penjelasan secara teoritis maupun secara praktis dari hasil analisis tersebut
bahwa :

1) Indikator yang menjadi perhatian utama responden adalah Kecantikan laporan,


kecurangan akuntansi dalam pelaporan keuangan merupakan salah satu upaya
menunjukkan kinerja yang baik sesuai standar akuntansi yang ada, mereka
melakukan Creative Accounting dengan mempercantik pelaporannya untuk
mendapatkan citra penilaian yang lebih baik, dengan begitu harga saham akan
relative stabil, membuat citra risiko perusahaan yang menurun, maka investor akan
condong untuk meningkatkan penanaman modal, sedangkan indikator asimetri
informasi juga pun diperhitungkan oleh responden karena terdapat suatu tindakan
rekayasa supaya kandungan informasi yang diberikan kepada pengguna disajikan
beragam dan sesuai dengan selera pengguna, kandungan informasi pelaporan
memiliki nilai dimata stakeholder.

2) Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen


pendukung merupakan model kecurangan akuntansi yang sering digunakan
responden. Misalnya, angka-angka dalam laporan keuangan adalah manipulasi dan

974 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

memasukkan transaksi artificial ke dalam neraca maupun laba rugi serta


memindahkan profits diantara periode akuntansi. Hal tersebut dicapai oleh
pemasukan ke dalam dua atau banyak transaksi yang berhubungan dengan suatu
kewajiban entitas dan juga menghindari beban pajak yang berlebih.

Terdapat beberapa celah yang sering digunakan untuk Creative Accounting


seperti memanfaatkan fleksibilitas regulasi atau kelemahan regulasi, kemudian
memanfaatkan akun yang bersifat diskresioner dan akun yang bersifat perpetual,
membuat transaksi transaksi fiktif atau buatan, dan manipulasi akun-akun sehingga
nilai rasio keuangan terlihat baik. Celah tersebut yang dilakukan oleh akuntan untuk
menyusun laporan keuangan yang diinginkan.

Creative Accounting ini dilakukan bertujuan untuk menghindari kewajiban


perpajakan, data keuangan direkayasa untuk mendapatkan pinjaman Bank atau
menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Bank, memperdaya para pemegang saham
agar terkesan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendapatkan bonus dan
beberapa tujuan lainnya sesuai dengan strategi perusahaan.

Motivasi dan perilaku manusialah yang membuat Creative Accounting menjadi


ilegal atau legal, etis atau tidak etis, atau baik atau buruk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hal tersebut antara lain latar belakang SDM, tingkat religius, gender
dan ekonomi. Namun tidak hanya pada individual saja, dapat terjadi juga dalam
organisasi dikarenakan adanya konflik kepentingan, ancaman, tekanan dari seseorang
yang dominan yang berupaya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan,
kurangnya moral yang mengakibatkan mereka memanfaatkan teknik dan standar
profesional yang sudah ditetapkan.

Maka dari itu sebagai akuntan profesional, kita harus menerapkan prinsip
dasar etika akuntan yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian,
kerahasiaan dan perilaku profesional. Sebagai seorang akuntan profesional, kita harus
bekerja sesuai dengan kode etik yang berlaku. Sebisa mungkin hindari
penyalahgunaan dari Creative Accounting untuk menghindari benturan kepentingan
yang mungkin terjadi dan berimbas pada suatu perusahaan.

3) Sedangkan untuk Good Governance kecurangan pelaporan sulit dilakukan dan


dimanipulasi oleh responden karena adanya independesi dan idealisme yang
dipegang teguh oleh manajemen. Manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab
terhadap keandalan laporan untuk pemegang saham dengan tujuan pengambilan
keputusan dan perencanaan strategis yang lebih efektif dan efisien. Jika dijalankan
secara benar, maka hal-hal di atas akan membatasi upaya dengan sengaja membuat
laporan keuangan salah saji. Jadi wajar jika secara parsial variabel Good Governance
tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 975


Pengaruh Creative Accounting dan Good Governance terhadap kecurangan....
DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.4165

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Creative Accounting dan Good
Governance terhadap kecurangan dalam Finance Reporting dan beberapa uraian yang
telah dijelaskan: 1). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi yang didapat sebesar R=0.632 dengan nilai signifikan sebesar 0.001. hasil ini
membuktikan bahwa pengaruh Creative Accounting (X1) dan Good Governance (X2)
memiliki pengaruh sebesar 63.2% terhadap variabel Kecurangan Accounting (Y) dan
sisanya 36.8% adalah variabel lain yang tidak diteliti. 2). Dari hasil peritungan uji T
diperoleh Variabel Creative Accounting (X1), memiliki nilai thitung sebesar 4.053 dan nilai
signifikan 0.000, yang berarti nilai thitung>ttabel dan nilai signifikansi < 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Creative Accounting (X1) memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap variabel Kecurangan Accounting (Y). 3). Dari hasil
peritungan uji T diperoleh Variabel Good Governance (X2), memiliki nilai thitung sebesar
-0.243 dan nilai signifikansi 0.810, yang berarti nilai thitung < ttabel dan nilai signifikansi
0.810 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Good Governance (X2) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Kecurangan Accounting (Y).

Referensi :
Adhikara, A. (2011). Creative Accounting : Apakah Suatu Tindakan Ilegal? AKRUAL Jurnal
Akuntansi, 2(2), 109–135.
Ferdinand, A. (2000). Structural equation modeling dalam penelitian manajemen : aplikasi model-
model rumit dalam penelitian untuk tesis S-2 & disertasi S-3. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Narsa, I. M. (2019). Akuntansi Manajemen.pdf. Universitas Terbuka.
Riska Chyntia Dewi, & Suparno Suparno. (2022). Mewujudkan Good Governance Melalui
Pelayanan Publik. Jurnal Media Administrasi, 7(1), 78–90.
https://doi.org/10.56444/jma.v7i1.67
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=801250
Wawolangi, J. A. (2010). Tinjauan Komprehensif Manajemen Laba Kaitannya Dengan Agency
Theory dan Pengungkapan Informasi Keungan. Jurnal Akuntansi.

976 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023

Anda mungkin juga menyukai