Anda di halaman 1dari 16

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875

Vol. 20, No. 2, Desember 2018, Hlm. 77-92 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA


Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019

PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS, KOMITE


AUDIT, DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP PENGHINDARAN
PAJAK PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

DEWI PUTRININGSIH
EKO SUYONO
ELIADA HERWIYANTI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedriman


ekyo75@unsoed.ac.id

Abstract: Tax avoidance has been a main concern of almost in the world. It is mostly done by tax payer due to its
legality. This study aims to analyze factors affecting tax avoidance (i.e, profitability, leverage, independent bord,
audit committee, and fiscal loss compensation) with firm size as a control variable. Implementing purposive
sampling approach, this study ended-up with 30 companies for 2011-2015 period (i.e., 150 observations). By using
OLS regression, the findings shows that profitability influences positively on tax avoidance, meanwhile, leverage
and fiscal loss compensation affect negatively on tax avoidance. Moreover, corporate governace mechanisms (i.e.,
independent board and audit committee) and firm size as a control variable do not have a significant influence on
tax avoidance. Therefore, this study contribute to providing empirical evidence on factors affecting tax avoidance
in Indonesian banking companies.

Keywords: Profitability, leverage, independent bord, audit committee, fiscal loss compensation, tax avoidance

Abstrak: Penghindaran pajak telah menjadi perhatian utama hampir di dunia. Hal ini sebagian besar dilakukan
oleh wajib pajak karena legalitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penghindaran pajak (yaitu, profitabilitas, leverage, batas independen, komite audit, dan kompensasi kerugian fiskal)
dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Menerapkan pendekatan purposive sampling, penelitian ini
berakhir dengan 30 perusahaan untuk periode 2011-2015 (mis., 150 pengamatan). Dengan menggunakan regresi
OLS, temuan menunjukkan bahwa profitabilitas memengaruhi secara positif pada penghindaran pajak, sementara
itu, leverage dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh negatif pada penghindaran pajak. Selain itu, mekanisme
corporate governance (yaitu, dewan independen dan komite audit) dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, penelitian ini berkontribusi
untuk memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak di perusahaan
perbankan Indonesia.

Kata kunci: Profitabilitas, leverage, batas independen, komite audit, kompensasi kerugian fiskal, penghindaran
pajak

77
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

PENDAHULUAN yang dibayarkan perusahaan mendekati 30%


(Dyreng et al., 2008).
Penghindaran pajak (tax avoidance) Terdapat beberapa faktor yang
telah menjadi perhatian utama hampir di seluruh berpengaruh terhadap upaya penghindaran
negara, terutama atas transaksi bisnis lintas pajak yang dapat diidentifikasi dari beberapa
negara yang dilakukan oleh perusahaan yang penelitian terdahulu, yaitu profitabilitas,
memiliki hubungan istimewa. Industri perbankan kepemilikan keluarga, dewan komisaris
Indonesia juga tidak terlepas dari isu independen, komite audit, ukuran perusahaan,
penghindaran pajak dimana potensi leverage dan kompensasi rugi fiskal
penghidaran pajak dalam industri perbankan (Richardson & Lanis, 2007; Annisa & Kurniasih,
dalam menjalankan fungsi intermediary dapat 2012; Prakosa, 2014).
terjadi dalam konteks: (i) bank sebagai pelaku Profitabilitas suatu perusahaan
penghindaran pajak dengan berbagai skema; menggambarkan kemampuan suatu
dan (ii) bank sebagai channel yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
oleh pihak ketiga untuk melakukan praktik periode tertentu pada tingkat penjualan, aset,
penghindaran pajak (Darussalam, 2010). dan modal saham tertentu. Salah satu rasio
Hasil investigasi dan kajian dari tim profitabilitas adalah Return on Assets (ROA),
Perkumpulan Prakarsa menemukan potensi dimana ROA memiliki keterkaitan dengan laba
kerugian negara dari penerimaan pajak yang bersih perusahaan dan pengenaan pajak
bersumber dari sektor perbankan dan lembaga penghasilan untuk perusahaan. Semakin tinggi
keuangan lainnya setiap tahun lebih kurang profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi
sebesar Rp 10 Triliun hingga Rp 12 Triliun pula laba bersih perusahaan yang dihasilkan,
(Kusuma, 2014). Salah satu industri perbankan dimana peningkatan laba mengakibatkan jumlah
yang diketahui melakukan praktek tax pajak yang harus dibayar juga semakin tinggi.
avoidance di Indonesia adalah PT Bank Central Sehingga, semakin tinggi profitabilitas
Asia Tbk dimana Dirjen Pajak mengoreksi laba perusahaan, maka perencanaan pajak yang
BCA pada 1999, bukan hanya Rp 174 Miliar, dilakukan juga semakin matang, sehingga
tetapi Rp 6,78 Triliun. Salah satu yang menghasilkan nilai pajak yang optimal yang
mendongkrak angka laba tersebut yaitu seringkali diikuti dengan kecenderungan
penghapusan utang bermasalah Rp 5,77 Triliun peningkatan aktivitas penghindaran pajak.
yang dianggap sebagai pemasukan bagi BCA. Leverage menunjukkan pembiayaan
Oleh karena itu, BCA harus membayar pajak Rp suatu perusahaan dari utang yang
375 miliar (Kusuma, 2014). mencerminkan semakin tingginya nilai
Fenomena penghindaran pajak oleh perusahaan. Leverage juga merupakan
perusahaan-perusahaan di Indonesia cukup penambahan jumlah utang yang mengakibatkan
besar jumlahnya. Berdasarkan data pajak yang timbulnya pos biaya tambahan berupa bunga
di sampaikan oleh Dirjen Pajak pada tahun 2012 atau interest dan pengurangan beban pajak
ada 4.000 perusahaan PMA yang melaporkan penghasilan WP Badan. Richardson dan Lanis
nihil nilai pajaknya, perusahaan tersebut (2007) meneliti pengaruh leverage dan size
diketahui ada yang mengalami kerugian selama terhadap penghindaran pajak dan menyatakan
7 tahun berturut-turut (DJP, 2013). Sedangkan bahwa semakin tinggi nilai utang perusahaan
di Amerika paling tidak terdapat seperempat dari (leverage) maka nilai effective tax rates (ETRs)
jumlah perusahaan telah melakukan perusahaan akan semakin rendah hal tersebut
penghindaran pajak yakni dengan membayar disebabkan adanya beban bunga yang
pajak kurang dari 20% padahal rata-rata pajak mengurangi beban pajak. Artinya leverage
berpengaruh negatif terhadap penghindaran

78
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

pajak. Richardson dan Lanis (2007) menyatakan (Suyono, 2016; Suyono & Farooque, 2018).
semakin besar perusahaan maka akan semakin Komite audit bertugas melakukan kontrol dan
rendah ETRs yang dimilikinya, hal ini pengawasan terhadap proses penyusunan
dikarenakan perusahaan besar lebih mampu laporan keuangan perusahaan untuk
menggunakan sumber daya yang dimilikinya menghindari kecurangan yang dilakukan oleh
untuk membuat suatu perencanaan pajak yang pihak manajemen.
baik. Faktor selanjutnya yang dapat
Desai dan Dhamapala (2006) mempengaruhi tindakan penghindaran pajak
menjelaskan bahwa mekanisme tax avoidance pada perusahaan perbankan konvensional yaitu
harus meningkatkan nilai pemegang saham dan kompensasi rugi fiskal. Kompensasi rugi fiskal
sebuah perspektif agency menyatakan bahwa merupakan proses peralihan kerugian dari satu
tax avoidance menyediakan prediksi yang periode ke periode lainnya untuk menunjukkan
berbeda. Secara spesifik corporate governance bahwa perusahaan yang sedang merugi tidak
menjadi determinan yang penting dari penilaian akan dibebani pajak sesuai dengan aturan
yang dimaksud untuk penghematan pajak. dalam Pajak Penghasilan diatur pada Pasal 6
Sartori (2008), terkait pengaruh strategi ayat (2) Undang-Undang No.17 tahun 2000
perpajakan terhadap corporate governance tentang pajak pe ghasilan.
menjelaskan apabila suatu perusahaan memiliki Ukuran perusahaan merupakan salah
suatu mekanisme corporate governance yang satu faktor yang menunjukkan kestabilan dan
terstruktur dengan baik maka akan berbanding kemampuan perusahaan untuk melakukan
lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam aktivitas ekonominya. Semakin besar ukuran
memenuhi kewajiban perpajakannya. suatu perusahaan maka semakin menjadi pusat
Isu corporate governance mulai perhatian pemerintah dan akan menimbulkan
berkembang pada tahun 1998, ketika di kecenderungan bagi para manajer perusahaan
Indonesia mengalami krisis moneter untuk berlaku patuh (compliances) atau agresif
berkepanjangan. Tata kelola perusahaan (tax avoidance) dalam perpajakan. Perusahaan
merupakan sistem dan struktur yang mengatur beraktiva besar lebih stabil dan lebih mampu
hubungan antara pihak manajemen dengan dalam menghasilkan laba dibanding
pemilik baik yang memiliki saham mayoritas perusahaan dengan total aktiva yang kecil
maupun minoritas di suatu perusahaan yang (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Watt dan
berguna untuk melindungi investor dari adanya Zimmerman (1986) menyatakan bahwa manajer
perbedaan kepentingan pemegang saham perusahaan besar cenderung melakukan
(principle) dengan pihak manajemen (agent) pemilihan metode akuntansi yang
(Farooque et al., 2014; Suyono, 2016; Suyono & menangguhkan laba yang dilaporkan dari
Farooque, 2018). Dalam penelitian ini tata periode sekarang ke periode mendatang guna
kelola perusahaan diukur dengan dua proksi, memperkecil laba yang dilaporkan, namun
yakni proksi komposisi komisaris independen perusahaan tidak selalu dapat menggunakan
dan proksi jumlah komite audit. Dewan power yang dimilikinya untuk melakukan
komisaris dalam menjalankan fungsi perencanaan pajak karena adanya batasan
pengawasan dapat mempengaruhi pihak berupa kemungkinan menjadi sorotan dan
manajemen untuk menyusun laporan keuangan sasaran dari keputusan regulator.
yang berkualitas (Suyono, 2016; Suyono & Berbeda dengan penelitian
Farooque, 2018). Komisaris Independen dapat sebelumnya, pada penelitian ini menambahkan
melaksanakan fungsi monitoring untuk faktor leverage sebagai faktor yang
mendukung pengelolaan perusahaan yang baik berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
dan menjadikan laporan keuangan lebih objektif Penelitian ini mencoba meneliti faktor-faktor

79
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

yang diduga berpengaruh terhadap campur tangan negara dalam ekonomi


penghindaran pajak, yaitu dari faktor (Pratama, 2006).
profitabilitas, leverage, tata kelola perusahaan, Terkait dengan pembayaran pajak oleh
dan kompensasi rugi fiskal. Serta pada wajib pajak, pemerintah mengharapkan individu
penelitian ini penghindaran pajak diproksikan secara sadar dan berkeinginan atas
dengan book tax difference atau disebut pula kehendaknya sendiri untuk membayar pajak,
book tax gap. Penggunaan metode book tax patuh terhadap pajak. Namun pada prakteknya,
difference ini diharapkan mampu seseorang akan berusaha melakukan
mengidentifikasi aktivitas perencanaan pajak penghindaran pajak, manakala yang
dan manajemen laba perusahaan berdasarkan bersangkutan berdasarkan hitung-hitungan
penghasilan kena pajak dan laba bersih serta yang telah dilakukannya berpendapat bahwa
perbandingan dengan aset rata-rata. nilai pajak yang disembunyikan jauh lebih
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, menguntungkan dibandingkan dengan resiko
maka dapat diajukan pertanyaan penelitian apabila dia tertangkap tangan dan dikenakan
apakah profitabilitas, leverage, komposisi sanksi sekalipun (maximize expected utility)
komisaris independen, komite audit, (Widihartanto, 2011).
kompensasi rugi fiskal berpengaruh terhadap Berdasarkan logika berpikir itu pula
penghindaran pajak? kemudian otoritas pajak menterjemahkannya ke
Teori Regulasi, pada dasarnya dalam berbagai kebijakan sebagai upaya
membuka persamaan ekonomi dengan meminimalisir praktek penghindaran pajak
memasukkan proses politik dan dilema etis dengan, pertama, memperbesar peluang
dalam masyarakat. Jelas sekali, persoalan terdeteksi bagi mereka yang melakukan
ekonomi bukanlah sebuah transaksi untung rugi, penghindaran pajak melalui, antara lain audit,
efektifitas dan efisiensi belaka, tetapi pemungutan pajak melalui pihak ketiga
menyangkut dimensi keadilan, konfigurasi (withholding tax), dan pelaporan oleh pihak
pembagian kekuasaan dsb. Untuk itu, tidak ada ketiga (third party reporting). Kedua, dengan
satu solusi terbaik seperti versineo-klasik, yang cara meningkatkan sanksi yang akan dikenakan
mengaggap pasar sebagai satu-satunya solusi terhadap mereka yang terdeteksi melakukan
yang paling baik dari segala masalah ekonomi penghindaran pajak. Namun kebijakan ini tidak
(one best way solution) (Pratama, 2006). sepenuhnya membuat seseorang membayar
Teori Regulasi, bukan dalam pajak (Widihartanto, 2011).
pengertian regulation (bahasa Inggris) yang Salah satu tujuan perusahaan
berarti “aturan” (regulasi dalam bahasa melakukan perencanaan pajak (tax planning)
Indonesia), melainkan régulation yang berarti yaitu untuk meminimalisasi pajak yang harus
bahwa ekonomi harus dibangun dalam sebuah dibayarkan. Akan tetapi tidak selalu kegiatan tax
konteks relasi sosial tertentu. Dalam hal ini, planning yang dilakukan perusahaan membawa
Teori Regulasi memiliki pendekatan heterodox dampak baik bagi perusahaan itu sendiri.
(lawan dari orthodox). Ekonomi bukan semata Kegiatan tax planning yang tidak terkontrol
menyangkut pilihan rasional (rational choice), dengan baik dapat memunculkan risiko bagi
prinsip maksimalisasi (pareto optimum), biaya perusahaan antara lain denda dan buruknya
transaksi (transaction cost), melainkan juga reputasi perusahaan dimata publik. Apabila
menyangkut kebiasaan-kebiasaan yang sudah penghindaran pajak (tax avoidance) melebihi
mengakar dalam masyarakat (habitus). Model batas atau melanggar hukum dan ketentuan
ekonomi makro yang digunakan adalah Model yang berlaku maka aktivitas tersebut dapat
Kalechian (neo-cambregian) yang sarat dengan tergolong ke dalam penggelapan pajak (tax
evasion). Penggelapan pajak adalah usaha

80
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

untuk mengurangi utang pajak yang bersifat profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan
ilegal. Oleh karena itu persoalan penghindaran juga biaya politisnya. Perusahaan yang besar
pajak merupakan persoalan yang rumit dan unik. menghasilkan laba yang besar akibatnya akan
Di satu sisi penghindaran pajak diperbolehkan, membayar pajak dan biaya politik lainnya yang
tapi di sisi yang lain penghindaran pajak tidak besar pula. Manajer mempunyai kecenderungan
diinginkan (Budiman & Setiyono, 2012). untuk mengecilkan laba yang dilaporkan untuk
Penghindaran pajak dilakukan dengan mengurangi biaya politis yang potensial. Biaya
menggunakan strategi, seperti memanfaatkan politik tidak hanya berkaitan dengan pajak, juga
pengecualian dan potongan yang tuntutan buruh, biaya kasus persidangan dan
diperkenankan dalam ketentuan, maupun lainnya. Penerapan prinsip akuntansi yang
memanfaatkan hal-hal yang belum diatur konservatif karena biaya politis akan memberi
(loopholes) dalam peraturan perpajakan yang dampak pada pelaporan laba perusahaan yang
berlaku. kecil.
Pengukuran penghindaran pajak sulit
dilakukan, hal ini disebabkan data pembayaran Profitabilitas dan Penghindaran Pajak
pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT- Profitabilitas merupakan gambaran
PPh) bersifat rahasia. Untuk mengukur estimasi kinerja keuangan perusahaan dalam
penghindaran pajak, pada penelitian ini menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang
digunakan metode Book Tax Difference (BTD). dikenal dengan Return On Asset (ROA)
Book-tax difference bisa timbul karena adanya (Prakosa, 2014). Profitabilitas perusahaan yang
aktivitas perencanaan pajak dan manajemen semakin tinggi dapat menyebabkan perusahaan
laba di dalam perusahaan, maka nilai residu dari melakukan perencanaan pajak yang matang
regresi nilai book-tax difference dan nilai total sehingga menghasilkan pajak yang optimal,
akrual diharapkan murni cerminan dari aktivitas dengan memanfaatkan celah penghindaran
perencanaan pajak (Desai & Dharmapala, pajak. Perusahaan yang mampu menghasilkan
2006). Walaupun tidak semua tindakan yang keuntungan yang besar, cenderung
dilakukan perusahaan melanggar peraturan, menginginkan pajak yang dibayarkan tidak
akan tetapi semakin banyak celah yang terlalu besar.
digunakan perusahaan, semakin dianggap Hubungan profitabilitas dengan teori
agresif dalam melakukan penghindaran pajak. agensi, teori regulasi dan PAT dalam
Menurut Prakosa (2014), ada tiga penghindaran pajak adalah bahwa pajak
tahapan atau langkah akan dilakukan merupakan kontribusi wajib bagi perorangan
perusahaan dalam meminimalkan pajak yang atau badan (perusahaan) yang disetorkan
dikenakan. Langkah pertama, perusahaan kepada negara. Namun demikian, para pemilik
berusaha untuk menghindari pajak baik secara modal (principal) memiliki sifat enggan untuk
legal maupun ilegal. Langkah kedua, mengorbankan sebagian laba yang diperoleh
mengurangi beban pajak seminimal mungkin dari hasil operasi perusahaan. Di sisi lain para
baik secara legal maupun ilegal. Langkah ketiga, pemilik saham perusahaan juga tidak bisa
apabila kedua langkah sebelumnya tidak dapat mengelak sepenuhnya dari kewajiban mereka
dilakukan maka wajib pajak akan membayar untuk membayar pajak tetapi hanya dapat
pajak tersebut. mengurangi jumlah pajak yang disetorkan tanpa
Dari perspektif teori akuntansi positif ada implikasi terjadinya restitusi pajak atau
(PAT) yang dikembangkan oleh Watts dan kurang bayar pajak. Karena itu pihak agen
Zimmerman (1986) maka political Cost (manajemen perusahaan) melakukan usaha-
berhubungan dengan ukuran perusahaan usaha untuk meminimalkan pembayaran pajak
dimana semakin besar ukuran perusahaan

81
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

dan perilaku penghindaran pajak dengan cara tinggi akan menyebabkan tingginya beban
membuat perencanaan pajak (tax planning). perusahan yang akhirnya berkurangnya pajak
Penelitian Kurniasih dan Sari (2013) yang dibayarkan perusahaan. Dengan demikian
menemukan bahwa profitabiltas perusahaan perusahaan akan membayar pajaknya dalam
yang diukur dengan ROA, berpengaruh jumlah kecil.
signifikan terhadap penghindaran pajak Teori agensi menyatakan hubungan
perusahaan manufaktur periode 2007-2010. kontrak antara agen (manajemen suatu usaha)
Kurniasih menyatakan hasil yang signifikan dan prinsipal (pemilik usaha), di mana agen
dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas melakukan tugas-tugas tertentu untuk prinsipal
perusahaan yang cenderung stabil dan cukup yang pada prinsipnya adalah memberi
baik. Selain itu hasil penelitian dari Rinaldi dan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada
Cheisviyanny (2015) juga membuktikan bahwa prinsipal, sehingga agen berupaya maksimal
variabel profitabilitas berpengaruh positif untuk memenuhi tugasnya tersebut. Salah satu
signifikan terhadap tax avoidance, yang dapat tugas agen atau pihak manajemen adalah
dimaknai bahwa semakin tinggi profitabilitas membuat laporan keuangan, termasuk di
yang diperoleh suatu perusahaan maka dalamnya laporan tentang leverage perusahaan
semakin besar penghindaran pajak yang terkait penghindaran pajak. Pihak agen dapat
dilakukan perusahaan tersebut. Dari teori dan melaporkan keadaan leverage perusahaan yang
hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan di dapat menghindarkan perusahaannya dari
atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian membayar pajak selama periode waktu tertentu
sebagai berikut: sehingga laba perusahaan tidak berkurang
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap karena harus membayar pajak, hal ini adalah
penghindaran pajak. untuk kepentingan principal.
Penelitian Ozkan (2001) memberikan
Leverage dan Penghindaran Pajak bukti bahwa perusahaan yang memiliki
Leverage merupakan rasio yang kewajiban pajak tinggi akan memilih berutang
mengukur seberapa jauh perusahaan untuk mengurangi pajak, sehingga tindakan
menggunakan utang dalam pembiayaan. berhutang secara disengaja ini masuk dalam
Leverage juga menggambarkan hubungan kategori tindakan agresif terhadap pajak. Biaya
antara total assets dengan modal saham biasa bunga yang semakin tinggi akan memberikan
atau menunjukkan penggunaan utang untuk pengaruh berkurangnya beban pajak
meningkatkan laba. Perusahaan dimungkinkan perusahaan sehingg semakin tinggi nilai utang
menggunakan utang untuk memenuhi perusahaan maka nilai CETR (Cash Effective
kebutuhan operasional dan investasi Tax Rates) perusahaan akan semakin rendah
perusahaan. Akan tetapi, utang akan (Richardson & Lanis, 2007). Hal ini sejalan
menimbulkan beban tetap (fixed rate of return) dengan penelitian yang dilakukan oleh Swingly
yang disebut dengan bunga. Semakin besar dan Sukartha (2015) yang menemukan bahwa
utang maka laba kena pajak menjadi lebih kecil semakin tinggi leverage maka semakin rendah
karena insentif pajak atas bunga utang semakin tax avoidance yang dilakukan perusahaan
besar. Hal tersebut membawa implikasi karena timbulnya biaya bunga. Hasil penelitian
meningkatnya penggunaan utang oleh Richardson dan Lanis (2007) juga menyatakan
perusahaan. bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap
Bunga atas pinjaman merupakan penghindaran pajak. Berdasarkan berbagai
salah satu pemanfaatan deductible expense argument dan hasil penelitian terdahulu di atas,
yang diatur dalam Pasal 6 UndangUndang No. maka hipotesis kedua dirumuskan sebagai
36 Tahun 2008. Biaya bunga yang semakin berikut:

82
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap maka hipotesis ketiga dirumuskan sebagai
penghindaran pajak. berikut:
H3: Komposisi Komisaris independen
Komisaris Independen dan Penghindaran berpengaruh negatif terhadap penghindaran
Pajak pajak.
Corporate governance secara definitif
merupakan sistem yang mengatur dan Komite Audit dan Penghindaran Pajak
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan Komite audit bertugas melakukan
nilai tambah (value added) untuk semua kontrol dan pengawasan terhadap proses
stockholder (Desai dan Dharmapala, 2007). penyusunan laporan keuangan perusahaan
Tata kelola perusahaan didefinisikan sebagai untuk menghindari kecurangan yang dilakukan
efektivitas mekanisme yang bertujuan oleh pihak manajemen. Komite audit berfungsi
meminimumkan konflik keagenan, dengan memberikan pandangan mengenai masalah-
penekanan khusus pada mekanisme legal yang masalah yang berhubungan dengan kebijakan
mencegah dilakukannya ekspropriasi atas keuangan, akuntansi dan pengendalian internal
pemegang saham minoritas (Farooque et al., perusahaan (Suyono, 2016). Berdasarkan teori
2014; Suyono, 2016). Dewan komisaris sebagai agensi, komite audit adalah agen yang dibentuk
salah satu instrument corporate governance oleh dewan komisaris yang bertugas untuk
dalam menjalankan fungsi pengawasan dapat melakukan kontrol dan pengawasan terhadap
mempengaruhi pihak manajemen untuk proses penyusunan laporan keuangan
menyusun laporan keuangan yang berkualitas perusahaan untuk menghindari kecurangan
(Suyono, 2016). Komisaris Independen dapat yang dilakukan oleh pihak manajemen.
melaksanakan fungsi monitoring untuk Berjalannya fungsi komite audit secara efektif
mendukung pengelolaan perusahaan yang baik memungkinkan pengendalian pada perusahaan
dan menjadikan laporan keuangan lebih objektif dan laporan keuangan yang lebih baik serta
(Suyono, 2016). mendukung corporate governance (Prakosa,
Komisaris independen dapat 2014). Dengan demikian maka pihak principal
melaksanakan fungsi monitoring untuk sebagai investor atau pemilik perusahaan dapat
mendukung pengelolaan perusahaan yang baik memperoleh informasi keuangan yang
dan menjadikan laporan keuangan lebih objektif sebenarnya sesuai keadaan perusahaan dari
(Prakosa, 2014). Salah satu fungsi monitoring pihak agen yaitu manajemen perusahaan,
oleh dewan komisaris independen ini adalah sehingga tidak terjadi asimetri informasi
dengan cara melakukan pengawasan dan sehingga pihak principal dapat mengambil
kontrol terhadap kebijakan-kebijakan direksi kebijakan dengan tepat. Semakin besar proporsi
yang dianggap dapat merugikan perusahaan komite audit, maka semakin menghambat
maupun citra perusahaan di masa depan perusahaan untuk melakukan penghindaran
dimana salah satunya adalah praktik pajak. Maharani dan Suardana (2014) dan
penghindaran pajak. Annisa dan Kurniasih (2012) menguji pengaruh
Hasil penelitian Maharani dan Suardana komite audit terhadap tax avoidance. Hasilnya
(2014) dan Prakosa (2014) menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh
dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Berdasar
negatif terhadap tax avoidance. Semakin besar argument dan temuan hasil penelitian terdahulu
proporsi dewan komisaris independen akan yang telah diuraikan di atas maka hipotesis
menghambat perusahaan untuk melakukan keempat dirumuskan sebagai berikut:
penghindaran pajak. Sehingga berdasar H4: Jumlah komite audit berpengaruh negatif
argument dan hasil penelitian terahulu di atas, terhadap penghindaran pajak.

83
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

Kompensasi Rugi Fiskal dan Penghindaran kepada agent yang salah satunya adalah
Pajak pengambilan keputusan strategis perusahaan
Proses membawa kerugian dalam satu selain dari hanya mengelola sumberdaya yang
tahun pajak ke tahun-tahun pajak berikutnya dimiliki principal. Salah satunya adalah dengan
dinamakan dengan kompensasi kerugian. membuat laporan keuangan yang
Kurniasih dan Sari (2013) mengatakan menggambarkan kondisi perusahaan sedang
kompensasi rugi fiskal berpengaruh negatif mengalami kerugian secara fiskal, sehingga
terhadap tax avoidance, karena kerugian perusahaan terhindar dari beban pajak dan laba
tersebut dapat mengurangi beban pajak pada yang diperoleh perusahaan tidak dikurangi oleh
tahun berikutnya. Perusahaan yang telah pajak. Pada dasarnya para pemilik saham
merugi dalam satu periode akuntansi diberikan menginginkan efisiensi biaya pada semua pos
keringanan untuk membayar pajaknya biaya termasuk biaya pajak yang harus
(Prakosa, 2014). dikeluarkan perusahaan berdasarkan jumlah
Sesuai dengan Undang-Undang No.36 laba yang didapat perusahaan, sehingga agent
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, mulai berusaha untuk melakukan hal itu salah satunya
tahun 2009 kerugian tersebut dapat dengan cara membuat laporan rugi fiskal. Hasil
dikompensasikan selama lima tahun ke depan penelitian Kurniasih dan Sari (2013)
dan laba perusahaan akan digunakan untuk menunjukkan bahwa kompensasi rugi fiskal
mengurangi jumlah kompensasi kerugian berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
tersebut sedangkan untuk tahun pajak Dari teori dan penelitian terdahulu yang telah
sebelumnya berlaku ketentuan Undang-Undang diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis
No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. kelima sebagai berikut:
Akibatnya, selama lima tahun tersebut, H5: Kompensasi rugi fiskal berpengaruh negatif
perusahaan akan terhindar dari beban pajak, terhadap penghindaran pajak
karena laba kena pajak akan digunakan untuk
mengurangi jumlah kompensasi kerugian METODE PENELITIAN
perusahaan (Prakosa, 2014). Hal ini membuat
perusahaan yang mengalami kerugian fiskal Populasi yang digunakan dalam
biasanya tidak termotivasi untuk melakukan penelitian ini adalah seluruh perusahaan
penghindaran pajak karena adanya kompensasi perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa
rugi fiskal yang didapatkan oleh perusahaan Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan
sehingga semakin besar kompensasi kerugian tahun 2015, yang berjumlah 41 perusahaan.
fiskal maka semakin kecil tindakan Pengambilan sampel perusahaan dalam
penghindaran pajak perusahaan tersebut. penelitian ini menggunakan teknik purposive
Dalam teori agensi dijelaskan bahwa sampling dengan criteria sebagai berikut:
principal mendelegasikan beberapa wewenang

84
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel


No Kriteria
1 Perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 41
periode 2011-2015
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut selama periode penelitian (11)
3 Perusahaan yang tidak mempunyai kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian secara berturut-turut selama periode -
penelitian
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 30
Jumlah observasi selama lima tahun (2011-2015) 150

Sebagai variable dependen dalam yang akan diberikan nilai 1 jika terdapat
penelitian ini adalah penghindaran pajak yang kompensasi rugi fiskal pada awal tahun t dan
dalam penelitian ini pengukurannya nilai 0 jika tidak terdapat kompensasi rugi fiskal
menggunakan model Book-tax difference (BTD) (Sari dan Martani, 2010). Ukuran perusahaan
yang diharapkan mampu mengidentifikasi (Size) sebagai variable control diukur dengan
aktivitas perencanaan pajak dan manajemen menggunakan natural logarithm total assets.
laba di dalam suatu perusahaan (Desai & Selanjutnya, persamaan regresi dalam
Dharmapala, 2006; Liao & Fu, 2015) dengan penelitian ini disajikan sebagai berikut:
rumus sebagai berikut: PP = α + β1P - β2L - β3KI – β4KA – β 5 KRF -
β5UP + ε
Book-Tax Differene (BTD) =TP - ITE/r Dimana:
Keterangan: α = Konstanta
TP = Total Profit β1- β6 = Koefisien regresi
ITE = Income Tax Expense PP = Penghindaran Pajak
R = tax rate P = Profitabilitas
L = Leverage
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksi KI = Komposisi Komisaris Independen
dengan Return on Asset (ROA). Leverage dalam KA = Jumlah Komite Audit
penelitian ini diproksi dengan Debt to Equity KRF = Kompensasi Rugi Fiskal
Ratio (DER). Komposisi komisaris independen UP = Ukuran Perusahaan
diukur menggunakan persentase jumlah e = Error / variabel pengganggu
komisaris independen terhadap jumlah total
komisaris dalam susunan dewan komisaris HASIL DAN DISKUSI
perusahaan sampel tahun amatan. Variabel
komite audit diukur dengan jumlah total anggota Hasil analisis statistic diskriptir dalam
komite audit. Kompensasi rugi fiskal, dapat penelitian ini disajikan dalam table 2 berikut ini:
diukur dengan menggunakan variabel dummy,

85
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

Tabel 2 Statistik Diskriptif Variabel Penelitian


Std.
Variabel Min Max Mean
Dev
Profitabilitas (P) -0,078 1,293 0,040 0,162
Leverage (L) 1,000 15,620 7,820 2,492
Komisaris Independen (KI) 0,033 0,666 0,366 0,134
Komite Audit (KA) 3,000 8,000 3,930 1,124
Kompensasi Rugi Fiskal (KRF) 0,000 1,000 0,070 0,250
Ukuran Perusahaan (UP) 27,474 34,444 31,213 1,699
Ln Penghindaran Pajak (PP) -8,520 -0,840 -5,510 1,070
Sumber: Output SPSS untuk statistk diskriptif

Tabel 2 di atas menyajikan statistik deskriptif independen sebesar 37%, rata-rata jumlah
dari variabel-variabel yang ada di dalam komite audit 4 orang. Lebih lanjut data
penelitian ini. Hasilnya menunjukkan relatif menunjukkan rata-rata natural logaritma untuk
kecilnya rata-rata profitabilitas perusahaan ukuran perusahaan dan penghindaran pajak
sampel (4%) dan tingginya leverage dengan adalah 31,213 dan -5,510. Rangkuman hasil
rata-rata 782%. Selanjutnya table 2 juga analsis regresi dalam penelitian ini disajikan
menunjukkan rata-rata proporsi komisaris dalam table 3 berikut ini:

Tabel 3 Rangkuman Hasil Analsis Regresi


Koefisien Beta t Sig.
(Constant) -6,773 -5,230 0,000
Profitabilitas (P) 4,718 11,599 0,000
Leverage (L) -0,080 -3,148 0,002
Komisaris independen (KI) 0,427 0,906 0,367
Komite Audit (KA) -0,027 -0,427 0,670
Kompensasi Rugi Fiskal (KRF) -0,710 -2,738 0,007
Ukuran Perusahaan (UP) 0,052 1,177 0,242
a. Dependent Variable: PP
F = 3,233 Sig. 0,000
R = 0,790 R Square = 0,624 Adjusted R Square = 0,604

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa profitabilitas Hipotesis pertama dalam penelitian ini
berpengaruh positif terhadap penghindaran menyatakan bahwa.profitabilitas berpengaruh
pajak dengan signifikansi sebesar 0,000; positif terhadap penghindaran pajak. Hasil
leverage dan kompensasi rugi fiskal analisis regresi dalam penelitian ini menemukan
berpengaruh negatif terhadap penghindaran bahwa profitabilitas berpengaruh positif
pajak dengan signifikansi masing-masing terhadap penghindaran pajak sehingga
sebesar 0,002 dan 0,007. Adapun komisaris hipotesis pertama didukung. Hal ini berarti
independen, komite audit dan ukuran bahwa profitabilitas merupakan faktor penentu
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya penghindaran pajak.
terhadap penghindaran pajak dengan nilai Pengaruh yang positif, mengandung arti bahwa
signifikansi lebih besar dari α = 0,05. semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan

86
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

perbankan maka akan semakin tinggi pula profitabilitas maka semakin tinggi juga
penghindaran pajak yang dilakukan di penghindaran pajak, dan semakin rendah
perusahaan perbankan tersebut. ROA berkaitan profitabilitas maka semakin rendah pula
dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan penghindaran pajak yang dilakukan suatu
pajak penghasilan untuk Wajib Pajak Badan. perusahaan.
Semakin tinggi ROA, semakin tinggi keuntungan Penelitian ini sejalan dengan Kurniasih
perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan dan Sari (2013) dan Prakoso (2014) yang
aktiva perusahaan, seperti pendapat yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif
disampaikan oleh Lestari dan Sugiharto (2007), terhadap tax avoidance. Lebih lanjut, penelitian
ROA merupakan pengukur keuntungan bersih ini didukung oleh hasil penelitian Rinaldi dan
yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Cheisviyanny (2015) yang membuktikan bahwa
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik variabel profitabilitas berpengaruh positif
produktivitas aset dalam memperoleh signifikan terhadap tax avoidance, yang dapat
keuntungan bersih. dimaknai bahwa semakin tinggi profitabilitas
Hubungan profitabilitas dengan teori yang diperoleh suatu perusahaan maka
agensi, teori regulasi dan PAT dalam semakin besar kemungkinan upaya
penghindaran pajak adalah bahwa pajak penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan
merupakan kontribusi wajib bagi perorangan tersebut.
atau badan (perusahaan) yang disetorkan Hipotesis kedua dalam penelitian ini
kepada negara. Hasil penelitian ini dapat menyatakan bahwa leverage berpengaruh
menggambarkan bahwa para pemilik modal negatif terhadap penghindaran pajak. Hasil
(principal) tidak ingin mengorbankan sebagian analisis regresi dalam penelitian ini menemukan
laba yang diperoleh dari hasil operasi bahwa leverage berpengaruh negative terhadap
perusahaannya diberikan kepada negara dalam penghindaran pajak, sehingga hipotesis kedua
bentuk pembayaran pajak sesuai kewajibannya, dalam penelitian ini didukung. Hal ini berarti
sehingga melakukan upaya dengan mengurangi bahwa temuan dalam penelitian ini mendukung
jumlah pajak yang disetorkan tanpa ada argument yang menyatakan bahwa tingginya
implikasi terjadinya restitusi pajak atau kurang nilai hutang yang dimiliki perusahaan akan
bayar pajak. Oleh karena itu, pihak agen menyebabkan perusahaan harus membayar
(manajemen perusahaan) melakukan usaha- beban bunga yang tinggi yang pada akhirnya
usaha untuk meminimalkan pembayaran pajak akan mengurangi kewajiban pajak pada tahun
dan perilaku penghindaran pajak dengan cara yang bersangkutan. Hasil ini menunjukkan
membuat perencanaan pajak (tax planning). bahwa leverage merupakan faktor yang dapat
Temuan dalam penelitian ini menentukan tinggi rendahnya penghindaran
mendukung argument Chen et al. (2010) yang pajak suatu perusahaan perbankan. Pengaruh
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki yang negatif, mengandung arti bahwa semakin
profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk tinggi leverage suatu perusahaan perbankan
memposisikan diri dalam tax planning untuk maka akan semakin rendah nilai penghindaran
mengurangi jumlah beban kewajiban pajak yang dilakukan perusahaan tersebut. Hal
perpajakan. Hal ini juga ditunjukkan pada data ini karena jumlah pajak yang terutang terkurangi
hasil penelitian ini, di mana perusahaan yang dengan semakin tingginya kewajiban bunga
memiliki profitabilitas yaitu ROA yang tinggi yang harus dibayar yang juga mengakibatkan
memiliki rasio penghindaran pajak yang besar, turunnya laba perusahaan. Dengan demikian
dan sebaliknya perusahaan yang memiliki ROA ketika laba perusahaan turun akibat tingginya
rendah memiliki rasio penghindaran pajak yang beban bunga yang harus dibayar maka peluang
kecil. Ini berarti bahwa semakin tinggi

87
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

perusahaan melakukan upaya-upaya perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.


penghindaran pajak juga akan menurun. Semakin tinggi rasio leverage, berarti semakin
Leverage merupakan rasio yang tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga
mengukur seberapa jauh perusahaan yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi
menggunakan utang, menggambarkan pula biaya bunga yang timbul dari utang
hubungan antara total assets dengan modal tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan
saham biasa atau menunjukkan penggunaan memberikan pengaruh berkurangnya beban
utang untuk meningkatkan laba. Utang yang pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang
mengakibatkan munculnya beban bunga dapat perusahaan maka nilai CETR (Cash Effective
menjadi pengurang laba kena pajak, sedangkan Tax Rates) perusahaan akan semakin rendah.
deviden yang berasal dari laba ditahan tidak Akan tetapi hasil penelitian di atas bertolak
dapat menjadi pengurang laba. Beban bunga belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan
yang dapat digunakan sebagai pengurang laba oleh Kurniasih dan Sari (2013) yang
kena pajak adalah beban bunga yang muncul menyimpulkan bahwa leverage tidak memiliki
akibat adanya pinjaman kepada pihak ketiga pengaruh yang signifikan terhadap
atau kreditur yang tidak memiliki hubungan penghindaran pajak.
dengan perusahaan, sebagaimana diatur dalam Teori agensi (Jensen & Meckling, 1976)
UU No.36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1a dan pasal menyatakan hubungan kontrak antara agen
18. (manajemen suatu usaha) dan prinsipal (pemilik
Temuan dalam penelitian ini sejalan usaha), di mana agen melakukan tugas-tugas
dengan Ozkan (2001) yang memberikan bukti tertentu untuk prinsipal yang pada prinsipnya
bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban adalah memberi keuntungan yang sebesar-
pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar besarnya kepada prinsipal, sehingga agen
mengurangi pajak. Dengan sengajanya berupaya maksimal untuk memenuhi tugasnya
perusahaan berutang untuk mengurangi beban tersebut. Salah satu tugas agen atau pihak
pajak maka dapat disebutkan bahwa manajemen adalah membuat laporan
perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. keuangan, termasuk di dalamnya laporan
Untuk menghindari adanya penggunaan utang tentang leverage perusahaan terkait
100% maka diperhitungkan juga biaya utang penghindaran pajak. Pihak agen dapat
atau financial distress yang disebut juga cost of melaporkan keadaan leverage perusahaan yang
bankruptcy yang menyebabkan perusahaan dapat menghindarkan perusahaannya dari
tidak dapat mencapai keuntungan optimal dari membayar pajak selama periode waktu tertentu
pembiayaan 100% utang. Cost of bankruptcy sehingga laba perusahaan tidak berkurang
meliputi biaya langsung berupa biaya hukum karena harus membayar pajak, hal ini adalah
dan administrasi likuidasi perusahaan termasuk untuk kepentingan principal.
di dalamnya biaya reorganisasi serta biaya- Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
biaya tidak langsung. Perusahaan juga menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris
cenderung menggunakan sumber pembiayaan independen berpengaruh negatif terhadap
internal, lalu utang dan terakhir menggunakan penghindaran pajak. Hasil analisis regresi
equity. dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Lebih lanjut, hasil penelitian ini komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh
didukung oleh hasil penelitian Richardson dan signifikan terhadap penghindaran pajak,
Lanis (2007) yang menyatakan bahwa leverage sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini
berpengaruh negatif terhadap penghindaran tidak didukung. Hal ini dapat dimaknai bahwa
pajak. Perusahaan berutang untuk mengurangi komisaris independen yang ada pada
beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan perbankan belum mampu

88
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

mencegah manajemen melakukan keberadaanya tidak mampu menurunkan praktik


penghindaran pajak. Besar kecilnya proporsi penghindaran pajak.
komisaris independen dalam jajaran dewan Temuan dalam penelitian ini sekaligus
komisaris bank dalam penelitian ini sama saja, mendukung pendapat Amstrong et al. (2015)
yaitu tidak dapat menghambat keputusan yang menyatakan bahwa dalam pengambilan
penghindaran pajak perusahaan. proses pengambilan keputusan komisaris
Hal ini perlu menjadi perhatian karena independen tidak mengetahui banyak mengenai
fungsi komisaris independen sesuai Surat internal perusahaan dan perencanaan
keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) penghindaran pajak melainkan lebih
Nomor: Kep.315/BEJ/06-2000 adalah ditujukan menjelaskan risiko biaya yang harus ditanggung
dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan akibat penghindaran pajak. Hasil
perusahaan yang baik (good corporate penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
governance). Untuk mencapai tujuan tersebut yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013)
perusahaan yang tercatat di BEI wajib memiliki yang menunjukkan bahwa komposisi dewan
komisaris independen yang jumlah komisaris independen dan komite audit tidak
proporsionalnya sebanding dengan jumlah berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
saham yang dimiliki oleh bukan pemegang Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
saham pengendali dengan ketentuan jumlah hasil penelitian Prakoso (2014) menunjukkan
komisaris independen sekurang-kurangnya 30% bahwa dewan komisaris independen
dari jumlah seluruh anggota komisaris. berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Komisaris independen dapat melaksanakan Hasil penelitian mengandung pengertian bahwa
fungsi monitoring untuk mendukung penerapan tata kelola perusahaan yang dilihat
pengelolaan perusahaan yang baik dan dari segi komposisi komisaris independen dalam
menjadikan laporan keuangan lebih obyektif perusahaan perbankan belum dapat mencegah
(Suyono, 2016). Salah satu fungsi monitoring management melakukan usaha yang agresif
oleh dewan komisaris independen ini adalah dalam pengelolaan beban pajak perusahaan.
dengan cara melakukan pengawasan dan Hipotesis keempat dalam penelitian ini
kontrol terhadap kebijakan-kebijakan direksi menyatakan bahwa jumlah komite audit
yang dianggap dapat merugikan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran
maupun citra perusahaan di masa depan pajak. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini
dimana salah satunya adalah praktik menunjukkan bahwa jumlah komite audit tidak
penghindaran pajak. berpengaruh signifikan terhadap penghindaran
Komisaris independen diharapkan pajak sehingga hipotesis keempat dalam
dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai penelitian ini tidak didukung. Hasil ini
komisaris dan juga diharapkan dapat untuk tidak menunjukkan bahwa komite audit bukanlah
terpengaruh dengan kepentingan pemilik saham faktor yang dapat menentukan besar kecilnya
karena bersifat independen. Dengan demikian, penghindaran pajak suatu perusahaan
semakin besar proporsi anggota komisaris yang perbankan. Ini dapat diartikan bahwa jumlah
bersifat independen semestinya akan mampu komite audit yang ada di dalam perusahaan
menghambat perusahaan untuk melakukan bank baik besar atau kecil, tidak mampu
penghindaran pajak. Namun temuan dalam mencegah adanya penghindaran pajak.
penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Dengan demikian temuan dalam
kondisi koisaris independen pada perusahaan penelitian ini membuktikan bahwa keberadaan
perbankan di Indonesia belum menjalankan komite audit pada perusahaan perbankan di
fungsinya secara optimal sehingga Indonesia belum mampu menjalankan perannya
secara optimal dimana komite audit memiliki

89
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

peran membantu dewan komisaris untuk semakin rendah nilai penghindaran pajak yang
memenuhi tanggung jawab dalam memberikan dilakukan di bank tersebut.
pengawasan secara menyeluruh. Sejak Hasil penelitian ini menggambarkan
direkomendasikan GCG di Bursa Efek keadaan perusahaan perbankan yang terdaftar
Indonesia, komite audit telah menjadi komponen di BEI yang diteliti, dimana perusahaan yang
umum dalam struktur good corporate mengalami kerugian mengungkapkan
governance perusahaan publik. Pada kompensasi rugi fiskal sehingga laba
umumnya, komite ini berfungsi sebagai dikompensasikan selama lima tahun ke depan
pengawas proses pembuatan laporan keuangan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian
dan pengawasan internal, karena BEI tersebut yang berakibat selama lima tahun ke
mengharuskan semua emiten untuk membentuk depan perusahaan terhindar dari beban pajak.
dan memiliki komite audit yang diketuai oleh Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
komisaris independen (Suyono, 2016). penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan
Temuan dalam penelitian ini sejalan Sari (2013) yang menemukan bahwa
dengan Prakoso (2014) dan Kurniasih dan Sari perusahaan yang merugi dalam satu periode
(2013) yang hasilnya menunjukkan bahwa akuntansi diberikan keringanan dalam
komite audit tidak berpengaruh terhadap tax membayar pajaknya. Kerugian fiskal suatu
avoidance. Hal ini berarti bahwa keberadaan tahun pajak dapat dikompensasikan dengan
komite audit yang fungsinya untuk penghasilan mulai tahun pajak berikutnya
meningkatkan integritas dan kredibilitas berturut - turut sampai dengan lima tahun.
pelaporan keuangan tidak dapat berjalan Akibatnya, selama lima tahun tersebut,
dengan baik apabila tidak ada dukungan dari perusahaan akan terhindar dari beban pajak,
seluruh elemen dari dalam perusahaan. karena laba kena pajak akan digunakan untuk
Berdasarkan hasil tersebut komite audit mengurangi jumlah kompensasi kerugian
diindikasikan dalam pelaksanaannya kurang Kompensasi rugi fiskal dapat dimanfaatkan oleh
didukung oleh elemen-elemen lain yang berada pihak manajemen dalam melakukan tindakan
didalam perusahaan, sehingga menyebabkan penghindaran pajak. Sedangkan hasil penelitian
komite audit gagal melakukan pengawasan Prakosa (2014) menunjukkan bahwa
yang baik dan cenderung netral. kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh
Hipotesis kelima dalam penelitian ini terhadap penghindaran pajak.
menyatakan bahwa bahwa kompensasi rugi
fiskal berpengaruh negatif terhadap PENUTUP
penghindaran pajak, sedangkan hasil analisis
regresi sesuai dengan pernyataan tersebut, Penelitian ini bermaksud menganalisis
sehingga hipotesis kelima didukung. Hal ini pengaruh profitabilitas, leverage, komposisi
menunjukkan bahwa kompensasi rugi fiskal dewan komisaris, komite audit, dan kompensasi
merupakan faktor yang dapat menentukan rugi fiskan sebagai variable independen dengan
besar kecilnya penghindaran pajak di ukuran perusahaan sebagai variable control
perusahaan perbankan yang diteliti. Ini dapat terhadap penghindaran pajak pada perbankan
terjadi karena penghindaran pajak tetap konvensional yang tercatat di Bursa Efek
dilakukan baik pada perusahaan yang memiliki Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan
kompensasi rugi fiskal maupun yang tidak purposive sampling, penelitian ini mendapatkan
memiliki kompensasi rugi fiskal. Pengaruh yang 30 perusahaan sebagai sampel selama periode
negatif, mengandung arti bahwa semakin tinggi 2011-2015, sehingga total oabservasi adalah
kompensasi rugi fiskal suatu bank maka akan 150 observasi. Hasil analsis dalam penelitian ini
menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh

90
ISSN: 1410 – 9875 Dewi Putriningsih / Eko Suyono / Eliada Herwiyanti

positif terhadap penghindaran pajak, leverage menjalankan perannya secara optimal sehingga
dan kompensasi rugi fiskal berpengaruh negatif keberadaan dua instrument tersebut belum
terhadap penghindaran pajak, serta komposisi mampu menurunkan praktik penghindaran pajak
komisaris independen dan jumlah komite audit pada perusahaan perbankan yang tercatat di
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak Bursa Efek Indonesia.
pada perusahaan perbankan konvensional di Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. meneliti tema yang sama, diharapkan mampu
Implikasi teoritis yang dapat diperoleh menambah sampel penelitian misalnya
dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian menambah kategori perusahaan yang terdaftar
ini mampu menambah wawasan dan di BEI. Serta untuk peneliti selanjutnya yang
pengetahuan bagi perkembangan ilmu ingin meneliti tema yang sama agar dapat
pengetahuan dalam bidang akuntansi keuangan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
yang berhubungan dengan lingkup perusahaan mempengaruhi penghindaran pajak seperti
perbankan. Sedangkan secara praktis, kualitas audit. Untuk metode pengukuran
penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar penghindaran pajak peneliti berharap peneliti
Bursa EFek Indonesia dan Otoritas Jasa selanjutnya dapat menggunakan model
Keuangan untuk mengevaluasi kembali pengukuran lainnya seperti Effective Tax Rate
keberadaan komisari independen dan komite (ETR), Cash Effective Tax Rate (CETR), dan
audit sebagai kerangka good corporate sebagainya.
governance yang ternyata belum mampu

REFERENSI:

Annisa, N.A., dan Kurniasih, L. 2012. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi
dan Auditing, 8(2), 95-189.
Armstrong, C., Blouin, J., Jagolinzer, A., and Larcker, D.F. 2015. Corporate governance, Incentives, and Tax
Avoidance. Journal of Accounting and Economics.60(1), 1-17.
Budiman, J., dan Setiyono. 2012. Pengaruh Karakteristik Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., and Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax Aggresive than Non-Family
Firms?. Journal of Financial Economics, 95, 41-61.
Darussalam, S.D. 2008. Konsep dan Aplikasi Cross-Border Transfer Pricing untuk Tujuan Perpajakan. PT. Dimensi
Internasional Tax, Jakarta.
Desai, M., and Dharmapala, D. 2006. Corporate Tax Avoidance and High-Powered Incentives. Journal of Financial
Economics 79(1),145–179.
Dyreng, S.D., Hanlon, M., and Maydew, E.L. 2008. Long-Run Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review,
83(1), 61-82.
Farooque, O.A., Suyono, E., and Rosita, U. 2014. Link Between Market Return, Good Governance, and Earnings
Management: Emerging Market Perspective. Corporate Ownership and Control, 11(2), 192-211.
Jensen, M.C,. and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership
Structure . Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.
Kurniasih, T., dan Sari, M.R. 2013. Pengaruh Return on Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18(1),58-65.
Kusuma, H. 2014. Kasus Pajak BCA Gerbang KPK Selidiki Perbankan RI. Dapat diakses di:
http://economy.okezone.com/read/2014/04/25/457/975953/kasus-pajak-bca-gerbang-kpk-selidiki-
perbankan-ri.

91
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 20, No. 2 Desember 2018

Lestari, M.I., dan Sugiharto, T. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil).Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma.
Liao, Y.H., and Fu, Q.R. 2015. Research on The Correlation Between Book-Tax Difference and Earnings
Management. Proceeding of International Conference on Education Technology and Economic
Management (ICETEM 2015), Beijing, China.
Maharani, C., dan Suardana, At. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif
pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9(2), 525-539.
Ozkan, A. 2001. Determinants of Capital Structure and Adjustment to Long Run Target: Evidence from UK
Company Panel Data. Journal of Bussiness Finance and Accounting, 28 (1) and (2).
Prakosa, K.B. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak di Indonesia. Prosiding SNA 17, Mataram.
Pratama, Adi. 2006. Sinopsis Teori Regulasi: Memahami dan Membumikan Teori Regulasi. http://economic
regulation.blogspot.com/2006/11/ memahami-dan-membumikan-teori-regulasi_08.html. Diakses tanggal
29 Juli 2015.
Rachmawati, A., dan Triatmoko, H. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai
Perusahaan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makassar.
Richardson, G., and Lanis, R. 2007. Determinants of Variability in Corporate Effective Tax Rates and Tax Reform:
Evidence From Australia. Journal of Accounting and Public Policy, 26, 689-704.
Rinaldi dan Cheisviyanny, C. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal
Terhadap Tax Avoidance. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (Snema),
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Sartori, N. 2008. Effect of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance. Available on: www.ssrn.com.
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor: Kep 315/ BEJ/06-2000 Perihal Peraturan No I-A,
tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat Ekuitas selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan
Tercatat.
Suyono, E. (2016). Family Controlled Firm, Governance Mechanisms and Corporate Performance : Evidence from
Indonesia. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura, 19 (1), 111 – 124.
Suyono, E., and Farooque, O. 2018. Do Governance Mechanisms Deter Earnings Management and Promote
Corporate Social Responsibility?. Accounting Research Journal, Vol. 31 No. 3. 479-495.
Swingly, C., dan Sukartha, I.M. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage,
dan Sales Growth pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 47-62.
Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Watts, R., and Zimmerman, J. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Widihartanto, S. 2011.Membangun Kepatuhan Pajak Melalui Regulasi Responsif (Bagian I).
http://mofilink.com/revenuetax/membangun-kepatuhan-pajak-melalui-regulasi-yang-responsif/gian.

92

Anda mungkin juga menyukai