Oleh
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Dosen Pembimbing,
Mengetahui :
Ketua Jurusan,
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasikan,
mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta berbagai aktivitas yang terkait
dengan keuangan. Dengan adanya akuntasi maka akan memudahkan seseorang
dalam mengambil keputusan serta tujuan lainnya. Berkaitan dengan akuntansi
sudah pasti lekat dengan angka-angka dan perhitungan rumit sebagai bentuk
pencatatan transaksi. Secara umum akuntansi dibutuhkan dalam bisnis sebagai
pelaporan keuangan perusahaan untuk menyediakan informasi dalam bentuk
laporan yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Bukan hanya sekedar teknik
pembukuan yang hanya mencakup pencatatan transaksi saja. Akuntasi cukup
penting bagi bisnis yang akan memberikan dampak besar bagi perkembangan bisnis
tersebut. (R Pajarwati, 2018:1)
Kegiatan dalam usaha bisnis erat kaitannya dengan proses ilmu akuntansi yang
sangat dibutuhkan untuk pedoman. Ada 4 (empat) pedoman akuntansi yang
digunakan di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pemakainya, antaralain:
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard
(PSAK) adalah nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan
untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang
terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan
publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pensiun, Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP)
digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan
keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, PSAK-Syariah
merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan
syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya,
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan
1
2
unit real estate dapat diakui dengan beberapa metode antara lain metode akrual
penuh (full accrual method), metode deposit (deposit method), dan metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method). Pengggunaan metode
pengakuan pendapatan yang tidak tepat tentunya sangat berpengaruh bagi jumlah
pendapatan yang dihasilkan, jika metode yang digunakan tidak tepat bisa jadi
pendapatan yang dihasilkan menjadi kecil tentunya laba yang dihasilkan
perusahaan juga akan kecil. (R Pajarwati, 2018:5)
Selain pendapatan biaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan. Dimana biaya juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan
dengan manfaat ekonomi dengan penurunan asset atau atau kenaikan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan handal. Ketepatan pencatatan biaya
tergantung pada ketepatan pengklasifikasian biaya yang diterapkan perusahaan.
Pemilihan metode maupun teknik dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap
pengakuan pendapatan dan biaya, hal ini tergantung kebijakan perusahaan. (Firdaus
A. Dunia dkk, 2012:15)
Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan
usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau
rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). (Soemarso, 2010:).
Laba sendiri merupakan tolak ukur untuk mengukur kesuksesan dan keberhasilan
usaha yang sedang dilakukan. Dengan adanya laba dapat kita ukur keberhasilan dan
efektivitas sebuah perusahaan, laba juga sangat berpengaruh besar terhadap
penambahan modal yang diperlukan oleh setiap perusahaan dari seorang investor
maupun kreditor. Tetapi pada kenyataannya jumlah laba yang diperoleh oleh
industri properti dan real estate itu sering kali tidak konsisten dimana laba yang
dihasilkan cenderung naik dan turun hal ini menyebabkan pihak eksternal maupun
internal perusahaan sulit mengukur apakah sudah berhasilkan kinerja perusahaan
yang dilakukan setiap periodenya. (R. Pajarwati, 2018:5)
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi badan usaha
akan menyebabkan laporan kuangan yang disajikan tidak dapat menggambarkan
kondisi dan prestasi yang telah dicapai badan usaha tidak tepat. Hal tersebut akan
dapat menimbulkan serangkaian masalah dalam badan usaha yang selanjutnya akan
6
mempengaruhi prestasi dan kinerja badan usaha serta akan menyebakan pembaca
dan pihak lain yang berkepentinagan akan laporan keuangan tersebut tidak akan
memperoleh informasi yang dibutukan dengan tepat dan akan mengalami kesulitan
dalam menganalisis laporan keuang tersebut. Dimana dampak selanjutnya dapat
menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan baik keputusan yang diambil
oleh pihak internal maupun keputusan yang diambil oleh eksternal karena pemakai
laporan keuangan mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan yang
disajikan oleh badan usaha. (Suwardjono, 2010:362)
Beberapa penelitian serupa berkaitan dengan analisis perlakuan pendapatan dan
penetapan laba yang dalam kegiatannya sudah menerapkan pengakua pendapatan
yang cukup baik. Dalam penelitiannya menggunakan metode accrual basic seperti
dalam.penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Danial dan Triadi (2009).
Keakuratan nilai pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi telah
sesuai dengan nilai kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Hasil
evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan perusahaan jasa konstruksi brupa
pendapatan proyek. Pendapatan tersebut diakui oleh perusahaan dengan
menggunakan metode akrual basis dan metode persentase penyelesaian. Begitu
pula dengan pengakuan beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan terhadap
laporan laba rugi oleh PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan. Begitupun Wiji Lestari (2009) Dengan menerapkan persentase
penyelesain dalam pengakuan pendapatan dan bebannya dapat diketahui laporan
laba rugi yang disajikan oleh perusahaan sudah memenuhi prinsip matching
concept dimana pendapatan yang diakui terdapat pula biaya yang diakui perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV Mega Interior Bapak Kusno,
CV Mega Interior, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan real
estate untuk pengembangan tempat tinggal perumahan, indekos, dan lain-lain. CV
Mega Interior menggunakan metode cash basis dalam pencatatannya.sejak
perusahaan ini didirikan yaitu pada tahun 1992. CV ini menggunakan metode cash
basis yang mana pembuatan laporan keuangannya masih dilakukan secara manual.
Pak Kusno selaku pemilik CV ini mengutarakan penerapan metode akrual penuh,
7
metode deposit, dan presentase penyelesaian yang tercantum dalam PSAK NO.44
belum bisa dilaksanakan karena mengingat Bapak Kusno selaku pemilik CV ini
merangkap sebagai bendahara atau bagian keuangan di CV ini. Karena minimnya
pengetahuan dalam bidang akuntansi pencatatan manual dirasa cukup untuk
membuat laporan keuangan. Pada saat Perusahaan CV Mega Interior melakukan
perhitungan dalam pengakuan pendapatan dan penetapan laba perlu adanya prinsip
atau metode yang tepat saat digunakan oleh perusahaan tersebut atas penjualan yang
dilakukan secara eceran (retail) supaya perusahaan dapat mengetahui dan
menetapkan besar kecilnya laba yang dihasilkan pada setiap periodenya.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Perlakuan Pendapatan Dan Penetapan Laba Pada Perusahan
Real Estate Pada Cv. Mega Interior”
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalh yang apat diambil oleh
peneliti yaitu:
1. Bagaimana perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega Interior
?
2. Bagaimana perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega Interior
bila dianalisis menggunakan PSAK NO. 44 ?
9
10
Proporsi menyebabkan
Land) laporan keuangan
yang disajikan tidak
secara wajar.
7. Claudia Relia Analisis Metode PT. Pegadaian
Musadi dkk Penerapan penelitian Cabang Megamas
(2012) PSAK No. 23 deskriptif Manado dalam
Tentang dengan melaksanakan
Pendapatan menggunakan kegiatan
Pada PT. pendekatan akuntansinya
Pegadaian kualitatif berpedoman pada
Cabang Kebijakan
Megamas Akuntansi
Manado Perusahaan yang
pada prinsipnya
tidak menyimpang
dari PSAK No. 23
pemakainya”.
Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefiniskan
akuntansi sebagai berikut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu
badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara
beberapa alternatif”.
2.2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah sarana utama yang dimiliki suatu perusahaan
mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar. Keuangan
pernyataan yang paling sering diberikan adalah (1) laporan keuangan posisi,
(2) laporan laba rugi (laporan komprehensif pendapatan), (3) laporan arus
kas, dan (4) laporan perubahan ekuitas. Pengungkapan catatan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari setiap laporan keuangan.(Kieso 2011).
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi pada suatu periode
waktu tertentu yang merupakan hasil pengumpulan dan pengelolaan data
keuangan untuk disajikan di dalam perusahaan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. (Dwi Martani, 2012:16)
Laporan keuangan adalah setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan
maka disiapkan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi demikian disebut dengan laporan keuangan. (Warren dkk,
2009:24). Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
media komunikasi yang biasa digunakan perusahaan untuk pihak luar. Di
dalamnya tercantum sebagian besar informasi keuangan yang bermanfaat
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (Soemarso,
2005:356). Laporan Keuangan merupakan produk proses pelaporan
keuangan yang diatur oleh standard an aturan akuntansi, intensif manajer,
serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. (John J. Wold F
14
berikut:
“ Revenue is the price of goods sold and service rendered during a given
accounting periode.”
“ Pendapatan diatas mengemukakan bahwa pendapatan merupakan
suatu hasil yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa selama satu
periode akuntansi.”
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas setidaknya dapat ditarik
suatu pengertian bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu
perusahaan melalui penciptaan dan penyerahan barang, pemberian jasa, atau
kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi normal suatu perusahaan
yang mengakibatkan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dalam
suatu periode tertentu. Besarnya laba secara keseluruhaan ditentukan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi pada harta perusahaan dan hutang yang
disebabkan oleh transaksi-transaksi dan kejadian lainnya. Dalam hal ini
tidak termasuk kegiatan yang meliputi investasi dari pemilik perusahaan
(owner)
2.2.4 Sumber-Suber Pendapatan
Bagi perusahaan jasa konstruksi, Pendapatan mereka diterima dari
penerima uang muka dan jaminan yang diberikan oleh pembuatan kerja
yang jumlah dan syarat nya ditetapkan dalam kontrak perjanjian kerja.
Pada laporan laba rugi diketahui bahwa pendapatan dari perusahaan
terdiri dari dua kelompok yaitu:
1. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan normal perusahaan, dan
2. Pendapatan non operasional (pendapatan lain-lain) yaitu
pendapatan yang diperoleh perusahaan diluar kegiatan normal
perusahaan.
Sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh dengan cara yang
bermacam-macam. Pada umumnya pendapatan berasal atau bersumber dari
aktivitas utama. Hasil dari penjualan adalah pendapatan operasional
perusahaan yang merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan
17
dalam penjualan barang atau jasa dalam satu periode akuntansi. (Hadibroto,
2002:30)
Dengan demikian pendapatan menurut sumbernya terbagi menjadi
pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Menurut
penjelasan Hadibroto selanjutnya pendapatan operasional merupakan
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam aktivitas utama yang
berkelanjutan dan biasa dilaksanakan perusahaan dalam aktivitas utama
dalam memperoleh laba sebanyak-banayaknya namun tidak tertutup
kemungkinan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan sampingan
(by product). Mengingat perusahaan pada umumnya selalu ingin
memperoleh keuntungan yang lebih optimal. Adapun pendapatan yang tidak
bersumber dari aktivitas utama yang lazim dilakukan perusahaan seperti
penjualan aktiva tetap, penyewaan peralatan sebagainya
Hermanto (2002:42) mengklasifikasikan pendapatan berdasarkan
sumbernya yaitu:
1. Pendapatan yang berasal dari usaha pokok
a. Hasil penjualan (untuk perusahaan dagang manufaktur)
b. Pendapatan jasa angkutan (pada perusahaan transportasi)
2. Pendapatan luar usaha
Pendapatan luar usaha meliputi semua aktiva yang didapat atau
berkurangnya hutang-hutang dalam perusahaan, selain yang berasal
dari:
a. Transaksi-penjualan barang dagang, barang jadi dan
penyerahaan jasa yang dihasilkan dari kegiatan (usaha) pokok
perusahaan kepada pemberi atau pemakai jasa.
b. Pembeli, setoran modal oleh pemilik dan transaksi modal lain.
2.2.5 Pengakuan Pendapatan
Penentuan dan pengakuan pendapatan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam konstruksi, karena pendapatan langsung berkaiatan dengan
laba perusahaan. Bagi perusahaan kontraktor untuk kontrak-kontrak jangka
panjang yang waktu penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi
18
dimana hal ini sering terjadi pada saat penutupan buku perusahaan.
Pekerjaan belum selesai sehingga perusahaan harus membuat penafsiran
beberapa pendapatan yang akan diakui untuk dilaporkan dalam laporan
keuangan perusahaan pada tahun tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pada
dasarnya tujuan pengakuan pendapatan adalah agar prestasi berskala
perusahaan dapat diperlihatkan sehingga laporan keuangan perusahaan
mencerminkan keadaan yang sesungguhya.
Pendapatan adalah dapat diakui pada saat telah terjadi realisasi dan pada
saat telah diperoleh (earned). Biasanya realisasi akan lengkap apabila
penjualan telah terjadi (kas atau piutang telah diperoleh), dan biasanya
proses perolehan pendapatan (earning process) telah lengkap pada waktu
penjualan. (Hanafi, 2005:41)
Menurut Kieso dan Weygandt, (2007:45) adalah:
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui
pada saat:
a. Direalisasi atau dapat direalisasi
Pendapatan direalisasikan jika produk (barang dan jasa), barang
dagang atau aktiva lainya dipertukarkan dengan kas atau klaim atas
kas (piutang), dikatakan dapat direalisasi (realized) apabila aktiva
yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi
kas atau klaim atas kas.
b. Dihasilkan
Pendapatan dihasilkan (earned) apabila sebuah entitas telah
melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak atas
manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.
Munawir (2002:52) menyatakan bahwa pendapatan dibuat kedalam
empat waktu:
1. Diakui selama berlangsungnya proses produksi
2. Diakui pada saat produksi selesai
3. Diakui pada saat penjualan
4. Diakui pada saat penerimaan uang atau sesudah penjualan
19
bangunan, unsur biaya pengembangan proyek real estat serta penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan, namun yang merupakan titik fokus
pembahasan penelitian ini adalah penjualan bangunan rumah, ruko, dan
bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya dan penjualan kapling
tanah tanpa bangunan. Metode yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan pada penjualan bangunan rumah, ruko, dan bangunan sejenis
lainnya beserta kapling tanahnya dan penjualan kapling tanah tanpa
bangunan ini adalah metode akrual penuh (full accrual method) dan metode
deposit (deposit method).
1. Full Accrual Method
Berdasarkan PSAK No.44 penjualan bangunan rumah, ruko, dan
bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan
metode akrual penuh apabila kriteria berikut terpenuhi
علَ ْيكُ ْم َك ِف ا
يًل ۚ إِ هن ه
ََّللا َ ضوا ْاْل َ ْي َمانَ بَ ْعدَ ت َْو ِكي ِدهَا َوقَدْ َجعَ ْلت ُ ُم ه
َ َّللا ُ ُعا َهدْت ُ ْم َو َل ت َ ْنق ِ َوأ َ ْوفُوا بِعَ ْه ِد ه
َ َّللا إِذَا
َيَ ْعلَ ُم َما ت َ ْفعَلُون
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat”.
Sebab turunnya Qs. An-Nahl ayat 91 yit Ibnu Abi Hatim dan Ibnu jarir
meriwayatkan dari Buraidah, ia berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan
peristiwa baiat Nabi. Ketika itu, Rasulullah apabila menerima seorang
memeluk agama Islam langsung dibaiat (diadakan janji setia). Sehubungan
dengan itu, maka Allah SWT menurunkan ayat ke 91-92 sebagai ketegasan
bahwa bagi mereka yang sudah berbaiat dengan Rasulullah SAW jangan
sekali-kali mengingkari baiat itu. Jangan seperti wanita yang merajut intalan
benang dengan kokoh kemudia merusaknya kembali. Sungguh perbuatan
yang sia-sia. Ini gambaran bagi orang sudah dibaiat kemudian kembali
kepada kekufuran. Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Abu Laili dari Buraidah
bahwa Ayat ke-91 diturunkan untuk memberi perintah agar kaum muslimin
berbaiat kepada Rasulullah SAW, yakni berjanji setia untuk
mempertahankan panji-panji islam dan memeluk islam dengan penuh
28
konsekuen. Ibn Katsir mengatakan bahwa baiat ini merupakan baiat untuk
masuk islam. Al-Qurthbhi menambahkan, bahwa ada sebab yang lain. Dia
mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan komitmen sumpah semasa
zaman jahiliyah, sedangkan islam dating untuk menepatinya. Pendapat ini
dinisbatkan kepada Qatadah, Mujahid dan Ibn Zaid.
ٌ ت غ َْزلَ َها ِم ْن بَ ْع ِد قُ هوةٍ أ َ ْن َكاثاا تَت ه ِخذُونَ أ َ ْي َمانَكُ ْم دَخ اًَل بَ ْينَكُ ْم أ َ ْن تَكُونَ أ ُ همة ْ ضَ َو َل تَكُونُوا َكالهتِي نَ َق
ي أ َ ْربَ ٰى ِم ْن أ ُ هم ٍة ۚ ِإنه َما يَ ْبلُوكُ ُم ه
ََّللاُ ِب ِه ۚ َولَيُبَ ِين هَن لَكُ ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َما كُ ْنت ُ ْم فِي ِه ت َْخت َ ِلفُون َ ِه
Analisa
Kesimpulan
Keterangan :
Perlakuan pendapatan yang digunakan perusahaan CV Mega Interior dan metode
yang sesuai dengan PSAK No. 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estate, yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk menganalisis perlakuan
pendapatan di perusahaan, dari analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelelitian dengan cara deskriptif
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khsusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J Moleong, 2016:6). Menurut
Sugiyono (2012:86) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain. Moleong
(2012:4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan
deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu analisis data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, mengolah data kemudian menyajikan data observasi agar
pihak lain dapat mudah memperoleh gambaran mengenai objek yang dilteliti dalam
bentuk kata-kata dan bahasa. Penelitian deskriptif deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan mengenai
perlakuan pendapatan dan penetapan laba yang ditinjau dari laporan keuangan yang
dibuat oleh CV Mega Interior
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di CM Mega Interior yaitu di Jl. Tirto Rahayu
No 77 Landungsari, DAU. Alasan memilih lokssi tersebut karena, objeknya sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan, lokasinya tidak terlalu jauh dengan tempat
tinggal peneliti, dan CV Mega Interior telah berdiri lebih dari 2 tahun, yaitu pada
tahun 1992.
30
31
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode analisis data kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti
menggambarkan dan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan laporan
keuangan CV Mega Interior. Data yang diperoleh peneliti dari wawancara,
observasi, dokumentasi, dan penelusuran data online yang akan dijelaskan dan
dideskriptifkan secara menyeluruh.
Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh akan di analisis dengan langkah-
langkah berikut ini :
1. Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif ini akan diperoleh sumber data berupa wawancara,
dokumentasi, dan penelusuran data on-line. Subyek penelitian yang terlibat
langsung yaitu pemilik CV Mega Interior. Data peneliti akan dicatat dan
direkam sebagai hasil penelitian yang konkrit. Selain wawancara, data
Dokumen sebagai sumber data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian
ini akan diperoleh dari pemilik CV Mega Interior yang sekaligus sebagai
pengelola data dan informasi, kemudian peneliti akan menghimpunya
sebagai bukti data yang diperoleh dari peneliti.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(sugiyono, 2016:247). Data yang telah terkumpul akan direduksi untuk
menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Pada tahap ini data dari
wawancara dan observasi akan peneliti olah agar lebih sederhana dan juga
untuk memastikan bahwa data sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup
penelitian. Sedangkan data yang dibutuhkan akan peneliti sesuaikan dengan
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data dokumentasi
akan digunakan untuk pembuktian perlakuan pendapatan dan penetapan
laba serta penerapan Standar Akuntansi Keuangan pada CV Mega Iterior
35
3. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data pada penelitian kualitatif, bisa dilakukan dalam bentuk
uraian telah direduksi akan peneliti deskripsikan secara objektif. Data
wawancara terkait perlakuan pendapatan dan penetapan laba penerapan
Standar Akuntansi Keuangan peneliti jabarkan secara sistematis dan rinci.
Peneliti akan menjelaskan tentang penerapan PSAK pada CV Mega Interior.
kemudian peneliti akan menyajkan data secara naratif dari pengelola data
dan informasi terkait pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan
PSAK. Data yang telah disajikan aan digunakan sebagai penilaian terhadap
pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK.
4. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya setelah penyajian data, kemudian ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang didapatkan dari perpaduan penyajian data wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Pada tahap ini, akan berusaha menjawab
masalah tentang pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan
penerapan PSAK.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya
Carter, W. K. (2002). Akuntansi Biaya Buku 1&2 Edisi 14. Jakarta : Salemba
Empat.
Ika Ari Pratiwi 2016 Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak
Jangka Panjang Terhadap Laporan Laba Rugi, e Proceeding of
Management: Vol. 3 No. 3 Desember 2016 ISSN 2355-9357