Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PERLAKUAN PENDAPATAN DAN PENETAPAN LABA


PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
PADA CV MEGA INTERIOR MALANG

Oleh

DIAH AYU SEPTIANI


NIM : 16520135

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PERLAKUAN PENDAPATAN DAN PENETAPAN LABA


PERUSAHAAN REAL ESTATE
PADA CV MEGA INTERIOR MALANG

Diusulkan untuk Penelitian Skripsi


pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang

Oleh

DIAH AYU SEPTIANI


NIM : 16520135

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PERLAKUAN PENDAPATAN DAN PENETAPAN LABA


PERUSAHAAN REAL ESTATE PADA CV MEGA INTERIOR MALANG

Oleh

DIAH AYU SEPTIANI


NIM : 16520135

Telah disetujui pada tanggal 16 Januari 2020

Dosen Pembimbing,

Sulis Rochayatun, M. Akun.


NIDT. 19760313 20180201 2 188

Mengetahui :

Ketua Jurusan,

Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE.,M.Si., Ak., CA


NIP 19720322 200801 2 005

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasikan,
mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta berbagai aktivitas yang terkait
dengan keuangan. Dengan adanya akuntasi maka akan memudahkan seseorang
dalam mengambil keputusan serta tujuan lainnya. Berkaitan dengan akuntansi
sudah pasti lekat dengan angka-angka dan perhitungan rumit sebagai bentuk
pencatatan transaksi. Secara umum akuntansi dibutuhkan dalam bisnis sebagai
pelaporan keuangan perusahaan untuk menyediakan informasi dalam bentuk
laporan yang memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Bukan hanya sekedar teknik
pembukuan yang hanya mencakup pencatatan transaksi saja. Akuntasi cukup
penting bagi bisnis yang akan memberikan dampak besar bagi perkembangan bisnis
tersebut. (R Pajarwati, 2018:1)
Kegiatan dalam usaha bisnis erat kaitannya dengan proses ilmu akuntansi yang
sangat dibutuhkan untuk pedoman. Ada 4 (empat) pedoman akuntansi yang
digunakan di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pemakainya, antaralain:
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard
(PSAK) adalah nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan
untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang
terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan
publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pensiun, Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP)
digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan
keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, PSAK-Syariah
merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan
syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya,
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan

1
2

pemerintah yang diterapkan untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan


Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).
Laporan keuangan merupakan catatan informasi yang digunakan sebagai
penggambaran kinerja suatu perusahaan yang terjadi selama periode yang
bersangkutan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan untuk mengetahui
tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Salah satu tolak ukur untuk
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer adalah laporan
keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan Keuangan terdiri
dari 5 macam yaitu, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan
Laba Rugi menjadi salah satu laporan keuangan yang paling diminati karena di
dalamnya terdapat informasi tentang laba yang akan dinikmati atau rugi yang akan
ditanggung oleh perusahaan. Dari Laporan Laba Rugi dapat dilihat informasi
tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional dan kebutuhan perusahaan.
(Septa dkk., 2018:19)
Real estate adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian di bangun
perumahan dan/atau bangunan industri. Bangunan tersebut dimaksud untuk dijual
atau disewakan sebagai satu kesatuan yang eceran (retail). Aktivitas pengembangan
real estate juga mencakup perolehan kavlingan tanah untuk dijual tanpa bangunan
yang mana dalam proses pelaksanaan pembangunannya suatu komplek perumahan
dapat diselesaikan dengan membutuhkan waktu lebih dari suatu periode akuntansi.
real estate pada umumnya terjadi pada suatu negara yang belum berkembang
(undeveloped) tumbuh menjadi negara yang berkembang (developing country),
dimana prioritas pemenuhan kebutuhan tidak lagi pada masalah sandang dan
pangan, melainkan masalah papan akibat meningkatnya kesejahteraan sosial. Itu
berarti kegiatan industri konstruksi semakin meningkat, karena diperlukan lebih
banyak pihak untuk menangani dan memprakarsainya sesuai dengan cara dan pola
pembangunan yang diterapkan.(R Pajarwati, 2018:1)
Dari hasil kajian Bank Indonesia Indeks Permintaan Properti Komersial tumbuh
0,17% (qtq) pada triwulan III-2019, sedikit lebih tinggi dari 0,13% (qtq) pada
3

triwulan sebelumnya (Grafik 5), terutama didorong oleh peningkatan permintaan


pada segmen hotel dan convention hall. Meningkatnya kegiatan rapat dan berbagai
acara pemerintah serta perusahaan multinasional pada triwulan III-2019
dibandingkan triwulan lalu mendorong peningkatan permintaan hotel khususnya di
berbagai tempat seperti Jakarta, Bodebek, Banten, Makassar, Medan, Semarang,
Surabaya, Balikpapan dan Denpasar. Lebih lanjut, permintaan hotel juga meningkat
di daerah-daerah tujuan wisata seperti Bandung dan Denpasar baik dari wisatawan
nusantara maupun wisatawan mancanegara seiring dengan musim libur sekolah di
Australia dan Eropa. Sementara itu peningkatan permintaan convention hall terjadi
terutama di Jakarta untuk kegiatan MICE maupun kegiatan sosial seperti
pernikahan dan perayaan lainnya. Sementara secara tahunan, terpantau adanya
perlambatan pertumbuhan Indeks Permintaan Properti Komersial dari 1,19% (yoy)
menjadi 0,89% (yoy) pada triwulan III-2019. Berdasarkan segmennya, penurunan
indeks terjadi pada segmen perkantoran, convention hall dan warehouse complex.
Perlambatan permintaan perkantoran terjadi di Jakarta, Semarang, Balikpapan dan
Palembang, terutama pada perkantoran sewa karena perusahaan lebih memilih
perkantoran sewa agar lebih efisien dan memiliki fleksibilitas lebih tinggi. Selain
itu, meski permintaan convention hall meningkat dari triwulan sebelumnya, namun
perlambatan pertumbuhan ekonomi ditengarai menyebabkan frekuensi
penyelenggaraan MICE dan perayaan pada triwulan III-2019 lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
4

Gambar 1.1.1 Pertumbuhan Triwulan Indeks Demand/Hunian Komersial

Sumber: Perkembangan Properti (PPKOM)

Gambar 1.1.2 Pertumbuhan Tahunan Indeks Demand/Hunian Properti


Komersial

Sumber: Perkembangan Properti (PPKOM)

Pendapatan merupakan salah satu bagian penting bagi perusahaan maka


diperlukan suatu pengakuan pendapatan yang sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku sehingga perusahaan tidak melakukan penyimpangan dalam pencatatan dan
pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan perusahaan yang bergerak dibidang
pengembangan real estate harus mengacu kepada pernyataan standar akuntansi
keuangan (PSAK) no 44. PSAK no 44 menyebutkan bahwa pengakuan penjualan
5

unit real estate dapat diakui dengan beberapa metode antara lain metode akrual
penuh (full accrual method), metode deposit (deposit method), dan metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method). Pengggunaan metode
pengakuan pendapatan yang tidak tepat tentunya sangat berpengaruh bagi jumlah
pendapatan yang dihasilkan, jika metode yang digunakan tidak tepat bisa jadi
pendapatan yang dihasilkan menjadi kecil tentunya laba yang dihasilkan
perusahaan juga akan kecil. (R Pajarwati, 2018:5)
Selain pendapatan biaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan. Dimana biaya juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan
dengan manfaat ekonomi dengan penurunan asset atau atau kenaikan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan handal. Ketepatan pencatatan biaya
tergantung pada ketepatan pengklasifikasian biaya yang diterapkan perusahaan.
Pemilihan metode maupun teknik dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap
pengakuan pendapatan dan biaya, hal ini tergantung kebijakan perusahaan. (Firdaus
A. Dunia dkk, 2012:15)
Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan
usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau
rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). (Soemarso, 2010:).
Laba sendiri merupakan tolak ukur untuk mengukur kesuksesan dan keberhasilan
usaha yang sedang dilakukan. Dengan adanya laba dapat kita ukur keberhasilan dan
efektivitas sebuah perusahaan, laba juga sangat berpengaruh besar terhadap
penambahan modal yang diperlukan oleh setiap perusahaan dari seorang investor
maupun kreditor. Tetapi pada kenyataannya jumlah laba yang diperoleh oleh
industri properti dan real estate itu sering kali tidak konsisten dimana laba yang
dihasilkan cenderung naik dan turun hal ini menyebabkan pihak eksternal maupun
internal perusahaan sulit mengukur apakah sudah berhasilkan kinerja perusahaan
yang dilakukan setiap periodenya. (R. Pajarwati, 2018:5)
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi badan usaha
akan menyebabkan laporan kuangan yang disajikan tidak dapat menggambarkan
kondisi dan prestasi yang telah dicapai badan usaha tidak tepat. Hal tersebut akan
dapat menimbulkan serangkaian masalah dalam badan usaha yang selanjutnya akan
6

mempengaruhi prestasi dan kinerja badan usaha serta akan menyebakan pembaca
dan pihak lain yang berkepentinagan akan laporan keuangan tersebut tidak akan
memperoleh informasi yang dibutukan dengan tepat dan akan mengalami kesulitan
dalam menganalisis laporan keuang tersebut. Dimana dampak selanjutnya dapat
menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan baik keputusan yang diambil
oleh pihak internal maupun keputusan yang diambil oleh eksternal karena pemakai
laporan keuangan mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan yang
disajikan oleh badan usaha. (Suwardjono, 2010:362)
Beberapa penelitian serupa berkaitan dengan analisis perlakuan pendapatan dan
penetapan laba yang dalam kegiatannya sudah menerapkan pengakua pendapatan
yang cukup baik. Dalam penelitiannya menggunakan metode accrual basic seperti
dalam.penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Danial dan Triadi (2009).
Keakuratan nilai pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi telah
sesuai dengan nilai kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Hasil
evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan perusahaan jasa konstruksi brupa
pendapatan proyek. Pendapatan tersebut diakui oleh perusahaan dengan
menggunakan metode akrual basis dan metode persentase penyelesaian. Begitu
pula dengan pengakuan beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan terhadap
laporan laba rugi oleh PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan. Begitupun Wiji Lestari (2009) Dengan menerapkan persentase
penyelesain dalam pengakuan pendapatan dan bebannya dapat diketahui laporan
laba rugi yang disajikan oleh perusahaan sudah memenuhi prinsip matching
concept dimana pendapatan yang diakui terdapat pula biaya yang diakui perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV Mega Interior Bapak Kusno,
CV Mega Interior, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan real
estate untuk pengembangan tempat tinggal perumahan, indekos, dan lain-lain. CV
Mega Interior menggunakan metode cash basis dalam pencatatannya.sejak
perusahaan ini didirikan yaitu pada tahun 1992. CV ini menggunakan metode cash
basis yang mana pembuatan laporan keuangannya masih dilakukan secara manual.
Pak Kusno selaku pemilik CV ini mengutarakan penerapan metode akrual penuh,
7

metode deposit, dan presentase penyelesaian yang tercantum dalam PSAK NO.44
belum bisa dilaksanakan karena mengingat Bapak Kusno selaku pemilik CV ini
merangkap sebagai bendahara atau bagian keuangan di CV ini. Karena minimnya
pengetahuan dalam bidang akuntansi pencatatan manual dirasa cukup untuk
membuat laporan keuangan. Pada saat Perusahaan CV Mega Interior melakukan
perhitungan dalam pengakuan pendapatan dan penetapan laba perlu adanya prinsip
atau metode yang tepat saat digunakan oleh perusahaan tersebut atas penjualan yang
dilakukan secara eceran (retail) supaya perusahaan dapat mengetahui dan
menetapkan besar kecilnya laba yang dihasilkan pada setiap periodenya.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Perlakuan Pendapatan Dan Penetapan Laba Pada Perusahan
Real Estate Pada Cv. Mega Interior”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalh yang apat diambil oleh
peneliti yaitu:
1. Bagaimana perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega Interior
?
2. Bagaimana perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega Interior
bila dianalisis menggunakan PSAK NO. 44 ?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:


1. Untuk mengetahui perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega
Interior
2. Untuk mengetahui perlakuan pendapatan dan penetapan laba di CV Mega
Interior bila dianalisis menggunakan PSAK NO. 44
8

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
Penulisan penelitian secara teoritis diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai bagaimana perlakuan pendapatan dan
penetapan laba pada perusahaan real estate
1.4.2 Manfaat Seacara Praktis
a. Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan suatu media yang
digunakan peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh
peneliti selama ini. Khususnya penerapak PSAK pada perusahaan
b. Bagi Perusahaan, penelitiani in bisa menjadi bahan masukan bagi
CV Mega Interior tentang penerapan PSAK pada laporan keuangan
CV Mega Interior
c. Bagi Akademis, penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dan
bahan bagi peneliti yang berminat dalam penelitian yang
berhubungan dengan penerapan PSAK pada laporan keuangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang merupakan salah satu pendukung yang relevan dengan
permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Sehingga peneliti dapat
menambah teori, oleh karena itu peneliti melakukan kajian terhadap beberapa
penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal. Berikut penelitian terdahulu yang
terkait dengan permasalahan mengenai pengakuan pendapatan yang diangkat
peneliti:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITIAN
1. Wiji Lestari Pengaruh Metode hasil penelitian
(2009) Pengakuan deskriptif diperoleh bahwa
Pendapatan dengan perusahaan
dan Beban pendekatan menggunakan
Perusahaan kuantitatif metode persentase
Terhadap penyelesaian dengan
Laporan Laba ukuran output dalam
Rugi Pada pengakuan
Perusahaan pendapatannya dan
Konstruksi PT juga menerapkan
Sumber metode accrual basic
Barokah dalam pengakuan
setiap transaksinya
2. Muhammad “Pengaruh Metode Hasil penelitian
Danial dan pengakuan penelitian menunjukkan bahwa
Triadi (2009) Pendapatan deskriptif PT. Tunas Mekar
dan Beban dengan Eka Harpedi telah
Perusahaan pendekatan melakukan
Terhadap kualitatif dan pengakuan
Laporan Laba kuantitatif pendapatan dan
Rugi beban dengan cukup
baik. Keakuratan
nilai pendapatan dan
biaya yang disajikan
dalam laporan laba
rugi telah sesuai
dengan nilai kontrak

9
10

kerja yang telah


dilaksanakan oleh
perusahaan
3. Ika Ari Pratiwi Pengaruh Metode Berdasarkan
(2016) Pengakuan penelitian evaluasi penelitian,
Pendapatan deskriptif PT Langgeng Prima
dan Beban dengan Trireka belum
Kontrak menggunakan menerapkan prinsip
Jangak pendekatan pengakuan beban.
Panjang kualitatif Dimana belum
Terhadap mengklasifikasikan
Laporan Laba beban yang terkait
Rugi langsung dengan
pendapatan atau
tidak
4. Firdatuz Analisis Metode catatan laporan
Zuhriyah Penerapan penelitian keuangan PT.
(2010) Akuntansi deskriptif Rojoland Indonesia
Pengakuan dengan Build dalam
Pendapatan menggunakan pengakuan akuntansi
Pada pendekatan pendapatan masih
Perusahaan kualitatif belum sesuai dengan
Properti “PT. PSAK No. 44.
Rojoland
Indonesia
Build”
5. Muhammad Analisis metode belum menerapkan
Habibi Arif Pengakuan deskriptif pengukuran dan
Genting dan dengan pengakuan
(2019) Pengukuran pendekatan pendapatan
Pendapatan kuantitatif berdasarkan PSAK
Berdasarkan No. 23
PSAK No.23
Pada Perum
Perumnas
Regional I
Medan
6. Lilik Analisis Metode pengakuan
Thoyyibah Metode penelitian pendapatan dengan
(2017) Pengakuan kualitatif menggunakan
Pendapatan dengan metode kontrak
Terhadap pendekatan selesai tidak
Kontrak deskriptif mencerminkan
Konstruksi keadaan perusahaan
(Studi Kasus yang sesungguhnya
di PT. Skala sehingga
11

Proporsi menyebabkan
Land) laporan keuangan
yang disajikan tidak
secara wajar.
7. Claudia Relia Analisis Metode PT. Pegadaian
Musadi dkk Penerapan penelitian Cabang Megamas
(2012) PSAK No. 23 deskriptif Manado dalam
Tentang dengan melaksanakan
Pendapatan menggunakan kegiatan
Pada PT. pendekatan akuntansinya
Pegadaian kualitatif berpedoman pada
Cabang Kebijakan
Megamas Akuntansi
Manado Perusahaan yang
pada prinsipnya
tidak menyimpang
dari PSAK No. 23

Berdasarkan uraian di penelitian terdahulu di atas, dapat dijelaskan bahwa


perbedaan anatara penelitian terdahulu dengan perbedaan yang dilakukan peneliti
sekarang adalah terletak pada fokus penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian,
dan metodek penelitian yang digunakan.
Fokus penelitian ini berfokus pada perlakuan pendapatan dan penetapan laba
yang digunakan perusahaan untuk jangka panjang atau lebih dar satu tahun. Objek
penelitian adalah CV Mega Interior yang terletak di Kota Malang. Metode
penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif untuk mengetahui pengakuan
pendapatan dan penetapan laba, berbeda dengan penelitian Wiji Lestari (2009), dan
Muhammad Danial (2009) yang menggunakan metode kuantitatif untuk
mendapatkan hasil.
Beberapa lainnya Ika (2016), Yahdi Ratna Wijayanti DP (2010), dan Lilik
Thoyyobah (2017) menggunakan objek yang berbeda dengan penelitian ini dan
sisanya menerapkan PSAK No. 23.
12

2.2 Kajian Teoritis


2.2.1 Akuntansi
Akuntansi adalah bahasa bisnis (business language), akuntansi
menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam
suatu oeriode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu.
Informasi akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat
membantu dalam membuat prediksi kinerja masa mendatang. (Dwi Martani,
2016:4). Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan
pengikhtisaran peristiwa-peristuwa ekonomi degan cara yang logis yang
bertujuan menyediakan informasi keuangan untuk mengambil keputusan.
(Arens, 2008:7)
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepemtingan mengenai aktivitas
ekonimi dan kondisi suatu perusahaan. (Rudianto, 2012:4). Akuntansi
adalah sistem informasi yang mengindetifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki kepentingan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah suatu rangkaian atau siklus kegiatan dari mulai proses
pencatatan, penggolongan, atau pengklasifikasian, laporan dari transaksi
keuangan dari suatu organisasi atau badan usaha yang melahirkan informasi
degan tujuan untuk kepentingan pengambilan keputusan. (Kieso dkk,
2017:10)
Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
melaporkan informasi untuk membuat pertimbangan dan mengambil
keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut. (Lili M. Sadeli,
2006:2). Definisi lain dapat juga dipakai untuk memahami lebih dalam
pengertian akuntansi ini. Dalam buku A Statement of Basic Accounting
Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan sebagai berikut:
“Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi
ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para
13

pemakainya”.
Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefiniskan
akuntansi sebagai berikut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu
badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara
beberapa alternatif”.
2.2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah sarana utama yang dimiliki suatu perusahaan
mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar. Keuangan
pernyataan yang paling sering diberikan adalah (1) laporan keuangan posisi,
(2) laporan laba rugi (laporan komprehensif pendapatan), (3) laporan arus
kas, dan (4) laporan perubahan ekuitas. Pengungkapan catatan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari setiap laporan keuangan.(Kieso 2011).
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi pada suatu periode
waktu tertentu yang merupakan hasil pengumpulan dan pengelolaan data
keuangan untuk disajikan di dalam perusahaan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. (Dwi Martani, 2012:16)
Laporan keuangan adalah setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan
maka disiapkan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi demikian disebut dengan laporan keuangan. (Warren dkk,
2009:24). Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
media komunikasi yang biasa digunakan perusahaan untuk pihak luar. Di
dalamnya tercantum sebagian besar informasi keuangan yang bermanfaat
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (Soemarso,
2005:356). Laporan Keuangan merupakan produk proses pelaporan
keuangan yang diatur oleh standard an aturan akuntansi, intensif manajer,
serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. (John J. Wold F
14

dkk, 2005:83) Berdasarkan pengertian laporan keuangan yang telah


dikemukan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan
adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai fungsi sebagai
media informasi dan komunikasi antara pihak intern (perusahaan) dengan
pihak ekstern (pihak lain) yang mempunyai kepentingan dengan data atau
laporan dari hasil kegiatan perusahaan yang disajikan.
Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 adalah :
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”
Menurut Ahmad Tjahjono dkk (2003:18), jenis-jenis laporan keuangan
terdiri dari:
1. Neraca (Balance Sheet)
Merupakan ringkasan posisi keuangan yang meliputi aktiva, utang,
dan modal pada waktu tertentu
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Merupakan ringkasan pendapatan dan beban selama periode waktu
tertentu
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement Equity)
Merupakan ringkasan perubahan ekuitas pemilik yang terjadi
selama periode waktu tertentu.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas selama
periode waktu tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Financial Statement)
2.2.3 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan komponen penting dalam operasi perusahaan
karena, pendapatan berpengaruh langsung terhadap laba yang diharapkan
untuk menjamin kontinuitas perusahaan. Laba merupakan indikator prestasi
suatu kesatuan ekonomi dalam suatu periode tertentu, dimana besarnya laba
tergambar pada selisih antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan
15

barang dan jasa dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.


Pengertian pendapatan yang dikemukakan oleh para ahli diungkapkan
dengan berbagai variasi. Banyak pengertian pendapatan yang dikemukakan
para ahli, namun belum ada kesepakatan atau belum dirumuskan dengan
jelas. Hal ini disebabkan karena pengertian pendapatn sering dihubungkan
dengan pengukuran dan saat pengakuan pendapatan.
Pendapatan adalah kenaikan modal perusahaan aktibat penjualan produk
perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan oleh perusahaan jasa,
sedangkan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur lebih banyak
menggunakan istilah penjualan (sales) untuk menamung transaksi lainnya.
(Rudianto, 2012:27)
Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari
suatu entitas dan merujuk pada istilah yang berbeda-beda seperti penjualan
(sales), pendapatan jas (fees), bunga interes (interest), deviden (devidend),
royalti (royalty).(Dwi Martani, dkk, 2015:204). Menurut PSAK No. 23
paragraf ke 23 (Revisi 2012) menyatakan bahwa pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal entitas
selama satu periode jika arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan adalah
arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. (Juan:
2012:23.6)
Defenisi pendapatan menurut FASB seperti yang dikutip oleh Harahap
(2011:244) adalah:
Revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu
entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan
keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan
produksi barang, pemberi jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
Sedangkan William dkk (2002:54) mendefenisikan pendapatan sebagai
16

berikut:
“ Revenue is the price of goods sold and service rendered during a given
accounting periode.”
“ Pendapatan diatas mengemukakan bahwa pendapatan merupakan
suatu hasil yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa selama satu
periode akuntansi.”
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas setidaknya dapat ditarik
suatu pengertian bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu
perusahaan melalui penciptaan dan penyerahan barang, pemberian jasa, atau
kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi normal suatu perusahaan
yang mengakibatkan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dalam
suatu periode tertentu. Besarnya laba secara keseluruhaan ditentukan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi pada harta perusahaan dan hutang yang
disebabkan oleh transaksi-transaksi dan kejadian lainnya. Dalam hal ini
tidak termasuk kegiatan yang meliputi investasi dari pemilik perusahaan
(owner)
2.2.4 Sumber-Suber Pendapatan
Bagi perusahaan jasa konstruksi, Pendapatan mereka diterima dari
penerima uang muka dan jaminan yang diberikan oleh pembuatan kerja
yang jumlah dan syarat nya ditetapkan dalam kontrak perjanjian kerja.
Pada laporan laba rugi diketahui bahwa pendapatan dari perusahaan
terdiri dari dua kelompok yaitu:
1. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan normal perusahaan, dan
2. Pendapatan non operasional (pendapatan lain-lain) yaitu
pendapatan yang diperoleh perusahaan diluar kegiatan normal
perusahaan.
Sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh dengan cara yang
bermacam-macam. Pada umumnya pendapatan berasal atau bersumber dari
aktivitas utama. Hasil dari penjualan adalah pendapatan operasional
perusahaan yang merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan
17

dalam penjualan barang atau jasa dalam satu periode akuntansi. (Hadibroto,
2002:30)
Dengan demikian pendapatan menurut sumbernya terbagi menjadi
pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Menurut
penjelasan Hadibroto selanjutnya pendapatan operasional merupakan
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam aktivitas utama yang
berkelanjutan dan biasa dilaksanakan perusahaan dalam aktivitas utama
dalam memperoleh laba sebanyak-banayaknya namun tidak tertutup
kemungkinan perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan sampingan
(by product). Mengingat perusahaan pada umumnya selalu ingin
memperoleh keuntungan yang lebih optimal. Adapun pendapatan yang tidak
bersumber dari aktivitas utama yang lazim dilakukan perusahaan seperti
penjualan aktiva tetap, penyewaan peralatan sebagainya
Hermanto (2002:42) mengklasifikasikan pendapatan berdasarkan
sumbernya yaitu:
1. Pendapatan yang berasal dari usaha pokok
a. Hasil penjualan (untuk perusahaan dagang manufaktur)
b. Pendapatan jasa angkutan (pada perusahaan transportasi)
2. Pendapatan luar usaha
Pendapatan luar usaha meliputi semua aktiva yang didapat atau
berkurangnya hutang-hutang dalam perusahaan, selain yang berasal
dari:
a. Transaksi-penjualan barang dagang, barang jadi dan
penyerahaan jasa yang dihasilkan dari kegiatan (usaha) pokok
perusahaan kepada pemberi atau pemakai jasa.
b. Pembeli, setoran modal oleh pemilik dan transaksi modal lain.
2.2.5 Pengakuan Pendapatan
Penentuan dan pengakuan pendapatan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam konstruksi, karena pendapatan langsung berkaiatan dengan
laba perusahaan. Bagi perusahaan kontraktor untuk kontrak-kontrak jangka
panjang yang waktu penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi
18

dimana hal ini sering terjadi pada saat penutupan buku perusahaan.
Pekerjaan belum selesai sehingga perusahaan harus membuat penafsiran
beberapa pendapatan yang akan diakui untuk dilaporkan dalam laporan
keuangan perusahaan pada tahun tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pada
dasarnya tujuan pengakuan pendapatan adalah agar prestasi berskala
perusahaan dapat diperlihatkan sehingga laporan keuangan perusahaan
mencerminkan keadaan yang sesungguhya.
Pendapatan adalah dapat diakui pada saat telah terjadi realisasi dan pada
saat telah diperoleh (earned). Biasanya realisasi akan lengkap apabila
penjualan telah terjadi (kas atau piutang telah diperoleh), dan biasanya
proses perolehan pendapatan (earning process) telah lengkap pada waktu
penjualan. (Hanafi, 2005:41)
Menurut Kieso dan Weygandt, (2007:45) adalah:
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui
pada saat:
a. Direalisasi atau dapat direalisasi
Pendapatan direalisasikan jika produk (barang dan jasa), barang
dagang atau aktiva lainya dipertukarkan dengan kas atau klaim atas
kas (piutang), dikatakan dapat direalisasi (realized) apabila aktiva
yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi
kas atau klaim atas kas.
b. Dihasilkan
Pendapatan dihasilkan (earned) apabila sebuah entitas telah
melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak atas
manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.
Munawir (2002:52) menyatakan bahwa pendapatan dibuat kedalam
empat waktu:
1. Diakui selama berlangsungnya proses produksi
2. Diakui pada saat produksi selesai
3. Diakui pada saat penjualan
4. Diakui pada saat penerimaan uang atau sesudah penjualan
19

Sehubungan dengan hal tersebut dalm profesi akuntansi mengenal


adanya dua metode untuk perusahaan kontraktor dalam pengakuan
pendapatan yaitu:
1. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage Of Completion
Method)
Dalam metode persentase penyelesaian, suatu perusahaan
mengakui pendapatan dan biaya dari suatu kontrak saat kontrak
tersebut bergerak menuju penyelsaian dan bukannya
menangguhkan pengakuan dari unsur-unsur ini sampai kontrak
selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan dari
kontrak jangka panjang dalam periode pendapatanitu dihasilkan.
Dengan metode telah dicapai dan selanjutnya akan digunakan
untuk menghitung besarnya pendapatan periodik. Dalam metode
ini pendapatan kontrak akan dihubungkan dengan biaya kontrak
yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian pekerjaan.
Sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat
diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.
Selain itu, metode persentase penyelesaian mampu memberikan
informasi yang berguna mengenai luas aktivitas kontrak dan kinerja
selama satu periode. Terdapat dua pendekatan dalam metode ini,
yaitu presentase terhadap biaya dan presentase dari penyelesaian
fisik.
Tujuan dari semua metode tersebut adalah untuk mengukur
tingkat kemajuan ke arah penyelesaian dalam istilah biaya, unit,
atau nilai tambah. Ukuran ini (biaya yang terjadi, jam kerja, jumlah
lantai bangunan yang diselesaikan, dan sebagainya) diidentifikasi
dan diklasifikasikan sebagai ukuran masukan (input measures)
yang dibuat sesuai dengan upaya yang dicurahkan dalam suatu
kontrak (biaya yang terjadi, jam kerja) dan ukuran keluaran (output
measures) yang dibuat menurut hasilnya (jumlah mil jalan yang
diselesaikan, jumlah lantai bangunan yang diselesaikan) dibuat
20

menurut hasilnya. Pendekatan dalam metode persentase


penyelesaian yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan
berdasarkan penjelasan diatas yaitu:
a. Presentase Biaya terhadap Biaya
Metode ini, tingkat penyelesaiannya ditentukan dengan
membandingkan biaya yang sudah dikeluarkan atau biaya yang
sudah terjadi sampai tanggal ini dengan taksiran terbaru mengenai
jumlah total biaya yang diharapkan untuk menyelesaikan proyek.
Berikut rumus dasar presentase biaya terhadap biaya:

Presentase Penyelesaian = Biaya yang terjadi sampai tanggal ini


Estimasi total biaya terkini

Presentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya yang


diterapkan pada total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas
kontrak tersebut untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba
kotor yang diakui sampai tanggal ini. Rumus total pendapatan yang
diakui sampai tanggal ini

Pendapatan yang diakui = Presentase penyelesaian x Estimasi total


Pendapatan

Untuk mengakui jumlah pendapatan da laba kotor yang diakui


setiap periode. Rumus jumlah pendapatan periode berjalan :

Pendapatan periode berjalan = pendapatan yang diakui –


pendapatan yang dikui dalam periode sebelumnya
21

2015 2016 2017


Untuk mencatat biaya
konstruksi :
Konstruksi dalam proses XXX XXX XXX
Bahan, Kas,Hutang, dan XXX XXX XXX
Sebagainya

Untuk mencatat termin :


Piutang Usaha XXX XXX XXX
Penagihan atas konstruks XXX XXX XXX
Dalam proses

Untuk mencatat hasil


penagihan :
Kas XXX XXX XXX
Piutang XXX XXX XXX

Sumber table : Keisho (2008:525)


2015 2016 2017
Untuk mengakui pendapatan
laba kotor :
Kontruksi dalam proses XXX XXX XXX
(laba kotor)
Beban konstruksi XXX XXX XXX
Pendapatan dari kontrak j XXX XXX XXX
Jangka panjang

Untuk mencatat penyelesaian


kontrak :
Penagihan atas konstruksi dalm XXX XXX XXX
proses
Konstruksi dalam proses XXX XXX XXX
Sumber tabel : Keisho (2008:525)
22

2. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)


Dalam metode ini, pendapatan baru diakui apabila kontrak telah
diselesaikan atau praktis selesai dikerjakan. Adapun tingkat
penyelesaian suatu kontrak telah ditentukan dengan berbagai
metode, suatu perusahaan dapat menggunakan metode yang dapat
diukur dengan jasa yang diberikan tergantung pada sifat transaksi.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:23.23) metode
tersebut dapat meliputi:
a. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.
b. Jasa yang telah dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai
persentase dari total jasa yang harus dilakukan.
c. Produksi biaya yang telah terjadi hingga tanggal tertentu dibagi
estimasi biaya transaksi tersebut.
Menurut metode ini, pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada
saat terjadi penjualan, artinya pada saat kontrak selesai. Biaya-biaya
kontrak jangka panjang dalam pelaksanaan dan penagihannya
diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan sementara keperkiraan laba
rugi untuk pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor.
Dari kedua metode pengukuran pendapatan diatas dapat kita lihat
kelebihan-kelebihan dan kelemahan dari penggunaan metode tersebut
adalah sebagai berikut.
Kelebihan dari metode persentase penyelesaian adalah:
1. Pendapatan diakui secara periode sesuai dengan pekerjaan yang
telah dilaksanakan pada harus menuggu penyelesaian kontrak
secara keseluruhan yang umumnya jangka waktunya tidak
beraturan.
2. Dapat diketahui gambaran kontrak yang belum sesuai dengan
penafsiran biaya yang masih diperlukan untuk penyelesaian.
Kelemahan dari metode persentase penyelesaian adalah:
1. Adanya tanggapan bahwa pendapatan itu timbul karena biaya yang
telah dikeluarkan untuk suatu kontrak.
23

2. Persentase penyelesaian biasanya dihutang dengan menggunakan


biaya total proyek, sedangkan biaya total itu sendiri angkanya hanya
merupakan suatu anggaran.
Sedangkan kelebihan dari Metode Kontrak Selesai adalah
pendapatan didasarkan atas hasil akhir dimana dan kapan pekerjaan
telah selesai dilakukan dan bukan pada taksiran pekerjaan yang belum
dilakukan. Kelemahan dari metode kontrak selesai adalah tidak
mencerminkan prestasi kerja selama periode berjalan.
Dari ilustrasi sebelumnya, maka pencatatan yang diperlukan dalam
metode kontrak selesai adalah:
Table II.5 : Ayat Jurnal Metode Kontrak Selesai
KETERANGAN DEBET KREDIT
Tahun 2001
Pencatatan Biaya-biaya
Bangunan dalam pelaksanaan XXX
- Material, Tenaga Kerja, Kas, dll XXX
Pencatatan Penagihan
Piutang dagang XXX
- Penagihan atas bangunan dalam XXX
pelaksanaan
Pencatatan Penerimaan Kas
Kas XXX
- Piutang dagang XXX
Tahun 2016
Pencatatan Biaya-biaya
Bangunan dalam pelaksanaan XXX
- Material, Tenaga Kerja, Kas, dll XXX
Pencatatan penagihan
Piutang Dagang XXX
- Penagihan atas bangunan dalam XXX
pelaksanaan
Pencatatan Penerimaan Kas XXX
Kas XXX
- Piutang dagang
Tahun 2017
Pencatatan Biaya-biaya
24

Bangunan dalam pelaksanaan XXX


- Material, Tenaga Kerja, Kas, dll XXX
Pencatatan Penagihan
Piutang dagang XXX
- Penagihan atas bangunan dalam
pelaksanaan XXX

Pencatatan Penerimaan Kas


Kas XXX
- Piutang dagang
XXX

Pencatatan untuk pengakuan pendapatan dan


Menutup saat penyelesaian
Penagihan atas bangunan pelaksanaan XXX
- Bangunan dalam pelaksanaan XXX

Sumber: Donald E. Kieso, Jerry J, Weygandt, Terry D. Warfield


Ph. D,. 2002 Intermediate Accounting. Edisi kesepuluh,
Hohn Willey dan Sons, New York, Alih bahasa Oleh
Gina, Ichsan Setigo Budi, Erlangga, Jakarta Hal.13

2.2.6 Pengukuran Pendapatan


Dalam menyatakan jumlah pendapatan dan laba yang diperoleh
perusahaan secara wajar diperlukan suatu dasar pengukuran yang tepat.
Tetapi akan timbul permasalahan dalam menetukan dasar apa yang dapat
digunakan untuk mengukur pendapatan tersebut.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi
biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon
dagang dan rabat volume yang diperoleh perusahaan. (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2012:23.8). Salah satu dasar pengukuran yang dapat
dipergunakan adalah nilai tukar produk atau jasa di nilai dengan jumlah
ekuivalen, jika harga tersebut sudah disetujui oleh kedua belah pihak dalam
transaksi yang independent.
25

Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pendapatan


dapat diukur sebagimana yang tertuang dalam Standar Keuangan
(2012:34.11) yaitu:
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima
atau yang akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi
oleh bermacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari
peristiwa di masa yang akan datang. Estimasinya seringkali harus
direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidak pastian. Oleh
karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun
dari suatu periode ke periode berikutnya.
Pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang
diperputarkan dalam transaksi “ wajar” (Arm’s-length). Nilai ini mewakili
ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang diterima
atau yang akan diterima dalam pertukaran dengan produk-produk atau jasa-
jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada pelanggannya. (Riahi, 2006 :
279)
Konsep pendapatan diatas berarti semua potongan tunai dan setiap
pengurangan dalam harga yang tetap seperti kerugian piuatang tak tertagih
merupakan penyesuaian yang dibutuhkan dalam menghitung ekuivalen kas
netto, sehingga harus dikurangkan untuk pendapatan. Sedangkan untuk
transaksi bukan kas (non kas), nilai ditetapkan sama dengan nilai pasar yang
wajar dari penggantian yang diberikan atau diterima, mana yang lebih
mudah atau jelas untuk dihitung.
2.2.7 Pengakuan Pendapatan Dalam PSAK No. 44
Dalam PSAK 44 (2017) mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-
transaksi yang secara khusus berkaitan dengan aktivitas pengembangan real
estat (real estate development activities), terutama mengenai pengakuan
pendapatan dari penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis
lainnya beserta kavling tanahnya, penjualan bangunan kondominium,
apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya,
serta unit dalam kepemilikan time sharing, penjualan kavling tanah tanpa
26

bangunan, unsur biaya pengembangan proyek real estat serta penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan, namun yang merupakan titik fokus
pembahasan penelitian ini adalah penjualan bangunan rumah, ruko, dan
bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya dan penjualan kapling
tanah tanpa bangunan. Metode yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan pada penjualan bangunan rumah, ruko, dan bangunan sejenis
lainnya beserta kapling tanahnya dan penjualan kapling tanah tanpa
bangunan ini adalah metode akrual penuh (full accrual method) dan metode
deposit (deposit method).
1. Full Accrual Method
Berdasarkan PSAK No.44 penjualan bangunan rumah, ruko, dan
bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan
metode akrual penuh apabila kriteria berikut terpenuhi

1. Proses penjualan telah selesai;


2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang
terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli;
4. Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara
substansial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban
atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut;
5. Metode Prosentase Penyelesaian.
2. Deposit Method
Apabila suatu transaksi real estate tidak memenuhi kriteria
pengakuan laba dengan metode akrual penuh sebagaimana diatur dalam
paragraf 06, pengakuan penjualan ditangguhkan dantransaksi tersebut
diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria
penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.
27

2.2.8 Integrasi Keislaman


Dalam konsep islam, disimpulkan bahwa agama yang diturunkan
kepada manusia oleh Allah SWT, melalui Nabi Muhammad SAW ternyata
merupakan suatu system way of life yang utuh, sesuai dan tidak
bertentangan dengan ilmu pengetahuan serta fenomena alam yang ada
(Harahap,2011)
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran dalam surat An-Nahl ayat 91
yaitu :

‫علَ ْيكُ ْم َك ِف ا‬
‫يًل ۚ إِ هن ه‬
َ‫َّللا‬ َ ‫ضوا ْاْل َ ْي َمانَ بَ ْعدَ ت َْو ِكي ِدهَا َوقَدْ َجعَ ْلت ُ ُم ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ُ‫عا َهدْت ُ ْم َو َل ت َ ْنق‬ ِ ‫َوأ َ ْوفُوا بِعَ ْه ِد ه‬
َ ‫َّللا إِذَا‬
َ‫يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْفعَلُون‬

Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat”.
Sebab turunnya Qs. An-Nahl ayat 91 yit Ibnu Abi Hatim dan Ibnu jarir
meriwayatkan dari Buraidah, ia berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan
peristiwa baiat Nabi. Ketika itu, Rasulullah apabila menerima seorang
memeluk agama Islam langsung dibaiat (diadakan janji setia). Sehubungan
dengan itu, maka Allah SWT menurunkan ayat ke 91-92 sebagai ketegasan
bahwa bagi mereka yang sudah berbaiat dengan Rasulullah SAW jangan
sekali-kali mengingkari baiat itu. Jangan seperti wanita yang merajut intalan
benang dengan kokoh kemudia merusaknya kembali. Sungguh perbuatan
yang sia-sia. Ini gambaran bagi orang sudah dibaiat kemudian kembali
kepada kekufuran. Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Abu Laili dari Buraidah
bahwa Ayat ke-91 diturunkan untuk memberi perintah agar kaum muslimin
berbaiat kepada Rasulullah SAW, yakni berjanji setia untuk
mempertahankan panji-panji islam dan memeluk islam dengan penuh
28

konsekuen. Ibn Katsir mengatakan bahwa baiat ini merupakan baiat untuk
masuk islam. Al-Qurthbhi menambahkan, bahwa ada sebab yang lain. Dia
mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan komitmen sumpah semasa
zaman jahiliyah, sedangkan islam dating untuk menepatinya. Pendapat ini
dinisbatkan kepada Qatadah, Mujahid dan Ibn Zaid.

ٌ ‫ت غ َْزلَ َها ِم ْن بَ ْع ِد قُ هوةٍ أ َ ْن َكاثاا تَت ه ِخذُونَ أ َ ْي َمانَكُ ْم دَخ اًَل بَ ْينَكُ ْم أ َ ْن تَكُونَ أ ُ همة‬ ْ ‫ض‬َ ‫َو َل تَكُونُوا َكالهتِي نَ َق‬
‫ي أ َ ْربَ ٰى ِم ْن أ ُ هم ٍة ۚ ِإنه َما يَ ْبلُوكُ ُم ه‬
َ‫َّللاُ ِب ِه ۚ َولَيُبَ ِين هَن لَكُ ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َما كُ ْنت ُ ْم فِي ِه ت َْخت َ ِلفُون‬ َ ‫ِه‬

Artinya : “ Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang


menguraikan benangnya yang sudah dipintaldengan kuat, menjadi cerai
berai kembali. Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat
penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak
jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji
kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya
kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”
Sebab turunnya Qs. An-Nahl ayat 92 yaitu Ibn Hatim meriwayatkan dari
Abu Bakar bin Abu Hafish, berkata, :Bahwa dahulu Sai’dah Al-Asadiyah
adalah seorang perempuan yang gila, kerjanya mengepang dan mengurai
rambutnya. Kemudian turunlah ayat, “Dan janganlah kamu seperti
perempuan yang menguraikan benangnya”. AL-Qurthubi berkata : dahulu
kaka di Makkah ada seorang perempuan bodoh yang bernama Rithnah binti
Amru bin Ka’abbin Sa’ad bin Taim bin Murrah yang mengepang lalu
menguraikan rambutnya terus menerus. Perbuatan itu kemudian dijadikan
perumpamaan bagi orang yang bersumpah untuk menepati janjinya tetapi
malah mengingkarinya.
29

2.3 Kerangka Konseptual

CV. MEGA INTERIOR

Perlakuan Pendapatan Penetapan Laba

Metode yang digunakan oleh Metode sesuai PSAK No. 44


perusahaan tentang Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estate

Analisa

Kesimpulan

Keterangan :
Perlakuan pendapatan yang digunakan perusahaan CV Mega Interior dan metode
yang sesuai dengan PSAK No. 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estate, yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk menganalisis perlakuan
pendapatan di perusahaan, dari analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelelitian dengan cara deskriptif
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khsusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J Moleong, 2016:6). Menurut
Sugiyono (2012:86) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain. Moleong
(2012:4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan
deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu analisis data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, mengolah data kemudian menyajikan data observasi agar
pihak lain dapat mudah memperoleh gambaran mengenai objek yang dilteliti dalam
bentuk kata-kata dan bahasa. Penelitian deskriptif deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan mengenai
perlakuan pendapatan dan penetapan laba yang ditinjau dari laporan keuangan yang
dibuat oleh CV Mega Interior
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di CM Mega Interior yaitu di Jl. Tirto Rahayu
No 77 Landungsari, DAU. Alasan memilih lokssi tersebut karena, objeknya sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan, lokasinya tidak terlalu jauh dengan tempat
tinggal peneliti, dan CV Mega Interior telah berdiri lebih dari 2 tahun, yaitu pada
tahun 1992.

30
31

3.3 Subyek Penelitian


Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak- pihak yang menjadi
sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih
secara purposive bertalian berkaitan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini
yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu pemilik CV Mega
Interior. Hal ini dilakukan karena sebagai pemilik umkm pasti sangat mengetahui
kondisi usahanya.
Obyek penelitian adalah fokus dan lokus penelitian, yaitu sasaran. Sasaran
penelitian tidak tergantung dengan judul dan topik penelitian, tetapi secara konkret
tergambar dalam rumusan masalah penelitian (Burhan Bungin, 2001:76). Dalam
penelitian kualitatif ada dua cara untuk memperoleh informan penelitian yaitu,
snowbolling, dan key person. Dari hasil penjelasan di atas, peneliti menggunakan
key person yaitu, memperoleh informan penelitian melalui key person apabila
peneliti sudah memahami informasi awal tentang obyek penelitian maupun
informan penelitian sehingga, peneliti membutuhkan key person untuk memulai
melakukan wawancara (Burhan Bungin, 2001:77). Dalam penelitian ini yang
menjadi key person adalah pemilik CV Mega Interior Bapak Kusno, Ahmad Jauri
sebagai Marketing dan Dwi Lestari Megawati S.T sebagai sekertaris CV Mega
Interior.
3.4 Data dan Jenis Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah kata- kata dan tindakan orang-orang yang diamati
atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama di
catat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio,
pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui
wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil gabungan dari
kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Lexy J. Moleong 2014:157).
Data yang terkait adalah sejarah CV Mega Interior, stuktur organisasi, visi
dan misi CV, bukti pembelian bahan baku, bukti slip gaji karyawan, dan
laporan keuangan CV Mega Interior. Data yang diperoleh oleh peneliti
dilakukan dengan cara wawancara kepada pemilik CV Mega Interior yaitu
32

kepada Bapak Muhammad Kusno Pribadi selaku pemilik sekaligus kepala


CV Mega Inerior.
3.4.2 Data Sekunder
Menurut Sunyoto (2013:21) Data sekunder adalah data yang bersumber
dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan
mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada
hubungannya dengan objek penelitian. Data yang digunakan peneliti
berkaitan dengan penelitian ini adalah laporan tahunan dan informasi
lainnya yang berhubungan dengan aktivitas CV Mega Interior khususnya
tentang penerapan Standar Akuntansi Keuangan terkait dengan laporan
keuangan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2016 : 224) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari
penelitian adalah untuk mendapatkan data. Untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan oleh peneliti, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut :
3.5.1 Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2014:186). Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan wawancara kepada pemilik CV Mega Interior yaitu
Bapak Kusno pada tanggal 27 November 2019. Sebelum melakukan
wawancara, peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada subyek penelitian. Setiap wawancara diharapkan dapat
memberikan pengetahuan tentang bagaimana perlakuan pendapatan dan
penetapan laba serta bagaimana penerapan Standar Akuntansi Keuangan
yang ada di CV Mega Interior
33

3.5.2 Metode Observasi


Observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu
objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data,
observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. (Sugiyono,
2015:329)
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunkan pancaindera mata sebagai alat bantu utamannya selain
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan
pancaindera lainnya (Burhan Bungin, 2001:115). Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini untuk memahami atau mengetahui perlakuan
pendapatan dan penetapan laba serta penerapan Standar Akuntansi
Keuangan terkait pencatatan laporan keuangan, serta kendala-kendala di
dalamnya. Teknik observasi dengan menghimpun sebanyak-banyaknya
peristiwa yang terjadi atau yang diinformasi saat penelitian di lakukan.
3.5.3 Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunkan untuk memperoleh data
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar
yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
(Sugiyono, 2015:329). Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial.
Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis (Burhan Bungin, 2001:121). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh sejarah
berdirinya CV Mega Interior, tugas dan fungsi laporan keuangan, serta
laporan keuangan yang terkait dengan laporan posisi keuangan, laba rugi,
dan catatan atas laporan keuangan.
3.6 Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2014:248) analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan
34

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode analisis data kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti
menggambarkan dan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan laporan
keuangan CV Mega Interior. Data yang diperoleh peneliti dari wawancara,
observasi, dokumentasi, dan penelusuran data online yang akan dijelaskan dan
dideskriptifkan secara menyeluruh.
Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh akan di analisis dengan langkah-
langkah berikut ini :
1. Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif ini akan diperoleh sumber data berupa wawancara,
dokumentasi, dan penelusuran data on-line. Subyek penelitian yang terlibat
langsung yaitu pemilik CV Mega Interior. Data peneliti akan dicatat dan
direkam sebagai hasil penelitian yang konkrit. Selain wawancara, data
Dokumen sebagai sumber data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian
ini akan diperoleh dari pemilik CV Mega Interior yang sekaligus sebagai
pengelola data dan informasi, kemudian peneliti akan menghimpunya
sebagai bukti data yang diperoleh dari peneliti.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(sugiyono, 2016:247). Data yang telah terkumpul akan direduksi untuk
menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Pada tahap ini data dari
wawancara dan observasi akan peneliti olah agar lebih sederhana dan juga
untuk memastikan bahwa data sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup
penelitian. Sedangkan data yang dibutuhkan akan peneliti sesuaikan dengan
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data dokumentasi
akan digunakan untuk pembuktian perlakuan pendapatan dan penetapan
laba serta penerapan Standar Akuntansi Keuangan pada CV Mega Iterior
35

3. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data pada penelitian kualitatif, bisa dilakukan dalam bentuk
uraian telah direduksi akan peneliti deskripsikan secara objektif. Data
wawancara terkait perlakuan pendapatan dan penetapan laba penerapan
Standar Akuntansi Keuangan peneliti jabarkan secara sistematis dan rinci.
Peneliti akan menjelaskan tentang penerapan PSAK pada CV Mega Interior.
kemudian peneliti akan menyajkan data secara naratif dari pengelola data
dan informasi terkait pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan
PSAK. Data yang telah disajikan aan digunakan sebagai penilaian terhadap
pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK.
4. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya setelah penyajian data, kemudian ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang didapatkan dari perpaduan penyajian data wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Pada tahap ini, akan berusaha menjawab
masalah tentang pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan
penerapan PSAK.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya

Alvin A. Arens, R. J. (2008). Auditing dan Jasa Assurance:Pendekatan


Terintegrasi Jilid 1-12/E. Jakarta: Erlangga.

Bambang Hermanto, M. A. (2002). Analisa Laporan Keungan. Surabaya: LIC.

Bungin, B. (2001). Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan


Kualitatif. Jakarta: Kencana Media Perdana.

Carter, W. K. (2002). Akuntansi Biaya Buku 1&2 Edisi 14. Jakarta : Salemba
Empat.

Donal E. Kieso, W. W. (2007). Intermediate Auditing Twelfth Edition. Surabaya:


Penerbit Salemba.

Dr. Mamduh M. Hanafi., M. P. (2005). Analisa Laporan Keuangan. Unit Penerbit


dan Percetakan : Yogyakarta.

Dwi Martani, S. V. (2014). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.


Jakarta: Salemba Empat.

Dwi Martani, S. V. (2015). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.


Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, S. S. (2011). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Indonesia, I. A. (2017). SAK Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Dewan


Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Keuangan (DSAKIAI).

Kieso, D. E. (2002). Intermediate Auditing. Surabaya: Penerbit Salemba.

Kieso, D. E. (2008). Intermediate Auditing Edisi keduabelas jilid 3. Surabaya:


Penerbit Salemba.

Kieso, D. E. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah Volume 1 Edisi IFRS.


Surabaya: Penerbit Salemba.

Moeleong, P. D. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Rosda.

Munawir. (2002). Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.
Ng Eng Juan, E. T. (2012). Panduan Praktis Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.

Prof. Dr. Lexy J. Moeleong, M. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Malang:


Rosda.

Riahi-Blekout, A. (2006). Buku Satu Accounting Theory. Jakarta : Salemba


Empat.

Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi : Konsep & Teknik Penyusunan Laporan


Keuangan (Adaptasi IFRS). Jakarta: Erlangga.

S.pd, P. D. (2012). Dasar-Dasar Akuntansi. Madiun: Bumi Aksara.

S.R., S. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 2) (Edisi 5 Revisi) (Koran).


Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Alfabeta.

Tjahjono, A. (2003). Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN .

Warren, C. S. (2009). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia Principle of


Accounting Indonesian Adaptation. Jakarta: Salemba Adaptasi.

R Pajarwati, 2018 Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Terhadap Laba


Pada Perumahan Setiabudi Estate, Skripsi. Sukabumi: Universitas
Muhammadiyah Sukabumi

Muhammad Danial dan Triadi 2009 Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan


Beban Perusahaan Terhadap Laporan Laba Rugi, Jurnal Ilmiah Kesatuan
No. 1 Volume 11, Januari 2011

Wiji Lestari 2009 Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan


Terhdap Laporan Laba Rugi, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi
Volume 1 No. 1, Maret 2016ISSN

Ika Ari Pratiwi 2016 Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak
Jangka Panjang Terhadap Laporan Laba Rugi, e Proceeding of
Management: Vol. 3 No. 3 Desember 2016 ISSN 2355-9357

Firdatuz Zuhriyyah 2010 Analisis Penerapan Akuntansi Pengakuan Pendapatan


Pada Perusahaan Properti PT Rojoland Indonesia Build, Journal of
Accounting Vol. 1 No. 18 (2019), 2019
Muhammad Habibi Arif Genting 2019 Analisis Pengakuan dan Pengukuran
Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 Pada Perumnas Regional Medan
I, Skripsi. Sumatra Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara

Claudia Relia Musadi 2012 Analisis Penerapan PSAK No. 23 Tentang


Pendapatan Pada PT Pegadaian Cabang Megamas Manado, Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern Vol. 12 No. 12, 2017, 1113-1121

Lilik Thoyyibah 2017 Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Terhadap


Kontrak Konstrksi (Studi kasus di PT. Skala Proporsi Land), Skripsi.
Malang: Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Anda mungkin juga menyukai