Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK TERHADAP

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


DAERAH DALAM MENCEGAH FRAUD
(STUDI KASUS BKUD KAB. PINRANG)

SKRIPSI

Oleh
NURFASILA
NIM 105731138717

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

PENGARUH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK TERHADAP


AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
DAERAH DALAM MENCEGAH FRAUD
(Studi Kasus di BKUD Kab. Pinrang)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:


NURFASILA
NIM: 105731138717

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022 M/1444 H

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Never regret a day in your life. Good days give happiness, bad days give
experiences, worst day give lessons, and best day give memories

(jangan pernah menyesali suatu hari dalam hidupmu. Hari yang baik
memberikan kebahagiaan, hari yang buruk memberikan pengalaman, hari yang
sia-sia memberikan pelajaran dan hari terbaik memberikan kenangan)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga
skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin,

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta

Orang yang selalu mensuportku dan juga Almamaterku terkasih

PESAN DAN KESAN

Berinvestasi dalam pendidikan akan menghasilkan pendapatan yang terbaik

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,

sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Akuntasi Sektor Publik Terhadal

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemrintah Daerah Dalam Mencegah Fraud (Studi

Kasus BKUD Kab. Pinrang)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua

orang tua penulis Bapak SULAIMAN beserta istri dan Ibu HASMAWATI beserta

suami yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan

doa tulus. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak

disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

vii
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE.,M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Nurniah, SE.,MSA.Ak.CA selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai

dengan baik.

5. Bapak Sahrullah, SE.,M.Ak selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Pimpinan dan pegawai BKUD (Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah)

Kabupaten Pinrang.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan

dorongan dalam aktivitas studi penulis. Terkhusus kepada teman – teman

barbar squad yang selalu mendukung dan menemani selama penyelesaian

penulisan skripsi ini.

viii
10. Dan yang terakhir terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk diri saya sendiri

yang tetap mau bertahan dan menikmati proses panjang sampai

terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senang tiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabikul Khairat,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 25 Januari 2022

Penulis,

NURFASILA

ix
ABSTRAK

Nurfasila, 2021. “Pengaruh Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntantabilitas


Instansi Perintah Daerah Dalam Mencegah Fraud (Studi Kasus BKUD
Kabupaten Pinrang)”. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Nurniah dan
Sahrullah.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
akuntansi sektor publik terhadap akuntabilias kinerja instansi pemerintah daerah,
pengaruh akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dalam mencegah fraud dan pengaruh akuntansi sektor publik melalui akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud. sampel ini diambil dari badan
keuangan dan pendapatan daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang dengan jumlah
sampel 30 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang diperoleh dalam pengumpulan data mencakup data primer.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
skala likert.
Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan
statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Science (SPSS) versi 24
mengenai pengararuh akuntansi sektor publik terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah daerah dalam mencegah fraud pada badan keuangan dan pendapatan
daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang. Maka penulis menarik kesimpulan yaitu
akuntansi sektor publik berpengaruh dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah dengan nilai t hitung sebesar 2,545 dan nilai signifikan sebesar
0,017. akuntansi sektor publik dan akuntabilitas instansi pemerintah secara
bersama-sama berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap pencegahan fraud
dengan nilai signifikan sebesar 0,081 dan 0,443. Dan akuntansi sektor publik lebih
berpengaruh secara langsung terhadap pencegahan fraud dimana besar pengaruh
langsung yaitu 0,349 sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,064.

Kata Kunci: Akuntansi Sektor Publik, Akuntabilitas dan Fraud.

x
ABSTRACT

Nurfasila, 2021. “Effect of Public Sector Accounting To Accountability of


Regional Command Agencies in Preventing Fraud (Special Study BKUD
Pinrang Regency”). Thesis, Accounting Study Program, Faculty of Ecomics and
Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Nurniah and
Sahrullah.

This research is quantitative with the aim to find out the influence of public
sector accounting on the accountability of the performance of local government
agencies, the influence of public sector accounting and accountability of the
performance of government agencies in preventing fraud and the influence of public
sector accounting through accountability of the performance of government agencies
in preventing fraud. This sample was taken from the regional financial and revenue
agency (BKUD) of Pinrang Regency with a sample number of 30 respondents. The
type of data used in this study is quantitative data obtained in data collection
including primary data. The research instruments used in this study use likert-scale
methods.

The results showed the data using statistical calculations through the
Statistical Package For The Social Science (SPSS) version 24 application regarding
the impact of public sector accounting on accountability of the performance of local
government agencies in preventing fraud in regional financial and income agencies
(BKUD) of Pinrang Regency. So the author drew conclusions that public sector
accounting is influential and significant to accountability for the performance of
government agencies with a calculated value of 2,545 and a significant value of
0.017. Public sector accounting and accountability of government agencies are
jointly influential but not significant on fraud prevention with significant values of
0.081 and 0.443. And public sector accounting is more directly influential on fraud
prevention where the direct influence is 0.349 while indirect influence is 0.064.

KEY WORDS : Public Sector Accounting, Accountability, and Fraud.

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

SURAT PENYATAAN ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... x

ABSTRACT............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8

A. Akuntansi Sektor Publik .............................................................. 8

B. Akuntabilitas ................................................................................ 11

C. Akuntabilitas Kinerja Instansi ...................................................... 14

D. Pencegahan Fraud...................................................................... 20

xii
E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 23

F. Kerangka Fikir ............................................................................. 27

G. Hipotesis ...................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 30

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ............................. 31

D. Populasi dan Sampel .................................................................. 33

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 34

F. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 35

G. Teknik Analisis Data.................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 39

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ............................................... 46

C. Hasil Uji Instrumen ..................................................................... 47

D. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 51

E. Pengujian Hipotesis .................................................................... 52

F. Pembahasan ............................................................................... 57

BAB V PENUTUP ................................................................................... 61

A. Kesimpulan.................................................................................. 61

B. Saran ........................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xvi

LAMPIRAN ............................................................................................. 63

xiii
DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 2.1 Jenis-jenis Fraud..................................................................... 22

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................... 23

Tabel 3.1 Operasional Variabel .............................................................. 32

Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert ........................................................ 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ........................................................ 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Validasi Akuntansi Sektor Publik ............................. 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Pencegahan Fraud .................................... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 51

Tabel 4.7 Hasil Heteroskedastisitas ....................................................... 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Model I ........................................................ 52

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Model II ....................................................... 54

xiv
DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Fikir ..................................................................... 28

Gambar 3.1 Diagram Jalur Substruktural ............................................... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................. 43

Gambar 4.2 Diagram Jalur Substruktural Model I .................................. 53

Gambar 4.3 Diagram Jalur Substruktural Model II ................................. 55

Gambar 4.4 Diagram Penyajian Data Analisis Jalur .............................. 56

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi sektor publik adalah Jenis akuntansi yang biasa digunakan

oleh pemerintah dalam melakukan pencatatan laporan keuangan. Di Indonesia,

reformasi pengelolaan keuangan negara telah memasuki tahap transparansi dan

akuntabilitas. Pencapaian hasil kerja dari instansi pemerintah, menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan bidang pemerintah dalam implementasiannya, dapat

diketahui melalui informasi tentang akuntabilitas kinerja masing-masing instansi

pemerintah tersebut. Dengan adanya informasi tentang akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah, pemerintah mempunyai bahan pengambilan keputusan

untuk melakukan perbaikan-perbaikan manajemen dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang lebih baik lagi.

Disuatu daerah kualitas pelayanan publik menjadi perhatian bersama,

karena dengan peningkatan kualitas pelayanan bagi publik penting dilakukan

pemerintah untuk mencapai kepuasan kerja pada masyarakat. Para pejabat

publik, unsur-unsur pada masyarakat sipil dan dunia usaha sama-sama memiliki

kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Sebagaimana dari

yang kita ketahui, sektor publik memiliki tujuan utama yaitu suatu pemberian

pelayanan publik (public service) bukan untuk memaksimumkan laba. Tetapi

hinggah saat ini kita belum tahu apakah sesungguhnya pelayanan yang akan

1
2

diterima rakyat sebagai warna Negara dan bagaimana seharusnya pemerintah

menyelenggarakan pelayanan publik. (Reni, Anis & Hasiatul., 2019).

Pengelolaan pemerintah daerah yang berankutabilitas tidak lepas dari

anggaran pemerintah daerah. Pengelolaan anggaran pemerintah merupakan

wujud dari pemerintah yang memiliki akuntabilitas. Mardiasmo (2009)

menyatakan bahwa agar dapat mencapai akuntabilitas publik dapat dilakukan

dengan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan

merata.

Transparansi dan akuntabilitas adalah salah satu elemen yang penting

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Good

governance menurut Muindro (2013:121) dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Sektor Publik menyatakan bahwa good governance mempunyai tiga

pilar utama yaitu partisipatif, akuntabilitas, serta transparansi.(Putra & Rasmini,

2019)

Akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah

untuk memberikan pertanggung jawaban, menyajikan, melaporkan dan

mengungkapkan segala aktivitas yang telah mereka lakukan kepada pihak

pemberi amanah yang berhak untuk meminta pertanggungjawaban (Mardiasmo,

2009). Maka dari itu baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah harus

bisa menjadi subyek pemberi informasi atas aktivitas dan kinerja keuangan yang

diperlukan secara akurat, tepat waktu, relevan, dapat dipercaya dan konsisten.

Oleh karena itu dengan memberikan informasi yang tepat dan akurat dari
3

instansi pemerintah akan memberikan dampak positif bagi instansi tersebut.

(Widaryanti & Nurul., 2018)

Mengingat pentingnya akuntabilitas kinerja pemerintah dalam menjalan

tugas dan fungsinya, pemerintah menerbitkan suatu dasar hukum melalui

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan terakhir diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sedangkan

aturan pelaksananya terdapat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

Negara dan Reformai Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). (Hendri &

Anne.,2020)

Rendahnya akuntabilitas kinerja instansi-instansi pemerintah di Indonesia

selama ini disebabkan berbagai faktor, salah satu faktornya yaitu adanya praktek

fraud yang terjadi diberbagai instansi pemerintah. Salah satu jenis praktek fraud

yang terjadi yaitu korupsi. Praktek korupsi dalam pemerintah telah menjadikan

Indonesia sebagai salah satu Negara terkorup di kawasan Asia Tenggara dan

dunia.

Dengan penerapan akuntansi yang baik oleh instansi pemerintah dan

pengawasan yang optimal terhadap kualitas laporan keuangan instansi

pemerintah diharapkan akan dapat memperbaiki akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah sehingga kinerja penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan

dapat optimal. Perbaikan kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah


4

diharapkan akan berimplikasi pada minimalnya praktik korupsi sehinggah

pemerintah Indonesia dapat mewujudkan good governance yang baik di tingkah

pusat maupun daerah.

Menurut Urip Santos & Yohanes Joni Pembalu (2008) dalam

penelitiannya berjudul Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud menunjukkan

bahwa secara teoritis akuntansi sektor publik, pengawasan terhadap kualitas

laporan keuangan instansi pemerintah, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

akan berpengaruh terhadap pencegahan fraud baik secara partial maupun

bersama-sama. Oleh karena itu dilakukan pengkajian atas pelaksanaan praktis

dari penerapan akuntansi sektor publik, pengawasan terhadap kualitas laporan

keuangan instansi pemerintah dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

apakah telah berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pada penelitian terdahulu masih menerapkan Peraturan Pemerintah

Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Standar ini

merupakan pedoman bagi pemerintah dalam penyajian laporan keuangan yang

standar, termasuk didalamnya tentang perlakuan akuntansi, pengakuan

akuntansi, serta kebijaka n akuntansi. Sedangkan di penelitian ini telah

menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah. Perbedaan dari peraturan pemerintah tersebut terletak

pada ruang lingkup dan basis akuntansi serta komponen-komponen dalam

laporan keuangan.
5

Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah tugas

akhir yang berjudul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Derah Dalam Mencegah Fraud

(Studi Kasus BKUD Kab. Pinrang)” dalam tugas akhir ini penulis akan

membahas bagaimana pengaruh akuntansi sektor publik selama ini di sebuah

instansi Pemerintahan dalam mengatasi atau mencegah terjadinya fraud karena

menurut peneliti masalah tersebut merupakan salah satu masalah yang sangat

relevan yang terjadi di instansi Pemerintahan saat ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat di tarik sebuah rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah di Badan Keuangan dan

Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang?

2. Apakah penerapan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah berpengaruh terhadap pencegahan fraud di Badan Keuangan

dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang?

3. Apakah akuntansi sektor publik berpengaruh melalui akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah dalam mencegah fraud di Badan Keuangan dan

Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang?


6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana pengaruh penerapan

akuntansi sektor publik terhadap kinerja instansi pemerintah di Badan

Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang.

2. Untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana akuntansi sektor publik dan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah mempengaruhi pencegahan

fraud di Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten

Pinrang.

3. Untuk mengatuhi bagaimana akuntansi sektor publik berpengaruh melalui

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud di Badan

Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini diharapkan bisa untuk

memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan membantu dalam

penerapan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah daerah pada setiap instansi dalam mencegah fraud.


7

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini digunakan peneliti untuk menyelesaikan salah satu

syarat pada studi jenjang Sarjana pada Universitas Muhammadiyah

Makassar. Diharapkan juga dapat memperluas wawasan peneliti lain

untuk dijadikan bahan referensi dan bahan untuk menambah

pengetahuan ilmu Akuntansi Sektor Publik, khususnya akuntabilitas

instansi pemerintah daerah dalam mencegah fraud.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik merupakan suatu proses dalam mengumpulkan,

mencatat, mengklarifikasikan, menganalisis dan juga membuat laporan transaksi

keuangan untuk sebuah organisasi publik yang memberikan informasi keuangan

bagi pihak yang membutuhkannya untuk digunakan saat pengambilan sebuah

keputusan. Teori akuntansi sangat berkaitan erat dengan akuntansi keuangan,

terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Sebenarnya teori

akuntansi sektor publik sendiri masih dipertanyakan apakah teori akuntansi

sektor public memang ada. Seiring berjalannya waktu mulai muncul suatu

tuntutan baru agar sebuah organisasi sektor publik dalam menjalankan setiap

tugasnya dengan mempertimbangkan value for money. Value for money

merupakan konsep pengelolaan sektor publik yang berdasarkan 3 elemen yaitu

ekonomi, efesiensi, dan efektifitas. Tetapi ada beberapa pihak yang

menambahkan 2 hal dalam pokok value for money yaitu keadilan dan

pemerataan. Dengan itu ada beberapa manfaat yang dimiliki oleh value for

money yaitu dapat meningkatkan kualititas pelayanan sektor publik, dan juga

meningkatkan efektifitas pelayanan publik serta menurunkan biaya untuk

pelayanan publik.

1. Tujuan Akuntansi Untuk Sektor Publik

Menurut American Accounting Association (1970) tujuan akuntansi

sektor publik yaitu:

8
9

a) Management Control

Tujuan dari akuntansi sektor publik yang pertama yaitu dengan

memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam pengelolaan

yang tepat, efisien dan ekonomis pada operasi dan alokasi sumber daya

suatu organisasi atau lembaga yang biasa juga disebut dengan

management control.

b) Accountability

Tujuan akuntansi sektor public yang berikutnya yaitu accountability.

Accountability bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna bagi

manajer sektor publik dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban

bidang, divisi, ataupun sumber daya yang berada di bawah naungannya.

Selain itu juga bertujuan untuk melaporkan berbagai kegiatan atas

operasi pemerintahan dan penggunaan anggaran kepada publik.

Sementara itu menurut kerangka konseptual akuntansi sektor publik

menerangkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus dapat

menjelaskan tentang berbagai informasi yang memiliki manfaat untuk menilai

akuntabilitas dan pembuatan keputusan yang tepat. Berikut beberapa tujuan

akutansi sektor publik:

a) memberikan informasi mengenai sumber, alokasi, serta penggunaan

sumber daya keuangan.

b) Menyediakan informasi yang berkaitan dengan kecukupan pemerintah

periode berjalan sebagai pembiayaan semua pengeluaran.


10

c) Menginformasikan jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan untuk

kegiatan entitas pembuatan laporan sekaligus hasil yang sesuai.

d) Menginformasikan posisi keuangan sesuai kondisi entitas pembuatan

laporan berdasarkan sumber penerimaan dalam jangka pendek maupun

panjang.

2. Jenis-jenis Akuntansi Sektor Publik

a) Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)

Akiuntansi pemerintah dalam penerapannya mengguanakan data

akuntansi sebagai informasi yang berkaitan dengan berbagai transaksi

ekonomi dan keuangan pemerintah yang diberikan kepada pihak

eksekutif, legislative, yudikatif dan masyarakat di dalamnya. Dalam

akuntansi pemerintah ini dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi

pemerintah pusat dan akuntansi pemerintah daerah.

b) Akuntansi Sosial (Social Accounting)

Akuntansi social atau social accounting adalah bidang akuntansi yang

mencatat peristiwa ekonomi pada organisasi non profit dan nirlaba yang

dijalankan khusus untuk lembaga makro seperti partai politik, masjid, dan

berbagai lembaga masyarakat lainnya.

3. Indikator Akuntansi Sektor Publik

Berikut ini adalah siklus akuntansi keuangan sector public. Menurut

Bastian (2014: 19) siklus keuangan akuntansi sektor publik antara lain:

a) Transaksi, persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain.

Transaksi yang dimaksud dalam hal ini adalah transaksi antara


11

organisasi sektor public dengan pihak lain. Transaksi-transaksi inilah

yang nantinya di laporkan dalam laporan keuangan.

b) Analisis bukti transaksi, setiap transaksi selalu disertai dengan bukti

pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan transaksi tersebut.

Dari bukti inilah yang kemudian akan dianalisis dan digunakan sebagai

dasar pencatatan.

c) Pencatatan dan transaksi, dari analisis bukti transaksi tersebut akan

dilakukan pencatatan atas bukti transaksi yang telah terjadi. Pencatatan

transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

d) Pengikhtisaran, dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akun

yang ada pada suatu organisasi. Berdasarkan nama akun yang ada,

catatan atas transaksi tersebut dikelompokkan sesuai namanya masing-

masing. Hal ini yang disebut posting.

e) Pelaporan, selama satu periode akuntansi, transaksi di catat dan

dikelompokkan kedalam buku besar. Kemudian berdasarkan catatan

tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sektor public yang

telah disusun tersebut kemudian dianalisis untuk menilai kebenaran dan

reabilitasnya.

B. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah konsep etika yang dengan administrasi publik

pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislative parlemen dan


12

lembaga yudikatif kehakiman) yang mengandung banyak arti, hal ini sering

digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti dapat

dipertanggungjawabkan (responsibility), kemampuan memberikan jawaban

(answeraility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan mempunyai

ketidakbebasan (liability).

Akuntabilitas secara umum dapat diartikan sebagai permintaan

pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang diserahkan

kepadanya. Dalam tugasnya mengaudit laporan keuangan, auditor dituntut

bekerja dengan akuntabilitas yang tinggi dan secara professional. Hal ini untuk

memenuhi permintaan klien yang menginginkan kinerjja yang tinggi. (Reni, Anis

& Hasiatul., 2019).

1. Akuntabilitas Publik

Mahmudi (2005) mengatakan bahwa konsep Akuntabilitas Publik juga

berarti kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan

atau tidak dilakukan oleh seseorang. Sedangkan respontabilitas merupakan

akuntabilitas yang berkaitan dengan kewajiban menjelaskan kepada orang

dan pihak lain yang memiliki kewenangan. Tuntutan yang kemudian muncul

adalah perlunya dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat

menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.

Media akuntabilitas yang memadai dapat membentuk laporan yang

dapat mengekspresikan pencapaian suatu tujuan melalui pengelolaan

sumber daya suatu organisasi. Pencapaian tujuan merupakan salah satu

ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat
13

dalam rencana strategi organisasi, rencana kinerja, dan program kerja

tahunan, dengan tetap perpegang pada Rencana Jangka Panjang dan

Menengah (RJPM) dan Rencana Kinerja Pemerintah (RKP). (Dadan

Ramdhani., 2018).

Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H Saleh dan Aslam

Iqbal (1995) berpendapat bahwa akuntabilitas merupakan sisis-sisi sikap dan

watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas berkaitan dengan

pelaksanaan evaluasi (penilaian) mengenai standar pelaksanaan kegiatan.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari

individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber

daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-

hal yang menyangkut pertanggungjawabannya sebagai instrument untuk

kegiatan control terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik.

(Reynaldi & Nur.,2011)

2. Jenis Akuntabilitas Publik

Menurut Mardiasmo (2009) dalam (Purwaningrum, 2018) akuntabilitas

publik terdiri terdiri atas dua macam, yaitu:

a. Akuntabilitas Vertikal

Pertanggungjawaban vertikal merupakan pertanggungjawaban

atas pengelolaan dana terhadap otoritas yang lebih tinggi, misalnya

seperti pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada

pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada

pemerintah pusat, serta pemerintah pusat kepada MPR.


14

b. Akuntabilitas Vertikal

Pertanggungjawaban horizontal merupakan pertanggung-

jawaban kepada masyarakat luas.

Menurut Rosjidi (2001) dalam (Purwaningrum, 2018) akuntabilitas

dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Akuntabilitas Internal

Akuntabilitas yang berlaku untuk semua tingkatan organisasi

internal penyenggaraan pemerintahan negara termasuk

pemerintahan yang mana masing-masing pejabat ataupun pengurus

publik baik kelompok maupun individu secara tingkatan berkewajiban

untuk mempertanggungjawabkan terhadap atasannya langsung

mengenai perkembangan kinerja aktivitas secara periodic atau

sewaktu-waktu diperlukan.

b. Akuntabilitas Eksternal

Akuntabilitas yang menempel kepada setiap lembaga Negara

sebagai suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan semua

amanat yang telah diterima dan dilaksanakan serta perkembangan

yang akan dikomunikasikan kepada pihak eksternal lingkungannya.

C. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan suatu instansi pemerintah agar

dapat mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan

misi instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sejak
15

awal melalui alat pertanggungjawaban secara periodic (Inpres No. 7/1999).

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah diukur dengan menggunakan

instrument yang dikembangkan oleh Chairunnisa (2013). Pernyataan ini diukur

dengan menggunakan tujuh indikator variable, yaitu :

a) Perumusan visi, misi, factor kunci keberhasilan, tujuan sasaran dan kunci

keberhasilan.

b) Perumusan indicator kinerjayang terdiri dari masukan (input), proses

(process), keluaran (output), manfaat (benetif), dan dampak (impacts).

c) Ada tidaknya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi

pemerintah yang bersangkutan.

d) Ada sistem yang mampu menjamin penggunaan sumber daya secara

konsisten dengan peraturan perundang-undangan.

e) Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan

f) Jujur, obyektif, transparan, dan inovatif.

g) Evaluasi kinerja program/kegiatan. (Widaryanti & Nurul.,2018)

Menurut surat keputusan (SK) Kepala Lembaga Administrasi Negara

(LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah: “Akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah

untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

melalui alat pertanggungjawaban secara periodik”.


16

Kata akuntabilitas berasal dari Bahasa inggris accountability yang berarti

keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Itulah sebabnya, akuntabilitas

menggabarkan tinggat pertanggungjawaban seseoran ataupun suatu lembaga

tertentu yang berkaitan dengan system administrasinya yang dimilikinya.

Akuntabilitas juga dapat berarti sebagai perwujudan pertanggungjawaban

seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah

diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media

berupa laporan akuntabilitas kinerja secara pribadi.

Mardiasmo (2009:20) menyatakan, akuntabilitas publik adalah kewajiban

seorang pemegang amanah untuk memberikan informasi, pertanggungjawaban,

menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas kegiatan yang

menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak

dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Sedangkan

menurut Mahmudi (2010;83) akunabilitas adalah kewajiban agen (pemerintah)

untuk mengelola sumber daya, melaporakan, dan mengungkapkan segala

aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik

kepada pemberi mandate (principal). (Jihan Jayanthi.,2019)

Pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah harus

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi pemerintah

serta melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel


17

b) Harus mempunyai suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan

sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

c) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

d) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat

yang diperoleh.

e) Harus jujur, objektif, transparan dan aktif sebagai bentuk perubahan

manajemen instansi pemerintah dalam pengukuran kinerja dan

penyusunanlaporan akuntabilitas. (Veni & Subaeti, 2018)

1. Sifat Akuntabilitas Pemerintah

Laporan keuangan pemerintah harus menyediakan informasi yang

dapat dipakai oleh pengguna laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas

pemerintahan dalam membuat keputusan ekonomi, social dan politik.

Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak yang memegang

kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang memiliki kekuatan formal

atas pihak pengendali tersebut. Dalam konteks penyelenggaraan

pemerintahan, akuntabilitas pemerintah tidak dapat diketahui tanpa

pemerintah memberitahukan kepada rakyat tentang informasi sehubungan

dengan pengumpulan sumber daya dan sumber dana masyarakat beserta

penggunanya.

Akuntabilitas dapat dipandang dari berbagai perspektif. Dari

perspektif akuntansi, American Accounting Association menyatakan bahwa


18

akuntabilitas suatu entitas pemerintahan dapat dibagi dalam empat

kelompok, yaitu akuntabilitas terhadap:

a) Sumber daya finansial

b) Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan administrative

c) Efisiensi dan ekonomisya suatu kegiatan

d) Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin dalam

pencapaian tujuan, manfaat dan efektivitas.

Sedangkan dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu

tingkatan dengan lima tahap yang berbeda diawali dari tahap yang lebih

banyak membutuhkan ukuran-ukuran obyektif (legal compliance) ke tahap

yang membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif. Tahap-tahap

tersebut adalah:

a) Probity and legality accountability

Hal ini menyangkut pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai

dengan anggaran yang telah disetujui dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Process accountability

Dalam hal ini digunaka proses, prosedur, atau ukuran-ukuran dalam

melaksanakan kegiatan yang ditentukan (planning, allocating and

managing).

c) Performance accountability

Pada level ini dilihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah efisien

(efficient and economy).


19

d) Program accountability

Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan tersebut (outcomes and effectiveness).

e) Prlicy accountability

Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai kebijakan yang akan

diterapkan atau tidak (value).

Dari perspektif system akuntabilitas, terdapat beberapa karakteristik

pokok sistem akuntabilitas ini yaitu:

a) Berfokus pada hasil (outcomes).

b) Menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur

kinerja.

c) Menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas

suatu program atau kebijakan.

d) Menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu.

e) Melaporkan hasil (outcomes) dan mempublikasikannya secara teratur.

(Arja Sadjiarto.,2000)

2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut Herawaty (2014) factor-faktor yang mempengaruhi

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ada lima, yaitu:

a) Kejelasan sasaran anggaran

b) Pengendalian akuntansi

c) System pelaporan

d) Pengendalian intern
20

e) Motivasi (Reni, Anis & Hasiatul:2019)

3. Indikator Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mendorong instansi focus

pada pencapaian sasaran. Dalam upaya pencapaian sasaran perlu sebuah

alat ukur yang dinamakan indikator kinerja. Indikator kinerja berupa:

a) Hasil (outcome) bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan

terwujud, berdasarkan Output (keluaran) atas kebijakan atau program

yang sudah dilaksanakan.

b) Keluaran (Output) bagaimana produk yang dihasilkan secara langsung

oleh adanya kebijakan atau program, berdasarkan Input (masukan) yang

digunakan.

D. Pencegahan Fraud

1. Pengertian Fraud (kecurangan)

Kesalahan (errors) adalah salah saji atau kealpaan dalam laporan

keuangan yang tidak disengaja, yang dalam keadaan tersebut para

pengambil keputusan dapat berubah keputusannya, keadaan-keadaan

berikut yang termasuk dalam criteria kesalahan (errors) adalah:

a) Kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan atau pemprosesan data

akuntansi yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.

b) Taksiran akuntansi yang tidak benar berasal dari salah penafsiran.


21

c) Kesalahan-kesalahan dalam penerapan (aplikasi) prinsip-prinsip

akuntansi, yang berkenaan dengan jumlah, klasifikasi, dan cara-cara

penyajiannya ataupun pengungkapannya.

Penyimpangan (irregularities) adalah salah saji atau penghapusan dalam

laporan keuangan yang dalam keadaan demikian para pengambil keputusan

berubah keputusannya. Penyimpangan dalam laporan keuangan ini biasanya

menyesatkan bagai pemakai. Istilah yang biasa digunakan adalah kecurangan

manajemen (management fraud). kriteria-kriteria yang termasuk dalam

penyimpangan, meliputi:

a) Manipulasi, falsifikasi, dan alterasi catatan-catatan akuntansi atau

dokumen pendukung yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.

b) Salah penyajian (misrepresentations) atau penghapusan (omissions) yang

sengajah atas transaksi-transaksi dan informasi penting lainnya.

c) Salah penerapan (misapplication) prinsip-prinsip akuntansi terhadap

jumlah, klasifikasi, cara penyajian, dan pengungkapan yang disengaja.

Fraud (kecurangan) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan

menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan

memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya

terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau

dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya

pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.


22

2. Jenis-jenis Fraud

Menurut the Association of Certifed Fraud Examiners (ACFE) dalam

Prasetyo (Peak Indonesia 2003) fraud di klasifikasikan menjadi lima jenis.

Tabel 2.1
Jenis-jenis Fraud
Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan

Penggelapan uang Pegawai Pemberi kerja Pemberi kerja

atau kecurangan secara tidak

pekerjaan langsung atau

langsung

mengambil hak

dari pekerjanya.

Kecurangan Pemegang saham Manajemen Manajemen

Manajemen tingkat atas tingkat atas

memberikan

penyajian yang

salah, pada

informasi

keuangan.

Kecurangan Investor Individu Individu menipu

investasi investor.

Kecurangan Pembeli barang Penjual barang Mengenakan


23

penyediaan/logistik atau jasa atau jasa biaya yang

berlebih atas

barang atau jasa

kepada pembeli.

Kecurangan Penjual barang Pelanggan Pelanggan

pelanggan atau jasa meminta harga

yang lebih kecil

dari

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu digunakan untuk menunjang tinjauan

teoritis dalam topik penelitian yang diangkat oleh penulis sehingga dapat melihat

gambaran yang komprehensif dalam penelitian ini. Berikut beberapa penelitian

terdahulu yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

dan Tahun

Peneliti

1. Veny Marlena, Pengaruh Penerapan Hasil penelitian menunjukkan

Subaeti Standar Pelaporan bahwa penerapan standar

Desember Akuntansi Sektor Publik pelaporan akuntansi sektor public


24

2018 dan PengRawasan dan pengawasan kualitas

Kualitas Pelaporan pelaporan keuangan

Keuangan Terhadap berpengaruh signifikan terhadap

Akuntabilitas Kinerja akuntabilitas kinerja pemerintah.

Pemerintah (Studi

Kasus : BPKD,

Inspektorat, DPMD dan

DPRD di Provinsi

Bengkulu)

2. Hendri Murdi, Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan

Anne Putri Mempengaruhi bahwa, komitmen pemerintah

Maret 2020 Efektifitas Penerapan daerah dan peran APIP

Terhadap Sistem berpengaruh positif, signifikan,

Akuntabilitas Kinerja sedangkan pedoman SAKIP dan

Instansi Pemerintah budayah kerja tidak berpengaruh

(SAKIP) Kota terhadap efektivitas penerapan

Payukumbuh Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP)

Pemerintah Kota Payakumbuh.

3. May Hana Akuntabilitas Kinerja Di Hasil analisis data dengan

Bilqis Rangkuti, Instansi Pemerintah menggunakan analisis regresi

M.Acc., Ak., CA (Studi Empiris Pada linier berganda menunjukkan


25

, Januari 2018 Pemerintah Kabupaten bahwa komitmen manajemen,

Deli Serdang) otoritas pengambilan keputusan,

dan budaya organisasi secara

simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap akuntabiltas

kinerja. Sedangkan pelatihan

berpengaruh negative terhadap

akuntabilitas kinerja.

4. Jihan Jayanthi Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan

Pitaloka : Mempengaruhi bahwa penerapan anggaran

Januari 2019 Akuntabilitas Kinerja berbasis kinerja berpengaruh

Instansi Pemerintah positif terhadap akuntabilitas

(Studi Pada OPD Jawa kinerja instansi pemerintah,

Timur) kejelasan sasaran anggaran

berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, pengendalian

akuntansi dan system pelaporan

berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

5. Reni Febrianti, Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan


26

Anis Feblin, Mempengaruhi bahwa ada pengaruh yang

Haiantul Aini : Akuntabilitas Kinerja signifikan pengendalian intern

Desember Instansi Pemerintah dan motivasi terhadap

2019 Daerah Kabupaten Akuntabilitan Kinerja Instansi

Ogan Komering Ulu Pemerintah Daerah Kabupaten

Ogan Komering Ulu.

6. Dadan Peran Keutamaan Hasil dari penelitian

Ramhani : Organisasi dan menyimpulkan bahwa budaya

Oktober 2018 Akuntabilitas Publik organisasi berpengaruh positif

Dalam Memengaruhi signifikan terhadap akuntabilitas

Kinerja Sektor Publik di publik. Hal ini menunjukan bahwa

Organisasi Perangkat budaya yang ada di odalam

Daerah Provinsi organisasi menuntut para

Banten. karyawan untuk dapat bekerja

dengan baik yang pada akhirnya

akan berpengaruh positif pada

akuntabilitas publik sebuah

organisasi.

7. Provita Pencegahan Fraud Hasil penelitian ini menunjukkan

Wijayanti, Pada Pemerintahan bahwa karakteristik personal,

Rustam Hanafi: Desa efektivitas pengendalian internal,

Agustus 2018 budaya etis organisasi serta


27

moralitas individu secara

bersama-sama berpengaruh

pada kecenderungan fraud.

F. Kerangka Pikir

Akuntansi sektor publik memiliki peran vital dan menjadi subjek untuk

didiskusikan baik oleh praktisi sektor publik maupun kalangan akademisi. Fokus

perhatian pembahasan akuntansi sektor publik yang hendaknya mendapat porsi

yang lebih besar dari kalangan praktisi maupun akademisi adalah penekanan

pada budaya untuk memajukan akuntansi sektor publik yang dianggap kurang

efisien dan kurang menarik agar tidak tertinggal jauh dengan sektor swasta

yang dipandang lebih maju dan efisien. Namun demikian, saat ini pada

kalangan praktisi khususnya pemerintahan, sudah mulai ada perhatian yang

lebih besar terhadap penilaian kelayakan praktik manajemen pemerintahan

yang mencakup perlunya dilakukan perbaikan sistem akuntansi manajemen,

sistem akuntansi keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem

pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas kebijakan-

kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban suatu instansi pemerintah

dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

program dan kegiatan. System akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah

rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang

untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,


28

pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka

pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Pencegahan fraud pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan

manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sitem dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan

dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat

memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu:

keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efesiensi operasi serta

kepatuhan terhadap hokum & peraturan yang berlaku.

Berikut adalah kerangka konseptual dalam penelitian ini. Kerangka

konseptual merupakan suatu bentuk kerangka pikir yang digunakan sebagai

pendekatan dalam memecahkan masalah. Kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH

AKUNTANSI PENCEGAHAN
SEKTOR PUBLIK FRAUD
29

4. Hipotesis

Hipotesis bertujuan untuk memberi dugaan atau terkaan tentang apa yang

kita amati atau telitih. Berdasarkan dengan kerangka pikir di atas, dapat

dikemukakan hipotesis dari penelitian ini yaitu:

H : Diduga bahwa akuntansi sektor publik memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah di

Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah di Kabupaten Pinrang.

H : Diduga bahwa akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah berpengaruh positif dan signiifikan terhadap

pencegahan fraud pada Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah

di Kabupaten Pinrang.

H : Diduga bahwa akuntansi sektor publik berpengaruh melalui

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud pada

Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah di Kabupaten Pinrang.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, definisi operasional variable, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data, uji instrumen data dan teknik analisis data yang diuraikan sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil penyebaran

kuesioner dan di analisis secara statistik. Penelitian ini digunakan untuk

menganalisis data dan mengetahui pengaruh akuntansi sektor publik terhadap

akuntabilitas instansi pemerintah dalam mencegah fraud di Badan Keuangan

dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupten Pinrang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah

(BKUD) Kabupaten Pinrang yang beralamat di Jl. Bintang, Kelurahan

Macorowalie, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang. Sedangkan

peneitian ini dilaksanakan selama ±satu (1) bulan sejak keluarnya surat izin

penelitian dari PMPTSP, yaitu mulai dari 27 September sampai dengan 25

Oktober 2021.

30
31

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel (Sugiyono, 2015) adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan.

1. Variabel Independen

Variabel independen (independent variable) atau variabel bebas adalah

variabel yang memengaruhi variabel dependen (terikat), baik yang

pengaruhnya positif maupun yang berpengaruh negative. Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu akuntansi sektor publik.

2. Variabel Dependen

Variaber dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya

tergantung dari variabel lain, dimana nilainya dapat berubah. Variabel

dependen biasa juga disebut variabel respon. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

3. Variabel Invertening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung. Variabel invertening dalam penelitian ini

adalah pencegahan fraud.


32

Tabel 3.1
(Operasional Variabel)
Variabel Definisi Indikator Skala

Variabel Independen

Akuntansi suatu proses dalam 1. Transaksi. Ordinal


Sektor mengumpulkan, mencatat, 2. Analisis bukti
Publik mengklarifikasikan, transaksi
menganalisis dan juga 3. Pencatatan data
membuat laporan transaksi transaksi.
keuangan untuk sebuah 4. Pengikhtisaran.
organisasi publik yang 5. Pelaporan.
memberikan informasi
keuangan bagi pihak yang
membutuhkannya untuk
digunakan saat pengambilan
sebuah keputusan
Variabel Dependen

Akuntabilitas Akuntabilitas kinerja 1. Hasil (outcome) Ordinal


Kinerja merupakan perwujudan 2. Keluaran
Instansi suatu instansi pemerintah (output)
agar dapat
mempertanggungjawabkan
keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan misi
instansi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang
sudah ditetapkan sejak awal
melalui alat
pertanggungjawaban secara
33

periodik.
Variabel Intervening

Pencegahan Tindakan yang dapat 1. Budaya jujur dan Ordinal


Fraud
dilakukan untuk etika yang tinggi.

menghilangkan atau 2. Tanggungjawab

meminimalisir sebab-sebab manajemen

timbulnya kecurangan untuk

tersebut. mengevaluasi

pencegahan

fraud.

3. Pengawasan

oleh mkomite

audit.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2017) Populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya berdasarkan objek penelitian yang telah ditetapkan.

Maka populasi dalam penelitian ini merupakan staf Kantor Badan Keuangan

dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang.


34

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi menurut (Sugiyono, 2017) metode pengambilan sampel yang

digunakan peneliti merupakan metode purposive sampling. Hal ini

digunakan karena data yang diperoleh berasal dari populasi yang ditentukan

berdasarkan kriteria staf Kantor Bupati Pinrang sebanyak 30 orang yang

ditetapkan peneliti, yang bisa menunjang penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari kedua variabel dalam penelitian ini yaitu

akuntansi sektor publik, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

pencegahan fraud di Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) dengan

menggunakan metode angket.

1. Angket (Kuesioner)

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden., dalam hal ini yaitu laporan tentang

pribadi atau hal-hal lainnya. “Angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan ataupun

pernyataan yang akan diberikan kepada responden untuk dijawab.”

Pada penelitian ini hasil dari angket tersebut berfungsi untuk

memberikan informasi kepada pembaca terkait dengan jawaban dari

responden, dengan adanya angket ini untuk mendapatkan data mengenai


35

penerapan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

Jenis angket pada penelitian ini yaitu angket langsung yang

berbentuk skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009)

dengan pernyataan sersifat tertutup yaitu bahwa jawaban atas pernyataan

yang diajukan telah tersedia.

Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 5

Setuju 4
Tidak ada pendapat / ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validasi

Uji validasi digunakan untuk mengetahui apakah ada pernyataan-

pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena

dinggap tidak relevan. Untuk melaksanakan uji validasi ini, dapat

menggunakan teknik analisis korelasi biverite pearson. Pengujian ini

menggunakan uji dua sisi dengan tarafsignifikan 0,5. kriteria pengujian

adalah sebagai berikut:


36

a. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item-item pernyataan

berkorelasi signifikan terhadap skor, maka dinyatakan valid.

b. Jika r hitung r tabel maka instrument atau item-item pernyataan

berkorelasi signifikan terhadap total skor, maka dinyatakan tidak valid.

Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan dengan

menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution).

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang

dalam hal ini adalah kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali,

paling tidak oleh responden yang sama. Uji reabilitas menggunakan

metode Cronbach’s Alpha, yaitu:

a. Jika hasil kuesioner tingkat signifikansi , berarti kuesioner itu

sendiri reliabel.

b. Jika hasil kuesioner tingkat signifikansi , berarti kuesioner tidak

reliabel

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan untuk melihat bahwa data sudah berdistribusi normal,

dengan menggunakan beberapa uji sebagai berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Suatu model regrasi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antar variabel independennya. Oleh karena itu uji multikolinieritas


37

digunakan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar

variabel bebas (independen) dalam suatu model regrasi. Uji

multikolinieritas dilakukan dengan melihat besaran dari Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Jika VIF > 10 atau Tolerance Value < 0,10 maka multikolinieritas

2) Jika VIF < 10 atau Tolerance Value > 0,10 maka multikolinieritas

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat terjadi atau tidak

heteroskedastisitas dengan menggunakn uji Glejser apabila nilai

signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

a. Analisis jalur (Path Analysis)

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis

jalur. Analisis jalur adalah model perluasan regresi untuk menganalisis

hubungan sebab akibat yang terjadi antar variabel tidak hanya secara

langsung tetapi juga secara tidak langsung.

Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh akuntansi sektor publik

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengaruh akuntansi

sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam

mencegah fraud dan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung dari variabel-variabel yang mempengaruhi pencegahan fraud

dilakukan analisis jalur (path analysis) dengan beberapa model regresi.


38

Gambar 3.1

Diagram Jalur Substruktural

e1 e2

ρxy Akuntabilitas ρyz


Akuntansi Pencegahan
kinerja instansi
sektor publik Fraud
pemerintah

ρxz

b. Uji Statistik t ( t- test)

Pengujian parsial pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel independen pada variabel dependen

(Ghozali, 2011). Apabila nilai t hitung t tabel berarti Ha diterima.

c. Uji Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan

dalam mengetahui variabel independen. Uji ini dilakukan untuk melihat

nilai taraf signifikansi , (Ghozali 2016: 104). Apabila nilai signifikansi

, berarti Ha diterima.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Lokasi Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten

Pinrang

Badan Keuangan dan Pendapatan Derah berlokasi di Jl. Bintang,

Macorawalie, Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Adapun kondisi geografis Kabupaten Pinrang terletak disebelah 185 km

utara ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi ° 9’ ”

sampai 4° ’ ” lintang selatan dan 9° ’ ” sampai 9°47’ ” bujur

timur. Dengan batas-batas wilayah: sebelah Utara berbatasan dengan Tana

Toraja, sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan

Enrekang, sebela Barat dengan Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Barat

dan Selat Makassar, dan sebelah Selatan dengan Kota Parepare.

2. Tujuan, Visi dan Misi Badan Kuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD)

Kabupaten Pinrang

a. Tujuan

 Peningkatan penggunaan aplikasi pengelolaan keuangan yang

berbasis elektronik.

 Menyusun rencana pendidikan dan pelatihan sdm aparatur pada

badan pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah kabupaten

pinrang.

39
40

 Meningkatkan pemahaman tentang tupoksi badan dan pada unit kerja

masing-masing.

 Pendelegasian tugas dan wewenang pada masing-masing bidang

tugas.

 Melakukan pendataan objek dan subjek pajak secara berkala dan

bertahap.

 Melakukan koordinasi yang intensif dengan dinas / badan pengelola

setiap pendapatan yang ada di kabupaten pinrang.

 Melakukan koordinasi yang intensif terhadap setiap skpd / unit kerja

yang mengelola belanja daerah serta sosialisasi kepada yang menjadi

objek / subjek pajak.

 Menyusun sisdur yang efektif, efisien dan mudah dipahami dan

diterapkan.

 Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap subjek / objek

pajak.

b. Visi

“terwujudnya masyarakat kabupatrn pinrang yang sejahterah, regilius,

harmonis, mandiri dan tangguh dalam mengelola potensi daerah”.

c. Misi

 Memantapkan sistem birokrasi yang baik dan akuntabel serta

berorientasi pelayanan prima dengan didukung oleh teknologi

informasi dan komunikasi.


41

 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui optimalisasi

pelayanan pada bidang pendidikan dan kesehatan.

 Memperkuat peran lembaga sosial-kemasyarakatan dalam

pembangunan daerah secara umum dan pembentukan karakter

masyarakat secara khusus.

 Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan

secara berkelanjutan.

 Melanjutkan, mengembangkan, memperbaiki, memelihara dan

mengatasi kesenjangan infrastruktur dan sarana/prasarana pubik,

terutama di wilayah pegunungan pinrang utara.

 Meningkatkan kemampuan masyarakat bersama pemerintah dalam

mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk

pelestarian ekosistem, pengurangan resiko bencana dan adaptasi

perubahan iklim.

 Membangun pusat pendidikan pelatihan dan pengembangan

pertanian terapan dalam mendukung kabupaten pinrang sebagai

poros utama pemenuhan pangan nasional serta kawasan

pengembangan ekonomi sejumlah komoditas unggul.

 Mengoptimalkan fungsi infrastruktur dan lingkungan hidup.


42

3. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

a. Tugas
Berdasarkan Peraturan Bupati Pinrang No 73 Tahun 2020 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Badan Pengeloaan Keuangan dan Pendapatan Daerah, adalah :

“Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan Pemerintah Dearah

berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan asset daerah yang menjadi tanggung

jawabnya dan kewenangan lain yang diserahkan Bupati kepadanya.”

b. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Badan Keuangan

Daerah, mempunyai fungsi sebagai berikut (Bagian pertama tugas pokok

dan fungsi) :

 perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang Keuangan;

 pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang Keuangan;

 pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan urusan

pemerintahan bidang Keuangan;

 pelaksanaan administrasi Badan; dan

 penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Struktur organisasi

Susunan Organisasi dan tata kerja Untuk melakukan tugas pokok

dan fungsi yang berwenang dalam menangani masalah yang


43

berkaitan dengan keuangan daerah, maka Badan Keuangan Keuangan

Daerah memiliki struktur organisasi dan tata kerja yang akan disajikan

dalam bagan berikut:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Badan Keungan dan Pendapatan Daerah (BKUD)
KEPALA BADAN
AGURHAN, S.E.,Ak.MM.

SEKRETARIS
ANDI SADARUDDIN, S.Sos.M.Si
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN SUB. BAG. UMUM,
PROGRAM KEUANGAN KEPEG DAN HUK.
MA'DIKA,S.H. BERNADETTA, S.E. RAHMAWATI, S.E.

BIDANG PENDAPATAN BIDANG ASSET BIDANG BIDANG


DAERAH DAERAH PEMBIAYAAN AKUNTANSI
HARUMIN, S.E. ANDI NUEREMILIAH, S.E. A. ARDIANSYAH, S.E. EFFENDI, S.E.,M.Si

SUBID EV DAN SUBID PERENCANAAN SUBID SUBID


PELAPORAN PEND. DAN PENGADAAN ANGGARAN VERIFIKASI
NURMING, S.E. ANDI EKA FEBRIANTI,SE ENDANG SUSI, S.Sos Hj.HUSNIATI, S. Sos

SUBID PENDATAAN SUBID EV DAN SUBID SUBID


PAJAK DAERAH PEMANFAATAN ASSET PENATAUSAHAAN PELAPORAN KEU
SITTI NAHARIAH, S.P. A. JONARDI, SE H. APRIANDA,S.E. RIHARI ANCE, SE

SUBID PENET. DAN SUBID SUBID SEKSI MONITORING


PENAGIHAN PD PENDAPATAN ASSET PERBENDAHARAAN KEU DAN EV
PAULUS, S.Pd MUHADIRAH, S.Sos Drs. M. AMIN, M.Si

UPT

5. Job Deskrision

a. Kepala badan

 Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang keuangan;

 Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang keuangan;

 Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan urusan

pemerintahan bidang keuangan;


44

 Pelaksanaan administrasi badan; dan

 Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

b. Sekretaris

 Pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkup badan;

 Pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan dalam lingkup

badan;

 Pengoordinasian urusan umum, kepegawaian, dan hukum dalam

lingkup badan;

 Pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan dalam lingkup

badan; dan

 Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan olah pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Bidang Pendapatan Daerah

 penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas program

dan kegiatan Bidang Pendapatan Daerah;

 pembinaan, Pengoordinasian, Pengendalian dan Pengawasan

program dan kegiatan Bidang Pendapatan Daerah;

 penyelenggaraan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas program

dan kegiatan Bidang Pendapatan Daerah; dan

 penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.


45

d. Bidang Asset

 penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas program

dan kegiatan di Bidang Asset Daerah;

 pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan

program dan kegiatan Bidang Asset Daerah;

 penyelenggaraan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas program

dan kegiatan Bidang Asset Daerah; dan

 penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

e. Bidang pembiayaan

 penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas program

dan kegiatan Bidang Pembiayaan;

 pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan

program dan kegiatan Bidang Pembiayaan;

 penyelenggaraan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas program

dan kegiatan Bidang Pembiayaan; dan

 penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

f. Bidang akuntansi

 penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas program

dan kegiatan di Bidang Akuntansi;

 pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan

program dan kegiatan Bidang Akuntansi;


46

 penyelenggaraan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas program

dan kegiatan Bidang Akuntansi; dan

 penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

Pada bagian ini akan dibahas mengenai data dari penelitian yang telah

diperoleh oleh peneliti ketika di lapangan. Data yang akan dijelaskan yaitu data

tentang akuntansi sektor public, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

pencegahan fraud. Adapun data-data tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Tempat pelaksaan penelitian ini dilakukan di Badan Keuangan dan

Pendapatan Daerah (BKUD) Kabupaten Pinrang. Dengan jumlah kuesioner

yang disebarkan sebanyak 30, dan jumlah kuesioner yang dikembalikan

sebanyak 30 dari responden sebagai sampel penelitian. Berikut adalah

deskripsi karakteristik penelitian, yaitu:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden

Profil Responden Jumlah Presentase Total


Jenis Kelamin
Laki – laki 11 37%
100%
Perempuan 19 63%
Usia
20 - 30 Tahun 3 10%
31 - 40 Tahun 16 53% 100%
41 - 50 Tahun 6 20%
47

≥ 51 Tahun 5 17%
Pendidikan Terakhir
SMU/SMA/SMK 5 17%
Diploma - -
100%
Sarjana 18 60%
Pasca Sarjana 7 23%
Masa Kerja
1 - 5 Tahun 5 17%
6 - 10 Tahun 2 7%
11 - 15 Tahun 7 23% 100%
16 - 20 Tahun 4 13%
≥ 21 Tahun 12 40%

Berdasarkan tabel diatas yang telah diisi oleh 30 responden yang terdiri

dari 37% laki-laki dan 63% perempuan yang berarti mayoritas karyawan dari

instansi tersebut adalah perempuan. Dilihat dari prentase usia responden

yang mendominasi disini ialah usia 31-40 tahun sebanyak 53%. Sedangkan

untuk pendidikan terakhir dari responden kebanyakan lulusan sarjana

dengan nilai presentase sebesar 60%.

C. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur pernyataan pada

kuesioner apakah valid atau tidak. Dari jumlah responden (df = n – 2 =

30 – 2 = 28 atau df = 28) diketahui bahwa rtabel sebesar 0,3610. Jika

hasil dari rhitung lebih besar dari rtabel maka pernyataan tersebut

dinyatakan valid.
48

Hasil uji validitas pengaruh akuntansi sektor publik terhadap

akuntabilitas instansi pemerintah daerah dalam mencegah fraud di

Kabupaten Pinrang dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Akuntansi Sektor Publik

No rhitung rtabel Keterangan

1 0,631 0,361 Valid

2 0,392 0,361 Valid

3 0,529 0,361 Valid

4 0,469 0,361 Valid

5 0,513 0,361 Valid

6 0,718 0,361 Valid

Berdasarkan hasil uji coba validitas variabel pengaruh akuntansi

sektor publik pada tabel 4.2 dari 6 butir pernyataan dapat diketahui

bahwa semua pernyataan yang dinyatakan valid.

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

No rhitung rtabel Keterangan

1 0,602 0,361 Valid

2 0,462 0,361 Valid

3 0,362 0,361 Valid

4 0,457 0,361 Valid


49

5 0,638 0,361 Valid

6 0,589 0,361 Valid

7 0,589 0,361 Valid

8 0,506 0,361 Valid

9 0,574 0,361 Valid

10 0,506 0,361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas variabel Akuntabilitas Instansi

Pemerintah Daerah pada tabel 4.3 diketahui bahwa dari 10 penyataan

semua valid.

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Pencegahan Fraud

No rhitung rtabel Keterangan

1 0,406 0,361 Valid

2 0,575 0,361 Valid

3 0,590 0,361 Valid

4 0,535 0,361 Valid

5 0,655 0,361 Valid

6 0,672 0,361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas variabel pencegahan fraud pada tabel

4.4 diketahui bahwa dari 6 penyataan semua dinyatakan valid.


50

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunkan rumus Alpha, dimana

jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka dapat dikatakan reliable. Maka

berikut hasil uji reabilitas untuk seluruh variabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Reabilitas

Cronbach's Batas
Variabel Alpha Realibilitas Keterangan

Akuntansi Sektor Publik 0,601 0,60 Reliabel

Akuntabilitas Instansi Pemerintah 0,724 0,60 Reliabel

Pencegahan Fraud 0,672 0,60 Reliable

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s

Alpha untuk variabel Y dan Z , jadi dapat disimpulkan setiap

veriabel diatas reliabel.

D. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel

dependen dan independen untuk melihat apakah terjadi atau tidak

multikolinieritas. Disajikan dalam tabel berikut:


51

Tabel 4. 6
Uji Multikolonieritas

Model sig. Tolerance VIF

1. ( Constant) 0,000

Akuntansi Sektor Publik 0,017 1,000 1,018

dari hasil perhitungan yang ada pada tabel hasil uji multikolinearitas,

variabel bebas menunjukkan bahwa nilai VIF = 1,018 dimana nilai

tersebut lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bebas dari

multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini mengunakan uji

Glejser. Dimana jika nilai signifikansi maka dapat dikatakan tidak

terjadi heteroskedastistas.

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Tidak Terjadi
Akuntansi Sektor Publik 0,051 Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser hasil signifikan

dari variabel bebas menunjukkan sebesar 0,051 diatas dari nilai standar

signifikansi 0,05. Sehingga disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.


52

E. Pengujian hipotesis

1. akuntansi sektor publik memiliki pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah daerah di Badan Keuangan dan Pendapatan

Daerah di Kabupaten Pinrang.

Tabel 4. 8
Hasil Uji Regresi Model I

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 25.363 7.966 3.184 0.004
Akuntansi sektor public 0.686 0.270 0.433 2.545 0.017
R = 0,443
R Square ( ) = 0,188
Adjusted R Square = 0,159
a. Dependent Variable: akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

a) Nilai koefisien akuntansi sektor publik sebesar 0,433 yang artinya

variabel akuntansi sektor publik berpengaruh positif terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah , atau dengan kata lain jika

nilai akuntansi sektor publik dinaikkan 1 satuan maka akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah meningkat sebesar 0,433 satuan.

b) nilai signifikan akuntansi sektor publik terhadap akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah sebesar , 7 , dan Nilai thitung 2,545 > ttabel

2,048 maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan akuntansi sektor


53

publik berpengaruh positif dan signifikansi terhadap akuntabilitas

kinerja akuntansi pemerintah.

c) Berdasarkan persamaan regresi dapat dilihat bahwa nilai R Square

adalah sebesar 0,188 yang artinya bahwa kontribusi akuntansi sektor

publik terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebesar 18,8

% sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Dengan ini diperoleh diagram jalur model subtruktural I sebagai berikut:

Gambar 4.2

Model Jalur Substruktural I

e1 = 0,7529

0,433 Akuntabilitas
Akuntansi
sektor publik kinerja instansi
pemerintah

2. Akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi berpengaruh

signifikan terhadap pencegahan fraud pada Badan Keuangan dan

Pendapatan Daerah di Kabupaten Pinrang

Tabel 4. 9
Hasil Uji Regresi Model II

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 19.258 7.401 2.602 0.015
54

akuntansi sektor public 0.432 0.238 0.349 1.813 0.081


akuntabilitas kinerja instansi 0.117 0.150 0.150 0.778 0.443
R = 0,435
R Square ( ) = 0,189
Adjusted R Square = 0,129
a. Dependent Variable: pencegahan fraud

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai koefisien akuntansi sektor publik sebesar 0,349 dan

akuntabilitas kinerja instansi sebesar 0,150 yang artinya variabel

akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud.

b) menggunakan uji signifikansi dapat dilihat bahwa nilai signifikan

akuntansi sektor publik sebesar 0,081 dan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah sebesar ,44 > 0,05 dari taraf signifikan maka

H ditolak. Sehingga dapat disimpulkan akuntansi sektor publik dan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berpengaruh positif dan

tidak signifikansi terhadap pencegahan fraud.

c) Berdasarkan tabel persamaan regresi model II dapat dilihat bahwa

nilai R Square adalah sebesar 0,189 yang artinya bahwa kontribusi

akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah terhadap pencegahan fraud hanya sebesar 18,9%.

Berikut ini diperoleh diagram jalur model subtruktural II sebagai

berikut:
55

Gamba 4.3

Model Jalur Substruktural II

e2 = 0,9005
Akuntabilitas 0,150
Akuntansi Pencegahan
kinerja instansi
sektor publik Fraud
pemerintah

0,349

3. Akuntansi sektor publik berpengaruh melalui akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dalam mencegah fraud pada Badan Keuangan dan Pendapatan

Daerah di Kabupaten Pinrang

Berikut adalah diagram jalur hasil uji regresi model I dengan uji

regresi model II menggambarkan hubungan antara variabel independen

terhadap dependen dan hubungan variabel independen dan dependen

terhadap variabel intervening.

Gambar 4.4

Diagram Penyajian Data Analisis Jalur

e1 = 0,7529 e2 = 0,9005

0,433 Akuntabilitas 0,150


Akuntansi Pencegahan
kinerja instansi
sektor publik Fraud
pemerintah

0,349
56

Berdasakan gambar 4.4 hasil anasilis jalur akuntansi sektor publik

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud

dapat disimpulkan bahwa:

a) Pengaruh langsung akuntansi sektor publik terhadap pencegahan fraud

sebesar 0,349

b) Pengaruh tidak langsung akuntansi sektor publik melalui kinerja instansi

pemerintah terhadap pencegahan fraud adalah 0,433 x 0,150 = 0,064

c) Pengaruh total yang diberikan akuntansi sektor publik terhadap

pencegahan fraud sebesar 0,349 + 0,064 = 0,413

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh nilai pengaruh langsung

sebesar 0,349 sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,064 yang

artinya nilai pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung.

Hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung akuntansi sektor publik

berpengaruh terhadap pencegahan fraud. Maka H ditolak karena akuntansi

sektor publik dapat mempengaruhi pencegahan fraud tanpa melalui

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

F. Pembahasan

1. Pengaruh akuntansi sektor publik terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah di Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah di Kabupaten

Pinrang

Pada hasil penelitian regresi model I dinyatakan bahwa akuntansi

sektor publik berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dengan melihat taraf sig. sebesar 0,017 < 0,05 Pada tabel model
57

summary besarnya nilai R square sebesar , hal ini menunjukkan

pengaruh akuntansi sektor publik terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah sebesar 18,8% sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain. Sementara itu nilai koefisien akuntansi sektor publik sebesar 0,433

yang artinya bahwa setiap kenaikan 1 satuan nilai akuntansi sektor publik,

maka akan meningkatkan nilai akuntabilitas instansi pemerintah sebesar

0,443. Sehingga dapat dikatakan arah pengaruh akuntansi sektor publik

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah positif.

Penelitian ini sejalan dengan (Rahima, Amrul 2010) yang

menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik

berpengaruh terhadap kinerja instansi pemerintah. Dimana definisi akuntansi

sektor publik itu sendiri bermacam-macam. Hal tersebut merupakan

konsekuensi karena luasnya wilayah publik itu sendiri, sehingga setiap

disiplin ilmu (ekonomi, politik, hokum dan social) memiliki cara pandang

yang berbeda.berikut beberapa definisi akuntansi sektor publik dar parah

ahli (Indra Bastian 2014:6) akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik

dan analisis akuntansi yang diterapkan pada lembaga tinggi Negara beserta

departemen dibawahnya untuk penerapan pengelolaan berbagai dana

masyarakat. (Mardiasmo 2015:14) akuntansi sektor publik adalah alat

informasi baik dari pemerintahsebagai manajemen atau alat informasi bagi

publik. (Dwi Ratmono 2015) akuntansi sektor publik adalah proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, serta pelaporan transaksi

keuangan dari entitas pemerintah daerah guna pengambilan keputusan


58

ekonomi yang bermanfaat bagi pihak eksternal. Dari beberapa definisi

akuntansi sektor publik diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sektor

publik yaitu poses pecatatan, oengklafisikasian, penganalisissan dan

pelaporan transaksi keuangan bagi para pemakai laporan keungan yang

berguna untuk pengambilan keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

semakin meningkat penerapan akuntansi sektor publik maka semakin

meningkat pula kinerja instansi pemerintah.

2. Pengaruh akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah terhadap pencegahan fraud di Badan Keuangan dan

Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang

Pada hasil penelitian uji regresi model II diperoleh nilai signifikansi

akuntansi sektor publik sebesar 0,081 dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah sebesar ,44 > 0,05 dari taraf signifikan. Sementara itu nilai

koefisien akuntansi sektor publik sebesar 0,349 dan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah sebesar 0,150 yang artinya bahwa setiap kenaikan 1

satuan nilai pencegahan fraud, maka akan meningkatkan nilai akuntansi

sektor publik sebesar 0,349 satuan dan akuntabilitas instansi pemerintah

sebesar 0,443 satuan.

Sehingga dapat disimpulkan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah berpengaruh posititf tapi tidak signifikansi secara

simultan terhadap pencegahan fraud. Hasil penelitian ini menunjukan

adanya hubungan positif antara akuntansi sektor publik dan akuntabilitas

kinerja instansi terhadap pencegahan fraud. Hal tersebut berarti semakin


59

baik penerapan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah maka semakin baik juga implikasinya dalam pencegahan fraud.

Secara teoritis penerapan akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah berpengaruh terhadap pencegahan fraud. Akan tetapi

pada penelitian ini belum terdapat nilai yang signifikan akan pengaruh dari

akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Penelitian ini sejalan dengan (Dedi Rusdi : 2013) yang berjudul

pengaruh penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan kualitas

laporan keuangan instansi pemerintah terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dalam mencegah fraud (studi kasus pada pemerintah kota

Semarang) yang menunjukan bahwa akuntansi sektor publik dan kinerja

instansi pemerintah secara bersama-sama tidak berpengaruh dalam

mencegah fraud.

3. Pengaruh akuntansi sektor publik melalui akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dalam mencegah fraud di Badan Keuangan dan Pendapatan

Daeah Kabupaten Pinrang

Berdasarkan dari hasil persamaan regresi model I dan regresi model

II diperoleh pengaruh langsung yang diberikan akuntansi sektor publik

terhadap pencegahan fraud sebesar 0,349 sedangkan pengaruh tidak

langsung akuntansi sektor publik terhadap pencegahan fraud melalui

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebesar 0,064 dengan pengaruh

total yang diberikan akuntansi sektor publik terhadap pencegahan fraud

sebesar 0,349 + 0,064 = 0,413. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa nilai
60

pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung. Hasil ini

menunjukkan bahwa secara langsung akuntansi sektor publik berpengaruh

signifikan terhadap pencegahan fraud.

Pada penelitian (Ida Fariana : 2018) yang berjudul pengaruh

akuntansi sektor publik, pengawasan atas kualitas atas laporan keuangan

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemrintah dalam mencegah fraud

(studi empiris pada dinas pendidikan sejawa tengah) menyatakan bahwa

akuntansi sektor publik berpengaruh melalui akuntabilitas kinerja dalam

mencegah fraud. Adapun alasan akuntansi sektor publik tidak

mempengaruhi pencegahan fraud melalui akuntabilitas kinerja atau dengan

kata lain akuntabilitas kinerja instansi tidak cukup kuat dalam memediasi

hubungan pengaruh akuntansi sektor publik dengan pencegahan fraud.

Oleh karena itu pada Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah akuntansi

sektor publik lebih berpengaruh secara langsung terhadap pencegahan

fraud.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan uraian pada bab IV, mengenai pengaruh

akuntansi sektor publik terhadap akuntabilias kinerja instansi pemerintah dalam

mencegah fraud dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Akuntansi sektor publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hal ini menunjukan bahwa

akuntansi sektor publik di BKUD kab. Pinrang telah diterapkan dengan baik

pada kinerja instansi pemerintah dengan itu semua proses pencatatan serta

pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah sebagai pengambilan

keputusan dapat terlaksanakan sesuai dengan tujuan instansi. Oleh karena

itu dengan adanya penerapan akuntansi sektor publik yang baik maka akan

terjadi akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan yang baik.

2. Akuntansi sektor publik dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah secara

bersama-sama berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pencegahan

fraud. Hal ini disebabkan karena penerapan akuntansi sektor publik dan

akuntabilitas kinerja instansi masih sangat rendah dalam mengatasi

pencegahan fraud.

3. Akuntansi sektor publik berpengaruh melalui akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dalam mencegah fraud memiliki pengaruh langsung yang lebih

besar dibandingkan pengaruh tidak langsung.

61
62

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meninjau variabel bebas

yang lainnya yang diperkirakan dapat lebih mempengaruhi akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud di BKUD Kabupaten

Pinrang.

2. Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKUD) diharapkan terus dapat

meningkatkan penerapan akuntansi sektor publik dan juga kinerja instansi

pemerintah terutama dalam pencegahan fraud agar segala kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan instansi dapat berjalan sesuai dengan

harapan sehingga segala bentuk fraud dapat di hindari.


DAFTAR PUSTAKA

Darma, Dito Aditia. (2019). Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah


Berbasis Akrual Dan Pengawasan Kualitas Laporan Keuangan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Lingkungan Hidup, Dinas
Kehutanan, Dan Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Pemerintah Provinsi . 9(2),
30–43.

Febrianti, R., Feblin, A., & Aini, H. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering
Ulu. 1, 297–309.

Darwanis., & Chairunnisa, Sephi. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 6(2),


150-174.

Kurniawati, Ema. (2012). Analisis Faktor-Faktor Uuang Mmepengaruhi Financial


Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle

Marlena, V., & Subaeti. (2018). Pengaruh Penerapan Standar Pelaporan Akuntansi
Sektor Publik Dan Pengawasan Kualita Pelaporan Keuangan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Bengkulu (Studi Kasus : Bpkd,
Inspektorat, Pdmd Dan Dprd Di Provinsi Bengkulu). 2, 39–49.

Murdi, H., & Putri, Anne. (2020). Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi.
23(1), 50–66.

Pitaloka, J. J. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja (


Studi Pada Opd Provinsi Jawa Timur ). 1–20.

Putra, I Made Yoga Darma & Rasmini, Ni Ketut. (2019). Pengaruh Akuntabilitas,
Transparansi, Dan Partisipasi Masyarakat Pada Efektivitas Pengelolaan Dana
Desa. 28, 132-158.

Putri, Anisa. (2012). Fraud (Kecurangan) Laporan Keuangan

Purwaningrum, S. (2018). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Dan Aksesibilitas

xvi
Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten
Ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Rangkuti, May Hana Bilqis. (2018). Akuntabilitas Kinerja Di Instansi Pemerintah


(Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang). 8(2), 93–101.

Rhamadani, Dadan. (2018). Peran Keutamaan Organisasi Dan Akuntabilitas Publik


Dalam Memengaruhi Kinerja Sektor Publik Di Organisasi Perangkat Daerah
Propinsi Banten. 11(2).

Riantiarno, Reynald., & Azlina, Nur. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 3(3), 560-568.

Santoso, Urip., & Pambelum, Yohanes Joni. (2008). Pengaruh Penerapan Akuntansi
Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam
Mnecegah Froud. 4(1), 14-33.

Sayuti, S., Majid, J., & Juardi, M. S. S. (2018). Perwujudan Nilai Transparansi,
Akuntabilitas Dan Konsep Value For Money Dalam Pengelolaan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik . 1(1), 16-18

Sadjiarto, Arga. (2000). Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. 2(2),


138-150.

xvii
L

63
64

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Para Responden yang Terhormat,

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesediaan


anda mengisi kuesioner ini.

Adapun kami sampaikan kuesioner ini dibuat oleh :

Nama : Nurfasila

NIM : 105731138717

Jurusan/Fakultas : Akuntansi S1/Ekonomi dan Bisnis

Universitas : Universitas Muhammadiyah Makassar

Kuesioner ini merupakan bagian dari proses pengumpulan data untuk keperluan
tugas akhir/skripsi kami yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK TERHADAP AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENCEGAH
FRAUD (Studi Kasus BKUD Kab. Pinrang)”.

Dalam penyusunan skripsi ini besar harapan saya kepada Bpak/Ibu/Saudara/I untuk
berkenan meluangkan waktunya sejenak untuk mengisi kuesioner yang dilampirkan
bersama surat ini. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I sangat berarti demi terselesainya
penelitian ini. Sebelumnya saya juga memohon maaf telah mengganggu waktu kerja
Bapak/Ibu/Saudara/i.

Jawaban yang anda berikan tidak akan dinilai sebagai BENAR atau SALAH dan tidak
akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu/Saudara/i ditempat anda bekerja.
Data yang kami peroleh akan kami rahasiakan dan tidak akan kami sebar luaskan, karena
hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian, sesuai etika penelitian.

Peneliti memohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan hadirnya kuesioner ini.
Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/Saudari, peneliti mengucapkan
terima kasih.

Peneliti

Nurfasila
65

A. Identitas Responden

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I mengisi daftar pertanyaan berikut:

1. Nama :

………………………………………………………………………………………..….**

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Usia : 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun

41 – 50 tahun ≥50 tahun

4. Pendidikan terakhir : SMU/SMA/SMK Diploma

Sarjana Pasca Sarjana

5. Nama Dinas/Instansi :

………………………………………………………………………………………………..

6. Jabatan :

………………………………………………………………………………………………..

7. Bidang :

………………………………………………………………………………………………

8. Masa Kerja : 1 – 5 tahun 6 – 10 tahun

11 – 15 tahun 16 – 20 tahun

≥ 21 tahun

** : boleh diisi dengan inisial maupun nama lengkap


66

B. Daftar Pertanyaan

Berikut ini adalah pernyataan mengenai “Pengaruh Penerapan Akuntansi

Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Dalam

Mencegah Terjadinya Fraud (Studi Kasus di Daerah Kab. Pinrang)”

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan tanda check list (√) pada salah satu

pilihan jawaban sesuai dengan pemahaman dari Bapak/Ibu/Saudara/i.

SS : Sangat setuju : Skor 5

S : Setuju : Skor 4

N : Tidak ada pendapat/ ragu-ragu : Skor 3

TS : Tidak setuju : Skor 2

STS : Sangat tidak setuju : Skor 1

1. Penerapan Akuntansi Sektor Publik

No. PILIHAN JAWABAN


PERNYATAAN
STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Laporan keuangan sudah dapat
mencerminkan adanya
pengendalian dan penguasaan
atas entitas pelaporan baik
terhadap aset, ketentuan hukum
dalam melaksanakan tugas guna
mencapai misi tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2. Laporan keuangan merupakan
67

media pertanggungjawaban yang


disusun atas dasar asumsi
tertentu, yaitu kemandirian,
entitas, adanya kesinambungan
entitas.
3. Informasi dalam laporan
keuangan mempunyai
karakteristik relevan, handal,
dapat dibandingkan serta
dipahami oleh pihak yang
berkepentingan.
4. Pelaporan informasi keuangan
dapat dipahami dengan
menggunakan prinsip-prinsip
akuntansi dan pelaporan
keuangan.
5. Setiap laporan keuangan tetap
memiliki kendala informasi baik
relevansinya maupun
keandalannya.
6. Untuk mengatasi setiap kendala
informasi yang terjadi maka ada
pembatasan terhadap laporan
yang dinilai terkait dengan unsur-
unsur laporan keuangan, yaitu
terbatas pada laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus
kas, serta catatan-catatannya dan
laporan kinerja keuangan,
laporan perubahan ekuitas
dengan didasari pada pengakuan
terhadap unsur-unsur laporan
keuangan.
7. Informasi yang dihasilkan laporan
keuangan dapat menunjukkan
informasi tentang akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah yang
dibutuhkan, karena dengan
informasi ini pemerintah
mempunyai bahan dalam
68

pengambilan keputusan untuk


melakukan perbaikan-perbaikan
manajemen dalam
penyelenggaraan urusan
pemerintah yang lebih baik.

2. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah


No. PILIHAN JAWABAN
PERNYATAAN
STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Visi dan misi program perlu
ditetapkan sesuai rencana
strategik organisasi
2. Membuat perencanaan strategis
3. Mengembangkan berbagai
indicator kinerja suatu program/
kegiatan/ proyek.
4. Pimpinan selalu menunjukkan
komitmen yang kuat untuk
mencapai hasil suatu program/
kegiatan/ proyek.
5. Pimpinan dan staf
mempertanggung jawabkan
(accountable) hasil dari suatu
program/ kegiatan/ proyek yang
telah dilakukan.
6. Pimpinan dan staf selalu terlibat
bersama-sama dalam
mengevaluasi hasil suatu
program/ kegiatan/ proyek.
7. Pimpinan selalu mengalokasikan
sumber daya yang ada seperti
dana, sumber daya manusia, dan
waktu untuk digunakan dalam
69

pengukuran kinerja.
8. Pegawai selalu menerima
pengakuan positif atau perannya
dalam pencapaian tujuan
strategis organisasi.
9. Menghubungkan antara
pencapaian kinerja suatu
program/ kegiatan/ proyek
dengan tujuan strategis
organisasi.
10. Kurangnya intensif berupa
imbalan atau pengakuan positif,
tidak menghambat berbagai
keputusan di organisasi.
11. Laporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah digunakan
sebagai bahan pertimbangan
dalam merencanakan program/
kegiatan selanjutnya dan
diterbitkan sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

3. Pencegahan fraud

No. PILIHAN JAWABAN


PERNYATAAN
STS TS N S SS

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Mengimplementasikan program
pengendalian anti fraud
berdasarkan nilai-nilai yang dianut
instansi
2. Instansi memiliki sikap tanggap
70

terhadap segala sesuatu yang


terjadi di instansi
3. Instansi melakukan seleksi yang
ketat dan efektif pada proses
penerimaan karyawan
4. Instansi melakukan pengecekan
latar belakang karyawan sebelum
dipekerjakan atau dipromosikan
untuk menduduki suatu jabatan.
5. Instansi menangansi dengan
segera setiap pelanggaran yang
terjadi
6. Melakukan pelatihan
kewaspadaan terhadap
kecurangan sesuai tanggung
jawab kerja karyawan
7. Instansi memberlakukan kode etik
di lingkungan karyawan untuk
membangun budaya jujur dan
keterbukaan karyawan di dalam
instansi.
8. Instansi memberlakukan sanksi
atas pelanggaran terhadap aturan
perilaku kode etik yang ada
9. Instansi memberikan bentuk
perhatian dan bantuan kepada
karyawan yang mengalami
masalah ekonomi guna mencegah
terjadinya kecurangan
71

Lampiran 2. Tabel Perhitungan Hasil Kuesioner

1. Akuntansi sektor publik

RESPONDEN Skor Item Total


1 2 3 4 5 6 7
1 4 5 5 4 4 4 4 30
2 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 4 5 5 5 4 4 31
4 4 4 5 5 4 3 4 29
5 3 5 4 4 4 3 3 26
6 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 5 5 4 4 5 33
10 5 4 4 4 4 4 5 30
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 4 5 5 5 4 5 32
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 4 28
16 4 4 4 4 4 4 4 28
17 4 4 4 4 4 4 4 28
18 4 5 5 3 5 4 4 30
19 4 5 4 3 4 4 5 29
20 3 3 5 4 5 5 4 29
21 5 5 4 5 4 4 5 32
22 5 4 5 4 5 4 5 32
23 4 4 4 4 4 4 4 28
24 3 4 4 5 5 4 3 28
25 5 5 5 4 4 5 5 33
26 4 5 4 5 4 5 5 32
27 4 4 4 5 5 5 5 32
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 5 4 5 4 5 4 31
30 4 5 4 5 5 4 3 30
72

2. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

RespondenDEN Skor Item Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 48
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 44
3 5 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 45
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 41
6 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 49
7 4 4 5 4 5 3 3 3 5 3 3 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
10 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 44
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
12 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 46
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
19 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 50
20 4 5 5 4 4 3 4 5 5 3 3 45
21 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 52
22 4 5 4 4 5 3 3 3 5 5 5 46
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
24 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 49
25 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 47
26 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 45
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
29 3 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 44
30 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 48
73

3. Pencegahan fraud

skor item
RESPONDEN Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 5 4 4 4 4 4 3 4 35
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 38
4 4 5 4 5 4 1 4 5 3 35
5 4 4 4 5 5 3 4 3 4 36
6 5 5 4 4 3 3 4 3 3 34
7 5 4 5 4 4 3 3 3 4 35
8 4 4 5 3 3 4 4 3 4 34
9 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38
10 4 5 4 5 5 4 5 5 5 42
11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
12 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
13 4 5 4 4 5 4 4 4 4 38
14 4 5 4 5 5 4 4 4 4 39
15 5 5 5 5 4 4 4 4 4 40
16 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
17 5 4 4 4 4 3 3 3 3 33
18 4 4 5 5 4 3 4 4 4 37
19 5 5 5 4 5 5 4 4 4 41
20 4 4 4 5 5 3 5 5 5 40
21 4 4 4 4 5 5 4 4 5 39
22 3 5 5 4 5 5 4 4 3 38
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
24 4 4 5 5 3 3 3 4 4 35
25 4 5 4 4 5 5 4 4 4 39
26 4 4 5 5 5 4 4 4 4 39
27 5 5 5 4 4 5 4 5 5 42
28 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
29 5 4 4 5 4 3 3 4 4 36
30 3 5 3 5 4 4 3 4 4 35
74

LAMPIRAN 3. Hasil Uji SPSS

A. Uji Validasi

1. Uji Validitas Akuntansi Sektor Publik

Correlations
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 X
** **
x1 Pearson 1 .297 .199 .053 -.226 .110 .716 .631
Correlation
Sig. (2-tailed) .111 .292 .781 .230 .562 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*
x2 Pearson .297 1 .041 .066 -.201 .013 .127 .392
Correlation
Sig. (2-tailed) .111 .828 .728 .288 .944 .505 .032
N 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
x3 Pearson .199 .041 1 .076 .428 .015 .267 .529
Correlation
Sig. (2-tailed) .292 .828 .689 .018 .936 .154 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
x4 Pearson .053 .066 .076 1 .245 .148 .039 .469
Correlation
Sig. (2-tailed) .781 .728 .689 .191 .436 .839 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*
x5 Pearson -.226 -.201 .428 .245 1 .191 -.075 .325
Correlation
Sig. (2-tailed) .230 .288 .018 .191 .311 .692 .080
N 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
x6 Pearson .110 .013 .015 .148 .191 1 .400 .513
Correlation
Sig. (2-tailed) .562 .944 .936 .436 .311 .029 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** * **
x7 Pearson .716 .127 .267 .039 -.075 .400 1 .718
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .505 .154 .839 .692 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** ** **
X Pearson .631 .392 .529 .469 .325 .513 .718 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .032 .003 .009 .080 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
75

2. Uji Validitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y
*
y1 Pearson Correlation 1 - - - .460 .441 .564 .280 .365 .206 .206 .602
* * ** **
.082 .133 .036
Sig. (2-tailed) .666 .482 .850 .010 .015 .001 .134 .047 .275 .274 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y2 Pearson Correlation - 1 .265 .262 .149 .219 - .317 .359 .221 .102 .462
*
.082 .121
Sig. (2-tailed) .666 .157 .163 .433 .245 .523 .087 .052 .240 .590 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
y3 Pearson Correlation - .265 1 .289 .279 - - .073 .495 - - .236
.133 .226 .137 .125 .178
Sig. (2-tailed) .482 .157 .121 .136 .230 .472 .700 .005 .512 .347 .209
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y4 Pearson Correlation - .262 .289 1 - .261 - -.008 -.046 .547 .122 .362
** *
.036 .196 .120
Sig. (2-tailed) .850 .163 .121 .300 .163 .528 .966 .808 .002 .520 .049
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
y5 Pearson Correlation .460 .149 .279 - 1 .046 .122 -.082 .560 .000 .345 .457
* *
.196
Sig. (2-tailed) .010 .433 .136 .300 .809 .519 .666 .001 1.00 .062 .011
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
y6 Pearson Correlation .441 .219 - .261 .046 1 .564 .439 -.087 .515 .230 .638
* ** ** **
.226
Sig. (2-tailed) .015 .245 .230 .163 .809 .001 .015 .646 .004 .221 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
y7 Pearson Correlation .564 - - - .122 .564 1 .604 .106 .274 .211 .589
** ** **
.121 .137 .120
Sig. (2-tailed) .001 .523 .472 .528 .519 .001 .000 .579 .143 .263 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y8 Pearson Correlation .280 .317 .073 - - .439 .604 1 .241 .092 .206 .589
* ** **
.008 .082
Sig. (2-tailed) .134 .087 .700 .966 .666 .015 .000 .200 .629 .276 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y9 Pearson Correlation .365 .359 .495 - .560 - .106 .241 1 - .071 .506
76

* ** ** **
.046 .087 .096
Sig. (2-tailed) .047 .052 .005 .808 .001 .646 .579 .200 .612 .711 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y10 Pearson Correlation .206 .221 - .547 .000 .515 .274 .092 -.096 1 .386 .574
** ** * **
.125
Sig. (2-tailed) .275 .240 .512 .002 1.00 .004 .143 .629 .612 .035 .001
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
y11 Pearson Correlation .206 .102 - .122 .345 .230 .211 .206 .071 .386 1 .506
* **
.178
Sig. (2-tailed) .274 .590 .347 .520 .062 .221 .263 .276 .711 .035 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
Y Pearson Correlation .602 .462 .236 .362 .457 .638 .589 .589 .506 .574 .506 1
** * * * ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .000 .010 .209 .049 .011 .000 .001 .001 .004 .001 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

3. Pencegahan fraud

Correlations
z1 z2 z3 z4 z5 z6 z7 z8 z9 Z
z1 Pearson 1 .102 .102 -.035 - - - - .123 .096
Correlation .343 .015 .282 .155
Sig. (2-tailed) .593 .593 .855 .064 .936 .132 .414 .518 .613
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z2 Pearson .102 1 -.071 -.016 .135 .225 .198 .225 - .406
*
Correlation .129
Sig. (2-tailed) .593 .708 .932 .478 .233 .294 .231 .496 .026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z3 Pearson .102 - 1 -.016 - .225 - - .000 .174
Correlation .071 .290 .226 .008
Sig. (2-tailed) .593 .708 .932 .120 .233 .229 .968 1.00 .358
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z4 Pearson - - -.016 1 .200 - .013 .397 .118 .251
*
Correlation .035 .016 .425
*

Sig. (2-tailed) .855 .932 .932 .288 .019 .946 .030 .534 .181
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z5 Pearson - .135 -.290 .200 1 .356 .426 .327 .308 .575
* **
Correlation .343
Sig. (2-tailed) .064 .478 .120 .288 .053 .019 .078 .098 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
z6 Pearson - .225 .225 -.425 .356 1 .203 .042 .388 .590
* **
Correlation .015
77

Sig. (2-tailed) .936 .233 .233 .019 .053 .281 .826 .034 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z7 Pearson - .198 -.226 .013 .426 .203 1 .467 .410 .535
* ** * **
Correlation .282
Sig. (2-tailed) .132 .294 .229 .946 .019 .281 .009 .025 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
z8 Pearson - .225 -.008 .397 .327 .042 .467 1 .450 .655
** * **
Correlation .155
Sig. (2-tailed) .414 .231 .968 .030 .078 .826 .009 .013 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z9 Pearson .123 - .000 .118 .308 .388 .410 .450 1 .672
* * * **
Correlation .129
Sig. (2-tailed) .518 .496 1.000 .534 .098 .034 .025 .013 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
z Pearson .096 .406 .174 .251 .575 .590 .535 .655 .672 1
* ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .613 .026 .358 .181 .001 .001 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

B. Uji Reliabilitas
1. Uji Reliabilitas Akuntansi sektor publik

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.601 5

2. Uji Reliabilitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.724 10
78

3. Uji Reliabilitas Pencegahan fraud

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.672 6

C. Uji Mulitolonieritas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 25.363 7.966 3.184 .004
x .686 .270 .433 2.545 .017 1.000 1.000
a. Dependent Variable: y

D. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -7.870 4.856 -1.621 .116
X .335 .164 .359 2.038 .051
a. Dependent Variable: RES2

E. Model Regresi I

Model Summary
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
79

a
1 .433 .188 .159 2.742
a. Predictors: (Constant), akuntansi sektor publik

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
b
1 Regression 48.705 1 48.705 6.479 .017
Residual 210.495 28 7.518
Total 259.200 29
a. Dependent Variable: akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
b. Predictors: (Constant), akuntansi sektor publik

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.363 7.966 3.184 .004
akuntansi sektor publik .686 .270 .433 2.545 .017
a. Dependent Variable: akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

F. Model Regresi II

Model Summary
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
a
1 .435 .189 .129 2.183
a. Predictors: (Constant), akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
akuntansi sektor publik

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
b
1 Regression 30.025 2 15.012 3.151 .059
80

Residual 128.642 27 4.765


Total 158.667 29
a. Dependent Variable: pencegahan fraud
b. Predictors: (Constant), akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, akuntansi sektor publik

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.258 7.401 2.602 .015
akuntansi sektor publik .432 .238 .349 1.813 .081
akuntabilitas kinerja .117 .150 .150 .778 .443
instansi pemerintah
a. Dependent Variable: pencegahan fraud
81

LAMPIRAN 4. Persuratan
82
83
84
85
86
87
88
89
90

BIOGRAFI PENULIS

Nurfasila panggilan cila lahir di Malaysia pada tanggal 24

Oktober 1999, dari pasangan suami istri Bapak Sulaiman dan

Ibu Hasmawati. Peneliti adalah anak pertama dari 3

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Tamalate I

Blok 35 No.196/c.

Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 148 Lembang lulus tahun

2011, SMP Negeri 3 Lembang lulus tahun 2014, SMA Negeri 7 Luwu lulus tahun

2017, dan mulai tahun 2017 mengikuti Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar sampai

dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar

sebagai mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Maassar.

Anda mungkin juga menyukai