Anda di halaman 1dari 70

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN

ASLI DAERAH DI KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

MUTHMAINNAH MILLIANI
NIM : 105711105117

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN


ASLI DAERAH DI KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan oleh :

MUTHMAINNAH MILLIANI
NIM: 105711195117

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021 M/1443 H

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”


(QS. Al-Insyirah :5)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-nya serta karunianya sehingga

skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdullillah Rabbil’alamin,

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku, Bapak Muh.Rais

dan Ibu Kasmawati yang telah melimpahkan kasih sayang dan cintanya,

doa yang tidak perna putus, serta kerja keras ikhlas tanpa lelah untuk

memberikan yang terbaik bagi kesuksesanku, orang-orang yang saya

sayang dan almamterku

PESAN DAN KESAN

“Lakukan hal kecil dengan cinta yang besar, agar memperoleh hasil
yang maksimal”

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidaya yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat serta

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Pinrang periode 2016-2020.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis Bapak Muh. Rais dan ibu Kasmawati yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang

tulus tanpa pamrih. Dan seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa mendukung

dan memberikan semangat serta doa restu atas keberhasilan penulis dalam

menuntut ilmu hingga kahir studi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai piihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

vi
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah., SE., M.Si., selaku ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si., selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Asdar, SE., M.Si., selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah membersikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang terkait dalam penulisan proposal ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepada-Nya. Amiinn

Makassar, September 2021

Penulis

vii
ABSTRAK

Muthmainnah Milliani, 2021, Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan


Asli Daerah di Kabupaten Pinrang periode 2011-2020, Skripsi Program Studi
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Andi Jam’an dan
pembimbing II Asdar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak
reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang periode 2016-
2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
dengan penyajian data didominasi dalam bentuk angka dan analisis data bersifat
statistik. Data yang diolah adalah data time series dari tahun 2011-2020 yang
diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan berupa buku,artikel dan lainnya yang berhubungan dengan
penelitian. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan rumus kontribusi dimana pajak reklame dibagi Pendapatan Asli
Daerah kemudian dikali 100%.
Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data pajak reklame
terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011-2020 dapat disimpulkan
bahwa kontribusi pajak reklame pada tahun 2011 sebesar 0,27%, pada tahun
2012 sebesar 0.32%, pada tahun 2013 sebesar 0.23%, pada tahun 2014
sebesar 0.16%, pada tahun 2015 sebesar 0.17%pada tahun 2016 sebesar
0,17%, pada tahun 2017 sebesar 0,19%, pada tahun 2018 sebesar 0,18%, pada
tahun 2019 sebesar 0,18%, dan pada tahun 2020 sebesar 0,21%.

Kata kunci : Pajak Reklame, Pendapatan Asli Daerah

viii
ABSTRACT

Muthmainnah Milliani, 2021, Advertising Tax Contribution to Regional Original


Income in Pinrang Regency for the 2011-2020 period, Thesis for Development
Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of
Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor I H. Andi Jam'an and
supervisor II Asdar.
This study aims to determine how big the contribution of advertising tax to
Regional Original Income in Pinrang Regency for the 2011-2020 period. The type
of research used is quantitative research method with the presentation of data is
dominated in the form of numbers and statistical data analysis. The data
processed is time series data from 2016-2020 obtained from the Regional
Revenue Service Office of Pinrang Regency. The data collection technique used
in this research is library research in the form of books, articles and others related
to research. While the data analysis technique used is to use the contribution
formula where the advertisement tax is divided by Regional Original Revenue
and then multiplied by 100%.
Based on the results of the analysis and collection of advertisement tax
data on Regional Original Revenue in 2011-2020 it can be concluded that the
contribution of advertisement tax in 2011 was 0.27%, in 2012 it was 0.32%, in
2013 it was 0.23%, in 2014 it was 0.23%. 0.16%, in 2015 it was 0.17% in 2016 it
was 0.17%, in 2017 it was 0.19%, in 2018 it was 0.18%, in 2019 it was 0.18%,
and in 2020 it was 0.21%.

Keywords: Advertising Tax, Local Revenue

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

SURAT PERTANYAAN KEABSAHAN ........................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7

1. Konsep Pajak ....................................................................... 7

2. Konsep Pajak Daerah ........................................................... 13

3. Konsep Pajak Reklame ........................................................ 15

4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ............................................ 18

B. Tinjauan Empiris ....................................................................... 20

x
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 23

D. Hipotesis .................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 24

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 24

C. Definisi Operasional ................................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 25

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 27

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 27

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 30

C. Pembahasan.............................................................................. 38

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 42

A. Kesimpulan ................................................................................ 42

B. Saran ......................................................................................... 42

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ....................................................................... 20

Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi ..................................................... 26

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang ...................................... 29

Tabel 4.2 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang ............................ 32

Tabel 4.3 Pajak Daerah Kabupaten Pinrang ............................................. 34

Tabel 4.4 Pajak Reklame Kabupaten Pinrang ........................................... 35

Tabel 4.5 Hasil Analisis Kontribusi Pajak Reklame Terhadap PAD ........... 37

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep .................................................... 23

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang menganut sistem otonomi

daerah dalam menjalankan pemerintahannya. Otonomi daerah sendiri

merupakan salah satu wujud reformasi terhadap penyelenggaraan

pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota demi mengantisipasi berbagai

tuntutan perubahan ketatanegaraan baik secara sosial maupun politik yang

berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Dasar hukum pertama atas

pemberlakuan otonomi daerah adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 yang telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999

yang juga telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Otonomi daerah menurut masing-masing daerah untuk mempersiapkan

sumber daya manusia yang baik, sumber keuangan yang cukup serta sarana

dan prasarana yang memadai dalam pelaksanaannya. Faktor keuangan

merupakan aspek utama yang dititik beratkan dalam pelaksanaan otonomi

daerah, karena pada hakikatnya otonomi daerah menuntut usaha pemerintah

daerah untuk secara mandiri membiayai pengeluaran-pengeluarannya

sehubungan dengan program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah

suatu daerah.

Dalam penelitian ini pajak yang akan dibahas hanya pajak reklame.

Pajak reklame merupakan pajak yang dibebankan kepada subjek pajak yang
2

mempromosikan produk tertentu. Besar nominal yang dibayarkan pun

berbeda-beda tergantung jenis reklame yang digunakan.

Dalam memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah khususnya pajak

reklame, pemerintah daerah perlu terus mengevaluasi efektivitas penerimaan

pajak reklame, dengan maksud untuk melihat apakah selama ini penerimaan

pajak telah dilakukan secara efektif.

Menurut Mardiasmo (2002:134), Efektivitas adalah ukuran berhasil

tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Jika penerimaan pajak

reklame belum dikatakan efektif maka diperlukan kebijakan-kebijakan dari

pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan efektivitas penerimaan pajak

reklame dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan Pendapatan Asli

Daerah. Pajak daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah diharapkan

mampu memberikan kontribusi besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat

memperlancar penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.

Sedangkan kemampuan keuangan daerah diukur dari besarnya kontribusi

Pendapatan Asli Daerah terhadap anggaran pendapatan daerah, dimana

salah satu caranya yaitu dengan mengoptimalkan pajak daerah yang sudah

ada. Erfitria (2014).

Pada saat ini, penerapan reklame menjadi media promosi paling

digemari di kota besar. Reklame itu sendiri, ada berbagai macam. Setiap

jenis memiliki golongan wajib pajak yang berbeda-beda. Selain itu reklame

juga difungsikan untuk menganjurkan atau menarik perhatian umum terhadap

sesuatu yang diperlihatkan. Tak bisa dipungkiri, majunya sebuah kota

seringkali bisa dilihat dari banyaknya reklame yang ada di pinggir jalan
3

strategis di kota tersebut. Selain menimbulkan kesan ramai, reklame

sejatinya merupakan alat promosi yang paling efektif untuk diingat

masyarakat. Rizki (2016)

Dengan adanya penerapan reklame maka menurut Priantara

(2013:543), penerapan tersebut harus diadakannya pula penetapan pajak

bagi wajib pajak yang menggunakan reklame. Pajak reklame adalah pajak

atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan pajak reklame tidak mutlak ada

pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini

berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten

atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak

kabupaten atau kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten

atau kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan

daerah tentang pajak reklame yang akan menjadi landasan hukum

operasional dalam teknis pelaksanaan, pengenaan, dan pemungutan pajak

reklame di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.

Dalam konteks otonomi daerah, Tjip Ismail (dalam Soebechi, 2012:107)

berpendapat bahwa seiring dengan tujuan otonomi daerah yang

mendekatkan pemerintah dengan rakyat, maka fungsi pajak daerah sebagai

pelayanan pemerintah daerah kepada rakyatnya. Dalam konsep otonomi

Surianingrat (dalam Ali dan Andi, 2012:151) merumuskan sebagai

pengaturan sendiri yang ditujukan untuk keperluan wilayah atau bagian

negara atau kelompok yang memerintah sendiri. Menegaskan pula bahwa

dalam tata pemerintahan di daerah, otonomi diartikan sebagai mengurus dan

mengatur rumah tangga sendiri.


4

Pertimbangan yang mendasari perlunya diselenggarakan otonomi

daerah adalah perkembangan kondisi di dalam dan di luar negeri. Kondisi

didalam negeri mengidentifikasikan bahwa rakyat menghendaki keterbukaan

dan kemandirian (desentralisasi). Kontribusi yang dimaksudkan sebagai iuran

yang diberikan oleh rakyat yang memenuhi kewajiban perpajakan kepada

pemerintah dalam satuan moneter. Rahayu (2010:23).

Maka secara umum semakin tinggi kontribusi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan semakin tinggi kemampuan daerah untuk membiayai

pengeluarannya akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif,

dalam hal ini kinerja keuangan positif diartikan sebagai kemandirian

keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung

pelaksanaan otonomi daerah. Untuk dapat menyelenggarakan otonomi

daerah yang optimal, maka diperlukan dana yang cukup.

Pendapatan Asli Daerah merupakan barometer utama atas suksesnya

pelaksanaan otonomi daerah dan diharapkan dengan adanya otonomi

daerah maka kemandirian daerah akan terwujud (Hidayat 2007 dalam

Ambarwati dan Payamta 2015). Menurut Mardiasmo (2009:132) bahwa

efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau

target kebijakan (hasil guna). Pengukuran efektivitas dengan

membandingkan antara realisasi dengan target penerimaan yang

dianggarkan.

Efektivitas sebagai kontribusi keluaran terhadap pencapaian sasaran

yang ditetapkan. Pernyataan tersebut juga didukung dengan adanya Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, menyebutkan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan


5

efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah perlu

memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar

pemerintahan daerah.

Badan Keungan Daerah (BKD) Kabupaten Pinrang menargetkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak reklame tahun ini sebesar Rp1

Miliar. Hal ini dipaparkan Kepala BKD Kabupaten Pinrang, pembayaran pajak

reklame tergantung dari posisi dan lokasi pemasangan. Yang paling mahal itu

bando jalan pajaknya Rp 80 ribu permeter pertahun, beberapa reklame baik

berbentuk bando atau billboard nampak terpasang foto bertema parpol dan

tokoh tertentu.

Jumlah tunggakan pajak reklame mencapai Rp 80.000.000 (delapan

puluh juta). Kepala Dispenda Kabupaten Pinrang mengungkapkan, pihaknya

sudah beberapa kali menempuh jalur formal untuk melakukan penagihan,

tapi belum ada realisasi. Pada proses penagihan sudah menempuh jalur

nonformal, yakni komunikasi lisan kepada manajemen, tapi belum ada

realisasi. Pihaknya sudah melayangkan surat yang isinya, antara lain

member peringatan keras kepada pihak perusahaan. Jika dalam dua kali 24

jam belum ada realisasi, Dispenda akan menertibkan paksa reklame-

reklame. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis

tertarik mengangkat judul “Kontribusi Pajak Reklame Terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : Seberapa besar kontribusi pajak

reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang?


6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan

penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak

reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis, dapat dilihat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang berkaitan dengan

pengoptimalisasian potensi pajak daerah secara efektif dalam rangka

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah terutama aparat

Dinas pendapatan Daerah Kota Pinrang untuk meningkatkan pemungutan

serta pengelolaan pajak daerah sebagai sumber pandapatan asli daerah.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pajak

a. Pengertian Pajak

Menurut Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2011:1) Pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

Menurut Djajadiningrat (Edisi 5, 2009; 1) Pajak adalah suatu

kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang

disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan

yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa

timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan secara umum.

Menurut Waluyo (Edisi 10, 2011; 2) Pajak adalah iuran kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah

untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran umum berhubung dengan

tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintah.

Sedangkan pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Tjendraputra,

Haiwei (2014:11) adalah “ Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan


8

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Adapun pengertian

menurut Undang-Undang yang tertera pada Pasal 1 angka 1 Undang-

Undang No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir

dengan Undang-Undang No 28 Tahun 2007 adalah “konstribusi wajib

kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal

balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

b. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri–ciri yang melekat pada pengertian

pajak dari berbagai defenisi, terlihat adanya dua fungsi pajak menurut

waluyo (2011:6) yaitu sebagai berikut :

1) Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi

pembiayaan pengeluaran–pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh :

dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2) Fungsi Mengatur (Regular)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh : dikenakannya

pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian

pula terhadap barang mewah.

c. Pemungutan Pajak

1. Asas – asas Pemungutan Pajak


9

Asas Pemungutan Pajak yang terdapat dalam buku Mardiasmo

(2011:7), yaitu :

a) Asas domisili (asas tempat tinggal) negara berhak mengenakan

pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajakyang bertempat tinggal

di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun

dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

b) Asas sumber negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan

yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal

Wajib Pajak.

c) Asas kebangsaan pengenaan pajak dihubungkan dengan

kebangsaan suatu negara.

2. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan,

maka terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan

pemungutan pajak, sebagai berikut:

a) Syarat Keadilan (Pemungutan pajak harus adil), sesuai dengan

tujuan hukum, yakni mencapai keadilan. Undang-undang dan

pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-

undangan diantaranya mengenakan pajak secara adil dan merata,

serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

b) Syarat Yuridis, yaitu syarat pemungutan pajak harus berdasarkan

hukum yang berlaku. Dimana syarat pemungutan pajak ini bertujuan

agar negara menjamin hukum akan proses pemungutan pajak


10

tersebut. Hukum yang mengatur pemungutan pajak diatur dalam UU

No. 28 tahun 2007.

c) Syarat Ekonomis (Pemungutan tidak boleh mengganggu

perekonomian), pemungutan pajak tidak boleh menggangu

kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak

menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d) Syarat Finansial, pemungutan pajak harus efektif dan efisien agar

mendapatkan hasil yang maksimal. Efektif berarti adanya kesamaan

antara perhitungan dan hasil pemungutan pajak.

e) Sistem Pemungutan Pajak harus Sederhana, hal ini akan

memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak terdapat dalam buku Mardiasmo

(2011:7), yaitu :

a) Official Assessment System

Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang

memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri- cirinya : (1)

Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus (2) Wajib Pajak bersifat pasif (3)Utang pajak timbul setelah

dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b) Self Assessment System

Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan


11

sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri- cirinya : (1) Wewenang

untuk menntukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak

sendiri (2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang (3) Fiskus tidak ikut campur

dan hanya mengawasi.

c) With Holding System

With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan

Wajib Pajak yang bersangkutan). Ciri-cirinya : wewenang

menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,

pihak selain fiskus dan wajib pajak.

d. Tarif Pajak

Menurut pasal 17 struktur tarif yang berhubungan dengan pola

persentase, tarif pajak dikenai 4 macam tarif menurut Waluyo (2002) :

1) Tarif pajak proporsional/sebanding yaitu tarif berupa persentase tetap

terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.

2) Tarif Pajak Progresif adalah tarif pajak yang presentasinya lebih besar

apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan lebih besar.

3) Tarif Pajak Tetap adalah tarif yang berupa jumlah yang tetap (sama

besarnya) terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan

pajak. Oleh karena itu besarnya pajak yang terutang tetap.

e. Pengelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2016 : 7) pajak dapat di dikelompokan

menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan

menurut lembaga pemungutnya yaitu akan dijabarkan seperi dibawah ini :


12

1) Menurut golongannya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu :

a) Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul

atau ditanggung sendiri oleh Wajib pajak dan tidak dapat

dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan,

misalnya pajak penghasilan (PPh).

b) Pajak Tidak Langsung Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak

langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau

perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi

penyerahan barang atau jasa, misalnya Pajak Pertambahan Nilai

(PPN).

2) Menurut Sifat Pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu :

a) Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan keadaan subjeknya, misalnya Pajak Penghasilan

(PPh).

b) Pajak Objekif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan , atau peristiwa

yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar

pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib

pajak) maupun tempat tinggal, misalnya: Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).


13

3) Menurut Lembaga Pemungut Pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu :

a) Pajak Negara (Pajak Pusat) adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara pada umumnya, misalnya PPh, PPN dan PPnBM.

b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

baik daerah tingkat 1 (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II

(pajak kabupaten /kota) dan digunakan untuk membiayai rumah

tangga daerah masing – masing, misalnya Pajak kendaraan

bermotor, pajak hotel, pajak restoran, pajak air tanah, dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2. Konsep Pajak Daerah

a. Pengertian Pajak Daerah

Pengertian Pajak Daerah menurut Raharjo (2009:72) bahwa

“Pajak Daerah yaitu kewajiban penduduk masyarakat menyerahkan

sebagian dari kekayaan kepada daerah disebabkan suatu keadaan,

kejadian atau perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai suatu sanksi atau hukum.”

Menurut Mardiasmo (2011:12) Pajak Daerah adalah kontribusi

wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

daerah bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

Dari berbagai pendapat para ahli, dapat dinyatakan bahwa pajak

daerah merupakan iuran wajib daerah bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang tanpa imbalan langsung yang digunakan untuk


14

membiaya penyelenggaraan, pembangunan dan keperluan daerah untuk

kemakmuran rakyat. Dengan kata lain pajak daerah merupakan kontribusi

peraturan pemerintahan daerah yang hasilnya digunakan untuk

membiayai pengeluaran daerah guna melaksanakan pembangunan,

penyelenggaraan pemerintah daerah unuk pelayanan masyarakat.

b. Jenis Pajak Daerah

Dasar hukum pengenaan pajak daerah adalah Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009. Menurut undang-undang tersebut pajak daerah

merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa jenis pajak daerah berdasarkan undang - undang

tersebut, Pajak-pajak yang termasuk pajak propinsi antara lain:

a) Pajak kendaraan bermotor yaitu pajak atas kepemilikan atau

penguasaan kendaraan bermotor.

b) Bea balik nama kendaraan bermotor adalah pajak atas penyerahan

hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak

atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,

tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan kedalam badan

usaha.

c) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor pajak atas penggunaan

bahan bakar bermotor.

d) Pajak air permukaan adalah pajak atas pengambilan dan

pemanfaatan air permukaan.


15

e) Pajak rokok pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh

pemerintah.

3. Konsep Pajak Reklame

a. Pengertian Pajak Reklame

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak reklame adalah pajak atas

penyelenggaraan reklame. Yang menjadi subjek pajak reklame adalah

orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame. Wajib pajak

reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan

reklame. Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.

Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame. Tarif pajak

reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh lima persen).

Tarif pajak reklame ditetapkan dengan peraturan daerah. Besaran pokok

pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

dengan dasar pengenaan pajak.

Menurut Siahaan (2013:381) reklame merupakan suatu benda,

alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang

untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan

atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau

badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan atau dinikmati oleh

umum. (Kobandaha, 2016)

b. Objek Pajak Reklame

Dalam Undang-undang no 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah

dan Pajak Retribusi pasal 47 ayat 2 disebutkan bahwa objek pajak

reklame adalah semua penyelenggaraan reklame, yaitu meliputi:


16

1) Reklame papan/billboard/vidiotron/megatron merupakan reklame yang

terbuat dari papan kayu, termasuk seng atau bahan lain yang sejenis,

dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding,

pagar, pohon, tiang, dan sebagainya baik yang bersinar maupun yang

disinari.

2) Reklame megatron/vidiotron/large electronic display (LED) merupakan

reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program

reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna

yang dapat berubah-ubah, terprogram, dan difungsikan dengan listrik.

3) Reklame kain yakni reklame yang diselenggarakan menggunakan kain,

termasuk kertas, plastik, karet, atau bahan lainnya yang sejenis

dengan itu.

4) Reklame melekat/stiker yakni reklame yang berbentuk lembaran yang

lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang atau

digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari

200 cm2 per lembar.

5) Reklame selebaran merupakan reklame yang berbentuk lembaran

lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan, atau dapat

diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, diletakkan,

dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain.

6) Reklame berjalan termasuk pada kendaraan yakni Reklame yang

ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan

dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh

orang.
17

7) Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan

menggunakan gas, laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.

8) Reklame suara yakni reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang

ditimbulkan dari atau oleh peralatan lain.

9) Reklame film/slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan yang

sejenisnya, sebagai alat untuk di proyeksikan dan atau di pancarkan

pada layar atau benda lainnya yang ada di ruangan.

10) Reklame peragaan yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara

peragaan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

c. Subjek/Wajib Pajak Reklame

Menurut mardiasmo (2013) Subjek pajak adalah orang pribadi

atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan

reklame sedangkan dan wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan

yang menyelenggarakan reklame. Reklame diselenggarakan langsung

oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk

kepentingan sendiri, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan

tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak

ketiga (perusahaan jasa periklanan), maka pihak ketiga tersebut menjadi

wajib pajak reklame.

Reklame diselenggarakan langsung oleh orang pribadi atau badan

yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib pajak

reklame adalah orang pribadi tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame


18

dilaksanakan melalui pihak ketiga (perusahaan jasa periklanan), maka

pihak ketiga tersebut menjadi wajib pajak reklame.

d. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame

Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau

kota diatur dalam :

1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan

atas UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

3) Peraturan daerah Kabupaten/kota yang mengatur tentang Pajak

Reklame. Seperti Perda provinsi DKI Jakarta No. 12 Tahun 2011

tentang pajak reklame.

4) Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak reklame

sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak reklame

pada kabupaten/kota dimaksud.

4. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-Undang N0. 33 Tahun 2004 dalam Pasal 1

ayat (18) tentang Perimbangan Leuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah, yang dimaksud Pendapatan Asli Daerah adalah

penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah

sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah

menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghimpun sumber-

sumber dana untuk membiayai pengeluaran rutin. Jadi, dapat dikatakan


19

bahwa Pendapatan Asli Daerah sebagai pendapatan rutin dari usaha-

usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber

keuangan daerahnya sehingga dapat mendukung pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.

b. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Dalam hal sumber penerimaan yang menjadi hak pemerintah

daerah, Undang-undang No. 23 Tahun 2014 dalam Pasal 285 ayat (1)

tentang Pemerintah Daerah telah menetapkan sumber pendapatan

daerah terdiri atas :

1) Pendapatan Asli Daerah :

a. Pajak daerah

b. Retribusi daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

2) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 huruf d, meliputi : hasil penjualan kekayaan daeran yang

tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai

tukar rupiah terhadap mata uang asing dan komisi, potongan ataupun

bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atay pengadaan barang dan

jasa oleh daerah.


20

B. Tinjauan Empiris

Sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat beberapa penelitian

sebelumnya yang telah membahas sebagian atau seluruh variabel yang

digunakan pada penelitian ini. Oleh karena itu, beberapa hal penting dari

penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar untuk penelitian ini. Berikut

beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut dengan penelitian ini.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Teknik
No Nama Judul Analisis Hasil Penelitian
(Tahun)
Data
1. Sahala Efektivitas dan Kualitatif Hasil dari penelitian yang
Purba (2017) Kontribusi dilakukan adalah
Pajak Reklame berdasarkan indikator
Terhadapan tingkat efektivitas
Pendapatan penerimaan pajak reklame
Asli Daerah pada tahun 2013 sampai
Kota Medan dengan 2015 dapat
dikatakan tidak efektif,
karena tingkat efektivitas
yang dicapai setiap tahun
selalu munurun dan kurang
dari 60%, yakni 33,76%
untuk tahun 2013; 29,93%
untuk tahun 2014; dan
18,38 untuk tahun 2015.
Rata-rata efektivitas
penerimaan pajak reklame
terhadapa PAD selama 3
tahun yaitu 26,69%.
21

2. Novegya Kontribusi dan Kuantitatif Besarnya presentase rata-


Ratih Efektifitas rata efektivitas penerimaan
Primandari, Pajak Reklame pajak reklame terhadapa
Emi Dahlia Terhadap pendapatan asli daerah di
(2020) Pendapatan Kabupaten Ogan Komering
Asli Daerah di Ulu tahun 2013-2017
Kabupaten adalah 128,93% yang
Ogan dikategorikan sangat
Komering Ulu efektif, artinya pemerintah
Provinsi Kabupaten Ogan Komering
Sumatera Ulu telah melakukan
Selatan pemungutan pajak reklame
dengan efektif. Meskipun
demikian masih harus
ditingkatkan lagi agar
tingkat pendapatan asli
daerah Kabupaten Ogan
Komering Ulu semakin
meningkat
3. Vera Faktor-Faktor Regresi Peneimaan pajak reklame
Fransisca yang linear kurun waktu tahun 2003-
Pesik Mempengaruhi sederhana 2012 mengalami fluktuasi.
(2013) Penerimaan Tahun 2003-2005
Pajak Reklame penerimaan pajak reklame
di Kota terus mengalami
Manado peningkatan dengan
presentase kenaikan yang
berbeda-beda. Sedangkan
tahun 2006-2012
penerimaan pajak reklame
tidak stabil. Dilihat dari
rata-rata penerimaan pajak
reklamejumlah penerimaan
reklame tertinggi terjadi
pada tahun 2006 dari
jumlah rata-rata
penerimaan pajak reklame
di Kota Manado. Tahun
2003 penerimaan pajak
reklame sangat rendah jika
dibandingkan dengan rata-
rata penerimaan pajak
reklame yang ada.
22

4. Muhaimin, Analisis Kualitatif Berdasrkan hasil penelitian


Faidul adzim, Potensi Pajak dan tingkat efektifitas
Firmansyah Reklame Kuantitatif pemungutan pajak reklame
(2019) Terhadap terhadap target pajak
Pendapatan reklame yang dilakukan
Asli Daerah di oleh DISPENDA Kota
Kota Makassar Makassar tahun 2012
kurang efektif karena
hanya mampu mecapai
73,4%. Tahun 2013
pemungutan yang
dilakukan masih kurang
efektif karena hanya
mampu mencapai 70,4%.
Tahun 2014 pemungutan
telah efektif karena mampu
mencapai 109,1%. Tahun
2015 pemungutan pajak
efektif karena mampu
mencapai 105,8 %.
5. Dian Oktavia Analisis Kuantitatif Kinerja pengelolaan
(2018) Efektivitas dan pendapatan asli daerah di
Kontribusi Kota Bukittinggi dari tahun
Pemungutan 2008-2017 jika di lihat dari
Pajak Reklame sisi efektivitas ternyata
Terhadap masih relatif tinggi secara
Pendapatan rata-rata tingkat efektifitas
Asli Daerah di Kota Bukittinggi adalah
Kota sebesar 79.35%, hal ini
Bukittinggi menunjukan kinerja
Tahun 2008- pendapatan asli daerah di
2017 Kota Bukittinggi sudah
efektif. Kinerja pengelolaan
pendapatan asli daerah di
Kota Bukittinggi dari tahun
2008-2017 jika dilihat dari
sisi kontribusi bisa
dikategorikan sangat
kurang. Karena hal yang
didapatkan kurang dari
10%. Rata-rata kontribusi
dari tahun 2008-2017
adalah sebesar 1.33%.
23

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konsep bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Dalam penelitian ini variabel yang di teliti yaitu pajak

reklame dan kontribusi. Adapun gambar kerangka konsep dapat dilihat pada

gambar 2.1 yaitu :

Pajak Reklame

Kontribusi

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: Diduga pajak reklame memberikan kontribusi yang

besar terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu

penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan. Pendekatan metode ini berangkat dari data lalu

diproses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan

(Muhammad Idrus, 2009:30). Metode ini juga harus menggunakan alat bantu

kuantitatif software komputer. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik

bila disertai dengan tabel, grafik, atau tampilan lainnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang diambil penulis adalah Kabupaten

Pinrang. Tepatnya di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, yakni

bulan Juli sampai dengan bulan September 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Untuk memudahkan penulis dalam mencari data dan menentukan

variabel penelitian sekaligus untuk menyamakan persepsi tentang istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka batasan variabelnya yaitu:
25

1. Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas setiap penyelenggaraan reklame, dan

reklame adalah benda, alat perbuatan ataupun media yang menurut

bentuk, dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan sesuatu barang, jasa,

atau seseorang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu

barang. Jasa, atau orang yang ditempatkan atau dilihat atau dibaca dan

atau didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan

pemerintah.

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan daerah dari berbagai

usaha pemerintah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah

yang bersangkutan dalam membiayai kegiatan rutin maupun

pembangunannya, yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, bagian

laba usaha milik daerah, dan lain-lain penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang sah (Isdijiso, 2008:56).

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai atau digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang berupa data time series periode tahun 2012-2020. Data

sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya

berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan

menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data yang


26

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data yang

dipergunakan adalah data Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten

Pinrang. Data-data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang.

E. Teknik Analisis Data

Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) di Kabupaten Pinrang. Penggunaan analisis kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pinrang. Kontribusi pajak

reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakan analisis

deskriptif kuantitatif (Thambunan, 2009:110). Analisis kontribusi yaitu suatu

alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kontribusi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

(Mahmudi,2010:131) :

Untuk mengukur nilai kontribusi secara lebih rinci digunakan kriteria

berdasarkan Tim Litbang Depdagri UGM Tahun 1991 mengkategorikan

kriteria kontribusi ke dalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel

dibawah:

Tabel 3.1
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria
0 – 10 Sangat Kurang
11 – 20 Kurang
21 – 30 Sedang
31 – 40 Cukup Sedang
41 – 50 Baik
Diatas 50 Sangat Baik
Sumber:Tim Litbang Depdagri- Fisipol UGM Tahun 1991
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Pinrang

1. Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Pinrang

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan yang terlektak kira-kira 185 Km di sebelah utara Kota

Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Secara astronomis,

Kabupaten Pinrang terletak antara 3°19’-4°10’ Lintang Selatan dan

119°26’-119°47’ Bujur Timur, masing-masing berbatasan dengan

sebelah:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja

2. Sebelah Selatan : Kota Pare-pare

3. Sebelah Timur : Kabupaten Enrekang

4. Sebelah Barat : Kabupaten Polewali Mandar (Sulawesi Barat)

Pada bulan Juli 2020, Kabupaten Pinrang mengalami 1

penambahan kelurahan sebagai hasil pemekaran dari 2 kelurahan yang

terletak di Kecamatan Tiroang. Kelurahan baru tersebut adalah Kelurahan

Samaturue dengan luas 12,5 Km². Sehingga wilayah administratif

Kabupaten Pinrang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang

Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pembentukan Kelurahan Samaturue

Kecamatan Tiroang, terbagi dalam 12 Kecamatan dan 109

Desa/Kelurahan (40 Kelurahan dan 69 Desa) dengan luas 1.961,77 Km².

Tipe Iklim di wilayah ini termasuk tipe B dan C dimana musim

hujan terjadi pada Bulan November hingga Juni dan sebaliknya musim

kemarau terjadi pada Bulan Agustus hingga Bulan September, secara


28

umum curah hujan terjadi cukup tinggi dan sangat dipengaruhi angin

musiman. Suhu udara rata-rata mencapai 280C dengan curah hujan rata-

rata mencapai 174,93 mm/bln.

2. Pemerintahan di Kabupaten Pinrang

Pemerintahan Kabupaten Pinrang membawahi 12 kecamatan dan

terbagi dalam 40 kelurahan dan 69 desa. Ke-12 kecamatan tersebut

sebagai berikut:

a. Suppa

b. Mattiro Sompe

c. Lanrisang

d. Mattiro Bulu

e. Watang Sawitto

f. Paleteang

g. Tiroang

h. Patampanua

i. Cempa

j. Duampanua

k. Batulappa

l. Lembang

Dari 12 kecamatan yang ada, Kecamatan Patampanua,

Duampanua dan Lembang merupakan tiga kecamatan yang memiliki

jumlah desa/kelurahan terbanyak. Kecamatan Patampanua terdiri dari 7

desa dan 4 kelurahan, Kecamatan Duampanua terdiri dari 10 desa dan 5

kelurahan, dan Kecamatan Lembang terdiri dari 14 desan dan 2

kelurahan.
29

3. Jumlah Penduduk

Penduduk suatu wilayah merupakan salah satu sumber daya yang

dimiliki oleh wilayah yang harus diberdayakan demi peningkatan

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Struktur umur

dalam analisis penduduk merupakan faktor utama dan merupakan alat

analisis dalam sumber daya manusia suatu daerah. Hal ini dikeranakan

bahwa struktur penduduk menurut umur memberikan suatu potensi dan

informsi mengenai potensi sumber daya manusianya, sedangkan tingkat

ketergantungan penduduk menurut umur serta berbagai karakteristik

penduduk dan sumber daya manusia lainnya. Berikut tabel komposisi

perbandingan jumlah penduduk Kabupaten Pinrang.

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Pinrang 2020
Kelompok
Laki-laki Wanita Jumlah/total
Umur
0-4 17,101 15,326 36,718
5-9 16,618 15 891 32 509
10-14 18,859 17,520 36,379
15-19 17,842 17,248 35,072
20-24 17,648 17,149 34,797
25-29 16,187 16,129 32,316
30-34 15,186 15,539 30,725
35-39 14,871 15,006 29,877
40-44 13,809 14,358 28,167
45-49 12,171 13,000 25,171
50-54 11 505 12,547 24,052
55-59 9,295 10,351 19,646
60-64 6,777 7,819 14,596
65-69 5,011 6,024 11,035
70-74 3,268 4,530 7,798
75+ 3,339 5,046 8,385
Total 199,469 204,525 403,994
Sumber: BPS Kabupaten Pinrang Tahun 2021
30

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten

Pinrang berdasarkan umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk

Kabupaten Pinrang pada tahun 2020 tercatat sebesar 403,994 jiwa,

dengan komposisi jumlah laki-laki sebesar 199,469 dan perempuan

sebesar 204,525. Pada tabel 4.1 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah

laki-laki pada tahun 2020 sebesar 199,469 jiwa, jika dilihat gambaran

penduduk laki-laki sebagian besar berada pada usia yang produktif,

dengan jumlah laki-laki yang paling besar adalah umur 10-14 tahun yang

berjumlah 18,859 jiwa, sedangkan kelompok umur paling rendah adalah

kelompok umur 70-74 tahun yang hanya sebesar 3,268 jiwa.

Jumlah penduduk perempuan Kabupaten Pinrang mencapai

jumlah 204,545 jiwa, dimana komposisi penduduk perempuan sebagian

besar berusia produktif. Kelompok yang paling besar adalah umur 10-14

tahun yang berjumlah 17,520 jiwa, sedangkan kelompok perempuan

paling rendah adalah berumur 70-74 sebesar 4,530 jiwa. Dari jumlah

perempuan ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang masuk usia

produktif lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Jumlah penduduk

Kabupaten Pinrang akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan

Kabupaten Pinrang itu sendiri.

B. Hasil Penelitian

Pajak merupakan sumber pendapatan daerah agar daerah dapat

melaksanakan otonominya, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Sumber pendapatan daerah tersebut salah satunya Pajak

Reklame, diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan


31

memeratakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya

peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari sumber pajak yang

potensial dan mencerminkan kegiatan ekonomi daerah.

1. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang

Salah satu tolak ukur kemampuan daerah dalam mengeksploitasi

pendapatan tersebut adalah seberapa besar sektor pajak daerah

berkontibusi terhadap penerimaan daerah, khususnya Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang nantinya dapat dipergunakan sebagai sumber

dana/biaya untuk mencukupi kebutuhan belanja daerah yang

bersangkutan. Dengan kata lain PAD merupakan sumber pembiayaan

badi pemerintah daerah, oleh sebab itu daerah diwajibkan untuk menggali

segala sumber-sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Sasaran peningkatan sumber pendapatan daerah yang berasal

dari Pajak Kabupaten/Kota diantaranya pajak hotel, restoran, reklame,

dan pajak parkir sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah dan

sebagai salah satu komponen dalam melaksanakan otonomi daerah.

Adapun Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang dari tahun 2011

sampai pada tahun 2020 sebagai berikut:


32

Tabel 4.2
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang
dari Tahun 2011 – 2020
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
2011 40,347,647,474.00 26,639,115,860.00
2012 40,191,581,150.00 29,604,658,585.49
2013 52,662,336,069.00 52,045,879,173.39
2014 87,007,522,019.00 93,521,199,626.40
2015 95,035,256,694.00 97,121,042,697.75
2016 101,829,567,915.00 113,038,054,428.49
2017 109,986,809,930.86 118,859,698,609.48
2018 125,995,557,430.00 130,651,467,245.38
2019 131,283,048,492.00 133,363,942,030.14
2020 125,849,979,824.00 131,174,527,320.35
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2021

Pada tabel 4.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pinrang

dalam kurung waktu sembilan tahun dari tahun 2011 sampai pada tahun

2020 mengalami Fluktuatif. Pada tahun 2011 Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar Rp,26,639,115,860.00, pada tahun 2012 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sebesar Rp 29,604,658,585.49, pada tahun 2013

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 52,045,879,173.39, pada

tahun 2014 Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp

93,521,199,626.4, pada tahun 2015 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sebesar Rp 97,121,042,697.75, pada tahun 2016 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) mengalami peningkatan sebesar Rp. 113,038,054,428.49,

pada tahun 2017 Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan

sebesar Rp 118,859,698,609.48. pada tahun 2018 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) mengalami peningkatan sebesar Rp 130,651,467,245.38

dan pada tahun 2019 Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami

peningkatan sebesar Rp. 133,363,942,030.14 namun pada tahun 2020


33

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami penurunan menjadi Rp

131,174,527,320.35.

2. Pajak Daerah Kabupaten Pinrang

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang

selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Pajak secara umum adalah iuran wajib anggota

masyarakat kepada negara karena undang- undang, dan atas

pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang

langsung dapat ditunjuk.

Pajak daerah memiliki peran dalam meningkatkan Pendapatan

Daerah. Fungsi pajak daerah salah satunya adalah sebagai bagian dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah ini bisa

digunakan untuk pembangunan, juga anggaran rutin seperti gaji Pegawai

Negeri Sipil (PNS), dan sebagainya. Setiap pemerintah daerah tentu

berharap bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya. Salah

satu sektor yang bisa diharapkan untuk meningkatkan PAD ini adalah

melalui pajak daerah. Seperti halnya dalam pajak yang ditetapkan oleh

pemerintah .

Pajak daerah merupakan pajak yang berasal dari pemerintah

Kabupaten/Kota dimana berasal dari pajak hotel (termasuk wisma

pariwisata, losmen, pesanggrahan), pajak restoran (rumah makan,


34

kafetaria, kantin, warung, dan bar), pajak hiburan (pergelaran seni,musik,

tari, pargelaran busana dan pameran). Berikut penarikan pajak daerah di

Kabupaten Pinrang:

Tabel 4.3
Pajak Daerah Kabupaten Pinrang
dari Tahun 2011 – 2020
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
2011 4,555,938,125.00 5,178,637,722.00
2012 5,141,056,600.00 6,940,219,468.00
2013 6,639,728,000.00 9.469,550,419.00
2014 12,178,728,000.00 16,790,725,877.00
2015 14,279,782,500.00 19,274,384,616.00
2016 17,872,243,000.00 22,088,176,846.00
2017 20,923,952,500.00 24,709,040,643.17
2018 23,234,000,000.00 25,817,574,562.00
2019 24,179,500,000.00 29,855,768,183.00
2020 27,446,621,028.00 31,589,803,018.00
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang. 2021

Pada tabel 4.3 Pajak daerah Kabupaten Pinrang dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan, dari tahun 2011 sampai pada tahun 2020,

diketahui pada tahun 2011 pajak daerah Kabupaten Pinrang sebesar

Rp.5,178,637,722.00, pada tahun 2012 pajak daerah Kabupaten Pinrang

Sebesar Rp. 6,940,219,468.00, pada tahun 2013 pajak daerah

Kabupaten Pinrang sebesar Rp9.469,550,419.00, pada tahun 2014 pajak

daerah Kabupaten Pinrang sebesar 16,790,725,877.00., pada tahun 2015

pajak daerah Kabupaten Pinrang sebesar Rp. 19,274,384,616.00, pada

tahun 2016 pajak daerah Kabupaten Pinrang sebesar Rp

22,088,176,846.00, pada tahun 2017 pajak daerah kabupaten pinrang

Rp.24,709,040,643.17, pada tahun 2018 pajak daerah Kabupaten


35

Pinrang Rp. 25,817,574,562.00 2020 pajak daerah Kabupaten Pinrang

Rp.31,589,803,018.00.

3. Pajak Reklame Kabupaten Pinrang

Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah tentang

kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang,

terlebih dahulu penulis harus mengetahui jumlah Realisasi Penerimaan

Pajak Reklame, Target Pajak Reklame, PAD. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Pajak Reklame Kabupaten Pinrang
dari Tahun 2011 – 2020
Tahun Target Realisasi
2011 56,000,000.00 73,000,000.00
2012 60,000,000.00 94,903,700.00
2013 60,000,000.00 118,040,340.00
2014 74,500,000.00 151,351,575.00
2015 74,500,000.00 168,484,545.00
2016 124,500,000.00 196,389,570.00
2017 181,952,500.00 225,597,473.00
2018 192,028,337.00 235,028,337.00
2019 192,500,000.00 236,386,698.00
2020 162,500,000.00 277,529,529.00
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang. 2021

Pada tabel 4.4 penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang

dari tahun 2011 sampai pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari

tahun ketahun diketahui bahwa pada tahun 2011 penerimaan Pajak

Reklame Kabupatan Pinrang Rp.73,000,000.00, pada tahun 2012

penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang Rp 94,903,700.00, pada

tahun 2013 penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang Rp

118,040,340.00, pada tahun 2014 penerimaan Pajak Reklame Kabupaten


36

Pinrang Rp 151,351,575.00, pada tahun 2015 penerimaan Pajak

Reklame Kabupaten Pinrang Rp 168,484,545.00, pada tahun 2016

penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang Rp. 196,389,570.00,

pada tahun 2017 penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang Rp

225,597,473.00, pada tahun 2018 penerimaan Pajak Reklame Kabupaten

Pinrang Rp 235,028,337.00, pada tahun 2019 penerimaan Pajak

Reklame Kabupaten Pinrang Rp 236,386,698.00 dan pada tahun 2020

penerimaan Pajak Reklame Kabupaten Pinrang Rp 277,529,529.00.

4. Analisis Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan PAD

Kabupaten Pinrang

Untuk menjawab rumusan masalah tentang kontribusi pajak

reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pinrang,

digunakan rumus berikut:

= 0.27%

= 0.32%

= 0.23%

= 0.16%

0.17%

= 0.17%

= 0.19%
37

= 0.18%

= 0.18%

= 0.21%

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan kontribusi Pajak Reklame

tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dimasukkan ke dalam Tabel

Kontribusi Pajak Reklame terhadap PAD Kabupaten Pinrang seperti

Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5
Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan PAD
Kabupaten Pinrang
Pajak Reklame Pendapatan Asli Kontribusi
Tahun Kriteria
(Rp) Daerah (Rp) (%)
Sangat
2011 73,000,000.00 26,639,115,860.00 0.27
Kurang
Sangat
2012 94,903,700.00 29,604,658,585.49 0.32
Kurang
Sangat
2013 118,040,340.00 52,045,879,173.39 0.23
Kurang
Sangat
2014 151,351,575.00 93,521,199,626.40 0.16
Kurang
Sangat
2015 168,484,545.00 97,121,042,697.75 0.17
Kurang
Sangat
2016 196,389,570.00 113,038,054,428.49 0.17
Kurang
Sangat
2017 225,597,473.00 118,859,698,609.48 0.19
Kurang
Sangat
2018 235,028,337.00 130,651,467,245.38 0.18
Kurang
Sangat
2019 236,386,698.00 133,363,942,030.14 0.18
Kurang
Sangat
2020 277,529,529.00 131,174,527,320.35 0.21
Kurang
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2021

Pada tabel 4.5 Kontribusi pajak reklame yang ada di Kabupaten

Pinrang dari tahun 2011 sampai pada tahun 2020 mengalami fluktuasi

dan dikategorikan sangat kurang jika dilihat dari perhitungan dengan


38

menggunakan rumus Kontribusi, dilihat pada tahun 2011 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0,27%, pada tahun 2012 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.32%, pada tahun 2013 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.23%, pada tahun 2014 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.16%, pada tahun 2015 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.17%, pada tahun 2016 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.17%, pada tahun 2017 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.19%, pada tahun 2018 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.18%, pada tahun 2019 kontribusi pajak

reklame terhadap PAD sebesar 0.18% dan pada tahun 2020 kontribusi

pajak reklame terhadap PAD sebesar 0.21%

C. Pembahasan

Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kontribusi penerimaan

pajak reklame dapat dihitung dengan membandingkan tingkat realisasi

penerimaan pajak reklame dengan realisasi pendapatan asli daerah. Untuk

mengetahui kontribusi penerimaan pajak reklame dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah di Kabupaten Pinrang, dari hasil penelitian diketahui

kontribusi pajak reklame per tahun di Kabupaten Pinrang terhadap

Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011 sampai dengan 2020 dalam

kategori sangat kurang, ini terlihat dari rata-rata kontribusi setiap tahunnya

hanya 0,20% (sangat kurang).

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerimaan pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Pinrang masih dikategorikan sangat kurang dikarenakan

kontribusi yang dihasilkan pada setiap tahun dari tahun 2011 sampai tahun
39

2020 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dengan tingkat persentase

terendah pada tahun 2014 sebesar 0.16%. Penerimaan pajak reklame yang

rendah akan berdampak langsung terhadap pajak daerah, meskipun sumber

penerimaan pajak daerah bukan hanya dari pajak reklame saja yang dapat

menyebabkan PAD pun menurun,

Adapun pendapatan asli daerah selain pajak reklame seperti, pajak

hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dan pajak penerangan jalan, adapun

pendapatan selain dari pajak yaitu retribusi Daerah, hasil pengelolaan

kekayaan yang dipisahkan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut Mahmudi Semakin besar hasil pajak reklame berarti semakin

besar pula peranan pajak daerah terhadap PAD, begitupun sebaliknya

semakin kecil hasil perbandingannya maka semakin kecil pula peran pajak

daerah (khususnya pajak reklame) terhadap PAD. Apabila penerimaan pajak

reklame meningkat pada setiap tahun maka diharapkan penerimaaan pajak

daerah juga meningkat, dikarnakan pajak reklame merupakan sumber yang

sangat potensial bagi pajak daerah. Menurut Mahmudi (2010) “Semakin

tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan asli daerah,

maka semakin besar pula diskkresi daerah untuk menggunakan pendapatan

asli daerah tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas

pembangunan daerah.

Dengan realisasi penerimaan pajak reklame selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2020 diketahui bahwa penerimaan pajak pajak reklame

meningkat, meningkatnya pajak reklame dikarenakan banyaknya wajib pajak

yang sadar akan pentingnya pajak, dan banyak papan-papan reklame yang

berdiri, namun meningkatnya pendapatan pajak reklame yang ada di


40

Kabupaten Pinrang belum mampu berkontribusi maksimal terhadap

pendapatan asli daerah.

Adapun jenis – jenis pajak reklame yang ada di Kabupaten Pinrang

yaitu reklame permanen, reklame kain dan reklame berjalan, adapun reklame

permanen seperti Reklame Papan, reklame biilboard, reklame bersinar,

reklame bailiho dan Reklame Megatron, adapun reklame kain seperti kain

spanduk, kain umbul – umbul, reklame lain, lainnya payung/tenda dan

reklame berjalan. Adapun jenis reklame yang terbanyak seperti reklame

billboard, kain umbul – umbul dan reklame baliho, sedangkan reklame yang

kurang memiliki pendapatan seperti reklame kain spanduk. reklame papan,

dan reklame payung/ tenda

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dian Oktavia. 2018. Analisis Efektivitas dan Kontribusi

Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota

Bukittinggi Tahun 2008-2017. Hasil penelitian ini jika dilihat dari sisi kontribusi

bisa dikategorikan sangat kurang. Karena hal yang didapatkan kurang dari

10%. Rata-rata kontribusi dari tahun 2008-2017 adalah sebesar 1.33%.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Pinrang,

peneliti menyimpulkan: bahwa kontribusi pajak reklame terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang dalam kategori sangat

kurang ini terlihat dari rata-rata kontribusi setiap tahunnya hanya 0,20%

(sangat kurang). Kontribusi yang dihasilkan pada setiap tahun dari tahun

2011 sampai tahun 2020 belum cukup signifikan memberi pengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pinrang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat

penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah harus melaksanakan tindakan atau sanksi yang tegas

sebagai bentuk pembinaan dan penertiban terhadap wajib pajak yang

lalai.

2. Pemerintah daerah dapat menambah lagi sentral pelayanan yang dapat

memudahkan serta membantu wajib pajak dalam melakukan pembayaran

pajak reklame.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan beberapa

analisis lain sehingga benar-benar dapat menganalisis kontribusi pajak

reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang.


.DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Rizki Fitri. 2016. “Pengaruh Penerapan E-Filing Terhadap Tingkat


Kepatuhan Penyampaian Spt Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Orang Pribadi Dengan Pelayanan Account Representative
Sebagai Variabel Intervening Di Kota Palembang”. Jurnal Ilmiah
Orasi Bisnis – Volume 15 Bulan Mei 2016 ISSN 2085-1375.

Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Keuangan Daerah.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Ambarwati, A dan Payamta. (2015). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi


Pemerintah Dan Angkatan Kerja Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten/Kota Di Jawa. Assets: Jurnal Akuntansi
dan Pendidikan, 4 (1), 37-52.

Ahmad Yani. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Abdul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.

Ambar T. Sulistiyani dn Rosidah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Agita Nugraha, 2008. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Reklame


Terhadap Pendapatan Asli Daerah studi kasus pada pemerintah
kabupaten wonogiri.

Abdul Halim. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Dian Oktavia. 2018. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pemungutan Pajak


Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bukittinggi
Tahun 2008-2017.

Elia Rozalia. 2017. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Terhadap


Pendapatan Asli Daerah Eks-Kapresidenan Surakarta.

Jovanly Atteng, David, Lidya. 2016 Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak
Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Manado
Tahun 2011-2015.

Mahmudi.(2010). Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Erlangga

Mardiasmo, 2002, “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit ANDI,


Yogyakarta.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.


Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta.

Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing & Investigation. Penerbit Mitra Wacana.

Rani, El Sarasati Fitria Hening. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Di Kabupaten/Kota Eks-
Kaerisidenan Pekalongan Periode 2005-2014). Jurnal Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Rochmat Soemitro 2014. Perpajakan Teori dan Teknis Pemungutan. Bandung:


Graha Ilmu.

Reka Wijayanti, Askandar, dan Moh Amin, 2016. Analisis Efektivitas dan
Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Rinusu dan Sri Mastuti, 2003. Panduan Praktis Mengontrol APBD Edisi Revisi.
Jakarta :FES.

Siahaan, Marihot Pahala, S.E., M.T. 2013. Pajak Daerah & Retribusi Daerah.
Edisi Revisi Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah.

Undang-undang no 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Pajak Retribusi


pasal 47 ayat 2.

Waluyo,2011.Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 1.Penerbit Salemba


Empat,Jakarta

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta:Salemba


Empat.
L
A
M
P
I
R
A
N
BIOGRAFI PENULIS

Muthmainnah Milliani, panggilan Inna lahir di

Pallameang pada tanggal 12 Oktober 1999 dari

pasangan suami istri Bapak Muh. Rais dan Ibu

Kasmawati. Penulis adalah anak Pertama dari 3

bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal di

Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu SDN 53 Langnga lulus

tahun 2011, SMP DDI-AD Mangkoso Barru lulus tahun 2014, SMAN 11

Unggulan Pinrang lulus tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi pada jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah

Makassar program strata satu sampai sekarang. Sebagai tugas akhir,

maka penulis menulis sebuah skripsi yang berjudul “ Kontribusi Pajak

Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pinrang

periode 2011-2020”.

Anda mungkin juga menyukai