Anda di halaman 1dari 87

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh
SRI RATNAWATI
NIM 105721105116

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh
SRI RATNAWATI
NIM 105721105116

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
(S.M) Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orang tua saya ibu dan
ayahku yang selalu sabar menghadapi/melalui setiap episode-episode
kehidupan yang kami jalani baik episode dimasa paling terburuk maupun
episode yang paling terbahagia terima kasih untuk kalian I love kalian.
Dan ketika dunia menutup pintunya pada saya, ibu dan ayah membuka
lengannya untuk saya, ketika orang-orang menutup telinga mereka untuk
saya, mereka berdua membuka hati untukku. Terima kasih karena selalu
ada untukku.
Dan semua pihak yang selalu bertanya kapan sidang? Kapan wisudah?
kalian adalah alasanku untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Serta
almamater tercintaku Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTTO HIDUP

Jangan tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi tuntut


dirimu karena menuntut adabmu kepada Allah.
Keep trying, trying, falling, getting up again because the finish is right in
front of your eyes.
“sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar Ra’d:11).

{Sri Ratnaramlii}

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kontribusi Pajak
Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Gowa”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
orang tua penulis bapak Ramli dan ibu Sari Gowa yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan
saudara-saudaraku tercinta Kakakku Suharti Ramli dan Adekku Desi Ramli yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE, MM, Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
4. Bapak Abdul Muttalib, SE, MM, Selaku Pembimbing I Yang Senantiasa
Meluangkan Waktunya Membimbing Dan Mengarahkan Penulis, Sehingga
Skripsi Selesai Dengan Baik.
5. Bapak Abd. Salam SE, M.Si, AK.CA.CSP Selaku Pembimbing II Yang Telah
Berkenan Membantu Selama Dalam Penyusunan Skripsi Hingga Ujian
Skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi
Manajemen Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengaharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu alaikum Wr. Wb

Makassar, September 2020

Sri Ratnawati

vii
ABSTRAK

SRI RATNAWATI, Tahun 2020 “Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor


Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa”, Skripsi Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Abdul Muttalib Dan Pembimbing II Abd
Salam.
Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak
kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Gowa
Tahun 2017-2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang diolah adalah data
peneriman pajak kendaraan bermotor dan pendapatan asli daerah (PAD) tahun
2017 sampai 2019 yang didapatkan dari laporan tahunan (Annual Report) UPT.
Pendapatan Wilayah Gowa/BAPENDA. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menghitung bagi hasil pajak kendaraan
bermotor dan pendapatan asli daerah dengan dikali 100% . berdasarkan hasil
analisis data yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari
penelitian ini Dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor berkontribusi
terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Sebesar 10,42% tahun 2018 sebesar
11,50% dan tahun 2019 sebesar 9,98% dengan rata-rata 10,58%..

Kata Kunci:PAD, kontribusi PKB dan Bagi Hasil PKB

viii
ABSTRACT

SRI RATNAWATI, Year 2020 "Analysis of the Contribution of Motor Vehicle


Taxes to Regional Original Income (PAD) of Gowa Regency", Thesis of
Management Study Program, Faculty of Economics and Business,
Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Abdul Muttalib
and Supervisor II Abd Salam.
This study aims to determine the amount of motor vehicle tax contribution to
local revenue (PAD) in Gowa Regency 2017-2019. This type of research used in
this research is quantitative research with a descriptive approach. The data
processed is data on motor vehicle tax receipts and local revenue (PAD) from
2017 to 2019 which is obtained from the UPT (Annual Report). Regional
Revenue Gowa / BAPENDA. The data analysis technique used in this study is to
calculate the share of motor vehicle tax and local revenue multiplied by 100%.
Based on the results of data analysis conducted by researchers, it can be
concluded that the results of this study Where in 2017 motor vehicle tax
contributed to local revenue (PAD) by 10.42% in 2018 of 11.50% and in 2019 of
9.98% with an average of 10.58%.

Keywords: PAD, PKB contribution and PKB profit sharing

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................................... viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................................x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................4

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................6

A. Tinjauan Teori.................................................................................................6

1. Pengertian Kontribusi ...............................................................................6

2. Pengertian Pajak ......................................................................................6

a. Fungsi Pajak .......................................................................................8

x
b. Tujuan Pajak.......................................................................................9

c. Syarat Pemungutan Pajak .................................................................9

d. Pengelompokkan Pajak .....................................................................9

3. Pengertian Pajak Daerah ........................................................................10

a. Jenis Pajak Daerah ...........................................................................12

4. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ..................................................13

a. Subjek Kendaraan Bermotor .............................................................14

b. Objek Kendaraan Bermotor ..............................................................14

5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor........................14

6. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ......................................................16

7. Sumber Pendapatan Asli Daerah ...........................................................17

B. Tinjauan Empiris ............................................................................................19

C. Kerangka Pikir ...............................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................25

A. Jenis Penelitian .............................................................................................25

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................................25

C. Definisi Operasional Variabel ........................................................................25

D. Objek Penelitian ............................................................................................26

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................26

F. Teknik Analisis Data ......................................................................................27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................29

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................29

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ................................................................49

C. Analisis Dan Interpretasi (Pembahasan) .....................................................60

xi
BAB V PENUTUP ....................................................................................................63

A. Kesimpulan...................................................................................................63

B. Saran ............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................65

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................67

BIOGRAFI PENULIS ...............................................................................................71

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2017-2019 3

1.2 Komponen Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017-2019 3

2.1 Penelitian Terdahulu 19

3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi 28

4.1 Objek Kendaraan Bermotor Tahun 2017-2019 51

4.2 Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bagi Hasil Pajak

Tahun 2017- 2019 52

4.3 Target Dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli (PAD)

Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019 54

4.4 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017-2018 56

4.5 Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan


Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019 58

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir 24

4.1 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) 35

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Objek Kendaraan Bermotor 2017-2019 ................................................... 67

2. Target Dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor 2017-2019................. 67

3. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2017-2019 ........... 68

4. Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Ke-Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019 ....... 69

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang saat ini tengah melaksanakan

pembangunan diberbagai bidang ekonomi, politik,sosial, hukum dan juga

bidang pendidikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur. Keberhasilan

pencapaian tujuan pembangunan nasioanl selain dari aspek sumber daya

manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya adalah dengan

adanya ketersediaan dana pembangunan yang baik.

Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting adalah

pajak. Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk

mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak

langsung untuk membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional

dan ekonomi masyarakat. Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara

yang tidak mendapat imbalan secara langsung.

Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan), yang

terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan

gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan

dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Penghasilan pajak daerah berasal dari berbagai sumber, salah satunya

yaitu seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak kendaraan bermotor

menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 pasal 1, yaitu pajak yang

1
2

menyangkut urusan transportasi dan dipungut oleh pemerintah daerah atas

kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

UPT. Pendapatan Wilayah Gowa juga merupakan salah satu instansi

pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan administrasi

kepada Wajib Pajak salah satunya, yaitu pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB). Pelayanan yang dilaksanakan pada kantor UPT.

Pendapatan Wilayah Gowa, yaitu seperti penerbitan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) yang berkaitan dengan pemasukan uang ke kas negara,

antara lain melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan (SWDKLLJ). Keberadaan kantor UPT. Pendapatan Wilayah

Gowa saat ini merupakan salah satu bukti pemerintah dalam memenuhi

tanggungjawabnya dalam meningkatkan kemauan masyarakat untuk

membayar pajak kendaraan mereka. Sistem administrasi UPT. Pendapatan

Wilayah Gowa suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar

dan mempercepat pelayanan pembayaran pajak untuk masyarakat, yang

kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung/tempat. UPT. Pendapatan

Wilayah Gowa merupakan suatu sistem kerja sama secara terpadu antara

Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, Dan PT. Jasa Raharja (Persero).

Sejalan dengan pertumbuhan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun mengalami peningkatan yang cukup

baik seperti terlihat seperti dalam tabel dibawah ini:


3

Tabel 1.1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun

2017-2019

Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaaan Persen %

(Rp) (Rp)
2017 . 68.891.600.000 69. 414.394.837 100,75%

2018 75.341.036.000 79.188.780.632 105,11%

2019 85.303.424.000 87.756.077.378 102,88%

Sumber: UPT. Pendapatan Wilayah Gowa, 2020.

Berdasarkan data penerimaan pajak kendaraan bermotor di kantor UPT.

Pendapatan Wilayah Gowa diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

dari tahun ketahun antara target dan realisasi pendapatan dapat dikatakan

terpenuhi atau bahkan melampaui target realisasi.

Tabel 1.2
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2017-2019

Tahun Pajak Daerah Retrribusi Daerah Hasil Lain-lain PAD Total PAD (Rp)
(Rp) (Rp) Pengelolaan Yang Sah (Rp)
Kekayaan Yang
Dipisahkan (Rp)
2017 90.386652.540 76.310.567.549 4.625.881.692 11.932.293.563 183.255.395.345

2018 97.128.350.176 74.417.431.204 3.879.102.074 9.560.899.629 184.985.783.083

2019 111.879.480.275 74.417.431.204 4.966.988.917 9.557.423.266 236. 917.247.056

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa (BAPENDA), 2020.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya ketidak singkrongan

antara tabel tingkat peningkatan pajak kendaraan bermotor dengan

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dimana pajak kendaraan


4

bermotor meningkat secara signifikan sedangkan pendapatan asli daerah

berfluktuasi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik dengan adanya hal-hal

tersebut. Dan alasan penulis memilih objek tersebut karena penulis melihat

setiap tahunnya adanya kenaikan/perkembangan jumlah objek kendaraan

bermotor di Kabupaten Gowa. Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji

lebih dalam mengenai fenomena tersebut. Dengan demikian penulis akan

membahasnya dalam judul “ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) KABUPATEN GOWA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Seberapa besar kontribusi pajak kendaraan

bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Gowa

Tahun 2017-2019”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut: “Untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak kendaraan

bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Gowa Tahun

2017-2019”.
5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

beberapa kegunaan dan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman secara

mendalam mengenai analisis kontribusi pajak kendaraan bermotor

terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Gowa. Disamping itu juga

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Manajemen pada Institut

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi pemerintah

daerah untuk berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD) yang bersumber dari pajak kendaraan bermotor (PKB).

3. Bagi Akademik

Secara akademik hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai

suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi

peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yag

sama.

4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Laporan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang ingin

mendalami tentang perpajakan. Khususnya tentang pajak kendaraan

bermotor, bagi para pembaca diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi wawasan baru dan tambahan pengetahuan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Kontribusi

Kontribusi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online, 2015)

berkaitan dengan sumbangsih. Artinya kontribusi adalah peran nyata

dalam keikutsertaaan terhadap sesuatu.

Kontribusi pajak daerah merupakan sejauh mana porsi atau hasil

dan jumlah dana yang telah terkumpul, dari sektor pajak disuatu daerah

dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau dibandingkan

dengan jumlah total pendapatan daerah atau yang dibandingkan dengan

porsinya dengan APBD dan APDB.

2. Pengertian pajak

Pengertian pajak menurut Kevin E. Murphy, Mark Higgins (2015:4)

mendefinisikan pajak sebagai kontribusi yang dipaksakan, dituntut

berdasarkan kekuasaan legislatif dalam menjalankan kekuasaan

dibidang perpajakan dan dibebankan dan ditagih untuk tujuan

meningkatkan pendapatan yang akan digunakan untuk kepentingan

umum dan Pemerintah.

Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat dalam siti resmi

(2017:1) mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan

sebagian dari kekayaan ke Kas negara yang menyebabkan suatu

keadaan kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,

tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan

6
7

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari

negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum. Pajak

merupakan sumber utama penerimaan suatu negara. Oleh karenanya

tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara, yang diantaranya adalah

membayar gaji pegawai sampai membiayai pembangunan infrastruktur

Negara akan sulit untuk dapat dilaksanakan.

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang

kepada penguasa (menurut norma-norma yang diterapkannya secara

umum). Tanpa adanya kontrprestasi dan semata-mata digunakan untuk

menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Feldeman, 2017:1).

Menurut Buztamar Ayza (2017:24) pajak merupakan prestasi

kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, yang

dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam

hal yang individual maksudnya untuk membiayai pengeluaran

pemerintah.

Pernyataan lain menyebutkan bahwa pajak adalah pungutan dari

masyarakat oleh negara berdasarkan undang-undang yang bersifat

dapat dipaksakan dan terutang yang wajib membayarnya dengan tidak

mendapat prestasi kembali secara langsung, yang hasilnya digunakan

untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan (Puspita Dewi dan Hidayati, 2016).

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan


8

untuk membayar pengeluaran umum. Soemitro dalam Mardiasmo

(2009:1).

Menurut MJH. Smeeths, (2015:3) juga menjelaskan pengertian pajak

sebagai sebuah prestasi pemerintah yang terhutang melalui norma-

norma dan dapat dipaksakan tanpa adanya suatu kontra prestasi dari

setiap individual. Maksudnya ialah membiayai pengeluaran pemerintah

atau negaranya.

Pajak merupakan sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian

dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai hukuman, berdasarkan peraturan yang ditetapkan

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari

negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum

(Octovido, Sudjana, dan Azizah, 2014).

a. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui dari unsur-unsur yang melekat

pada pengertian pajak dari berbagai defenisi, terlihat adanya dua

fungsi yang sebagaimana berikut: Mardiasmo (2016).

1) Fungsi pemerintahan (Badgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi pemerintahan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Misalnya dalam APBN pajak merupakan sumber dalam negeri.


9

2) Fungsi mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Misalnya PPnBM untuk minuman keras dan barang mewah.

b. Tujuan Pajak

Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya

pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu

negara yang antara lain yaitu:

1) Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer

sumber dari konsumsi ke investasi.

2) Untuk mendorong tabungan dan menanam modal.

c. Syarat pemungutan pajak

Dalam pembayaran pajak agar tidak menimbulkan hambatan

maka harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut

(Brotodiharjo, dalam Maulana 2013:24):

1) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

2) Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat

yuridis)

3) Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)

4) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)

5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana

d. Pengelompokkan pajak

1) Menurut golongan pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a) Pajak langsung yaitu pajak yang yang harus dipikul atau

ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat


10

dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak

lain.

b) Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak

ketiga.

2) Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a) Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya, dalam arti memerhatikan keadaan diri wajib

pajak.

b) Pajak objektif yaitu pajak pajak yang berpangkal pada

objeknya, tanpa memerhatikan keadaan diri wajib pajak.

3) Menurut lembaga pemungut pajak terbagi menjadi dua yaitu:

a) Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

b) Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

daerah.

3. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Ahmad Yani (2002:45) Pajak Daerah adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

daerah. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
11

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah

terbagi menjadi dua bagian yaitu pajak Provinsi dan Pajak

Kabupaten/Kota.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu bentuk

peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak

daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan daerah

yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Pajak daerah merupakan pajak yang dibayarkan

perseorangan atau badan kepada daerah yang bersifat memaksa. Pajak

yeng diberikan penduduk kepada daerah digunakan untuk kepentingan

pemerintah daerah dalam pembangunan wilayahnya contohnya antara

lain:

a. Pembangunan jalan

b. Pembangunan jembatan

c. Pembukaan lapangan pekerjaan yang baru

d. Pelatihan kerja dan,

e. Kepentingan pembangunan lainnya.

Pajak daerah juga salah satu sumber dalam memperoleh atau

mendapatkan (Pendapatan Asli Daerah) disuatu daerah atau wilayah

tersebut.

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung


12

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Didalam suatu daerah

ataupun kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-

sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang telah

ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan

sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Kriteria pajak daerah selain yang ditetapkan UU bagi kabupaten/kota

yaitu:

a. Bersifat pajak dan bukan retribusi;

b. Objek pajak terletak atau terdapat diwilayah daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah

serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupaten/kota yang

bersagkutan;

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum;

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi atau objek pajak

pusat;

e. Potensinya memadai;

f. Tidak memberikan dampak negatif bagi perekonomian;

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat;

h. Menjaga kelestarian lingkungan.

a. Jenis Pajak Daerah

1) Jenis pajak provinsi terdiri dari:

a) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air


13

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas

Air

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

Air Permukaan dan

2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota Terdiri Dari:

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g) Pajak Parkir

4. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan pajak atas kepemilikan

atau penguasaan kendaraan bermotor, seperti kendaraan beroda dua

atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan

darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan

lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi

tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan

termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Pasal 1 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 mengenai defenisi

pajak kendaraan bermotor yaitu bahwa pajak kendaraan bermotor (PKB)

merupakan pajak atas kepemilikan dan penguasaan kendaraan bermotor

beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat.


14

Samudra (2015:94) menyatakan bahwa “Objek Pajak Kendaraan

bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor

tidak termasuk kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan alat-alat

berat seperti buldozer, excavator, loader dan lain-lain yang tidak

digunakan sebagai alat angkutan orang atau barang dijalan umum”.

a. Subjek pajak kendaraan bermotor

Menurut UU nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan

Retribusi Daerah (Pasal 4 ayat 1) Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai

kendaraan bermotor.

Menurut peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 10

tahun 2010 tentang pajak daerah dalam pasal 5 ayat 1 disebutkan

bahwa (Subyek PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki

dan/atau menguasai kendaraan bermotor”.

b. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 3 ayat 1

“Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan,penguasaan

kendaraan bermotor”.

5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar hukum pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah

didasarkan pada ketentuan dalam undang-undang nomor 28 tahun 2009

pasal 3 sampai dengan 8 berdasarkan ketentuan Undang-undang PDRB,

Pengenaan PKB pada dasarnya tidak mutlak diterapkan pada seluruh

daerah provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan


15

kewenangan yang diberikan kepada pemerintah provinsi untuk

mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak provinsi. Karena

itu dapat dipungut pada suatu daerah provinsi, maka pemerintah daerah

harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang teknis

pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor

(PKB) didaerah provinsi yang bersangkutan.

Landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia telah diatur oleh

pasal 23 A UUD 1945 yang menyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain

yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-

undang”.

Setelah amandemen UUD 1945, ketentuan mengenai pajak

mengalami perubahan yang sangat prinsipil. Hal ini dapat dilihat pada

pasal 23A. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 (UUD NRI 1945) yang berbunyi “pajak dan pungutan yang bersifat

memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”.

Besarnya tarif PKB berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 Pasal 6 ayat 1 ditetapkan sebagaimana dibawah ini:

a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah

sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen)

b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif

dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan

paling tinggi sebesar 10%

c. Pajak progresif untuk kepemilikan kedua dan seterusnya tersebut

dibedakan menjadi kendar aan roda yang kurang dari 4 (empat)

kendaraan roda 4 atau lebih


16

d. Kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan atau

alamat yang sama.

Perhitungan PKB, besaran pokok yang terutang dihitung dengan

cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara

umum, perhitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut ini:

Pajak Terutang

6. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Indikator keberhasilan perkembangan daerah direfleksikan oleh

besarnya pendapatan asli daerah dalam membiayai pembangunan

daerah potensi dana pembangunan yang paling besar dan lestari adalah

bersumber dari masyarakat yang dihimpun dari pajak dan retribusi

daerah. Peningkatan peran atau porsi PAD dan APBD tanpa membebani

masyarakat dan investor nerupakan salah satu indikasi keberhasilan

pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah, yang lebih

penting adalah bagaimana pemerintah daerah mengelolah keuangan

daerah secara efisien dan efektif (Susilawati & Riharjo, 2014).

Pendapatan asli daerah merupakan unsur yang penting dalam

pendapatan asli daerah karena merupakan salah satu komponen sumber

penerimaan daerah selain penerimaan dana transfer dan lain-lain

pendapatan yang sah. Keseluruhannya merupakan sumber pendanaan

penyelenggaraan pemerintah di daerah (Taras & Sri Artini, 2017).

Pendapatan asli daerah merupakan penerimaan daerah dari sektor

pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain

pendapatan yang sah (Wahyu, SuprijSanto & Pranaditya, 2017).


17

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, menguraikan bahwa

pendapat asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor

pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil

pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui

sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan. Pendapatan asli daerah merupakan

semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam

wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Hikmah,

2017).

7. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Sumber pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi tiga jenis

pendapatan yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan asli daerah sendiri, yaitu berupa:

1) Hasil pajak daerah;

2) Hasil retribusi daerah;

3) Hasil perusahaan daerah; dan

4) Lain-lain hasil usaha daerah yang sah.

b. Pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah pusat, yakni

berupa:

1) Sumbangan-sumbangan pemerintah pusat;

2) Sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan perundang-

undangan.
18

c. Lain-lain pendapatan yang sah

Dengan Undang-undang suatu pajak negara dapay diserahkan

kepada daerah. Demikian pula pertimbangan keuangan antara

pemerintahan pusat dan daerah diatur dengan Undang-undang.

Ketentuan pokok tentang pajak dan retribusi daerah ditetapkan

dengan undang-undang. Sedangkan pungutan pajak dan retribusi

daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Demikian pula

pengembalian atau pembebasan pajak daerah dan/atau retribusi

daerah juga dilakukan berdasarkan peraturan daerah.

Pemerintah daerah dapat mengadakan perusahaan daerah yang

penyelenggaraan dan pembinaannya dilakukan berdasarkan asas

ekonomi perusahaan. Sedangkan ketentuan pokok tentang

perusahaan daerah ditetapkan dengan undang-undang. Pengadaan

usaha-usaha sebagai sumber pendapatan daerah diatur dengan

peraturan daerah. Peraturan daerah tersebut berlaku sesudah ada

pengesahan pejabat yang berwenang.

Dengan persetujuan DPRD, kepala daerah dapat membuat

keputusan untuk mengadakan utang-piutang atau menanggung

pinjaman bagi kepentingan dan beban daerah. Dalam keputusan

kepala daerah tersebut, ditetapkan juga sumber pembayaran bunga

dan angsuran pinjaman itu serta cara pembayarannya. Keputusan

kepala daerah itu berlaku setelah disahkan oleh Menteri Dalam

Negeri.
19

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama dan judul Jenis penelitian Hasil penelitian


penelitian
1. Dede Indra Analisis Deskriptif Kesimpulan dari penelitian
(2015), Analisis menunjukkan kontribusi
Faktor-Faktor pajak kendaraan bermotor
Yang (PKB) terhadap
Mempengaruhi pendapatan asli daerah
Kontribusi Pajak terendah pada tahun 2012
Kendaraan sebesar 1,69% termasuk
Bermotor (PKB) dalam kategori sangat
Terhadap kurang atau rendah.
Pendapatan Asli Dengan demikian
Daerah (PAD) Di sumbangan atau manfaat
Kabupaten yang diberikan oleh
Nagan Raya. penerimaan pajak
kendaraan bermotor (PKB)
terhadap pendapatan asli
daerah pada tahun 2008-
2012 masih rendah. Akan
tetapi pendapatan asli
daerah tidak hanya
dipengaruhi oleh
penerimaan pajak
kendaraan bermotor (PKB)
saja, karena masih
terdapat penerimaan
pendapatan lainnya yang
20

dapat mempengaruhi
pendapatan asli daerah
(PAD).
2. Natalia Ester Statistik Deskriptif Kesimpulan dari penelitian
Rompis, Ventje menunjukkan bahwa
Ilat Dan Anneke penerimaan pajak
Wangkar (2015), kendaraan bermotor pada
Analisis samsat airmadidi cukup
Kontribusi Pajak besar. Sementara
Kendaraan kontribusi pajak kendaraan
Bermotor bermotor mempengaruhi
Terhadap jumlah penerimaan
Pendapatan Asli pendapatan asli daerah,
Daerah Provinsi disisi lain kontribusi pajak
Sulawesi Utara kendaraan bermotor
(Studi Kasus terhadap PAD
Pada Samsat menunjukkan tren yang
Airmadidi)”. meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa
Samsat Airmaidi sudah
baik dalam mengelola
penerimaan pajak
kendaraan bermotor.

3. Nurul Karina dan Deskriptif Kualitatif Hasil penelitian


Novi Budiarso menunjukkan penerimaan
(2016), Analisis pajak kendaraan bermotor
efektifitas dan terhadap pendapatan asli
kontribusi pajak daerah (PAD) Provinsi
kendaraan Gorontalo tahun 20112-
bermotor 2014. Data yang telah
terhadap diolah kemudian dianalisis
pendapatan asli dengan menggunakan
21

daerah daerah analisis deskriptif kualitatif.


(PAD) Provinsi Hasil penelitian
Gorontalo menunjukkan penerimaan
pajak kendaraan bermotor
di Provinsi Gorontalo
sangat efektif denga rata-
rata persentase 104,48%.
Sementara kontribusi pajak
kendaraan bermotor
sedang dengan rata-rata
persentase 29.64%. Disisi
lain efektifitas dan
kontribusi pajak kendaraan
bermotor terhadap
pendapatan asli daerah
(PAD) cenderung semakin
menurun. Hal ini
menunjukkan Dinas
Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi Gorontalo
sudah baik dalam
mengelola penerimaan
pajak kendaraan bermotor.
Namun sebaiknya perlu
meningkatkan dan
mengoptimalkan potensi
penerimaan pajak.

4. Abdullah Faisal Kuantitatif Hasil penelitian dapat


M, Muhammad disimpulkan bahwa rata-
Muchtar dan Dwi rata kontribusi pajak
Silowati (2017), kendaraan bermotor pada
Analisis kontribusi tahun 2014 naik sebesar
22

pajak kendaraan 10,22% selanjutnya pada


bermotor tahun 2015 dan 2016
terhadap sebesar 5,03% dan 8,72%
pendapatan asli ini membuktikan bahwa
daerah penerimaan pajak
kabupaten barito kendaraan bermotor
utara. kabupaten barito relatif
stabil dari tahun
ketahunnya meskipun
peningkatannya tidak
selalu signifikan setiap
tahunnya.

5. Putra Prasetya Kualitatif bersifat Hasil penelitian


(2018) Efektivitas deskriptif menunjukkan realisasi
Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan berdasarkan targetnya di
Bermotor Dalam Provinsi Sulawesi Selatan
Kontribusinya selama periode 2013-2017
Terhadap sangat efektif karena
Pendapatan Asli terdapat kecenderungan
Daerah Provinsi lebih dominannya realisasi
Sulawesi Selatan pajak kendaraan bermotor
Provinsi Sulawesi Selatan
melampaui targetnya
selama periode
pengamatan. Tingkat
Efektivitas Pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor
dengan periode yang sama
menunjukkan situasi yang
naik turun walaupun dalam
keadaan tidak terlalu
23

signifikan yaitu dengan


rata-rata tingkat efektivitas
100,79%. Fungsi pajak
telah cukup diterapkan di
Sulawesi Selatan sehingga
Kontribusi Pajak
Kendaraan Bermotor
Terhadap PAD Provinsi
Sulawesi Selatan selama
periode 2013-2017 berada
dalam kategori sedang
rata-rata 28,51%.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan suatu bentuk kerangka yang dapat

digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah, biasanya

kerangka penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan

memperlihatkan hubungan antar variabel satu dengan vaiabel lainnya.

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

gandengannya yang semua digunakan dijenis jalan darat dan digerakkan

oleh peralatan teknik berupa motor/mobil. Pajak kendaraan bermotor (PKB)

adalah pajak terhadap kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dan roda

empat.

Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui secara

mendalam tentang pajak kendaraan bermotor dan seberapa besar

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Gowa.


24

Adapun gambar kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Kontribusi Pajak Pendapatan Asli Daerah


Kendaraan Bermotor

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Keterangan: =variabel dependen

=tanda penghubung (variabel dependen

dan variabel independen)

=variabel independen
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif. Data kuantitatif adalah data-data yang disajikan dalam

bentuk angka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

hasil analisis yang diperoleh akan menjelaskan seberapa besar kontribusi

Pajak Kendaraan Bemotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Gowa.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Pendapatan Wilayah Gowa/Badan

Pendapatan Daerah yang beralamat di jl. Tumanurung Raya, Kalegowa,

Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa. Adapun waktu akan dilakukan dalam

penelitian ini yaitu ± 2 bulan. Pada bulan Juli sampai Agustus 2020.

C. Definisi Operasional Dan Pengukuran

Definisi operasional dikembangkan dari teori, definisi konseptual, dan

merupakan dasar bagi penentuan indikator dalam pengembangan instrumen

penelitian, penelitian ini memiliki definisi operasional sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas

perolehan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang mengakibatkan

25
26

diperolehnya atau dimilikinya pajak kendaraan bermotor (PKB) oleh

orang perseorangan pribadi atau badan.

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut undang-undang No. 33

Tahun 2004, yang dimaksud dengan pendapatan asli daerah adalah

pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk

memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan

dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas

desentralisasi.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Gowa yang berasal dari laporan keuangan dari tahun

2017-2019.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode untuk mendapatkan data

yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang digunakan oleh

peneliti adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang

dikumpulakan dari berbagai pusat data yang ada antara lain pusat data di

perusahaan. badan-badan peneliti dan sejenisnya yang memiliki polldata.


27

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan dua metode

pengumpulan data, yaitu:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dengan

mengumpulkan data-data dari objek yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini objek yang akan diteliti adalah UPT. Pendapatan Wilayah Gowa.

2. Studi Pustaka

Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mengambil referensi dari peneliti sebelumnya yang

berkaitan dengan penelitian ini untuk menambah informasi. Referensi

diambil dari jurnal-jurnal, skripsi, buku-buku, dan internet maupun

sumber lain yang terkait baik bersumber dari perpustakaan maupun dari

instansi yang terkait dengan permasalahan peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Analisis kuantitatif dimana metode ini digunakan untuk menganalisis data

yang berhubungan dengan masalah pajak kendaraan bermotor terhadap

PAD dengan cara perhitungan menggunakan alat analisis kontribusi.

Analisis kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana kontribusi yang disumbangkan pajak kendaraan

bermotor terhadap pendapatan asli daerah. Untuk menghitung kontribusi

pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) tiga

tahun terakhir (2017-2019), dapat menggunakan rumus dibawah ini:

x = x 100 %
28

Dimana:

X=Tahun

Bagi hasil pajak kendaraan bermotor

Realisasi pendapatan asli daerah

Sejauh mana pajak kendaraan bermotor dalam menjalankan tugas

dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Untuk mengukur

nilai kontribusi Tim Litbang Depdagri UGM tahun 1991 mengkategorikan

kriteria kontribusi kedalam enam tingkat kontribusi terlihat pada tabel 3.1

dibawah ini:

Tabel 3.1

Klasifikasi Kriteria Kontribusi

Presentase Kriteria

0-10 Sangat Kurang

11-20 Kurang

21-30 Sedang

31-40 Cukup Sedang

41-50 Baik

Diatas 50 Sangat Baik

Sumber:Tim Litbang Depdagri UGM, 1991 ( Dalam Handoko:2013).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( disingkat samsat), atau

dalam bahasa inggris one roof system, suatu sistem adminitrasi

manunggal di bentuk untuk memperlancar dan mempercepat kepentingan

masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

Contoh dari samsat adalah dalam pengurusan dokumen kendaraan

bermotor.

Samsat merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara

polri, dinas pendapatan provinsi dan PT.Jasa Raharja (persero) dalam

pelayanan untuk menerbitkan STNK dan tanda nomor kendaraan

bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara melalui

pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor,

dan sumbangan wajib dana kecelakan lalu lintas jalan ( SWDKLLJ), dan

di laksanakan pada satu kantor yang di namakan” kantor bersama

Samsat”. Dalam hal ini, polri memiliki fungsi penerbitan STNK; dan dinas

pendapatan provinsi menetapkan besarnya pajak kendaraan bermotor

(PKB) Dan Bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB); Sedangkan

PT Jasa Raharja mengelola sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas

jalan (SWDKLLJ).

Lokasi kantor bersama samsat umumnya berada di lingkungan kantor

polri setempat, atau di lingkungan satlantas/ditlantas polda setempat.

29
30

Samsat ada di masing-masing provinsi, serta memiliki unit pelayanan di

setiap kabupaten kota.

Pada tahun 1997, berdasarkan peraturan daerah yang bernama

kepala kantor dinas yang sekarang UPTD ( unit pelayanan teknik daerah )

sejak berdirinya UPTD SAMSAT GOWA pertama kali dibimbing oleh

kepala seksi pelayanan samsat gowa, selanjutnya dalam

perkembangannya berdasarkan peraturan daerah Sulawesi selatan

dipimpin oleh pejabat Eselon III yang mempunyai gas yang besar dari

sebelumnya. Tugas utama UPTD wilayah 7 Gowa adalah melaksanakan

pemungutan pajak provinsi berupa: pajak kendaraan bermotor (PKB), bea

balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak air dan permukaan

(PAP), pajak bahan bakar minyak, dan pajak rokok. Kantor UPTD secara

struktural dibawah naungan DINAS PENDAPATAN DAERAH Sulawesi

selatan.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dibentuk untuk meningkatkan

pendapatan daerah antara lain, melalui penguatan taxing power yang

dilakukan dengan mengimplementasikan secara efektif regulasi

perpajakan daerah dan retribusi daerah sesuai kewenangan pemerintah

daerah provinsi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Secara umum

pendapatan daerah terdiri atas: pendapatan asli daerah (PAD), Dana

perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Selama kurun waktu 8 tahun, pendapatan daerah di Provinsi

Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan lebih dua kali lipat, yakni


31

sebesar Rp 2.124.090.149.339 pada tahun 2008 menjadi Rp

7.162.588.691.183 pada tahun 2016.

Meningkatnya pendapatan ini dipengaruhi oleh banyaknya inovasi-

inovasi yang dilakukan salah satunya adalah Samsat Link yang

diresmikan oleh Gubernur Sulsel Dr H. Syahrul YL, SH, M.Si, MH pada 30

Desember 2009.

Komposisi sumber pendapatan tersebut didominasi oleh PAD dan

memberikan kontribusi rata-rata sebesar 55,24 %. PAD tersebut dikelola

oleh Dispenda Sulsel yang sejak 1 Januari 2017 telah berubah menjadi

Bapenda Sulsel. Dari tahun ke tahun PAD Sulsel mengalami peningkatan

yang melebihi target yang telah ditetapkan. Pengaruh kenaikan tersebut

disebabkan adanya peningkatan etos kerja sumber daya manusia (SDM),

adanya motivasi dari para pemimpin, serta inovasi layanan unggulan

yang terus berkembang. Selain itu juga dipengaruhi oleh regulasi terkait

pendapatan, misalnya diberlakukannya Peraturan Gubernur tentang

Kenaikan Tarif BBN (Bea Balik Nama) dari besaran 10 % menjadi 12,5 %.

Mengingat luasnya wilayah pengelolaan obyek pajak dan perkembangan

jumlah kendaraan yang pesat di Provinsi Sulsel, maka sejak 2008

dibentuklah Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPT) untuk melakukan

efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok.

Awalnya, perpanjangan tangan pengelolaan pajak di daerah hanya

dilayani 10 UPTD Samsat dan 13 Samsat Pembantu, berdasarkan

Peraturan Gubernur Sulsel No 16 tahun 2010 tentang organisasi dan tata

kerja unit pelaksana teknis jumlah UPT bertambah menjadi 15 UPT dan
32

hingga 2017 UPT telah hadir disemua kabupaten/kota, jumlahnya 25 Unit,

2 diantaranya terdapat di Kota Makassar.

Adapun beberapa bentuk pelayanan yang disediakan oleh SAMSAT

yaitu:

a. Samsat Drive THRU, adalah layanan wajib pajak tidak perlu dari

kendaraan cukup proses persetujuan dan pembayaran dari kendaraan

Pemilik kendaraan cukup menyiapkan dokumen seperti BPKB, STNK,

dan KTP. Setelah itu langsung bergeser ke loket dua untuk

pembayaran dan mengambil dokumen baru.

b. Samsat keliling, adalah layanan Samsat yang langsung bersentuhan

dengan masyarakat atau sistem angkutan bola. Dengan menggunakan

mobil Samsat yang akan ditempatkan di lokasi strategis seperti pasar,

badan yang membutuhkan pembayaran, atau tempat keramaian.

c. Gerai Samsat, pelayanan Samsat yang berada di tempat pelayanan

masyarakat atau tempat partisipasi masyarakat seperti pusat

perbelanjaan atau mall.

Secara umum luas wilayah Kabupaten Gowa kurang lebih 1.883,33

km² atau sama dengan 3,01 persen dari luas wilayah provinsi Sulawesi

Selatan. Wilayah administrasi Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan

dan 167 desa/kelurahan. Berdasarkan posisi dan letak geografis,

kabupaten Gowa berada pada 119.3773º bujur barat dan 120.0317º bujur

timur. 5.0829342862º lintang utara dan 5.577305437º lintang selatan.

Samsat/UPT. Pendapatan Wilayah Gowa beralamat di jl. Tumanurung

Raya, Kalegowa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.


33

Adapun awal terbentuknya Samsat yaitu sebagai berikut:

a. Pada tahun 1974

Proses perpanjangan STNK harus membuang waktu yang cukup

lama karena mesti mendatangi tiga kantor. Membayar pajak harus

datang ke kantor pajak. Esoknya, mereka yang hendak membayar

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

dan harus mendatangi kantor Asuransi Jasa Raharja. Mereka pun

harus mendatangi kantor polisi lalu lintas untuk memperoleh STNK.

Masing-masing instansi belum terintegrasi.

b. Tahun 1974-1976

Dengan tujuan Registrasi dan Identifikasi Forensik Ranmor dan data

pengemudi lebih akurat, kecepatan dan kemudahan pelayanan

kepada masyarakat, dilakukan uji coba pembentukan Samsat di Polda

Metro Jaya.

c. Tahun 1976-1988

Berdasarkan INBERS 3 Menteri, Menhankam, Menkeu, dan Mendagri

No. Pol. KEP/13/XII/1976, No. KEP-1693/MK/IV/12/1976, 311 TAHUN

1976 bahwa konsep SAMSAT diberlakukan diseluruh Indonesia

Kepolisian RI, PT. Jasa Raharja (Persero) & Dinas Pendapatan

Provinsi bersama-sama. Meski demikian masing-masing instansi

menerbitkan tanda bukti untuk setiap pelunasan kewajiban di Samsat.

d. Tahun 1988-1993

Berdasarkan INBERS, Menhankam, Menkeu & Mendagri No.

INS/03/X/1988, No. 5/IMK.013/1988, No. 13A Tahun 1988 dilakukan

penyederhanaan dokumen yaitu, formulir permohonan/pendaftaran


34

STNK/Pajak/SWDKLLJ digabung jadi satu. Tanda Pelunasan

Pembayaran SWDKLLJ PT. Jasa Raharja ( Persero) yang tercantum

dalam STNK/STCK berlaku sebagai pengganti Polis Asuransi

(sertifikat).

e. Tahun 1993-1999

Diberlakukan revisis masa berlaku STNK dan TNKB dari 1 tahun

menjadi 5 tahun namun setiap tahunnya melakukan pengesahan

STNK berdasarkan INBERS Panglima Angkatan Bersenjata, Menkeu

dan Mendagri No. INS/02/II/1993, No. 01/IMK.01/1993, No. 2A Tahun

1993. Mekanisme Perpanjangan STNK dibentuk 5 pokja (loket) untuk

pelayanan.

f. Tahun 1999 s.d Sekarang

Berdasarkan INBERS Panglima angkatan Bersenjata, Menkankam,

Menkeu & Mendagri No. Pol. INS/03/M/X/1999, No. 6/IMK.014/1999,

No. 29 Tahun 1999 menetapkan penyempurnaan dan

penyederhanaan sistem operasi pelayanan dari 5 loket menjadi 2

loket. Pembayaran SWDKLLJ yang tertera pada SKPD berfungsi

sebagai pengganti polis asuransi (sertifikat). Tanda Pelunasan dan

Pengesahan digabung dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

yang telah divalidasi cash register sebagai tanda bukti pembayaran.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan bagan-

bagan fungsi kegiatan dan pekerjaan bagi seluruh ASN yang ada, dimana

struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penerapan batas-


35

batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

pegawai.

KEPALA UPT PENDAPATAN


WILAYAH GOWA

KEPALA SUB BAGIAN


TATA SAHA

Pengelolaan Pengelola
Pemanfaatan perbendaharaan
Barang Milik Daerah dan pelayanan

Pengadministrasian Penata Laporan


Umum Keuangan

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PELAYANAN DAN PENDATAAN DAN
PENETAPAN PENAGIHAN

Pengelola Data Pengelola


Pengelola Pengelola Data
Pelayanan Penagihan
Pendaftaran Dan Dan Informasi
Perpajakan Dan
Pendataan Pajak Perpajakan
Pengawasan
Retribusi Daerah
Pengelola Data
Pengadministrasi
Pajak

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT)


36

3. Job Description

a. Kepala UPT Pendapatan Wilayah Gowa

Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan UPT sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan;

3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan

bawahan;

4) Mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

6) Melaksanakan kebijakan teknis pendapatan daerah;

7) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi terkait dengan proses

penyelesaian keberatan, pemberian keringanan, dan restitusi pajak

daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

8) Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kab/Kota & instansi terkait

lainnya;

9) Mengusulkan rencana anggaran kegiatan tahunan;

10) Mengusulkan rencana penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah;

11) Melaksanakan pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan;

12) Melaksanakan urusan ketatausahaan UPT;

13) Melaksanakan kegiatan layanan unggulan SAMSAT sesuai kebijakan

yang ditetapkan;

14) Melaksanakan pengawasan internal UPT;


37

15) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas UPT dan memberikan

saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan

kebijakan; dan

16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan

sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan

tugas.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan

tugas kepada bawahan.

3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan

bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas.

5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan tugas setiap tahun.

8) Melakukan urusan administrasi kepegawaian, organisasi dan

dokumen administrasi pemungutan pajak.

9) Melakukan penatausahaan administrasi keuangan dan dokumen

administrasi pemungutan pajak.

10) Melakukan penatausahaan barang dan asset daerah.

11) Mengkoordinir laporan rekapitulasi pendataan, penetapan,

penagihan, penerimaan, dan laporan lainnya.


38

12) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian Tata Usaha

dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan.

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan

sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan

tugas.

a) Pengelolaan Pemanfaatan Barang Milik Daerah

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan

dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan

bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian

dengan rencana awal

3. Mengendalikan pemanfaatan barang milik daerah sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pemanfaatan barang milik daerah agar

program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil

yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya


39

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan.

b) Pengelola Perbendaharaan dan Pelayanan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan

pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan

bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian

dengan rencana awal

3. Mengendalikan perbendaharaan dan pelayanan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan

dan pelayanan agar program dapat terlaksana secara terpadu

untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan


40

c) Pengadministrasian Umum

1. Menerima, mencatat, dan menyortir surat masuk dan surat

keluar, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku

agar memudahkan pencarian

2. Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku agar memudahkan

pengendalian

3. Mengelompokkan surat atau dokumen menurut jenis dan

sifatnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku

agar memudahkan pendistribusian

4. Mendokumentasikan surat sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku agar tertib administrasi

5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan

kepada atasan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai

evaluasi dan pertanggung jawaban

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

pimpinan baik tertulis maupun lisan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku agar kegiatan kedinasan dapat berjalan dengan

lancar

d) Penata Laporan Keuangan

1. Menerima dan memeriksa laporan keuangan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk di proses lebih

lanjut
41

2. Mempelajari laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang

diharapkan

3. Menata laporan keuangan sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku untuk mencapai hasil yang

diharapkan

4. Mengkonsultasikan kendala proses penataan laporan

keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

berlaku, untuk mencapai hasil yang diharapkan

5. Mendokumentasikan kendala proses penataan laporan

keuangan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

berlaku agar apabila sewaktu-waktu diperlukan lagi data

tersebut mudah dicari

6. Mengevaluasi Pelaksanaan penataan laporan keuangan

dengan cara membandingkan antara rencana dengan

pelaksanaan penataan laporan keuangan sebagai bahan

perbaikan selanjutnya

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan

c. Kepala Seksi pelayanan dan penetapan

Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pelayanan dan penetapan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan

tugas kepada bawahan.


42

3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas.

5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal (time schedule) pelaksanaan

tugas setiap tahun.

8) Melakukan penyelenggaraan kegiatan perhitungan, penelitian,

verifikasi dan penetapan Pajak Daerah serta pendapatan lainnya

dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

9) Menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) kepada wajib

pajak.

10) Bertanggungjawab terhadap pengoperasian dan kelancaran system

PDE.

11) Mengoordinasikan pelaksanaan layanan unggulan SAMSAT.

12) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas seksi Pelayanan dan

Penetapan Pajak dan memberikansaran pertimbangan kepada

atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan

sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan

tugas.

a) Pengelola Pendaftaran dan Pendataan Pajak Retribusi Daerah

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan

Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang


43

berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan

dengan baik

2. Memantau pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak dan

Retribusi Daerah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam

pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal

3. Mengendalikan pengelolaan pendaftaran dan pendataan Pajak

dan Retribusi Daerah sesuai dengan prosedur dan ketentuan

yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan pendaftaran dan

pendataan Pajak dan Retribusi Daerah agar program dapat

terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program

b) Pengelola Data dan Informasi Perpajakan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai data dan informasi perpajakan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan

pekerjaan dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pengelolaan data dan informasi perpajakan sesuai

dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat

kesesuaian denganrencana awal


44

3. Mengendalikan data dan informasi perpajakan sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data dan informasi

perpajakan agar program dapat terlaksana secara terpadu

untuk mencapai hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

pimpinan baik tertulis maupun lisan

c) Pengadministrasi Pajak

1. Menerima, mencatat, dan menyortir pembayaran pajak yang

masuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,

agar memudahkan pencarian

2. Memberi lembar pembayaran pajak sesuai dengan prosedur

dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pengendalian

3. Mengelompokkan pembayaran pajak menurut jenis dan

sifatnya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,

agar memudahkan pendistribusian

4. Mendokumentasikan pembayaran pajak dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar tertib administrasi

5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur

yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungiawaban


45

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

pimpinan baik tertulis maupun lisan.

d. Kepala Seksi pendataan dan penagihan

Rincian tupoksi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pendataan dan penagihan sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas;

2) Mendistribusikan tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan

tugas kepada bawahan.

3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan.

4) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas.

5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Membuat SOP terkait dengan bidang tugasnya.

7) Membuat rencana kerja dan jadwal (time schedule) pelaksanaan

tugas setiap tahun.

8) Melakukan pendataan dan penagihan pajak daerah;

9) Menyampaikan surat pemberitahuan pajak daerah kepada wajib

pajak;

10) Menyampaikan surat tagihan dan surat teguran pajak daerah kepada

wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu;

11) Memberikan informasi mengenai aturan yang terkait dengan

pemungutan pajak daerah;

12) Menatausahakan penerimaan, penyetoran, pembukuan, pembuatan

laporan hasil penerimaan dan tunggakan pajak daerah;


46

13) Membuat laporan pelaksanaan pendataan dan penagihan setiap

bulannya;

14) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Pendataan dan

Penagihan serta memberikan saran pertimbangan kepada atasan

sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan

sesuai dengan bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan

tugas.

a) Pengelola Data Pelayanan Perpajakan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai Pelayanan Perpajakan sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan

dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pengelolaan data Pelayanan Perpajakan sesuai

dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat

kesesuaian dengan rencana awal

3. Mengendalikan Pelayanan Perpajakan sesuai dengan prosedur

dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan

dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan Data Pelayanan

Perpajakan agar program dapat terlaksana secara terpadu

untuk mencapai hasil yang optimal


47

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan

b) Pengelola Penagihan dan Pengawasan

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

penagihan dan pengawasan sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan

dapat berjalan dengan baik

2. Memantau penagihan dan pengawasan sesuai dengan bidang

tugasnya agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan

rencana awal

3. Mengendalikan data penagihan dan pengawasan sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan penagihan dan pengawasan

agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai

hasil yang optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan


48

c) Pengelola Data

1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan

mengenai pengelolaan data sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar dalam pelaksanaan pekerjaan

dapat berjalan dengan baik

2. Memantau pengelolaan data sesuai dengan bidang tugasnya,

agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana

awal

3. Mengendalikan data sesuai dengan prosedur dan ketentuan

yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan

4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi

lain dalam rangka pelaksanaan pengelolaan data agar program

dapat terlaksana secara terpadu untuk mencapai hasil yang

optimal

5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan

penyusunan program berikutnya

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan

baik secara tertulis maupun lisan

4. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi

Terwujudnya pelayanan prima dalam pengurusan administrasi

dan registrasi identifikasi ranmor melalui keterpaduan pelayanan

Polri, Pemda, dan Jasa Raharja.


49

b. Misi

1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung

tinggi etika profesi

2) Melaksanakan proses administrasi ranmor secara cepat dan

tepat

3) Mewujudkan aparat pelaksana samsat yang bersih, jujur, cakap,

bertanggng jawab dan profesional

4) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

5) Penataan arsip kendaraan yang tertib untuk memudahkan

identifikasi dan keamanan dokumen.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

Hasil penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana kontribusi

pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019. Dalam pelaksanaan otonomi daerah

dan desentralisasi Pemerintah Daerah harus dapat lebih mampu menggali

sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan

pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui

pendapatan daerah. Sumber-sumber pendapatan daerah sebagai mesin

utama dalam upaya penghimpun dana yang berguna baik untuk membiayai

pelaksanaan pemerintahan, kegiatan kemasyarakatan maupun

pembangunan di daerah.

Kabupaten Gowa dengan perekonomian yang sedang berkembang

mempunyai penghasilan daerah yang besar salah satu sumber penerimaan

terbesar Kabupaten Gowa adalah dari sektor pajak. Pemerintah Provinsi


50

Sulawesi Selatan juga telah menunjang penerimaan bagi pemerintah daerah

melalui pembagian pajak pusat untuk menunjang penerimaan di daerah.

Diantaranya, melalui Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah,

Pajak Sarang Burung Walet. Tapi masih banyak pajak yang tidak efektif

dipungut dikarena suatu alasan sehingga menghambat pendapatan daerah

tersebut. Sebagai daerah otonomi Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak

Daerah merupakan salah satu sumber daerah karena memberikan kontribusi

yang cukup besar.

Pembangunan merupakan kewajiban pemerintah daerah dibiayai dari

sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah, menggambarkan

kemampuan daerah dalam melihat potensi keuangannya. Kantor UPT.

Pendapatan Wilayah Gowa/Badan pendapatan daerah bertugas untuk

melakukan pemungutan pajak dari masyarakat untuk membiayai

pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk melakukan tugas pemerintah

atau melayani kepentingan masyarakat. Laju pertumbuhan pajak kendaraan

bermotor digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan pemerintah

Kabupaten Gowa dalam meningkatkan keberhasilan pemungutan pajak

kendaraan bermotor dari tiap-tiap periode. Jika laju pertumbuhan

penerimaan pajak kendaraan bermotor meningkat maka dapat dikatakan

bahwa sebuah pemerintahan melakukan tugasnya dengan baik. Maka dari

itu dapat dilihat semakin berkembangnya daerah Kabupaten Gowa maka

secara tidak langsung semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor

yang dibutuhkan masyarakat serta mengetahui sejauh mana kontribusi yang


51

diberikan pajak kendaraan bermotor terhadap pandapatan asli daerah (PAD)

Kabupaten Gowa. Dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini jumlah objek

kendaraan bermotor :

Tabel 4.1

Objek kendaraan bermotor tahun 2017-2019

Tahun Roda 2 Roda 4 Total

2017 80,418 16,855 97,273

2018 88,833 19,629 108,462

2019 92,844 20,660 113,504

Sumber: UPT. Pendapatan Wilayah Gowa, 2020.

Dapat dilihat dari dari tabel 4.1 diatas bahwa objek kendaraan bermotor

setiap tahunnya meningkat dimana pada tahun 2017 sebanyak 97,273 buah

tahun 2018 sebanyak 108,462 buah dan pada tahun 2019 sebanyak 113,504

buah. Disini bisa dikatakan bahwa pajak kendaraan bermotor berkontribusi

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Gowa. Untuk lebih

jelasnya peneliti menyajikan dalam bentuk grafik dibawah ini.


52

Grafik 1

objek kendaraan bermotor tahun 2017-2019

Chart Title
120
100
80
Axis Title

60
40
20
0
2017 2018 2019
Roda 2 80,418 88,833 92,844
Roda 4 16,855 19,629 20,66
Total 97,273 108,462 113,504

Sumber: Data Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan grafik 1 diatas menunjukkan objek pajak kendaraan

bermotor roda 2 dan roda 4 mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana

dalam tiga tahun terakhir jumlah keseluruhan yang diterima oleh kantor UPT.

Pendapatan wilayah Gowa sebanyak 319.239 buah.

Tabel 4.2
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bagi Hasil Pajak Kendaraan
Bermotor Tahun 2017-2019

Tahun Penerimaan Pajak Bagi Hasil pajak

Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor

2017 Rp. 69.414.394.837 Rp. 19.108.338.461

2018 Rp. 79.188.780.632 Rp. 21.288.264.972

2019 Rp. 87.756.077.378 Rp. 23.657.020.004

Sumber: UPT. Pendapatan Wilayah Gowa, 2020


53

Dapat dilihat diatas pada tabel 4.2 berdasarkan penerimaan pajak

kendaraan bermotor dikantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa diatas dapat

dilihat bahwa pada tahun 2017 jumlah penerimaan sebesar Rp.

69.414.394.837, tahun 2018 sebesar Rp. 79.188.780.632 dan pada tahun

2019 sebesar Rp.87.756.077.378. Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan

dalam bentuk grafik.

Grafik 2
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bagi Hasil Pajak Kendaraan
Bermotor Tahun 2017-2019

Chart Title
90.000.000.000
80.000.000.000
70.000.000.000
60.000.000.000
Axis Title

50.000.000.000
40.000.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000
0
2017 2018 2019
Penerimaan Pajak Kendaraan
69.414.394.83
79.188.780.63
87.756.077.37
Bermotor
Bagi Hasil Pajak Kendaraan
19.108.338.46
21.288.264.97
23.657.020.00
Bermotor

Sumber: Data Olahan Microsoft Excel


Berdasarkan Grafik 2 diatas yang menyajikan penerimaan Pajak

kendaraan bermotor dan bagi hasil pajak kendaraan bermotor dimana pada

tahun 2017 Bagi hasil yang diterima Kabupaten Gowa dari pajak kendaraan

bermotor sebesar Rp.19.108.338.461, tahun 2018 sebesar Rp.

21.288.264.972 dan tahun 2019 sebesar Rp.23.657.020.004 dari laporan bagi

hasil pajak daerah atas realisasi penerimaan pajak daerah Provinsi Sulawesi
54

Selatan dimana pembagian untuk kabupaten/kota sebesar 30% dan untuk

provinsi sebesar 70%.

Realisasi penerimaan PAD Kabupaten Gowa dari tahun 2017 sampai

2019. Berikut ini adalah data tentang pencapaian yang dilakukan oleh

Kantor Badan Pendapatan Daerah Kebupaten Gowa tentang pendapatan

asli daerah di Kabupaten Gowa. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3
Target Dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019

Tahun Target Penerimaan Realisasi Persen %

Penerimaan

2017 Rp.158.736.717.741 Rp.183.255.395.345 115,45%

2018 Rp.189.361.823.961 Rp.184.985.783.083 97,69%

2019 Rp.198.479.075.420 Rp.236.917.247.056 119,37%

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Gowa (BAPENDA), 2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas realisasi penerimaan Pendapatan asli

daerah (PAD) Pada tahun 2017 sebesar Rp. 183.255.395.345 dengan selisih

pada tahun 2018 sebesar Rp. 4.702.687.093. Pada tahun 2018

penerimaannya sebesar Rp.184.985.783.083. Pada tahun 2019 penerimaan

yang telah diterima sebesar Rp. 236.917.247.056 dengan selisih penerimaan

pada tahun sebelumnya sebesar Rp. 37.940.809.803. Untuk lebih jelasnya

peneliti menyajikan dalam bentuk grafik dibawah ini:


55

Grafik 3
Target Dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019

Chart Title
250.000.000.000

200.000.000.000
Axis Title

150.000.000.000

100.000.000.000

50.000.000.000

0
2017 2018 2019
Target Penerimaan 158.736.717.7 189.361.823.9 198.479.075.4
Realisasi Penerimaan 183.255.395.3 184.985.783.0 236.917.247.0
Persen % 115,45% 97,69% 119,37%

Sumber: Data Olahan Microsoft Excel


Berdasarkan grafik 3 diatas menunjukkan pendapatan asli daerah (PAD)

mengalami penurunan pada tahun 2018 karena tidak sesuai yang

ditargetkan dimana jumlah yang ditargetkan sebesar Rp.189.361.823.961

sementara jumlah yang terealisasi hanya sebesar Rp.184.985.783.083.

sementara pada tahun 2017 dan 2019 penerimaan yang diterima oleh

pendapatan asli daerah mengalami peningkatan penerimaan dari jumlah

yang ditergetkan dimana pada tahun 2017 penerimaan yang diterima

sebesar Rp.183.255.395.345 dan pada tahun 2019 sebesar Rp.

236.917.247.056.
56

Tabel 4.4
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2017-2018

Tahun Besarnya Realisasi Selisih


Penerimaan Pendapatan (Rp)
Asli Daerah (PAD)
(Rp)
2017 183.255.395.345 -
2018 184.985.783.083 4.702.687.093
2019 236.917.247.056 37.940.809.803
Total 605.158.425.482 42.643.496896
Rata-rata 201.719.475.160 21.321.748.448
Sumber: Hasil data olahan 2020.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan besarnya perkembangan

pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Gowa dalam kurung waktu tiga

tahun terakhir. Dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2017-2019 sebesar

Rp. 21.321.748.448. Pada tahun 2018 Sebesar RP. 4.702.687.093 dan pada

tahun 2019 meningkat menjadi sebesar Rp. 37.940.809.803. untuk lebih

jelasnya peneliti menyajikan dalam bentuk grafik dibawah ini:


57

Grafik 4
Perkembangan pendapatan asli daerah
Tahun 2017-2019

Chart Title
700.000.000.000
600.000.000.000
500.000.000.000
Axis Title

400.000.000.000
300.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
0
2017 2018 2019 Total Rata-
rata
Besarnya Pendapatan
Penerimaan Asli Daerah 183.255.39184.985.78236.917.24605.158.42201.719.47
(PAD)
Selisih 0 4.702.687.37.940.80942.643.49621.321.748

Sumber: Olahan Data Microsoft Excel

Berdasarkan Grafik 4 diatas menunjukkan dalam penerimaan realisasi

pendapatan asli daerah (PAD) dan selisihnya dalam kurung waktu 3 tahun

selalu mengalami peningkatan. Dimana total realisasi penerimaan sebesar

Rp. 605.158.425.482 dan selisihnya sebesar Rp. 42.643.496896.

Berikut adalah perhitungan untuk mengetahui kontribusi pajak

kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten

Gowa Tahun 2017-2019 dapat dihitung sebagai berikut:

x = x 100
58

1. Tahun 2017 = x 100 % = 10,42%

2. Tahun 2018 = x 100 % =11,50%

3. Tahun 2019 = x 100 % =9,98%

Berdasarkan hasil perhitungan kontribusi pajak kendaraan bermotor

tahun 2017-2019 dapat diketahui kontribusi pajak kendaraan bermotor

terhadap pendapatan asli daerah (PAD), dapat dijelaskan pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.5
Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019

Tahun Kontribusi Realisasi Kontribusi Kriteria

Pajak Pendapatan Asli Per-Tahun kontribusi

Kendaraan Daerah (Rp) %

Bermotor (Rp

2017 19.108.338.461 183.255.395.345 10,42% Kurang

2018 21.288.264.972 184.985.783.083 11,50% Kurang

2019 23.657.020.004 236.917.247.056 9,98% Sangat Kurang

Rata-rata 21.351.207.812 201.719.475.161 10,58% Kurang

Sumber : Hasil Olahan Data, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa kontribusi pajak

kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah kabupaten gowa.

Dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) Sebesar 10,42% dengan kriteria kontribusi


59

kurang tahun 2018 sebesar 11,50% dengan kriteria kontribusi kurang dan

tahun 2019 sebesar 9,98% dengan kriteria kontribusi sangat kurang. Maka

dari itu Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan dalam bentuk grafik dibawah

ini:

Grafik 5
Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019

Chart Title
250.000.000.000
200.000.000.000
Axis Title

150.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
0
2017 2018 2019 Rata-
rata
Kontribusi Pajak Kendaraan
19.108.338.46
21.288.264.97
23.657.020.00
21.351.207.81
Bermotor
Realisasi Pendapatan Asli
183.255.395.3
184.985.783.0
236.917.247.0
201.719.475.1
Daerah
Kontribusi Per-Tahun 10,42% 11,50% 9,98% 10,58%

Sumber: Data Olahan Microsoft Excel


Berdasarkan grafik 5 diatas menunjukkan pajak kendaraan bermotor

tidak berkontribusi terlalu besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

Kabupaten Gowa karena dibawah 50% dari kriteria kontribusi. Dimana

penerimaan pajak yang diterima oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Gowa tidak hanya dari penerimaan pajak kendaraan bermotor

saja, tetapi dari beberapa sektor pajak lainnya yaitu dari berbagai jenis pajak

daerah dan retribusi daerah lainnya, sehingga kontribusi yang diberikan

pajak kendaraan bermotor terhadap Pendapatan asli daerah (PAD) dengan


60

jumlah rata-rata tahun 2017 sampai 2018 sebesar Rp. 201.719.475.161 atau

dalam bentuk persennya sebesar 10,58%.

C. Pembahasan (Intrepretasi)

Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan sebagai bentuk sumbangan

atau bantuan dalam bentuk benda, tenaga, atau ide-ide pemikiran. Iuran

berupa uang yang diberikan kepada suatu perkumpulan dan sebagainya,

sokongan, bantuan.

Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dipungut oleh daerah yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku

untuk membiayai rumah tangga daerah. Kontribusi pajak daerah merupakan

sumbangan yang diberikan berupa uang atau yang lainnya kepada daerah

sesuai peraturan perundang-undang untuk membiayai rumah tangga daerah,

pajak kendaraan bermotor merupakan pajak provinsi. Pajak tersebut akan

diukur kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Gowa

berdasarkan jumlah dana bagi hasil pajak daerah ke kabupaten dibandingkan

dengan pendapatan asli daerah di kabupaten Gowa.

Berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan

retribusi daerah dalam pasal 94 telah memaparkan ketentuan bagi hasil pajak

daerah. Ketentuan dari bagi hasil pajak tersebut akan dirinci dengan peraturan

daerah atau peraturan gubernur masing-masing daerah. Dalam peraturan

gubernur daerah kabupaten Gowa nomor 89 tahun 2016 tentang pengelolaan

bantuan keuangan daerah dan tata cara bagi hasil pajak daerah pasal 12

menyebutkan bahwa bagi hasil pajak daerah yang bersumber dari pajak

kendaraan bermotor kepada pemerintah kabupaten/kota diberikan oleh


61

pemerintah daerah provinsi sulawesi selatan atas penerimaan yang berasal

dari pos pendapatan pajak daerah.

Berdasarkan peraturan gubernur tersebut, bagi hasil pajak kendaraan

bermotor sebesar 30% dibagikan kepada kabupaten/kota. Bagi hasil pajak

kendaraan bermotor tersebut memiliki tingkat kontribusi yang sangat kurang

terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Gowa.

Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “seberapa besar

kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD)

di Kabupaten Gowa tahun 2017-2019?”. Dapat diketahui dengan cara melihat

tabel 4.5 diatas bahwa kontribusi berdasarkan kriteria kontribusi yang

menyatakan bahwa tingkat kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Gowa pada tahun 2017 sampai

2019 cenderung fluktuasi. Rata-rata tingkat kontribusi tersebut sebesar

10,58% dengan kriteria kurang. Tingkat kontribusi terbesar terjadi pada tahun

2018 dengan presentase sebesar 11,50% dan paling rendah pada tahun 2019

dengan presentase sebesar 9,98%.

Hasil analisis kontribusi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Dari hasil perhitungan sebelumnya pada tabel 4.5 bahwa pajak kendaraan

bermotor berkontribusi sebesar 10,58%. Seperti yang dilakukan peneliti

terdahulu oleh Dede Indra (2015) dengan hasil kontribusi sebesar 1,69% yang

termasuk dalam kategori sangat kurang. Peneliti terdahulu oleh Nurul Karina

dan Novi Budiarso (2016) dengan rata-rata kontribusi sebesar 29,64% dengan

kriteria sedang. Sementara peneliti terdahulu oleh Abdullah Faisal M,

Muhammad Muchtar dan Dwi Silowati (2017) selalu mengalami peningkatan


62

setiap tahunnya meskipun peningkatannya tidak selalu signifikan setiap

tahunnya dengan jumlah rata-rata 10,22% tetapi dilihat dari kriteria kontribusi

kurang itu berarti pajak kendaraan bermtor tidak berkontribusi secara

signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yang dilakukan peneliti

sebelumnya meskipun setiap tahunnya mengalami peningkatan penerimaan

pajak kendaraan bermotor. Sedangkan peneliti terdahulu oleh Putra Prasetya

(2018) kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap PAD Provinsi Sulawesi

Selatan selama periode 2013-2017 sebesar 28,51% dengan kriteria kontribusi

sedang.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan

rumusan masalah yang yang telah dibuat sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah

kabupaten gowa. Dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor

berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Sebesar 10,42%

dengan kriteria kontribusi kurang tahun 2018 sebesar 11,50% dengan

kriteria kontribusi kurang dan tahun 2019 sebesar 9,98% dengan kriteria

kontribusi sangat kurang.

2. Rata-rata kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) di Kabupaten Gowa dari tahun 2017-2019 sebesar 10,58% .

B. Saran

Adapun beberapa saran penelitian untuk berikutnya dapat diberikan

peneliti antara lain:

1. Bagi pemerintah untuk dapat mempertahankan serta berupaya lebih untuk

meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor karena penerimaan

pajak kendaraan bermotor di UPT. Pendapatan Wilayah Gowa memiliki

pengaruh cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten Gowa dengan cara memperketat sanksi dan memperbaiki

sistem administrasi yang ada.

63
64

2. Bagi peneliti-peneliti lainnya dapat melakukan tindak lanjut penelitian

khususnya menambah variabel yang dapat berkontribusi besar terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Gowa. Seperti pajak daerah,

retribusi daerah dan pajak lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Bohari H. 2004. Pengantar Hukum Pajak Edisi Revisi Cetakan Kelima. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Handoko. 2013. Tim Litbang Depdagri UGM

Hikmah. 2017. Analisis Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Batam. Jurna of govement-JOG Volume
2, 162

Husain Rajak A. 1997. Tata pemerintahan republik indonesia. Solo. CV. Aneka.

Indra D. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Pajak


Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di
Kabupaten Nagan Raya. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Teuku
Umar. Aceh Barat.

Karina N dan Budiarso N. 2016. Analisis Efektifitas Dan Kontribusi Pajak


Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Daerah
(PAD) Provinsi Gorontalo. Volume 4 No. 1.

Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Untuk Kabupaten Gowa. 2017

Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Untuk Kabupaten Gowa. 2018

Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Untuk Kabupaten Gowa. 2019

Laporan Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah. 2017. Kabupaten Gowa

Laporan Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah. 2018. Kabupaten Gowa

Laporan Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah. 2019. Kabupaten Gowa

Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Pandiangan R. 2015. Hukum Pajak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

65
66

Prasetya P. 2018. Efektivitas Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam


Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Makassar.

Realisasi Penerimaan Pada Kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa. 2017

Realisasi Penerimaan Pada Kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa. 2018

Realisasi Penerimaan Pada Kantor UPT. Pendapatan Wilayah Gowa. 2019

Rompis, N.E. Ilat V, dan Wangkar A. 2015. Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan
Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Utara
(Studi Kasus Pada Samsat Airmadidi). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
Volume 15 No. 03.

Susilawati & Riharjo. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi
Belanja Daerah . Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5

Taras & Artini S. 2017. Analisis Pendapatan Asli Daerah Dalam Upaya
Pelaksanaan Otonomi Daerah Dikabupaten Bandung Bali. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 6,4

Wahyu, Suprijanto & Pranaditya. 2017. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak


Daerah, Penerimaan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Serta Penerimaan Lain-Lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Salatiga. Ekonomi- Akuntansi, Vol 7

Yani A. 2002. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di


Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
L
A
M
P
I
R
A
N

67
Lampiran 1

Objek Kendaraan Bermotor Tahun 2017-2019

NO TAHUN R2 R4 TOTAL

1. 2017
80.418 16.855 97.273
2. 2018
88.833 19.629 108.462
3. 2019
92.844 20.660 113.504

Mengetahui : Sungguminasa, 25 Juli 2020


KASI PENDATAAN DAN
KEPALA UPT. PENDAPATAN WIL. GOWA
PENAGIHAN

Drs. H. ZULKARNAIN MALIK, M.Si A. N. RAS PERWIRA, S.STP


Pangkat : PEMBINA Tk. I Pangkat : PENATA
NIP : 19700915 199101 1 002 NIP : 19860528 200412 1 003

Lampiran 2
Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
Periode Tahun 2015 – 2019

NO TAHUN TARGET REALISASI PERSEN

1. 2017 Rp. 68.891.600.000 Rp. 69.414.394.837 101%

2. 2018 Rp. 73.232.188.000 Rp. 79.188.780.632 108%

3. 2019 Rp. 85.303.424.000 Rp. 87.756.077.378 103%

68
Mengetahui : Sungguminasa, 25 Juli 2020
KEPALA UPT. PENDAPATAN WIL. GOWA KASI PENDATAAN DAN PENAGIHAN

Drs. H. ZULKARNAIN MALIK, M.Si A. N. RAS PERWIRA, S.STP


Pangkat : PEMBINA Tk. I Pangkat : PENATA
NIP : 19700915 199101 1 002 NIP : 19860528 200412 1 003

Lampiran 3

Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2017-2019

Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Persen %

2017 Rp.158.736.717.741 Rp.183.255.395.345 115,45%

2018 Rp.189.361.823.961 Rp.184.985.783.083 97,69%

2019 Rp.198.479.075.420 Rp.236.917.247.056 119,37%

Sungguminasa, 15 Agustus 2020

KEPALA BADAN PENDAPATAN


DAERAH
KABUPATEN GOWA

DRS. H. ISMAIL MAJID


Pangkat : Pembina utama Muda
NIP. 19620917 199103 1 005

69
Lampiran 4
Laporan Bagi Hasil Pajak Daerah Atas Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Ke-Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019

70
BIOGRAFI PENULIS
Sri Ratnawati panggilan Ratna Lahir di Bangkengtabbing pada
tanggal 17 juli 1997 dari pasangan suami istri Bapak Ramli
dan Ibu Sari Gowa. Peneliti adalah anak kedua dari 3
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di jl. Sultan
Hasanuddin. Gowa.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu MI Yapit


Rajaya lulus tahun 2009, SMPN 3 Satap Garing Tompobulu lulus tahun 2012,
MA Darul Ihsan Munte lulus tahun 2015, dan mulai tahun 2016 mengikuti
program SI Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan
sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai
mahasiswi program SI Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar
(UNISMUH).

71

Anda mungkin juga menyukai