SKRIPSI
Oleh :
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 90300117045
benar dan hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini
Penyusun,
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas limpahan
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Rasulullah Muhammad saw., sebagai suri tauladan bagi setiap umat di seluruh
alam. Skripsi ini berjudul ―Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan dan
arahan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada orang tua penulis yaitu
Ayahanda Alimuddin dan Ibunda Murniati yang paling berjasa atas apa yang
sampai saat ini saya capai, telah mendidik saya, membesarkan saya dengan penuh
kasih sayang, menyekolahkan saya sampai pada tingkat ini, pengorbanan dan doa
yang dicurahkan selama ini. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
rasa terima kasih atas sumbangsih pemikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin
iv
2. Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Dr. Hasbiullah, SE., M.Si dan Dr. Baso Iwang, SE., M.Si, Ph.D selaku Ketua
dan Sekretaris dari Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Alauddin Makassar berkat semua dukungan dan bimbingan beliau
sewaktu perkuliahan.
4. Bapak Dr. Sudirman, SE., M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak
arahan, masukan serta saran yang sangat berguna bagi penulis untuk
5. Bapak Dr. H. Abdul Wahab, SE., M.Si selaku dosen penguji 1 dan Bapak
Abdul Rahman, S.Pd., M.Si selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan
6. Bapak Abdul Rahman, S.Pd., M.Si selaku pembimbing akademik saya yang
selalu memberikan masukan dan saran serta arahan positif kepada saya.
7. Segenap pegawai unit akademik, bagian tata usaha, bagian jurusan dan bagian
v
9. Kepada keluarga penulis, terutama orang tua, adik dan semua keluarga yang
A dan Ilmu Ekonomi B Angkatan 2017. Terima kasih atas doa dan
11. Teruntuk teman-teman yang selalu bersama dari awal perkuliahan, yaitu Bela
Adelia, Annisa, Rossyani, Intan, Lisa, Putra, Endri dan teman-teman yang
tidak saya sebutkan namanya. Terima kasih atas doa dan dukungan, selalu
Kabupaten Bantaeng, terkhusus Riska Kumala yang sekarang ini sudah jadi
sahabat terdekat. Terima kasih atas doa dan dukungan serta telah
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
semua pihak meskipun penulis menyadari penuh bahwa skripsi ini jauh dari
kekurangan yang ada pada skripsi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk
vi
penelitian yang lebih baik kedepannya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
A. Desain Penelitian ........................................................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 26
C. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 27
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 28
E. Metode Penelitian .......................................................................... 29
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 30
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 31
A. Kesimpulan.................................................................................... 56
B. Saran .............................................................................................. 56
LAMPIRAN .................................................................................................... 65
ix
DAFTAR TABEL
2011-2020 ........................................................................................ 40
2020 ................................................................................................. 45
x
DAFTAR GAMBAR
xi
ABSTRAK
NIM : 90300117045
Kata kunci : Belanja modal, dana perimbangan, pendapatan asli daerah dan
kinerja keuangan
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja merupakan hasil dari apa yang telah direncanakan aik secara
individu maupun seagai organisasi. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan rencana
struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah
ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah; sedangkan yang dimaksud belanja daerah meliputi
semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas
dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
1
2
pendanaan dengan keluaran dan outcome yang diharapkan dari kegiatan dan
pelayanan publik.
ِِ ك ُم ْم ِي َّ َّللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤدُّوا ْال َ َمَاََ ِ ِإ َى أ أ َ ْل ِه َاَ َو ِإاَا َك َم ْتم ُ ْم يَ ْن َ اىَََّ ِ أ َ ْن تَكْ ُم ُت ا ِي َْى َدلْ ِ إ ِإ َّن
ُ َّللاَ اِ ِد َّتَ يَ ِد َّ ِإ َّن
نرا
ً ص ِ َس ِتندًَ ي َ َإِ َّن َّللاَ كَن
َ َّ
Artinya:
Seperti dalam ayat di atas, Allah swt., selalu mengingatkan kita semua
dalam firmannya agar senantiasa amanah dan berlaku adil dalam menetapkan
Tabel 1.1
Perkembangan Belanja Modal, Dana Perimbangan dan Pendapatan
Asli Daerah Tahun 2011-2020
Berdasarkan data tabel 1.1 yang diperoleh peneliti, dapat kita lihat anggaran
belanja modal yang mengalami mengalami naik turun dari tahu 2016 - 2020.
Dana perimbangan atau dana transfer memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kinerja keuangan (Badruddin, 2017). Dana perimbangan terdiri atas: Dana Bagi
Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Berdasarkan data tabel 1.1 yang didapatkan peneliti, dana perimbangan naik
ditahun 2016 dan tahun berikutnya mengalami penurunan. Tahun 2018 sempat
Setiap daerah pasti memiliki sumber daya tersendiri yang bisa mereka pakai
asli daerah adalah penambah nilai kekayaan bersih yang berhak diakui pemerintah
daerah. PAD atau pendapatan asli daerah merupakan sumber pendapatan daerah
yang berasal dari kegiatan ekonomi daerah itu sendiri. Melalui PAD, daerah
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: 1). Pajak Daerah; 2). Retribusi Daerah; 3).
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4). Lain-lain Pendapatan
Berdasarkan dari data tabel 1.1 yang diperoleh peneliti, dapat kita lihat
2017 dan 2018. Kemudian 2019 kembali menurun dan ditutup tahun 2020
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
belanja modal.
3. Bagi Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keuangan Daerah
sederhana dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang
atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan
kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang
dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan
sumber-sumber daya atau kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai
7
8
keuangan daerah.
bahwa pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri
ekonomis, efisien dan efektif atau memenuhi prinsip value for money serta
ِ ْ َط ِل َوتُلْىُ ْ ا ِي َاَ ْٓ اِ َى ْاى ُك َّم َِم ِىم َأ ْ ُكهُ ْ ا فَ ِر ْيقًَ ِ ّم ْ ا َ ْم َ ا ِ اىَََّ ِ ِي
ََلْْ ِم َوا َ ْام ُ ْم ِ َو ََل ت َأ ْ ُكهُ ْْٓ ا ا َ ْم َ اىَ ُم ْم َي ْن ََ ُم ْم ِي َْى َب
َࣖ ت َ ْدهَ ُت ْ ن
Artinya:
―Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud
agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui‖. (Q.S Al-Baqarah (2) : 188).
adalah melalui penilaian kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu ukuran
kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai masa lalu dengan
9
kinerja, yaitu kinerja anggaran dan anggaran kinerja. Kinerja anggaran merupakan
instrumen yang dipakai oleh DPRD untuk mengevaluasi kinerja kepala daerah,
daerah untuk mengevaluasi unit-unit kerja yang ada di bawah kendali daerah
mengetahui apakah suatu program kerja telah dilaksanakan secara efisien dan
dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain, misalnya bantuan
dengan TPD (Total Penerimaan Daerah), menurut hasil penemuan Tim Fisipol
berikut:
Tabel 2.1
Skala Interval Desentralisasi Fiskal
daerah yaitu pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, belanja modal,
dan modal).
D. Belanja Modal
pengeluaran untuk perolehan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari
periode akuntansi. Belanja modal termasuk, belanja tanah, belanja peralatan dan
12
mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi, dan
teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan
membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lainnya, atau juga dengan
membeli.
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Pengertian tersebut sesuai dengan pengertian belanja
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan,
sehingga tidak dapat ditujukan kepada masyarakat perorangan atau rumah tangga
daerah lebih produktif. Hal ini dikarenakan umumnya dalam penggunaan aset
oleh masyarakat umum. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa alokasi belanja
modal setiap tahunnya harus relatif besar. Semakin besar alokasi belanja modal,
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan masih banyak undang-
undang yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah yang telah ditetapkan
Belanja Gedung dan Bangunan; 4) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan; 5)
14
Belanja Aset Tetap lainnya; 6) Belanja Aset lainnya. Dalam Standar Akuntansi
2005, Belanja Modal dapat diklasifikasikan dalam lima kategori utama, yaitu
belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung
dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan serta belanja modal fisik
lainnya.
daerah yang harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
adalah tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat harga
(Halim, 2014: 229). Dalam hal ini Belanja Modal dikatakan berhasil dalam
pelaksanaannya jika alokasi Belanja Modal untuk pengadaan aset tetap daerah
telah memenuhi kelima kriteria, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu,
E. Dana Perimbangan
perimbangan terdiri Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi
Hasil.
APBN.‖
Dana Bagi Hasil atau DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan
adalah dana perimbangan untuk daerah yang sudah dialokasikan dalam APBN
berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan neto dalam negri yang telah
(DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang
berupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK
yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik
pendapatan asli daerah yang sah. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada
2006 terdiri dari Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan
yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian laba
17
atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas
penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
ke depan.
daerah. Selain itu, dengan adanya infrastuktur yang baik dapat menciptakan
(Andirfa, 2016). Sejalan dengan penelitian Mulyani dan Wibowo (2017) serta
kinerja keuangan pemerintah daerah. Namun, penelitian Fajar Nugroho dan Abdul
daerah memiliki potensi pendapatan asli daerah yang sama untuk dimaksimalkan.
daerah.
sehingga akan mendorong kinerja keuangan daerah. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Noor Farieda Awwaliyah, Ratno Agriyanto, dan
Dessy Noor Farida (2019), yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara
dana perimbangan dan kinerja keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan oleh
Tri Yuni Pratiwi (2018) juga menemukan adanya hubungan positif, namun tidak
signifikan, antara dana perimbangan dan kinerja keuangan daerah. Adapun dalam
penelitian Mulia Andirfa dkk (2016) menunjukkan bahwa secara parsial variabel
daerah serta bersifat spesifik dan tidak akan bernilai sama antara satu daerah
keuangan. Ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwasih (2017)
H. Penelitian Terdahulu
kinerja keuangan.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
NO Judul Hasil
Tahun
Pengaruh Berdasarkan hasil pengolahan data
memoderasi hubungan
perimbangan dengan
pertumbuhan ekonomi di
kabupaten/kota Propinsi
pengamatan 2010-2012.
Pemerintahan 2018.
2018.
3. Dana Keistimewaan
2018.
Anggaran 2013-2018.
22
di Provinsi Aceh.
bahwa belanja modal, dana perimbangan dan pendapatan asli daerah memiliki
I. Kerangka Pikir
modal, dana perimbangan dan pendapatan asli daerah dalam pembangunan sarana
pertumbuhan ekonomi.
25
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
J. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Analisis ini didasari oleh hipotesis, penelitian, dan bukti – bukti terdahulu,
konfirmatori adalah:
1. Variabel laten adalah variable yang tidak dapat dibentuk secara langsung.
melalui observasi
Tabel 3.1
Tahapan kegiatan
26
27
1. Kinerja Keuangan Daerah (Y) adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil
undangan selama satu periode anggaran. Pada penelitian ini kinerja keuangan
2. Belanja Modal (X1) adalah pengeluaran untuk memperoleh aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
peralatan serta aset tak berwujud. Dalam penelitian ini, anggaran belanja
modal yang akan digunakan yaitu pada tahun 2011-2020. Belanja modal
Tetap Lainnya
3. Dana Perimbangan (X2) merupakan dana bantuan dari pemerintah pusat yang
antar daerah agar tidak ada satu daerah yang tertinggal, serta meningkatkan
4. Pendapatan Asli Daerah (X3) adalah penerimaan kas berupa hasil dari
pungutan pajak daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang
dipisahkan, serta lain lain pendapatan asli daerah yang sah yang diakui
sebagai berikut.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui perantara atau secara tidak
langsung berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip.
―Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen‖.
29
merupakan jenis penelitian yang menguji suatu hipotesis tentang hubungan sebab
akibat dari beberapa variabel. Penelitian ini dapat digunakan untuk menguji,
apakah suatu variabel memiliki pengaruh terhadap variabel lainnya, dan dapat
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diperoleh dari
E. Metode Penelitian
verifikatif, dimana dalam penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan juga
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta hubungan antara variabel yang diteliti.
fakta yang terjadi pada variabel yang diteliti yaitu pendapatan asli daerah, dana
sebagai berikut:
sehingga didapat hasil pembuktiaan yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima.
dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi,
variabel tersebut.
belanja modal, dana perimbangan dan pendapatan asli daerah terhadap kinerja
dan informasi yang dipublikasikan oleh suatu lembaga, dinas dan instansi
terkait dalam situs website resmi yang dapat dilihat oleh masyarakat.
2. Mengolah Data. Setelah data berhasil dikumpulkan, data harus diproses dan
data sehingga hasil analisisnya akurat dan impactful. Pengolahan data harus
dilakukan secara cermat dan teliti karena hasilnya akan digunakan sebagai
statistik uji mana yang diperlukan, uji menggunakan statistik parametrik atau non
a. Uji Normalitas
Suatu model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal
atau mendekati data normal. Normalitas dapat diuji dengan menggunakan Test
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak
normal.
b. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (independent). Jika
(Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang
VIF adalah 10, jika nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi gejala
VIF = Tolerance =
33
c. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
sebenarnya, dapat menghasilkan standar deviasi yang terlalu lebar maupun terlalu
sempit. Jika tingkat error dari varians terus bertambah, maka tingkat kepercayaan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi (Ghozali, 2011: 110). Pada penelitian ini, pengujian
membandingkan durbin watson hitung (d) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu
batas atas (du) dan batas bawah (dL). Uji Durbin-Watson dapat dihitung
DW =
Keterangan:
E = Nilai residual
a) Bila du < DW < 4-du berarti mengindikasikan tidak ada masalah autokorelasi
b) Bila du ≤ DW ≤ du atau 4-du ≥ 4-dL maka tidak ada kesimpulan yang dapat
diambil
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua variabel independen
membuktikan sejauh mana pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan
belanja modal terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Model yang diuji dalam
penelitian ini bisa dinyatakan dalam persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = α + β1 χ1 + β2 χ2 + β3 χ3 + ε
Keterangan:
Α = Konstanta
X2 = Dana Perimbangan
X3 = Belanja Modal
ε = Standar error
a. Uji F
b. H1 akan ditolak jika Fhitung > Ftabel, artinya variabel independen secara
c. Ha akan diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya variabel independen secara
dependen.
c. Uji t (Parsial/individu)
variabel dependen terhadap parsial. Uji parsial atau uji t digunakan untuk melihat
dengan level 0,05 (α = 5%). Beberapa kriteria uji t, yaitu sebagai berikut.
a. Bila thitung > ttabel dan nilai signifikan < 0,05 makan hipotesis diterima, yang
b. Bila thitung > ttabel dan nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak, yang
Bantaeng sekitar 395,83 km2, panjang pantai 21,5 km dengan lebar 4 mil atau
dimensi, yakni bukit pegunungan, lembah dataran dan pesisir pantai, dengan dua
musim. Iklim di daerah ini tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan
tahunan rata-rata setiap bulan 14 mm. Dengan adanya kedua musim tersebut
Bissappu (32,84 km2), Uluere (67,29 km2), Sinoa (43 km2), Bantaeng (28,85 km2),
38
39
Eremerasa (45,01 km2), Tompobulu (76,99 km2), Pa’jukukang (48,9 km2), dan
bagian barat dan timur sepanjang 21,5 km yang cukup potensial untuk
Dengan kondisi alam yang sangat cocok dengan berbagai jenis hewan dan
dikembangkan, seperti padi, jagung, talas, ubi kayu, kacang hijau dan kacang
tanah. Adapun tanaman sayuran yang juga telah berkembang, yaitu kol, kentang,
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer, yaitu data yang
Bantaeng. Adapun data yang saya gunakan yaitu belanja modal, dana
perimbangan dan pendapatan asli daerah dalam kurun waktu 2016-2020 (data 5
tahun).
2011-2020
melebihi satu tahun anggaran, menambah aset atau kekayaan daerah yang
Tabel 4.1
Anggaran Belanja Modal Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2020
ditahun berikutnya selalu terjadi peningkatan. Seperti ditahun 2012 sebanyak Rp.
Rp. 126.841.445.823. Tahun 2014 pun meningkat Rp. 145.144.822.592. Hal yang
Adapun penurunan yang terjadi, dari tahun 2016 sejumlah Rp. 420.571.093.753.
Anggaran 2011-2020
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk
Tabel 4.2
Anggaran Dana Perimbangan Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2020
2018 naik menjadi Rp. 739.066.954.850, ditahun berikutnya naik menjadi Rp.
dipengaruhi oleh dana alokasi khusus yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.
43
Anggaran 2011-2020.
apabila tingkat PAD semakin besar maka suatu daerah yang bergantung kepada
kabupaten Bantaeng.
Tabel 4.3
Anggaran Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2020
peningkatan dan sempat juga menurun. Tahun 2011 sebesar Rp. 34.914.155.160.
Kemudian tahun 2019, PAD turun menjadi Rp. 105.603.888.500 dan kembali
perkembangan yang negatif pada tahun 2016 dan 2019 ini, karena dipengaruhi
oleh pemasukan pajak daerah dan retribusi daerah yang menurun dari tahun
sebelumnya.
2011-2020.
yang akan atau telah kita laksanakan. Untuk mengukur kinerja keuangan dalam
penelitian ini, saya menggunakan rasio derajat desentralisasi fiskal. Adapun data
Tabel 4.4
Rasio Desentralisasi Fiskal Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2020
Rasio
Tahun PAD (Rp) Total Pendapatan (Rp)
Desentralisasi
Anggaran
(%)
2011 34.914.155.160,00 814.448.192.170,00 0,042
2012 45.540.971.484,00 921.899.089.628,00 0,049
2013 44.806.454.607,00 567.228.479.164,00 0,078
2014 77.640.520.139,00 1.201.924.787.990,00 0,064
2015 87.951.981.237,00 1.322.638.589.977,00 0,066
2016 70.431.365.667,56 1.929.255.113.542,56 0,036
2017 118.655.219.545,53 1.671.093.484.066,53 0,071
2018 130.007.842.943,24 1.771.159.043.419,24 0,073
2019 105.603.888.500,00 1.879.622.295.874,00 0,056
2020 163.530.975.955,00 1.684.582.439.609,00 0,097
Jumlah 0,636
Sumber: Olah Data Excel, 2021
a. Uji Normalitas
apakah dalam model regresi, pada variabel dependen dan variabel independen
keduanya memiliki data yang terdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini,
terlihat jika uji Jarque-Bera memiliki nilai signifikan > 0,05 atau 5 % maka data
terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai signifikan < 0,05 atau 5 %
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 4.1 dapat dinyatakan hasil uji normalitas dari data yang
digunakan dalam penelitian ini bahwa diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,926
(1) lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian
b. Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF kurang dari 10 maka dinyatakan
tidak terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF lebih dari 10
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Pada tabel 4.5 dinyatakan hasil uji multikolinearitas dari data yang
digunakan dalam penelitian ini bahwa diperoleh nilai centered VIF yang kurang
dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
lainnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada tabel 4.6 dapat dinyatakan bahwa hasil uji heteroskedastisitas dari
data yang digunakan dalam penelitian ini, nilai signifikansi Probability Chi-
48
Square (0,185) > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
d. Uji Autokorelasi
asumsi klasik autokorelasi, yakni korelasi antara residual satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya pada model regresi . Uji autokorelasi dalam penelitian ini
Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai
signifikan < 0,05 maka terjadi autokorelasi. Jika terdapat korelasi, maka dikatakan
terjadi autokorelasi pada model tersebut. Suatu model regresi yang baik
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Pada tabel 4.7 dapat dinyatakan hasil uji autokorelasi dari data yang
(0,0449) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terjadi
autokorelasi.
hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel
independen dan variabel dependen berhubungan positif atau negatif dan untuk
nilai:
Tabel 4.8
Hasil Regresi Linear Berganda
Keterangan:
X1 = Belanja Modal
X2 = Dana Perimbangan
bahwa variabel lainnya konstan. Nilai koefisien regresi pendapatan asli daerah
a. Uji F
independen belanja modal (X1), dana perimbangan (X2) dan pendapatan asli
Apabila nilai signifikan < 0,05, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima
variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikan > 0,05, maka dapat
Tabel 4.9
Hasil Uji F
(Uji F), maka mendapatkan nilai probability F-statistic sebesar (0,000) < 0,05 dan
nilai Fhitung (73544,78) > Ftabel (3,18). Sehingga variabel independen berpengaruh
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
adalah sebesar 0,999. Maka, variasi dari variabel belanja modal, dana
c. Uji t
Uji t atau uji parsial pada variabel independen belanja modal (X1), dana
perimbangan (X2) dan pendapatan asli daerah (X3) terhadap variabel dependen
diterima. Namun sebaliknya, apabila nilai signifikan > probabilitas 0,05 maka
dependen.
53
Tabel 4.11
Hasil Uji t
menunjukkan nilai signifikansi α (0,0959 > 0,05) dan nilai thitung (-1,973) < ttabel
(2.178). maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel belanja modal tidak
(0,0003 < 0,05) dan nilai thitung (-7,428) < nilai ttabel (2.178), sehingga hipotesis H0
Variabel pendapatan asli daerah (X3) menunjukkan nilai signifikansi < α <
(0,000 < 0,05) dan nilai t hitung (12,297) > nilai tabel (2.178), sehingga hipotesis H0
D. Pembahasan
pengaruh apapun jika belanja modal meningkat maupun menurun terhadap kinerja
keuangan.
54
Nugroho dan Rohman (2012) dengan judul ―Pengaruh Belanja Modal Terhadap
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Darwanis dan Saputra (2014)
Penelitian Nanda Dipa Prastiwi dan Andri Waskita Aji (2020) dengan judul
hasil yang negatif serta Afia Maulina, Mustafa Alkamal dan Nabilla Salsa Fahira
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noor Farieda
Awwaliyah, Ratno Agriyanto, dan Dessy Noor Farida (2019) berjudul ―The effect
perimbangan dan kinerja keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Tri
Daerah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012-
2016‖ juga menemukan adanya hubungan positif, namun tidak signifikan, antara
Maulina, Mustafa Alkamal dan Nabilla Salsa Fahira (2021) berjudul ―Pengaruh
terhadap kinerja keuangan daerah, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli
56
kinerja keuangan.
Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara‖; Nanda Dipa Prastiwi dan Andri Waskita
Aji (2020) berjudul ―Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dana
(Studi Kasus pada Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa
Pemerintah Daerah pada Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur‖; Mulia Andirfa, Dr.
Hasan Basri dan Dr. M.Shabri A.Majid (2016) berjudul ―Pengaruh Belanja Modal,
Kabupaten dan Kota di Provinsi Aceh‖ serta Afia Maulina, Mustafa Alkamal dan
Nabilla Salsa Fahira (2021) dengan judul penelitian ―Pengaruh Pendapatan Asli
positif signifikan dari pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan daerah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan tingkat α sebesar 0,0959, artinya setiap kenaikan belanja modal tidak
B. Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Lokasi Khusus terhadap Kinerja Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota se-
Sumatera Bagian Selatan. Simposium Nasional Akuntanasi 18, Universitas
Sumatera barat, Medan 16-19 September 2015.
Abdullah S, Halim A. 2006. Studi Atas Belanja Modal Pada Angggaran
Pemerintah Daerah Dalam Hubungan Dengan Belanja Pemeliharaan Dan
Sumber Pendapatan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Republik Indonesia
(2008).
Abidin, Muhammad Burhan. ―Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah
Terhadap kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Indonesia).‖ (2017).
Afriyeni, A. 2017. Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Padang di
Tinjau Dari Rasio Likuiditas. Jurnal Benefita.
Agus, Elliya & Muhammad Safri. (2016). Kinerja Keuangan Daerah dan
Pembiayaan Belanja Modal Kabupaten Merangin. Jurnal Perspektif
Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 4(1), 37-50. Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi.
Al-Qur’an dan Terjemahannya Surah Al-Baqarah ayat 188.
Al-Qur’an dan terjemahannya Surah An-Nisa ayat 58.
Andirfa, Mulia dkk. (2016). Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan Dan
Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Kabupaten Dan Kota
Di Provinsi Aceh. Jurnal Magister Akuntansi. 5(3), 30-38. Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala
Asnidar & Hardi, N. (2019). Pengaruh Belanja Modal terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomika, 3(1), 9-18.
Astuti, N.D., 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi
Umum (Dau) Terhadap Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi
Bengkulu Tahun 2010-2014. Universitas Negeri Yogyakarta.
Awwaliyah, N. F., Agriyanto, R., & Farida, D. N. (2019). The effect of regional
original income and balance funding on regional government financial
performance. Journal of Islamic Accounting and Finance Research, 1(1).
Ayu, Putri Puspita (2018). ―Analisis PAD dan Dana Perimbangan Terhadap
Kinerja Keuangan Pemda Se-Jawa Barat‖. Jurnal Akuntansi & EKonomi
FE. UN PGRI Kediri ISSN: 2541-0180, 3(1), 88.
58
59
Badjra, Ida Bagus dkk. (2017). Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Dan Dana
Perimbangan Terhadap Belanja Modal Dan Kinerja Keuangan Daerah
Provinsi Bali. Jurnal Akuntansi Indonesia, 6(1), 29-40. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana
Bahrun A. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Klaten Tahun 2008-2012. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta:
Yogyakarta.
Bayu, w., 2018. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Perimbangan Dan
Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintah
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan (Doctoral Dissertation,
Politeknik Negeri Sriwijaya).
Bpkad Kabupaten Banjar. (2017). Kinerja Keuangan Daerah. Banjar:
https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/09/07/kinerja-keuangan-
daerah/ (diakses 24 Agustus 2021, pukul 02.30 WITA)
Dewi., 2018. Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan belanja modal
berpengaruh positf dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
kabupaten/kota di provinsi sumatera utara. Fakultas Sosial Sains
Universitas Pembangunan Panca Budi.
Darwanis, R., Saputra. (2014). Pengaruh Belanja Modal terhadap PAD dan
Dampaknya terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, Jurnal
Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 1 (2) 183-199
Dzauqyabdissalam, Ahmad. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar. Skripsi.
Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar: Makassar.
Florida, A., 2007. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Darah (PAD) Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi
Sumatera Utara. Tesis. Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara,
Medan.
Hastuti, Siska Dewi. (2018). Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pendapatan Asli
Daerah dan Dampaknya pada Kinerja Keuangan pada BPKPAD
Pemerintah Kabupaten Selayar. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar: Makassar.
Heryanti, C.D., 2019. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur (Doctoral dissertation, Stiesia
Surabaya).
60
A. LAMPIRAN DATA
1. Anggaran dan Perkembangan Belanja Modal Tahun 2011-2020
Tahun
PAD (Rp) Total Pendapatan (Rp) Rasio
Anggar
Desentralisas
an
2011 34.914.155.160 814.448.192.170 0,042
2012 45.540.971.484 921.899.089.628 0,049
2013 44.806.454.607 567.228.479.164 0,078
2014 77.640.520.139 1.201.924.787.990 0,064
2015 87.951.981.237 1.322.638.589.977 0,066
2016 70.431.365.667,56 1.929.255.113.542,56 0,036
2017 118.655.219.545,5 1.671.093.484.066,53 0,071
2018 130.007.842.943,2 1.771.159.043.419,24 0,073
3
2019 105.603.888.500 1.879.622.295.874 0,056
4
2020 163.530.975.955 1.684.582.439.609 0,097
Jumlah 0,636
68
B. LAMPIRAN HASIL
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
69
6. Uji F
8. Uji T
70
70
71
72
73
salah satu mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dan
pada akhirnya penulis menyelesaiakan pendidikan Strata 1 (satu) pada tahun 2022.