BERBICARA.
Disusun Oleh:
Abad Umer
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan
berbahasa yang menjadi sasaran pokok, yaitu menyimak, berbicara,
menulis, dan membaca. Keterampilan menyimak dan berbicara
dikategorikan dalam keterampilan berbahasa lisan dan reseptif sedangkan
keterampilan menulis dan membaca dikategorikan sebagai keterampilan
produktif. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa lisan
yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi
secara lisan diharapkan dapat meningkat. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai keterampilan berbahasa lisan, yaitu bagaimana meningkatkan
keterampilan menyimak dan berbicara. Pengetahuan dan keterampilan
dalam penggunaan strategi pembelajaran berbahasa lisan merupakan
prasyarat bagi mahasiswa calon guru agar mampu melaksanakan
pengajaran bahasa di kelas sehingga pada akhirnya keterampilan
berbahasa lisan siswa meningkat dengan baik. Berikut di bawah ini akan
dibahas tema Pengembangan Kemampuan Lisan Menyimak dan
Berbicara.
B. Rumusan Masalah
Permasalan yang diangkat dalam makalah ini ialah bagaimanakah
pengembangan kemampuan lisan menyimak dan berbicara?
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kundharu Saddhono dan St.Y.Slamet. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia. (Graha Ilmu: Yogyakarta, 2014), h. 14
2
Ibid, h. 14
3
Ibid, h. 18
5
B. Jenis-Jenis Menyimak
Dasar penilikan terhadap pengklasifikasian menyimak antara lain:
1. Sumber Suara
Atas dasar asal suara yang disimak maka dibedakan
interpersonal listening dan intrapersonal listening. Interpersonal
listening terjadi pada saat orang mendengarkan dan memperhatikan
suara-suara yang berasal dari dalam diri sendiri. Sedangan
Intrapersonal listening terlaksana pada saat seseorang mendengarkan
dan memperhatikan apa yang dibicarakan oleh orang lain, misalnya
dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya.
2. Cara Menyimak
Atas dasar cara penyimakan, terdapat cara penyimakan taraf
rendah dan taraf tinggi. Menyimak taraf rendah (silent listening),
penyimak baru sampai pada taraf atau memberikan dorongan,
perhatian yang bersifat nonverbal, misalnya mengagguk dan
tersenyum. Pada penyimak taraf tinggi (active listening) penyimak
tidak hanya sekadar memberikan dorongan, anggukan tetapi juga
bersangkutan dengan mengungkap kembali bahan simakan.
3. Taraf Hasil Simakan
Dalam kegiatan menyimak, ada yang memperoleh hasil
simakan yang mendalam, adapula yang sekadarnya. Kedalaman taraf
hasil simakan yang diperoleh penyimak akan bervariasi tergantung dari
berbagai faktor. Green dan Petty, menyebutkan sembilan jenis
menyimak berdasaran taraf hasil simakan, yaitu: 1) menyimak tanpa
rekasi, 2) menyimak pasif, 3) menyimak terputus-putus, 4) menyimak
dangkal, 5) menyimak terpusat, 6) menyimak untuk membandingkan,
7) menyimak organisasi materi, 8) menyimak kritis, 9) menyimak
kreatif dan aspiratif.
6
4. Tujuan Menyimak
Berdasarkan tujuannya menyimak dibedakan atas: 1)
Menyimak untuk belajar, 2) menyimak untuk menghibur, 3) menyimak
untuk menilai, 4) menyimak apresiatif, 5) menyimak untuk
mengomunikasikan ide dan perasaan, 6) menyimak deskriminatif, 7)
menyimak pemecahan masalah.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan, mereflesikan pengalaman, dan
berbagi informasi. Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan
kata-kata merupakan untuk mengekspresikannya. Berbicara merupakan
proses yang kompleks karena melibatkan berpikir, bahasa, dan
keterampiulan sosial. Dalam berbahasa secara lisan, dua aspek berbahasa
yaitu menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang tidak
dapat dipisahkan dari dalam kehidupan. Kedua jenis kemampuan
berbahasa lisan ini selalu kita perlukan untuk berkomunikasi dengan
orang lain dimana dan kapanpun kita berada.
8
DAFTAR PUSTAKA