Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa & Sastra Indonesia SD
dan Pembelajaranya (PDS8223)
Dosen Pengampu :
Dr. Supartinah S.Pd., M.Hum.
Dr. Setiawan Edi Wibowo S.Pd., M.Pd
Disusun oleh:
Nina Rahayu (23011040018)
PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ‘Buku Ajar
Keterampilan Menyimak Kelas Rendah’ dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada mata
kuliah Kuliah Bahasa & Sastra Indonesia SD dan Pembelajaranya. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang keterampilan menyimak kelas rendah
di sekolah dasar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Supartinah S.Pd., M.Hum. dan
Bapak Dr. Setiawan Edi Wibowo S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga memberikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang berkontribusi, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA…….………….....................................................................................12
iii
BAB.1.
KETERAMPILAN MENYIMAK
4
kegiatan menyimak, peserta didik tidak pelaku pasif yang hanya mampu mendengar
saja, tetapi juga diharapkan aktif dalam mengelola informasi sehingga dapat
memahami, menafsirkan dan menarik kesimpulan dengan seksama yang didengar.
Pada hakikatnya, menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses
mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran dan
proses menyimpan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan
keseluruhan pengetahuan dan pengalaman (Sukma & Saifudin, 2021). Keterampilan
menyimak merupakan sebuah proses yang melibatkan peserta didik yang dilalui dalam
beberapa tahap. Agustini (2016), mengatakan bahwa sebenarnya terdapat beberapa
tahapan dalam proses menyimak, yaitu;
1) Tahap mendengar, penyimak mendengarkan apa yang diucapkan pembicara,
misalnya: peserta didik mendengarkannya cerita yang dibacakan pendidik.
2) Tahap memahami, penyimak mencoba menerjemahkan atau menangkap arti apa
yang disampaikan pembicara, misalnya: peserta didik memahami setiap kalimat
ceritakan/ujaran yang dibacakan pendidik.
3) Tahap menginterpretasi, penyimak seksama menyimpulkan isi yang disampaikan
pembicara. misalnya: setelah memahami setiap kalimat, peserta didik membuat
kesimpulkan cerita yang dibacakan pendidik.
4) Tahap mengevaluasi, penyimak menilai informasi dari pembicara baik dari
berbagai sudut. misalnya: setelah memahami setiap kalimat, peserta didik
menyampaikan pendapatnya keseluruhan terkait cerita yang dibacakan pendidik.
5) Tahap menanggapi, penyimak menyerap serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. misalnya:
peserta didik dapat mengambil pesan/memahami tujuan terkait cerita yang
dibacakan pendidik.
Peserta didik dikatakan terampil menyimak jika dapat mendengar seksama,
memahami dan menyampaikan informasi pada bahan yang telah disimak. Hal ini,
peserta didik dituntut memiliki kemampuan yang lebih kompleks karena informasi
dalam menyimak tidak hanya disampaikan secara langsung.
5
C. Tujuan Keterampilan Menyimak
Pada dasarnya, kegiatan menyimak memiliki peran yang sangat penting dalan
kehidupan sehari-hari, bukan saja saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Penguasaan
ilmu pengetahuan teknologi membutuhkan pemahaman informasi secara seksama hal
tersebut dimulai dari kegiatan menyimak. Hunt (dalam Tarigan, 2008) mendeskripsikan
lima tujuan menyimak yaitu (1) menyimak betujuan untuk mendapatkan sebuah
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan atau profesi seseorang. (2) dengan
menyimak yang efektif mampu meningkatkan komunikasi sehingga menciptakan
hubungan baik antarindividu dalam kehidupan sehari-hari. (3) menyimak dapat
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan dan mengumpulkan informasi sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang rasional, (4) dengan
menyimak setiap individu dapat memberikan tanggapan yang sesuai berdasarkan apa
yang diperdengarkan.
Tujuan menyimak dapat disusun sebagai berikut: (a) mendapatkan fakta; (b)
menganalisis fakta; (c) mengevaluasi fakta; (d) mendapatkan inspirasi; (e)
mendapatkan hiburan; dan (f) memperbaiki kemampuan berbicara (Solchan dalam
Taufina 2017). Lebih lanjut Solchan dkk.(2014), pada jenjang sekolah dasar,
keterampilan menyimak bertujuan untuk:
a) Peserta didik dapat menghargai seseorang yang sedang berbicara dengannya
untuk mendapat informasi dari pembicara tersebut.
b) Peserta didik dapat berlatih disiplin dalam berkonsentrasi untuk mencurahkan
segala pikiran, perasaan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya agar
mendapat hasil yang maksimal.
c) Peserta didik dapat berpikir kritis dala mengidentifikasi, mencocokkan,
menganalisis, dan menyimpulkan informasi baru yang dibutuhkan peserta didik.
d) Peserta didik dapat meningkatkan daya nalar untuk memperoleh dan mengolah
informasi berdasar pengetahuan dan pengalamannya sehingga dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang telah dimiliki.
e) Peserta didik dapat meningkatkan keterampilan berbicara melalui menirukan
ucapan yang pernah disimaknya kemudian mencoba menerapkannya dalam
berbicara.
6
D. Jenis-Jenis Menyimak
Keterampilan menyimak dikelompokan dari berbagai sudut pandang yang
berbeda. Berdasarkan Henry Guntur Tarigan (2008: 37-59),jenis menyimak dapat
diklasifikasikan berikut:
1) Menyimak ekstensif adalah kegiatan yang tidak memerlukan aturan khusus seperti
perhatian, ketentuan, dan ketelitian sehingga bertujuan memahami secara garis besar
informasi, seperti, dari media audio visual maupun pengumuman. Jenis menyimak
ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a) Menyimak sekunder, dilakukan secara tidak kesengajaan biasanya dilakukan
ketikan sedang mengerjakan sesuatu, misalnya peserta didik sedang menulis
sambil ia mendengar pengumuman kegiatan yang disampaikan pendidik.
b) Menyimak estetik, dilakukan saat menikmati suatu hiburan, misalnya
mendengarkan puisi atau cerita dari radio atau lagu.
c) Menyimak pasif, dilakukan tanpa upaya sadar untuk menyimak, biasanya pada
seseorang yang menjadi pendengar orang lain yang berbeda bahasa.
d) Menyimak sosial dilakukan berlangsung dalam masyaratkat sosial, misalnya
orang saling menceritakan menyangkut hobi yang sama.
2) Menyimak intensif adalah kegiatan yang dilakukan memerlukan konsentrasi untuk
memahami isi informasi secara detail, ada jenis menyimak ini ada 6 yaitu:
a) Menyimak kritis, bertujuan untuk memperoleh informasi yang nyata yang
diperlukan terkait menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara, misalnya
peserta didik yang memberikan tanggapan terhadap
b) Menyimak interogatif, bertujuan untuk mengajukan pertanyaan setelah selesai
menyimak, misalnya seseorang yang sedang mencari kebenaran untuk
menyanggah.
c) Menyimak penyelidikan, tujuan menemukan hal-hal baru sebagai bentuk
pengujian..
d) Menyimak kreatif, bermaksud menangkap makna yang terkandung dalam suatu
karya sastra
e) Menyimak konsentrati, bertujuan menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya,
misalnya mahapeserta didik melaksanakan tes toefl sesi listening.
f) Menyimak selektif, bertujuan menampung pendapat untuk diseleksi,misalnya
memilah tayangan televisi yang sesuai
7
Jenis menyimak berdasarkan taraf aktivitas penyimak, Tidyman Dan Butterfield
(dalam Taufina 2017) mengklasifikasikan menyimak berdasarkan pada titik pandang
aktivitas penyimak yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan Menyimak Bertaraf Rendah (Silent Listening), penyimak baru sampai
pada tahap memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. contoh:
peserta didik yang sedang mendengarkan dongeng dari pendidik dengan
menunjukkan senyum sebagai umpan balik.
2) Kegiatan Menyimak Bertaraf Tinggi (Active Listening), penyimak mampu
mengungkapkan isi kembali informasi, contoh: peserta didik yang sedang
mendengarkan dongeng dari pendidik mampu menjelaskan kembali isi dongeng.
BAB.2.
8
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK
9
Dalam prosesnya, tentunya kemampuan menyimak dapat dikuasai dengan adanya
latihan-latihan menyimak yang terarah, berencana, dan berkesinambungan. Salah
satu cara untuk meningkatkan kemampuan menyimak ialah melalui proses
pembelajaran menyimak.
10
Berdasarkan hal tesebut, pada jenjang kelas rendah pembelajaran memiliki
kendala berawal tingkat konsentrasi sehingga berdampak pada keberhasilan
menyimak peserta didik. Hal ini perlu menjadikan perhatian pendidik untuk dapat
mengatasi kendala dalam membelajarkan keterampilan menyimak.
11
2. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
Adanya variasi media menjadi jembatan dalam mengajarkan keterampilan
menyimak sebagai penyalur informasi dari pendidik. Steffi Adam dan
Muhhamad Tufik Syastra (2015), tujuan pembelajaran pembelajaran akan
mudah dicapai karena dengan penggunaan media pembelajaran mampu
mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi-materi pembelajaran
kepada peserta didik. Adanya media, pembelajaran menyimak akan lebih
menarik dan menyenangkan peserta didik sehingga dapat memotivasi peserta
didik dalam kegiatan menyimak. Dalam proses menyampaikan informasi secara
verbal, pendidik didik dapat menggunakan berbagai media audio visual seperti
kaset VCD, LCD, laptop, flas disk, dan sebagainya dalam pembelajaran
menyimak. Melalui media ini, peserta didik tidak hanya mendapatkan
rangsangan lewat indra pendengaran saja, tetapi juga lewat indra penglihatan
(Nurani, dkk, 2018). Media audio visual memicu persepsi peserta didik
berdasarkan apa yang dilihat dan didengar sehingga menstimulasi penalaran.
Hal ini sesuai peserta didik kelas rendah yang cenderung masih berpikir
kongkrit, sehingga materi pelajaranyang bersifat abstrak perlu divisualisasikan
sehingga menjadi lebih nyata.
3. Pengelolaan lingkungan fisik belajar yang nyaman
Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana baik dari ruang kelas, alat-
alat pembelajaran. Kondisi ruang belajar yang bising akan mengganggu
konstrasi menyimak peserta didik. Pendidik dapat bekerja sama dengan peserta
didik untuk menciptakan suasaana ruang belajar yang kondusif. Belajar yang
berkondisi nyaman akan memberi jaminan keberhasilan bagi pembelajaran
menyimak itu sendiri. Erni Erni Murniarti (2020), dalam penataan lingkungan
terdapat prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam menata
lingkungan fisik kelas sebagai berikut: visibility (keleluasaan pandangan)
accesibility (kemudahan dicapai) fleksibilitas (keluwesan) kenyamanan, dan
keindahan.
4. Pengelolaan evaluasi dengan tepat
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai kemampuan menyimak peserta didik.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidik. Menciptakan
alat tes yang tepat merupakan salah satu cara dalam mengevaluasi keterampilan
menyimak. Evaluasi keterampilan dapat dilakukan berdasarkan tahap
12
pemerolehan keterampilan. Rubrik yang digunakan dapat berupa lembar
observasi maupun tes tertulis. Untuk memudahkan Menyusun, Tahapan
indikator evaluasi pada setiap tahapan proses keterampilan proses diturunkan
menjadi beberapa indikator diantaranya;
a. aspek mendengar diturunkan menjadi tiga indikator, antara lain 1) melihat
kearah pembicara, 2) posisi duduk tenang dan mendengarkan pembicara, 3)
ekspresi wajah antusias mengikuti cerita hingga akhir.
b. aspek memahami diturunkan menjadi dua indikator, yaitu 1) mampu
menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita, dan 2) menjelaskan
peristiwa yang terjadi dalam cerita.
c. aspek menginterpretasi juga diturunkan menjadi dua indikator yaitu, 1)
menjelaskan alur cerita secara runtut, dan 2) dapat menceritakan kembali
isi dongeng yang didengarnya dengan benar dan runtut.
d. aspek mengevaluasi diturunkan menjadi satu indikator yaitu mampu
membedakan sifat baik dan yang tidak baik pada tokoh dalam cerita.
Selanjutnya yang terakhir adalah aspek menanggapi yang diturunkan
menjadi satu indikator yaitu memberikan pendapat.
Adapun metode-metode pembelajaran menyimak yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran menyimak di kelas rendah antara lain:
a) Simak tulis
Peserta didik mengembangkan keterampilan menyimak dengan
mendengarkan secara seksama pada bacaan singkat yang disampaikan
pendidik.
b) Simak terka
Peserta didik menyimak dengan seksama deskripsi suatu barang atau
benda yang diceritakan pendidik. Pendidik mengolah informasi sehingga
dapat memahami dan menyebutkan nama benda tersebut.
c) Simak cerita
Peserta didik diajak pada pemahaman secara menyeluruh terkait bacaan
yang disampaikan, berupa cerita atau dongeng singkat. Pendidik
membacakan cerita dengan menarik untuk menarik atensi agar peserta
didik dapat menceritakan isi cerita. Peserta didik dapat membuat dengan
Bahasa sendiri.
13
d) Bisik berantai
Peserta didik diarahkan dapat menyimak dengan seksama informasi yang
disampaikan pendidik untuk dapat memahami pesan yang harus
disampaikan kepada temannya. Kegiatan ini dilaksankan secara
berkelompok maupun individu. Pertama tama pendidik membisikkan
suatu pesan kepada seorang peserta didik. Peserta didik yang
bersangkutan diminta untuk membisikkan kepada peserta didik yang
kedua danseterusnya, peserta didik terakhir yang menerima pesan
menuliskan pesan yang diterima di papan tulis atau mengucapkan pesan
tadi dengan nyaring di hadapan teman sekelas.
e) Menjawab pertanyaan
mengajarkan menyimak yang efektif ialah dengan menjawab pertanyaan
apa, siapa, mengapa, di mana, dan bagaimana yang diajukan sesuai
dengan bahan simakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adam. Steffi Dan Muhammad Taufik Syastra. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam. Dalam Cbis
Journal.
Dewi Rahmawati Noer Jannah, 2022. Kesulitan Menyimak Siswa Kelas Rendah Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Http://eprints.ums.ac.id
Hijriyah, U. (2016). Stategi Dan Implikasinya Dalam Kemahiran Berbahasa. Pusat Penelitian
Dan Pengabdian Masyarakat Iain Raden Intan Lampung 2016.
Nurani, R. Z., Nugraha, F., & Syahri, G. (2018). Penggunaan Media Audio Visual Dalam
Pembelajaran Menyimak Dongeng Di Era Digital. Eduhumaniora: Jurnal Pendidikan
Dasar . Doi: Http://Dx.Doi.Org/10.17509/Eh.V10i2.10867
Martaulina, S.D. (2018). Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta: Deepublish.
Mulyati, Yeti Dan Isah Cahyani. (2015). Keterampilan Berbahasa Indonesia Di Sd.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Rahmawati, Ryan Eka.(2022). Analisis Penggunaan Aplikasi Duolingo Berbasis Gamifikasi
Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Di Sekolah Homeschooling Primagama Madiun.
Metodik Didaktik Juli 2022 Vol 18, No 1
Rosidah, C.T., Dkk. (2021). Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Sd/Mi Kelas Tinggi.
Bandung: Media Sains Indonesia
Saddhono Khundaru (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta:Graha Ilmu
Hanum Hanifa Sukma & M. Fakhrur Saifudin. (2021).Keterampilan Menyimak Dan Berbicara:
Teori Dan Praktik Penerbit K-Media Anggota Ikapi No.106/Diy/2018
Wibowo, Muhammad Arief. (2016). Penerapan Strategi Directed Listening Thinking
Approach (Dlta) Dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(1).
Solchan, T.W. Dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia Di Sd. Jakarta: Universitas Terbuka
15