Masuk / Bergabung
Language Menu
Indonesia (Indonesia)
uprint.id
OUR STORIES
DESIGN & PRINTING
INSPIRATION
MARKETING & PROMOTION
TREND
TUTORIAL
OUR STORE
pencarian
Beranda Inspiration 8+ Contoh Cerpen Singkat / Lucu / Motivasi / Fantasi / Romantis...
Inspiration
Menurut Sumardjo dan Saini, cerpen merupakan sebuah cerita yang tidak
benar – benar terjadi pada dunia nyata dan ceritanya singkat dan pendek.
Berdasarkan KBBI, cerpen adalah sebuah tulisan mengenai kisah yang
pendek yang isinya tidak melebihi dari 10 ribu kata, yang berisi mengenai
seorang tokoh.
Menurut Nugroho Notosusanto dalam Tarigan, cerita pendek atau yang biasa
disingkat dengan cerita panjang yang tak lebih dari 5 ribu atau melebihi 17
halaman dengan menggunakan spasi rangkap dan memusat pada satu
orang.
Menurut Hendy, cerpen merupakan suatu tulisan yang tidak terlalu panjag
yang berisi kisah tunggal.
Menurut Aoh. K.H, cerpen atau cerita pendek adalah sebuah bentuk kisah
prosa yang pendek.
Menurut J.S Badudu, cerpen adalah sebuah karangan cerita yang hanya
berfokus pada satu kejadian saja.
Menurut H. B. Jarsin, cerirta pendek atau cerpen ini adalah suatu bentuk dari
sebuah karangan yang cukup lengkap yang terdiri dari 3 bagian yaitu
perkenalan – pertikaian – penyelesaian.
Ciri – ciri Cerpen
Berikut ini adalah beberapa ciri dari cerpen:
Jalan cerita yang dimiliki cerpen cenderung lebih singkat dibandingkan novel.
Jumlah kata yang dimiliki sebuah cerpen tidak melebihi 10 ribu kata dalam
satu kali cerita.
Ide pokok atau inspirasi dari cerita dalam cerpen ini terkadang berasal dari
pengalaman dan kehidupan sehari – hari.
Cerpen hanya menceritakan seorang tokoh saja, tidak semua tokoh
diceritakan.
Di dalam cerpen selalu seorang tokoh diceritakan sedang mengalami masalah
hingga melakukan penyelesaiannya.
Kata yang digunakan dalam cerpen tersebut cenderung lebih sederhana dan
mudah dimengerti oleh pembaca.
Cerpen menyampaikan sebuah kesan yang teramat dalam sehingga pembaca
pun dapat ikut merasakannya.
Hanya tertulis satu buah kejadian saja yang dipaparkan.
Alur ceritanya hanya tunggal dan tidak berubah – ubah.
Penggambaran para tokoh dalam cerita tersebut sederhana tidak terlalu
detail.
Struktur Cerpen
Berikut ini adalah beberapa struktur dari cerpen:
Latar belakang masyarakat. Kondisi latar belaka pada masyarakat ini akan
mempengaruhi isi dan jalannya cerita.
Latar belakang dari pengarang. Biasanya kebayakan pengarag akan
membawakan cerita berdasarkan pengalaman pribadinya.
Biografi, adanya biodata secara lengkap yang secara jelas terpaparkan
secara menyeluruh.
Kondisi psikologis, biasanya suka duka, sedih dan senang dalam sebuah
cerita dipengaruhi oleh mood dari penulis.
Aliran sastra, aliran sastra ini akan mempengaruhi gaya bahasa yang
dituangkan dalam cerita tersebut.
Aku masuk ke kelas dengan hati gembira dan bibir tersenyum-senyum sendiri.
Kakiku melangkah tepat di depan pintu masuk kelas dan disambut ceria oleh
sahabat sahabatku Syarif dan Renata.
Yaps! hampir lupa, aku Sherly kepanjangan dari Sherlyna rantika putri. Cewek
manis berkumis tipis yang kini sedang dilanda asmara cinta.
“Ciee yang senyum senyum sendiri, kenapa? sakit?” ucap Renata sambil
menekan tangannya ke jidatku.
“Apaan sih Ren, emang aku gila” ucapku (memanyunkan bibir 5 meter).
“Ya mungkin, ya gak Rif?” ucap Renata melirik Syarif.
“Betul, kenapa kamu Sher?” ucap Syarif.
“Hari ini tuh hari special banget buat aku, aku mau bikin suprise buat pangeran
cecakku” ucapku panjang lebar sambil bayangin apa yang akan terjadi
nantinya.
Pangeran cecak? Ya, pangeran cecak adalah cowok yang aku kagumi selama ini.
Aku julukin pengeran cecak karena dia super duper takut sama cecak, namanya
Tara.
Bel waktu istirahat pun tiba, siswa siswi berbondong bondong ingin
memanjakan lidah dan juga perutnya yang dari tadi demo minta makan.
“Hay guys, doain aku ya. Semoga rencana ini sukses berjalan mulus semulus
jalan tol, amin” ucapku.
“Oke, tuh ada Tara kebetulan banget deketin gih” ucap Syarif.
“Sukses ya say” ucap mereka berdua serentak serta kepala dimiringkan ala-ala
Rita sugiarto penyanyi dangdut.
Aku berjalan dengan pedenya sampai gak lihat ada batu di depanku, untungnya
gak jatuh, kalau jatuh malu dong sama pangeran cecakku.
Setelah melewati lorong lorong kelas, aku melihat Tara lagi berduaan sama Lyla
cewek yang paling aku benci karena gayanya yang kecentilan, sok cantik,
sombong pokoknya aku ilfeel banget deh sama dia. Tanpa sadar kue dan
kadonya jatuh ke lantai, aku berlari secepat mungkin sambil menangis.
Aku melihat ekspresi Renata dan Syarif kebingungan dengan tingkahku yang
mula ceria berubah drastis menjadi duka membara.
“Sherly, kamu kenapa?” ucap Renata sambil memelukku.
“Tara sama Lyla berduaan mereka mesra banget” ucapku terbata bata.
“Udahlah cari yang lain, masih banyak kok” ucap Syarif.
Sepulang Sekolah kurebahkan tubuhku di kasur empuk milikku. Kutatap langit
biru kamarku. Pikiran itu selalu terngiang ngiang di memory otakku.
Kubangkitkan tubuh ini menuju meja belajar.
Pena menari nari amat lambat di atas kertas polos putih. Kutulis kata puitis
yang berisi sesuai isi hatiku.
Tinggal kenangan.
Pagi ini mendung, mentari engan tul memancarkan sinarnya, sama dengan
hatiku.
Mungkin mentari mengerti apa yang sedang aku rasakan.
Aku berjalan sempoyongan dengan mata sembab gara gara menangis
semalaman menuju kelasku disambut oleh sahabat sahabatku.
“Sherly kamu jangan begitu dong, kita kan juga turut sedih jadinya. Strong bro
move on bangkit dari keterpurukan ini” ucap Renata menenangkanku.
“Dan kamu jangan kaget ya, kalau Tara sama Lyla sudah jadiab kemarin. Aku
tahu berita ini dari Gita teman sekelas kita” ucap Syarif.
“Iya makasih ya sahabat sahabatku. Kalian itu orang yang selalu suport aku,
aku sayang kalian. Aku akan move on dari Tara dan selalu bersama kalian”
ucapku menangis terharu.
Kita bertiga saling berpelukan.
Sahabat bukanlah selayaknya pacaran yang dapat putus atau nyambung.
Namun, Sahabat adalah persatuan yang abadi.
Suatu hari ia membaca sebuah artikel “Tertawa dapat membakar lemak” dan
dengan sangat serius menanggapi, Joe sama dengan kedua orangtuanya,
pemurung dengan muka berlemak -sulit dibuat tertawa. Namun hari dimana ia
membaca artikel itu adalah hari dimana ia seolah terlahir kembali. Joe menjadi
pribadi yang gampang sekali tertawa, bahkan saat seseorang berbicara serius
(pada saat itu Joe menerima caci maki), sikap Joe yang berubah tentu
mengundang berbagai penafsiran dari masyarakat, dan didominasi oleh
pandangan bahwa ia telah gila.
Hingga pada suatu pagi, pihak keluarga sudah tidak kuat lagi dan melaporkan
Joe ke rumah sakit Jiwa di pusat kota, dan sorenya datanglah sebuah avanza
hitam ke rumah Joe, membawa lima orang dokter jiwa (orangtua Joe sudah
mengatakan sebelumnya kalau Joe bertubuh besar dan suka melawan) dan
menyeret paksa Joe ke dalam mobil, bahkan Joe tetap tertawa karena salah
satu motivasinya dalam latihan tertawa ini adalah “memandang positif dari
segala sesuatu”, singkat cerita, Joe harus menginap sampai waktu yang belum
ditentukan di balik jeruji besi yang dicat putih, berjalan dalam takdir, takdir
untuk bersama penghuni-penghuni lain yang juga melakukan ‘latihan’ yang
sama.
Dan tibalah mereka di RSJ pusat kota, avanza itu diparkir tepat di depan pintu
masuk, Joe digiring layaknya tahanan, begitu sampai di dalam, semua orang
terkejut, dengan wajah ‘inikah dajjal yang terkutuk itu’ Joe melirik marah ke
sekeliling, seperti banteng menghadap matador, kedua tangannya yang
diborgol bergetar, dokter-dokter yang menggiringnya mulai cemas, anak itu
tepat seperti apa yang dikatakan orangtuanya -pelawan.
Sang satpam dengan rambut mangkuk, yang mejaga pintu depan bergegas
menuju ke arah para dokter yang bersama Joe, berlari dengan epik, pasalnya
selama hampir 1 tahun ia bekerja ia hampir tak pernah digunakan untuk
mengamankan -ada satpam lain yang lebih berwibawa untuk itu,
“Lepaskan aku! Aku bukan orang gila!” Teriak Joe seolah baru bangun dari
hipnotis, bagaimana bisa ia belum tahu sampai harus berada di depan pintu sel,
“Tenang-tenang, tenang-tenang” satu dokter mengurut-ngurut lengan Joe
dengan hampir profesional,
Satpam sudah sampai, Joe merasa seperti dibinatangkan, akhirnya meteran
amarah sudah sampai pada batasnya, Joe entah bagaimana caranya, dan di
depan hakim para dokter akan bersaksi,
“Saya melihat anak itu melepaskan borgol dengan kekuatannya, dan seketika
itu kami semua panik”
Kedamaian yang biasanya ada di sore hari RSJ tersebut, hilang dalam sekejap
diganti riuh yang menegangkan, alarm berbunyi, satu orang di ruang
resepsionis tergesa-gesa menekan nomor pada telepon yang ada di meja, para
pasien di ruang bawah mendekatkan diri mereka ke jeruji, bohong dengan
wajah takut namun mereka sangat menikmati.
Satpam rambut mangkuk segera mencekik Joe dari belakang, Joe pun segera
meresponnya, dengan reflek serta kekuatan, yang dibangun dari setidaknya
beberapa bulan diet ketat (dan sehat), membuat badan besarnya tidak hanya
besar bodoh, namun besar sehat yang di dalam setiap ototnya terdapat
kekuatan dari gizi makanan mahal. Joe langsung menjungkirkan si satpam ke
depan, tubuh satpam yang tadi menggantung di belakang Joe terhempas keras
ke lantai.
Satu, dua dokter tumbang dengan satu dorongan, hanya dua pria yang takut
berdiri dan memilih untuk pura-pura mati, namun mata lebar Joe masih
terfokus pada satu dokter, yang berlari ke arah pintu depan, Joe bergegas
mengejarnya, dengan lambat.
Vit, sebenarnya surat ini tidak sama seperti surat-suratku sebelumnya. Surat ini
bukan hanya sekedar surat cinta, tetapi juga surat perpisahan. Vito, entah aku
harus bahagia atau berduka ketika mengatakannya. Aku akan pergi, Vit. Aku
mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di Jepang. Aku akan mewujudkan
satu lagi keinginan kamu. Keinginan kamu untuk menulis nama kita berdua di
puncak Gunung Fuji. Di Jepang nanti, aku akan menghuni rumah impian kamu
itu, Vit. Rumah impian kita berdua. Aku tidak sendirian di sana. Aku percaya
bayangan kamu selalu ada di samping aku…
Vito, ini berarti aku harus meninggalkan kamu di sini sendirian. Selama
beberapa tahun ke depan aku tidak bisa melakukan ritual Sabtu pagi
mengunjungimu. Jujur, aku sedih, Vit. Tapi aku yakin jalan yang aku ambil ini
akan bahagiakan kamu dan kedua orangtuaku. Doakan saja aku dari sini…
Vit, kamu lihat, matahari di sini mulai tenggelam. Ini adalah waktu favorit kita,
Vit. Senja. Mungkin saatnya aku pulang. Seperti biasanya, bersamaan dengan
surat ini kusertakan sebatang cokelat kesukaanmu. Kuletakkan di bawah nisan
yang berukir indah namamu…
Aku pamit, Sayang. Selamat tinggal. Doakan aku supaya tetap bahagia. I Love
You More, Vito…
Terdalam,
Regita Feronica J. (Gita)
Tanpa sadar, aku berurai air mata usai membacanya. Aku baru menyadari
sepenuhnya bahwa gadis itu masih belum bisa lepas dari Vito, adik lelakiku
yang kini telah hidup damai di akhirat sana. Tiba-tiba aku menyesal pernah
mengungkapkan perasaanku padanya karena sekarang aku yakin cinta mereka
berdua abadi meskipun salah satu diantaranya sudah pergi dan tinggal sebuah
nama.
Aku melirik cokelat yang tergeletak tepat di bawah nisan adikku. Kemudian
kuusap air mataku, tersenyum, dan bertekad memendam seluruh perasaanku
pada gadis itu.
***
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada
cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa
indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya
ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita
justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu
terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan
sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa untuk
memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.
Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol
dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata
surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah satu planet
dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya itu,
sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan mengambil helm milik guru
lain yang disimpan diatas loker dalam ruang kelas serta memakainya. Tanpa
saya sadari saya berkata kepadanya :”Wah,,,teman-teman, lihat!! Rimba
memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke bulan ya…”. Semua
teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum, spontan helmnya
langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh
untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket
di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang saya
pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua
tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas.
Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti :”Rimba, silakan
dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau :”Maaf,
silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau
yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah
lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang
astronot atau roket. Atau barangkali saya membutuhkan lebih dari satu kalimat
perintah untuk membuatnya mengembalikan helm ke tempat semula.
Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan
malam atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil
yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi
yang lain, maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih
seru ketika kita melihat film 3 dimensi???
-Karya Wijayanti-
Putar kanan… putar kiri… hadap kanan… hadap kiri… badanku meliuk-liuk. Aliran
darah segar segera membanjiri pembuluh darahku. Aku terbuai keasyikan. Di
tengah keasyikan itu, samar-samar kudengar orang bercakap-cakap. Kuajak
kakiku melangkah mencari asal suara. Di ruang tamu kudapati dua orang
tengah terlibat perbincangan yang serius. Aku intip dibalik pintu belakang.
Bapak angkat dan temannya. Aku tak mengerti apa yang sedang mereka
bicarakan. Bahasa sunda adalah penghalangnya, karena aku tidak mengerti
bahasa itu.
“Saya heran kenapa kamu tak pernah capek bolak-balik dari rumah ke pasar
tiap hari?” Pertanyaan temannya buat bapak. Pertanyaan konyol kupikir.
Bagaimana tidak coba , kalau aku boleh bertanya padanya kenapa pula dia tak
pernah capek bolak-balik dari rumahnya ke sekolah? Ya… kan?
“Hmm… tidak, maksud saya apakah kamu tidak bosan?” pertanyaan lanjutan
buat bapak. Gila, sepertinya ini orang sedang didera kebosanan nich dengan
kerjanya. Ah, tapi apa mungkin. Kalau tidak kenapa dia bertanya dengan
pertanyan konyol seperti itu? Hatiku berdialog sendiri.
Suasana ruangan membisu. Kulirik bapak angkatku. Bapak diam. Bukan diam
biasa. Ada kebijaksanaan dan wibawa tercipta diwajahnya dan aku baru tahu
itu. Perkenalanku dengan bapak angkatku belumlah lama, baru sepekan lebih
dua hari. Sejauh ini aku lihat bapak orangnya humoris, kocak, suka bercanda
dan jarang serius. Tapi pagi ini beda sekali.
“Matahari bersinar disiang hari. Muncul ditimur dan tenggelam dibarat. Dia
bertugas menerangi bumi, memberi kehidupan untuk makhluk yang ada di
seantero persada.”
Kembali bapak diam. Kulihat teman bapak diam menyimak sabda bapak. Aku
ikut menunggu apa yang akan disampaikan bapak selanjutnya.
“Kalau matahari berhenti sejenak saja dari tugasnya, apa yang bakalan
terjadi?”
“Kacau…” Jawab teman bapak. aku mengiyakan. Bapak, aku dan temannya
tertawa. Suasana kembali tak tegang.
Aku terharu mendengar untaian petuah bapak barusan. Aku tidak menyangka
sedikitpun kalau dari lisan lelaki yang tidak sempat menyelesaikan sekolah
dasar ini mampu memberikan motivasi dan pencerahan pada temannya,
meskipun profesinya hanyalah sebagai seorang pedagang. Salut dech… dua
jempol untuk bapak angkatku… Hidup pak Rohim, Bapak yang ikhlas penuh
cinta menerimaku selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pinggiran
Kota Banten ini.
I didn’t know what exactly I felt. Something was missing without his laugh and
presence. But I should be grateful. I knew who the real William Hakim was.
“how many special people change?
how many live are living strange?
where were you while we were getting high”
everybody had troubles, everybody deserved to make a wish. When everything
was gonna turn out worst. When your condition was totally ruined. I guessed
you were afraid to wish. And here I was. Lonely at the roof and watching the
sky when it turned dusk. Here I used to spend this moment with Wiliam. I had
passed some weather. No played the snow in the winter. No cycling when the
spring came without him. For God’s sake I would not cry again. Sometimes
memorable thing make us weak. I heard voice buzzed out of my head “don’t
show your weakness Miara. Keep smile even if you have to pretend fine.” Well
that wasn’t William voice. Wasn’t. but that was my voice. Mine.
Now I realize that someone who can assure that you are totally fine is your self.
Not other, not William. They are humans ever make mistake or sometimes hurt.
I watched outside the window. It was summer. I glanced the sky turned dusk.
There were 3 star seemed vague. But I knew it was summer triangle spread
over on the beautiful sky. Or on might imaginary sky man.
William could leave. Anyone could leave. But my Sky Man was never.
Here, I kept a bunch of belief. He was there_Sky Man. In every nook and
cranny of my heart.
Mungkin mereka mengira bahwa aku adalah raksasa jahat yang akan
mengganggu mereka.. hmm.. mereka terlalu berprasangka buruk terhadapku,
tapi lama-kelaman pasukan mereka bertambah sampai- sampai ratu mereka
juga keluar. Aku yang tadinya niat tidak akan mengganggu mereka mulai
merubah fikiran, kaya’nya mereka yang akan menakut-takutiku.
Aku beraksi, aku ambil minyak angin aku semburkan pada mereka, sontak
mereka berkeliaran tak tau arah lagi. Aku mulai prihatin, banyak di antara
mereka keluar dari jalur yang ada, kehilangan arah kerena semburan tadi.
Hidup mereka memang sulit. Ada saja yang mengganggu mereka di tengah
perjalanan. Tidak lama kemudian mereka malui terarah lagi, telah berbaris dan
jalan ke tempat tujuan awal mereka, mereka mencari jalan baru yang tidak
terkontaminasi dengan minyak angin tadi.
Aku menyerah untuk memganggu mereka. Aku biarkan mereka menuju tempat
yang lebih nyaman, perlahan aku tau ternyata mereka berjalan menuju rumah
baru yang lebih aman dari rumah sebelumnya. Ratu mereka memerintahkan
untuk pindah karena tempat yang lama di rasa sudah tidak memberikan
perlindungan bagi meraka lagi. Perjalanan mereka yang jauh akhirnya
bermuara pada tempat yang lebih baik dari sebelumnya, disana mereka kembali
menata kehidupan mereka.
Dari kisah semut tadi aku belajar perjalannan hidup yang mahal harganya.
Dimana saat kita telah mengusahakan sesuatu katakanlah itu impian kita, maka
jika di tengah perjalanan dalam menggapai impian itu kita jatuh. Langsung
bangkit, temukan jalan lain yang lebih baik untuk menggapainya. Karena jika
kita tetap diam, kita akan ketinggalan yang impian itu semakin jauh dari kita,
kehidupan akan terus berlanjut meskipun tanpa kita.
Karena tangis sang peri tak kunjung reda dan membuat seluruh penghuni hutan
terusik, datanglah angin padanya. Angin bertanya kenapa ia begitu bersedih?
Peri bangkit dari sandaran, dikibas-kibaskan sayap kecilnya kemudian duduk
dengan cara mendekap lutut di atas punggung angin. “Kawan kawanku telah
pergi. Mereka telah pindah ke utara untuk mencari rumah baru dengan
meninggalkanku”
“Kenapa kawan kawanmu meninggalkanmu ?” tanya angin. Sang peri diam.
“Kenapa?”,
desak angin. “Karena aku buruk rupa” jawabnya sambil memalingkan wajah.
Kemudian tampaklah benjolan besar di pipi sebelah kanannya hingga karena
benjolan itu mukanya terlihat bopeng. Sedang di seluruh permukaan wajahnya
terdapat pula banyak bintik merah, yang kalau satu saja bintik itu pecah maka
terciumlah bau tak sedap ke seluruh tempat di mana ia berada. Dengan wajah
seperti itu, peri peri lain selalu mengejeknya.
Sang peri mengajak angin menuruni pohon, kemudian mereka terbang menuju
telaga. Sesampainnya di sana tampaklah bulan yang bayangan wajahnya
terpantul di atas permukaan air. “Kau tahu,” lirihnya. “keinginanku sekarang,
aku ingin cantik dan bersinar seperti dia, dengan begitu niscaya sirnalah
kedukaanku”. Angin menggelengkan kepala, “Tak mungkin” katanya dalam hati.
Bulan begitu agung, ia perhiasan malam sebagaimana matahari menjadi
perhiasan siang. Setiap mahluk tentu boleh bermimpi untuk memiliki
kecantikannya namun mustahil bisa mendapatkannya. Mimpi memiliki
kecantikan bulan hanya akan berakhir pada kesia-saiaan.
Sang peri menatap angin lalu berkata, “Akan kuminta bulan agar membagi
kecantikannya denganku, kan kujumpai ia sekarang”. Terbanglah ia menuju
langit, namun begitu sampai di antara gumpalan awan, ia terpental ke bumi,
sayapnya terlalu kecil dan napasnya lebih dulu habis sebelum sampai ke atas
sana. Berkali kali ia mencoba namun lagi lagi terpental. Sang peri menghampiri
angin, ia meminta agar angin mengantarnya. Angin menggelengkan kepala
kembali. katanya Perjalanan dari bumi kebulan sangat jauh, tak satu
mahlukpun dapat sampai kesana termasuk dirinya.
Saat siuman, pandangan sang peri masih kabur sedang pusing membebat
kepalanya. Namun dalam pandangan yang belum jernih tersebut, ia melihat
bayangan terang keemasan di hadapannya. Makin lama bayangan itu makin
jernih. Alangkah terkejutnya ia begitu mengetahui kalau ternyata bulan telah
turun ke bumi tuk menemuinya. Ketika peri hendak mengatakan sesuatu, bulan
lebih dulu memotong dengan berkata “Aku sudah tahu apa yang kau inginkan”.
Bulan menjulurkan tangan dan mendekap sang peri di dadanya. Tanya bulan,
apakah cantik adalah syarat utama untuk dapat mencinta dan dicinta? Benarkah
menjadi cantik itu menyenangkan? Sang peri mengerutkan dahi. Bulan kembali
berkata dengan meyampaikan sebuah rahasia, kalau kecantikan yang
diinginkan sang peri nyatanya sekadar kefanaan karena suatu ketika ia kan
pudar. Itulah kecantian jasmani, yang karenanya telah membuat para lelaki
tertipu hingga rela saling menghunus pedang, membunuh dan menghancurkan.
Ia yang cantik jasmani saja umpama dadu yang terbuat dari kobaran api, yang
membuat para lelaki saling berebut mendapatkannya walau amat panas ia
digenggaman. Sejarah kecantikan jasmani adalah sejarah pertumpahan darah,
kedengkian, kesombongan dan tipuan.
“Apakah aku tidak boleh menjadi cantik” tanya sang peri. Bulan tersenyum,
bukan begitu jawabnya. Lebih dari cantik ia juga harus berguna. Ia harus bisa
memberi manfaat bagi manusia, binatang binatang, tumbuhan dan pohon
pohon. Karena ketika wanita cantik menuntut agar dirinya dicintai, wanita
berguna justru berbagi dan memberi, itulah hakekat kecantikan sesunggguhnya
kata bulan. peri menatap wajah bulan yang anggun. Ia bertanya apa yang
harus ia lakukan agar menjadi cantik sekaligus berguna? Bulan menjawabnya
hanya dengan senyuman.
Sang peri bahagia, ia menari nari, menyanyi, tertawa karena dirinya menjadi
cantik. Ia berterimakasih atas perubahan dirinya. Bulan kembali berkata,
sekarang aku akan menunjukan cara agar engkau menjadi lebih berguna bagi
mahluk lain. Mulai saat ini bimbinglah mahluk mahluk yang tersesat di bumi
dengan cahayamu. Pandu mereka yang tersesat dan tak dapat menemukan
rumahnya, tunjukan sampan sampan nelayan yang kehilangan arah
pelayarannya, beritahu para pengembara yang sedang kebingungan
menentukan jalur pengembaraannya. Jadilah penunjuk jalan bagi siapapun
yang membutuhkan.
Mulai saat itu sang peri tinggal di langit. Ia mengembara mencari mahluk
mahluk yang tersesat dalam perjalanan kemudian dengan cahayanya
menunjukan mereka arah yang benar hingga sampai ke tujuan. Suatu hari
dilihatnya rombongan peri yang kelelahan di padang pasir gersang. Ketika sadar
mereka adalah teman temannya yang tersesat, mengedip ngediplah ia dan
menunjuk arah tenggara. Peri peri kaget, karena di langit terdapat setitik
cahaya terang yang sangat cantik. Atas petunjuk cahaya itu mereka terbang
kembali. Tak lama di hadapan mereka terhampar taman bunga yang luas. Peri
peri bersorak setelah berhasil menemukan rumah baru. Tak satupun dari
mereka tahu, kalau bintang cantik penunjuk jalan itu adalah salah satu dari
mereka yang telah mereka kucilkan dulu. Mereka hanya bisa terkesima, kagum
dan berharap dapat memiliki kecantikan seperti sang bintang. Tak ada yang
tahu rahasia ini kecuali angin. Dimana ia selalu menyaksikan bayangan sang
bintang yang kini berdampingan bersama bulan di atas permukaan telaga
dengan segenap rasa kagum yang melingkupi dadanya.
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
LinkedIn
StumbleUpon
Tumblr
Blogger
Flipboard
Inspiration
Kalimat yang Menarik untuk Kartu Ucapan Selamat
Inspiration
Ternyata Ini Tujuan Investasi yang Belum Banyak Diketahui
Inspiration
Perbedaan Keuangan Sebelum Menikah dan Setelah Menikah
Inspiration
Macam-macam Kalimat Kartu Ucapan Lebaran
Inspiration
Keahlian Berikut Harus Didapat Selama Bekerja Bertahun-tahun
Inspiration
Cara Menyusun dan Menuliskan Undangan Acara Corporate
Inspiration
Tips Sukses Bisnis Franchise yang Perlu Diketahui Sebelumnya
Inspiration
Tips Membuat Rumah Kecil Menjadi Hunian yang Luas
Inspiration
Langkah-langkah Mendirikan Bisnis Online yang Perlu Diketahui
Inspiration
Macam-macam Jenis Makanan Tinggi Kolagen yang Perlu Diketahui
Inspiration
Perbedaan Keinginan dan Kebutuhan yang Perlu Diperhatikan
Inspiration
Cara Menambah Follower Instagram Secara Organik
Inspiration
Cara Cepat Dapat Kerja Bagi Fresh Graduate yang Perlu Dilakukan
Inspiration
Ide Wall Decor Cantik untuk Spot Foto Instagramable
Inspiration
Tips Sukses Bisnis di Usia Muda yang Perlu Dicoba
Welcome to our blog page! As a printing company, we are very fond of design and printing, which is
why on this page you will see a lot of articles related to design and printing.But no worries, you can
also find articles about marketing and promotion, travel, health, culinary and other topics on this
page. What is more, we provide you tutorials to enrich your knowledge. To make it easy for you, we
have classified our articles into different categories. All you have to do is clicking on the categories
you like and you can start reading. We hope you love the articles. Happy reading!
Hubungi kami: order@uprint.id
POSTING POPULER
Contoh Kata Pengantar Makalah yang Dapat Membantu Anda Membuat Karya Ilmiah
KATEGORI POPULER
Inspiration686
Trend364
Tutorial61
Our Stories31
Languages
Indonesia
© Copyright 2018 - Uprint.id - Percetakan Online Indonesia
X
ba…
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
LinkedIn
Tumblr
X
yang memiliki passion dibidang fashion hingga di bidang akademis. Biasanya passion dapat
menjadik…