o Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau
terlibat dalam konflik.
o Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa
adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.
Penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Contoh
Tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang memiliki watak gigih.
Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
o Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
o Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
o Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.
Alur atau plot adalah rangkaian kronologi peristiwa. Alur dibedakan menjadi alur maju,
alur mundur, dan alur campuran.
o Alur maju adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir.
o Alur mundur adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal
cerita. Alur mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.
o Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan
alur mundur
Sudut Pandang
Sudut pandang yaitu kedudukan seorang pengarang dalam sebuah cerita. Atau bisa juga
disebut dengan, cara pengarang menyampaikan cerita tersebut. Adapun sudut pandang
sendiri dibagi menjadi dua macam. langsung saja macam-macam sudut pandang sebagai
berikut.
2. Paragraf Kohesi
Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-baru ini
tarif pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak
pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik
sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di
kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.
3.
Daunku
“Ra, tadi ada yang nanyain kamu lho, si Adi anak yang pendiam itu.” Celetuk Sasha pada Rara
agak genit sambil menepuk pundaknya. Rara hanya terdiam sambil membaca naskah puisi yang
dia dapatkan minggu lalu saat acara sekolah
“Ada apa Ra? sepertinya kau sedang bingung. ”
“Baca puisi ini. Kau paham apa maksudnya dia memberiku ini? Dan apa maksud puisi ini ya?”
Sambil menyodorkan sebuah surat berisi kata kata yang dirangkai indah.
“Ini dari Adi ya? Anak yang jutek dan pendiam itu? Kamu masih memikirkannya?”
Rara hanya mengangguk.
“Aku yakin ini adalah pesan Adi untukku. Aku yakin dia merasakan apa yang aku rasakan. Tapi
kenapa dia tak pernah bicara?” tanya Rara pada Sasha yang membaca naskah itu.
“Entahlah, aku bingung bagaimana bisa kau jatuh cinta pada model laki seperti itu.”
“Hmmm, dia itu berbeda. Dia itu unik dan yang paling membuatku gila adalah sorot matanya yang
tajam itu seperti elang yang menyambar mangsanya. Membuatku mabuk seperti ini.” Jelas Rara.
“Iya tapi mana ada cinta datang jika saling diam? Harus ada salah satu yang bicara.” Sahut Sasha.
“Ya mungkin aku yang harus memulainya. Tak apa jika dia tidak rasa, mungkin itu akan
menenangkanku walau menyakitkan” jawab Rara
Sehari, dua hari, sampai seminggu Rara tidak kuat menahan rasa itu pada Adi, akhirnya dia
menemui Adi dan membicarakan sesuatu di taman dekat kampusnya.
“Ada apa?” Tanya adi cuek.
“Em, em, aku ingin mengatakan sesuatu yang serius padamu” Sambung Rara terbata-bata karena
grogi.
“Maaf, Ra, hari ini aku ada ujian. Jadi besok saja. Oke?” Sambung Adi meninggalkan Rara
sendirian di taman.
“Aku mencintaimu.” Teriak Rara sambil terkulai lemas diantara kedua kakinya.
Adi hanya menghentikan langkahnya sebentar dan kemudian berjalan meninggalkan Rara. Rara
hanya menangis tersedu-sedu di taman karena apa yang diungkapkannya sia-sia. Ternyata cintanya
bertepuk sebelah tangan.
Keesokan paginya, dia dipanggil ayah dan ibunya untuk pulang ke rumah.
“Tadi ada seorang pria yang datang melamarmu nak, dia terlihat baik, ayah bisa mengetahui betapa
keseriusannya dari kata-katanya.” Kata ayahnya.
Mira mendengarkan kata-kata ayahnya dengan pilu tak bersemangat.
“Maaf ayah, Rara belum ingin menikah, hari ini aku kurang enak badan dan ingin istirahat di
kamar .” jelas Rara kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
Namanya Adi.” Sahut ibunya.
Mendengar nama itu hatinnya langsung bergejolak, wajahnya kembali ceria dan matannya
berbinar-binar.
“Benarkah , Bu?”
“Iya benar.”
Kritik:
Cerpen “Daunku” ini berkisah tentang seorang Rara yang memiliki perasaan pada teman sekelas di
kampusnya, perasaan yang lebih dari hanya seorang teman, ia bernama Adi. Didalam cerita ini
Rara jatuh cinta pada sesosok Adi, namun dia tak berani mengungkapkannya, begitupun Adi,
digambarkan di cerita ini Adi adalah anak tampan, namun dia pendiam dan cuek terhadap orang
lain, bahkan mungkin pada dirinya sendiri, mungkin dia terlalu cuek, hingga pada perasaannya dia
sendiri dia tidak peduli, diceritakan bahwa Adi juga memiliki rasa yang sama dengan rara, namun
karna dia terlalu cuek, dia pun tidak mengungkapkannya.
Dari alur yang tertulis, cerita ini memiliki alur yang cukup bagus, bagi para pembaca bisa
membuat tertarik karna puisi ini tentang kisah percintaan remaja, ditambah dengan adanya puisi
yang semakin membuat cerpen menarik untuk dibaca. Namun, jeleknya cerpen ini terlalu menuju
ke inti cerita, tidak dijelaskan bagaimana Rara, Adi, Sasha sebelumnya atau bertemu, yang
membuat para pembaca penasaran dengan sebelumnya atau setelahnya
Esai
Mengapa kau pilih diam? Sementara tuhanmu memberi kau mulut dan pita suara untuk
mengutarakan rasa. Apa kau tak punya hati? Kau tak sakit memendam rasa serumit itu. Jangankan
untuk memendam rasa? Hati mu pun bisa sangat merana jika terus diam semu seperti batu.
Dalam cerpen daunku ini pengarang mencoba menceritakan kisah cinta dua remaja yang saling tak
mengungkapkan rasa. Hal itu dibuktikan dalam kutipan “Aku yakin ini adalah pesan Adi untukku.
Aku yakin dia merasakan apa yang aku rasakan. Tapi kenapa dia tak pernah bicara?”. Disaat
remaja, tak salah jika kita mengagumi seseorang, tapi juga tak bisa disalahkan jika rasa kagum itu
menjadi rasa cinta, namun terkadang kita tak bisa mengungkapkan rasa kepada orang yang kita
sukai, pengarang mencoba menjelaskan hal ini melalui cerita yang ia buat
Namun selain itu, pengarang juga menyematkan dalam cerita bahwa memendam rasa itu tidaklah
mudah dan sangat tidak enak, mungkin menyakitkan tapi mengungkapkan lebih melegakan
daripada harus memendam rasa terlalu lama, terdapat dalam kutipan pada cerpen “Ya mungkin aku
yang harus memulainya. Tak apa jika dia tidak rasa, mungkin itu akan menenangkanku walau
menyakitkan”
Agar lebih menarik, pengarang menambahkan puisi guna menggambarkan perasaan dari Adi
terhadap Rara. Karena tak diceritakan bahwa Adi memiliki rasa yang sama, dengan media puisi
Adi mengungkapkan rasanya
Nilai amanat dari cerita pendek ini adalah, tak apa jika kau jatuh cinta asal kau
mengungkapkannya, karna tak baik memendam rasa terlalu lama, terlalu menyakitkan untuk
hatimu, namun jika kau jatuh cinta, jangan mengharap dia memiliki rasa yang sama, namun jika
dia cuek bukan berarti dia tidak memiliki rasa yang sama.
Sudut pandang
Orang ketiga serba tahu, karna pengarang tidak menyertakan atau menceritakan dirinya dalam
cerpen yang ia buat
Nilai nilai
KELAS XII-IPA 3
SMA NEGERI 16 SURABAYA