Anda di halaman 1dari 21

TEKS

ANEKDOT
Bahasa Indonesia
Nurul Hikmah, S. Pd.
PERTEMUAN KE-1
KD
3.5 Menganalisis teks anekdot dari aspek makna
tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks
anekdot baik lisan maupun tulis.
Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran
ini peserta didik diharapkan dapat:
 Siswa mampu mengetahui pengertian dan tujuan
teks anekdot.
 Siswa mampu mengetahui ciri-ciri dalam teks
anekdot.
 Siswa mampu mengetahui struktur dan kebahasaan
teks anekdot.
 Siswa mampu mengetahui nilai tersirat dalam teks
anekdot.
Anekdot berasal dari bahasa Yunani ‘Anekdota’
kisah rahasia. Menurut KBBI, anekdot adalah
cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang
penting/terkenal yang didasarkan pada kejadian
sebenarnya. Kelucuan tersebut dibentuk atas
dasar kesalahpahaman, kesalahdengaran,
ketidaktahuan.
Tujuan anekdot adalah untuk menyampaikan
pesan tersirat kepada pembacanya.
Dalam anekdot terdapat sindirian yang disampaikan
melalui humor. Seringkali orang menyamakan antara
humor dengan anekdot. Padahal keduanya berbeda,
humor hanya berfungsi menghibur, sedang anekdot
berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat
(biasanya berupa kritik). Kritik disampaikan melalui
sindiran, tetapi tidak secara langsung melainkan
menggunakan frasa idiomatis (bukan makna
sebenarnya) tujuannya agar pesan yang ingin
disampaikan/kritiknya dapat diterima tanpa
menimbulkan ketersinggungan.
Ciri Teks Anekdot
1. Bersifat Humor/lelucon, artinya teks anekdot
berisikan kisah-kisah lucu/bualan.
2. Bersifat menggelitik, teks anekdot akan membuat
pembacanya merasa terhibur dengan lelucon yang
ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir.
4. Terdapat pelajaran dari peristiwa yang ada dalam
teks anekdot.
5. Kisah yang diceritakan hampir menyerupai
dongeng.
Struktur Anekdot
1. Abstraksi, berisi gambaran umum tentang isi anekdot.
2. Orientasi, bagian awal cerita biasanya berisi pengenalan
latar waktu, tempat, suasana, dan masalah yang akan
muncul pada bagian krisis.
3. Krisis, bagian puncak cerita yang berisi masalah.
4. Reaksi, bagian penyelesaian masalah. Pada bagian ini
muncul peristiwa menggelitik/lucu.
5. Koda, bagian penutup yang berisi pernyataan yang
mengakhiri cerita. Bagian ini bersifat opsional tidak semua
anekdot dilengkapi dengan koda.
Nilai-nilai tersirat dalam anekdot
 Nilai agama, berhubungan dengan ajaran agama.
 Nilai moral, berhubungan dengan budi pekerti baik dan
buruk.
 Nilai budaya, berkaitan dengan sosial dan budaya di
lingkungan masyarakat.
 Nilai pendidikan, nilai keteladanan yang baik.
 Nilai politik, berhubungan dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
 Nilai sosial, berhubungan dengan kehidupan sosial.
 Nilai estetika, nilai yang berkaitan dengan keindahan
dalam unsur intrinsik karya sastra.
Contoh teks anekdot:
Obat Sakit Kepala
Pada suatu hari di bulan puasa, ada seorang kakek yang tinggal
bersama cucunya. Sang kakek terlihat sedang asik menonton film.
Seperti biasa, sang kakek sedang asik menonton film kesukaannya
yaitu “Lonceng Cinta”. Di setiap dua puluh menit sekali selalu
terdapat iklan, salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit
kepala. Pada iklan tersebut menerangkan bahwa obat tersebut dapat
di minum kapan saja.
Ketika sedang asik menonton, tiba-tiba kepala kakek terasa sakit.
Sang kakek kemudian memanggil cucunya yang sedang berada di
kamar untuk diminta membelikan obat sakit kepala. Seusai cucunya
sampai di rumah, sang kakek langsung saja meminum obatnya. Sang
cucu yang mengamati kejadian tersebut kemudian langsung
bertanya kepada sang kakek “kakek kan sedang puasa, kenapa
minum obat?”. Dengan tidak ragu-ragu dan tidak berdosa, sang
kakek menjawab “itulah hebatnya bodrex cu, bisa diminum kapan
saja”.
Judul : Obat sakit kepala
1. Abstraksi : Pada suatu hari di bulan puasa, ada seorang kakek yang
tinggal bersama cucunya. Sang kakek terlihat sedang asik
menonton film.
2. Orientasi : Seperti biasa, sang kakek sedang asik menonton film
kesukaannya yaitu “Lonceng Cinta”. Di setiap dua puluh menit
sekali selalu terdapat iklan, salah satu iklan yang muncul adalah
iklan obat sakit kepala. Pada iklan tersebut menerangkan bahwa
obat tersebut dapat di minum kapan saja.
3. Krisis : Ketika sedang asik menonton, tiba-tiba kepala kakek terasa
sakit. Sang kakek kemudian memanggil cucunya yang sedang
berada di kamar untuk diminta membelikan obat sakit kepala.
Seusai cucunya sampai di rumah, sang kakek langsung saja
meminum obatnya.
4. Reaksi : Sang cucu yang mengamati kejadian tersebut kemudian
langsung bertanya kepada sang kakek “kakek kan sedang puasa,
kenapa minum obat?”.
5. Koda : Dengan tidak ragu-ragu dan tidak berdosa, sang kakek
menjawab “itulah hebatnya bodrex cu, bisa diminum kapan saja”.
TUGAS
Perhatikan teks anekdot berikut, kemudian
analisis struktur teks anekdot serta identifikasi
pesan tersirat dalam teks anekdot berikut!
Teks anekdot
Dodi datang ke rumah sepupunya yang bernama Alan, ia tinggal di sebuah
kota.
Di suatu pagi, dodi diajak mencari sarapan oleh Alan, mereka naik mobil
yang dikendarai Alan.
Di perempatan Jalan, lampu merah menyala, tetapi Alan melaju terus. Dodi
pun menegur sepupunya Itu.
Dodi : Lampu merah, kenapa kamu melaju terus?
Alan : Alah, tenang aja, di negeri ini aku bisa bikin undang-undang ko.
Dodi : Bagaimana bisa? Bukankah yang membuat undang-undang itu DPR
plus Pemerintah?
Alan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir
Alan : Mau menjawab pertanyaanmu! (ketus)
Dodi : Mengapa harus meminggir?
Alan : (Mobil dihentikan, lalu mengambil dompet di kantung celananya) ini
jawabannya! (menaruh dompet berisi uang di depan Dodi)
Dodi : Oh...!!!
PERTEMUAN KE-2
KD
3.6 Mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks
anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan
memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis.
Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses
pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
 Siswa mampu mengetahui struktur dan
kebahasaan teks anekdot.
 Siswa mampu menyusun teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan teks
anekdot.
 Siswa mampu menciptakan teks anekdot.
Kebahasaan Anekdot
1. Menggunakan waktu lampau seperti kemarin, suatu
hari dll.
2. Konjungsi/kata penghubung. Konjungsi digunakan
untuk menghubungkan antarkata, antarfrasa,
antarkalusa, antar kalimat bahkan antarparagraf.
a. Konjungsi temporal adalah konjungsi yang
menyatakan waktu, seperti setelah itu, lalu,
kemudian, sebelumnya, sesampainya, dsb.
b. Konjungsi kausal adalah konjungsi yang
menyatakan sebab akibat, seperti karena,
sehingga, maka, akibatnya, dan menyebabkan.
2. Kalimat retorik, adalah kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban karena jawaban tersebut sudah
diketahui oleh pihak. Contoh :
-Apakah kalian tidak ingin lulus UN?
-Apakah kamu mau meninggal hari ini?
3. Frasa Idiomatik, bukan makna sebenarnya atau
biasa disebut kiasan. Seperti bunga desa, meja hijau,
buah hati, tangan kanan, dsb. Contoh : Ayah kerja
banting tulang untuk menghidupi keluarganya.
4. Kata kerja aksi, yaitu kata kerja yang
menunjukkan subjek sedang melakukan sesuatu,
seperti memukul, menangis, memcuci, dsb.
5. Kalimat perintah, kalimat yang berisi suruhan
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Contoh: Pergilah dari situ!, Tutup pintu!
6. Kalimat tanya, kalimat yang menghendaki
jawaban dari orang lain. Contoh : Kakakmu
sudah sembuh?
TUGAS
Buatlah teks anekdot menggunakan mind
mapping/peta pemikiran semenarik
mungkin dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaan dalam teks anekdot lalu
narasikan mind mapp teks anekdot
tersebut.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai