Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UANG, BANK, DAN KEBIJAKAN MONETER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Ekonomi


Dosen Pengampu : Tiara Anggia Dewi, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 8 :


Monica 20210023
Yestina Arini 20210034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya.
Kami dapat menyusun makalah dengan judul “Uang, Bank dan Kebijakan
Moneter” untuk memenuhi mata kuliah Telaah Kurikulum Ekonomi.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai apa itu
Uang, Bank dan Kebijakan Moneter. Kami berharap informasi yang kami
dapatkan tidak hanya untuk kami sendiri melainkan untuk para pembaca sebagai
ilmu untuk menambah wawasan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih ,semoga makalah
ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup
kita nantinya. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa, makalah
yang kami buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya
kami mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik
kedepannya.

Metro, 24 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Definisi Dan Fungsi Uang........................................................................3
B. Syarat Dan Jenis Uang............................................................................4
C. Permintaan Dan Penawaran Uang..........................................................6
D. Teori Kuantitas Uang...............................................................................8
E. Nilai Dan Jumlah Uang Yang Beredar.....................................................8
F. Istilah Uang............................................................................................10
G. Kebijakan Moneter.................................................................................11
H. Integrasi Ayat.........................................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, pemahaman tentang
konsep dasar ekonomi seperti uang, bank, dan kebijakan moneter sangat
penting. Uang sebagai medium pertukaran menjadi tulang punggung
ekonomi modern, memfasilitasi perdagangan, investasi, dan pertumbuhan
ekonomi. Sementara itu, bank berperan sebagai penyedia dana,
memungkinkan masyarakat dan bisnis untuk mengakses kredit, menyimpan
uang, dan mengelola risiko keuangan.
Namun, sistem uang dan bank tidak beroperasi secara terpisah dari
lingkungan ekonomi. Mereka terkait erat dengan kebijakan moneter yang
diterapkan oleh bank sentral suatu negara. Kebijakan moneter adalah
instrumen yang digunakan untuk mengontrol jumlah uang beredar, suku
bunga, dan ketersediaan kredit dalam perekonomian. Keputusan bank sentral
memiliki dampak langsung pada inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
finansial suatu negara.
Dalam makalah ini, akan menjelajahi konsep-konsep mendasar uang
dan bank serta melihat bagaimana kebijakan moneter membentuk
perekonomian modern. Kami akan menggali bagaimana uang, dalam bentuk
fisik maupun digital, memfasilitasi pertukaran dan menyimpan nilai. Selain itu,
kami akan membahas peran vital bank dalam mendukung kegiatan ekonomi
dan riset keuangan, serta menjelaskan peran bank sentral dalam mengatur
sistem keuangan dan menjaga stabilitas ekonomi.
Melalui analisis yang mendalam, makalah ini akan merinci peran
sentral uang, bank, dan kebijakan moneter dalam membentuk landasan
ekonomi modern. Dengan pemahaman yang mendalam tentang topik ini,
pembaca akan dapat mengenali pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,
mengambil keputusan keuangan yang cerdas, dan merespons perubahan
ekonomi dengan bijak.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dan fungsi uang ?
2. Jelaskan syarat dan jenis uang ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permintaan dan penawaran uang?
4. Jelaskan teori kuantitas uang ?
5. Jelaskan nilai dan jumlah uang yang beredar ?
6. Bagaimana istilah tentang uang ?
7. Jelaskan kebijakan moneter ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dan fungsi uang
2. Mengetahui tentang syarat dan jenis uang
3. Mengetahui tentang permintaan dan penawaran uang
4. Mengetahui tentang teori kuantitas uang
5. Mengetahui tentang nilai dan jumlah uang yang beredar
6. Mengetahui tentang istilah uang
7. Mengetahui tentang kebijakan moneter.

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Fungsi Uang
1. Definisi Uang
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa, kekayaan berharga lainnya,
serta untuk pembayaran utang. Uang sebagai segala sesuatu yang
umum diterima dalam pembayaran barang-barang. Uang sebagai segala
sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar utang.
Dalam ekonomi, uang didefinisikan sebagai “anything that is
generally accepted as a medium of exchange” atau segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pertukaran. Uang dalam
ekonomi islam adalah sesuatu yang bersifat flow consept bukan stock
concept. Uang harus selalu mengalir, beredar dikalangan masyarakat
dalam kehidupan ekonomi karena uang itu adalah public goods, tidak
mengendap menjadi milik pribadi dalam bentuk private goods. Kekayaan
atau capital adalah private goods atau benda-benda milik pribadi yang
hanya beredar pada individu tertentu saja. Sedangkan uang adalah public
goods benda-benda yang dimiliki oleh semua orang dan harus beredar
pada semua orang.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang adalah alat
tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah,
dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak,
atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Uang
adalah alat penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Hal ini dikarenakan uang sudah menjadi alat pembayaran
untuk membeli barang dan jasa di era modern seperti sekarang.
2. Fungsi Uang
a. Uang sebagai alat tukar
Tukar menukar dengan tidak mempergunakan uang banyak terdapat
dalam masyarakat yang belum maju (istilahnya adalah barter). Pada
dewasa ini di mana sudah dikenal barang tertentu (uang) sebagai alat
penukar, maka kesulitan-kesulitan seperti yang dihadapi masyarakat
primitif tidak dijumpai lagi, karena adanya alat penukar yang dapat
diterima umum tanpa keragu-raguan. Masyarakat melakukan

3
tugasnya untuk memperoleh uang. Dengan uang ini pula berbagai
kebutuhannya dapat dipuaskan.
b. Uang sebagai alat pengukur nilai
Jika suatu benda bertindak sebagai alat penukar, pada hakikatnya
benda itu telah pula menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur
nilai. Pada waktu yang bersamaan telur telah mengukur nilai sigaret,
dan sebaliknya. Jadi alat pengukur nilai merupakan kelanjutan dari
alat penukar.
Contoh
Anda dapat katakan 2 butir telur nilainya sama dengan sebungkus
sigaret. Apa yang digunakan sebagai alat ukurnya? Nah inilah
pertanyaannya. Jika Anda menjawab alat ukurnya adalah uang, baru
Anda dapat katakan dua butir telur sama nilainya dengan sebungkus
sigaret. Jadi aneka macam kebutuhan manusia dapat diukur nilainya
jika saja ada uang sebagai alat ukurnya. Dan uang pada dasarnya
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai pengukur nilai yang umum.
Dengan demikian, adanya uang sebagai alat pengukur nilai, akan
mempermudah anggota masyarakat untuk melakukan perhitungan-
perhitungan dalam upaya pemenuhan kebutuhannya
c. Uang sebagai Satuan Hitung
Uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam
barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan,
dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga).
d. Uang Sebagai Komonditas
Dalam sistem konvensional, uang dianggap sebagai komoditas yang
dapat dijual/dibeli dan disewakan atas suatu keuntungan atau uang
sewa yang harus dibayarkan oleh satu pihak, tanpa memandang
penggunaan atau peran uang yang dipinjamkan di tangan peminjam
B. Syarat Dan Jenis Uang
1. Syarat Uang
Ada 6 syarat utama yang harus dimiliki sebuah alat tukar hingga
sah dijadikan sebagai uang.
a. Kegunaannya Diterima Secara Umum.

4
Syarat pertama sebuah alat tukar bisa dijadikan sebagai uang adalah alat
tersebut haruslah diterima keberadaannya secara umum oleh masyarakat
luas (acceptability). Masyarakat secara luas menerima benda itu bisa
dijadikan sebagai alat tukar barang dan jasa, pembayar hutang dan
penimbun kekayaan.
b. Uang Mudah Disimpan dan Dibawa
Bentuk fisik dari uang haruslah mudah untuk disimpan di mana saja
(storable). Sehingga bentuk fisik dari uang tidak boleh terlalu besar dan
terlalu berat. Uang tersebut juga harus mudah dibawa karena akan
dipakai saat bertransaksi (portability).
c. Nilai Harus Stabil
Nilai uang tidak boleh fluktuatif atau naik turun karena akan mengurangi
kepercayaan masyarakat dalam menggunakan atau menyimpan uang
tersebut.
d. Memiliki Jaminan
Uang yang digunakan secara luas oleh masyarakat harus memiliki
jaminan dari badan terpercaya, dalam hal ini pemerintah, bahwa uang itu
bisa digunakan untuk transaksi tukar-menukar barang dan jasa. Dengan
adanya jaminan maka masyarakat yakin dan percaya dengan uang
tersebut.
e. Tahan Lama
Uang tidak boleh mudah rusak (durability). Uang harus tahan lama
sehingga uang tersebut bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu. Oleh
karena itu, uang harus dibuat dari material yang baik.
f. Terdiri dari Beberapa Pecahan
Jenis-jenis uang yang digunakan untuk bertransaksi harus terdiri dari
beberapa pecahan atau mudah dibagi (divisibility). Jika nominal uang
hanya memiliki satu jenis pecahan saja maka akan menyebabkan orang
sulit untuk bertransaksi.
2. Jenis Uang
Terdapat bermacam jenis-jenis uang yang saat ini dipakai oleh
masyarakat. Berikut jenis-jenis uang adalah:
a. Berdasarkan Lembaga. Berdasarkan lembaganya, uang dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.

5
1) Uang Kartal. Uang kartal adalah uang yang terdiri dari logam dan
kertas. Uang kartal merupakan uang sah yang digunakan sebagai alat
pembayaran berdasarkan negara dan undang-undang.
2) Uang Giral. Uang giral adalah jenis uang yang tak memiliki bentuk
karena hanya berupa saldo tagihan di bank. Uang giral biasanya
disimpan pada koran di bank-bank umum yang mana bisa digunakan
kapan saja.
b. Berdasarkan bahan. Berdasarkan bahan pembuatannya, uang
dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut.
1) Uang Logam. Uang logam adalah uang yang terbuat dari bahan
logam, biasanya emas atau perak. Hal ini dikarenakan sifatnya yang
stabil dan cenderung tinggi, serta mudah dikenali. Uang logam pun
memiliki tiga nilai, yaitu nilai intrinsik, nominal, dan riil.
2) Uang Kertas. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas atau
sejenisnya yang menyerupai kertas. Uang jenis ini biasanya memiliki
gambar dan cap tertentu.
c. Berdasarkan nilai. Berdasarkan nilainya, uang dikategorikan ke dalam
jenis uang penuh dan uang tanda.
1) Uang Penuh. Dikatakan uang penuh jika nilai yang tertera di atas
uang sama dengan jumlah nilai dari bahan yang digunakan. Misalnya,
uang tersebut adalah emas, maka jumlah nilai bahan pembuatnya
harus sama dengan nilai uang emas tersebut.
2) Uang Tanda. Uang tanda adalah uang yang memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan nilai bahan pembuatnya. Misalnya, pemerintah ingin
membuat uang dengan nilai Rp100.000 dengan hanya mengeluarkan
biaya Rp50.000
C. Permintaan Dan Penawaran Uang
1. Permintaan Uang
Secara teoritis ada dua pendekatan terhadap permintaan uang
yaitu Teori Kuantitas (Klasik) dan Teori Keynes. Teori kuantitas
menyatakan bahwa perubahan nilai uang atau tingkat harga terutama
merupakan akibat dari adanya perubahan jumlah uang yang beredar.
Tidak berbeda dengan benda-benda ekonomi lainnya, bertambahnya
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat akan mengakibatkan nilai
mata uang itu sendiri menurun. Oleh karena menurunnya nilai uang

6
mempunyai makna yang sama dengan naiknya tingkat harga, maka
kesimpulan teoritik yang dihasilkan oleh teori kuantitas uang seperti
diungkapkan diatas, biasa juga diungkapkan bahwa bertambah atau
berkurangnya jumlah uang yang beredar mempunyai kecenderungan
mengakibatkan naik atau turunnya tingkat harga.
Di dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual, dan
jumlah uang yang dbayarkan oleh pembeli harus sama dengan jumlah
uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku pula untuk seluruh
perekonomian bahwa didalam suatu periode tertentu nilai dari barang-
barang dan jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang-
barang yang dijual.
Menurut Teori Keynes fungsi uang yaitu sebagai “store of value”,
dan bukan hanya sebagai “medium of exchange”. Yang dimaksud dengan
permintaan uang ialah kebutuhan masyarakat akan uang tunai, yang oleh
Keynes dikatakan ada tiga motif yang mendasarinya, yaitu:
a. Motif Transaksi
Motif masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk mempermudah
kegiatan transaksi sehari-hari. Contohnya, membeli makanan, membayar
kebutuhan, membayar biaya pendidikan (transaksi jual beli).
b. Motif Berjaga-Jaga
Motif berjaga-jaga atau pencegahan (precautionary motive) adalah motif
permintaan uang untuk menyediakan penyangga terhadap peristiwa tak
terduga yang mungkin membutuhkan uang tunai.
c. Motif Spekulasi
Motif masyarakat untuk memegang uang agar memperoleh keuntungan
(dalam kenyataannya bisa juga mengalami kerugian) karena adanya
perubahan harga surat-surat berharga. Permintaan uang untuk tujuan
spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga surat berharga.
2. Penawaran Uang
Penawaran uang dalam teori moneter mempunyai arti yang sama
dengan jumlah uang yang beredar. Dalam perekonomian modern uang
tidak hanya uang kartal tapi juga uang giral. Pemerintah tidak mempunyai
kekuasaan langsung untuk menentukan besarnya uang giral yang
beredar. Uang giral (saldo-saldo rekening koran) diciptakan oleh bank-
bank umum sesuai dengan permintaan dari para nasabahnya. Jadi

7
jumlah uang beredar merupakan hasil bersama dari perilaku pemerintah
(bank sentral), bank-bank umum dan masyarakat (khususnya nasabah-
nasabah bank), walau sebenarnya bank sentrallah yang mempunyai
pengaruh paling besar. Hal ini disebabkan pemerintah memegang
monopoli penciptaan uang kartal, sedangkan bank-bank umum hanya
bisa menciptakan uang giral atas dasar sejumlah uang kartal yang
dipegang bank tersebut. Dan tanpa uang kartal tidak akan ada uang giral.
Melalui kebijakan-kebijakan moneter, pemerintah bisa mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
D. Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang merupakan teori dalam ekonomi yang
menyatakan tentang hubungan antara peredaran uang dan tingkat inflasi.
Irving Fisher menjadi pencetus teori ini. Teori kuantitas uang digunakan
dalam proses pemindahan moneter jalur uang. Pandangan utamanya adalah
adanya faktor penyebab inflasi yang mencakup sifat langsung dalam
pemindahan moneter, jumlah uang beredar dan pertumbuhannya. Dalam
ekonomi moneter, teori kuantitas uang menyatakan bahwa tingkat harga
umum barang dan jasa bergantung langsung pada jumlah uang yang
beredar, atau persediaan uang. Teori tersebut ditantang oleh ekonomi
Keynesia, namun diperbaharui dan dirombak oleh mahzab ekonomi
moneteris. Meskipun para ekonom arus utama sepakat bahwa teori kuantitas
memegang kebenaran dalam jangka panjang, masih ada ketidaksepakatan
soal keabsahannya dalam jangka pendek.
E. Nilai Dan Jumlah Uang Yang Beredar
1. Nilai Uang
Nilai uang mengacu pada kekuatan atau kemampuan uang untuk
membeli barang dan jasa dalam suatu pasar atau ekonomi. Nilai uang
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inflasi, penawaran dan
permintaan, stabilitas ekonomi, kebijakan moneter, dan faktor-faktor
lainnya.
a. Inflasi adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi nilai uang.
Inflasi terjadi ketika tingkat harga barang dan jasa secara umum naik
seiring berjalannya waktu, sehingga daya beli uang menurun. Dengan
kata lain, jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli barang atau
jasa yang sama meningkat.

8
b. Selain inflasi, penawaran dan permintaan uang juga memainkan
peran penting dalam menentukan nilai uang. Jika jumlah uang yang
beredar di pasar meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan barang
dan jasa yang tersedia, maka nilai uang dapat turun karena terlalu
banyak uang beredar dan terlalu sedikit barang dan jasa yang dapat
dibeli. Sebaliknya, jika penawaran uang relatif stabil atau tumbuh
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, dan permintaan terhadap
uang juga seimbang, maka nilai uang cenderung stabil.
c. Kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral suatu negara juga
dapat mempengaruhi nilai uang. Misalnya, bank sentral dapat
mengatur tingkat suku bunga atau melakukan intervensi pasar untuk
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai uang.
d. Dalam konteks global, nilai tukar antar mata uang juga mempengaruhi
nilai uang suatu negara dalam perdagangan internasional. Nilai tukar
mata uang ditentukan oleh pasar valuta asing dan dapat berfluktuasi
seiring dengan perubahan kondisi ekonomi dan faktor-faktor lainnya.
Dengan demikian, nilai uang merupakan konsep kompleks yang
dipengaruhi oleh banyak variabel ekonomi dan kebijakan, dan penting
untuk pemahaman ekonomi dan keuangan dalam konteks pasar global
yang kompleks saat ini.
2. Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar merujuk pada total nilai uang yang ada
dalam perekonomian suatu negara pada suatu periode waktu tertentu.
Uang beredar mencakup uang tunai (uang kertas dan koin) serta deposito
yang dapat ditarik (uang giral) yang ada di bank-bank komersial.
Bank sentral suatu negara, seperti Federal Reserve di Amerika
Serikat atau Bank Sentral Eropa di negara-negara Eurozone, memiliki
peran penting dalam mengendalikan jumlah uang beredar. Mereka
menggunakan berbagai kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah
uang beredar guna mencapai tujuan ekonomi tertentu, seperti menjaga
stabilitas harga, mengendalikan inflasi, dan mempromosikan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang beredar,
mereka dapat mengadakan kebijakan moneter longgar, seperti
menurunkan tingkat suku bunga atau melakukan pembelian aset

9
keuangan dari pasar terbuka. Kebijakan-kebijakan ini dapat mendorong
bank-bank komersial untuk meminjamkan lebih banyak uang kepada
masyarakat dan perusahaan, sehingga meningkatkan jumlah uang
beredar.
Sebaliknya, jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang
beredar, mereka dapat menerapkan kebijakan moneter ketat, seperti
menaikkan tingkat suku bunga atau menjual aset keuangan di pasar
terbuka. Kebijakan-kebijakan ini dapat mengurangi minat masyarakat dan
perusahaan untuk meminjam uang, sehingga mengurangi jumlah uang
beredar.
Penting untuk diingat bahwa pengendalian jumlah uang beredar
adalah salah satu alat yang digunakan oleh bank sentral untuk mencapai
tujuan-tujuan kebijakan moneter dan ekonomi, dan kebijakan-kebijakan
ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi yang ada.
F. Istilah Uang
Istilah "uang" merujuk pada suatu medium pertukaran yang digunakan
dalam transaksi ekonomi, biasanya diterima secara luas dalam membeli
barang dan jasa serta membayar hutang. Uang memiliki beberapa fungsi
ekonomi, termasuk sebagai alat tukar, satuan hitung, penyimpan nilai, dan
standar pembayaran.
1. Alat Tukar: Uang mempermudah pertukaran barang dan jasa. Tanpa
uang, orang harus menukarkan barang atau jasa yang dimiliki dengan
barang atau jasa yang diinginkan, suatu proses yang dikenal sebagai
sistem barter. Uang mengatasi masalah ini dengan memberikan medium
yang dapat diterima oleh semua orang.
2. Satuan Hitung: Uang menyediakan standar untuk mengukur dan
membandingkan nilai barang dan jasa. Dengan memiliki nilai yang tetap,
uang memungkinkan orang memahami harga suatu barang atau jasa
dalam istilah yang mudah dimengerti.
3. Penyimpan Nilai: Uang memungkinkan orang menyimpan nilai dari suatu
transaksi atau penghasilan untuk digunakan di masa depan. Orang dapat
menyimpan uang dalam bentuk tabungan, deposito, atau investasi
lainnya dan menggunakannya nanti untuk membeli barang atau jasa.

10
4. Standar Pembayaran: Uang digunakan sebagai standar untuk membayar
hutang dan kewajiban. Transaksi bisnis, pembayaran pajak, dan transaksi
keuangan lainnya sering kali dilakukan menggunakan uang.
Selain itu, uang dapat berada dalam berbagai bentuk, termasuk uang
tunai (uang kertas dan koin), uang giral (uang yang disimpan di bank dan
dapat ditransfer elektronik), dan uang elektronik (termasuk kartu kredit,
transfer bank elektronik, dan mata uang kripto seperti Bitcoin). Sistem
moneter dan konsep uang terus berkembang seiring waktu, dan di era digital
saat ini, ada eksplorasi terus-menerus tentang bentuk baru uang dan
teknologi yang mendukungnya.
G. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengacu pada kontrol
bank sentral terhadap jumlah uang beredar dan peredaran uang, dengan
tujuan mencapai keseimbangan domestik (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pembangunan yang merata) dan keseimbangan eksternal
(neraca pembayaran). ) dan mencapai tujuan ekonomi makro yaitu menjaga
stabilitas ekonomi yang diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga dan
keseimbangan neraca pembayaran.
Di Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dua pengertian
kebijakan moneter yaitu pengertian pertama semua tindakan pemerintah,
bank-bank sentral, dan otoritas publik yang lain yang mempengaruhi
kuantitas kredit bank .Untuk Pengertian kedua yaitu keputusan bank sentral
mengenai penawaran uang agar ekonomi dapat tumbuh lebih cepat, antara
lain, dengan memberikan kredit lebih banyak pada sistem perbankan melalui
operasi pasar terbuka atas dengan menurunkan persyaratan cadangan dari
sistem perbankan
1. Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian
yang diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga dan
keseimbangan neraca pembayaran. Jika stabilitas ekonomi terganggu,
kebijakan moneter dapat digunakan untuk memulihkannya.Serta
Membantu pemerintah dalam menjalankan program yang belum atau
tidak terealisasikan dengan cara memberi sumber penerimaan normal
dan mengedarkan uang yang tersedia sebagai alat tukar di dalam

11
perekonomian negara Indonesia bisa menaikkan impor dan mengurangi
ekspor.
2. Jenis Kebijakan Moneter
a. Kebijakan Moneter Ekspansif ( Monetary Expansive Policy)
Pengertian Kebijakan moneter Ekspansif adalah Kebijakan yang
dapat merangsang atau mendorong pemulihan ekonomi ketika resesi
melanda. Jadi ketika ekonomi sedang lesu, BI menjalankan kebijakan
ini. Misalnya, resesi pandemi yang dipicu oleh penurunan BI rate.
Kebijakan ini akan membantu mengatasi pengangguran dan
meningkatkan daya beli (permintaan masyarakat). Kebijakan moneter
ekspansif ini disebut juga kebijakan moneter akomodatif.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy)
Pengertian Kebijakan moneter Kontraktif adalah kebijakan jenis
tindakan moneter yang mempertahankan tingkat suku bunga jangka
pendek yang lebih tinggi dari biasanya, atau yang mengurangi atau
bahkan mengecilkan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar.
H. Integrasi Ayat
Q.S Ali 'Imran:92

Artinya : "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan


sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal
itu sungguh, Allah Maha Mengetahui."

12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakhiri pembahasan tentang uang, bank, dan kebijakan
moneter, dapat disimpulkan bahwa ketiga konsep ini merupakan fondasi
utama dalam sistem ekonomi modern. Uang, sebagai medium pertukaran,
memfasilitasi perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Bank,
sebagai penyedia layanan keuangan, memainkan peran kunci dalam
mendukung aktivitas ekonomi, memberikan pinjaman, dan mengelola risiko
keuangan.
Sementara itu, kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral
memiliki dampak yang signifikan pada stabilitas ekonomi. Dengan
mengendalikan suku bunga, jumlah uang beredar, dan ketersediaan kredit,
kebijakan moneter mempengaruhi inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat
pengangguran. Kebijakan ini juga memainkan peran penting dalam menjaga
stabilitas sektor keuangan dan merespons tantangan ekonomi global.
Dalam menghadapi masa depan yang terus berubah, kolaborasi
antara sektor publik dan swasta, bersama dengan pemahaman yang
mendalam tentang dinamika uang, bank, dan kebijakan moneter, akan
membentuk landasan untuk ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di era
globalisasi ini.
B. Saran
Penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep dasar
uang, bank, dan kebijakan moneter. Membaca lebih banyak literatur, artikel,
dan buku tentang topik ini dapat membantu memperdalam pengetahuan
pembaca dan penulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanti, E. (2014). Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor


Industri Manufaktur di Indonesia (The Effect of Monetary Policy on
Manufacturing Industry Sector Performance in Indonesia). Jurnal Ekonomi &
Kebijakan Publik, 5(2), 145–159. http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-

Herania, E., & Maski, G. (2022). Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga,
dan Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Menggunakan
Pendekatan Analisis Jalur Periode 2010Q1-2020Q4. Contemporary Studies
in Economic, Finance, and Banking, 1(2), 230–243.
http://dx.doi.org/10.21776/csefb.2022.01.2.05.

Lily Prayitno, Heny Sandjaya, & Richard Llewelyn. (2002). Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Sebelum Dan
Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 4(1), pp.46-55.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/15621

Lubis, N. (2007). Pengertian, Fungsi, Jenis dan Nilai Uang. Manajemen


Perbankan, 1–40.

14

Anda mungkin juga menyukai