Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP UANG DALAM ISLAM

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah Pada Mata
Kuliah Teori Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu :
Nurfitriani, S.E.I., M.E.

Di susun Oleh :
Mahraeni J (215150048)

PROGRAM STUDI PERBANKAH SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah mata kuliah Teori Ekonomi Makro Islam yang berjudul “KONSEP
UANG DALAM ISLAM.”
Ucapan terima kasih kepada Ibu Nurfitriani, S.E.I., M.E., selaku dosen
mata kuliah Teori Ekonomi Makro Islam, yang telah membimbing penulis dalam
penyelesaian dan penyusunan makalah tersebut.
Dalam penyelesaian dan penyusunan makalah tersebut masih terdapat
adanya kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis memohon adanya kritik,
saran, serta masukan, agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik
lagi.
.

Kota Palu , 15 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Uang dan Fungsi Uang ............................................................... 3
B. Pandangan Islam Tentang Uang .................................................................. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Uang merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan ekonomi yang
memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap individu, masyarakat, dan
perekonomian secara keseluruhan. Dalam konteks ekonomi global yang semakin
kompleks, pemahaman terhadap konsep uang menjadi sangat relevan, tidak
hanya dari perspektif ekonomi konvensional, tetapi juga dari sudut pandang
agama, terutama Islam.
Islam sebagai salah satu agama besar di dunia memiliki pandangan yang
unik terkait dengan uang dan keuangan. Konsep uang dalam Islam tidak hanya
berkaitan dengan aspek ekonomi, tetapi juga memiliki dimensi etika dan moral
yang mendalam. Hal ini mendorong perlunya kajian mendalam terkait dengan
konsep uang dalam Islam, bagaimana Islam memandang peran uang dalam
kehidupan sehari-hari, dan bagaimana pandangan ini memengaruhi perilaku
ekonomi umat Islam.
Makalah ini akan menjelaskan secara komprehensif tentang konsep uang
dalam Islam. Sebagai latar belakang, perlu diakui bahwa dalam praktiknya,
banyak umat Islam yang berinteraksi dengan sistem keuangan global yang
didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi konvensional. Namun, pemahaman
yang lebih dalam terkait dengan pandangan Islam terhadap uang akan membantu
individu Muslim untuk membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola
keuangan mereka dan berinvestasi sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyajikan pertanyaan


rumusan masalah berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian uang fungsinya?
2. Bagaimana pandangan islam tentang uang?

C. Tujuan Masalah

1
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan masalahnya adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui pengertian pengertian uang dan fungsinya.


2. Mengetahui pandangan islam tentang uang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uang dan Fungsi Uang

Ekonom mendefinisikan (uang juga sering disebut sebagai wang beredar)


sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran barang dan Jasa
atau pembayaran atas utang, Mata uang, terdiri dari uang kertas dan koin, sangat
cocok dengan definisi ini dan merupakan salah satu bentuk uang. Ketika
sebagian besar orang berbicara tentang uang, mereka sedang membicarakan
tentang mata uang (currency) uang kertas dan koin Misalnya, jika seseorang
datang kepada Anda dan mengatakan, "Uangmu atau hidupmu, Anda pasti akan
segera menyerahkan semua uang Anda daripada bertanya lebih dulu, "Apa yang
Anda maksud dengan uang.
Mendefinisikan uang semata-mata sebagai mata uang terlalu sederhana
bagi para ekonom. Oleh karena cek juga dapat diterima sebagai pembayaran atas
pembelian, rekening giro juga dapat dianggap sebagai uang. Bahkan, definisi
uang dalam arti luas juga diperlukan karena bentuk lainnya seperti tabungan
dapat berfimgsi sebagai uang kalau dapat diubah dengan cepat dan mudah
menjadi mata uang atau rekening giro. Dengan demikian, tidak ada definisi
tunggal, definisi yang benar-benar tepat dari uang atau uang beredar, bahkan
bagi ekonom sekalipun.
Uang dalam pengertian luas (broad money) bisa diartikan dalam dua
kelompok. Secara umum, kelompok yang pertama atau yang biasa diberi notasi
M2 biasanya terdiri atas narrow money ditambah dengan rekening tabungan
(saving deposit) dan rekening deposito berjangka (time deposit). Saving deposit
adalah simpanan dana masyarakat pada lembaga keuangan bank berupa rekening
tabungan. Time deposit adalah simpanan masyarakat pada lembaga keuangan
bank berupa rekening deposito. Kelompok yang kedua atau yang biasa diberi
notasi M3 terdiri atas M2 ditambah dengan seluruh simpanan dana masyarakat
pada lembaga keuangan bukan bank.1

1
Bustari Muktar, Rose Rahmidani, dan Kurnia Menik Siwi, Bank dan lembaga Keuangan
Lain (Jakarta: Prenada Media, 2016), 2.

3
Dengan adanya uang, transaksi perdagangan menjadi lebih mudah dan
efisien. Fungsi uang dalam perekonomian meliputi:2

1. Alat tukar perdagangan (medium of exchange), yaitu dengan adanya


uang sebagai alat untuk melakukan transaksi, maka pelaku ekonomi
tidak perlu harus menukarkan barang secara "barter" yang sangat
merepotkan tetapi cukup barangnya dijual dengan sejumlah uang
tertentu dan kemudian dibelikan dengan barang yang diinginkannya.
Dengan adanya uang transaksi perdagangan akan menjadi lebih mudah
dan efisien. Setiap pelaku ekonomi bebas menentukan pilihan barang
dan jasa yang diinginkan sesuai dengan jumlah uang yang dimiliki.
2. Satuan hitung (unit of account), yaitu dengan adanya uang, maka nilai
suatu barang dinyatakan dengan harga (price) yang mencerminkan nilai
barang yang dapat diperbandingkan dengan barang lainnya. Dengan
adanya uang juga memudahkan dalam pengambilan keputusan ekonomi
karena dapat menentukan harga berapa (price) suatu barang,
menentukan pengiriman (revenue), menentukan biaya produksi (cost).
suatu barang, dan besarnya pendapatan (income).
3. Alat penyimpanan nilai (store of value), yaitu dengan menggunakan
uang, maka aktivitas ekonomi seperti pengeluaran untuk konsumsi dan
pembayaran pinjaman dapat dilakukan pada masa-masa tertentu. Uang
yang kita miliki sekarang dapat kita simpan dan digunakan pada waktu
yang akan datang. Karena sifatnya yang likuid yaitu dapat dengan
mudah ditukarkan dengan barang lain.
4. Standar pembayaran yang ditangguhkan (standart of deferred payment),
yaitu dengan uang maka pemberian pinjaman dan pelunasannya dapat
digunakan pada waktu yang tidak sama, sehingga memudahkan
masyarakat dalam melakukan transaksi yang tidak dilakukan secara
tunai.
B. Pandangan Islam Tentang Uang

2
Muktar, Rahmidani, dan Siwi, 6.

4
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan
sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif permintaan akan
uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for
transaction), bukan untuk spekulasi. Islam juga sangat menganjurkan
penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah menyadari
kelemahan dari salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (bai' al
muqayyadah), di mana barang saling dipertukarkan. Menurut Afzalur Rahman:
"Rasulullah saw menyadari akan kesulitan-kesulitan dan ke- lemahan-
kelemahan sistem pertukaran ini, lalu beliau ingin meng- gantinya dengan sistem
pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau menekankan kepada para
sahabat untuk menggunakan uang dalam transaksi-transaksi mereka.
Hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti diriwayatkan
oleh Ata bin Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri.
"Ternyata Rasulullah saw tidak menyetujui transaksi- transaksi dengan
sistem barter, untuk itu dianjurkan sebaiknya menggunakan uang. Tampaknya
beliau melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada unsur riba di
dalamnya."
Dalam konsep Islam tidak dikenal money demand for speculation, karena
spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem konvensional yang
memberikan bunga atas harta, Islam ma- lah menjadikan harta sebagai obyek
zakat. Uang adalah milik ma- syarakat sehingga menimbun uang di bawah
bantal (dibiarkan tidak produktif) dilarang, karena hal itu berarti mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang adalah
flow concept, sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin
cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat
pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian.
Bagi mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Is lam
menganjurkan untuk melakukan investasi dengan prinsip Mu- syarakah atau
Mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi-hasil. Bila ia tidak ingin mengambil risiko
karena ber-musyarakah atau ber- mudharabah, maka Islam sangat menganjurkan
untuk melakukan qard, yaitu meminjamkannya tanpa imbalan apa pun, karena
meminjamkan uang untuk memperoleh imbalan adalah riba.

5
Secara mikro, qard tidak memberikan manfaat langsung bagi orang yang
meminjamkan. Namun secara makro, qard akan memberikan manfaat tidak
langsung bagi perekonomian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena
pemberian qard membuat velocity of money (percepatan perputaran uang) akan
bertambah cepat, yang berarti bertambahnya darah baru bagi perekonomian,
sehingga pendapatan nasional (national income) meningkat. Dengan
peningkatan pendapatan nasional, maka si pemberi pinjaman akan meningkat
pula pendapatannya. Demikian pula, pengeluaran shadaqah juga akan
memberikan manfaat yang lebih kurang sama dengan pemberian qard.
Islam juga tidak mengenal konsep time value of money, namun Islam
mengenal konsep economic value of time yang artinya bahwa yang bernilai
adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan harga tangguh bayar
lebih tinggi daripada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali
bin Abi Thalib, cicit Rasulullah saw, adalah orang yang pertama kali
menjelaskan di- perbolehkannya penetapan harga tangguh bayar (deferred
payment). lebih tinggi daripada harga tunai.
Yang lebih menarik adalah bahwa dibolehkannya penetapan harga tangguh
yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan time value of money, namun
karena semata-mata ditahannya hak si penjual barang. Dapat dijelaskan di sini
bahwa bila barang dijual tunai dengan untung Rp 500, maka si penjual dapat
membeli lagi dan menjual lagi sehingga dalam satu hari itu keuntungannya
adalah Rp 1.000. Sedangkan bila dijual tangguh-bayar, maka hak si penjual
menjadi tertahan, sehingga dia tidak dapat membeli lagi dan menjual lagi.
Akibat lebih jauh dari itu, hak dari keluarga dan anak si penjual untuk makan
malam pada hari itu tertahan oleh pembeli. Untuk alasan inilah, yaitu
tertahannya hak penjual yang telah memenuhi kewajibannya (menyerahkan
barang), maka Islam membolehkan penetapan harga tangguh lebih tinggi
daripada harga tunai.3

3
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Tangerang: Pustaka Alvabet,
2012), 21–22.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Uang dan Fungsi Uang:


 Uang adalah alat yang digunakan secara umum dalam pembayaran
barang, jasa, atau utang. Terdiri dari uang kertas, uang logam, serta
bentuk uang lainnya seperti cek dan rekening giro.
 Fungsi uang dalam perekonomian mencakup sebagai alat tukar
perdagangan, satuan hitung, alat penyimpan nilai, dan standar
pembayaran yang ditangguhkan. Uang mempermudah transaksi
ekonomi dan pengambilan keputusan ekonomi.
2. Pandangan Islam Tentang Uang:
 Dalam pandangan Islam, uang hanya dianggap sebagai alat tukar,
bukan komoditas, dan penggunaannya dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan transaksi, bukan untuk spekulasi.
 Islam menganjurkan agar uang selalu berputar dalam
perekonomian dan melarang menimbunnya, serta tidak mengenal
konsep time value of money. Islam juga mendorong investasi
dengan prinsip bagi-hasil (musyarakah) atau bisnis tanpa riba
(qard) untuk memanfaatkan harta secara produktif.

B. Saran

Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan


menambah pengetahuan pembaca khususnya teman-teman sekalian, akan tetapi
Makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik itu kesalahan dalam
penulisan dan kesalahan dalam pembahasan karena kurangnya pengetahuan
penulis oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang: Pustaka


Alvabet, 2012.

Muktar, Bustari, Rose Rahmidani, dan Kurnia Menik Siwi. Bank dan lembaga
Keuangan Lain. Jakarta: Prenada Media, 2016.

Anda mungkin juga menyukai