Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FUNGSI DAN PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah Fiqih
Muamalah Kontemporer

Oleh:
Febri Rahmita 30122014
Selvi Purwaningsih 30122015

Dosen Pengampu

Dr. Aidil Alfin, M.Ag., Ph.D


Nip. 197205201990031007

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
1444 H / 2022M
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat kesehatan, kesempatan dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga Allah SWT sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia dari

zaman Jahiliyah ke zaman berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan seperti

sekarang ini.

Makalah ini disusun dengan judul “Fungsi dan Peranan Uang Dalam

Perekonomian” dalam mata kuliah Ekonomi Moneter Islam. Dalam

menyelesaikan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.

Aidil Alfin, M.Ag., Ph.D yang telah memeberikan segenap penjelasan dan arahan

mengenai pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan,

karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat

diharapkan dari para pembaca. Atas perhatian dan segala saran yang tercurah,

penulis mengucapkan terimakasih. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca,

terutama bagi penulis sendiri. Amin.

Bukittinggi, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Uang 1
B. Fungsi Uang 1
C. Konsep Uang 1
D. Peranan Uang Dalam Perekonomian 1
E. Pandangan Islam Tentang Uang 1
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok
digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang
yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan
juga kesulitan dalam mewujudkan nilai. Efisiensi yang diperoleh dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan
pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktivitas
dan kemakmuran. Pada awalnya di indonesia, uang dalam hal ini uang kartal
diterbitkan oleh pemerintah republik indonesia.
Namun sejak dikeluarkannya UU No.13 tahun 1968 pasal 26 ayat
1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian
menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga
yang berhak menciptakan uang kartal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Uang?
2. Jelaskan Bagaimana Konsep Uang?
3. Apa Saja Fungsi Yang Ada Didalam Uang?
4. Bagaimana Peran Uang Dalam Perekonomian?
5. Bagaimana Pandangan Islam Tentang Uang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian Uang.
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Konsep Uang.
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Fungsi Uang.
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami Peran Uang Dalam Perekonomian.
5. Untuk Mengetahui Pandangan Islam Tentang Uang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.1
Sedangkan Uang dalam ekonomi modern didefinisikan oleh
beberapa ahli sebagai berikut:
1. A.C Piguo dalam bukunya The Veil Of Money yang dimaksud
uanga adalah alat tukar.
2. D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang
adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan
barang.
3. R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa
uang adalah seseuatu yang tersedia dan diterima umum sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah


daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok
digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang
memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga
kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan
pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan
kemakmuran.2
1
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Hal. 111-112
2
Julius R. Latumaerissa, Bang dan Lembaga Keungan Lain (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hal. 2-3
Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal
diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak
dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk
mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral,
Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan
uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Uang merupakan kebutuhan masyarakat yang paling utama. Juga


merupakan kebutuhan pemerintah, kebutuhan produsen, kebutuhan
distributor dan kebutuhan konsumen.3 Uang merupakan inovasi besar
dalam peradaban perekonomian dunia.Posisi uang sangat strategis dalam
satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan variabel lainnya. Bisa
dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem
ekonomi.Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peran
penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan
dan mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa.Uang dalam
sistem ekonomi memungkinkan.

B. Konsep Uang
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang
dalam ekonomi konvensial. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat
jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang bukan capital.
Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional
tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional
diartikan secara bolakbalik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan
uang sebagai capital”.4
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar,
bukan sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif
permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi ( money
demand for transaction), bukan untuk spekulasi. Islam juga sangat
menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah

3
Muchdarsyah, Sinungan. 1989. Uang dan Bank. Jakarta: Bina Aksara. Hlm. 3.
4
Adiwarman, Karim, 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm.
77
menyadari kelemahan dari salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu
yaitu barter (bai' al muqayadah),di mana barang saling dipertukarkan.5
C. Fungsi Uang
Di dalam fungsi uang terdapat 2 fungsi, yaitu Fungsi Asli dan Fungsi
Turunan.6
1. Fungsi Asli
a. Sebagai alat tukar (medium of change)
Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak
perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara
barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
b. Sebagai satuan hitung (unit of account)
Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang
dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan,
dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang atau jasa. Sebagai alat satuan hitung,
uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
c. Sebagai penyimpan nilai (store of value)
Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang
ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang
dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
2. Fungsi Turunan
a. Sebagai alat pembayaran
b. Untuk menentukan harga
c. Sebagai alat pembayaran hutang
d. Sebagai alat penimbun kekayaan
e. Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)
f. Sebagai alat untuk meningkatkan status social.
5
Zainul, Arifin. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Alvabeta. Hlm.
16
6
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangn Lainnya, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Hlm.12-
14
D. Jenis Uang
Uang yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan bebagai kegiatan
sehari-hari terbagi dalam bebarapa jenis. Pembagian ini didasarkan kepada
berbagai maksud dan tujuan penggunaannya sesuai dengan keperluan
berbagai pihak yang membutuhkan. Jenis-jenis uang berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman baik perkembangan nilai intrinsiknya,
nominalnya maupun fungsi uang itu sendiri. Adapun jenis-jenis uang yang
dapat dilihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Bahan Jika dilihat dari bahan untuk membuat uang maka
jenis uang terdiri dari dua macam, yaitu;
a. Uang logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari
logam, baik dari almunium, kupronikel, bronze, emas, perak atau
perunggu dan bahan lainnya. Biasanya uang yang terbuat dari logam
dengan nominal kecil.
b. Uang kertas, merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau
bahan lainnya. Uang dari bahan kertas biasanya dalam nominal yang
besar mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari. Uang jenis ini
terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi, yaitu tahan terhadap air,
tidak mudah robek atau luntur.7
2. Berdasarkan Nilai
Jenis uang ini dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut,
apakah nilai intrinsiknya (bahan uang) atau nilai nominalnya (nilai yang
tertera dalam uang tersebut). Uang jenis ini terbagi ke dalam dua jenis,
yaitu:
a. Bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang nilai
intriksiknya sama dengan nominalnya, sebagai contoh uang logam, di
mana nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama dengan nominal
uang yang tertulis di uang.
b. Tidak bernilai penuh (representative full bodiet money), merupakan
uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Sebagai
7
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006), hal. 240-241
contoh uang yang terbuat dari kertas. Uang jenis ini sering disebut
uang bertanda atau token money. Kadangkala nilai intrinsiknya jauh
lebih rendah dari nilai nominal yang terkandung di dalamnya.
3. Berdasarkan Lembaga
Berdasarkan lembaga maksudnya adalah badan atau lembaga yang
menerbitkan atau mengeluarkan uang. Jenis uang yang diterbitkan
berdasarkan lembaga terdiri dari:8
a. Uang kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral baik
uang logam maupun uang kertas.
b. Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum seperti
cek, bilyet giro, traveler cheque, dan credit card.

Perbedaan nyata dari kedua jenis uang ini adalah sebagai berikut:

a. Uang kartal berlaku dan digunakan di seluruh lapisan masyarakat,


sedangkan uang giral hanya digunakan dan berlaku dikalangan
masyarakat tertentu.
b. Nominal dalam uang kartal sudah tertera dan terbatas, sedangkan
dalam uang giral hanya ditulis lebih dulu sesuai dengan kebutuhan
dan nominalnya tidak terbatas.
c. Uang kartal dijamin oleh pemerintah tertentu, sedangkan uang giral
hanya dijamin oleh pihak Bank yang megeluarkan saja.
d. Uang kartal ada kepastian pembayaran seperti yang tertera dalam
nominal uang, sedangkan uang giral belum ada kepastian pembayaran,
hal ini tergantung dari beberapa hal termasuk lembaga yang
mengeluarkannya.
4. Berdasarkan Kawasan
Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang.
Artinya bisa saja suatu jenis mata uang hanya berlaku dalam satu wilayah
tertentu dan tidak berlaku di daerah lainnya atau berlaku di seluruh
wilayah. Jenis uang berdasarkan kawasan adalah sebagai berikut:
a. Uang lokal, merupakan uang ysng berlaku di suatu Negara tertentu,
seperti Rupiah di Indonesi atau Ringgit di Malaysia.
8
Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 4-5
b. Uang Regional, merupakan uang berlaku di kawasan tertentu yang
lebih luas dari uang lokal seperti untuk kawasan benua Eropa berlaku
mata uang tunggal Eropa, yaitu EURO.
c. Uang Internasional, merupakan uang yang berlaku antar Negara
seperti US Dollar dan menjadi standar pembayaran Internasional.
E. Peranan Uang Dalam Perekonomian
Dalam ilmu ekonomi moneter, hubungan tersebut dijelaskan
melalui teori kuanititas uang. Secara sederhana aliran atau arus perputaran
barang dan uang terjadi dalam suatu perekonomian dapat dijelaskan
sebagai berikut. Sesuai dengan fungsi uang seperti telah diuraikandi atas
terdahulu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membutuhkan uang untuk
memperlancar kegiatan ekonominya baik berupa kegiatan produksi,
investasi maupun konsumsi. Sebagaimana diketahui, dalam setiap kegiatan
ekonomi selalu terdapat dua macam aliran, yaitu aliran barang danaliran
uang atau dana.9
Sebagai contoh, dalam suatu kegiatan produksi, untuk
menghasilkan suatu produk, perusahaan membutuhkan input, misalnya
berupa bahan baku dan tenaga kerja. Dalam proses tersebut perusahaan
akan membeli bahan baku dan menyewa tenaga (keahlian) dari
masyarakatsehingga akan terjadi aliran barang dan jasa berupa bahan baku
dan tenaga kerja dari masyarakat. Padasaat yang sama juga terjadi aliran uang
dari perusahaan untuk pembayaran bahan baku yang di beli tersebut.
Aliran uang keluar tersebut bagi perusahaan akan menjadi pos biaya,
sementara bagimasyarakat, aliran uang masuk tersebut merupakan pos
pendapatan.
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini
tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang.Tidak ada satupun
peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan
uang.Kalaupun ada, maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti
stagnan dan tidak berkembang.

9
Syafruddin Prawiranegara, Ekonomi dan Keuangan: Makna Ekonomi Islam Kumpulan
Karangan terpilih,Jilid II, Jakarta: Masaagung, 1988, h. 290
Abraham H. Maslow dalam teori Motivasinya mengatakan bahwa
kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan
fisik manusia tidak lain adalah berupa barang dan jasa. Untuk memenuhi
kebutuhan akan barang dan jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah
dengan memiliki sesuatu yang disebut UANG. Karena uang adalah sesuatu
benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat untuk
memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia
berupa barang dan jasa. Sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan yang paling "mendasar" dalam perekonomian dan
kehidupan sosialnya adalah UANG.10
Dalam sejarahnya, peranan dan fungsi uang telah berkembang
secara pesat, tanpa mengenal batas, ras, bangsa dan negara sehingga uang
telah ikut memberikan andil yang penting dalam proses perkembangan
peradaban manusia secara global. Aphra Behn, seorang dramawan abad
ke-17 menulis dalam bukunya The Rover (1677), "Uang berbicara dalam
bahasa yang dimengerti semua bangsa."
Uang memang benda mati. Namun ternyata ia bisa mengendalikan
hidup manusia. Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran
uang yang sesungguhnya. Dengan uang yang notabene adalah benda mati
– napas hidup perekonomian suatu negara dapat terlihat.Dengan uang
manusia bisa membeli rasa aman, bersosialisasi, dihargai dan
dihormati.Dengan uang manusia dapat mengaktualisasikan dirinya.
Uang Dalam Perekonomian Modern, Salah satu penemuan yang
paling menakjupkan dalam sejarah peradaban manusia adalah uang.Tidak
perlu diperdebatkan apakah uang merupakan penemuan ilmiah atau
bukan.Satu hal yang pasti adalah bahwa dengan ditemukannya uang, hidup
manusia menjadi lebih mudah di banding dengan masa sebelum di
temukannya uang.Dengan adanya uang, transaksi yang di lakukan oleh
manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak perlu dibatasi lagi oleh
dimensi waktu.Dewasa ini uang sebagai institusi ekonomi dan
komoditas mempunyai peranan penting dalam perekonomian.
10
Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Islam, Jakarta: Rajawali
Press, 1987, h. 63
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima
sebagai alat pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan
demikian pengggunaan uang dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi
pola pikir yang baku. Mengingat fungsi utama dari sebuah institusi adalah
mempermudah kehidupan manusia, baik secara individu maupun
kelompok, maka dapat dikatakan siapapun manusia yang hidup di alam
modern akan mengalami kesulitan jika tidak mau menerima uang.
1. Uang dan modernisasi perekonomian Istilah modern mengandung
makna yang bersifat relatif dan dinamis.Maksudnya, ukuran modern
terus-menerus berubah sepanjang masa.Sesuatu yang pada masa lalu
di anggap modern, saat ini mungkin dikatakan primitif. Sesuatu yang
saat ini modern,dalam waktu yang singkat dapat saja dianggap
primitif.
2. Uang sebagai indikator modernisasi bangsa Pengalaman menakjubkan
peradaban yang modern adalah peradaban yang semakin menghargai
uang. Fakta tersebut bukanlah dimaksudkan untuk menyatakan bahwa
peradaban modern adalah money minded atau mata duitan, melainkan
semakin menyadari pentingnya peranan uang.
Jika tujuan pembangunan bangsa atau peradaban manusia adalah
tercapainya kesejahteraan dan keadilan, maka bangsa yang modern
adalah bangsa yang adil dan sejahtera setidak-tidaknya bangsa modern
yang lebih adil dan sejahtera disbanding bangsa yang belum
moderm.Dari sisi pandang ekonomi, bangsa yang makin modern
adalah bangsa yang makin mampu mengalokasikan sumberdayanya
dengan lebih efisien. Sumberdaya tersebut mencakup sumberdaya
ekonomi dan non ekonomi.
3. Uang sebagai indikator tingkat modernisasi perekonomian Perekonomian
modern adalah perekonomian yang sangat menjujung tinggi alokasi
sumber daya ekonomi.Keputusan yang diambil oleh konsumen maupun
produsen sifatnya mandiri, terdesentralisasi, dan berdasarkan
pertimbagan untung rugi.Orientasi mereka adalah mencapai
keseimbangan individu.Konsumen mencapai kepuasan maksimum dan
produsen mencapai laba maksimum. Jika kedua pelaku ekonomi
tersebut telah mencapai kondisi optimal, maka perekonomian akan
mencapai kondisi efesien atau sering di sebut kondisi kesimbangan
umum.
4. Uang dan stabilitas ekonomi Bangsa yang modern adalah bangsa di
mana kemauan dan kemauan dan kempuan memilih atau mengambil
keputusan mandiri sangat di hargai.Salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut adalah kemampuan
memberikan secara terus menerus dan berkesinambungan, peningkatan
kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian,
untuk mencapai taraf bagsa yang modern, maka institusi ekonomi,
khususnya institusi keuangan, sangat di perlukan.Fungsi dan peranan
institusi ekonomi adalah untuk mengelola ketidak pastian jangka
pendek maupun jangka panjang.Dapat juga dikatakan tujuan
pembagunan institusi ekonomi adalah meningkatkan stabilitas ekonomi
jangka panjang.
5. Indikator stabilitas ekonomi Sebuah perekonomian dikatakan stabil jika
perkembangan indikator makro ekonominya dalam jangka panjang
tidak fluktuatif, atau semakin tidak fluktuatif.indikator-indikator
makro ekonomi yang umumnya digunakan untuk mengatur stabilitas
perekonomian adalah pertambahan ekonomi, stabilitas harga umum,
lapangan kerja, dan nilai tukar. Tingkat pertambahan ekonomi yang
relatif stabil dalam jangka panjang hanya mungkin tercapai jika
ekspektasi tetangmasa depan terus membaik. Sebaliknya
perekonomian yang terus semakin stabil akan meningkatkan
ekspektasi. Pertambahan ekonomi bermanfaat jika pertambahan tersebut
disertai stabilitas harga umum, yang diukur dari tingkat inflasi.Hal
ini menunjukan pertambahan dan perkembangan di sisi penawaran
agregat. Dengan demikian inflasi dan pertambahan ekonomi dapat di
gunakan sebagai tolok ukur stabilitas perekonomian.
6. Jumlah uang beredar dan stabilitas ekonomi Sebenarnya, pada saat
membicarakan uang dalam perekonomian modern, kita tidak hanya
berbicara tentang jumlah uang beredar, melainkan juga pasr uang,
pasar modal, instrument keuangan, dan lembaga
keuangan.Kesemuanya terkait dengan fungsi-fungsi uang yang sangat
menopang kegiatan perokonomian modern.Pengaruh jumlah uang
beredar terhadap perekonomian telah di jelaskan oleh banyak ahli
ekonomi aliran utama (mainstreams), yaitu klasik dan Keynesian.
F. Pandangan Islam Tentang Uang
Mata uang yang direkomendasikan dalam Ekonomi Islam adalah
dinar (Emas) dan dirham (Perak). Dinar emas adalah koin emas berkadar
22 karat (91,70%) dengan berat 4,25 gram. Sedangkan Dirham perak
adalah koin perak murni (99.95%) dengan berat 2.975 gram. Standar Dinar
dan Dirham ini telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, pada tahun 1
Hijriyah, dan kemudian ditegakkan oleh Khalifah Umar ibn Khattab pada
tahun 18 Hijriyah. Pada saat itu untuk pertama kalinya Khalifah Umar ibn
Khattab mencetak koin Dirham. Sedangkan orang yang pertama kali
mencetak Dinar emas Islam adalah Khalifah Malik ibn Marwan pada
tahun 70 Hijriah, dengan tetap mengacu kepada ketentuan dari Rasulullah
Saw. maupun Umar ibn Khattab ra., yaitu dalam rasio berat 7/10 (7 Dinar
berbanding 10 Dirham).
Bagi negara-negara mayoritas muslim, fenomena mempopulerkan
penggunaan dinar dan dirham sebagai alat tukar pembayaran dan kegiatan
transaksi ekonomi dilandasi oleh beberapa hal berikut: Pertama, dalam
Alquran dan al-Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan
istilah emas dan perak (dinar dan dirham). Keyakinan ini semakin
mendorong penggunaan atas keduanya meski tidak ada keharusan.11
Dalam sejarah Islam, terdapat dua kelompok yang mendefinisikan
uang. Kelompok pertama adalah yang membatasi uang hanya pada emas
dan perak saja, diantaranya Mujahid, AbuHanifah, An-Nakha'i, Abu
Yusuf, An-Nabhani dan Baqir Sadr. Sedang yang tidak membatasi uang
hanya pada emas dan perak saja adalah Laith ibn Sa' ad, Ibnu Taymiyah,
As-Syaibani, Ibn Hazm, dan AzZuhri. Kedua adalah dalam upaya
11
Adimarwan A. Karim, Ekonomi Makro Islami. (Jakrta: PT Raja Grafindo Persada,
2014 ), Hlm, 83-86
menegakkan rukun Islam yaitu membayar zakat dan menegakkan hukum
Islam yaitu hukuman bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah dinar
dan dirham. Seorang muslim yang memiliki harta emas, uang dan
kekayaan lainnyayang telah mencapai nishob (ukuran berat) senilai emas
20dinar wajib membayar zakat. Bagi pencuri yang senilai Vs dinar, maka
padanya wajib dikenakan hukuman had (potong tangan), meski dalam
tatanan implementasi sangat sulit untuk diterapkan.
Ketiga, bahwa uang emas bersifat universal dan dapat diterima
oleh setiap manusia karena bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit
untuk dipalsukan. Uang emas memiliki warna, kadar dan kekuatan tertentu
yang tidak bisa dibuat dari bahan logam lain. Berbeda dengan uang kertas
yang tidak jarang sulit untuk diterima oleh manusia dannegara lain, apakah
alasan politis maupun alasan lain. Pemalsuan terhadap uang kertas juga
lebih mudah untuk dilakukan. Keempat, uang emas dapat digunakan
sebagai alat simpanan yang nilainya relatif stabil. Dengan uang emas,
nilainya tidak mengalami fluktuasi yang tajam, kerena nilai uang nominal
sama dengan nilai intrinsiknya. Hal ini berbeda dengan uang kertas yang
nilainya sangat fluktuatif dan berbeda antara nilai nominal dengan nilai
intrinsik uang.
Stabilitas uang kertas sebagai alat pembayaran juga tidak terjamin,
akibat digunakannya konsep time value of money dan kesalahan dalam
memfungsikan uang. Efek samping yang dirasakan dalam aktifitas
ekonomi adalah bahwa nilai uang (kertas) akan berubah setiap kurun
waktu karena nilainya mengalami penyusutan. Hal inilah yang membuat
uang kertas dapat dipergunakan sebagai alat komoditi perdagangan dan
spekulasi, bukan sebagai alat tukar pembayaran. Dampak digunakannya
uang sebagai komoditi perdagangan adalah kehancuran nilai mata uang
yang dijadikan sebagai sarana spekulasi, sehingga menyebabkan nilai mata
uang jatuh. Jatuhnya nilai mata uang inilah yang banyak disimpulkan para
ekonom sebagai penyebab kehancuran dan krisis ekonomi suatu negara.
Paparan di atas mengisyaratkan bahwa di dalam ekonomi Islam uang yang
direkomendasikan adalah emas dan perak atau biasa disebut dengan dinar
dan dirham.12
Dipilihnya mata uang emas dan perak paling tidak karena empat
alasan, yaitu Pertama, dalam Al-Quran dan As Sunnah banyak
menyebutkan harta dan kekayaan dengan istilah emas dan perak (dinar dan
dirham). Keyakinan ini semakin mendorong penggunaan atas keduanya
meski tidak ada keharusan. Kedua adalah dalam upaya menegakkan rukun
Islam yaitu membayar zakat dan menegakkan hukum Islam yaitu hukuman
bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah dinar dan dirham. Ketiga,
bahwa uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh setiap
manusia karena bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk
dipalsukan. Keempat, uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan
yang nilainya relatif stabil.

12
Muhammad, Dasar-Dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, h. 69
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini
tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun
peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang.
Kalaupun ada, maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan
dan tidak berkembang. Peran uang dalam perekonomian dapat diibaratkan
darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Tanpa darah, manusia seakan-
akan hendak mati. Kekurangan uang bagaikan kekurangan darah yang
mengakibatkan gairah hidup menurun dan lemah, yang pada akhirnya
manusia menjadi sakit-sakitan. Uang memang benda mati. Namun ternyata
ia bisa mengendalikan hidup manusia. Ini bisa terjadi jika manusia lupa
akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya. Dengan uang yang
notabene adalah benda mati napas hidup perekonomian suatu negara
dapat terlihat. Dengan uang manusia bisa membeli rasa aman,
bersosialisasi, dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia dapat
mengaktualisasikan dirinya. Uang adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai dan diterima umum untuk melakukan berbagai macam transaksi
ekonomi/pembayaran.
Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi tiga, yaitu : Arti penting
uang dalam produksi, Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi,
Arti penting uang pada masyarakat. Ciri-ciri uang dibagi lima, yaitu :
Dapat Diterima Umum dan Nilainya Stabil (Acceptability), Mudah
Dibawa dan Ditukarkan (Portability), Tahan Lama Awet dan Tidak
Mudah Ditiru (Durability), Dapat di Bagi dalam Unit yang Lebih Kecil
( Devisibility ), Jumlah nya Mencukupi untuk Transaksi ( Elasticity of
suplay ). Jenis-jenis uang dibagi empat, yaitu : Berdasarkan Bahan
(material), Berdasarkan Nilainya, Berdasarkan Lembaga/Badan
Pembuatnya, Berdasarkan Kawasan/Daerah. Macam-macam Standar
Moneter dibagi menjadi dua, yaitu : Standar barang (Commodity
standard) dan Standar Kepercayaan (Fiat Standard). Dalam pandangan
ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga
keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga, Tujuan Spekulasi.
Sedangkan dalam pandangan ekonomi Islam maka tujuan memegang uang
terdiri dari dua keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga.
Dalam pandangan kebijakan moneter syariah, kebijakan moneter
sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman
Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan
tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali. Sedangkan dalam
pandangan kebijakan moneter konvensional bunga (interest) ini menjadi
hal yang sangat dominan bisa dilihat dari fungsi uang dalam kebijakan
ekonomi moneter salah satunya adalah tujuan spekulasi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis
mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang kami
sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah
wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Adimarwan A. Karim, Ekonomi Makro Islami. 2014. Jakrta: PT Raja Grafindo

Persada.

Adiwarman, Karim. 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ahmad M. Saefuddin. 1987. Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Islam.

Jakarta: Rajawali Press.

Julius R. Latumaerissa, Bang dan Lembaga Keungan Lain. 2011. Jakarta:

Salemba Empat

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangn Lainnya. 2012. Jakarta: Rajawali Press.

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam.

Muchdarsyah, Sinungan. 1989. Uang dan Bank. Jakarta: Bina Aksara.

Muhammad. 2004. Dasar-dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia.

Muhammad. 2004. Dasar-Dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia.

Mustafa Edwin Nasution. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Syafruddin Prawiranegara. 1988. Ekonomi dan Keuangan: Makna Ekonomi Islam

Kumpulan Karangan terpilih,Jilid II, Jakarta: Masaagung.

Zainul, Arifin. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Alvabeta.

G. Jenis Uang
H. 1) Berdasarkan Bahan
(material)
I. a. Uang Logam
(uang emas, perak,
perunggu)
J. b. Uang Kertas (uang
kartal (currencies) dan
K. c. Uang giral (deposit
money).
L. 2) Berdasarkan
Nilainya
M. a. Uang bernilai
penuh (full bodied
money)
N. Nilai yang tertera di
atas uang tersebut
sama nilainya dengan
bahan
O. yang digunakan.
Dengan kata lain, nilai
nominal = nilai
instrinsik. Jika uang
P. tersebut terbuat dari
emas, maka nilai uang
itu sama dengan nilai
emas yang
Q. dikandungnya.
R. b. Uang yang nilai
terkandungnya
(Intrinsik) sama dengan
nilai nominalnya
S. c. Uang yang tidak
bernilai penuh
(Representative full
bodied money)
T. Uang ini terbuat dari
kertas, dengan demikian
nilainya sebagai barang
U. tidak ada (nol).
Uang jenis ini hanya
mewakili (represent)
dari sejumlah
V. Di dalam fungsi uang
terdapat 2 fungsi, yaitu
Fungsi Asli dan Fungsi
Turunan.
W. 1. Fungsi Asli
X. a. Sebagai alat tukar
(medium of change)
Y. Dengan uang orang
yang akan melakukan
pertukaran tidak perlu
Z. menukarkan dengan
barang, tetapi cukup
menggunakan uang
sebagai alat
AA. tukar. Kesulitan-
kesulitan pertukaran
dengan cara barter
dapat diatasi
BB. dengan pertukaran
uang.

Anda mungkin juga menyukai