DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………........................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………......................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….............................4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..4
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai sejarah uang, semua tahu bahwa sebelum uang itu ada, orang-orang
pada zaman dahulu menggunakan sistem barter untuk proses transaksi jual beli ini atau
dalam arti saling menukarkan barang yang sama nilainya. Sistem transaksi barter ini
berupa pertukaran antara barang dengan barang, jasa dengan jasa, barang dengan jasa, atau
bahkan sebaliknya. Namun dalam sistem barter ini banyak menemukan kesulitan dalam
bertransaksi seperti sulit dipecah atau sulit untuk dibawa sehingga banyak dikeluarkan
uang kertas, logam atau bahkan sampai berbentuk sertifikat.Untuk memahami cara kerja
perekonomian kita harus memahami peranan uang serta sistem dan fungsi dari pada uang
tersebut.Pada negara kita Indonesia di tahun 2016, Bank Indonesia meluncurkan seri
pecahan uang terbaru seperti yang kita kenal sekarang sebagai rupiah.Peranan uang dalam
perekonomian seperti dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa
yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya
pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan
hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran barang.Selain itu ada juga yang
mendukung perkembangan dan munculnya uang dalam sebuah teori yang dikemukakan
oleh keynes dan permintaan uang klasik yang akan dibahas dalam makalah ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
itu, terkadang juga sulit untuk mencari barang dengan nilai yang cocok.Manusia pun berkreasi
dengan menggunakan manik-manik, kerang, atau beragam batuan untuk dijadikan sebagai alat
tukar. Karena dirasa tidak efektif, logam mulia seperti emas dan perak kemudian dipilih
menjadi alat tukar.Emas dan perak yang terbatas juga membuat uang dari bahan ini juga
kemudian perlahan ditinggalkan. Kemudian dipilihlah kertas dan logam lain sebagai uang yang
masih digunakan sampai sekarang.
Pengaruh uang terhadap perekonomian memiliki tiga peran utama dalam menompang
perekonomian masyarakat, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan uang. Tanpa adanya uang, manusia tidak akan dapat membeli sebuah barang
ataupun jasa. Arti dari fungsi ini adalah bahwa manusia menggunakan uang untuk membayar
jasa atau barang yang dibutuhkannya.Untuk peranan mata uang rupiah di Indonesia sendiri
adalah sebagai alat tukar barang, sebagai sebagai satuan hitung, sebagai penyimpan nilai,
sebagai alat pembayaran utang dan sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan
(modal).Masyarakat menggunakan uang yang berbeda dari masa ke masa karena nilai
kegunaan, keamanan dan penyesuaian akan situasi dan kondisi yang harus dapat dilaksanakan
dalam kegiatan ekonomi. Uang bukan hanya memenuhi kebutuhan primer, sekunder, tertier,
sosial dan rohani, tetapi uang bisa juga mengangkat ego. Dengan memiliki uang, harga diri bisa
terangkat, rasa percaya diri bertambah, berani mengeluarkan pendapat, berbicara di muka
umum, dan berani mengambil tugas-tugas sosial.
Dalam buku Ekonomi Moneter (2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa
menurut kaum klasik permintaan uang ditentukan oleh besarnya volume transaksi ekonomi
yang bersifat proporsional terhadap pendapatan nasional.Jadi, menurut kaum klasik,
permintaan uang hanya ditentukan oleh pendapatan nasional saja. Permintaan uang tidak
ditentukan oleh faktor ekonomi lainnya, seperti tingkat bunga.Kaum klasik juga beranggapan
bahwa permintaan uang bersifat inelastis terhadap tingkat bunga karena tidak dipengaruhi oleh
besarnya tingkat bunga
Dalam buku Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis (2005) karya Kaman
Nainggolan, Nuhfil Hanani, dan Soekardono, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang
klasik pada pasar uang, yaitu:
Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan transaksi.
Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah.
Pasar uang selalu dalam keadaan seimbang, di mana permintaan uang sama dengan
penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya output nasional atau pendapatan
nasional.
Teori permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tentang
alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Pada prinsipnya, dengan sumber
6
ekonomi yang terbatas, manusia haruslah memilih alokasi yang memberikan kepuasan sebesar-
besarnya (prinsip ekonomi). Apabila mereka akan memperbanyak konsumsi misal-nya, maka
jumlah kekayaan (yang terdiri dari pendapatan dan kekayaan iainnya) akan semakin kecil.
Demikian juga apabila mereka ingin memiliki salah satu bentuk kekayaan lebih banyak maka
dengan sendirinya pemilihan bentuk kekayaan yang lain akan menjadi lebih sedikit. Mereka
akan selalu mencari keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dari pemilikan sesuatu
bentuk kekayaan. Jadi, teori permintaan uang pada dasarnya ingin menjawab pertanyaan
mengapa (alasan-alasan apa) yang menyebabkan seseorang mengujudkan kekayaan dalam
bentuk kas. Teori permintaan uang klasik, tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada awal
mulanya teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang/masyarakat
menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan daripada uang.
Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:
MV=PT di mana:
M = Jumlah uang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode
P = Harga barang dan T = Volume barang yang diperdagangkan.
Kaum klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar uang akan menentukan tingkat
harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa perubahan jumlah uang beredar tidak
akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional, tetapi hanya akan berpengaruh terhadap
tingkat harga umum.Pengaruh uang dalam perekonomian menurut pandangan klasik dijelaskan
bahwa uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor tetapi perubahan pada jumlah uang
beredar akan menyebabkan perubahan tingkat harga saja. Permintaan uang memegang peranan
penting dalam perilaku kebjakan moneter di setiap perekonomian. Banyak literatur yang
menjelaskan baik secara teoritis maupun empiris dari permintaan uang bagi negara- negara
maju maupun negara-negara yang sedang berkembang.
Perbedaan antara teori Klasik dengan teori dari Keynes adalah dalam teori Keynes
menekankan bahwa pasar uang (Md, Ms) terutama menentukan tingkat bunga, sedangkan teori
klasik menekankan bahwa pasar uang terutama menentukan tingkat harga.Dalam teori klasik
Menganggap nilai uang adalah stabil, Adanya tambahan jumlah uang beredar tak akan
mempengaruhi sektor riil, dan Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat harga
umum. Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan tingkat pendapatan nasional. Atau
dengan kata lain permintaan akan uang tergantung dari tinggi rendahnya pendapatan nasional.
7
C. TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
Permintaan uang menurut Keynes merujuk pada permintaan uang untuk transaksi yang
dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional. Semakin tinggi kegiatan transaksi ekonomi,
semakin tinggi permintaan uang untuk kebutuhan transaksi.
Keynes yang memiliki nama lengkap John Maynard Keynes ini berpendapat dalam
buku Ekonomi Moneter karya Jimmy Hasoloa, teori permintaan uang adalah karena uang
diperlukan sebagai alat pembayaran, untuk keperluan berjaga-jaga, dan untuk keperluan sehari-
hari.Dalam buku Principles of Money, Banking, and Financial Markets karya Lawrence S.
Ritter dkk., ada beberapa ide teori permintaan uang Keynes pada pasar uang, yaitu tiga
motif masyarakat dalam memegang uang.
Keynes, dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, membedakan antara motif
transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi. Jadi dia juga rnengakui adanya motif transaksi,
hanya saja yang lebih penting (dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi) adalah
motif spekulasi.
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung dari
pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk
transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan
transaksi yang lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih
rendah. Penduduk yang tinggal di kota besar cenderung melakukan transaksi yang lebih besar
dari penduduk yang tinggal di kota kecil (atau pedesaan).Dari sini jelas bahwa Keynes
mengikuti jejak Kaum klasik (paling tidak Marshall) bahwa permintaan uang untuk transaksi
tergantung dari pendapatan. Namun Keynes berbeda dengan Kaum klasik dalam hal penekanan
pada motif spekulasi dan peranan tingkat bunga dalam menentukan permintaan uang untuk
spekulasi.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan
uang kas untuk tujuan/motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga
naik, berarti ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money) makin
kecil. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga semakin besar keinginan masyarakat
untuk menyimpan uang kas. Akibatnya masyarakat menghendaki/ingin membeli
surat berharga lebih banyak dan dengan demikian permintaan uang kas makin kecil.
Sebaliknya apabila tingkat bunga kenyataanya di bawah normal, masyarakat akan
memperkirakan tingkat bunga akan naik kembali pada tingkat bunga normal tersebut.
Harga surat berharga diperkirakan turun (sebab tingkat bunga naik) sehingga mereka
akan menjual surat berharga dan dengan demikian keinginan memegang uang kas
naik.
Motif transaksi tergantung dari pendapatan sedang motif spekulasi tergantung dari
tingkat bunga. Masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan
transaksi sehari-hari. Contohnya, kalau kita mau membeli pensil di koperasi bayarnya harus
dengan uang cash (transaksi jual beli).Arti dari berjaga-jaga adalah untuk persiapan
8
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau yang tidak terduga. Misalnya, sakit atau
mengalami kecelakaan kalau tidak punya tabungan, bagaimana membayarnya. Nama lain dari
motif ini adalah motivasi spekulasi. Misalnya, kita membeli emas saat harga emas sedang
rendah dan menjualnya kembali saat harga emas tersebut naik.Kesimpulannya dapat
menghasilkan keuntungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sejarah uang baru dimulai ketika manusia mulai membutuhkan alat tukar untuk melakukan
transaksi demi mencukupi kebutuhan hidupnya melalui berdagang.Sebelum adanya uang,
aktivitas perdagangan dilakukan dengan sistem pertukaran barang, seperti barter dan uang
barang yang merupakan awal mula uang. Uang sangat berpengaruh dalam masyarakat dan
dianggap sangat mendukung aktivitas ekonomi dan sosial. Hal ini dikarenakan setiap orang
akan termotivasi untuk memperoleh uang sehingga mereka ingin bekerja atau melakukan
kegiatan ekonomi. Motivasi ini didapat juga karena uang adalah sebuah kebutuhan dalam
kehidupan. Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman.
Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang
berperan untuk memperlancar pertukaran barang. Menurut pandangan Klasik dalam teori
kuantitas uang, dijelaskan bahwa uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor tetapi
perubahan pada jumlah uang beredar akan menyebabkan perubahan tingkat harga saja.
Golongan klasik berpendapat bahwa apabila telah mencapai pengerjaan penuh (full
employment) uang tidak berperan dalam perkembangan ekonomi karena pertambahan uang
hanya akan mengakibatkan peningkatan harga yang proporsional dengan pertambahan uang
tersebut.Ditambahi dengan pernyataan keynes yaitu permintaan uang untuk transaksi yang
dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional merupakan hal yang tidak bisa dibantah.
Semakin tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan uang untuk
kebutuhan transaksi.Selain itu disertai dengan 3 motif memegang uang menurut Keynes antara
lain: motif transaksi, untuk transaksi dan dipengaruhi oleh pendapatan. motif berjaga-jaga,
untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan. motif spekulasi, untuk memperoleh
keuntungan pada masa depan.
SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/8739/3/2EP17813.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/35946/10/9.%20NIM.%208166162008%20CHAPTER%20I.pdf
10