Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

METODE BERCERITA (STORRY TELLING) KISAH DALAM AL-QUR’AN


UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu : Drs. Ramli, MA

Disusun Oleh:
Ilman Ashari (7213540009)

Dosen Pengampu : Drs. Ramli, MA

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah Rekayasa Ide dengan judul “Metode
Bercerita Kisah Dalam Al-Qur’an Untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini “

Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah saw, yang telah
membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan kebodohan dan membawa kita
menuju zaman yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Ramli, MA. serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah mini
riset ini secara langsung maupun tidak langsung. Semoga hasil rekayasa ide kami ini dapat
memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua pihak
masyarakat.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan
sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Disusun

penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
C. Manfaat penelitian .............................................................................................. 2

BAB II KERANGKA UMUM

A. Landasan Teoritis ............................................................................................... 3


B. Metode Bercerita kisah Al-quran ....................................................................... 4
C. Subjek Penerapan .............................................................................................. 4

BAB III Metodologi Pelaksanaan

A. Metode Pelaksanaan ........................................................................................... 4

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Penelitian ini berjudul “Metode Bercerita Kisah Dalam Al-Qur’an Untuk Membangun
Karakter Anak Usia Dini”. Penelitian ini akan membahas mengenai pengenalan Al-Quran
terhadap penilaian karakter anak usia dini. Yang mana penelitian ini dilakukan di Taman
Kanak-kanak Ananda. Jl.pancing Gg suluh

B. Latar Belakang
Mengenal al-Qur’an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum
pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan universal, sehingga terdapat
waktu khusus dimana pengajaran tentang al-Qur’an ditanamkan, baik untuk anak-anak,
remaja, dewasa, bahkan saat usia lanjut. Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber utama ajaran
Islam, sumber norma, sumber hukum pertama, dan yang perlu dipahami lebih mendalam oleh
umat Islam sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir, berbuat serta beramal bagi manusia
sebagai kholifah di bumi. Memahami fungsi al-Qur’an wajib bagi setiap manusia yang
beriman dan harus berusaha belajar mengenal, memahami, serta membaca dengan fasih dan
benar sesuai dengan aturan membacanya (ilmu tajwidnya). Mempelajari makna tersurat
maupun makna yang tersirat, menghayati serta mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemampuan dasar membaca Al-Qur’an pada anak usia dini sangat penting untuk
penguasaan keterampilan membaca Al-Qur’an pada tahap-tahap usia perkembangan
selanjutnya. Ada beberapa pendapat tentang pengertian anak usia dini. Batasan pengertian
tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association Education
of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak,
penitipan pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun
negeri, TK, dan SD.
Kemampuan membaca pada anak usia dini terutama pengenalan kemampuan dasar
membaca Al-Qur’an tidak dapat dipaksakan.. John W Santrock mengutip pendapat Ruff dan
Capozolli mengatakan bahwa melalui kontrol terhadap ”perhatian” dapat menunjukkan
perubahan-perubahan penting selama masa kanak-kanak. Dengan mengacu pada Tingkat
1
Pencapaian Perkembangan bahasa diatas, pengenalan keterampilan dasar membaca Al Qur’an
untuk anak usia dini sangatlah penting untuk kemajuan tahap perkembangan usia selanjutnya.
Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dasar
membaca Al-Qur’an. Pada anak usia dini kemampuan ini ditekankan pada pengenalan
membaca Al-Qur’an dengan cepat dan tepat dimulai dengan huruf hijaiyyah. Dengan media
yang tepat dapat memberikan stimulasi pada anak sehingga dapat terekam pada ingatan anak
dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya usaha yang dilakukan secara
bertahap. Karena membaca merupakan proses yang lebih rumit terutama kemampuan dasar
membaca Al-Qur’an dibandingkan dengan proses komunikasi secara lisan. Hal tersebut
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi pada anak didik terhadap pembelajaran.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas rekayasa ide
Pendidikan Agama Islam, dan juga untuk memperkenalkan Al-quran kepada anak usia dini
untuk membangun karakter.
.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan pembelajan mahasiswa
untuk lebih mengetahui bagaimana pentingnya pengenalan Al-Quran terhadap anak usia dini.
Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pengayaan ilmu islam yang nantinya
digunakan sebagai pembangunan konsep islam di Unimed. Secara praktis dapat digunakan
sebagai pengembangan dan pembangunan pentingya pengenalan Al-Quran terhadap anak usia
dini dalam rangka meningkatkan kualitas umat islam secara umum.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori

Alqur’an merupakan masdar dari kata qoro’a yang artinya membaca. Kata kerja ini
awalnya berbahasa ‘aromiyah kemudian masuk kedunia Arab sebelum kehadiran islam.
Mereka mengambil contoh ayat Al-qiyamah 17-18. Kelompok yang kedua yang ditkohi oleh
Azzujaj berpendapat bahwa Al-qur’an merupakan sifat yang berwazan fa’lan yang dideriv
asikan dari Al-qur’u bermakna Al-jum’u yang artinya mengumpulkan. Sementara itu Alfarro
berpendapat bahwa Al-qur’an diambil dari Al-qori’i lantaran satu ayat dengan yang lain
saling menopang dan saling menyerupai. Dari sekian pendapat tersebut pendapat yang umum
dipegang para ulama adalah dalam pengertian bahwa Al-qur’an merupakan bentuk masdar
dari kata qoro’a yang bermakna mengumpulkan. Masdar dari kata qoro’a yakni Al-qiro’ah
yang bermakna mengumpulkan huruf-huruf dan kalimat antara satu dengan yang lain secara
urut.Al-quran dari segi bahasa berarti “yang dibaca” atau “bacaan”.

Sedangkan menurut istilah Al-qu’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firman-
firman Allah SWT yang diwahukan dalam bahsa Arab pada Nabi Muhammad dan yang
membacanya bernilai ibadah. Al-qur’an merupakan firman Allah yang muncul dari zat-Nya
dalam bentuk perkataan yang tidak dapat digambarkan. Orang-orang mukmin mengimaninya
dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Alquran
adalah firman Allah dengan sebenarnya.

Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an adalah penolong bagi umat
manusia. Al-Qur’an adalah Ilmu diatas segala ilmu. Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi
Muhammad yang masih ada sampaihari dimana bumi akan musnah. Ini hanyalah sebagian
dari keiistimewaan-keistimewaan yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Mengenalkan Al-Qur’an kepada anak sejak usia dini disebut sebagai cara utama
membentuk anak shalih atau shalihah. Namun demikian, perlu pendekatan khusus agar
mereka yang masih belia bisa merengkuh kemampuan tersebut. Mengenalkan Al-Qur’an
kepada anak sejak usia dini disebut sebagai cara utama membentuk anak shalih atau shalihah.
Namun demikian, perlu pendekatan khusus agar mereka yang masih belia bisa merengkuh
kemampuan tersebut.

Hal yang perlu diketahui bahwa mendidik anak dengan Al-Qur’an juga harus
memperhatikan latar belakang sekolah dan guru. Pendidikan anak usia dini sebagai sarana
pembentukan karakter. Hal ini menekankan pembiasaan anak-anak dengan cara
3
pendampingan sambil belajar. “Saat anak didik dalam TK dibiasakan pada pola hidup yang
islami dengan karakter norma agama, seni, sosial, kognitif dan bahasa,” Selama berada di
sekolah ini, anak dilatih untuk mandiri dengan belajar tanpa ditunggui orang tua. “Kita
berikan toleransi dua atau tiga hari," jelasnya. Dalam pembelajaran Al-Qur’an, gadis 22 tahun
yang mengambil jurusan PG PAUD ini menggunakan pendekatan dengan metode gerakan.
Menurutnya, seorang anak lebih mudah mengingat dengan cara menirukan gaya. Karena itu
selama berada di PAUD ini, anak-anak diajari praktik serta belajar mengaji dengan tanpa
harus bisa membaca. “Mengenalkan Al-Qur’an dengan metode gerakan per kata agar mudah
diingat dan ditirukan. Seorang anak harus mendapatkan sesuatu yang konkret.
Kemudian, dari hasil wawancara kami pada guru mata pelajaran Al-Qur’an dapat
diketahui bahwa bagaimana metode guru tersebut mengajarkan materi yang ada didalam Al-
Quran, yang kami terima adalah bahwa guru tersebut menggunakan metode menghafal, dan
menggunakan metode ceramah yang mana pada metode ceramah seorang guru harus
menanamkan nilai-nilai akhlak pada setiap penyampaian nya.

Kemudian pada penerapan dan menerbiasakan anak usia dini untuk menerapkan isi
kandungan surah al-Kautsar juga harus membiasakan murid untuk sholat lima waktu, dan
terus berbuat baik, hal ini harus diadakan kerja sama antara guru dan murid agar kesimbangan
ilmu yang didapat dan pengawasan nya dirumah dapat terjalankan. Setelah kami melakukan
pengamatan bahwa anak usia dini di TK- Ananda ini banyak yang sudah melakukan sholat.
Walaupun sholat karena ajakan dari orang tuanya dan gurunya.

Jadi dengan menangkap secara visual sebagai sarana membantu mempemudah


mengingat. Untuk memperhatikan seberapa jauh anak didik telah memahami atau menghafal,
tim guru telah mempersiapkan berbagai permainan.

B. Penerapan Mengkaji Kisah Al-Quran

Metode dalam menyampaikan cerita banyak sekali ragamnya. Mulai dari penyampaian
berceritayang klasik hingga menggunakan media yang berbasis komputer. Salah satunya yaitu
bercerita menggunakan basis audiovisual. Media audiovisual adalah media yang dilengkapi
dengan peralatan suara dan gambar dalam satu unit. Media ini tidak hanya mengandalkan
audio (suara), tetapi dilengkapi dengan visual (video). Media audiovisual lebih mampu
mengkomunikasikan sebuah tujuan atau tema yang ingin disampaikan kepada anak karena
didukung dengan gambar bergerak yang menggambarkan gambaran semi fakta dari kisah
yang disampaikan dan suara yang mendukung penyampaian nilai karakter suatu kisah itu

4
sendiri. Media audiovisual dapat digunakan untuk : 1. Mengembangkan ketrampilan
mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar oleh anak.

2. Mengatur diskusi dengan mengungkapkan pendapat-pendapat anak 3. Menjadi modal


karakter yang akan ditiru oleh anak 4. Menjadi bahan ajar yang variatif dan perubahan-
perubahan tingkat kecepatan anak dalam memahami suatu bahasan/topik cerita.

Teknik ini sangat efektif sekali, terutama untuk materi sejarah (siroh), kultur Islam dan
terlebih lagi sasarannya untuk anak didik yang masih dalam perkembangan “fantastis”.
Dengan mendengarkan suatu kisah, kepekaan jiwa dan perasaan anak didik dapat tergugah,
meniru figur yang baik yang berguna bagi kemaslahatan umat, dan membenci terhadap
seseorang yang zalim. Jadi, dengan memberikan stimulasi kepada anak didik dengan cerita
itu, secara otomatis mendorong anak didik untuk berbuat kebajikan dan dapat membentuk
akhlak mulia

Adapun jenis cerita Qur’ani menurut materi yang disampaikan kepada anak-anak
dapat dikategorikan dalam beberapa macam, antara lain:

a. Cerita para nabi Materi cerita berisi kisah-kisah 25 nabi utusan Allah, mulai dari kelahiran,
perjuangan dalam menjalankan tugas, sampai wafatnya. Materi cerita ini hendaknya menjadi
materi utama yang disampaikan kepada anak-anak. Dalam cerita ini, pembawa cerita dapat
sekaligus mengajarkan nilai-nilai akidah dan akhlak al-karimah kepada anak-anak.

b. Cerita para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh Materi cerita berisi kisah-kisah para
sahabat, ulama, dan orang-orang saleh yang dapat dijadikan suri teladan untuk lebih
meningkatkan ketakwaan dan keimanan serta akhlak al-karimah. Misalnya: cerita khulafaur
rasyidin, walisongo. Tertib merupakan prasyarat tercapainya tujuan bercerita. Suasana tertib
harus diciptakan sebelum dan selama anak-anak mendengarkan cerita. Diantaranya dengan
cara-cara sebagai berikut : a. Aneka tepuk: seperti tepuk satu-dua, tepuk diam, tepuk anak
sholeh dan lain-lain. b. Tata tertib cerita, sebelum bercerita pendidik sebaiknya
menyampaikan aturan selama mendengarkan cerita, seperti tidak boleh jalan-jalan, tidak
boleh menebak/mengomentari cerita, tidak boleh mengobrol dengan temannya atau
mengganggu kawannya dengan berteriak dan memukul meja.

Hal ini dilakukan untuk mencegah agar peserta didik tidak melakukan kegiatan yang
mengganggu jalannya cerita. Teknik penyampaian cerita dengan membacakan langsung akan
sangat bagus jika guru memiliki prosa yang sesuai untuk dibacakan saat memulai cerita,
sehingga pesan-pesan yang disampaikan mudah ditangkap oleh anak. Kemudian ilustrasi

5
gambar dari buku diperlukan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan sehingga anak
akan lebih focus dan perhatian pada guru.

6
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahwasanya memperkenalkan Al-Quran terhadap karakter anak pada usia dini adalah
yang paling utama dan paling terpenting. Pentingnya pembentukan karakter positif pada anak
sejak usia dini mengharuskan orang tua dan guru memilih metode yang tepat dalam
penyampaian kisah yang dapat menyentuh hati anak sehingga berefek pada perilakunya
sehari-hari. Maka metode bercerita kisah islami menjadi sangat urgen sebab kemampuannya
menyentuh aspek kognitif, juga menyentuh aspek afektif, selain itu juga berpotensi
membentuk aspek psikomotorik. Agar cerita dapat tersaji dengan menarik, diperlukan
beberapa persiapan, mulai dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, penyiapan alat
peraga dan media lainnya hingga penyajian cerita.

B. SARAN

Dari penjelasan dari hasil rekayasa ide kami yang telah kami kerjakan ini, mungkin
kiranya ada terdapat kesalahan, kami selaku penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun. Agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami. Terimakasih.

7
DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Mukarom Fisal Rosidin, Al-Qur’an (Jakarta: Kementrian Agama:2014)


Syaikh Muhammad, Keutamaan Membaca Al-Qur’an (Jakarta :IslamHouse:2012)

Anda mungkin juga menyukai