Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Hubungan Pemikiran Pendidikan Islam dengan Ilmu Al-Qur’an dan Pemikiran


Pendidikan Sebagai Kiblat Berpikir Umat Islam

Dosen pengampu: Dwi Fitri Wiyono, M.Pd. I

Oleh Kelompok 3:

1. Shoifatun Nur Azizah 21901011021


2. Widiati Ningrum 21901011175
3. Muhammad Yahya Izulkhaq 21901011317
4. Ahmad Zaenuri Rosyid 22001011239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG

TAHUN AKADEMIK 2022


Jl. Mayjen Haryono 193 Malang 65144
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan tulus dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat taufiq
dan hidayah-Nya, kita bisa menyusun makalah Pemikiran Pendidikan Islam ini dengan bab
pembahasan mengenai Hubungan Pemikiran Islam dengan Ilmu Al-qur’an dan Pemikiran
Pendidikan Sebagai Kiblat Berpikir Umat Islam, sehingga dapat hadir ditengah pembaca yan
budiman.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tecurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia.

Makalah ini kami susun supaya mungkin, dan berkat pertolongan-Nya


Alhamdulillah makalah ini dapat kami selesaikan. Terlepas dari itu, kami menyadari
seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat ataupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami akan sangat terbuka atas segala masukan, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, sehingga kami bisa melakukan perbaikan dalam
pembuatan makalah-makalah berikutnya dengan baik dan benar.

Semoga dengan adanya makalah ini, bisa memberi manfaat, barokah serta
menambah keilmuan dalam mengembangkan mindset yang lebih maju, kreatif dan inspiratif
terhadap kita. Aaaminn.

Malang, 18 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Pengertian Hubungan pemikiran dalam Al-Qur'an .......................................................2


1. Pengertian Al-Qur'an .........................................................................................2
2. Pengertian pemikiran Islam dalam Al-Qur’an ................................................. 3
B. Pemikiran Pendidikan Islam Al-Qur'an dan hadits .......................................................8
1. Paradigma Islam ................................................................................................8
2. Konsep Moderat dalam Al-Qur'an ....................................................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................12


A. Kesimpulan ..................................................................................................................12
Daftar Pustaka .........................................................................................................................13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah syari'at yang diturunkan kepada umat manusia di bumi ini agar mereka
beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia yang
dilahirkan dengan membawa potensi yang dididik maupun mendidik sehingga dapat
menjadikan Khalifah di muka bumi. Menurut pemikiran KH.Hasyim Asy'ari Pendidikan
Islam adalah suatu sarana dan upaya strategis yang dapat dilakukan oleh manusia dalam
rangka mencapai kemanusiaannya, sehingga mampu mengetahui hakikat penciptaannya
manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT., serta mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat yang dilandaskan pada Al-Qur'an dan hadits.

Perjalanan sejarah islam dan pendidikan Islam yang timbul tenggelam, Perlu dikaji
ulang sebab untuk mengetahui penyebab dunia Islam dan umat Islam bisa tertuju pada kiblat
dunia ilmu pengetahuan, pemikiran pendidikan Islam pun juga memiliki ciri khas sekaligus
mempunyai dasar berpijak yang sangat strategis yaitu berdasarkan wahyu ilahi dan Sunnah
Rasulullah Saw, yakni Islam tidak boleh kehilangan identitas nya dalam peraturan hidup yang
semakin kompleks, sehingga Diantara para tokoh-tokoh Islam yang terkenal yang telah
menghiasi lembaran tentang sejarah tentang pemikiran pendidikan Islam di dunia antara lain:
Ibn Sina, Al-Ghazali,Al-qabisi, Rasyid Ridha, Ibn Kaldhun, Ibn maskawaih dan Ibn
Taimiyah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Al- qur’an dan islam?
2. Apa hubungan pemikiran pendidikan Islam?
3. Apa tujuan Pendidikan Islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pemikiran pendidikan Islam dengan ilmu Islam lainnya.
2. Untuk menjelaskan tujuan pemikiran pendidikan Islam dengan ilmu Islam lainnya.
3. Untuk menjelaskan hubungan pemikiran pendidikan Islam dengan ilmu Al-Qur'an.
4. Untuk mengetahui isi pokok tentang hubungan pemikiran pendidikan Islam dengan
ilmu Islam lainnya sebagai untuk kiblat berpikir.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hubungan pemikiran pendidikan dengan ilmu Al-Qur'an


1. Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a - yaqra’u - qira’atan - qur’anan,
yakni sesuatu yang dibaca atau bacaan. Sedangkan secara istilah merupakan Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan sampai kepada kita secara mutawatir serta
membacanya berfungsi sebagai ibadah. Sebagian ulama’ ada yang menambahkan sifat lain
daridefinisi Al-Qur’an. Redaksi tambahan dari Ali ash-Shabuni yaitu al-mu’jiz bi wasithati
al-amin Jibril as. Al-maktub fi al-mushaf, al-mushaf, al-mabdu bi surati al-Fatihah wa al-
makhattam bi surati an-Nas. Namun, menurut pendapat dari Yunahar Ilyas pengertian yang
disuguhkan oleh ash-Shabuni lebih tepat kepada pengertian mushaf bukan Al-Qur’an.
Apalagi pada era teknologi saat ini, Al-Qur’an tidak hanya berwujud mushaf yang tertulis
melainkan juga berbentuk digital, compact disc, dan audio rekaman.
Selain sebagai firman Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an juga sebagai
mukjizat daripada Nabi Muhammad SAW. Dikatakan sebagai mukjizat karena pada waktu itu
masyarakat Arab jahiliyah pandai dalam membuat sastra Arab (sya’ir), sastra Arab pada
waktu itu berada dalam puncak kejayaan sehingga membuat manusia berbondong-bondong,
berlomba-lomba dalam membuat sya’ir, dan sya’ir yang terbaik akan ditempel di dinding
Ka’bah dan membuat yang bersangkutan merasa sombong. Setelah datangnya Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Arab terkagum-kagum dan terkejut akan
lantunan yang terdapat pada ayat Al-Qur’an, mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah
buatan Nabi Muhammad SAW, bukan firman dari Allah S.W.T
Secara termminologis, menurut Muhammad Labib Al-Najihi, pemikiran pendidikan
Islam adalah aktifitas pikiran yang teratur dengan menggunakan metode filsafat. Pendekatan
tersebut dipergunakan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memudahkan proses pendidikan
dalam sebuah sistem yang integral.
Dengan berpijak dari pengertian diatas dapat di definisikan bahwa pemikiran
pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara
sungguh-sunggu dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan
berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana
bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.

2
2. Pengertian Islam

Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh,
dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT. Orang
yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran Islam.
Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan diri sendiri, juga menyelamatkan
orang lain. Tidak cukup selamat tetapi juga menyelamatkan. Secara istilah Islam adalah
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar dapat hidup
bahagia di dunia dan akhirat.

Inti ajarannya (rukun Islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan, dan pergi haji bila mampu.

Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan sikap
kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang yang beragama Islam akan
mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri maupun pada orang lain. Juga keselamatan diri
sendiri dan keselamatan orang lain.

3. Hubungan Pemikiran Pendidikan Islam

Adapun hubungan antara ilmu dan agama kemungkinan titik temu keduanya menurut
Bambang Sugiharto adalah agama dapat membantu ilmu agar tetap manusiawi dan selalu
menyadari persoalanpersoalan konkrit yang mesti dihadapi. Melalui agama, mengingatkan
bahwa ilmu bukanlah satu-satunya jalan menuju kebenaran dan makna terdalam kehidupan
manusia. Agama senantiasa mengingatkan ilmu dan teknologi untuk senantiasa membela
nilai kehidupan dan kemanusiaan. Begitu juga dengan ilmu, mampu membantu agama
merevitalisasi diri melalui sikap kritis dan sikap realistis, kemampuan logis, dan kehati-hatian
dalam mengambil kesimpulan melalui temuannya mampu membantu agama menghindari
bahaya stagnasi dan pengaratan dalam mewujudkan idealismeidealismenya secara konkrit
terutama menyangkut kemanusi.

Kuntowijoyo mengemukakan gagasannya mengenai suatu penyikapan baru perihal


hubungan antara agama (Islam) dan ilmu, yaitu pengilmuan Islam, paradigma Islam dan
Islam sebagai agama. Pengilmuan Islam merupakan proses keilmuan yang bergerak dari teks
AlQur’an menuju konteks sosial dan ekologi. Paradigma Islam ialah hasil dari keilmuan

3
(yakni paradigma baru mengenai ilmu-ilmu integralistik, sebagai hasil penyatuan agama dan
wahyu). Sedangkan Islam sebagai agama ialah proses sekaligus hasil. Tiga hal inilah yang
menurut Kuntowijoyo, mendorong perlunya pengembangan ilmu sosial profetik yang tidak
hanya mengubah fenomena sosial, tetapi memberi petunjuk kearah mana, untuk apa, oleh
siapa suatu perubahan harus dilakukan umum.

Kesempurnaan kandungan Al- Qur’an telah memberikan kekaguman seorang dokter


ahli bedah berkebangsaan Prancis bernama Mourice Bucaille dengan mengatakan bahwa Al-
Qur’an merupakan kitab suci yang obyektif, memuat petunjuk bagi pengembangan ilmu
pengetahuan modern, kandungan ajarannya sangat sempurna dan sesuai. Dengan
perkembangan zaman dan penemuan sains modern. Sebagai sumber pendidikan, AlQur’an
memiliki prinsip-prinsip yang menjadi acuan. Prinsip tersebut adalah tauhid dan risalah
Ilahiyah. Prinsip tauhid menjadi landasan utama karena di dalamnya memberikan
pemahaman tentang keesaan Allah dan eksistensi manusia dengan penciptaannya. Dalam
ilmu pendidikan, tauhid diumpamakan sebagai akar yang dapat mentransfer energi pada
pohon dan daun.

Dengan demikian begitu sinerginya antara ajaran agama Islam dengan aspek
pendidikan. Dimana tidak adanya pemisahan atau dikotomi dalam ilmu pengetahuan baik
agama ataupun umum dan Al-Qur’an tidak pernah membedakan keduanya. Terjadinya
perbedaan tersebut dilatar belakangi oleh adanya perbedaan cara pandang dan kerangka
berfikir juga permasalahan yang berkaitan dengan alam, manusia dan kehidupan oleh ilmuan
Barat. Barat menilai mengenai alam, manusia dan kehidupan dari sudut material dan
menghasilkan keuntungannya kepada manusia secara materi. Karena bersandar pada materi
maka sesuatu yang tidak empiris dianggap mitos. Hal ini yang membedakan dengan kerangka
berfikir yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dimana Islam dan Al-qur’an memandang alam,
manusia dan kehidupan suatu sisten yang telah diatur oleh Allah SWT sehingga pandangan
Al-Qur’an mengenai kehidupan yang di dalamnya terdapat ilmu, subjek dan objek ilmu
pengetahuan merupakan sistem tauhidi ilahi, dimana semua berasal dari Allah S.W.T. maka
segala ketentuan merupakan ketetapan- Nya.

Jika meminjam istilah ranah pendidikan menurut taksonomi Bloom, yang berkaitan
dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam Islam ranah kognitif yang ingin
dikembangkan bukan hanya pada kecerdasan intelektual akan tetapi lebih kepada pemahaman
akan aqidah yang di dalamnya terdapat tauhid, sehingga keilmuan apapun yang dipelajari

4
tidak terlepas dari kesadaran akan adanya pencipta ilmu tersebut yaitu Allah SWT Hal ini
akan menghasilkan ranah afektif yang yang menghasilkan keimanan atau kesadaran diri
sebagai makhluk Allah dan sebagai sumber dari sistem alamiah yang ada disekitarnya.
Kesadaran ini akan melahirkan kesalehan baik kesalehan vertikat maupun horizontal atau
kesalehan individu dan kesalehan sosial. Ini akan melahirkan output dari Lembaga
pendidikan yang taat mengerjakan ibadah yang Allah perintahkan juga dapat menciptakan
kesalehan sosial. Untuk lebih menguatkan ketauhidan, maka dalam bidang Pendidikan
diperlukan kurikulum yang mengacu kepada Al-Qur’an. Ahmad Tafsir mengembangkan
kurikulum Pendidikan berbasis Al-Qur’an menjadi kurikulum tauhid (QS. Luqman/31: 13),
Kurikulum Akhlak (QS. Luqman/31: 14-15), Kurikulun Sejarah (QS. Luqman/31: 14-15),
Kurikulum Sains (QS. Luqman/31:16), Kurikulum Ibadah, Dakwah dan Sosial, Kurikulum
Tazkiyatunnafs (QS. Luqman/31: 18), dan Kurikulum Etika Sopan Santun (QS. Luqman/31:
19)

4. Pendidikan teoritis dan praktis

Pendidikan peran yang sangat penting dalam menentukan eksistensi dan perkembangan
masyarakat,karena pendidikan ialah usaha melestarikan, mengalihkan dan
mentransformasikan nilai kebudayaan dalam segala macam aspek dan jenisnya kepada
generasi selanjutnya.apabila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia, pendidikan
Islam adalah salah satu alat kebudayaan bagi masyarakat.sebagai suatu alat, pendidikan Islam
dapat di fungsi kan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup umat
manusia, sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial untuk memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dalam hal ini,kedayagunaan pendidikan sebagai alat
pembudayaan sangatlah bergantung kepada pemegang alat tersebut, yaitu para pendidik.

Argumentasi perlunya ilmu pendidikan Islam teoritis dapat dilihat dari beberapa alasan
sebagai berikut:

1. Pendidikan sebagai usaha pembentukan pribadi manusia harus melalui proses yang
panjang.

2. Pendidikan Islam,yang bersumber nilai-nilai ajaran agama Islam.

3. Islam merupakan wahyu dari Allah SWT dengan tujuan untuk mensejahterakan.

4. Ruang lingkup pendidikan Islam merupakan,hal yang mencakup segala bidang kehidupan
manusia.

5
5. Teori-teori,hepotesis dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran agama Islam
sampai kini belum tersusun secara ilmiah.

5. Disiplin ilmu Pendidikan Islam

Menurut ketentuan ilmu pengetahuan sosial (Social science) secara umum, persyaratan
yang harus dipenuhi oleh pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu yaitu mencakup hal-hal
sebagai berikut:

1. Memiliki sebuah objek pembahasan yang jelas yang bercorak khas pendidikan yang
ditunjang sebagai ilmu pengetahuan lain yang relevan.

2. Mempunyai teori, pandangan,asumsi atau hipotesa-hipotesa yang bercorak pendidikan


(pedagogis) yang bersumber ajaran Islam.

3. Mempunyai metode penganalisaan yang sesuai dengan tuntutan dari corak keilmuan
pendidikan yang bernafaskan Islam atas dasar pendekatan-pendekatan yang sangat relevan
dengan corak dan keilmuan.

4. Memiliki struktur keilmuan yang definitif yang mengandung suatu kebulatan dari bagian
satu ke yang lain dan berkaitan sebagai sebuah sistem keilmuan yang mandiri.

Dalam hal sistematisasi,bahan-bahan pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan


Islam sehingga menjadi suatu ilmu yang terpadu (integral). Dan diperlukan pula sikap dan
pandangan objektif dalam pola pikir yang menyeluruh tentang sasaran tugas pendidikan yang
harus dilakukan.

4. Pendidikan Islam masa kini

Dalam pengembangan ilmu,sebuah analisis dan pengkajian bahan-bahan yang dapat


diperoleh dari kegiatan empiris,yaitu kegiatan penelitian baik berupa data kualitatif maupun
kuantitatif atau informasi dan sebagainya. Antara teori dalam ilmu pendidikan Islam dengan
fakta yang berkembang didalam lapangan empiris harus saling berkaitan. Lebih lanjut dapat
digambarkan sebagai berikut:

1. Teori sudah menetapkan adanya hubungan dari fakta yang ada;


2. Mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep.

6
3. Teori dapat mengikhtisarkan fakta-fakta,sebuah teori harus bisa menerangkan
sejumlah besar fakta.
4. Teori harus mampu meramalkan fakta,dan salah satu tugas dari sebuah teori
merupakan ramalan kejadian.
5. Teori harus bisa menunjukkan kebutuhan-kebutuhan untuk dikembangkan pada
penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan teori.

Oleh karena itu, antara teori dan praktik dalam pendidikan di satu pihak harus
saling berhubungan,dan di lain pihak teori dan praktik pendidikan harus berkembang
melalui kegiatan penelitian sebagai sarana memperkaya sekaligus mengoreksi konsep
operasional pendidikan.

Berikut ini ada beberapa penjelasan sekaligus contoh tentang Hubungan pemikiran
pendidikan dengan Al-Qur'an yang sudah ada di beberapa artikel:

Aspek pembelajaran harus diterjemahkan dalam dalil-dalil Al-Qur'an,agar tujuan


pembelajaran bisa tercapai.dalam Al-Qur'an ada 2 macam istilah yang selalu
berdampingan yaitu Ta'lim (pengajaran) dan Tarbiyah (Pendidikan/perawatan).

"Pertanyaan nya, bagaimana menerjemahkan aspek pembelajaran tersebut,sehingga


menjadi sistem yang terukur,dan semua pengetahuan potensi bisa dikeluarkan dengan
baik,dan menghasilkan hasil yang sempurna. Ada pendidikan, pengajaran,itu
berbeda". Kata UAH melalui Akhyar TV,dikutip Kamis (17/3/2022).

Al-Qur'an memisahkan 2 bagian tersebut, yaitu Ta'lim & Tarbiyah. Pengajaran biasa
disebut dengan kata Ta'lim.Ta'lim artinya hanya sekedar tranformasi pengetahuan
kepada murid/siswa. Namun,bila proses transformasi tersebut disertai dengan
perawatan,perhatian,melihat dari aspek pertumbuhan serta kekurangan dan kelebihan
siswa maka bisa berubah menjadi tarbiyah.
"Secara singkat,kalau kita ingin menerapkan proses pendidikan secara terukur dan
cara yang terbaik,dan hasil yang luar biasa,maka kata Al-Qur'an jangan pisahkan
keduanya.yakni satukan proses ta'lim dengan tarbiyah".

7
Contohnya yakni: Kita harus meningkatkan iman dan takwa kita yaitu dengan
memiliki kepintaran sampai orang tersebut paham dan menyandingkan segala
pemahaman itu kepada Allah SWT,agar bisa cepat mendapatkan pengetahuan.

2.2 Pemikiran Pendidikan Islam Al-Qur'an dan Hadits


1. Paradigma Islam
Dalam studi Islam, secara epistemologik dikenal dengan tiga macam, yaitu: yang
pertama telaah atas sumber pokok ajaran agama Islam yaitu Al-Qur'an dan hadist; Kedua,
telaah hasil dari pemikiran dan penelitian para ulama dan pakar; dan yang ketiga, telaah atas
bentuk perilaku umat Islam yang merupakan refleksi daripada keyakinan terhadap ajaran-
ajaran yang sesuai dengan ruang dan waktu. dari penjelasan diatas kita bahas model telaah
yang pertama dan kedua yakni, mengimplementasikan konsep pedagogik dan model telaah
yang ketiga yakni mengimplementasikan konsep pedagogie.
Model yang pertama: Telaah terhadap teks-teks terhadap kitab suci dan hadits nabi
digunakan sebagai konsekuensi yang logis untuk dijadikan Al-Qur'an dan hadits nabi sebagai
sebuah pondasi atau dasar dalam pendidikan Islam. Al-Qur'an dan hadits meletakkan pada
dasar dan asas-asas teori pendidikan Islam. Sementara itu, pada model yang kedua dan ketiga
menjadikan semacam Creative Translator dalam mengembangkan pendidikan Islam. Bagian
tersebut akan mencoba mengungkap bagaimana orientasi pemikiran pendidikan Islam yang
berparadigma Al-Qur'an hadist, bagian ini akan mencoba mengulas konteks paradigma
pendidikan secara kompleks.

2. Konsep Moderat dalam Al-Qur'an


Penelusuran ayat pada skema tafsir Maudhu'i dapat dilakukan dengan cara
menggunakan term atau topik yang akan dibahas. Istilah moderat dalam Al-Qur'an sering
disamakan dengan term wasata. Kata ini dalam pertengahan QS. Al Baqarah (2): 143.dengan
sebutan Ummah Wasat Al-Raghib Al-ashfahani mendefinisikan Al-wasat dengan Al-sawa'
(setara). Definisi yang lain juga, disebut oleh Al-ashfahani yaitu dengan mendefinisikan
wasat sebagai sikap kompromi terhadap dua hal tanpa keluar dari aturan-aturan agama.
Sedangkan makna wasat dalam ayat tersebut memiliki banyak pengertian. Fakhr al-Din
al Razi menjelaskan beberapa kemungkinan makna dari istilah tersebut. Pertama, wasat

8
bermakna adil, sebagaimana Allah menyebutkan dalam Q.S. Al-Qalam (68): 28, awsatubun
(yang paling adil di antara kalian). Pemaknaan wasat dengan al-Adl disebabkan karena tidak
adany kecenderungan terhadap salah satu pilihan. Kedua, makna wasat yaitu menghindari
dari sesuatu yang berlebihan. Ketiga, makna wasat berhubungan dengan keteladanan sikap
yang ditancapkan kepada umat Islam yang kelak nantinya akan disaksikan langsung oleh
rasul.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dikatakan sebagai mukjizat karena pada waktu itu masyarakat Arab jahiliyah pandai
dalam membuat sastra Arab (sya’ir), sastra Arab pada waktu itu berada dalam puncak
kejayaan sehingga membuat manusia berbondong-bondong, berlomba-lomba dalam membuat
sya’ir, dan sya’ir yang terbaik akan ditempel di dinding Ka’bah dan membuat yang
bersangkutan merasa sombong.
Dengan berpijak dari pengertian diatas dapat di definisikan bahwa pemikiran
pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara
sungguh-sunggu dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan
berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana
bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.
Dimana Islam dan Al-qur’an memandang alam, manusia dan kehidupan suatu sisten
yang telah diatur oleh Allah SWT sehingga pandangan Al-Qur’an mengenai kehidupan yang
di dalamnya terdapat ilmu, subjek dan objek ilmu pengetahuan merupakan sistem tauhidi
ilahi, dimana semua berasal dari Allah SWT.
Dalam Islam ranah kognitif yang ingin dikembangkan bukan hanya pada kecerdasan
intelektual akan tetapi lebih kepada pemahaman akan aqidah yang di dalamnya terdapat
tauhid, sehingga keilmuan apapun yang dipelajari tidak terlepas dari kesadaran akan adanya
pencipta ilmu tersebut yaitu Allah SWT Hal ini akan menghasilkan ranah afektif yang yang
menghasilkan keimanan atau kesadaran diri sebagai makhluk Allah dan sebagai sumber dari
sistem alamiah yang ada disekitarnya.
Paradigma Islam Dalam studi Islam, secara epistemologik dikenal dengan tiga macam,
yaitu: yang pertama telaah atas sumber pokok ajaran agama Islam yaitu Al-Qur'an dan hadist;
Kedua, telaah hasil dari pemikiran dan penelitian para ulama dan pakar; dan yang ketiga,
9
telaah atas bentuk perilaku umat Islam yang merupakan refleksi daripada keyakinan terhadap
ajaran-ajaran yang sesuai dengan ruang dan waktu.

10
Daftar Pustaka

a. Studi komporatif: pemikiran pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan


dan K.H. Hasyim Asyari
b. Azizah, Nur. 2018. Hubungan Ilmu dan Agama dalam Prespektif Islam Telaah
Pemikiran Kuntowijoyo. Yogyakarta: Journal vol 1
c. Sholichah, Aas. Siti. 2018. Teori- teori Pendidikan Dalam AL-Qur’an. Istititut
Perguruan Tinggi Al-Quran. Dosen Fakultas Tarbiyah. Jurnal Pendidikan Islam
vol 07, no 1
d. Hidayat, Ahmad, Wahyu. 2009. Pemikiran syekh Nawawi Al bantani dan
relevasi di era modern. Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga. Jurnal Aqlam vol 4
no 2
e. Saaat, Sulaiman. 2015. Pendidikan dan Kemampuan Berfikir manusia (analisis
tentang konsep Ibn Khaldun dan Ibn Maskawaih). Makasar. UIN Alauddin.
Jurnal vol III, no 2

11

Anda mungkin juga menyukai