Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMBANGUN PARADIGMA QUR’ANIK UNTUK KEHIDUPAN MODE


RN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Agama
Dosen Pemgampu : Adi Irfan Marjuqi, M.Pdi

Oleh :
Alda Saparida Rahmah

Ilham Fauzan Adha

Putri Rinjani

Silvia N.D.U

TINGKAT I

PROGAM STUDI D3 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS 2021

JL. K.H. Ahmad Dahlan No.20, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Ba
rat 46216
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan ba
nyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan member
ikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga maka
lah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar men
jadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sa
ngat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesemp
urnaan makalah ini.

Ciamis, 19 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................................
BAB I...................................................................................................................................
Pendahuluan.........................................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................
BAB 2 .................................................................................................................................
Pembahasan.........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam pemenuhan aspek aspek kem
anusiaan karena memberikan pondasi bagi rasionalisasi tindakan yang dipilih ma
nusia. Yang membedakan manusia dengan hewan yang sama-sama merupakan
makhluk ciptaan Allah utamanya terletak pada aspek kemampuan memilih (ikhti
yari) dengan menggunakan rasio. Sebagai salah satu indikator indeks pembangu
nan manusia, pendidikan yang merupakan hak asasi setiap manusia akan selalu
menjadi isu aktual kontemporer karena selalu bersinggungan dengan expositions
historis peradaban manusia.
Merunut kembali catatan peradaban umat manusia, sejarah telah memperlih
atkan betapa peradaban yang dijiwai nilai-nilai Islam pernah mengalami kejayaa
n selama sekian abad yang terbentang dari Andalusia sampai dataran Turkistan.
Hal tersebut terkait dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dido
rong oleh semangat memperluas berbagai aspek pendidikan yang dimotivasi ole
h soul Al-Qur'an.
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lima belas abad sila
m dengan sebuah awalan perintah untuk membaca (iqra') yang dalam konteks lu
as menjadi seruan untuk membaca, mengkaji, menganalisis, dan meneliti fenome
na diri dan sekitar yang dalam aplikasi turunannya di kemudian hari telah melahi
rkan sebuah masyarakat berpendidikan dan menghasilkan sebuah karakter perad
aban Islami yang kemudian menjadi titik tolak peradaban Barat yang kini mengh
egemoni arah sejarah peradaban manusia masa kini.
Pondasi bangkitnya fajar baru peradaban Eropa-Kristen di abad pertengah
an banyak disumbang oleh peradaban Muslim sebelumnya. Namun, disaat bangs
a Eropa mengalami masa kebangkitan kembali (renaissance) dan masa pencerah
an (illumination), bangsa Muslim yang tersebar dari daratan Maghribi hingga Nu
santara justru sedang mengalami kemunduran dan terpuruk menjadi korban impe
rialisme politik, budaya, dan ekonomi bangsa Eropa.
Dari sinilah plan besar terbentang di depan yaitu untuk mengulang kembal
i kesuksesan Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang telah menjadi tongga
k inspirasi sebuah perubahan besar umat manusia dengan berhasil mengubah sek
umpulan masyarakat jahiliah Arab dan sekitarnya untuk kemudian menjadi masy
arakat yang terdidik dan tercerahkan serta dinaungi nur Islami. Apakah hal serup
a bisa terwujud kembali lima belas abad berikutnya?
Bagi umat Muslim, menjadikan Al-Qur'an sebagai inspirasi sekaligus para
digma dalam mewujudkan atau mendesain pendidikan bukanlah hal yang bersifa
t utopis dan berlebihan justru merupakan suatu keniscayaan mengingat AlQur'an
merupakan sumber utama sekaligus menjadi premise referensi dalam perumusan
hukum Islam. Sebagai sebuah paradigma, maka hal tersebut akan terwujud dala
m kerangka yang menjadi tolok ukur sejauhmana semangat dan pesan Al-Qur'an
direalisasikan dalam mengupayakan pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menguraikan tentang bagaimana
cara membangun paradigma qur’ani sebagai pedoman hidup di masa modern ini.

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian paradigma qur’anik
2. Untuk mengatahui bagaimana konsep dasar Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui konsep dasar ijtihad

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Paradigma Qur’anik Untuk Menghadapi Kehidupan Modern


Paradigma qur'ani di kalangan mahasiswa sekarang ini menjadi urgensi dal
am menghadapi era digital seperti sekarang ini, terutama dalam menuntut ilmu d
an mengembangkan pengetahuan. Dengan berkembangnya teknologi di dunia, b
erbagai tantangan global hadir di tengah-tengah mahasiswa. Maka mahasiswa ha
rus dibekali pendidikan islami agar bisa menghadapi persoalan yang datang deng
an tetap berpedoman dengan Al-Qur'an, tidak hanya dengan kepandaian. Apabila
seorang mahasiswa memanfaatkan teknologi tanpa dilandaskan dengan ajaran A
l-Qur'an, maka akan terjadi penurunan moralitas generasi muda. Dengan menum
buhkan paradigma qur'ani di kalangan mahasiswa, diharapkan akan mencetak pe
muda-pemudi yang cerdas intelektual serta berakhlak mulia. Penelitian ini dilaku
kan untuk mengetahui pentingnya paradigma qur'ani bagi mahasiswa STIKes M
uhammadiyah Ciamis dalam menghadapi kehidupan di era digital. Dalam penelit
ian ini digunakan metode penelitian kualitatif berupa survei melalui media form
ulir elektronik. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa mayoritas mahas
iswa sadar akan pentingnya penerapan paradigma qur'ani dalam menghadapi era
digital. Namun, mahasiswa belum atau kurang memahami cara membangun para
digma tersebut. Akibatnya, mahasiswa belum atau kurang menerapkan paradigm
a qur'ani dengan baik dalam menghadapi era digital.

Al-Quran dijadikan paradigma bahwa ada suatu keyakinan dalam hati oran
g orang beriman, Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehi
dupan Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris.

Secara etimologis paradigma berasal dari bahasa Yunani yang asal katany
a adalah para dan digma. Para mengandung arti 'di samping', 'di sebelah', dan 'ke
adaan lingkungan'. Digma berarti 'sudut pandang’ 'teladan', 'arketif; dan 'ideal'. D
apat dikatakan bahwa paradigma adalah cara pandang, cara berpikir, cara berpiki
r tentang suatu realitas. Adapun secara terminologis paradigma adalah cara berpi
kir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu reali
tas atau suatu permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah
baku, eksperimen, dan metode keilmuan yang bisa dipercaya. Sedangkan penger
tian dari paradigma qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu r
ealitas atau suatu permasalahan berdasarkan al-quran.

B. Pentingnya Paradigma Qur’anik Bagi Kehidupan Modern


Al-Quran adalah sumber ajaran teologi, hukum, mistisisme, pemikiran, pe
mbaharuan, pendidikan, akhlak dan aspek aspek lainnya. Untuk apa Al-Quran di
turunkan? Apa tujuan Al-Quran diturunkan? Yusuf al-Qardhawi menjelaskan ba
hwa tujuan diturunkan Al-Quran paling tidak ada tujuh macam, yaitu:
1) meluruskan akidah manusia,
2) meneguhkan kemuliaan manusia dan hak-hak asasi manusia,
3) mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik dan benar kepada Allah,
4) mengajak manusia untuk menyucikan rohani,
5) membangun rumah tangga yang sakinah dan menempatkan posisi terhormat
bagi perempuan,
6) membangun umat menjadi saksi atas kemanusiaan,
7) mengajak manusia agar saling menolong.

Secara Etimologi Qara'a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun,


dan qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain
dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Quran pada mulanya seperti qiraah, yaitu
masdar (infinitif) dari kata qara'a, qiraatan quranan. Allah SWT berfirman :

‫فَإِ َذا قَ َر ْأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ْع قُ ْر َءانَهُۥ‬  ‫إِنَّ َعلَ ْينَا َج ْم َعهُۥ َوقُ ْر َءانَهُۥ‬
yang artinya, "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu." (Al-Qiyaamah: 17–18).
Kata qur'anah (bacaannya) pada ayat di atas berarti qiraatuhu (bacaannya/c
ara membacanya). Jadi, kata itu adalah masdar menurut wazan (konjugasi) fu'lan
dengan vokal u seperti ghufran dan syukran. Kita dapat mengatakan qara'tuhu, q
uran, qiraatan wa quranan, artinya sama saja. Di sini maqru' (apa yang dibaca) di
beri nama quran (bacaan), yakni penamaan maf'ul dengan masdar.
Quran dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muh
ammad saw. sehingga Quran menjadi nama khas bagi kitab itu, sebagai nama dir
i. Secara gabungan, kata itu dipakai untuk nama Quran secara keseluruhan, begit
u juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka, jika kita mendengar orang membac
a ayat Quran, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Alquran. Allah
SWT berfirman:

‫صتُ ْوا لَ َعلَّ ُك ْم‬ ْ ‫ئ ا ْلقُ ْر ٰانُ فَا‬


ِ ‫ستَ ِم ُع ْوا لَ ٗه َواَ ْن‬ َ ‫َواِ َذا قُ ِر‬
‫تُ ْر َح ُم ْو َن‬
"Dan, apabila dibacakan Quran, maka dengarlah dan perhatikanlah …" (Al-A'raa
f: 204).
Secara terminology, Quran memang sukar diberi batasan-batasan dengan d
efinisi-definisi logika untuk mengelompokkan segala jenis, bagian-bagian, dan k
etentuan-ketentuannya yang khusus: mempunyai genus, differentia, dan propium,
sehingga definisi Quran Definisi Alquran yang kongkret adalah menghadirkann
ya dalam pikiran atau dalam realita, misalnya kita menghadirkannya dalam pikir
an atau dalam realita.
Misalnya kita menunjuk sebagai Quran kepada yang tertulis dalam mushaf
atau terbaca dengan lisan. Untuk itu, kita katakan, "Quran adalah apa yang ada d
i antara dua buku," atau kita katakan juga, "Alquran adalah bismillaahir rahmaan
ir rahiim, alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin … minal jinnati wannaas."
Para ulama menyebutkan definisi Al Quran yang mendekati maknanya den
gan membedakan dari yang lain dengan menyebutkan bahwa Al Quran adalah ka
lam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaa
nnya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yang
meliputi segala kalam. Dan, dengan menggabungkannya kepada Allah (kalamull
ah) berarti tidak termasuk semua kalam manusia, jin, dan malaikat.

C. Membangun Argumen tentang Paradigma Quranik Sebagai Satu-satunya


Model Untuk Menghadapi Kehidupan Modern
Bahwa umat Islam mundur karena mereka meninggalkan ajarannya, sedang
kan non-Islam maju justru karena mereka meningglkan ajarannya. Adapun ajara
n dimaksud adalah ajaran murni al-Islām sebagaimana yang tercantum dalam Al
Quran dan sunah bukan ajaran- ajaran yang bersumber dari budaya selain AlQur
an dan sunah.
Kemajuan yang dicapai dengan keberhasilan pengembangan Iptek tentu aka
n membawa perubahan yang sangat dahsyat. Revolusi kebudayaan terjadi karena
Iptek telah mengantarkan manusia kepada kemajuan yang luar biasa. Kemajuan
melahirkan kehidupan current dan kemodernan menjadi ciri khas masyarakat ma
ju dewasa ini. Bagi umat Islam kemodernan tetap harus dikembangkan di atas pa
radigma Al-Quran. Kita maju bersama Al-Quran, tidak ada kemajuan tanpa AlQ
uran. Al - Quran bukan hanya sebagai sumber inspirasi, tetapi ia adalah landasan
pedoman paradigma dan guide dalam mengarahkan kemodernan agar dapat men
yejahterakan manusia dunia dan akhirat. Apa arti kemodernan kalau tidak memb
awa kesejahteraan? Apa arti kemajuan Iptek kalau manusia tidak makrifat kepad
a Allah? Imam Junaid Al-Bagdadi menyatakan, "Meskipun orang tahu segala ses
uatu tetapi jika dia tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya, maka identik denga
n tidak tahu sama sekali". Junaid ingin menyatakan bahwa landasan Iptek adalah
ma‟rifatullāh, dan Al-Quran adalah paradigma untuk pengembangan Iptek.
Al-Quran telah menetapkan beberapa gaya dalam upaya meneguhkan akida
h ini dan mensahihkan akidah ini.

1) Menegakkan argumen-argumen akan terjadinya "pembangkitan" dengan m


enjelaskan kekuasaan Allah mengembalikan makhluk sebagaimana semula. Dial
ah yang memulai penciptaan kemudian ia mengembalikannya sebagaimana sem
ula dan ia mudah untuk melakukannya. Allah SWT berfirman:

ُ‫ق ثُ َّم يُ ِع ْيد ُٗه َو ُه َو اَ ْه َونُ َعلَ ْي ِۗه َولَه‬


َ ‫ي يَ ْب َدؤُا ا ْل َخ ْل‬
ْ ‫َو ُه َو الَّ ِذ‬
ُ ‫ضۚ َو ُه َو ا ْل َع ِز ْي ُز ا ْل َح ِك ْي‬
ࣖ‫م‬ ِ ‫ت َوااْل َ ْر‬ِ ‫سمٰ ٰو‬ َّ ‫ا ْل َمثَ ُل ااْل َع ْٰلى فِى ال‬
“Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali,
dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan
di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”. (QS Ar-Rum/30: 27).

2) Mengingatkan manusia akan penciptaan benda-bendayang amat besar sang


atlah mudah bagi Allah, apalagi menghidupkan kembali manusia yang sudah ma
ti,tentunya sesuatu yang amat mudah bagi Allah. Tidakkahmereka berpikir sesun
gguhnya Allah, Dialah yangmenciptakan langit dan bumi, dan tidaklah sulit bag
i-Nya menghidupkan yang sudah mati, ingatlah sesungguhnya Allah berkuasa at
as segala sesuatu. Allah SWT berfirman:
‫هّٰللا‬
‫ض َولَ ْم يَ ْع َي‬َ ‫ت َوااْل َ ْر‬ ِ ‫سمٰ ٰو‬َّ ‫ق ال‬ َ َ‫ي َخل‬ ْ ‫اَ َولَ ْم يَ َر ْوا اَنَّ َ الَّ ِذ‬
‫بِ َخ ْلقِ ِهنَّ بِ ٰق ِد ٍر َع ٰلٓى اَنْ ُّي ْح ِي َۧ ا ْل َم ْو ٰتى ۗبَ ٰلٓى اِنَّ ٗه َع ٰلى ُك ِّل‬
‫َي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
ْ ‫ش‬
“Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang m
enciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya,
dan Dia kuasa menghidupkan yang mati? Begitulah; sungguh, Dia Mahakuasa at
as segala sesuatu”. (QS Al-Ahqaf/46: 33).

3) Menjelaskan hikmah adanya pembalasan di akhirat sehingga jelas ketidaksam


aan orang yang berbuat baik dan yang berbuat buruk, termasuk balasan bagi oran
g baik dan orang jahat. Dengan demikian, tampaklah bahwa kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan kesia-siaan. Apakah kamu menyangka bahwa kami me
nciptakan kamu hanya primary principle, dan kamu tidak akan dikembalikan kep
ada kami. Allah SWT berfirman:

‫س ْبتُ ْم اَنَّ َما َخلَ ْق ٰن ُك ْم َعبَثًا َّواَنَّ ُك ْم اِلَ ْينَا اَل تُ ْر َج ُع ْو َن‬
ِ ‫اَفَ َح‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”.
(QS Al-Mu'minun/23: 115)

Apakah manusia menduga akan ditinggalkan begitu saja secara sia-sia.


Allah SWT berfirman:

‫َه ْي َهاتَ َه ْي َهاتَ لِ َما تُ ْو َعد ُْو َن‬


“Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu”.
(QS Al-Qiyamah/75: 36),

Dan tidaklah Kami ciptakan langit, bumi, dan segala isinya sia-sia: itu adal
ah sangkaan orang-orang kafir neraka wael adalah keberakhiran orang-orang kaf
ir. Allah SWT berfirman:
‫اطاًل ۗ ٰذلِ َك‬
ِ َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ب‬َ ‫س َم ۤا َء َوااْل َ ْر‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
‫ظَنُّ الَّ ِذ ْي َن َكفَ ُر ْوا فَ َو ْي ٌل لِّلَّ ِذ ْي َن َكفَ ُر ْوا ِم َن النَّا ِۗر‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (QS Shad/38:27).

Tidak mungkinlah Kami menjadikan orang-orang beriman dan beramal sal


eh seperti orang-orang yang berbuat kerusakan atau Kami menjadikan orang-ora
ng bertakwa seperti orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah SWT berfirman:

ِ ‫ت َكا ْل ُم ْف‬
‫س ِد ْي َن فِى‬ ّ ٰ ‫اَ ْم نَ ْج َع ُل الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
‫ض اَ ْم نَ ْج َع ُل ا ْل ُمتَّقِ ْي َن َكا ْلفُ َّجا ِر‬
ِۖ ‫ااْل َ ْر‬
“Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerj
akan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau
pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-or
ang yang jahat?”. (QS Shad/38: 28).

4) Menjelaskan balasan yang ditunggu oleh orang-orang mukmin yang baik


yaitu pahala dan keridaan, dan balasan yang disediakan bagi orang-orang kafir y
aitu siksa dan kerugian. Itulah sebabnya Al-Quran sering menceritakan kiamat d
an segala kedahsyatannya. Al-Quran juga menginformasikan catatan amal yang
memuat segala kegiatan manusia baik yang bernilal maupun yang tidak bernilai
(jelek), timbangan, hisab, surga dengan segala kenikmatannya, neraka dengan se
gala penderitaannya dan kesinambungan kehidupan manusia secara jasmani dan
rohani di akhirat.

5) Menggugurkan mitologi yang dimunculkan musyrikin bahwa Tuhan-Tuha


n mereka dapat memberi syafaat pada hari Kiamat kelak, begitu juga dugaan ahli
kitab bahwa orang-orang suci mereka dapat memberi syafaat. Inilah yang dibatal
kan oleh Islam bahwa sesungguhnya tidak ada syafaat tanpa izin Allah, tidak ada
syafaat kecuali bagi orang beriman, dan manusia tidak akan mendapatkan kecual
i amalnya sendiri, dan tidak akan pernah menanggung dosa orang lain.Orang ber
dosa tidak akan menanggung dosa orang lain. Dan tidak ada bagi manusia kecual
i apa yang telah ia kerjakan. Allah SWT berfirman:

ۙ‫اَاَّل تَ ِز ُر َوا ِز َرةٌ ِّو ْز َر اُ ْخ ٰرى‬


“(yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lai
n, (QS An-Najm/53: 38)

ۙ ‫س ٰع‬
‫ى‬ َ ‫ان اِاَّل َما‬
ِ ‫س‬ َ ‫َواَنْ لَّ ْي‬
َ ‫س لِاْل ِ ْن‬
“dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”.
(QS An-Najm/53:39)

Tidak bermanfaat bagi mereka (kuffär) syafaat orang yang memberi syafaa
t. Allah SWT berfirman:

ۗ َ ‫شفَا َعةُ الشَّافِ ِع ْي‬


‫ن‬ َ ‫فَ َما تَ ْنفَ ُع ُه ْم‬
“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-or
ang yang memberikan syafaat. (QS Al-Muddatstsir/74: 48).

Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali atas izin-Nya.


Allah SWT berfirman:

‫هّٰللَا‬
ۗ‫سنَةٌ َّواَل نَ ْو ٌم‬ ِ ‫ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ُه َوۚ اَ ْل َح ُّي ا ْلقَيُّ ْو ُم ۚە اَل تَأْ ُخ ُذ ٗه‬
‫شفَ ُع‬ْ َ‫ي ي‬ ْ ‫ضۗ َمنْ َذا الَّ ِذ‬ ِ ‫ت َو َما فِى ااْل َ ْر‬ ِ ‫سمٰ ٰو‬ َّ ‫لَ ٗه َما فِى ال‬
‫ِع ْن َد ٗ ٓه اِاَّل ِباِ ْذنِ ٖهۗ يَ ْعلَ ُم َما بَ ْي َن اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْمۚ َواَل يُ ِح ْيطُ ْو َن‬
ِ ‫سمٰ ٰو‬
‫ت‬ َّ ‫سيُّهُ ال‬ ِ ‫َي ٍء ِّمنْ ِع ْل ِم ٖ ٓه اِاَّل بِ َما شَاۤ َۚء َو‬
ِ ‫س َع ُك ْر‬ ْ ‫بِش‬
‫ ْود ُٗه ِح ْفظُ ُه َماۚ َو ُه َو ا ْل َعلِ ُّي ا ْل َع ِظ ْي ُم‬Ÿُُٔ‫ضۚ َواَل ئَـ‬
َ ‫َوااْل َ ْر‬
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di
sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa y
ang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang il
mu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi
Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabe
sar”. (QS Al-Baqarah/2: 255).

Mereka tidak akan memberi syafaat kecuali kepada orang yang Allah ridai.
Allah SWT berfirman:

ْ َ‫يَ ْعلَ ُم َما بَ ْي َن اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َواَل ي‬


‫شفَ ُع ْو َنۙ اِاَّل لِ َم ِن‬
‫شفِقُ ْو َن‬ ْ ‫َضى َو ُه ْم ِّمنْ َخ‬
ْ ‫شيَتِ ٖه ُم‬ ٰ ‫ارت‬ ْ
“Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaika
t) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan ke
pada orang yang diridai (Allah), dan mereka selalu berhati-hati karena takut kep
ada-Nya”. (QS Al-Anbiya'/21: 28).

Mereka akan mendapatkan apa-apa yang telah mereka kerjakan dan Tuhan
mu tidak akan berbuat zalim kepada siapapun. Allah SWT berfirman:

ْ َ‫صبِ َح َماۤ ُؤ َها َغ ْو ًرا فَلَنْ ت‬


‫ست َِط ْي َع لَ ٗه طَلَبًا‬ ْ ُ‫اَ ْو ي‬
“Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka engkau tidak akan dapat
menemukannya lagi.” (QS Al-Kahfi/18: 41).

D. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan Ijtihad Tent


ang Paradigma Quranik Untuk Kehidupan Modern
Dalam sejarah peradaban Islam ada suatu masa yang disebut masa keemas
an Islam. Disebut masa keemasan Islam karena umat Islam berada dalam puncak
kemajuan dalam pelbagai aspek kehidupannya: ideologi, politik, sosial budaya, e
konomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertahanan dan keamanan. Karena ke
majuan itu pula, maka dunia Islam menjadi pusat peradaban, dan dunia Islam me
njadi super power dalam ekonomi dan politik. faktor-faktor yang menyebabkan
umat Islam bisa maju pada saat itu dan dalam waktu yang amat lama (lebih dari l
ima abad.), maka jawabannya tentu saja karena umat Islam menjadikan Al-Qura
n sebagai paradigma kehidupan Hasil penelitiannya menetapkan ada lima nilai et
ik yang perlu dikembangkan manusia yaitu:
1) murah hati,
2) keberanian,
3) kesetiaan,
4) kejujuran dan
5) kesabaran.
Faktor penyebab kemajuan pada zaman keemasan Islam adalah sikap umat
Islam yang mencintai dan mementingkan penguasaan Iptek. Tidak mungkin ke
majuan dicapai tanpa menguasai Iptek.

KESIMPULAN

Paradigma Qur’anik adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu r
ealitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Qur’an. Adanya kesadaran bagi se
luruh umat muslim itu yang terpenting untuk menjaga dan mewujudkan paradigm
a qur’anik ini. Karena, tanpa kesadaran dari umat muslim ini, paradigma tak akan
terwujud dan mungkin bisa saja terjadi kekacauan bagi seluruh muslim karena me
mang hanya Al-Qur’an pedoman bagi seluruh umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/8625
2. https://www.academia.edu/44540014/MAKALAH_BAGAIMANA_MEM
BANGUN_PARADIGMA_QURANI_Disusun_Oleh_Kelompok_V
3. http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/geneologi/article/download/2623/1
900/
4. https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=45765&forceview=1
5. https://id.scribd.com/presentation/482831645/BAB-5-Membangun-Paradi
gma-Qurani-pptx

Anda mungkin juga menyukai