Lisda Khoirunisa
1444 H/ 2022 M
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan Makalah dengan judul “Membangun
Paradigma Qur'ani” ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
PAI Universitas Djuanda Bogor.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………1
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan……………………………………....1
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………2
A. Pengertian paradigma…………………………………………………..2
B. Mengapa Paradigma Qurani sangat Penting bagi Kehidupan
Modern……………………………………………………………………….2
C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Paradigma Qurani dalam
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………….5
Kesimpulan………………………………………………………………..5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
permasalahan yang telah dipaparkan maka kami menyusun makalah yang berjudul
“Membangun Paradigma qur’ani”
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas danpembahasan dan
agar pembahasan terarah dengan baik, penyusun perlu mengidentifikasi
pokok-pokok masalah yang perlu dibahas.
Adapun rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari paradigma qur’ani
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun paradigma qur’ani
3. Untuk mengetahui mengapa paradigma qur’ani sangat penting bagi
kehidupan modern
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1. Tujuan
a. Tujuan utamanya untuk menggali informasi tentang Membangun
Paradigma Qur’ani
b. Mengetahui paradigma
2. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma
Secara terminologis. Paradigma adalah cara pandang atau cara berpikir tentang
sesuatu yang realitas (nyata). Bisa disimpulkan bahwa paradigma dapat juga
diilustrasikan sebagai kacamata. Paradigma adalah bingkai (frame) sebuah
kacamata, sementara sikap adalah lensa kacamata tersebut. Kita meliht dunia di
sekitar kita menggunakan keduanya. Dengan demikian, paradigma bukanlah
sikap. Atau sebaliknya, sikap adalah lensa kacamata. Sikap ini terkurung dalam
sebuah bingkai, yaitu paradigma. Berdasarkan paradigma itu yang membingkai
sikap itulah kita bertindak dan berperilaku.
Salah satu keunikan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dan
multikultur,bahkan multikulturalisme merupakan kekayaan yang dimiliki oleh
bangsa ini. Kemajemukan dan keragaman budaya adalah sebuah fenomena yang
tidak mungkin dihindari. Kita hidup di dalam keragaman budaya dan merupakan
bagian dari proses kemajemukan, aktif maupun pasif. Ia telah menjiwai dalam
setiap seluruh ruang kehidupan kita, tak terkecuali juga dalam hal kepercayaan.
Jika dilihat dari sisi agama, multikulturalisme menjadi faham-faham keagamaan
yang dianut, oleh karena itu Tuhan juga tidak dilihat sebagai bencana, tetapi justru
diberi ruang untuk saling bekerjasama agar tercipta suatu sinergitas.
Secara esensial, tujuan pendidikan Islam bukan sebatas mengisi pikiran siswa
dengan ilmu pengetahuan dan materi pelajaran semata, akan tetapi membersihkan
jiwanya yang harus diisi dengan akhlak dan nilai-nilai yang baik dan dikondisikan
supaya biasa menjalani hidup dengan baik. Dari tujuan pendidikan Islam tersebut,
dapat disimpulkan bahwa siswa diharapkan dapat menjadi manusia yang
berakhlak mulia dan dapat menghargai keragaman budaya di sekitarnya. Hal
tersebut senada dengan prinsip yang ada dalam pendidikan demokrasi. Dalam
literatur pendidikan Islam, Islam sangat menaruh perhatian (concern) terhadap
segala budaya dan tradisi ( ‘urf) yang berlaku di kalangan umat manusia dalam
setiap waktu dan kondisi, baik yang bersifat umum atau hanya berlaku dalam satu
komonitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ketetapan-ketetapan dalam
Islam yang berdasarkan ‘urf yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.Pendapat
tersebut dipekuat oleh pendapat yang senada bahwa tujuan pendidikan demokrasi
yang sesuai dengan tujuan Islam yang berbunyi: Tujuan umum syari‘ah Islam
adalah mewujudkan kepentingan umum melalui perlindungan dan jaminan
kebutuhan- kebutuhan dasar (al-daruriyyah) serta pemenuhan kepentingan (al-
hajiyyat) dan penghiasan (tahsiniyyah) mereka.
3
Dari konsep inilah kemudian tercipta sebuah konsep al-daruriyyah al-
khamsah (lima dasar kebutuhan manusia), yang meliputi jiwa (al-nafs), akal (al-
aql), kehormatan(al- ‘irdh), harta benda (al-mal), dan agama (al-din).
Dalam Islam, sistem demokrasi sendiri telah dibenarkan dan dipraktekkan oleh
beberapa negara Muslim. Penerimaan ini disebabkan apa yang dianggap prinsip-
prinsip demokrasi sesungguhnya juga terkandung dalam ajaran Islam seperti
keadilan (adl), persamaan (musawah), dan musyawarah (syura). Dengan
demikian, konsep demokrasi dalam pendidikan Islam merupakan suatu
tawaran yang dapat diterima untuk mewujudkan tujuan membentuk
manusia yang taat pada ajaran Islam itu sendiri. Agar umat Islam dapat
berkompetisi dalam peradaban global, maka konsep tersebut perlu
diimplementasikan dalam sistem pendidikan Islam saat ini.
Untuk membentuk insan robbani dan peserta didik memiliki kompetensi amal
sholeh yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dan
pendidikan Islam merupakan proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran
Islam yang bersumber pada Alquran dan Hadis untuk diaktualisasikan melalui
proses pembelajaran Pelaksanaan pendidikan Islamakan mencapai hasil yang
maksimal apabila dilakukan dengan mempertimbangkan materi,metode,dan
media yang tepat .
4
BAB III
KESIMPULAN
Paradigma Qur’ani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas
atau suatu permasalahan berdasarkan AL-Qur’an. Adanya kesadaran bagi seluruh
umat muslim adalah yang terpenting untuk menjaga dan mewujudkan paradigma
qur’ani ini. Karena, tanpa kesadaran dari umat muslim ini, paradigma tak akan
terwujud dan mungkin bisa saja terjadi kekacauan bagi seluruh muslim karena
memang hanya al-qur’an pedoman bagi seluruh umat islam. Untuk membentuk
insan robbani dan peserta didik memiliki kompetensi amal sholeh yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dan pendidikan Islam
merupakan proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam yang
bersumber pada Alquran dan Hadis untuk diaktualisasikan melalui proses
pembelajaran Pelaksanaan pendidikan Islamakan mencapai hasil yang
maksimal apabila dilakukan dengan mempertimbangkan materi,metode,dan
media yang tepat .
5
DAFTAR PUSTAKA