Anda di halaman 1dari 22

PERMINTAAN TENAGA KERJA, PASAR KERJA,

KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PENAWARAN DAN PERMINTAAN


KERJA

MATA KULIAH
EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA
Dosen Pengampu : Putri Kemala Dewi Lubis, Se., M.Si., Ak

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

ARNOL PRABOWO SIAGIAN 7213240021


MEISHA FATMA WIJAYA 7212540006
NUR AINI SIMBOLON 7212240001

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan bagi Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul pembahasan
makalah ini adalah mengenai Permintaan Tenaga Kerja, Pasar Kerja,
Ketidakseimbangan Antara Penawaran Dan Permintaan Kerja.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata
kuliah ekonomi sumber daya manusia dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman mengenai materi tersebut. Penulis juga sangat berterima
kasih kepada Ibu Dosen Putri Kemala Dewi Lubis, Se., M.Si., Ak selaku dosen
pengampu mata kuliah ekonomi sumber daya manusia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat.

Medan, 24 Februari 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
2.1 Permintaan Tenaga Kerja .............................................................................. 6
2.2 Pasar Tenaga Kerja ...................................................................................... 12
2.3 Ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran Kerja .................... 15
2.4 Contoh Kasus .............................................................................................. 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan tenaga kerja, pasar kerja, dan ketidakseimbangan antara


penawaran dan permintaan kerja merupakan konsep-konsep penting dalam ilmu
ekonomi terutama dalam mikroekonomi dan ekonomi tenaga kerja. Permintaan
tenaga kerja merujuk pada jumlah pekerja yang diinginkan oleh perusahaan atau
organisasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam produksi barang atau jasa.
Permintaan tenaga kerja tergantung pada sejumlah faktor, seperti tingkat
produksi, keuntungan, teknologi, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Sementara itu, pasar kerja adalah tempat di mana penawaran dan permintaan
tenaga kerja bertemu dan terjadi pertukaran pekerjaan antara perusahaan dan
karyawan. Pasar kerja memainkan peran penting dalam menentukan tingkat
upah dan tingkat pengangguran.
Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja terjadi
ketika jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan atau sebaliknya. Ketidakseimbangan ini dapat menghasilkan tingkat
pengangguran yang tinggi atau kekurangan tenaga kerja dalam suatu industri
atau sector.
Dalam mempelajari materi tentang permintaan tenaga kerja, pasar kerja, dan
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan kerja, kita dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan
tenaga kerja, cara meningkatkan kesesuaian antara keahlian pekerja dan
permintaan pasar kerja, serta kebijakan-kebijakan yang dapat membantu
mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan permintaan tenaga kerja dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja?

4
b) Bagaimana pasar kerja beroperasi dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penawaran dan permintaan tenaga kerja di pasar kerja?
c) Apa yang dimaksud dengan ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan tenaga kerja, dan apa saja dampak dari ketidakseimbangan
tersebut?
d) Apa saja kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja?
e) Bagaimana cara meningkatkan kesesuaian antara keahlian pekerja dan
permintaan pasar kerja untuk mengurangi ketidakseimbangan antara
penawaran dan permintaan tenaga kerja?

1.3 Tujuan

1) Memahami konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan


tenaga kerja sehingga dapat memperoleh gambaran tentang kebutuhan
tenaga kerja di pasar kerja.
2) Mengetahui cara kerja pasar kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran dan permintaan tenaga kerja sehingga dapat memahami
dinamika pasar kerja dan perubahan yang terjadi di dalamnya.
3) Mengetahui dampak dari ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan tenaga kerja seperti tingkat pengangguran yang tinggi atau
kekurangan tenaga kerja dalam suatu industri atau sektor, sehingga dapat
memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara penawaran dan
permintaan tenaga kerja.
4) Mengetahui kebijakan-kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk
mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga
kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan
kesempatan kerja bagi masyarakat.
5) Mengetahui cara meningkatkan kesesuaian antara keahlian pekerja dan
permintaan pasar kerja sehingga dapat memperbaiki kualitas tenaga kerja
dan mengurangi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan
tenaga kerja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah
pekerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan. Sehingga
permintaan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai jumlah tenaga kerja yang
diperkerjakan seorang pengusaha pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam
jangka waktu tertentu.

Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh permintaan atas suatu barang


produksi sehingga perusahaan akan menambah tenaga kerja untuk produksinya jika
permintaan akan barang produksi meningkat. Oleh karena itu permintaan tenaga
kerja disebut sebagai derived demand atau permintaan turunan Untuk
mempertahankan tenaga kerja yang digunakan perusahaan, maka perusahaan harus
menjaga permintaan masyarakat atas barang yang diproduksi agar stabil atau
mungkin meningkat. Dalam menjaga stabilitas permintaan atas barang produksi
perusahaan dapat dilakukan dengan pelaksanaan ekspor, sehingga perusahaan harus
memiliki kemampuan bersaing baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan demikian diharapkan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja dapat
dipertahankan pula ( (Daerobi, 2019)

Gambar 1: Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Keterangan :
DL = Permintaan Tenaga Kerja (demand of labor)

6
W = Upah riil
N = Jumlah tenaga kerja
Dari gambar kurva diatas, dapat menjelaskan mengenai permintaan tenaga
kerja, dapat dilihat bagaimana hubungan antara upah dan tenaga kerja adalah
negatif. Apabila tingkat upah (harga tenaga kerja) tinggi yaitu pada titik W’, maka
permintaan akan tenaga kerja hanya sedikit yaitu hanya sebanyak DL ’, sedangkan
ketika tingkat upah (harga tenaga kerja) rendah yaitu pada tingkat W, maka dengan
demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat yaitu sebanyak DL .

Berikut determinan permintaan tenaga kerjadapat diidentifikasikan melalui


beberapa faktor, yaitu :

a. Tingkat upah tenaga kerja


Jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat diperhitungkan dengan
melihat tingkat upah. Semakin rendah tingkat upah, maka tenaga kerja yang
akan diminta akan semakin banyak. Sebaliknya, ketika upah tinggi, maka
tenaga kerja yang diminta akan semakin rendah.
b. Tekhnologi
Tekhnologi yang digunakan akan mempengaruhi kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu. Ketika tekhnologi yang digunakan semakin efektif,
maka tenaga kerja dapat lebih menyesuaikan kemampuan dan
keterampilannya, sesuai dengan tekhnologi yang saat ini berkembang.
c. Produktivitas
Modal yang dipergunakan berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas tenaga kerja. Semakin tinggi modal yang dimiliki dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
d. Kualitas tenaga kerja
Indeks kualitas tenaga kerja dapat diukur melalui latar belakang
pendidikan, kemampuan yang dimiliki dan pengalaman kerjanya. Semakin
tinggi pendidikan, kemampuan yang dimiliki dan semakin berpengalaman
tenaga kerja maka permintaan tenaga kerjapun akan semakin banyak dan
mimiliki banyak peluang untuk dapat bekerja.
e. Fasilitas modal

7
Suatu output dihasilkan dengan adanya modal dan tenaga kerja yang
tidak dapat dipisahkan. Dikarenakan peranan faktor lain dapat menjadi
faktor penentu lainnya, seperti pada faktor sebelumnya.

Selain faktor diatas, berikut ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perubahan
permintaan tenaga kerja :

a. Perubahan tingkat upah dan perubahan permintaan pasar


Ketika tingkat upah berubah secara otomatis akan mempengaruhi
tinggi atau rendahnya biaya produksi suatu perusahaan. Sedangkan pada
perubahan yang terjadi dalam permintaan pasar terhadap output yang
dihasilkan oleh perusahaan tentunya dapat mempengaruhi permintaan akan
tenaga kerja. Ketika permintaan pasar terhadap output meningkat, maka
perusahaan akan meningkatkan hasil produksinya, untuk meningkatkan
hasil produksi, perusahaan akan menambah faktor produksi salah satunya
adalah menambah tenaga kerja.
b. Harga barang input menurun
Dengan turunnya harga barang yang digunakan sebagai input
produksi akan menurunkan biaya produksi perusahaan. Hal tersebut
menyebabkan harga jual barang output akan semakin murah dan permintaan
pasar semakin tinggi. Pada kondisi seperti ini perusahaan akan cenderung
meningkatkan produksinya. Disamping perusahaan meningkatkan jumlah
produksinya, permintaan akan tenaga kerja bertambah.
A. Permintaan Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek
Tingkat permintaan tenaga kerja oleh individu perusahaan yang
dapat dimaksimalkan keuntungan terjadi pada saat nilai produktivitas
tenaga kerja sama dengan biaya marginal tenaga kerja (Santoso, 2012)
dalam (Daerobi, 2019).
Kurva Nilai produk marginal (VMP/Value Marginal Product)
merupakan kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dari perusahaan
yang bersangkutan yang beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
VMP adalah biaya marjinal dari mempekerjakan satu unit tenaga kerja dan
pendapatan marjinal dari satu unit input. VMP menunjukkan manfaat yang
diperoleh dari mempekerjakan pekerja tambahan dan memegang modal

8
konstan. Asumsi bahwa harga satu input tetap (modal tetap), sehingga nilai
produk marginal tenaga kerja adalah sebagai berikut:

𝑉𝑀𝑃𝐸 = p × 𝑀𝑃𝐸

Kondisi tersebut menyatakan bahwa satu unit peningkatan tenaga


kerja akan menghasilkan pendapatan sebesar nilai unit penjumlahan dari
satu unit tenaga kerja. Jika diberlakukan harga produk sebagai variabel
eksogen tergantung pada keseimbangan pasar, maka nilai produk rata-rata
diperoleh sebagai berikut :

𝑉𝐴𝑃𝐸 = p × 𝐴𝑃𝐸

Dimana nilai produk rata-rata memberikan harga output per tenaga


kerja. Jika tingkat upah turun, perusahaan akan mempekerjakan lebih
banyak tenaga kerja, sehingga pernintaan akan tenaga kerja bergeser ke
kanan. Namun, jika perusahaan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja
yang mengarah ke peningkatan output, dan kemudian harga akan menurun
artinya nilai marginal produk menurun, sehingga kurva permintaan jangka
pendek untuk tenaga kerja menurun ke bawah. Sedangkan kenaikan harga
output menggeser nilai kurva produk marginal ke atas, dan akan
meningkatkan lapangan pekerjaan

Gambar 2 : Kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek.


Sumber : (Borjas, 2016)

9
Gambar 2 diatas merupakan kurva dari permintaan tenaga keja
jangka pandek. Kurva tersebut menggambarkan apa yang akan terjadi pada
tenaga kerja perusahaan ketika upah berubah, dengan asumsi modal
konstan. Kurva permintaan tenaga kerja memiliki slope negatif dan
menggambarkan nilai perusahaan dari kurva produk marjinal atau value
marginal product (VMP). Awalnya upah adalah $22 dan perusahaan
mempekerjakan pekerja tinggi. Pada saat upah turun menjadi $18,
perusahaan mempekerjakan 9 pekerja. Nilai produk marjinal perusahaan
menurun karena semakin banyak pekerja yang dipekerjakan. Ketinggian
kurva permintaan tenaga kerja tergantung pada harga output dan produk
marjinal. Kurva permintaan tenaga kerja akan bergeser ke kanan jika output
menjadi Kurva permintaan tenaga kerja memiliki slope negatif dan
menggambarkan nilai perusahaan dari kurva produk marjinal atau value
marginal product (VMP). Awalnya upah adalah $22 dan perusahaan
mempekerjakan pekerja tinggi. Pada saat upah turun menjadi $18,
perusahaan mempekerjakan 9 pekerja. Nilai produk marjinal perusahaan
menurun karena semakin banyak pekerja yang dipekerjakan. Ketinggian
kurva permintaan tenaga kerja tergantung pada harga output dan produk
marjinal. Kurva permintaan tenaga kerja akan bergeser ke kanan jika output
menjadi lebih mahal.Sebagai contoh, anggaplah bahwa harga output
meningkatkan, menggeser kurva VMP kekanan dari 𝑉𝑀𝑃𝐸 ke 𝑉𝑀𝑃𝐸 ′. Pada
tingkat upah $22, kenaikan harga output meningkatkan lapangan kerja
perusahaan dari 8 tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi 12 tenaga kerja.
Oleh karena itu, ada hubungan positif antara pekerjaan jangka pendek dan
harga output.

B. Permintaan Tenaga Kerja dalam Jangka Panjang


Perbedaan yang mendasar dalam permintaan tenaga kerja dalam
jangka pendek dan jangka panjang antara lain adalah sebagai berikut:

10
a) Apabila perusahaan tidak dapat atau tidak sanggup untuk merubah
input produksi yang lain, maka perusahaan dapat melakukan
penyesuaian terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan.
b) Ketika peusahaan dapat atau sanggup untuk merubah input produksi
yang lain, perusahaan tetap dapat menyesuaikan input tenaga kerja
yang digunakan.

Pada jangka panjang perusahaan akan menggunakan beberapa input


modal dan input tenaga kerja. Karena pada jangka panjang input modal
tidak bersifat konstan atau input modal bisa ditambah. Biaya untuk input
tenaga kerja (upah) dapat dengan mudah diidentifikasi. Sedangkan untuk
input modal tidak dapat langsung diidentifikasikan, untuk memudahkan
diasumsikan bahwasannya perusahaan menggunakan perlengkapan modal
setiap harinyadengan cara menyewa dan bukan membeli.

Dengan demikian kita dapat mengidentifikasi berapa banyak input


modal dan berapa banyak input tenaga kerja yang bisa digunakan untuk
berproduksi setiap harinya dengan keterbatasan pengeluaran.

Gambar 3: kurva isokuan dan isocost {(contoh peusahaan baju yang memberikan
biaya terendah (Rp)}

11
Garis isocost menggambarkan berbagai macam titik kombinasi modal dan
tenaga kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan dengan jumlah output yang
sama. Pada gambar 3 menunjukan garis batasan anggaran (Budget line/Isocost) dan
garis isokuan perusahan, garis isocost perusahaan digambarkan dengan garis lurus
X sampai Y. Apabila perusahaan menggunakan 3 unit modal dan 2 orang tenaga
kerja perusahaan akan mampu menghasilkan 20 potong pakaian, situasi seperti ini
digambarkan pada titik kombinasi B dan dalam situasi ini perusahan mencapai titik
efisien dengan batasan anggaran yang ditentukan. Namun apabila perusahaan
menggunakan kombinasi 5 unit modal dan 1 orang tenaga kerja untuk membuat 20
potong pakaian maka anggaran pengeluaran tidak cukup untuk produksi pada hari
itu, terkecuali apabila garis isocost perusahaan berada lebih tinggi atau sejumlah Rp
700.000,00 maka kombinasi tersebut dapat digunakan.

2.2 Pasar Tenaga Kerja

1. Pengertian pasar tenaga kerja

Pasar tenaga kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku untuk


mempertemukan pencari kerja denganlowongan kerja, atau proses terjadinya
penempatan dan atau hubungan kerja melalui penyediaandan penempatan
tenaga kerja. Pelaku-pelaku yang dimaksud di sini adalah pengusaha,
pencarikerja dan pihak ketiga yang membantu pengusaha dan pencari kerja
untuk dapat saling berhubungan. Pasar tenaga kerja dapat pula diartikan sebagai
suatu pasar yang mempertemukan penjualdan pembeli tenaga kerja. Sebagai
penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah para pencarikerja (Pemilik
Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga
yangmemerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan
maksud untukmengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-
orang atau lembaga-lembagayang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga
kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk
memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja
yangmendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi
yang sinergi antarakedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga

12
kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait,
yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja.

Menurut (LinovHR, 2021). Berikut ada beberapa para pelaku di pasar tenaga
kerja, yaitu :

1) Pencari kerja yaitu setiap orang yang mencari pekerjaan baik karena
menganggur, putus hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja
tetapi ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik yang sesuai dengan
pendidika, bakat, minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui
aktivitasnya mencari pekerjaan.
2) Pemberian kerja yaitu perorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan lembaga lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar imbalan berapa upah atau gaji.
3) Perantara yaitu media atau lembaga yang mempertemukan pencari
kerja dan pemberi kerja, misalkan agen penyalur tenaga kerja, bursa
kerja dan head hunters (pihak ketiga yang menghubungkan pencari kerja
dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan
kulifikasi yang dibutuhkan. Sebagai imbalan, head hunters akan
memperoleh prosentasi gaji dari orang yang diterima bekerja atau
komisi dari perusahaan.
2. Jenis-jenis pasar tenaga kerja
• Berdasarkan prioritasnya
a) Pasar tenaga kerja utama ( Primary labour market )
Pasar kerja utama adalah pasar tenaga kerja yang menawarkan
jabatan atau posisi dengan tingkat upah atau gaji yang tinggi, pekerja
yang baik dan dengan kondisi yang setabil. Pasar ini dapat
ditemukan pada sektor usaha yang menggunakan padat modal.
b) Pasar tenaga kerja sekunder ( Secondary labour market )
Para pekerja sekunder adalah pasar tenaga kerja yang menawarkan
jababtan atau posisi dengan tingkat upah atau gaji yang rendah,
posisis yang kurang setabil dan kurang memberi kesempatan untuk

13
pengembangan karir karyawan. Biasanya ini dapat dilihat pada
industri rrestoran dan jasa hotel, kasir dan penjualan ritel.
• Berdasarkan pendidikannya
a) Pasar tenaga kerja terdidik ( Skilled labour market )
Pasar keja sekunder adalah pasar tenaga kerja yang menawarkan
pekerjaan yang membutuhkan karyawan yang berpendidikan dan
memiliki keterampilan yang memadai. Pasar tenaga kerja ini
biasanya dibutuhkan pada sektor usaha formal, misalnya dokter,
akuntan, pengacara, dan lain sebagainya.
b) Pasar tenaga kerja tidak terdidik ( Unskilled labour market )
Pasar tenaga kerja tidak terdidik adalah yang menawarkan pekerjaan
yang tidak mementingkan pendidikan maupun keterampilan-
keterampilan khusus tertentu. Pasar tenaga kerja ini biasanya
ditemui pada sektor usaha informal, misalnya pedagang asongan,
loper koran dan majalah, juru parkir dan lain sebagainya.
3. Pasar tenaga kerja persaingan sempurna
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali
perusahaan. Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya
secara perseorangan pada perusahaan yang diinginkan. Pada pasar ini, setiap
tenaga kerja bertindak demi kepentingan masing-masing dan tidak
mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan
bersama.
Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum penawaran
seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti, semakin tinggi
upah tenaga kerja, semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja.
Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan
terhadap tenaga kerja. Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni
semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja.
Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran
tenaga kerja.
4. Pasar tenaga kerja monopoli

14
Jenis pasar monopoli adalah perkumpulan para tenaga kerja yang bersatu
dalam serikat pekerja atau serikat buruh yang menuntut gaji serta fasilitas
lainnya kepada perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Penentuan tingkat upah pada pasar jenis ini dilakukan dengan 3 cara:
1) Menuntut gaji yang lebih tinggi dari gaji ekuilibrium.
2) Membatasi atau mengurangi penawaran tenaga kerja.
3) Meningkatkan permintaan tenaga kerja.
5. Pasar tenaga kerja monopsoni
Pasar monopsoni adalah perusahaan yang memiliki otoritas atau kekuatan
yang lebih tinggi dibandingkan para tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena
dalam suatu wilayah hanya memiliki 1 perusahaan dengan jumlah tenaga
kerja.
Jumlah tenaga kerja yang banyak itu tidak termasuk ke dalam serikat buruh
atau serikat pekerja. Akibatnya, gaji yang diberikan kepada karyawan
biasanya di bawah upah ekuilibrium atau upah keseimbangan.
6. Pasar tenaga kerja monopoli bilateral
Jenis terakhir adalah monopoli bilateral, pasar ini terjadi karena terdapat dua
kekuatan yang saling bertentangan.Kondisi ini bisa terjadi antara serikat
pekerja dengan perusahaan yang menggunakan tenaga kerja. Baik serikat
pekerja dan perusahaan sama-sama memiliki kekuatan yang sama dalam
menuntut keinginannya. Maka terjadilah persaingan antara kedua belah
pihak dan disebut dengan istilah monopoli bilateral.Melalui pasar tenaga
kerja, perusahaan dan juga para pencari kerja atau tenaga kerja akan sama-
sama diuntungkan. Agar proses jual-beli bisa berjalan dengan lancar, kedua
belah pihak harus sama-sama mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

2.3 Ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran Kerja

Lahan pekerjaan biasanya terbatas, sehingga semakin sulit


mendapatkannya. Ini pasti menciptakan kesenjangan antara permintaan dan
penawaran tenaga kerja, sehingga berdampak bagi pengangguran. Jumlah
setengah pengangguran atau angkatan kerja yang menganggur masih cukup besar
yaitu sebesar 45,84 juta yang terdiri dari: 7,05 juta penggaguran, 8,14 juta setengah
pengganguran, 28,41 juta pekerja paruh waktu, dan 2,24 juta angkatan kerja baru

15
(jumlah ini sebesar 34,3% dari total Angkatan kerja, sementara penciptaan
lapangan kerja masih berkisar sampai dengan 2,5 juta pertahunnya) (Harahap,
2023)
Sejauh ini faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran kerja adalah :
a. Kondisi perekonomian, pesatnya pertumbuhan perekonomian disuatu
daerah mencerminkan tingginya tingkat produktivitas. Hal ini akan
berdampak pada tenaga kerja untuk mendapatkan kesempatan kerja
b. Pertumbuhan penduduk, semakin besar jumlah penduduk semakin sedikit
kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan.
c. SDM yang berkualitas, produktivitas yang tinggi dapat mendorong
kesempatan kerja. Sebaliknya rendahnya kualitas SDM maka kesempatan
kerja setiap orang akan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
d. Tingkat upah, jika kenaikan upah tidak sesuai dengan kapasitas produksi
maka dapat menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja di perusahaan
yang juga mengurangi kesempatan kerja pula.
e. Terbatasnya lapangan kerja, ketersediaan lapangan kerja relatif terbatas,
tidak di terimanya pencari kerja, yang setiap tahun meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk. Pengangguran yang terjadi bukan hanya
maslah ekonomi tetapi juga masalah sosial, dalam hal ini lapangan kerja
menjadi alat untuk menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan.
Tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran kerja menjadi salah satu
penyebab terjadinya pengangguran dan masalah lainnya dalam ketenagakerjaan,
untuk itu di perlukannya solusi agar seimbangnya permintaan dan penawaran kerja
serta mengurangi dan bersaing dengan negara lain dengan kesempatan kerja,
sebagai berikut :

a. Meningkatkan keterampilan kerja menjadi salah satu cara terbaik untuk


menyeimbangkan penawaran kerja bisa seimbang dengan permintaan
tenaga kerja
b. Peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas SDM dan dapat
memberikan kesempatan kerja yang lebih luas. Negara juga harus

16
menumbuhkan keterampilan ICT (informasi, komunikasi, tekhnologi)
antara masyarakatnya jika tidak akan tertinggal.
c. Membangun pusat-pusat latihan kerja, hal ini harus dibentuk untuk
memberikan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
d. Mendorong investasi, pemerintah harus terus mendorong investasi dari
dalam negri dan luar negri agar dapat menaikkan tingkat kesempatan kerja
di Indonesia.
e. Terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus
meningkatkan pertumbuhan kegiatan perekonomian dalam dan luar negri,
ketika ekonomi membaik dan merata, maka peluang untuk penawaran kerja
meningkat.
f. Melakukan deregulasi dan debirokrasi, deregulasi dan debirokrasi
diperkecil di beberapa sektor industri dilakukan untuk mendorong investasi
baru. Deregulasi mengubah aturanmain dibeberapa sektor. Deregulasi
biasanya mengarah pada penyederhanaan peraturan. Sementara itu
debirokrasi merupakan perubahan struktur aparat pemerintah yang
mengelola sektor tertentu. Debirokrasi biasanya menghasilkan
penyerdehanaan jumlah pejabat atau lembaga pemerintah yang menangani
masalah tertentu.

2.4 Contoh Kasus

Contoh kasus yang digunakan pada pembahasan makalah kali ini adalah
bersumber dari salah satu website berita nasional yaitu CNBC Indonesia. Yaitu
website yang berjudul Kabar Buruk! Pekerjaan ‘Berkualitas’ di RI Terus Turun.

Kondisi tenaga kerja suatu negara memiliki peranan penting dalam


menentukan tingkat pertumbuhan ekonominya. Ironisnya, meskipun kuantitas
tenaga kerja di Indonesia tergolong banyak, namun jika dilihat dari
kualitasnya ternyata tingkat produktivitas tenaga kerja di Indonesia kian menurun
(Sopiah, 2023)

Dikutip Peneliti Senior CSIS Haryo Aswicahyono dalam Media Briefing


Tinjauan Pertumbuhan Ekonomi dan Neraca Pembayaran Indonesia dalam
Menghadapi Ketidakpastian Global, Senin (20/2/2023). Beliau mengungkapkan

17
“Tenaga kerja itu juga meningkat kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi, yang
paling mengkhawatirkan adalah produktivitasnya terus menurun dari tahun ke
tahun dan paling rendah di tahun 2015-2019,". “Jadi ini mengapa sumbangan
tenaga kerja meningkat tapi dalam bentuk jumlah buruhnya, sementara kualitasnya,
human capitalnya, pendidikannya, di paper yang saya kutip itu menurun,"
lanjutnya.

Namun, rendahnya pekerjaan berkualitas di Indonesia terjadi bukan tanpa


alasan. Beliau menguraikan dalam dua sisi, yakni dari sisi permintaan karena sektor
jasa lebih mendominasi, sedangkan dari sisi penawaran karena sumber daya
manusia Indonesia masih sedikit sekali yang mampu bekerja di sektor pekerjaan
berkualitas.

Dari sisi permintaan, menurut Haryo, hal ini diakibatkan oleh perubahan
struktur pekerjaan yang terjadi sejak 2011. Dimana, terjadi pergeseran tren
pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor jasa. Sayangnya, pekerjaan di sektor jasa
yang ada di Indonesia saat ini didominasi oleh jasa yang berkualitas rendah, seperti
perdagangan dan transportasi. Alhasil, hal ini menyebabkan rendahnya
ketersediaan lapangan kerja yang berkualitas tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu membuat sektor jasa itu tidak lagi
restriktif atau dalam kata lain lebih diliberalisasi sehingga akan masuk investasi ke
sektor jasa dan hal ini dapat meningkatkan kualitas pekerjaan dari sektor jasa
tersebut. Selain itu, permasalahan permintaan ini juga dapat diatasi dengan
mendiversifikasi sektor manufaktur yang selama ini hanya tersentral di
pertambangan saja. Selain itu, dari sisi penyediaan tenaga kerja, pemerintah harus
terus memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia yang berfokus pada
peningkatan kemampuan yang dapat mengisi posisi-posisi pada pekerjaan dengan
produktivitas tinggi. Meskipun dana pendidikan di APBN sebesar 20% dampaknya
masih belum terlalu signifikan terhadap perubahan pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah berfokus pada penciptaan sumber


daya manusia unggul yang paling tidak memenuhi ambang batas minimal dari sisi

18
kuantitas sebagaimana di negara maju. Dengan demikian, Indonesia nantinya dapat
berkompetisi di level dunia.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan materi tentang permintaan tenaga kerja, pasar kerja, dan


ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan kerja, dapat disimpulkan
bahwa:

1) Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti


perkembangan ekonomi, teknologi, demografi, dan kebijakan pemerintah
dan industri.
2) Pasar kerja adalah tempat di mana tenaga kerja dan pekerjaan bertemu, dan
pasar kerja dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial seperti inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan perubahan demografi.
3) Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja dapat
mengakibatkan masalah seperti pengangguran atau kekurangan tenaga kerja
dalam industri atau sektor tertentu.
4) Berbagai kebijakan pemerintah dan program pelatihan dan pendidikan dapat
membantu mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan
tenaga kerja.
5) Meningkatkan keahlian dan kualitas tenaga kerja dapat membantu
mengurangi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga
kerja, dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
6) Pemahaman yang baik tentang permintaan tenaga kerja, pasar kerja, dan
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja sangat
penting untuk membuat keputusan ekonomi dan kebijakan yang efektif
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat diambil dari materi tentang
permintaan tenaga kerja, pasar kerja, dan ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan kerja:

20
1) Peningkatan investasi dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik oleh pemerintah maupun
oleh sektor swasta.
2) Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan
industri dalam mengembangkan program pelatihan dan pendidikan.
3) Mengembangkan kebijakan-kebijakan yang mendukung pertumbuhan
industri dan sektor tertentu yang memiliki potensi untuk menciptakan
lapangan kerja baru.
4) Mengurangi hambatan-hambatan untuk memasuki pasar kerja, seperti
pengaturan imigrasi yang terlalu ketat atau diskriminatif, untuk memperluas
pool tenaga kerja yang tersedia.
5) Meningkatkan dukungan untuk wirausaha dan pengusaha kecil dan
menengah, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan membantu
mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga
kerja.
6) Meningkatkan pemahaman tentang dinamika pasar kerja melalui penelitian
dan pengumpulan data yang akurat, sehingga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan kebijakan yang lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Borjas, G. J. (2016). Labor Economics. New York: The MacGrow-Hill Companies.


Daerobi, N. D. (2019). Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja Serta
Pengangguran di Indonesia. Seminar Nasional & Call For Paper Seminar
Bisnis Magister Manajemen (SAMBIS), 233-243.
dkk, A. M. (2023). Ketidakseimbanganantara Angkatan Kerja
Dengankesempatankerja Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2020. Jurnal
Rectum, 543-550.
Harahap, A. M. (2023). Ketidakseimbanganantara Angkatan Kerja
Dengankesempatankerja Berdasarkan Uu No. 11 Tahun 2020. Jurnal
Rectum, 543-550.
LinovHR. (2021, 5 7). Retrieved from Pasar tenaga kerja: pengertian, contoh dan
jenisnya: https://www.linovhr.com/pasar-tenaga-kerja/
Santoso. (2012). Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sopiah, A. (2023, February 21). Kabar Buruk! Pekerjaan 'Berkualitas' di RI Terus
Turun. Retrieved from CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230221064619-4-415482/kabar-
buruk-pekerjaan-berkualitas-di-ri-terus-turun

22

Anda mungkin juga menyukai