Anda di halaman 1dari 13

Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro

Dosen pengampu Bapak Dr. Ainul Furqon, M.E.

Oleh:

Teguh Masnusantoro (23383041116)


Farida Ayu Wulandari (23383042044)
Mohammad Furqon (23383041085)
Farah Maulidia R. (23383042043)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat kami susun dan kami selesaikan.

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Ainul Furqon, M.E. yang telah
membimbing kami dari segi moral maupun materi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengakui serta menyadari bahwa masih banyak
kekurangan sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk menjadi acuan agar dalam menullis
makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Terima kasih.

Wassalamuaalaikum Wr. Wb.

Pamekasan, 29 Oktober 2023

Penulis

ii
Daftar isi

Cover ................................................................................... i

Kata pengantar................................................................... ii

Daftar isi.............................................................................. iii

Bab 1 pendahuluan ............................................................ 1

A. Latar belakang ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1

Bab 2 pembahasan ............................................................. 2

1. Definisi upah ........................................................................... 2


2. Perbedaan upah uang dan upah riil ..................................... 2
3. Hubungan produktivitas dengan upah ................................ 3
4. Penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja ... 3
5. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan perbedaan upah 5

Bab 3 penutup..................................................................... 9

A. Kesimpulan ............................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................... 9

Daftar pustaka ................................................................... 10

iii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pada saat ini, banyak dari kita yang masih mempertanyakan bagaimana sebuah
perusahaan dapat menetapkan upah bagi para pekerjanya. Berbagai problema sosial sering
terjadi dalam menentukan upah tenaga kerja misalnya dalam menentukan upah tenaga kerja
mempunyai perbedaan dari segi kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Jika suatu
perusahaan bisa mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya maka,
perusahaan bisa memperoleh keuntungan maksimal. Banyak hal dapat mempengaruhi upah
tenaga kerja, salah satu contoh di dalam menentukan upah riil dan upah uang.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana cara menentukan upah
tenaga kerja dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis
pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, dan pasar
monopoli bilateral.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari upah?
2. Apa perbedaan upah uang dan upah riil?
3. Apa hubungan antara produktivitas dan upah?
4. Bagaimana cara menentukan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja?
5. Faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan perbedaan upah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari upah.
2. Dapat mengidentifikasi perbedaan uapah uang dan upah riil.
3. Mengetahui serta memahami hubungan antara produktivitas dan upah.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan upah di berbagai bentuk
pasar tenaga kerja.
5. Dapat memahami faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan perbedaan upah.

1
Bab 2
Pembahasan
1. Definisi Upah
Tenaga kerja adalah faktor produksi kedua yang dianggap paling penting, sebab
melalui jasa tenaga kerja inilah sumber daya alam bisa diubah menjadi hasil produksi yang
mempunyai nilai. Untuk itu, atas jerih payah dan kerjanya tenaga kerja mempunyai hak
untuk memperoleh balas jasa dari atasan atau perusahaannya berupa penghasilan yang
berbentuk upah.
Dalam teori ekonomi, upah secara umum didefinisikan sebagai harga yang
dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi
lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah 1. Pengertian upah
dalam kamus bahasa Indonesia adalah uang maupun sebagainya yang di bayar sebagai
pembalasan jasa atau sebagai pembayaran tenaga karena melakukan pekerjaan tertentu.
2. Perbedaan Upah Uang dan Upah Riil
Dalam jangka waktu yang panjang upah yang pekerja terima akan mempunyai
nilai dan kemampuan yang mungkin sangat kecil dalam membelanjakan suatu barang
maupun jasa yang mereka butuhkan. Hal ini terjadi disebabkan adanya kenaikan secara
berkala dari waktu ke waktu atas harga dari barang atau jasa tersebut. Kondisi inilah yang
menjadi faktor utama yang dapat menurunkan upaya atau kemampuan membeli dari
pendapatan tersebut.
Dalam periode jangka waktu yang panjang yang seringkali terjadi adalah suatu
kondisi dimana harga barang dan jasa yang di perdagangkan di pasar mengalami
peningkatan. Akan tetapi peningkatan tersebut tidak terjadi secara bersamaan, disamping
itu peningkatan tersebut berbeda tingkat dalam setiap peningkatannya. Meskipun begitu
kondisi tersebut tidak akan mempersulit untuk bisa mengetahui sampai sejauh mana
peningkatan dari pendapatan tersebut menggambarkan kenaikan kesejahteraan yang
dinikmati oleh pekerja. Oleh sebab itu, para pakar ekonomi mengkategorikan upah ke
dalam dua hal, yaitu upah uang dan upah riil. Dapat didefinisikan bahwa upah uang adalah
sejumlah uang yang dibayarkan oleh atasan maupun pengusaha kepada pekerja sebagai

1Robert M Koanke, ‘Resume Ekonomi Mikro’, Pengantar Ekonomi Mikro(Pasar Persaingan Sempurna), 2019,
3–4.

2
bentuk balasan jasa atas tenaga fisik maupun mental yang telah diberikan dan digunakan
selama proses produksi2. Sedangkan upah riil ialah tingkat upah yang diterima oleh pekerja
yang diukur dari segi sisi kemampuan dari upah tersebut dalam membeli barang dan jasa
yang yang diperlukan oleh pekerja dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Hubungan Produktivitas dengan Upah
Besarnya upah riil yang diterima oleh setiap tenaga kerja sangat bergantung ada
produktivitas tenaga kerja itu. Khususnya di Negara maju, data menunjukkan bahwa
terdapat kaitan yang sangat erat antara kenaikan upah riil dengan kenaikan produktivitas
dari pekerja. Penjelasan mengenai upah riil sangat tergantung kepada tingkat produktivitas
pekerja dapat dijelaskan secara rinci mempergunakan teori permintaan ke atas dari faktor
produksi terkait.
Terlebih dahulu harus dipahami bahwa produktivitas merupakan produksi yang
telah diciptakan oleh pekerja pada waktu tertentu. Dengan demikian kenaikan produktivitas
dapat terjadi karena pekerja yang dimaksud bisa menghasilkan lebih banyak produk dalam
jangka waktu yang sama. Atau bisa juga terjadi karena tingkat produksi suatu barang
dihasilkan dengan waktu yang lebih singkat dari pada sebelumnya. Dengan demikian upah
di sini sangat tergantung sekali terhadap tingkat produktivitas pekerja. Apabila semakin
tinggi produktivitas, maka akan semakin tinggi pula upah yang diterima pekerja 3. Ada
beberapa faktor
Yang menjadi penyebab kenaikan produktivitas, antara lain berikut ini.
a. Adanya kemajuan teknologi dalam kegiatan produksi.
b. Kepandaian dan keterampilan dari tenaga kerja yang semakin bertambah.
c. Adanya sejumlah perbaikan di dalam suatu organisasi perusahaan dan masyarakat.
Kenaikan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh tindakan dari
pemerintah dalam memperbaiki sejumlah infrastruktur di daerah-daerah secara merata.
Misalnya pelabuhan, bandara, jalan raya, telekomunikasi dan perbaikan terhadap peraturan
yang mengendalikan, merangsang dan juga mengawasi berbagai kegiatan ekonomi.
Adapun peraturan-peraturan tersebut antara lain: Peraturan yang menjamin adanya
persaingan, peraturan yang menyederhanakan adanya pendirian badan usaha dan kegiatan
ekspor, dan juga peraturan lain dengan tujuan untuk memberikan sumbangan penting

2 Syafa’atul Hidayati, TEORI EKONOMI MIKRO (Tanggerang: Unpam Press, 2019), 160.
3 Ibid., 162.

3
terhadap kenaikan efisiensi dan produktivitas dari kegiatan perusahaan dalam suatu
perekonomian.
4. Penentuan upah diberbagai bentuk pasar tenaga kerja
Adapun penentuan upah diberbagai bentuk pasar tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a. Pasar Tenaga Kerja yang Bersifat Persaingan Sempurna
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa suatu pasar persaingan
sempurna di dalam pasar tenaga kerja dapat diartikan bahwa di pasar tersebut ada
banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja
jumlahnya juga banyak dan mereka tidak bersatu dalam suatu serikat buruh yang
menjadi perwakilan mereka.
Oleh sebab itu permintaan atas tenaga kerja sifatnya semakin tinggi atau
rendah upah tenaga kerja, maka akan semakin tinggi atau rendah pula permintaan
terhadap tenaga kerja tersebut. Sedangkan penawaran atas tenaga kerja sifatnya
semakin tinggi upah tenaga kerja, maka akan semakin banyak pula jumlah tenaga kerja
yang akan bersedia untuk menawarkan tenaganya kepada pengusaha4. Dengan
demikian faktor upah sangat ditentukan oleh besar kecilnya jumlah permintaan atau
penawaran terhadap tenaga kerja.
b. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Monopsoni dapat diartikan baha dalam pasar hanya ada satu orang pembeli
sedangkan penjualnya banyak. Oleh sebab itulah pasar tenaga kerja yang bersifat
monopsony berarti di dalam pasar hanya ada satu perusahaan yang bertindak sebagai
pembeli sedangkan tenaga kerja yang ditawarkan di pasar jumlahnya sangat banyak.
Bentuk dari pasar tenaga kerja ini biasanya terdapat dalam suatu daerah tertentu yang
hanya terdapat satu perusahaan besar dan perusahaan tersebut merupakan satu-satunya
perusahaan modern yang ada di daerah tersebut. Di dalam pasar ini besarnya upah
ditentukan oleh pengusaha tersebut.
c. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja
Tenaga kerja menyatukan diri dalam suatu serikat buruh dengan tujuan supaya
mereka mendapatkan upah dan fasilitas yang lebih baik. Hal inilah dapat menjadi
penyebab tenaga kerja memiliki kekuasaan ke atas monopoli ke atas terhadap tenaga
kerja yang ditawarkan mereka.

4 Ibid., 163.

4
Sedangkan bagi pihak perusahaan kekuasaan monopoli tersebut tidak ada. Hal
ini dapat berarti bahwa perusahaan datang ke pasar tenaga kerja tanpa lebih dulu
mengadakan kesepakatan dengan tenaga kerja tersebut. Permintaan perusahaan atas
tenaga kerja itu didasarkan pada efisiensi perusahaan tersebut terhadap kepentingan
dari perusahaan.
Dengan demikian pekerja bisa menuntut sejumlah upah yang diinginkan oleh
mereka. Untuk menentukan besarnya upah di dalam suatu pasar pasar tenaga kerja
monopoli di pihak pekerja, maka dapat dibedakan menjadi tiga keadaan berikut ini.
▪ Pekerja menuntut upah yang lebih tinggi dari pada yang dicapai pada
keseimbangan permintaan dan penawaran.
▪ Membatasi penawaran tenaga kerja.
▪ Menjalankan usaha dengan tujuan untuk menaikan permintaan tenaga kerja.
d. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (monopoli bilateral)
Di dalam pasar tenaga kerja yang mana tenaga kerja bersatu pada suatu serikat
buruh dan juga di dalam pasar tersebut hanya ada satu perusahaan saja yang
menggunakan tenaga kerja tersebut disebut sebagai pasar tenaga kerja monopoli
bilateral. Perlu diketahui bahwa dalam suatu pasar monoposoni upah lebih rendah
dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna. Pada pasar tenaga kerja yang
mempunyai kekuasaan monopoli, besarnya upah akan lebih tinggi dibandingkan
dengan pasar persaingan sempurna.
Dalam suatu pasar tenaga kerja dengan monopoli bilateral akan ada perbedaan
diantara upah yang dituntut oleh serikat buruh dengan upah yang ditawarkan. Oleh
karena itu besarnya upah tidak dapat ditentukan, akan tetapi umumnya besarnya upah
yang berlaku ialah suatu bentu upah di mana di antara upah yang dituntut oleh serikat
buruh dengan upah yang ditawarkan oleh perusahaan. Besarmya upah yang ada di pasar
umumnya di antara W1 dan W2. Di mana yang terdekat tergantung pada kekuatan dari
serikat buruh dan juga perusahaan dalam berunding mengenai ketentuan tingkat upah
yang berlaku. Dicontohkan jika serikat buruh adalah pihak yang lebih kuat, maka
tingkat upah yang berlaku akan mendekati W2. Sedangkan apabila perusahaan ialah
pihak yang lebih kuat, dengan demikian besarnya upah akan mendekati W1.

5. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan perbedaan upah

5
Pada praktiknya pekerjaan memiliki golongan dan berbeda satu sama lainnya,
Begitu juga dengan upah yang diterima oleh para pekerjanya. Tentunya upah yang diterima
masing-masing golongan memiliki nilai yang berbeda, ada yang nilainya hanya bisa untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ada yang nilainya mampu untuk membeli barang
mewah. Wujud perbedaan upah yang menyolok di antara tenaga kerja dilandasi dengan
faktor-faktor yang melatarinya.
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah yaitu; pertama,
jenis pekerjaan tertentu dengan tenaga yang juga tertentu (spesialisasi), dan kedua,
golongan pekerjaan, seperti perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai
jenis pekerjaan, perbedaan jenis-jenis pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan
pendidikan. Pertimbangan non-keuangan dalam memilih pekerjaan dan mobilitas tenaga
kerja yang tidak sempurna
A. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga kerja memiliki peran penting dalam
menentukan besar kecilnya upah. Ada pekerjaan yang memiliki penawaran tinggi tapis
sepi peminat, maka upah cenderung rendah. Sebaliknya jika pekerjaan tersebut terbatas,
tetapi banyak diminati, tidak menutup kemungkinan upah yang diberikan bernilai
tinggi. Sebagai contoh perbedaan pendapatan akuntan dan ahli ekonomi. Penawaran
ahli ekonomi relatif lebih banyak dari penawaran akuntan. Maka walaupun permintaan
ke atas mereka relatif hampir sama, ahli ekonomi menerima upah yang lebih rendah
dari akuntan.
B. Perbedaan Corak Pekerjaan
Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan. Ada di antara pekerjaan
tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan sangat mudah dikerjakan. Tetapi ada
pula pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang besar,
dan ada pula pekerjaan yang harus dalam lingkungan yang kurang menyenangkan.
Perhatikan saja pekerjaan seorang pesuruh yang bekerja di kantor yang ada
penyaman udaranya (AC) dengan tukang, pekerja pertanian dan pekerja pekerja
lapangan. Golongan pekerja yang belakangan ini biasanya akan menuntut dan
memperoleh upah yang lebih tinggi daripada pesuruh kantor karena mereka melakukan
kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik dan bekerja dalam keadaan yang kurang
menyenangkan.
C. Perbedaan Kemampuan, Keahlian, Dan Pendidikan

6
Kemampuan, ketrampilan dan keahlian para pekerja di dalam sesuatu jenis
pekerjaan adalah berbeda. Secara lahiriah segolongan pekerja mempunyai kepandaian,
ketekunan dan ketelitian yang lebih baik. Sifat tersebut menyebabkan mereka
mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Maka para pengusaha biasanya tidak
segan-segan untuk memberikan upah yang lebih tinggi kepada pekerja yang seperti itu.
Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan kegiatan ekonomi semakin
memerlukan tenaga terdidik. Manajer profesional, tenaga teknik, tenaga akuntan, dan
berbagai tenaga profesional lainnya akan selalu diperlukan untuk memimpin
perusahaan modern dan menjalankan kegiatan memproduksi secara modern. Biasanya
makin rumit pekerjaan yang diperlukan, makin lama masa pendidikan dari tenaga ahli
yang diperlukan. Maka pendidikan yang panjang tersebut menyebabkan tidak banyak
tenaga kerja yang dapat mencapai taraf pendidikan yang tinggi.
Kekurangan penawaran seperti itu menyebabkan upah yang diperoleh tenaga
terdidik adalah lebih tinggi daripada para pekerja yang lebih rendah pendidikannya. Di
samping itu tenaga kerja yang lebih tinggi pendidikannya memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi karena pendidikannya mempertinggi kemampuan kerja dan selanjutnya
kemampuan kerja menaikkan produktivitas.
D. Pertimbangan Non-Keuangan
Daya tarik sesuatu pekerjaan bukan saja tergantung kepada besarnya upah
yang ditawarkan. Ada tidaknya perumahan yang tersedia, jauh dekatnya kepada rumah
pekerja, apakah ia ada di kota besar atau di tempat yang terpencil, dan adakah pekerja
tersebut harus berpisah dari keluarganya atau tidak sekiranya ia menerima tawaran
sesuatu pekerjaan, adalah beberapa pertimbangan tambahan yang harus dipikirkan.
Juga harus dipertimbangkan suasana kerja di dalam perusahaan yang dimasuki. Adakah
terdapat hubungan yang baik di antara para pekerja, misalnya, adalah suatu
pertimbangan yang harus difikirkan dalam menentukan tingkat pendapatan yang
dituntutnya.
Faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang cukup penting
pada waktu seseorang memilih pekerjaan. Seseorang sering sekali bersedia menerima
upah yang lebih rendah apabila beberapa pertimbangan bukan keuangan sesuai dengan
keinginannya. Sebaliknya pula, apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang
tidak sesuai dengan keinginan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi
sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
E. Mobilitas Tenaga Kerja
7
Dalam teori sering sekali dimisalkan bahwa terdapat mobiltas faktor-faktor
produksi, termasuk juga mobilitas tenaga kerja. Dalam konteks mobilitas tenaga kerja
pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka
tenaga kerja akan mengalir ke pasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
Perpindahan tersebut akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi perbedaan
upah. Pemisalan ini adalah sangat berbeda dengan kenyataan yang wujud di dalam
praktek. Upah dari sesuatu pekerjaan di berbagai wilayah dan bahkan di dalam sesuatu
wilayah tidak selalu sama. Salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan tersebut
adalah ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
• Faktor Geografis
Faktor geografis merupakan salah satu sebab yang menimbulkan
ketidaksempurnaan mobilitas tenaga kerja. Adakalanya di tempat-tempat tertentu
terdapat masalah kekurangan buruh walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan di
tempat Iain terdapat pengangguran dan tingkat upahnya relatif rendah. Dalam keadaan
seperti itu adalah wajar apabila para penganggur tersebut pindah ke tempat di mana
kekurangan tenaga kerja dihadapi. Dalam kenyataannya perpindahan tersebut belum
tentu berlaku. Keengganan untuk meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara
sering sekali mencegah orang untuk pindah ke tempat Iain, walaupun upah dan
kesempatan untuk maju lebih besar.
• Faktor Institusional
Ketidak sempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja disebabkan pula oleh
faktor-faktor institusional. Di pekerjaan-pekerjaan tertentu terdapat organisasi-
organisasi profesional yang berusaha membatasi kemasukan tenaga profesional yang
baru. Tujuannya adalah untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap berada Pada
tingkat yang tinggi.
Di negara kita faktor institusional tidaklah merupakan faktor yang penting
yang menghambat mobilitas tenaga kerja. Tetapi di beberapa negara, pembatasan
institusional tersebut adakalanya cukup serius.Sebagai contoh, serikat-serikat buruh
di Amerika Serikat adakalanya menuntut kepada majikan untuk tidak mengambil
pekerja yang tidak menjadi anggota serikat buruh.

8
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Dalam teori ekonomi, upah secara umum didefinisikan sebagai harga yang
dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi
lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah. Adapun perbedaan
dari upah uang dan upah riil sebagai berikut;
Upah uang adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh atasan maupun pengusaha
kepada pekerja sebagai bentuk balasan jasa atas tenaga fisik maupun mental yang telah
diberikan dan digunakan selama proses produksi. Sedangkan upah riil ialah tingkat upah
yang diterima oleh pekerja yang diukur dari segi sisi kemampuan dari upah tersebut dalam
membeli barang dan jasa yang yang diperlukan oleh pekerja dalam memenuhi
kebutuhannya.
Adapun hubungan produktivitas dengan upah ialah Apabila semakin tinggi
produktivitas, maka akan semakin tinggi pula upah yang diterima oleh pekerja.
Penentuan upah diberbagai bentuk pasar tenaga kerja ada empat yaitu Pasar
Tenaga Kerja yang Bersifat Persaingan Sempurna, Pasar Tenaga Kerja Monopsoni, Pasar
Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja, dan Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak
(monopoli bilateral). Sedangkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan perbedaan upah
antara lain;
• Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja,

9
• Perbedaan Corak Pekerjaan,
• Perbedaan Kemampuan, Keahlian, Dan
• Pendidikan, Pertimbangan Non-Keuangan
• Mobilitas Tenaga Kerja

B. Saran
Demikian makalah ini disusun. Semoga untuk kedepannya kita semua bisa
memahami bagaimana penentuan upah di pasar tenaga kerja. Terima kasih atas antusiasme
dari pembaca yang telah mecoba memahami isi makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.
Kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami demi sempurnanya
makalah ini di kesempatan berikutnya.

Daftar Pustaka

Hidayati, Syafa’atul. TEORI EKONOMI MIKRO , Tanggerang: Unpam Press, 2019.


Koanke, Robert M, ‘Resume Ekonomi Mikro’, Pengantar Ekonomi Mikro(Pasar Persaingan
Sempurna), 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai