Anda di halaman 1dari 16

PENDAPATAN DAN DISKRIMINAN

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro

DI SUSUN OLEH:

1. Faradila Tsabila Romadona (21411120)


2. Nila Purnama Sari (21411121)
3. Muhamad Alif Wicaksono (21411122)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA

2022\2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendapatan dan Diskriminan ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan
semester ganjil pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pendapatan dan Diskriminan” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Defia Riski Anggarini, SE, M.Si, selaku dosen
mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 10 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
2.1 Compensating differential ...................................................................................................... 5
2.2 Ability, effort and chance ........................................................................................................ 6
2.3 The Superstar Phenomena...................................................................................................... 7
2.4 Human capital ......................................................................................................................... 7
2.5 Nilai Keterampilan yang Meningkatkan .................................................................................. 8
2.6 Signaling Teory Of Education .................................................................................................. 8
2.7 Alasan Upah Diatas Keseimbangan ......................................................................................... 9
2.8 Ekonomi Diskriminasi ............................................................................................................ 10
2.9 Mengukur Diskriminasi Pasar Tenaga Kerja.......................................................................... 11
2.10 Diskriminasi Oleh Pengusaha .................................................................................................... 12
2.11 Diskriminasi Oleh Konsumen .................................................................................................... 13
2.12 Diskriminasi oleh pemerintah ................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 14
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para pekerja menerima upah yang berbeda beda karna berbagai alasan sampai taraf
tertentu, perbedaan upah memberikan kompensasi pada sifat pekerjaan. Jika semua hal
lain dianggap sama para pekerja dengan pekerjaan yang sulit dan tidak menyenangkan
dibayar lebih tinggi dibandingkan dengan para pekerja yang bekerja dalam situasi yang
menyenangkan dan mudah.
Para pekerja yang memiliki modal manusia yang lebih banyak akan dibayar lebih tinggi
dari pada yang memiliki modal lebih sedikit. Tingkat pengembalian dari terakumulasinya
modal manusia sangatlah tinggi dan telah meninggkat selama dua decade terakhir ini
Upah terkadang dipaksa untuk melewati tingkat yang menyeimbangkan permintaan dan
penawaran. Tiga alasan untuk upah keseimbangan adalah hukum upah minimum, serikat
kerja dan efisiensi. Beberapa perbedaan dalam pengahasilan disebabkan oleh diskriminasi
ras, jenis kelamin, atau faktor lainnya. Namun sulit untuk mengukur jumlah diskriminasi
karna seseorang harus mengoreksi perbedaan modal dan manusia dan karakterisrtik
pekerjaan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Mengapa pendapatan dan deskriminasi berpacu dengan perbedaan ras, jenis kelamin
atau faktor lainnya?
b. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pendapatan dan diskriminan yang ada di
Indonesia?

1.3 Tujuan

a. Untuk menindaklanjuti pendapatan dan dikriminasi yang ada di Indonesia.


b. Mengajak masyarakat untuk berfikir rasional bahwa diskriminasi bukan faktor
penentu dari sebuah pendapatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Compensating differential

Compensating differential, para ekonom menggunakan istilah perbedaan yang


menyeimbangkan untuk mengacu pada perbedaan upah yang muncul dari ciri-ciri
yang tidak berhubungan dengan uang (nonmoneter), perbedaan upah yang
muncul untuk mengimbangi karakteristik dari pekerjaan yang berbeda.
Karakteristik ini meliputi ketidaknyamanan, kesulitan, keamanan. Contoh:
Penambang batu bara dan pemadam kebakaran dibayar lebih tinggi daripada
pekerja lain dengan pendidikan yang sama sebagai kompensasi atas risiko
tambahan.

Pekerja shift malam membayar lebih dari shift siang untuk mengkompensasi
gangguan gaya hidup bekerja di malam hari.
Ketika anda memutuskan mencari pekerjaan, maka anda akan memilih pekerjaan
yang mudah, tidak membosankan, dan tidak beresiko tinggi. Daripada memilih
pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi, berbahaya, membosankan, dan sulit. Tentu
saja penawaran untuk pekerjaan yang mudah lebih banyak dibanding yang sulit,
penawaran pekerjaan yang tidak membosankan lebih banyak pekerjaan yang
membosankan, pekerjaan dengan tingkat tingi lebih sedikit daripada pekerjaan
dengan tingkat resiko sedikit. Misalkan ada seorang penambang batubara yang
bekerja dipedalaman da nada seorang karyawan yang bekerja disebuah kantor
perkotaan. Maka tentu saja yang bekerja dipertanbangan akan mempunyai gaji
yang jauh lebih tinggi dengan yang menjadi karyawan. Jadi yang membuat
perbedaan tingkat upah adalah karakteristik dari pekerjaan itu.

5
2.2 Ability, effort and chance

Kemampuan atau usaha yang lebih besar sering kali menuntut bayaran yang lebih
tinggi. Sifat-sifat ini meningkatkan produk marjinal pekerja, membuatnya lebih
berharga bagi perusahaan.
Upah jugga dipengaruhi oleh kebetulan. Misalnya, penemuan baru yang tidak
dapat diprediksi oleh siapa pun membuat bebrapa pekerjaan menjadi usang,
meningkatkan permintaan pada pekerja lain.
Kemampuan, usaha, dan kesempatan sulit diukur sehingga sulit untuk mengukur
pengaruhnya terhadap upah. Mereka mungkin penting, karena karakteristik yang
mudah diukur (pendidikan, usia, dan lain-lain) menyumbang kurang dari setengah
variasi upah dalam perekonomian kita.
Kemampuan seseorang menjadi sangat penting bahkan mengalahkan pendidikan
seseorang. Misalkan daja pemain basket dari usa yaitu Michael Jordan dia
memiliki kemampuan yang luar biasa dengan bola basket dan sering bermain di
liga utama. Maka dari itu gajinya sangat luar biasa bahkan bisa mengalahkan
puluhan kali seorang sarjana S3. Bandingkan dengan pemain yang baru bermain
di liga kecil. Kemampuan tersebut dibarengi dengan usahanya Michael Jordan
yang sangat besar karena dia berusaha menjadi pemain basket terbaik di dunia
dan hasil dari usaha tersebut benar-benar terealisasikan. Tetapi kemampuan dan
usaha tersebut belumlah cukup untuk membuat suatu pekerjaan gaji yang tinggi
jika kamu tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan kemampuan tersebut.
Kita misalkan bahwa Michael Jordan mempunyai kemampuan serta usaha yang
luar biasa tetapi ia tidak pernah mempunyai kesempatan bermain di liga utama
bola basket hanya di liga-liga kecil. Maka sama saja kemampuan dan usahanya
itu tidak memberikan dampak yang lebih.

Seberapa pentingah fktor kemampuan, upaya, dan kesempatan dalam


menentukan upah? Sulit untuk dikatakan, karena faktor kemampuan, upaya, dan
kesempatan sulit diukur. Namun, bukti tidak langsung menyatakan bahwa faktor-
faktor tersebut sangat penting.

6
2.3 The Superstar Phenomena

Superstar seperti Will Smith, Bono berpenghasilan berkali-kali lipat dari rata-rata
di bidangnya. Tukang pipa atau tukang kayu terbaik tidak. Superstar muncul di
pasar yang memiliki dua karakteristik:
- Setiap pelanggan di pasar ingin menikmati barang yang dipasok oleh produsen
terbaik.
- Barang diproduksi dengan teknologi yang memungkinkan produsen terbaik untuk
memasok setiap pelanggan dengan biaya rendah.

Raditya dika sebagai comedian, penulis, actor, memiliki penghasilan yang tinggi
dibandingkan bayu skak yang baru merintis karirinya lewat youtube dua tahun
terakhir ini. Hal ini menunjukan bahwa keterkenalan seseorang dapat
meningkatkan pundi-pundi penghasilan orang tersebut. Untuk memahami
perbedaan antara perbedaan penghasilan tersebut maka kita harus meneliti
terlebih dahulu apa yang mereka pasarkan atau apa yang mereka tawarkan kepada
konsumen lalu kita harus memahami bahwa setiap konsumen ingin menikmati
produk/ barang/jasa yang diberikan oleh produsen terbaik. Lalu barang tersebut
di produksi dengan teknologi yang memungkinkan produsen terbaik untuk
memenuhi keinginan setiap konsumennya dengan biaya yang rendah.

2.4 Human capital

Modal manusia, akumulasi investasi pada manusia, seperti pendidikan dan


pelatihan di tempat kerja. Modal manusia mempengaruhi produktivitas, dan
dengan demikian permintaan tenaga kerja dan upah.
Kata modal dalam dunia ekonomi biasanya orang mengenalnya dengan istilah
asset yang di miliki suatu perusahaan. Seperti tanah, traktor, bangunan, uang dan
lain-lain. Modal manusia disini berarti asset yang dimiliki oleh manusia yang
melekat pada diri manusia.

7
Contoh yang paling sederhana adalah pendidikan. Para pekerja yang mempunyai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempunayi tingkat gaji yang lebih
tinggi pula. Perusahaan yang membutuhkan pekerjaan dengan tingkat pendidikan
pekerjaannya tinggi maka dia akan rela membayar lebih para pekerja yang
menginginkan gaju tinggi pula rela membayar pada pendidikan yang tinggi demi
masa depan yang lebih baik itu.

2.5 Nilai Keterampilan yang Meningkatkan

Kesenjangan pendapatan antara pekerja berpendidikan perguruan tinggi dan non


perguruan tinggi telah melebar dalam decade terakhir.
Dua hipotesis:
1. Perdagangan Internasional
Meningkatnya ekspor barang-barang yang dibuat dengan tenaga kerja terampil,
meningkatnya impor barang yang dibuat dengan tenaga kerja tidak terampil.
2. Perubahan Teknologi yang Bias Keterampilan
Teknologi baru telah meningkat permintaan untuk pekerja terampil,
berkurangnya permintaan untuk pekerja tidak terampil.
Sulit untuk menetukan hipotesis mana yang lebih baik menjelaskan kesenjangan
pendapatan yang melebar, mungkin keduanya penting.

2.6 Signaling Teory Of Education

Sebuah pandangan alternative pendidikan:


- Perusahaan menggunakan tingkat pendidikan untuk memilah antara pekerja
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
- Sulitnya mendapatkan gelar sarjana menunjukan kepada calon pemberi kerja
bahwa lulusan perguruan tinggi sangat mampu.
- Namun, pendidikan itu sendiri tidak berdampak pada produktivitas atau
keterampilan.
- Implikasi kebijakan, peningkatan pencapaian, pendidikan umum tidak akan
mempengaruhi upah.

8
Menurut pandangan teori modal manusia, pendidikan membuat para pekerja
bekerja lebih produktif. Menurut pandangan teori pemberian sinyal, pendidkan
dikorelasikan dengan kemampuan alami. Namun, kedua pandangan tersebut
secara radikal memiliki perbedaan perolehan pendidikan. Menurut pandangan
pemberian sinyal, pendidikan tidak meningkatkan produktivitas pekerja sehingga
kenaikan tingkat pendidikan para pekerja tidak akan mempengaruhi upah mereka.

Pendidikan meningkatkan tingkat gaji seorang pegawai karena pendidikan


membuat mereka bekerja lebih produktif. Walaupun pandangan ini banyak
diterima, perusahaan menggunakan ijazah atau tingkat pendidikan orang untuk
menyeleksi antara pekerjaan dengan keterampilan tinggi dan keterampilan
rendah. Misalnya ada seorang yang memiliki ijazah S2 di universitas Indonesia
dengan seorang yang berijazah universitas Boyolali maka perusahaan akan lebih
memilih yang lulusan S2 universitas Indonesia.

2.7 Alasan Upah Diatas Keseimbangan

1. Hukum Upah Minimum


Upah minimum dapat melebihi upah eq’m dari pekerja yang paling tidak terampil
dan berpengalaman.

2. Serikat
Serikat pekerja asosiasi yang tawar menawar dengan majikan atas upah dan
kondisi kerja serikat menggunakan kekuatan pasar mereka untuk mendapatkan
upah yang lebih tinggi, sebagian pekerja serikat mendapatkan 10-20% lebih
banyak daripada pekerja non serikat serupa.

3. Efisiensi Upah
Upah efisiensi diatas upah equilibrium yang dibayarkan oleh perusahaan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja perusahaan mungkin membayar upah yang
lebih tinggi untuk mengurangi pergantian, meningkatkan upaya kerja, atau
menarik pelamar kerja yang lebih berkualitas lebih tinggi.

9
Beberapa fakor yang menentukanu keseimbangan upah:
Para pekerja berbeda dalam banyak hal pekerjaan juga memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, baik dari upah yang dibayarkan maupun atribut moneter
mereka. Bab ini memperlihatkan bagaimana karakteristik pekerja dan pekerjaan
memengaruhi penawaran tenaga kerja, permintaan tenaga kerja, dan
keseimbangan upah.

Perbedaan yang menyeimbangkan, penawaran tenaga kerja untuk pekerjaan-


pekerjaan yang mudah, menyenangkan dan aman lebih banyak dibandingkan
dengan penawaran kerja untuk pekerjaan yang sulit, membosankan, dan
berbahaya. Akibatnya, pekerjaan-pekerjaan yang “baik” akan cenderung
memiliki keseimbangan upah yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan-
pekerjaan “buruk”.
Upah di atas keseimbangan, entah diakibatkan oleh hukum upah minimum,
serikat pekerja, atau upah efisiensi, memiliki efek yang sama pada pasar tenaga
kerja. Secara khusus, mendorong upah berada di atas tingkat keseimbangan
meningkatkan kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan dan mengurangi jumlah
permintaan tenaga kerja. Hasilnya adalah kelebihan pegawai atau pengangguran

2.8 Ekonomi Diskriminasi

Diskriminasi persembahan yang berbeda peluang kepada individu serupa yang


hanya berbeda berdasarkan ras, etnis, jenis kelamin, atau pribadi
lainnya. Ekonomi diskriminasi menjadi termasyhur karena kerja keras Gary
becker, seorang peraih nobel bidang ekonomi di tahun 1992. Ia memasukan teori
ekonomi untuk mengevaluasi efek diskriminasi pada pekerjaan dan gaji kaum
minoritas. Ia membuktikan bahwa diskriminasi lebih merugikan perusahaan,
karena akan menyebabkan kurang kompetitif dan banyak kehilangan kosnumsi
pasar.
Secara umum dapat kita katakana bahwa efek dari diskriminasi memang sangat
merusak, tidak hanya dari sisi mental namun juga melibatkan pelbagai ongkos
ekonomi sebagaimana telah dibuktikan oleh Becker.

10
Segala bentuk diskriminasi telah menghilangkan kualitas potensial dari input
produksi yang pada gilirannya memberikan kondisi ketidakseimbangan ekonomi.
Dalam konteks yang sederhana maka kita bisa melihat bahwa ekonomi
diskriminasi bukanlah permasalahan individu lagi tetapi lebih sebagai
permasalahan realitas sosial yang unik, dan mampu untuk mempengaruhi,
membentuk, dan bahkan menentukan motivasi dan pola berpikir. Ekonomi
diskriminasi dapat digambarkan sebagai sebuah pemenuhan kepentingan pribadi
yang dihubungkan dengan kepentingan sosial. Dapat diambil sebuah asumsi
bahwa ekonomi diskriminasi sebagai sebuah organisasi dapat membawa kita ke
sebuah arah tertentu yang cenderung biasa.

2.9 Mengukur Diskriminasi Pasar Tenaga Kerja

a. Penghasilan rata-rata pekerja penuh waktu AS 2007


 Laki-laki kulit putih berpenghasilan 21% lebih banyak daripada perempuan
 Kulit putih laki-laki kulit putih berpenghasilan 24% lebih banyak daripada laki-
laki kulit hitam dilihat dari nominalnya perbedaan ini terlihat seperti bukti bahwa
pemberi kerja melakukan disriminasi.

b. Perbedaan Modal Manusia Antar Kelompok


 Laki-laki kulit putih 75% lebih mungkin untuk kuliah derajat laki-laki kulit
hitam.
 Laki-laki kulit putih 11% lebih mungkin memiliki gelar sarjana daripada
perempuan kulit putih.
 Wanita memiliki pengalaman kerja lebih sedikit daripada pria.
 Sekolah umum dibanyak daerah yang didominasi kulit hitam berkualitas lebih
rendah (misalnya, pendanaan, ukuran kelas).
Mungkin ada diskriminasi dalam akses ke pendidikan, tetapi masalah ini terjadi
jauh sebelum pekerja memasuki angkatan kerja.

11
c. Studi terbaru oleh Bertrand dan Mullainathan menemukan bukti diskriminasi pasar
tenaga kerja:
 5000 resume palsu dikirim sebagai tanggapan atas iklan “dicari bantuan”.
 Separuh memiliki nama yang lebih umum di kalangan orang kulit hitam, seperti
Lakisha Washington atau Jamal Jones. Setengah lainnya memiliki nama yang
umum di kalangan orang kulit putih, seperti Emily Walsh atau Greg Baker. Jika
tidak, resumenya sama.
 Nama-nama kulit putih menerima panggilan 50% lebih banyak dari pemberi kerja
yang tertarik daripada nama –nama hitam.

Penelitian perbedaan upah di antara kelompok-kelompok tertentu tidak membuat


kesimpulan yang jelas mengenai meratanya diskriminasi dalam pasar tenaga
kerja. Kebanyakan pakar ekonom percaya bahwa beberapa perbedaan upah yang
terobservasi disebabkan oleh diskriminasi, namun tidak ada consensus berapa
banyak. Satu-satunya kesimpulan mengenai para pakar ekonomi mana yang ada
dalam consensus adalah yang negative. Karena sebagian perbedaan rata-rata upah
diantara kelompok kerja mencearminkan perbedaan dalam modal manusia dan
karakteristik pekerjaan, mereka dengan sendirinya tidak menjelaskan apa pun
mengenai bebrapa banyak diskriminan yang ada di pasar tenaga kerja.

2.10 Diskriminasi Oleh Pengusaha

Pasar yang kompetitif memberikan solusi alami untuk diskriminasi pemberi


kerja. Perusahaan non-diskrimiatif dapat memperkerjakan perempuan dengan
upah lebih rendah, memberi mereka keuntungan biaya dan keuntungan ekonomi,
yang menarik masuknya perusahaan non-diskriminatif lainnya. Diksriminasi
pekerjaan terjadi ketika seorang karyawan atau calon pekerja diperlakukan tidak
menyenangkan karena usia, kecacatan, informasi genetic, asal kebangsaan,
kehamilan, rasa tau warna kulit, agama, atau jenis kelamin.berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 6, disebut bahwa

12
setiap pekerja berhak mendapatkan perlakuan yang sama tanpa diskriminasiari
pemberi kerja.
Pemilik bisnis, yang hanya peduli pada keuntungan berada pada posisi beruntung
ketika bersaing dengan mereka yang memedulikan diskriminasi. Akibatnya,
perusahaan-perusahaan yang tidak diskriminatif cenderung perusahaan yang
diskriminatif. Dengan cara ini, pasar-pasar kompetitif memiliki penawar alami
untuk pengguna jasa pekerja yang diskriminatif.

2.11 Diskriminasi Oleh Konsumen

Diskriminasi oleh konsumen dapat mengakibatkan perbedaan upah yang


deskriminatif. Misalkan perusahaan hanya peduli tentang memaksimalkan
keuntungan, tetapi pelanggan lebih suka dilayani oleh kulit putih. Kemudian
perusahaan memiliki intesif untuk memperkerjakan orang kulit putih bahkan jika
non kulit putih bersedia bekerja untuk upah yang lebih rendah.

2.12 Diskriminasi oleh pemerintah

Beberapa kebijakan oleh pemerintah mengamanatkan praktik diskriminatif


apartheid di afrika selatan sebelum 1994, undang-undang AS awal abad ke-20
yang mewajibkan segregasi di bus dan trem kebijakan semacam itu mencegah
pasar mengoreksi perbedaan upah yang diskriminatif.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di pasar yang kompetitif, pekerja dibayar dengan upah yang sama dengan nilai
produk marginal mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai produk
marginal dengan keseimbangan upah. Motif keuntungan dapat mengoreksi
diskriminasi oleh pemberi kerja, tetapi bukan diskriminasi oleh pelanggan atau
kebijakan diskriminatif pemerintah. Bahkan tanpa diskriminasi distribusi
pendapatan mungkin tidak adil atau diinginkan topic yang kita jelajahi. Hal-hal
lain sama perbedaan upah mengkompensasi pekerjaan untuk atribut pekerjaan
semakin sulit atau kurang pekerjaan yang menyenangkan, semakin banyak
kompensasi yang diberikan kepada pekerja. Pekerja dengan lebih banyak
modal manusia lebih produktif dan memerintahkan upah lebih tinggi daripada
pekerja dengan modal manusia lebih sedikit. Pekerja dengan gelar sarjana
mungkin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena derajat menandakan
tinggi alami kemampuan untuk majikan. Upah juga mungkin berbeda dengan
kemampuan alami, usaha, dan kesempatan. Upah kadang-kadang diatas
keseimbangannya tingkat, karena undang-undang upah minimum, pasar
kekuatan serikat pekerja, dan efisiensi upah. Beberapa perbedaan pendapat
disebabkan oleh diskriminasi atas dasar rasa tau karakteristrik lainnya
mengukur jumlah diskriminasi itu sulit. Motif keuntungan cenderung
membatasi dampak dari diskriminasi majikan atas upah diskriminasi oleh
konsumen atau pemerintah dapat menyebabkan perbedaan upah yang terus
berlanjut.

14
3.2 Saran

Perbedaan dari seseorang yang mendapatkan perbedaan dari segala aspek.


Seharusnya perbedaan yang ada adalah sebuah keunikan (ras) yang bisa di terima
baik di masyarakat atau dunia kerja. Seharusnya kita sebagai masyarakat harus
tegas dalam diskriminan yang terjadi baik di dunia kerja atau lainnya. Karena
apapun bentuk dari diskriminan ialah tidak baik

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/381451104
https://drive.google.com/file/d/138QdRyKrAoBwTsmTqwRmos9VTMF
G3tUx/view
https://www.kompasiana.com/fithra/ekonomi-
diskriminasi_55283c05f17e61fa2d8b4570
https://gajigesa.com/apa-itu-diskriminasi-pekerjaan/
https://spada.teknokrat.ac.id/mod/resource/view.php?id=194334

16

Anda mungkin juga menyukai