Disusun Oleh :
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................. 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN ........................................ 4
1.2. DEFINISI SEWA EKONOMI ............................................................................. 4
1.3. DEFINISI UMUM ............................................................................................ 4
1.4. Definisi Lain ................................................................................................... 4
BAB 3. KEUNTUNGAN
2.5 PENDAPATAN PARA PENGUSAHA (KEUNTUNGAN) ................................... 10
2.6 SUMBER KEUNTUNGAN EKONOMI KEAHLIAN KEUSAHAWANAN .............. 10
2.7 KEUNTUNGAN ADALAH PEMBAYARAN TERHADAP RISIKO ........................ 10
2.8 PEMBAYARAN UNTUK KEGIATAN INOVASI ................................................. 11
2.9 SEBAGAI AKIBAT KEKUASAAN MONOPOLI ................................................. 11
Daftar pustaka ............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menerangkan mengenai sewa ekonomi dan pendapatan pindahan ada beberapa
persoalan yang perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Pertama sekali akan diterangkan
dua definisi yang berbeda mengenai sewa ekonomi. Sesudah itu akan diterangkan
tentang sewa tanah, yang merupakan satu bentuk khusus dari sewa ekonomi.
Selanjutkan akan diterangkan perbedaan pengertian di antara sewa ekonomi dan
pendapatan pindahan.
Dalam membicarakan mengenai sewa ekonomi perlu dibedakan di antara definisi yang
bersifat umum dan definisi yang mengaitkan sewa ekonomi dengan pendapatan
pindahan atau transfer earnings.
Dalam pengertian yang umum pada dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai
harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang
jumlah penawarannya tidak dapat ditambah.
Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu
jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Yang dapat dilakukan adalah
memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan menyediakan irigasi
yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan, dan membuat proyek-
proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi air. Sebagai akibat dari
sifat penawaran tanah seperti yang dinyatakan ini, di dalam analisi ekonomi kurva
penawaran tanah bersifat tidak elastis sempurna.
Dipandang dari sudut penawarannya, tanah adalah sangat berbeda dengan faktor-
faktor produksi yang lainnya. Ia merupakan satu-satunya faktor produksi yang tidak
dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu bertambah, begitu juga
dengan modal dan keahlian keusahawanan. Juga dibandingkan harta tetap lainnya,
seperti misalnya rumah, bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan, terdapat
perbedaan seperti yang dijelaskan tersebut. Harta-harta tetap yang belakangan
dinyatakan ini juga jumlahnya dapat ditambah.
Dalam menguraikan arti sewa ekonomi telah dinyatakan dua definisi dari pengertian
tersebut. Yang pertama adalah definisi yang sederhana, dan yang kedua adalah
definisi yang telah lebih disempurnakan lagi oleh ahli-ahli ekonomi. Di dalam bagian
ini lebih lanjut akan diterangkan difinisi sewa ekonomi yang telah disempurnakan
tersebut.
Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Ia
biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang dipinjam, seperti
misalnya 10 persen, 12 persen atau 15 persen. Bunga yang dinyatakan
sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga. Pada umumnya
persentasi yang dinyatakan menunjukkan suku bunga dari sejumlah modal di
dalam satu tahun. Dengan demikian kalau dinyatakan suku bunga adalah 15
persen, artinya adalah: modal yang dipinjamkan memperoleh suku bunga
sebanyak 15 persen setahun.
Produktivitas Modal ,Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi
tergantung kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Dengan demikian,
seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang menetukan permintaan
ke atas dana modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal dihitung
dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto (yaitu
setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan) dan dinyatakan
sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas modal tersebut
dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of return.
- Pandangan Klasik
Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang berbeda tentang faktor
penting yang menentukan jumlah tabungan dalam masyarakat. Pandangan
tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang degolongkan sebagai ahli
ekonomi Klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad kedelapan belas sehingga
permulaan abad kedua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan
masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin besar
jumlah tabungan yang akan dilakukan masyarakat.
- Pandangan Keynes
- Pandangan Klasik
Menurut ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan ke atas tabungan
dan penawaran tabungan.
- Pandangan Keynes
Perbedaan Risiko
Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga
pinjaman swasta. Walaupun begitu pemerintah masih dapat memperoleh pinjaman
yang diperlukannya karena risiko dari meminjamkan kepda pemerintah adalah
sangat kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank di dalam menentukan suku bunga
yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut. Kepada
usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha yang tidak banyak risikonya,
mereka bersedia mengenakan suku bunga yang rendah. Kepada usaha yang sangat
tinggi risikonya mereka akan mengenakan suku bunga yang tinggi.
Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus
dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena risiko yang ditanggung
peminjam akan menjadi semakin besar apabila jangka waktu peminjaman
bertambah panjang. Sebab lain adalah karena pemilik modal kehilangan kebebasan
untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu
para peminjam bersedia membayar tingkat bunga ynag lebih tinggi karena mereka
mempunyai waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.
Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja harus memperhatikan suku
bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi (persentasi tahunan kenaikan harga-
harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi adalah lebih tinggi dari suku bunga,
pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena
modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dari nilai riil modal
sebelum dibungakan.
BAB III
KEUNTUNGAN
Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan adalah pembayaran ke atas “jasa”
yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi. Keuntungan merupakan pembayaran
kepada “keahlian keusahawanan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian
keusahawanan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat
keputusan-keputusan berikut: (i) menentukan barabg apa yang perlu diproduksikan
dan dijual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan (ii) menentukan cara memproduksi
yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien dalam
memproduksikan barang tersebut.
Sukirno, Sadono. Teori Pengantar Edisi Ketiga Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1994.