Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI MIKRO

Layli Fitriana, M.si

Disusun Oleh :

- MUHAMMAD FAISAL RIDHO (1526040)


- FAUZAN NASUTION

SMESTER GENAP (II)

Judul : Sewa Bunga dan Keutungan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkah dan
rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sewa
Bunga Dan Keuntungan”. Dimana penulisan makalah ”Bunga Dan Keuntungan” ini
adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Ekonomi Mikro .
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah Sewa Dan Keuntungan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dosen
2. Teman-teman dan keluarga
Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah Sewa Bunga Dan
keuntungan ini. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amin.

Pasir Pengaraian 5 Mei 2016

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................. 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN ........................................ 4
1.2. DEFINISI SEWA EKONOMI ............................................................................. 4
1.3. DEFINISI UMUM ............................................................................................ 4
1.4. Definisi Lain ................................................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN UMUM


2.1 Tanah Dan sewa ekonomi ............................................................................ 5

2.2 Sewa tanah adalah suatu surplus ................................................................ 5

2.3 Sewa ekonomi dan pendapatan pindahan .................................................. 5

2.4 Modal dan suku bunga ................................................................................. 5

2.4.1 Produktivitas Modal ......................................................................... 6


2.4.2 Menentukan Tingkat Pengembalian Modal .................................... 6
2.4.3 Permintaan Terhadap Modal ........................................................... 6
2.4.4 Suku bunga dan tabungan masyarakat ............................................ 7
2.4.5 Penentuan suku bunga .................................................................... 7
2.4.6 Faktor penyebab perbedaan suku bunga ........................................ 8

BAB 3. KEUNTUNGAN
2.5 PENDAPATAN PARA PENGUSAHA (KEUNTUNGAN) ................................... 10
2.6 SUMBER KEUNTUNGAN EKONOMI KEAHLIAN KEUSAHAWANAN .............. 10
2.7 KEUNTUNGAN ADALAH PEMBAYARAN TERHADAP RISIKO ........................ 10
2.8 PEMBAYARAN UNTUK KEGIATAN INOVASI ................................................. 11
2.9 SEBAGAI AKIBAT KEKUASAAN MONOPOLI ................................................. 11
Daftar pustaka ............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

Dalam menerangkan mengenai sewa ekonomi dan pendapatan pindahan ada beberapa
persoalan yang perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Pertama sekali akan diterangkan
dua definisi yang berbeda mengenai sewa ekonomi. Sesudah itu akan diterangkan
tentang sewa tanah, yang merupakan satu bentuk khusus dari sewa ekonomi.
Selanjutkan akan diterangkan perbedaan pengertian di antara sewa ekonomi dan
pendapatan pindahan.

1.2 DEFINISI SEWA EKONOMI

Dalam membicarakan mengenai sewa ekonomi perlu dibedakan di antara definisi yang
bersifat umum dan definisi yang mengaitkan sewa ekonomi dengan pendapatan
pindahan atau transfer earnings.

1.3 Definisi Umum

Dalam pengertian yang umum pada dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai
harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang
jumlah penawarannya tidak dapat ditambah.

1.4 Definisi Lain

Segolongan ahli ekonomi mendefinisikan sewa ekonomi secara berikut: sewa


ekonomi adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu faktor produksi yang melebihi
dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang terbaik yang
mungkin dilakukannya.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 TANAH DAN SEWA EKONOMI

Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu
jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Yang dapat dilakukan adalah
memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan menyediakan irigasi
yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan, dan membuat proyek-
proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi air. Sebagai akibat dari
sifat penawaran tanah seperti yang dinyatakan ini, di dalam analisi ekonomi kurva
penawaran tanah bersifat tidak elastis sempurna.

2.2 SEWA TANAH ADALAH SUATU SURPLUS

Dipandang dari sudut penawarannya, tanah adalah sangat berbeda dengan faktor-
faktor produksi yang lainnya. Ia merupakan satu-satunya faktor produksi yang tidak
dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu bertambah, begitu juga
dengan modal dan keahlian keusahawanan. Juga dibandingkan harta tetap lainnya,
seperti misalnya rumah, bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan, terdapat
perbedaan seperti yang dijelaskan tersebut. Harta-harta tetap yang belakangan
dinyatakan ini juga jumlahnya dapat ditambah.

2.3 SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

Dalam menguraikan arti sewa ekonomi telah dinyatakan dua definisi dari pengertian
tersebut. Yang pertama adalah definisi yang sederhana, dan yang kedua adalah
definisi yang telah lebih disempurnakan lagi oleh ahli-ahli ekonomi. Di dalam bagian
ini lebih lanjut akan diterangkan difinisi sewa ekonomi yang telah disempurnakan
tersebut.

2.4 MODAL DAN SUKU BUNGA

Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Ia
biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang dipinjam, seperti
misalnya 10 persen, 12 persen atau 15 persen. Bunga yang dinyatakan
sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga. Pada umumnya
persentasi yang dinyatakan menunjukkan suku bunga dari sejumlah modal di
dalam satu tahun. Dengan demikian kalau dinyatakan suku bunga adalah 15
persen, artinya adalah: modal yang dipinjamkan memperoleh suku bunga
sebanyak 15 persen setahun.

Di dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan memerlukan modal untuk


menjalankan dan memperbesar usahanya. Sebaliknya rumah tangga memiliki
kelebihan pendapatan yang dapat dipinjamkan dengan harapan untuk memperoleh
bunga. Analisis dalam bagian ini bertujuan untuk menerangkan hal-hal berikut:
•Faktor utama yang menentukan permintaan dana modal.
•Faktor utama yang menentukan penawaran tabungan oleh masyarakat.
•Teori-teori yang menerangkan penentuan suku bunga.
•Sebab-sebabnya terdapat beberapa tingkat bunga di dalam perekonomian.
•Perbedaan di antara suku bunga nominal dan suku bunga riil.

2.4.1 PRODUKTIVITAS MODAL

Peranan Modal dalam Perekonomian

Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk


membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau
untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi
atau yang sudah usang.

Produktivitas Modal ,Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi
tergantung kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Dengan demikian,
seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang menetukan permintaan
ke atas dana modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal dihitung
dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto (yaitu
setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan) dan dinyatakan
sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas modal tersebut
dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of return.

2.4.2 Menentukan Tingkat Pengembalian Modal

Di dalam kegiatan perusahaan yang sebenarnya perhitungan tingkat pengembalian


modal adalah lebih rumit daripada contoh yang baru saja diterangkan. Kerumitan
tersebut timbul sebagai akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu ia dapat
digunakan selama beberapa tahun, dan bahkan banyak yang penggunaannya dapat
dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian pendapatan yang
diperoleh dari sesuatu investasi pada umumnya meliputi lebih dari satu tahun.

2.4.3 PERMINTAAN TERHADAP DANA MODAL


Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Ada yang
tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada pula yang tingkat pengembalian
modalnya rendah. Apabila para pengusaha mengetahui sepenuhnya berbagai
kemungkinan untuk melakukan investasi, mereka akan mendahulukan investasi yang
tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilaksanakan
mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya lebih
rendah.
2.4.4 SUKU BUNGA DAN TABUNGAN MASYARAKAT
Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima masyarakat akan
digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dari pendapatan tersebut akan
disisihkan oleh penerima pendapatan sebagai tabungan. Penabungan ini dilakukan
untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi semasa
sudah mencapai usia pension, untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak
pada masa merek dewasa, dan untuk berjaga-jaga di dalam menghadapi kesusahan
di masa yang akan datang.

- Pandangan Klasik

Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang berbeda tentang faktor
penting yang menentukan jumlah tabungan dalam masyarakat. Pandangan
tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang degolongkan sebagai ahli
ekonomi Klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad kedelapan belas sehingga
permulaan abad kedua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan
masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin besar
jumlah tabungan yang akan dilakukan masyarakat.

- Pandangan Keynes

Menurut pandangan modern, yaitu pandangan sesudah masa Klasik, tabungan


tergantung kepada pendapatan nasional (pendapatan seluruh penduduk dalam
perekonomian). Pada tingkat pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah
negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pendapatan nasional. Semakin
tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat.

2.4.5 PENENTUAN SUKU BUNGA

- Pandangan Klasik

Menurut ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan ke atas tabungan
dan penawaran tabungan.

- Pandangan Keynes

Ahli-ahli ekonomi sesudah Klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada


pandangan Keynes berikut: suku bunga bergantung kepada (i) jumlah uang yang beredar
(penawaran uang) dan (ii) preferensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan
dengan preferensi likuiditas adalah permintaan ke atas uang oleh seluruh masyarakat
dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat
mempunyai tiga motivasi/tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta uang
untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk
menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan
pekerjaab, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat
berharga lain.

2.4.6 FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN SUKU BUNGA


Dalam teori, analisis mengenai penentuan suku bunga selalu menganggap bahwa
dalam perekonomian terdapat hanya satu suku bunga. Di dalam kenyataan,
keadaannya adalah sangat berbeda, yaitu di dalam perekonomian terdapat beberapa
suku bunga. Seseorang yang menabung uangnya di bank menerima suku bunga yang
berbeda dari seseorang yang meminjam uang dari bank. Suku bunga pinjaman
pemerintah berbeda dengan suku bunga yang dibayar konsumen. Dan bank
mengenakan suku bunga yang berbeda kepda nasabah-nasabahnya. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Yang terpenting di antaranya diterangkan
di bawah ini.

Perbedaan Risiko

Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga
pinjaman swasta. Walaupun begitu pemerintah masih dapat memperoleh pinjaman
yang diperlukannya karena risiko dari meminjamkan kepda pemerintah adalah
sangat kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank di dalam menentukan suku bunga
yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut. Kepada
usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha yang tidak banyak risikonya,
mereka bersedia mengenakan suku bunga yang rendah. Kepada usaha yang sangat
tinggi risikonya mereka akan mengenakan suku bunga yang tinggi.

Jangka Waktu Pinjaman

Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus
dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena risiko yang ditanggung
peminjam akan menjadi semakin besar apabila jangka waktu peminjaman
bertambah panjang. Sebab lain adalah karena pemilik modal kehilangan kebebasan
untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu
para peminjam bersedia membayar tingkat bunga ynag lebih tinggi karena mereka
mempunyai waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.

Biaya Administasi Pinjaman


Jumlah dana yang dipinjam sangat berbeda, sedangkan biaya administrasi untuk
memproses pinjaman tersebut tidak banyak berbeda. Apakah sesuatu perusahaan
meminjam Rp 100 juta atau Rp 10 juta, biaya administrasinya adalah sama. Maka
diukur dari sudut biaya administasi untuk pinjaman per rupiah, pinjaman sebesar Rp
10 juta akan menelan biaya yang lebih tinggi dari pinjaman sebesar Rp 100 juta.
Dengan demikian, berdasarkan kepada pertimbangan biaya administrasi, pinjaman
yang relative lebih kecil jumlahnya akan membayar suku bunga yang lebih tinggi.

2.4.7 SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL

Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja harus memperhatikan suku
bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi (persentasi tahunan kenaikan harga-
harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi adalah lebih tinggi dari suku bunga,
pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena
modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dari nilai riil modal
sebelum dibungakan.
BAB III
KEUNTUNGAN

2.5 PENDAPATAN PARA PENGUSAHA

Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan


berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Biaya yang
dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah,
pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan (depresiasi). Apabila hasil
penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah
positif maka diperolehlah keuntungan.

Ditinjaun dari sudut pandangan perusahaan/pembukuan perusahaan, keuntungan


adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas
karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak
dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya produksi.

2.6 SUMBER KEUNTUNGAN EKONOMI KEAHLIAN KEUSAHAWANAN

Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan adalah pembayaran ke atas “jasa”
yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi. Keuntungan merupakan pembayaran
kepada “keahlian keusahawanan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian
keusahawanan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat
keputusan-keputusan berikut: (i) menentukan barabg apa yang perlu diproduksikan
dan dijual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan (ii) menentukan cara memproduksi
yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien dalam
memproduksikan barang tersebut.

Disamping pandangan di atas, ahli-ahli ekonomi telah mengemukakan


beberapa teori lain yang bertujuan untuk menerangkan sumber dari wujudnya
keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori-teori tersebut menjelaskan bahwa
keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran
dari melakukan kegiatan berikut:

•Menghadapi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang.

•Melakukan inovasi/pembaruan di dalam berbagai kegiatan ekonomi.


•Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.

2.7 KEUNTUNGAN ADALAH PEMBAYARAN TERHADAP RISIKO

Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang


dipenuhi oleh berbagai risiko. Tidak terdapat jaminan bahwa sesuatu udaha akan
pasti berhasil. Setiap tahun banyak perusahaan baru yang muncul. Tetapi banyak
pula perusahaan yang gulung tikar dan pemiliknya mengalami kerugian dalam
bentuk uang mau pun tenaga yang dikeluarkan. Maka, ditinjau dari sudut risiko yang
dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan dipandang sebagai pembayaran untuk
menghadapi risiko.

2.8 PEMBAYARAN UNTUK KEGIATAN INOVASI

Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam


manajemen, pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting di
dalam menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik
memproduksi yang baru dapat diperkenalkan. Dengan demikian keuntungan dapat
pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

2.9 SEBAGAI AKIBAT KEKUASAAN MONOPOLI

Dari analisis berbagai pasar dapat disimpulkan bahwa di dalam perekonomian


terdapat perusahaan-perusahaan yang dapat menghalangi kemasukan perusahaan-
perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk beberapa barang tertantu
hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri dari satu perusahaan saja.
Terdapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka
panjang. Keadaan ini dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut dengan
membatasi produksi dan menjamin agar tingkat harga adalah melebihi rata-rata.
Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan secara yang baru diterangkan ini
menyebabkan ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan boleh pula
dipandang sebagai pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.
Daftar Pustaka

Sukirno, Sadono. Teori Pengantar Edisi Ketiga Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1994.

Anda mungkin juga menyukai