Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH UANG DAN BANK

Dosen Pengampu: Bpk. Abdurrahman Sadikin SE, MM.

Kelompok 4

Anggota:

• Kevin Anthony Chandra (1810312310043)

• Muhammad Rayyan Adhiyani (1810312310021)

• Muhammad Rif’qi Maulana (1810312310011)

• Mirza Antares Widyananto (1810312310039)

• Muhammad Riyandi (1810312310021)

• Syach Arya Marga Agung (1810312310021)

• Wira Yasari (1810312210035)

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang memberi rahmat dan

karunianya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dimana

tugas makalah ini penulis sajikan dalam bentuk baku dan sederhana.

Adapun judul tugas makalah ini adalah “Bank dan Uang“. Tujuan penulisan makalah

ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan kita mengenai apa Uang dan Bank itu

berdasarkan pendekatan studi materi ekonomi makro. Penulis menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Terima Kasih.

Banjarmasin, 3 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4

BAB II ........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

2.1 Sejarah Uang..................................................................................................................... 5

2.2 Fungsi dan Jenis Uang ...................................................................................................... 7

2.3 Teori Uang ...................................................................................................................... 11

2.4 Pengertian Bank .............................................................................................................. 14

2.5 Jenis dan Produk Bank ................................................................................................... 15

2.6 Kebijakan Moneter ......................................................................................................... 16

2.7 Bank of England ............................................................................................................. 17

2.8 Bank Indonesia dan Bank of England ............................................................................ 19

PENUTUP ................................................................................................................................ 20

3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang

sebagai alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual beli, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Namun, tidak cukup hanya mengenal uang sebagai alat pembayaran, kita juga

perlu mengetahui pengertian uang, sejarah terbentuknya uang, syarat – syarat terbentuknya

uang jenis maupun fungsi uang dalam kehidupan sehari – hari.

Bank sangat erat kaitannya dengan uang. Bank berperan dalam lalu lintas uang dan surat

berharga dalam perekonomian. Bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang bagi

masyarakat yang membutuhkan. Namun perlu diketahui bank juga menerima segala bentuk

pembayaran, seperti listrik, air, dan telepon.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu uang dan bank?

2. Bagaimana peran uang dan bank terhadap kebijakan ekonomi?

3. Apa perbedaan antara bank sentral di Indoneisa dengan bank sentral di Inggris?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian uang dan bank

2. Agar mahasiswa dapat memahami peran uang dan bank terhadap kebijakan ekonomi

3. Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan bank sentral yang ada di Indoneisa dengan

bank sentral di Inggris

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Uang

Uang pada jaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Sebelum uang ditemukan

manusia menggunakan sistem barter atau sistem pertukaran antara barang atau jasa dengan

barang atau jasa lainnya. Akibat sulitnya untuk menemukan kesamaan keinginan dalam

pertukaran barang dengan sistem barter maka dipergunakanlah uang sebagai alat pembayaran

yang sah dan diterima dengan suka rela. Pada zaman dahulu kala, uang tidak seperti pada saat

sekarang yang berbentuk koin dan kertas. Dulu orang sempat menggunakan kerang, garam, dan

lain sebagainya dalam melakukan transaksi ekonominya. Pada masa sekarang uang umumnya

dapat berupa uang kertas dan uang logam serta sesuatu yang dianggap setara dengan uang

seperti cek, giro, surat berharga, dan sebagainya.

Uang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada

mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi

kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri

dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya,

apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia kepada kenyataan bahwa apa yang

diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk

memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari orang yang

mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya

timbul “barter”, yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak

5
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini, di antaranya adalah kesulitan untuk

menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang

yang dimilikinya; dan kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama

lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk

mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk

digunakan sebagai alat tukar.

Kesulitan dalam sistem barter mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan

dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-

benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum

(generaly accpeted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki

nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari.

Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat

pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang

Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti

garam. Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-

kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai

pecahan, sehingga sulit menentukan nilai uang, penyimpanan (storage) dan pengangkutan

(transportation) menjadi sulit dilakukan; serta timbulnya kesulitan akibat kurangnya daya

tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat

tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah

rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan Logam yang

dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang

logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money), artinya nilai

intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata

6
uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual, dan memakainya

dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan

perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang

harus dilayani dengan uang logam bertambah, sedangkan jumlah logam mulia (emas dan perak)

terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit

dalam pengangkutan dan penyimpanan). Sehingga lahirlah uang kertas

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak

sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar

pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di

pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.

Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat

pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.

2.2 Fungsi dan Jenis Uang

• Fungsi Uang

Fungsi uang dapat dibedakan menjadi fungsi asli dan fungsi turunan.

1. Fungsi asli

a. Fungsi sebagai alat penukar (medium of exchange)

Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan ikannya

dengan pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual ikannya

terlebih dahulu kemudian uang hasil penjualan ika itu digunakan untuk

membeli pakaian. Apabila belum ada uang, Nelayan akan kesulitan menemukan

orang yang bersedia menukarkan pakaiannya dengan ikan.

7
b. Fungsi sebagai satuan hitung (unit of account)

Untuk menyatakan berat suatu barang, kita dapat menggunakan satuan gram,

satuan meter untuk menyatakan satuan panjang suatu barang/benda, satuan

menit untuk menyatakan waktu, dan untuk menyatakan nilai suatu barang/ jasa

digunakan satuan uang. Misalnya nilai dari sebuah pulpen seharga Rp

2.000,00.

2. Fungsi turunan

a. Uang sebagai alat pembayaran

Fungsi uang sebagai alat penukar berbeda dengan fungsi uang sebagai alat

pembayaran. Apa bedanya uang berfungsi sebagai alat penukar dan sebagai alat

pembayaran? Uang berfungsi sebagai alat penukar bila pembayaran uang

tersebut diikuti dengan penerimaan barang atau jasa dari pihak yang menerima

pembayaran uang. Misalnya, seseorang menggunakan uang untuk membeli

barang atau jasa. Oleh karena itu, orang yang membayar dengan uang tersebut

akan menerima imbalan berupa diterimanya barang atau jasa.

b. Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Apabila kita mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan. Contohnya:

untuk bekal ke sekolah, kita tidak harus selalu membawa makanan dan

minuman dari rumah, tetapi cukup dengan membawa uang. Uang tersebut dapat

digunakan untuk membeli makanan dan minuman di kantin. Contoh lain: untuk

pergi ke sekolah, kita tidak perlu membawa ban sepeda sebagai ban cadangan,

tetapi cukup dengan membawa uang. Sewaktu ban sepeda kita pecah di tengah

jalan, kita bisa membeli ban sepeda untuk mengganti ban yang pecah. Dengan

mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan. Uang dapat digunakan

sebagai alat penimbun kekayaan

8
• Jenis – Jenis Uang

1. Uang kartal

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar

yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli

sehari-hari.

2. Uang giral

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan

adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank

yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia.

Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan

yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat

pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

3. Uang kuasi

Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat

pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan

serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Uang menurut bahan

pembuatannya Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang

logam dan uang kertas.

✓ Uang menurut nilainya

Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang

tanda (token money).

1. Uang penuh (full bodied money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut

sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang

9
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang

itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

2. Uang tanda (token money)

Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas

uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan

kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk

membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

✓ Uang menurut bahan pembuatannya

Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang

kertas.

1. Uang logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena

kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah

dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi

satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas

dan perak yang digunakan untuk mata uang.

2. Uang kertas

Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas

dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut

penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang

kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan

lainnya (yang menyerupai kertas).

10
2.3 Teori Uang

Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang bersumber dari

teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter

tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang

lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini

kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity Preference.

1. Motif Transaksi dan Berjaga-jaga

Orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksinya, dan permintaan

akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

nasional dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar volume

transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk tujuan transaksi. Permintaan

uang untuk tujuan transaksi ini pun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu konstan,

tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Hanya saja faktor tingkat

bunga untuk permintaan transaksi untuk uang ini tidak ditekankan oleh Keynes, akan

tetapi tingkat bunga ditekankan pada permintaan uang untuk tujuan spekulasi.

Motif berjaga-jaga (precautionary motive), orang akan mendapat manfaat dari

memegang uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga, karena sifat

uang yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang-barang lain. Menurut Keynes

permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama

dengan faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi, yaitu terutama

dipengaruhi pula oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi

pula oleh tingkat bunga (meskipun tidak kuat pengaruhnya).

2. Motif Spekulasi

Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang

11
tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor

ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik

kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut.

Namun sayangnya teori ini tidak pernah membakukan faktor-faktor ini ke dalam

perumusan teori moneter mereka. (Kita lihat bahwa bentuk permintaan dari teori

Cambridge tidak berbeda dengan Fisher, dan faktor-faktor ini hanya masuk analisa

secara kualitatif). Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes

merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-faktor ini ke dalam teori moneter.

Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainty” dan “expectations” hanya secara

umum, seperti teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainty” dan “expectations”

mengenai satu variabel yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes

membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih memegang

kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang tunai dianggap tidak

memberikan penghasilan sedangkan obligasi dianggap memberikan berupa sejumlah

uang tertentu setiap periode. Dalam teori Keynes dibicarakan khusus obligasi yang

memberikan suatu penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode selama

waktu yang tak terbatas (perpetuity).

➢ Menurut Irving Fisher

MVt = PT……………………………………. (1)

Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang

dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual.

Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu

nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari

barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi

(T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari

12
barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada

dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu

ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt).

MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu

teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori

moneter sebagai berikut:

Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang

ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat,

dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi,

dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan

nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan mentransformasikannya

dalam bentuk:

Md = 1/Vt PT……………………………………. (2)

Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi

tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan

yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter

Md = Ms…………………………………………. (3)

Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah)

menghasilkan

Ms = 1/Vt PT………………………………….…. (4)

Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah

secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah.

Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang

untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full

employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of

13
circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari

penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh

sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode

(Boediono, 2005: 18)

2.4 Pengertian Bank

Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran

uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang

umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu

menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan

jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa

mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.

Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai

rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa

pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan

untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

14
2.5 Jenis dan Produk Bank

o Jenis – jenis bank

1. Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan

logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan

mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau

keduanya.

2. Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau

menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga

dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil

(sesuai kaidah ajaran Islam tentang hukum riba).

o Produk – produk bank

1. Giro

Rekening Giro adalah rekening yang uangnya bisa diambil setiap hari, di

mana rekening ini dilengkapi fasilitas pembayaran dengan cek dan giro

bilyet. Bila Anda bertransaksi dengan pihak lain, maka Anda bisa

membayarnya dengan menggunakan cek atau giro bilyet. Cek adalah surat

berharga di mana orang yang Anda beri cek ini bisa langsung

menguangkannya di bank. Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di

mana orang yang Anda beri giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu

di bank, tapi harus disetorkan lebih dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu

uang akan cair di dalam rekeningnya.

15
2. Tabungan

Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun

penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Hampir setiap orang merasa

wajib memiliki tabungan di Bank. Tidak hanya di satu bank, tetapi juga di

dua atau tiga bank sekaligus. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah

karena saat ini tabungan tidak saja digunakan sebagai sarana menyimpan

uang saja, tetapi juga ditambah dengan fasilitas lain yang sebetulnya sudah

agak diluar dari maksud menabung itu sendiri. Contohnya seperti fasilitas

debet, fasilitas ATM, transfer, dan lain sebagainya.

3. Deposito

Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Sebagai

contoh, kalau Anda menaruh uang Rp 1 juta pada deposito yang berjangka

waktu 3 bulan, maka uang Rp 1 juta tersebut baru bisa Anda ambil setelah

3 bulan berlalu. Tentunya, Anda juga dijanjikan pemberian bunga tertentu

yang bisa Anda nikmati pada saat deposito itu jatuh tempo.

2.6 Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dapat dilakukan bank sentral atau pemerintah

suatu negara untuk memengaruhi berapa banyak uang dalam perekonomian dan berapa biaya

untuk meminjam. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflansi serta

terjadinya peningkatan output keseimbangan. Misalnya, dengan memperketat atau

memperlonggar jumlah kredit (tight/easy money policy) yang diberikan oleh bank-bank umum,

mengubah tingkat suku bank (politik diskonto), dan operasi pasar terbuka (membeli atau

menjual surat - surat berharga).

16
Dalam kondisi inflasi, pemerintah melakukan kebijakan moneter yang bersifat

mengurangi jumlah uang beredar dengan melakukan kebijakan pasar terbuka (open market

policy. Kebijakan pasar terbuka ialah diantaranya dengan menjual Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) atau obligasi negara, menaikkan suku bunga (politik diskonto), menaikkan cadangan kas

minimum bank umum, kebijakan kredit selektif, pemotongan nilai mata uang dalam negeri

(sanering), memusnahkan uang lama, membatasi pencetakan uang baru. Sedangkan dalam

keadaan depresi, pemerintah melalui Bank Sentral menambah jumlah uang beredar dengan

membeli

SBI atau obligasi negara, menekan tingkat suku bunga bank, dan melonggarkan jumlah

kredit bank. Dengan demikian, maka investasi dalam perekonomian diharapkan akan terus

meningkat dan depresi akan teratasi. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat

diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter

dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Kebijakan moneter ekspansif/Monetary Expansive Policy adalah suatu kebijakan

dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

2. Kebijakan moneter kontraktif/Monetary Contractive Policy adalah suatu kebijakan

dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.

2.7 Bank of England

Bank of England atau yang biasa disingkat dengan BoE adalah bank sentral Inggris

yang berkantor pusat di distrik keuangan pusat kota London. Sebagai bank sentral Inggris,

mereka menggunakan dua alat kebijakan moneter utama. Pertama, dengan menetapkan suku

bunga yang mereka bebankan untuk meminjam uang dari bank, yang dinamakan dengan Bank

Rate. Kedua, BoE dapat menghasilkan uang secara digital untuk membeli obligasi korporasi

dan pemerintah - ini dikenal sebagai pembelian aset atau pelonggaran kuantitatif (QE).

17
Kebijakan moneter mempengaruhi seberapa banyak harga naik, disebut tingkat inflasi.

BoE menetapkan kebijakan moneter untuk mencapai target pemerintah dengan menjaga inflasi

pada 2%. Inflasi yang rendah dan stabil baik untuk ekonomi Inggris dan itu adalah tujuan

kebijakan moneter utama mereka.

Tugas BoE dilakukan oleh Dewan Direktur yang diangkat atau ditunjuk oleh Ratu

Inggris. Dewan direktur selain melakukan perumusan kebijakan moneter juga memiliki tugas

mengelola urusan perbankan.

Dalam kewenangannya, BoE memiliki tiga lembaga yaitu:

1. Monetary Policy Committee (MPC), dibentuk pada tahun 1997, bertanggung jawab

untuk menjaga stabilitas harga, memutuskan kebijakan moneter apa yang akan

diambil, termasuk tujuan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan.

2. Prudential Regulation Authority (PRA), dibentuk pada tahun 2013, bertanggung

jawab untuk mempromosikan keselamatan dan kesehatan, secara khusus untuk

asuransi, dan memberikan perlindungan bagi pemegang polis. PRA, menjadi bagian

dari Bank dan bertanggung jawab untuk pengaturan makroprudensial pengambil

deposito, asuransi dan perusahaan investasi besar termasuk menetapkan standar dan

mengawasi lembaga keuangan di tingkat perusahaan individu untuk

mempromosikan keselamatan dan kesehatan mereka, berusaha untuk

meminimalkan efek samping terhadap stabilitas sistem keuangan Inggris dan

memberikan kontribusi untuk memastikan bahwa pemegang polis asuransi

dilindungi.

3. Financial Policy Committee (FPC), dibentuk secara interim pada 2011,

dipermanenkan pada Tahun 2013, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi,

memantau dan mengambil tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko

18
sistemik, dengan maksud untuk melindungi dan meningkatkan ketahanan sistem

keuangan UK, mendukung kebijakan ekonomi pemerintah, termasuk tujuan untuk

pertumbuhan dan lapangan kerja. Berdasarkan Bank of England Act 1998,

sebagaimana telah diubah dengan FSA 2012, BoE memiliki tujuan untuk

melindungi dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan Inggris. FPC bertugas

membantu BoE memenuhi tujuan tersebut.

2.8 Bank Indonesia dan Bank of England

Alasan kami memilih Bank of England dibandingkan bank sentral di negara lain adalah

adanya referensi yang bisa mendukung dalam tulisan makalah ini sehingga bisa terlengkapi.

Bank Indonesia dan Bank of England memiliki perbedaan dari segi keterkaitan dalam

kelembagaan lain. Secara kelembagaan, BI sangat terkait dengan Otoritas Jasa Keungan (OJK)

dalam melakukan pengawasan terhadap bank-bank. Secara Ex-officio, salah Satu anggota

dewan Komisioner OJK merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia (Pasal 10

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK). Sedangkan BoE dalam menjalankan

wewenangnya, terkait dengan tiga lembaga yakni Monetary Policy Committee (MPC),

Prudential Regulation Authority (PRA), dan Financial Policy Committee (FPC).

BI awalnya didirikan oleh De Javasche Bank pada tanggal 10 Oktober 1827. Berbeda

dengan BoE, didirikan oleh perorangan pada Tahun 1694 yang kemudian dinasionalisasi pada

Tahun 1946. BoE awalnya dibentuk dengan tujuan mengumpulkan dana dari masyarakat untuk

selama perang dengan Francis. Setelah itu, secara bertahap diasumsikan sebagai bank sentral.

19
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang

merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan fungsi sebagai alat tukar, alat satuan hitung, alat

penimbun dan pemindah kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga memiliki

jenis yaitu uang kartal dan uang giral. Dan telah tersedia lembaga keuangan yang menyediakan

jasa untuk menyimpan uang.

Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan

perluasan kredit. Jenis Bank yaitu Bank Sentral dan Bank Umum. Bank Sentral bertugas

mengatur peredaran uang dan sebagainya. Sedangkan Bank Umum bertugas melaksanakan

kegiatan yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dapat dilakukan bank sentral atau pemerintah

suatu negara untuk memengaruhi berapa banyak uang dalam perekonomian dan berapa biaya

untuk meminjam. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflansi serta

terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Bank of England adalah bank sentral milik Inggris yang tugasnya dilaksanakan oleh

dewan direktur dan ditunjuk atau diangkat oleh Ratu Inggris. BoE menetapkan kebijakan

moneter untuk mencapai target pemerintah dengan menjaga inflasi pada 2%. Inflasi yang

rendah dan stabil baik untuk ekonomi Inggris dan itu adalah tujuan kebijakan moneter utama

mereka.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N Gregory. 2002. Macroeconomics 5th Edition. New York: Worth Publishers.

Mulyanti, Sri. 2009. Ekonomi 2: Ekonomi dan Kehidupan. Jakarta. Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

https://www.bankofengland.co.uk/

https://www.britannica.com/

http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/13032-mekanika-penciptaan-uang-semua-uang-

adalah-hutang-2.html

http://jausaja.wordpress.com/2011/04/12/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

http://wasnudin.blogdetik.com/2011/04/14/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

21

Anda mungkin juga menyukai