Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDRIAN

NIM : 041579976
MATKUL : MANAJEMEN PERUBAHAN( TUGAS 1 )

1. Salah satu penyebab kegagalan dalam perubahan dalam organisasi yaitu


perubahan berlebihan / excessive change. Perubahan berlebihan
yakni perubahan yang dilakukan secara berlebihan, memaksakan untuk
melampaui batas kemampuannya untuk melakukan perubahan tersebut
dan berdampak lebih buruk. Stensaker et al. (2001) mendefinisikan
perubahan berlebihan sebagai berikut:
a. .Perubahan berlebihan (excessive change) terjadi manakala
sebuah organisasi melakukan berbagai macam perubahan namun
perubahan perubahan tersebut tidak terkait satu sama lain.
Justru sebaliknya perubahan yang beraneka ragam tersebut
terkadang saling bertolak belakang.
b. .Perubahan berlebihan terjadi ketika sebuah organisasi
menginisiasi dan melakukan usulan perubahan baru padahal
perubahan yang sedang berjalanbelum selesai dan belum
dievaluasi secara baik. Sederhananya terjadi tumpang tindih
perubahan yang berakibat pada hilangnya kesempatan bagi
organisasi danorang- orang yang bekerja di dalamnya untuk hidup
secara normal dan menuai hasil.
Zajac, Kraatz & Bresser(2000) menyimpulkan bahwa situasi yang bisa
menimbulkan excessive change antara lain:
1) Manajer melakukan perubahan organisasi ketika lingkungan atau
organisasi itu sendiri sesungguhnya tidak membutuhkan perubahan
2) Manajer melakukan perubahan bukan untuk mencapai tujuan yang
dharapkan tetapi hanya untuk kepentingan perubahan itu sendiri,
3) Perubahan dilakukan terhadap satu elemen organisasi tetapi tidak
dibarengi perubahan terhadap elemen lainnya secara proporsional.
Kunci keberhasilan dan kegagalan tersebut tergantung pada bagaimana
respon manusia itu sendiri dalam menyikapi perubahan ini.

2. Perubahan organisasi karena tekanan lingkungan yang menyebabkan


para manajer bersedia melakukan perubahan organisasi lebih. Hal ini
disebabkan karena :
a. Sekedar Mengikuti trend yang terjadi pada industri, sering disebut
dengan “me too strategy”, yaitu ketika ada perusahaan lain yang
berubah kita juga harus ikut berubah meskipun terkadang kita tidak
mengetahui apa tujuan dari perubahan tersebut. Tujuan dari
organisasi melakukan perubahan sebenarnya bukan karena keharusan,
namun hany sekedar agar terlihat profesional dan inovatif.
b. Keharusan melakukan perubahan, yaitu keadaan dimana sebuah
organisasi dituntut harus melakukan perubahan. Apabila disuruh
memilih pada umumnya organisasi tidak akan melakukan perubahan
karena tidak jarang perubahan organisasi selalu mengura energi dan
hasilnyabelum tentu seperti yang diharapkan. Namun demikian tidak
jarang pula karena ada keharusan , misalnya karena peraturan atau
Undang-Undang mengharuskannya maka organisasi tidak bisa
menghindar untuk tidak melaukan perubahan.
c. Perubahan geopolitik, dimana suatu perubahan yang dilakukan sesuai
dengan kebijakan atau keadaan suatu negara/bangsa pada posisi
geografisnya.
d. Penurunan pasar, yaitu kondisi lingkungan pasar /permintaan pasar
mengalami penurunan peminatan sehingga perusahaan melakukan
perubahan
e. Persaingan yang sangat tinggi-Hypercompetition, dengan semakin
tingginya persaingan maka menuntut suatu organisasi untuk
melakukan perubahan.
f. Menjaga reputasi dan krediblitas organisasi, demi menjaga reputasi
suatu organisasi makaorganisasi harus peka dan selalu melakukan
perubahan. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan PT. TELKOM.

3. Tipologi perubahan
Dibella (2007) mengungkapkan bahwa berbagai cara dapat digunakan
untuk memahami perubahan organisasi, di antaranya perubahan
organisasi dapat dilihat dari:
a. Skop atau skala perubahan
b. Sebab terjadinya perubahan
c. Perspektif waktu
d. Perspektif peran konsultan
Berbagai macam tipologi perubahan organisasi menurut para ahli :
a. Bartunek & moch (1987) dan Levy (1986) membedakan perubahan
organisasi dengan mengkontraskan antara first order change vs second
order change
b. Nadler (1988) dan Mohrman (1989) mengemukakan perubahan
organisasi yang bersifat incremental vs transformative
c. Ackerman (1984) dan Burke (1994) mengklasifikasikan perubahan
organisasi dengan menyebut perubahan yang bersifat transformasional,
transtitional dan transactional.
d. Weick & Quinn (1999) perubahan organisasi bisa dikontraskan
antara perubahan episodic vs continuous
Gundy (1993) mengelompokkan tipologi perubahan ke dalam 3 tipe
yaitu smooth incremental change, bumpy incremental change,
discotinouos change.sedangkan Falmholz & Randle (1998)
membedakan perubahan transformational menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Perubahan transformational type 1,
b. Perubahan transformational type 2 dan
c. Perubahan transformational tipe 3.
Reger (1994) menggunakan tabel mid range untuk mempresentasikan
perubahan yang lebih besar dari incremental tetapi belum sampai pada
tahap perubahan transformasional. Dari ragam tipologi perubahan
ini, akan ditunjukkan bahwa di samping ditemukan adanya
kesamaan tipologi, namun ada pula perbedaan dalam cara
mengungkap jenis perubahan organisasi. Keragaman tipologi ini
bersifat saling melengkapi satu sama lain.. Untuk pengaplikasiannya
dapat dipilih salah satu yang sesuai dengan kondisi dan situasi
lingkungan organisasi yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai