Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah : Ekonomi Makro

Dosen : Dr.Syamsul Bakhtiar Assagraf SE,MM.

UANG DAN SISTEM MONETER – PERBANKAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

 NIMRAH

 MUTMASARI AFNI

 MUSLIMIN HASAN

 NANA MAULIYUSUF

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan

kita rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, dan

untuk memenuhi Tugas Uang dan Sistem Moneter - Perbankan

Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada bapak selaku

Dr.Syamsul Bachtiar Assagraf,SE,MM dosen. Semoga tugas yang penulis

buat dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna,

masih banyak kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan

komentar yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk meningkatkan kualitas dan penyempurnaan tugas ini.

Maros, Selasa 15 Mei 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan perekonomian ada banyak pihak dan hal yang

terlibat. Dalam hal ini uang dan lembaga perbankan m emegang peran

yang sangat penting. Karena uang merupakan alat pembayaran yanG

berlakusekarang untuk semua transaksi Jual-beli baik secara langsung

maupun secara tidak langsung. Keberadaan uang menyediakan alternatif

jika transaksi yang lebih mudah daripada barter yang tidak efisien dan

kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern, karena

mempermintaan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk

melakukan pertukar sebuah dan juga kesulitan dalam Penentuan nilai.

Efisiensi yang diperoleh dengan menggunakan uang pada

akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja

yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dan kemakmuran.

Lembaga perbankan berperan dalam lalu lintas uang dan surat-

surat berharga dalam perekonomian. Pada umumnya Bank dikenal

sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima

simpanan, giro, tabungan dan deposito. Sedangkan bank sentral berperan

dalam upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Perlu

diwujudkannya sistem perbankan yang sehat itu, karena dunia perbankan

adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi suatu


negara. Danbank sentral juga mempunyai peranan yang penting dalam

mencegah timbulnya risiko-risiko kerugian yang diderita oleh bank itu

sendiri, masyarakat penyimpan dana dan merugikan serta

membahayakan kehidupan ekonomi termasuk meningkat harga-harga

dalam mekanisme pasar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi serta Fungsi-fungsi Uang?

2. Apa itu macam-macam Klasifikasi uang?

3. Apa itu mengapa Uang Diterima oleh Masyarakat?

4. Apa itu kerangka Kelembagaan Sistem Moneter PerbankanBank

Sentral serta Fungsi-fungsinya?

5. Apa itu Proses Penciptaan Uang oleh Bank-bank Komersial

(Umum)?

6. Apa itu Penciptaan Uang Giral oleh Sebuah Bank Komersial dalam

Suatu Sistem Perbankan?

7. Apa itu angka Pengganda Moneter?

8. Apa saja Penyesuaian Angka Pengganda Uang?

9. Ada Beberapa Konsep dan Pengertian?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi serta Fungsi-fungsi Uang.

2. Mengetahui Mengetahui Macam-macam Klasifikationg.


3. Mengapa Uang Diterima oleh Masyarakat.

4. Mengetahui kerangka Kelembagaan Sistem Moneter Perbankan.

5. Mengetahui proses Penciptaan Uang oleh Bank-bank Komersial

(Umum).

6. Mengetahui penciptaan Uang Giral oleh Sebuah Bank Komersial

dalam Suatu Sistem Perbankan.

7. Mengetahui penciptaan Uang Giral secara Berganda oleh Sistem

Perbankan.

8. Mengetahui angka Pengganda Moneter.

9. Mengetahui penyesuaian Angka Pengganda Uang.

10. Mengetahui beberapa Konsep dan Pengertian.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi serta fungsi-fungsi uang

Apakah yang disebut uang? Uang adalah segala sesuatu yang dapat

berfungsi sebagai uang. Pada dasarnya tiga macam fungsi uang adalah

sebagai berikut.

a. Uang adalah suatu alat atau media tukar yang digunakan dalam

pembelian dan/atau penjualan barang-barang dan jasa-jasa.

Dengan adanya uang sebagai alat atau media tukar maka

masyarakat dapat menghindari keruwetan atau kerepotan

perekonomian barter bila tak ada alat atau media tukar berupa

uang dan masyarakat bisa memperoleh manfaat spesialisasi

secara geografis dan sumber daya manusia.

b. Uang merupakan suatu standar nilai. Masyarakat akan

memperoleh manfaat dengan menggunakannya sebagai satuan

moneter yaitu pengukur nilai atau harga barang-barang dan

sumber-sumber secara relatif. Dengan demikian kita tidak perlu

menetapkan harga setiap barang secara relatif terhadap barang

lainnya, dan cukup hanya menetapkan harga masing-masing

barang dalam satuan uang (moneter). Standar nilai juga digunakan

untuk transaksi yang menyangkut pembayaran-pembayaran di

masa depan.
c. Uang bertindak sebagai alat atau media penimbun nilai atau

kekayaan karena uang merupakan milik kekayaan yang paling

likuid. Meskipun ia tidak menghasilkan suatu pendapatan, tetapi ia

segera dan secara langsung dapat digunakan untuk memenuhi

segala macam kewajiban finansial.

B. Macam-macam klasifikasi uang

Secara teoritis sesungguhnya ada berbagai batasan atau pengertian

tentang uang serta komponen-komponen yang temasuk di dalamnya.

Yang secara umum diterima adalah M1 dan M2. Secara sempit yang

disebut sebagai M1 adalah uang logam, uang kertas, dan simpanan giro

atau uang giral. Uang logam dan uang kertas disebut sebagai uang kartal

yang merupakan utang pemerintah ataupun bank sentral tanpa uang.uang

giral merupakan uang ank komersial.

Tabel 6.1 menunjukkan kuantitas dua jenis uang tersebut.


Definisi tentang uang lebih luas sering disebutkan sebagai M2 yaitu

(M] + Uang-Kuasi). "Uang-Kuasi" atau "Uang-Dekat" yang merupakan

terjemahan dari istilah "Near Money" adalah bentuk kekayaan finansial

yang sangat likuid. Meskipun secara langsung ia tidak berfungsi sebagai

media tukar tetapi dapat diubah dengan cepat menjadi uang kartal

maupun uang giral. Deposito berjangka ataupun rekening

simpanan/tabungan pada bank-bank komersial ataupun bank tabungan

merupakan uang-dekat. Adanya uang-dekat menunjukkan bahwa sulit

mendefinisikan apa yang disebut uang. Sulit menentukan apakah suatu

kekayaan finansial yang sangat likuid termasuk dalam kategori uang atau

tidak. Untuk keperluan tujuan kebijakan moneter maka kita harus memberi

definisi agak jelas dan pasti tentangapayang dimaksudkan dengan uang,

apakah hanya M1 atau M2. Pada umumnya, bila hanya ada sedikit jumlah

serta jenis kekayaan finansial yang sangat likuid, maka dapat dipakai

definisi M1 karena M1 dan M2 besarnya tidak banyak berbeda.

Tabel6.1 menunjukkan jumlah uang beredar pada pertengahan tahun

1987 serta posisi masing-masing jenis. Jumlah uang beredar dalam arti

sempit M1 yaitu uang kartal dan uang giral sebesar 11,50 trilyun rupiah.

Komposisinya adalah 49,5 persen dan 50,7 persen.Sedangkan dalam arti

luas, uang M2 adalah M1 ditambah uang-kuasi adalah sebesar 28,4

trilyun rupiah. Komposisinya adalah 40,4 persen M1 dan 59,6 persen M2.
C. Mengapa uang di terima oleh masyarakat

Seperti diketahui uang, baik uang kartal maupun uang giral,

sebenarnya hanya merupakan surat utang atau janji untuk membayar

kepada pemegang atau pemilik. Lagi pula uang kartal dan simpanan giro

tidak mempunyai nilai intrinsik. Meskipun demikian manajemen jumlah

uang beredar yang baik dan tepat akan dapat mendorong tercapainya

kesempatan kerja penuh serta menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan

ekonomi yang sehat. Hal ini merupakan salah satu aspek mengapa uang

dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat.

Bila uang tidak didukung atau dijamin oleh suatu logam mulia

hingga uang tidak mempunyai nilai intrinsik, lalu mengapa masyarakat

mengakui dan bersedia menerimanya? Hal ini karena masyarakat percaya

uang dapat diterima dan dapat digunakan untuk membayar pembelian

barang-barang dan jasa-jasa. Di samping itu kepercayaan atas uang

harus didukung secara hukum olehundang-undangyang menyatakan

bahwa uang merupakan satu-satunya media pembayaran sah. Hal ini juga

didukung oleh kesediaan pemerintah untuk menerimanya sebagai

pembayaran pajak atau kewajiban-kewajiban finansial lain kepada

pemerintah. Tetapi pemerintah tidak menyatakan bahwa cek merupakan

media pembayaran sah namun pembayaran dengan cek telah

menyelesaikan volume pertukaran barang-barang yang cukup besar

dalam masyarakat.
Karena tidak didukung oleh suatu logam mulia tertentu, maka nilai

riel uang tergantung pada tenaga beli yang diukur dengan banyaknya

barang-barang dan jasa-jasa yang dapat dibeli dengan satu satuan uang.

Hal ini tergantung pada tingkat harga barang-barang dan jasa-jasa.

Karena itu terdapat hubungan terbalik antara nilai rupiah dengan tingkat

harga umum. Bila angka indeks harga konsumsi atau

"angka indeks biaya hidup" naik maka tenaga beli rupiah turun, dan

begitu sebaliknya. Bila harga-harga naik maka diperlukan lebih banyak

uang untuk membeli sejumlah tertentu barang-barang dan jasa-jasa, dan

begitu sebaliknya. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut.

VR = 1/P

di mana VR adalah nilai atau tenaga beli uang dan P adalah tingkat harga

umum.

D. Kerangka kelembagaan sistem moneter-perbankan

Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar dalam

perekonomian berasal dari sistem moneter dan perbankan yang

merupakan bagian sektor keuangan. Sektor keuangan terdiri atas sistem

moneter dan lembaga-lembaga keuangan lain di luar sistem moneter dan

perbankan. Sistem moneter dan perbankan terdiri atas otorita moneter

dan bank-bank umum atau bank-bank komersial. Otorita moneter terdiri

atas bank sentral (yaitu Bank Indonesia = BI) dan pemerintah pusat
sepanjang yang terakhir ini melakukan fungsi-fungsi moneter-nya,

cadangan yaitu devisa.mengusahakan pinjaman dari luar negeri untuk

memperkuat cadangan devisa.

Bank-bank umum atau bank komersial adalah bank-bank yang

kewajiban keuangannya terutama terdiri atas saldo R/K (rekening koran)

atau rekening giro. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menerima

titipan dana dalam jangka pendek berupa giro dan deposito dan

memberikan kredit jangka pendek. Bank-bank umum terdiri atas bank-

bank devisa nasional (bank devisa pemerintah dan bank devisa asing),

bank-bank asing dan bank-bank campuran, serta bank-bank umum

swasta bukan bank devisa yang sebagian besar adalah bank-bank kecil.

Bank-bank pembangunan terdiri atas Bank Pembangunan Indonesia,

bank-bank pembangunan daerah, dan bank pembangunan swasta,

semuanya digolongkan sebagai bank-bank umum karena bank-bank

tersebut melakukan kegiatan usaha sebagai bank umum, meskipun

menurut definisi bank pembangunan adalah bank yang kegiatan usahanya

terutama menerima/menghimpun dana jangka panjang serta memberikan

pinjaman dalam jangka panjang. Skema 6.1 menunjukkan kerangka

sektor keuangan dan sistem-sistem moneter dan perbankan.

Beberapa rincian tentang skema tersebut adalah sebagai berikut.


a. Dewan moneter diketahui oleh Menteri Keuangan dengan dua

orang anggota yaitu Menteri Perdagangan dan Gubernur Bank

Indonesia.

b. Bank-bank pemerintah terdiri atas lima bank umum yaitu Bank BNI,

Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Bumi Daya (BBD), Bank

Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Bank Eksim), satu

bank pembangunan dan satu bank tabungan yaitu Bank

Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Tabungan Negara

(BTN).

c. Bank asing terdiri dari kantor-kantor cabang, sub cabang dan

kantor-kantor perwakilan bank-bank devisa asing dan bank-bank

campuran.

d. Bank swasta terdiri atas sekitar 100 bank umum atau bank umum

devisa, bank-bank tabungan, bank pembangunan, bank koperasi

besar dan bank pegawai/pensiunan.

e. Bank sekunder terdiri atas ratusan bank desa, lumbung desa, bank-

bank pasar, dan bank koperasi kecil.

f. Lembaga-lembaga keuangan bukan-bank terdiri atas beberapa

Lembaga Pembiayaan Pembangunan dan beberapa Lembaga

Perantara Penerbitan dan Perdagangan Surat-surat Berharga,

Keduanya merupakan lembaga nasional maupun campuran. Di

samping itu ada beberapa kantor perwakilan asing

Lembagalembaga Keuangan Bukan-Bank.


E. Bank sentral serta fungsi-fungsinya

Fungsi-fungsi bank sentral pada umumnya sebagai berikut.

a. Memegang Deposito Milik Bank-bank Lain. Ini merupakan

cadangan milik bank-bank lain. Perusahaan atau perseorangan

memelihara rekening giro pada bank-bank umum untuk

memudahkan transfer pembayaran. Sedangkan bank sentral hanya

menerima setoran rekening giro oleh bank-bank lain.


b. Mengedarkan Uang Kartal, yaitu Uang Kertas dan Uang Logam.

Bilamana dirasakan perekonomian memerlukan lebih banyak uang

beredar untuk mengadakan transaksi maka bank sentral

menambah jumlah uang beredar, dan begitu sebaliknya.

c. Mengatur dan Mengendalikan Jumlah Uang Beredar atau

Penawaran Uang. Ini merupakan fungsi bank sentral yang

terpenting. Bank berfungsi mengendalikan jumlah uang beredar

sesuai dengan kebutuhan perekonomian sebagai keseluruhan.

d. Bertindak Sebagai Lembaga Kliring. Cek merupakan surat perintah

kepada suatu bank untuk membayar seseorang atau pihak lain

dengan dana simpanan giro milik penulis cek tersebut. Bila

pembayar dan penerimanya mempunyai rekening simpanan pada

bank yang sama, ini dilaksanakan hanya dengan cara

pemindahbukuan yaitu dengan mengurangi rekening simpanan giro

milik sipembayar (penulis atau penarik cek) dan menambahkan ke

dalam rekening giro milik penerima pembayaran tersebut.

e. Sebagai Lembaga Keuangan/Fiskal Pemerintah. Setiap tahun

pemerintah memungut dan mengumpulkan penerimaan pajak serta

pungutan-pungutan lain dalam jumlah besar sekali.

Pemerintah memelihara rekening koran pada bank sentral untuk

menampung dan membukukannya.

f. Mengawasi dan Memandu Bank-bank. Bank sentral mengawasi

dan memandu bekerjanya bank-bank. Sistem perbankan


tergantung pada situasi finansial dan operasional bank-bank secara

individual. Situasi finansial dan operasional tak-sehat akan

mengancam struktur finansial seluruh perekonomian.

Direksi Bank Indonesia bertugas dan berkewajiban membantu dalam

a. mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah; dan

b. menggalakkan kegiatan produksi dan pembangunan serta

memperluas dan menciptakan kesempatan kerja.

Tugas tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan

yang ditetapkan oleh pemerintah yang dalam penetapan/penyusunannya

dibantu oleh Dewan Moneter. Dewan ini terdiri dari tiga orang yaitu.

Menteri-menteri di bidang keuangan, dan perekonomian serta Gubernur

Bank Indonesia. Dewan diketuai oleh Menteri Keuangan.

Dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas-tugasnya, direksi

Bank Indonesia harus berpegang pada petunjuk-petunjuk, pengarahan

dan pengaturan Dewan Moneter. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

mempunyai beberapa tugas sebagai berikut.

a. Ia mempunyai hak tunggal mengeluarkan dan mengedarkan uang

kertas dan uang logam.

b. Dalam hubungan-hubungan keuangan dengan pemerintah, ia

membantu pemerintah dalam penjualan obligasi-obligasi

pemerintah dan memberikan pinjaman jangka pendek.


c. Dalam hubungan internasional, bank menyusun anggaran devisa

untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mempercepat kegiatan

pembangunan.

d. Dalam masalah perbankan dan kredit, bank mendorong dan

mengawasi agar dapat dicapai perkembangan perbankan dan

kredit yang sehat. Ia memberikan panduan dalam perluasan,

penyelesaian dan pengaturan pembayaran-pembayaran transfer

dan mempengaruhi posisi rekening-rekening bank melalui operasi

kliring, memberikan syarat-syarat umum mengenai solvabilite.

e. Secara makro, bank menyusun anggaran kredit untuk suatu

periodetertentu dan menyerahkannya kepada pemerintah melalui

Dewan Moneter. la menentukan tingkat suku bunga dan strukturnya

serta batas kredit secara kuantitatif dan kualitatif yang bisa

diberikan oleh bank-bank.

f. Mengenai panduan dan pengarahan perbankan, Bank Indonesia

menentukan peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan umum

sesuai dengan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris setiap

bank, baik milik swasta, pemerintah atau koperasi. Ia dapat

menetapkan sanksi atas pelanggaran terhadap kewajiban dan

tanggung jawabnya.

g. Bank Indonesia melakukan beberapa kegiatan perkreditan.

Pertama adalah pemberian kredit langsung kepada badan,

lembaga atau perusahaan negara untuk pembelian dan penyediaan


pangan, pupuk, kredit Bimas, impor gula, kredit jangka menengah

dan sebagainya. Kredit lain adalah kredit yang diberikan kepada

bank-bank pemerintah sebagai kredit likuiditas untuk produksi dan

distribusi gula, perkebunan besar, dan produksi barangbarang

ekspor. Bank-bank umum dan pembangunan pemerintah

memberikan kredit jangka menengah/panjang atau kredit investasi.

Misalkan Bank Indonesia memberikan pinjaman kepada

pemerintah pusat atau kepada lembaganya misalnya sebesar 1 trilyun

rupiah. Sebut saja ini sebagai transaksi 1, dan nampak sebagai berikut.

F. Proses penciptaan uang oleh bank-bank komersial (umum)

Seperti telah diketahui Bank Indonesia (BI) dan pemerintah

merupakan sumber penciptaan uang kartal. Sementara bank-bank

komersial merupakan sumber penciptaan uang giral yang merupakan

komponen cukup besar dalam jumlah uang beredar. Berikut ini terlihat

bagaimana proses bank komersial menciptakan uang giral, baik sebagai


suatu bank individual ataupun sebagai sistem bank komersial secara

keseluruhan.

Sebagai suatu badan usaha yang merupakan lembaga keuangan

dan bertujuan mencari keuntungan, kegiatan bank umum dapat dilihat

pada neraca serta perubahan-perubahannya. Dengan menganalisis kita

dapat memperoleh gambaran bekerjanya sistem moneter dan perbankan.

Pada dasarnya neraca keuangan menunjukkan kekayaan serta utang-

utang atau kewajiban-kewajiban. Ini biasanya disebut aktiva dan pasiva.

Neraca suatu bank komersial menunjukkan posisi keuangan. Kedua

sisinya selalu seimbang atau sama. Pada sisi pasiva ada dua macam

kewajiban keuangan yaitu kewajiban keuangan perusahaan atau bank

komersial terhadap para pemiliknya disebut sebagai kekayaan bersih dan

utang-utang yang merupakan kewajiban kepada pihak lain. Maka dapat

dituliskan sebagai berikut.

Aktiva (atau Kekayaan) = Utang + Kekayaan Bersih

G. Penciptaan uang dan giral oleh sebuah bank komersial dalam

suatu sistem perbankan

Uang giral diciptakan oleh sistem bank komersial sebagai

keseluruhan. Untuk mempermudah mengerti prosesnya kita lihat dulu

bagaimana proses sebuah bank dapat menciptakan uang giral serta

faktor-faktor apa yang mempengaruhi. Hal ini bisa dilihat dengan

menganalisis berbagai transaksi yang dilakukan mulai dari pendirian atau


pembentukannya, penerimaan simpanan giro, penarikan atau

pembayaran cek, dan pemberian pinjaman atau kredit.

a. Pembentukan dan Bekerjanya Suatu Bank Komersial

Misalkan sekelompok orang di kota Y bersepakat perlu didirikan sebuah

bank komersial untuk melayani jasa perbankan bagi masyarakat di kota

tersebut dan bank yang didirikan akan berbentuk bank komersial. Undang-

undang mewajibkan semua bank yang didirikan harus berbentuk PT

(Perseroan Terbatas) dengan syarat minimum tertentu tentang modal yang

sudah disetorkan.

Transaksi 1:

Setiap anggota kelompok tersebut bersama-sama telah menyetorkan

penuh modal yang harus disetorkan dan izin mendirikan bank telah

diberikan. Jumlah seluruh modal sahamnya sebesar 500 juta rupiah.

Semua setuju bank tersebut diberi nama PT Bank Arta Makmur.

b. Hubungan dan Pengendalian oleh Bank Sentral

Sesudah memperoleh izin berusaha, bank tersebut dalam

operasinya harus memenuhi ketentuan pengendalian oleh bank sentral.

Salah satu yang terpenting terutama dalam fungsi pengendalian jumlah

uang beredar adalah ketentuan bahwa bank harus memelihara sejumlah

tertentu cadangan wajib. Ini adalah sejumlah dana yang sama besarnya

dengan persentase tertentu yang ditetapkan oleh bank sentral dari

besarnya rekening giro yang harus dipegang atau dipunyai oleh suatu
bank baik berupa uang tunai (kas) maupun berbentuk simpanan pada

bank sentral. Besarnya ketentuan cadangan wajib serta komponen-

komponen termasuk di dalamnya bervariasi dari waktu ke waktu

tergantung dan digariskan oleh tujuan kebijakan moneter pemerintah yang

akan dicapai. Untuk memudahkan selanjutnya hanya dituliskan cadangan

saja, baik merupakan kas maupun merupakan simpanan giro yang dimiliki

oleh suatu bank komersial pada bank sentral.

Ketentuan persentase cadangan minimum disebut "nisbah

cadangan" menunjukkan nisbah antara besarnya cadangan baik berupa

uang kas maupun saldo pada bank sentral dengan kewajiban utang yang

telah jatuh tempo atau saldo giro. Hal ini dituliskan sebagai berikut.

LR= (IT) [GR]

di mana LR adalah besarnya cadangan wajib minimum, (rr) adalah

besarya ketentuan cadangan wajib minimum dinyatakan dalam

persentase, dan GR adalah besarnya rekening giro.

Bila ketentuan nisbah cadangan wajib minimum adalah 10

persenmaka PT Bank Arta Makmur paling sedikit harus memegang

cadangan wajib sebesar 20 juta rupiah karena simpanan berbentuk

rekening giro pada bank tersebut adalah 200 juta rupiah. Selanjutnya bila

ketentuan cadangan wajib minimum adalah 25 persen maka besarnya

cadangan wajib adalah 50 juta rupiah. Dalam kenyataan ketentuan serta

penghitungan besarnya cadangan cukup komplek dan rumit karena


ketentuannya tidak sederhana, baik mengenai rekening-rekening yang

termasuk dalam cadangan maupun mengenai rekening-rekening yang

termasuk dalam utang-utang yang telah jatuh tempo.Disamping itu

ketentuan inipun bisa dibedakan untuk berbagai jenis bank baik mengenai

pemiliknya, besarnya, serta lokasi operasinya. Untuk

menyederhanakannya satu-satunya komponen termasuk dalam utang

telah jatuh tempo hanyalah saldo rekening giro.

Misalkan cadangan wajib minimum secara sederhana dan

menyeluruh ditetapkan sebesar 20 persen yaitu perbandingan antara

besarnya cadangan dan besarnya saldo rekening giro. Dari Neraca 3

dapat dihitung besarnya cadangan wajib minimum hanya sebesar 140 juta

rupiah saja sedangkan cadangan aktual yang benar-benar dimiliki dan

dipegang adalah 220 juta rupiah, maka cadangan kelebihannya sebesar

180 juta rupiah. Jadi dapat dikatakan besarnya cadangan kelebihan

adalah cadangan aktual yang ada dikurangi dengan cadangan wajib

minimum. Kemampuan suatu bank komersial memberikan (tambahan)

pinjaman tergantung pada besarnya cadangan kelebihan yang dimilikidan

dipegang. Ini menunjukkan kemampuan sistem bank komersial

menciptakan uang giral.

Anda mungkin juga menyukai