INDONESIA
Syahin Muhammad Alhadi/ 3601521080
Abstrak: Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di
Negara kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai
tempat menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup
masyarkat. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai perananan yang sangat penting.
Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan
oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan
untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Peranan perbankan sebagai
perantara dalam memobilisasi dan menyalurkan dana, secara langsung ataupun tidak
langsung, membuat lembaga ini memiliki kemampuan untuk menstransformasikan dan
mendistribusikan resiko.
PENDAHULUAN
Dewasa ini uang dan perbankan memiliki pengaruh besar dalam perekonomian di
Indonesia. Uang dalam wujudnya terdiri dari lembaran – lembaran kertas dan kepingan –
kepingan logam yang dicetak dan dicap yang pengaruhnya amat besar dalam kehidupan
manusia. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai perananan yang sangat penting.
Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan
oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan
untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Apa yang terjadi jika di dunia ini
tidak ada uang? Tentu manusia menjadi repot. Jika tidak ada uang, kita mungkin akan
membayar iuran sekolah dengan kelapa, beras, ayam, kambing atau barang lainnya. Oleh
karena itu semakin besar jumlah uang yang diperoleh maka makin puaslah seseorang karena
barang yang diperolehnya akan semakin banyak. Sistem keuangan modern dengan uang
kertas, uang logam, cek, dan kartu kredit tidak tercipta dalam sekejap mata. Uang sebagai alat
pembayaran yang sah tidak tercipta dalam waktu yang sekejap Diperlukan waktu berabad –
abad sampai orang menemukan sistem keuangan seperti pada zaman modern seperti ini.
Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di Negara
kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai tempat
menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup masyarkat
Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10
tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut
UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak . Secara garis besar, peranan perbankan dalam perekonomian
adalah, pertama, menjalankan fungsi transmisi (transmission function). Kedua, menghimpun
dan menyalurkan dana (intermediation function). Ketiga, mentransformasikan dan
mendistribusikan resiko dalam suatu perekonomian (transformation and distribution of risk
function).
Keempat, serta instrumen untuk menstabilkan kondisi perekonomian (stabilization
function ) dalam Gill (1966 : 20). Berperan sebagai lembaga transmisi, mengandung arti
bahwa institusi perbankan mempunyai kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas
uang yang beredar. Artinya, sebagai institusi yang mampu menciptakan instrumen keuangan
(seperti penciptaan uang kartal oleh Bank Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka
perbankan dapat mempengaruhi pasokan dari sebagian besar uang yang beredar (money
supply) yang akan digunakan baik sebagai alat tukar (medium of exchange) ataupun sebagai
alat pembayaran (unit of account). Singkatnya melalui kemampuan dalam mengontrol jumlah
dan lalulintas uang yang beredar, maka lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai transmisi dalam menjalankan kebijakan moneter. Sementara itu, sebagai
lembaga intermediasi, lembaga perbankan berperan sebagai tempat untuk memobilisasi dana
dari pihak yang mempunyai dana menganggur atau kelebihan dana (surplus unit) untuk
kemudian menyalurkan kepada pihak yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit unit).
Melalui fungsi intermediasi, institusi perbankan mempunyai kemampuan untuk
merealokasikan dana secara lebih efektif diantara dua pihak (surplus and deficit units) yang
terpisah dan tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena itu, melalui fungsi intermediasi
ini lembaga perbankan mempunyai posisi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
dan kemajuan ekonomi.
Peranan perbankan sebagai perantara dalam memobilisasi dan menyalurkan dana, secara
langsung ataupun tidak langsung, membuat lembaga ini memiliki kemampuan untuk
menstransformasikan dan mendistribusikan resiko. Maksudnya, di satu sisi, semua kegiatan
ekonomi mengandung resiko. Hanya saja, satu kegiatan ekonomi mungkin memiliki resiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lainnya. Di sisi lain, penabung
(savers) atau surplus unit yang bertindak sebagai pemberi pinjaman (lenders) dan investor
atau deficit units yang berperan sebagai peminjam (borrowers) merupakan pelaku ekonomi
yang pada dasarnya kurang menyukai resiko (risk averse). Akan tetapi penabung (surplus
unit) biasanya lebih risk averse dibandingkan dengan investor (deficit unit). Demikian pula,
persepsi mengenai risk averse dari seorang investor mungkin berbeda dibandingkan dengan
investor lainnya.
Permasalahannya adalah, apabila resiko tidak bisa didistribusikan, maka dana dari
surplus unit hanya akan terkonsentrasi pada kegiatan ekonomi yang tidak terlalu beresiko
yang dikelola oleh investor yang sangat risk averse. Padahal, kegiatan ekonomi yang
memiliki resiko tinggi mungkin bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan
perekonomian secara keseluruhan. Karena itu, kemampuan perbankan untuk memobilisasi
dan menyalurkan dana, memungkinkan lembaga ini untuk mampu menstransformasikan dan
mendistribusikan resiko, tidak saja diantara kegiatan ekonomi, tetapi juga diantara surplus
unit dan deficit unit serta diantara investor. Akhirnya, sebagai bagian dari struktur moneter,
institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan
keseimbangan perekonomian makro. Artinya, perjalanan perekonomian setiap negara pada
umumnya selalu ditandai dengan terjadinya gejolak (business cycle), sebagaimana tercermin
dan naik-turunnya atau menguat-melemahnya output, kesempatan kerja, harga (barang), dan
nilai tukar. Dan sisi permintaan agregat (aggregate demand), gejolak seperti tersebut di atas
merupakan refleksi dan terjadinya ketidakseimbangan di dalam kondisi perekonomian makro
(macroeconomic disequilibrium) yang disebabkan antara lain salah satunya oleh terlalu
banyak atau terlalu sedikitnya jumlah uang yang beredar.
Karena itu, sebagai institusi yang memiliki kemampuan untuk mengontrol dan
mempengaruhi jumlah uang yang beredar, maka perbankan bisa berperan sebagai salah satu
instrumen untuk menciptakan stabilitas dan menjaga keseimbangan kondisi perekonomian
makro, Menurut Sunarsip (2003), di negara berkembang seperti Indonesia, keberadaan
industri perbankan menjadi semakin penting. Ini mengingat, tipikal negara berkembang
adalah adanya saving-investment gap yang tidak bisa ditutupi oleh budget pemerintah.
Keterlibatan perbankan dalam mengumpulkan dan menyalurkan kembali dana-dana
masyarakat akan sangat membantu proses pembangunan ekonomi. Sehingga tidak
mengherankan jika peranan perbankan dalam perekonomian negara berkembang lebih
mendominasi dibandingkan dengan perbankan di negara-negara maju. Sebagai gambaran,
studi yang dilakukan World Bank menunjukkan bahwa asset sektor perbankan terhadap
seluruh asset lembaga keuangan negara-negara di kawasan Asia dan Amerika Latin pada
tahun 1994 mencapai 60%. Bahkan di Indonesia, rasionya mencapai 90%. Dari sisi investasi,
fungsi intermediasi yang paling dominan dilakukan bank adalah penyaluran kredit. Disadari
bahwa di samping menjanjikan keuntungan sebagai sumber utama pendapatan bank,
pemberian kredit juga mempunyai sisi resiko yang tinggi bagi bank, yaitu resiko kegagalan
pengembalian yang lebih besar sehingga menyebabkan menimbulkan 138 kredit menjadi
bermasalah yang menjurus kepada kredit menjadi macet yang mengakibatkan kerugian bagi
bank pemberi kredit.Dari berbagai permasalahan diatas maka akan dibahas peranan uang dan
perbankan bagi masyarakat di Indonesia.
METODE
Dalam riset ini memakai pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan yakni metode
deskriptif. Jenis data yang dipakai menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan studi kepustakaan, baik itu dari jurnal, laporan keuangan, buku, internet dan
lain sebagainya yang terkait dalam penelitian tentang uang dan perbankan di Indonesia.
Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya
uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat
untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan
kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian dapat
mengatakan bahwa bukumu lebih mahal daripada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah
yang dimaksud dengan uang itu? Setelah membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Sejarah Uang
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana. Hal ini pernah
dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
mengambil dan memanfaatkan barang yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Perkembangan
peradaban manusia juga menggeser tujuan kegiatan produksi masyarakat. Semula,
masyarakat memproduksi barang hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, lalu
berkembang menjadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan
cara tukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan barter (pertukaran
innatura). Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat dipenuhi.
Syarat-syarat itu sebagai berikut.
a. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang akan
ditukarkan.
b. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus saling membutuhkan barang yang
akan dipertukarkan tersebut pada waktu yang sama.
c. Barang-barang yang akan dipertukarkan harus mempunyai nilai yang sama. Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia maka pertukaran dengan cara barter menjadi
semakin sulit dilakukan. Bahkan, karena kebutuhan setiap orang semakin banyak dan
beragam, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mungkin lagi ditempuh dengan
cara barter. Karena menghadapi kesulitan dalam melakukan pertukaran barter, manusia
terdorong untuk mencari cara pertukaran yang lebih mudah. Manusia mulai menggunakan
uang barang dalam melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu garam, senjata, dan
kulit hewan. Pada umumnya benda-benda yang digunakan sebagai uang barang oleh
masyarakat setempat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Digemari oleh masyarakat setempat.
b. Jumlahnya terbatas.
c. Mempunyai nilai tinggi.
Namun dalam kenyataannya uang barang tersebut masih mengandung kelemahan juga.
Kelemahannya sebagai berikut.
a. Sulit dipindahkan.
b. Tidak tahan lama.
c. Sulit disimpan.
d. Nilainya tidak tetap.
e. Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya.
f. Bersifat lokal.
Kesulitan pertukaran dengan menggunakan uang barang tersebut mendorong manusia
untuk menetapkan benda yang dapat digunakan sebagai perantara tukar-menukar. Benda yang
dianggap cocok sebagai alat tukarmenukar adalah logam. Pada masa lalu, logam yang
digunakan sebagai uang adalah emas atau perak. Mengapa masyarakat memilih emas atau
perak sebagai alat perantara pertukaran? Alasannya sebagai berikut.
a. Emas dan perak merupakan barang yang dapat diterima oleh semua anggota masyarakat
karena memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
b. Jika dipecah nilainya tetap (tidak berkurang).
c. Tahan lama (tidak mudah rusak).
Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat akan pertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak sama sehingga menyebabkan persediaan emas tidak
sama.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mendorong kegiatan transaksi menjadi
semakin sering dan bahkan semakin kompleks. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi manusia
untuk membawa uang logam dalam jumlah besar (berat dan repot). Untuk mengatasinya,
pemilik emas dan perak cukup melakukan transaksi dengan menunjukkan bukti penyimpanan
emas dan perak yang berupa surat bukti penyimpanan. Surat bukti penyimpanan tersebut
dikeluarkan oleh lembaga yang menerima titipan emas dan perak. Lama kelamaan yang
beredar dalam masyarakat adalah kertas sebagai tanda bukti penyimpanan emas dan perak
tersebut. Di Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan Bank
Indonesia. Kedua jenis uang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum
Uang yang beredar di Indonesia diterima oleh masyarakat umum karena masyarakat
percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran.
b. Mudah Disimpan dan Nilainya Tetap
Uang yang beredar di Indonesia mudah disimpan. Bentuknya kecil sehingga praktis
menyimpannya. Kalian dapat menyimpan uang di saku maupun di dompet karena ukuran
uang tidak besar. Uang Rp10.000,00 yang kalian simpan di saku selama seminggu tetap
bernilai Rp10.000,00.
b . Berdasarkan Nilainya
1 ) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang sama
dengan nilai bahan yang digunakan dalam membuat uang. Dengan kata lain, nilai nominal
uang sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat
dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2 ) Uang tanda ( token money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera di atas uang lebih
tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Dengan kata lain, nilai nominal
lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00
bank sentral mengeluarkan biaya Rp750,00.
2 ) Uang giral
Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)
yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu
saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa
yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Uang giral dapat ditarik dengan menggunakan
cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer).
a) Giro bilyet adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara transfer
uang. Giro sangat bermanfaat bagi pengusaha, karena dengan giro berbagai pembayaran
untuk berbagai transaksi dalam jumlah besar tidak perlu dilakukan dengan tunai. Cukup
dengan menggunakan selembar kertas cek (untuk pembayaran tunai) atau bilyet giro (untuk
pembayaran nontunai).
b) Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar
bank membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebutkan dalam cek tersebut
atau orang yang membawa cek. Orang yang mempunyai rekening di bank dan mendapat buku
cek dari bank disebut client (nasabah).
c) Telegraphic transfer, pembayaran menggunakan telegraphic transfer dilakukan
dengan memindahkan sebagian atau seluruh rekening di bank kepada seseorang yang
ditunjuk yang bertempat di daerah lain.
d . Berdasarkan Kawasan
1 ) Uang lokal
Uang lokal merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu. Contohnya rupiah di
Indonesia, yen di Jepang, ringgit di Malaysia, dan sebagainya.
2 ) Uang regional
Uang regional adalah uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang
lokal. Misalnya di kawasan Benua Eropa berlaku mata uang tunggal Eropa yaitu euro.
3 ) Uang internasional
Uang internasional adalah uang yang berlaku antarnegara. Misalnya US dolar menjadi
standar pembayaran internasional.
Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi: sebagai alat tukar umum dan sebagai satuan
hitung.
a ) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange exchange)
Uang sebagai alat tukar dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan
melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan
uang sebagai alat tukar. Contohnya, ketika disuruh ibu membeli sayur di pasar, kalian
menukarkan uang yang kalian miliki dengan sayur yang ingin kalian beli. Dengan demikian
uang dapat mempermudah transaksi jual beli.
b ) Uang sebagai alat satuan hitung ( unit account account)
Uang sebagai alat satuan hitung dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai
macam barang dan jasa yang diperjualbelikan. Uang juga dapat menunjukkan besarnya
kekayaan dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Contohnya, harga sebuah tas sekolah
sebesar Rp50.000,00. Sementara itu harga sepasang sepatu sebesar Rp100.000,0. Contoh ini
menunjukkan bahwa uang dapat dipakai untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu
barang, yaitu nilai tukar sepasang sepatu sama dengan nilai 2 buah tas sekolah.
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi: sebagai alat pembayaran, sebagai standar
pembayaran utang, sebagai alat penimbun kekayaan, sebagai alat pembentukan modal dan
pemindahan modal, dan sebagai ukuran harga atau pengukur nilai.
a ) Uang sebagai alat pembayaran
Uang sebagai alat pembayaran digunakan untuk membayar berbagai bentuk
transaksi seperti pembayaran gaji, pembayaran tagihan listrik, dan sebagainya. Uang juga
dapat digunakan untuk mempermudah menentukan standar pencicilan utang piutang secara
tepat dan cepat. Selain itu, dapat mempermudah menentukan berapa besar nilai utang piutang
yang harus diterima atau dibayar.
b ) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Adakalanya penghasilan seseorang sebagian digunakan untuk konsumsi, sebagian
lagi ditabung. Uang yang ditabung tersebut dikatakan sebagai alat penimbun kekayaan yang
dapat digunakan untuk berjaga-jaga, spekulasi, dan untuk kegiatan investasi di masa akan
datang.
c ) Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Uang dapat juga berfungsi sebagai alat pemindah kekayaan. Misalnya, Pak Tagor
tinggal di Medan. Kemudian Pak Tagor dipindahtugaskan ke Makassar. Pak Tagor berniat
pindah rumah ke Makassar. Pak Tagor memutuskan untuk menjual rumahnya yang ada di
Medan. Uang hasil penjualan rumah digunakan untuk membeli rumah baru di Makassar.
Dengan demikian Pak Tagor telah memindahkan kekayaan berupa rumah dari Medan ke
Makassar. Lebih jelasnya tentang pembagian fungsi uang lihat bagan di bawah ini.
c. Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank terdiri atas bank
umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga terdapat Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia.
BANK SENTRAL
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan
lembaga negara yang independen/mandiri, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak-
pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank
Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang.
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi bank.
d) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum, dalam bentuk bantuan likuiditas Bank
Indonesia.
Nantinya, pihak bank akan mengendalikan laju inflasi pada suatu negara, sehingga
perekonomian pada suatu negara akan sangat bergantung pada bank sentral. Pihak bank
sentral juga memiliki hak penuh dalam membuat dan juga melakukan kebijakan moneter
dalam mengendalikan jumlah mata uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Selain
itu, mereka juga memiliki hak dalam mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran
tunai dan non tunai.
Terakhir, bank sentral pun mempunyai hak penuh dalam hal mengatur serta mengawasi
perbankan lain agar bisa membatasi adanya risiko serta biaya krisis sistemik.Setiap negara di
dunia memiliki bank sentralnya tersendiri dan hanya ada satu pada tiap negara. Untuk di
Indonesia, kita bisa melihat adanya Bank Indonesia sebagai bank sentral.
BANK UMUM
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum
memiliki bentuk hukum yaitu:
a) perseroan terbatas (PT),
b) koperasi, atau
c) perusahaan daerah.
Menurut pasal 14 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan kegiatan
sebagai berikut.
a) Menerima simpanan dalam bentuk giro dan turut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b) Melakukan usaha dalam valuta asing.
c) Melakukan penyertaan modal.
d) Melakukan usaha perasuransian.
e) Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 13 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Namun, bank umum itu sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan statusnya, yakni
bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank umum yang telah mendapatkan
persetujuan dari pihak bank sentral pada suatu negara untuk bisa melakukan bentuk usahanya
dengan memanfaatkan valuta asing.
Jadi, jika Anda menggunakan bank devisa, maka Anda bisa melakukan pengiriman uang ke
luar negeri, melakukan kegiatan ekspor atau impor, serta melakukan jual beli valuta asing.
Sebaliknya, bank non-devisa adalah perbankan yang belum mengantongi izin resmi dari bank
sentral untuk melakukan devisa, sehingga kegiatan yang mereka lakukan pun sifatnya
sangatlah terbatas.
SIMPULAN
Dalam perekonomian Indonesia, Uang dan Perbankan memiliki peranan yang sangat penting
dan pengaruh yang besar. Dalam hal ini dapat kita pahami bahwa uang memiliki tiga peran
utama dalam menompang perekonomian masyarakat, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan
hitung, dan sebagai penyimpan uang. Sedangkan perbankan sendiri memiliki peran yang
sangat penting dan strategis di dalam menopang pembangunan ekonomi nasional. Sebagai
lembaga jasa keuangan, salah satu peran nyata bank yaitu dalam menyalurkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah.
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov, Drs,. M. Sc. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. 2007. Pekanbaru : Erlangga.
Gillis, M., 1966, “Economic of Development”, W.W. Norton and Company, New York.
Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, Kanwil BRI,
1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,.
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010,
Manajemen Perbankan, RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta.
Lovett, William A., 1997, Banking and Financial institutions Laws, Westpublishing Co,
USA. Supramono, Gatot, 1995, Perbankan dan Masalah Kredit suatu Tinjauan Yuridis,
Djambatan, Jakarta. Suyatno,Thomas dkk. 1988, Kelembagaan Perbankan, PT.Gramedia,
Jakarta,. 146 Usman, Rachmadi, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia,
Sinar Grafika, Cet.1, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No.10
Tahun 1998, Tentang Perbankan. Undang-Undang No.21 Tahun 2008, Tentang
Perbankan Syariah. A. Artikel, Jurnal, Makalah, dan Surat Kabar
Subroto, Djoko. Daru Wahyuni. 2008 . Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi 3. Jakarta : Bumi
Aksara.
Yaumil, I. (20123, 2 April). Pengertian Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
http://yastory.blogspot.com/2013/04/pengertian-lembaga-keuangan-bank-dan.html
Diakses pada tanggal 27 November 2021