Anda di halaman 1dari 15

PERANAN UANG DAN PERBANKAN BAGI MASYARAKAT DI

INDONESIA
Syahin Muhammad Alhadi/ 3601521080

Abstrak: Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di
Negara kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai
tempat menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup
masyarkat. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai perananan yang sangat penting.
Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan
oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan
untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Peranan perbankan sebagai
perantara dalam memobilisasi dan menyalurkan dana, secara langsung ataupun tidak
langsung, membuat lembaga ini memiliki kemampuan untuk menstransformasikan dan
mendistribusikan resiko.

Kata Kunci: uang, lembaga perbankan,

PENDAHULUAN
Dewasa ini uang dan perbankan memiliki pengaruh besar dalam perekonomian di
Indonesia. Uang dalam wujudnya terdiri dari lembaran – lembaran kertas dan kepingan –
kepingan logam yang dicetak dan dicap yang pengaruhnya amat besar dalam kehidupan
manusia. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai perananan yang sangat penting.
Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan
oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan
untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Apa yang terjadi jika di dunia ini
tidak ada uang? Tentu manusia menjadi repot. Jika tidak ada uang, kita mungkin akan
membayar iuran sekolah dengan kelapa, beras, ayam, kambing atau barang lainnya. Oleh
karena itu semakin besar jumlah uang yang diperoleh maka makin puaslah seseorang karena
barang yang diperolehnya akan semakin banyak. Sistem keuangan modern dengan uang
kertas, uang logam, cek, dan kartu kredit tidak tercipta dalam sekejap mata. Uang sebagai alat
pembayaran yang sah tidak tercipta dalam waktu yang sekejap  Diperlukan waktu berabad –
abad sampai orang menemukan sistem keuangan seperti pada zaman modern seperti ini.
Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di Negara
kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, entah itu sebagai tempat
menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup masyarkat

Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10
tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut
UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak . Secara garis besar, peranan perbankan dalam perekonomian
adalah, pertama, menjalankan fungsi transmisi (transmission function). Kedua, menghimpun
dan menyalurkan dana (intermediation function). Ketiga, mentransformasikan dan
mendistribusikan resiko dalam suatu perekonomian (transformation and distribution of risk
function).
Keempat, serta instrumen untuk menstabilkan kondisi perekonomian (stabilization
function ) dalam Gill (1966 : 20). Berperan sebagai lembaga transmisi, mengandung arti
bahwa institusi perbankan mempunyai kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas
uang yang beredar. Artinya, sebagai institusi yang mampu menciptakan instrumen keuangan
(seperti penciptaan uang kartal oleh Bank Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka
perbankan dapat mempengaruhi pasokan dari sebagian besar uang yang beredar (money
supply) yang akan digunakan baik sebagai alat tukar (medium of exchange) ataupun sebagai
alat pembayaran (unit of account). Singkatnya melalui kemampuan dalam mengontrol jumlah
dan lalulintas uang yang beredar, maka lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai transmisi dalam menjalankan kebijakan moneter. Sementara itu, sebagai
lembaga intermediasi, lembaga perbankan berperan sebagai tempat untuk memobilisasi dana
dari pihak yang mempunyai dana menganggur atau kelebihan dana (surplus unit) untuk
kemudian menyalurkan kepada pihak yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit unit).
Melalui fungsi intermediasi, institusi perbankan mempunyai kemampuan untuk
merealokasikan dana secara lebih efektif diantara dua pihak (surplus and deficit units) yang
terpisah dan tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena itu, melalui fungsi intermediasi
ini lembaga perbankan mempunyai posisi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
dan kemajuan ekonomi.
Peranan perbankan sebagai perantara dalam memobilisasi dan menyalurkan dana, secara
langsung ataupun tidak langsung, membuat lembaga ini memiliki kemampuan untuk
menstransformasikan dan mendistribusikan resiko. Maksudnya, di satu sisi, semua kegiatan
ekonomi mengandung resiko. Hanya saja, satu kegiatan ekonomi mungkin memiliki resiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lainnya. Di sisi lain, penabung
(savers) atau surplus unit yang bertindak sebagai pemberi pinjaman (lenders) dan investor
atau deficit units yang berperan sebagai peminjam (borrowers) merupakan pelaku ekonomi
yang pada dasarnya kurang menyukai resiko (risk averse). Akan tetapi penabung (surplus
unit) biasanya lebih risk averse dibandingkan dengan investor (deficit unit). Demikian pula,
persepsi mengenai risk averse dari seorang investor mungkin berbeda dibandingkan dengan
investor lainnya.
Permasalahannya adalah, apabila resiko tidak bisa didistribusikan, maka dana dari
surplus unit hanya akan terkonsentrasi pada kegiatan ekonomi yang tidak terlalu beresiko
yang dikelola oleh investor yang sangat risk averse. Padahal, kegiatan ekonomi yang
memiliki resiko tinggi mungkin bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan
perekonomian secara keseluruhan. Karena itu, kemampuan perbankan untuk memobilisasi
dan menyalurkan dana, memungkinkan lembaga ini untuk mampu menstransformasikan dan
mendistribusikan resiko, tidak saja diantara kegiatan ekonomi, tetapi juga diantara surplus
unit dan deficit unit serta diantara investor. Akhirnya, sebagai bagian dari struktur moneter,
institusi perbankan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan
keseimbangan perekonomian makro. Artinya, perjalanan perekonomian setiap negara pada
umumnya selalu ditandai dengan terjadinya gejolak (business cycle), sebagaimana tercermin
dan naik-turunnya atau menguat-melemahnya output, kesempatan kerja, harga (barang), dan
nilai tukar. Dan sisi permintaan agregat (aggregate demand), gejolak seperti tersebut di atas
merupakan refleksi dan terjadinya ketidakseimbangan di dalam kondisi perekonomian makro
(macroeconomic disequilibrium) yang disebabkan antara lain salah satunya oleh terlalu
banyak atau terlalu sedikitnya jumlah uang yang beredar.
Karena itu, sebagai institusi yang memiliki kemampuan untuk mengontrol dan
mempengaruhi jumlah uang yang beredar, maka perbankan bisa berperan sebagai salah satu
instrumen untuk menciptakan stabilitas dan menjaga keseimbangan kondisi perekonomian
makro, Menurut Sunarsip (2003), di negara berkembang seperti Indonesia, keberadaan
industri perbankan menjadi semakin penting. Ini mengingat, tipikal negara berkembang
adalah adanya saving-investment gap yang tidak bisa ditutupi oleh budget pemerintah.
Keterlibatan perbankan dalam mengumpulkan dan menyalurkan kembali dana-dana
masyarakat akan sangat membantu proses pembangunan ekonomi. Sehingga tidak
mengherankan jika peranan perbankan dalam perekonomian negara berkembang lebih
mendominasi dibandingkan dengan perbankan di negara-negara maju. Sebagai gambaran,
studi yang dilakukan World Bank menunjukkan bahwa asset sektor perbankan terhadap
seluruh asset lembaga keuangan negara-negara di kawasan Asia dan Amerika Latin pada
tahun 1994 mencapai 60%. Bahkan di Indonesia, rasionya mencapai 90%. Dari sisi investasi,
fungsi intermediasi yang paling dominan dilakukan bank adalah penyaluran kredit. Disadari
bahwa di samping menjanjikan keuntungan sebagai sumber utama pendapatan bank,
pemberian kredit juga mempunyai sisi resiko yang tinggi bagi bank, yaitu resiko kegagalan
pengembalian yang lebih besar sehingga menyebabkan menimbulkan 138 kredit menjadi
bermasalah yang menjurus kepada kredit menjadi macet yang mengakibatkan kerugian bagi
bank pemberi kredit.Dari berbagai permasalahan diatas maka akan dibahas peranan uang dan
perbankan bagi masyarakat di Indonesia.

METODE
Dalam riset ini memakai pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan yakni metode
deskriptif. Jenis data yang dipakai menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan studi kepustakaan, baik itu dari jurnal, laporan keuangan, buku, internet dan
lain sebagainya yang terkait dalam penelitian tentang uang dan perbankan di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya
uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat
untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan
kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian dapat
mengatakan bahwa bukumu lebih mahal daripada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah
yang dimaksud dengan uang itu? Setelah membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Sejarah Uang
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana. Hal ini pernah
dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
mengambil dan memanfaatkan barang yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Perkembangan
peradaban manusia juga menggeser tujuan kegiatan produksi masyarakat. Semula,
masyarakat memproduksi barang hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, lalu
berkembang menjadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan
cara tukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan barter (pertukaran
innatura). Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat dipenuhi.
Syarat-syarat itu sebagai berikut.
a. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang akan
ditukarkan.
b. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus saling membutuhkan barang yang
akan dipertukarkan tersebut pada waktu yang sama.
c. Barang-barang yang akan dipertukarkan harus mempunyai nilai yang sama. Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia maka pertukaran dengan cara barter menjadi
semakin sulit dilakukan. Bahkan, karena kebutuhan setiap orang semakin banyak dan
beragam, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mungkin lagi ditempuh dengan
cara barter. Karena menghadapi kesulitan dalam melakukan pertukaran barter, manusia
terdorong untuk mencari cara pertukaran yang lebih mudah. Manusia mulai menggunakan
uang barang dalam melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu garam, senjata, dan
kulit hewan. Pada umumnya benda-benda yang digunakan sebagai uang barang oleh
masyarakat setempat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Digemari oleh masyarakat setempat.
b. Jumlahnya terbatas.
c. Mempunyai nilai tinggi.
Namun dalam kenyataannya uang barang tersebut masih mengandung kelemahan juga.
Kelemahannya sebagai berikut.
a. Sulit dipindahkan.
b. Tidak tahan lama.
c. Sulit disimpan.
d. Nilainya tidak tetap.
e. Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya.
f. Bersifat lokal.
Kesulitan pertukaran dengan menggunakan uang barang tersebut mendorong manusia
untuk menetapkan benda yang dapat digunakan sebagai perantara tukar-menukar. Benda yang
dianggap cocok sebagai alat tukarmenukar adalah logam. Pada masa lalu, logam yang
digunakan sebagai uang adalah emas atau perak. Mengapa masyarakat memilih emas atau
perak sebagai alat perantara pertukaran? Alasannya sebagai berikut.
a. Emas dan perak merupakan barang yang dapat diterima oleh semua anggota masyarakat
karena memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
b. Jika dipecah nilainya tetap (tidak berkurang).
c. Tahan lama (tidak mudah rusak).
Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat akan pertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak sama sehingga menyebabkan persediaan emas tidak
sama.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mendorong kegiatan transaksi menjadi
semakin sering dan bahkan semakin kompleks. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi manusia
untuk membawa uang logam dalam jumlah besar (berat dan repot). Untuk mengatasinya,
pemilik emas dan perak cukup melakukan transaksi dengan menunjukkan bukti penyimpanan
emas dan perak yang berupa surat bukti penyimpanan. Surat bukti penyimpanan tersebut
dikeluarkan oleh lembaga yang menerima titipan emas dan perak. Lama kelamaan yang
beredar dalam masyarakat adalah kertas sebagai tanda bukti penyimpanan emas dan perak
tersebut. Di Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan Bank
Indonesia. Kedua jenis uang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum
Uang yang beredar di Indonesia diterima oleh masyarakat umum karena masyarakat
percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran.
b. Mudah Disimpan dan Nilainya Tetap
Uang yang beredar di Indonesia mudah disimpan. Bentuknya kecil sehingga praktis
menyimpannya. Kalian dapat menyimpan uang di saku maupun di dompet karena ukuran
uang tidak besar. Uang Rp10.000,00 yang kalian simpan di saku selama seminggu tetap
bernilai Rp10.000,00.

c. Mudah Dibawa ke Mana-mana


Uang kertas dan uang logam mudah dibawa ke mana-mana karena ukurannya kecil dan
tidak berat. Namun demikian, jika kalian mempunyai uang logam cukup banyak agak berat
untuk membawanya. Kalian dapat menukarkannya dengan uang kertas dengan nilai yang
sama.
d. Mudah Dibagi Tanpa Mengurangi Nilai
Jika kalian mempunyai selembar uang kertas ratusan ribu rupiah dan ingin
menggunakannya untuk membeli buku seharga Rp20.000,00, kalian tidak mengalami
kesulitan. Penjual buku akan memberikan uang pengembalian Rp80.000,00. Dengan
demikian, selembar uang ratusan ribu rupiah tersebut dapat dibagi tanpa mengurangi nilainya.
Sepuluh lembar uang sepuluhan ribu rupiah sama nilainya dengan selembar uang ratusan ribu
rupiah bukan?
e. Jumlahnya Terbatas Sehingga Tetap Berharga
Uang kertas dan uang logam dicetak dengan jumlah terbatas untuk menjaga nilainya.
Uang tersebut juga dibuat dari bahan khusus dan diberi ciri khusus sehingga sulit untuk
dipalsukan.
f. Ada Jaminan
Uang yang beredar di Indonesia dijamin oleh pemerintah. Oleh karena itu, semua orang
mau menerima uang sebagai alat pertukaran dan pembayaran yang sah. Uang kertas yang
beredar merupakan uang kertas kepercayaan (fiduciary) atau uang tanda (token money).
Disebut uang kepercayaan karena nilai bahan untuk membuat uang jauh lebih rendah
daripada nilai yang tertera (tertulis) dalam uang. Uang kertas juga merupakan uang tanda,
karena masyarakat bersedia menerima uang kertas dengan alasan terdapat tanda sah sebagai
uang yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hampir semua negara di dunia mengeluarkan uang kertas. Penggunaan uang kertas
mempunyai berbagai keuntungan dan kerugian. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Ongkos bahan dan pembuatan murah.
b. Mudah dibawa.
Adapun kelemahan dari penggunaan uang kertas adalah sebagai berikut.
a. Terkadang mudah dipalsukan.
b. Tidak tahan lama.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut adanya alat pembayaran yang
lebih mudah dan aman. Sekarang banyak diciptakan uang giral, yaitu rekening atau tagihan
pada suatu bank yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran. Contohnya cek, giro
bilyet, telegraphic transfer, kartu kredit (credit card), dan traveler’s check (cek perjalanan).
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi
modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai
alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya
serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter
yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi
modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan
pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja
yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

Macam – Macam Uang


Jenis-jenis uang dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu berdasarkan bahan
pembuatannya, nilainya, lembaga yang mengeluarkan, dan berdasarkan kawasannya.
a. Berdasarkan Bahan Pembuatannya
1 ) Uang logam
Uang logam adalah uang dalam bentuk koin dan biasanya terbuat dari logam perunggu,
perak, dan emas. Contoh uang logam yang ada di Indonesia yaitu Rp50,00; Rp100,00;
Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.
2 ) Uang kertas
Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan lainnya yang
memiliki kualitas tinggi yaitu tahan air, tidak mudah robek atau luntur. Uang kertas yang ada
di Indonesia yaitu Rp1.000,00; Rp5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00;
Rp100.000,00.

b . Berdasarkan Nilainya
1 ) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang sama
dengan nilai bahan yang digunakan dalam membuat uang. Dengan kata lain, nilai nominal
uang sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat
dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2 ) Uang tanda ( token money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera di atas uang lebih
tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Dengan kata lain, nilai nominal
lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00
bank sentral mengeluarkan biaya Rp750,00.

c . Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkan


1 ) Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral baik berupa uang logam
maupun uang kertas yang berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah, dan wajib digunakan
oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.

2 ) Uang giral
Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)
yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu
saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa
yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Uang giral dapat ditarik dengan menggunakan
cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer).
a) Giro bilyet adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara transfer
uang. Giro sangat bermanfaat bagi pengusaha, karena dengan giro berbagai pembayaran
untuk berbagai transaksi dalam jumlah besar tidak perlu dilakukan dengan tunai. Cukup
dengan menggunakan selembar kertas cek (untuk pembayaran tunai) atau bilyet giro (untuk
pembayaran nontunai).
b) Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank agar
bank membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebutkan dalam cek tersebut
atau orang yang membawa cek. Orang yang mempunyai rekening di bank dan mendapat buku
cek dari bank disebut client (nasabah).
c) Telegraphic transfer, pembayaran menggunakan telegraphic transfer dilakukan
dengan memindahkan sebagian atau seluruh rekening di bank kepada seseorang yang
ditunjuk yang bertempat di daerah lain.

d . Berdasarkan Kawasan
1 ) Uang lokal
Uang lokal merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu. Contohnya rupiah di
Indonesia, yen di Jepang, ringgit di Malaysia, dan sebagainya.
2 ) Uang regional
Uang regional adalah uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang
lokal. Misalnya di kawasan Benua Eropa berlaku mata uang tunggal Eropa yaitu euro.
3 ) Uang internasional
Uang internasional adalah uang yang berlaku antarnegara. Misalnya US dolar menjadi
standar pembayaran internasional.

Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi: sebagai alat tukar umum dan sebagai satuan
hitung.
a ) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange exchange)
Uang sebagai alat tukar dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan
melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan
uang sebagai alat tukar. Contohnya, ketika disuruh ibu membeli sayur di pasar, kalian
menukarkan uang yang kalian miliki dengan sayur yang ingin kalian beli. Dengan demikian
uang dapat mempermudah transaksi jual beli.
b ) Uang sebagai alat satuan hitung ( unit account account)
Uang sebagai alat satuan hitung dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai
macam barang dan jasa yang diperjualbelikan. Uang juga dapat menunjukkan besarnya
kekayaan dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Contohnya, harga sebuah tas sekolah
sebesar Rp50.000,00. Sementara itu harga sepasang sepatu sebesar Rp100.000,0. Contoh ini
menunjukkan bahwa uang dapat dipakai untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu
barang, yaitu nilai tukar sepasang sepatu sama dengan nilai 2 buah tas sekolah.

2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi: sebagai alat pembayaran, sebagai standar
pembayaran utang, sebagai alat penimbun kekayaan, sebagai alat pembentukan modal dan
pemindahan modal, dan sebagai ukuran harga atau pengukur nilai.
a ) Uang sebagai alat pembayaran
Uang sebagai alat pembayaran digunakan untuk membayar berbagai bentuk
transaksi seperti pembayaran gaji, pembayaran tagihan listrik, dan sebagainya. Uang juga
dapat digunakan untuk mempermudah menentukan standar pencicilan utang piutang secara
tepat dan cepat. Selain itu, dapat mempermudah menentukan berapa besar nilai utang piutang
yang harus diterima atau dibayar.
b ) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Adakalanya penghasilan seseorang sebagian digunakan untuk konsumsi, sebagian
lagi ditabung. Uang yang ditabung tersebut dikatakan sebagai alat penimbun kekayaan yang
dapat digunakan untuk berjaga-jaga, spekulasi, dan untuk kegiatan investasi di masa akan
datang.
c ) Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Uang dapat juga berfungsi sebagai alat pemindah kekayaan. Misalnya, Pak Tagor
tinggal di Medan. Kemudian Pak Tagor dipindahtugaskan ke Makassar. Pak Tagor berniat
pindah rumah ke Makassar. Pak Tagor memutuskan untuk menjual rumahnya yang ada di
Medan. Uang hasil penjualan rumah digunakan untuk membeli rumah baru di Makassar.
Dengan demikian Pak Tagor telah memindahkan kekayaan berupa rumah dari Medan ke
Makassar. Lebih jelasnya tentang pembagian fungsi uang lihat bagan di bawah ini.

Motif Seseorang Membutuhkan Uang


Apakah kalian membutuhkan uang? Tentu saja, semua orang membutuhkannya. Ada
beberapa alasan mengapa seseorang membutuhkan uang. Berikut ini alasan-alasan yang
mendorong seseorang membutuhkan uang.
1) Motif Transaksi
Setiap orang mempunyai berbagai macam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya,
seseorang membutuhkan uang. Uang yang dimiliki digunakan untuk transaksi jual beli. Kalau
kalian ingin membeli buku tulis, tentu kalian memerlukan uang untuk memperolehnya.
2) Motif Berjaga-jaga
Selain untuk melakukan transaksi, alasan seseorang membutuhkan uang adalah untuk
berjaga-jaga. Mengapa? Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Apakah selalu dalam kondisi baik atau sebaliknya. Oleh karena itu, untuk
menghadapi keadaan tersebut, seseorang menyisihkan sebagian uangnya untuk disimpan
sehingga ia akan lebih siap menghadapi keadaan di masa yang akan datang.
3) Motif Spekulasi
Biasanya orang yang memengang uang dalam jumlah banyak akan melakukan transaksi
yang sifatnya spekulasi. Misalnya uang yang mereka miliki digunakan untuk membeli saham
pada perusahaan tertentu yang dinilai bisa memperoleh keuntungan yang besar, meskipun
dengan risiko yang tinggi karena sifatnya yang tidak pasti.

Pengertian Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat. Lembaga keuangan merupakan perantara antara
pihakpihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Lembaga
keuangan terdiri atas bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan adalah suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk
menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat. Lembaga Keangan memiliki fungsi utama
ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat ataupun
sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan
jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi
keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset
manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan
yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi
arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan
dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan
yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang
membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk
menghasilkan pendapatan.

Jenis – Jenis Lembaga Keuangan


Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
a. Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banca yang berarti meja yang digunakan
sebagai tempat penukaran uang. Menurut Undang-Undang N0. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Pada dasarnya bank tersebut dapat dikelompokkan menjadi Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat. Selain itu, juga terdapat Bank Sentral dan Bank Indonesia. Bank Sentral
diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Kemandirian
Bank Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat diatur oleh Undang-
Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang disahkan pada
tanggal 25 Maret 1992.

b. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank


Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dalam melakukan
usahanya, perbankan di Indonesia berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan
prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Menurut pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, fungsi utama
Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan sebagai penyalur dana masyarakat.
Menurut Pasal 4 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Perbankan Indonesia bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan bank tersebut, ada tiga tugas utama bank yang juga dikenal
dengan produk-produk bank.
1) Bank sebagai Penghimpun Dana Masyarakat (Kredit Pasif)
Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dapat dengan cara-cara
sebagai berikut.
a) Rekening koran/giro (demand deposit), yaitu simpanan yang dapat diambil atau
digunakan untuk membayar sewaktu-waktu.
b) Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan pada bank yang penarikannya
hanya boleh dilakukan setelah jatuh tempo.
c) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang sertifikatnya dapat
diperjualbelikan.
d) Tabungan, yaitu simpanan di bank yang penarikannya dapat sewaktu-waktu.
e) Deposit on call, yaitu simpanan tetap yang berada di bank selama pemiliknya tidak
menggunakan. Jika pemiliknya akan menggunakan, pemilik tersebut harus memberitahukan
terlebih dahulu.
f) Deposit automatic roll over, yaitu deposito yang sudah jatuh tempo tetapi
diperpanjang secara otomatis selama belum diambil.

2) Bank sebagai Penyalur Dana Masyarakat (Kredit Aktif)


Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Kredit rekening koran, yaitu peminjaman kepada nasabah yang pengambilannya
disesuaikan dengan kebutuhan nasabah tersebut.
b) Kredit reimburse (letter of credit), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah atas
pembelian sejumlah barang dan yang membayar adalah pihak bank.
c) Kredit aksep, yaitu pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah dengan
mengeluarkan wesel. Wesel tersebut selanjutnya dapat diperdagangkan.
d) Kredit dokumenter, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah setelah
nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal
yang mengangkut barang tersebut.
e) Kredit dengan jaminan surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank
kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga, dan sekaligus surat-surat berharga
tersebut sebagai jaminan kreditnya.
3) Bank sebagai Perantara dalam Lalu Lintas Pembayaran
Bank dapat bertindak sebagai perantara lalu lintas pembayaran dengan memberikan jasa
sebagai berikut.
a) Transfer (pengiriman) uang, yakni pengiriman uang antardaerah atau antarnegara yang
dilakukan oleh bank, atas permintaan nasabah atau masyarakat. Contohnya orang di Jakarta
mentransfer uang kepada orang yang berada di Yogyakarta melalui Bank Mandiri.
b) Melakukan inkaso. Bank atas nama nasabah melakukan penagihan surat utang atau
wesel kepada pihak lain.
c) Menerbitkan kartu kredit (credit card). Bank menerbitkan kartu kredit untuk nasabah
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi pembelian di supermarket tanpa perlu membawa
uang tunai.
d) Mendiskonto. Bank menjamin jual beli surat berharga yang terjadi di masyarakat.
e) Mengeluarkan cek perjalanan (traveler’s check).Untuk memudahkan transaksi dalam
perjalanan, bank menyediakan cek perjalanan.
f) Automated teller machine (ATM), yaitu tempat nasabah mengambil uang tunai yang
ditangani oleh mesin.
g) Pembayaran gaji karyawan. Suatu perusahaan/instansi dapat membayar gaji
karyawannya melalui bank.
h) Save Deposit Box (SDB), yaitu tempat penyimpanan surat/dokumen penting/
berharga.

c. Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank terdiri atas bank
umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga terdapat Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia.

BANK SENTRAL
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999, Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan
lembaga negara yang independen/mandiri, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak-
pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank
Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang.
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi bank.
d) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum, dalam bentuk bantuan likuiditas Bank
Indonesia.
Nantinya, pihak bank akan mengendalikan laju inflasi pada suatu negara, sehingga
perekonomian pada suatu negara akan sangat bergantung pada bank sentral. Pihak bank
sentral juga memiliki hak penuh dalam membuat dan juga melakukan kebijakan moneter
dalam mengendalikan jumlah mata uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Selain
itu, mereka juga memiliki hak dalam mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran
tunai dan non tunai.
Terakhir, bank sentral pun mempunyai hak penuh dalam hal mengatur serta mengawasi
perbankan lain agar bisa membatasi adanya risiko serta biaya krisis sistemik.Setiap negara di
dunia memiliki bank sentralnya tersendiri dan hanya ada satu pada tiap negara. Untuk di
Indonesia, kita bisa melihat adanya Bank Indonesia sebagai bank sentral.

BANK UMUM
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum
memiliki bentuk hukum yaitu:
a) perseroan terbatas (PT),
b) koperasi, atau
c) perusahaan daerah.

Bank umum hanya dapat didirikan oleh:


a) warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, atau
b) warga negara Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara
kemitraan.
Bank umum yang berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT) ada yang dimiliki negara
dan swasta. Bank umum milik negara tersebut adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Rakyat
Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Sedangkan bank umum berbentuk PT yang dimiliki swasta terdiri atas bank swasta nasional
dan swasta asing. Bank swasta nasional tersebut misalnya Bank Central Asia (BCA), Lippo
Bank, Bank Danamon, dan Bank Internasional Indonesia (BII). Bank umum swasta asing
misalnya First National City Bank (Citibank). Bank of America, Chase Manhattan Bank,
Standard Chartered Bank, dan Bank of Tokyo.
Bank umum yang berbentuk koperasi, misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia
(Bukopin), Bank Umum Koperasi Kahoeripan, dan Bank Umum Koperasi Jawa Barat.
Pemerintah daerah di Indonesia memiliki perusahaan daerah. Perusahaan daerah tersebut
bergerak di bidang usaha antara lain perbankan. Bank milik pemerintah daerah terdapat pada
setiap daerah tingkat satu. Misalnya, Bank Nagari (Sumatra Barat), BPD Bali, Bank DKI,
Bank Jabar, Bank Jatim, BPD Yogyakarta, dan BPD Maluku.
Tugas pokok Bank Umum menurut Pasal 6 UU No.10 Tahun 1998 adalah sebagai
berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
b) Memberikan kredit.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya.
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
f) Menempatkan dana pada peminjam atau meminjamkan dana pada bank lain baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan cek atau sarana lainnya.
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antarpihak ketiga.
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit box).
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.
l) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Selain tugas pokok di atas, sesuai dengan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 1998, Bank Umum
dapat pula melakukan kegiatan berikut ini.
a) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
b) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan. Contohnya sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpangan dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c) Melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, Bank Umum
dilarang melakukan kegiatan sebagai berikut.
a) Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998.
b) Melakukan usaha perasuransian.
c) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pasal 6 dan 7
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat hanya diperbolehkan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu. Namun, BPR juga boleh memberikan kredit kepada masyarakat
sebagaimana dilakukan oleh bank umum. Menurut pasal 13 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, BPR mempunyai tugas sebagai berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.

Menurut pasal 14 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan kegiatan
sebagai berikut.
a) Menerima simpanan dalam bentuk giro dan turut serta dalam lalu lintas pembayaran.
b) Melakukan usaha dalam valuta asing.
c) Melakukan penyertaan modal.
d) Melakukan usaha perasuransian.
e) Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 13 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Adapun bentuk hukum BPR dapat memilih salah satu dari:


a) Perusahaan Daerah (khusus untuk milik pemerintah daerah),
b) Koperasi, dan
c) Perseroan Terbatas (PT).
Di beberapa kota di Indonesia banyak berdiri bank syariah. Bank Syariah tersebut dapat
berasal dari bank umum maupun bank perkreditan rakyat (BPR). Bank umum tersebut antara
lain Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Danamon Syariah. Bank Syariah
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha menurut syariah Islam. Pada bank Syariah
dikenal beberapa istilah dalam melaksanakan
kegiatannya, misalnya :
1. Mudharabah, yaitu prinsip bagi hasil,
2. Musharakah, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal,
3. Murabahah, yaitu prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan, dan
4. Ijarah, yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan.
ara ahli perbankan banyak yang mengatakan bahwa bank umum adalah suatu lembaga yang
selalu berorientasi pada keuntungannya.

Namun, bank umum itu sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan statusnya, yakni
bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank umum yang telah mendapatkan
persetujuan dari pihak bank sentral pada suatu negara untuk bisa melakukan bentuk usahanya
dengan memanfaatkan valuta asing.

Jadi, jika Anda menggunakan bank devisa, maka Anda bisa melakukan pengiriman uang ke
luar negeri, melakukan kegiatan ekspor atau impor, serta melakukan jual beli valuta asing.

Sebaliknya, bank non-devisa adalah perbankan yang belum mengantongi izin resmi dari bank
sentral untuk melakukan devisa, sehingga kegiatan yang mereka lakukan pun sifatnya
sangatlah terbatas.

SIMPULAN
Dalam perekonomian Indonesia, Uang dan Perbankan memiliki peranan yang sangat penting
dan pengaruh yang besar. Dalam hal ini dapat kita pahami bahwa uang memiliki tiga peran
utama dalam menompang perekonomian masyarakat, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan
hitung, dan sebagai penyimpan uang. Sedangkan perbankan sendiri memiliki peran yang
sangat penting dan strategis di dalam menopang pembangunan ekonomi nasional. Sebagai
lembaga jasa keuangan, salah satu peran nyata bank yaitu dalam menyalurkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkanterimakasih atas segala bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak mulai dari Tuhan YME, orang tua, teman – teman di Universitas Negeri Semarang serta
Ibu Ferani Mulianingsih S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar – dasar Ilmu
Ekonomi sehingga artikel ini dapat disusun dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov, Drs,. M. Sc. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. 2007. Pekanbaru : Erlangga.

Gillis, M., 1966, “Economic of Development”, W.W. Norton and Company, New York.

Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, Kanwil BRI,
1982, Pengetahuan Umum Perbankan, Medan,.

Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010,
Manajemen Perbankan, RajaGrafindo Persada, Cet.9, Jakarta.

Lovett, William A., 1997, Banking and Financial institutions Laws, Westpublishing Co,
USA. Supramono, Gatot, 1995, Perbankan dan Masalah Kredit suatu Tinjauan Yuridis,
Djambatan, Jakarta. Suyatno,Thomas dkk. 1988, Kelembagaan Perbankan, PT.Gramedia,
Jakarta,. 146 Usman, Rachmadi, 2012, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia,
Sinar Grafika, Cet.1, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No.10
Tahun 1998, Tentang Perbankan. Undang-Undang No.21 Tahun 2008, Tentang
Perbankan Syariah. A. Artikel, Jurnal, Makalah, dan Surat Kabar
Subroto, Djoko. Daru Wahyuni. 2008 . Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi 3. Jakarta : Bumi
Aksara.

Sunarsip, “Analisa atas Deregulasi, Krisis, dan Restrukturisasi Perbankan di Indonesia:


Pendekatan Teori Polizatto dan William E. Alexander”, Jurnal Keuangan Publik, Vol.
1/No. 1, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI,
September 2003. World Bank, 1997. Private Capital Flows to Developing Countries,
Washington, D.C: The World Bank

Suyanto. Nurhadi. 2007. Ilmu Pengetahuan social Ekonomi.Yogyakarta : Erlangga.


http://www.google.com// 31 April 2010. Uang dan Lembaga Keuangan

Yaumil, I. (20123, 2 April). Pengertian Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
http://yastory.blogspot.com/2013/04/pengertian-lembaga-keuangan-bank-dan.html
Diakses pada tanggal 27 November 2021

Anda mungkin juga menyukai