Anda di halaman 1dari 3

JUDUL

DAMPAK TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA BANK-BANK


UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2018-2021

Latar Belakang

Perkembangan sistem perekonomian pada saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya sistem perekonomian yang lebih terbuka antar negara satu
dengan negara lainnya, salah satunya adalah Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia
memiliki pangsa pasar yang lebih luas dalam berbagai bisnis yang menguntungkan. Apalagi dengan
didukungnya prestasi yang didapatkan ini dapat menambah keuntungan dengan meningkatkan
kepercayaan masyarakat akan kinerja perusahaan. Prestasi tersebut dicantumkan dalam majalah
Forbes dimana enam perusahaan Indonesia terdaftar sebagai perusahaan terbesar didunia dan
empat diantaranya adalah perbankan.

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang penting dalam
perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Menurut Kasmir (2010:12) secara
sederhana, bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masayarakat serta memberikan
jasa bank lainnya. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai financial intermediary atau
lembaga perantara keuangan yang bertugas menyalurkan dana dari pihak-pihak yang memiliki
kelebihan dana kepada pihak - pihak yang membutuhkan dana, serta bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat
banyak (Budisantoso dan Triandaru, 2006:19).

Disamping fungsi-fungsi di atas, bank juga harus memperhatikan tujuan utama dari berdirinya suatu
perusahaan dan tidak boleh meninggalkan tujuan-tujuan tersebut. Perusahaan (firm) adalah suatu
organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan
untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual. Tujuan utama berdirinya perusahaan yaitu
memperoleh profitabilitas, memaksimalkan laba atau kekayaan, dan memaksimalkan nilai
perusahaan Scoot (1999) (dalam Agustina, 2014:1).

Salah satu tujuan dari semua negara adalah mempunyai perekonomian yang baik untuk
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indonesia adalah Negara yang termasuk dalam
kategori negara berkembang dimana kesejahteraan material berada pada tingkat yang rendah,
tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian di Indonesia. Untuk
memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan sektor-sektor untuk menunjang perbaikkan ekonomi ke
arah yang lebih baik. Sektor perbankan adalah salah satu sektor yang mempunyai peran penting
sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. agar perekonomian bisa bertumbuh
dengan baik dibutuhkan bank yang sehat.

Menurut Lover (1997: 1), industri perbankan sering dianggap sebagai jantungnya dan motor
penggerak perekonomian suatu negara. Sebagaimana terlihat dan strategisnya peran perbankan
dalam perekonomian selaku intermediary institution dalam menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat bagi pembiayaan kegiatan sektor perekonomian sehingga akan memperkuat struktur
perekonomian suatu negara.Secara garis besar, peranan perbankan dalam perekonomian adalah,
pertama, menjalankan fungsi transmisi (transmission function). Kedua, menghimpun
danmenyalurkan dana (intermediation function). Ketiga, mentransformasikan dan mendistribusikan
resiko dalam suatu perekonomian (transformation and distribution of risk function). Keempat,
serta instrumen untuk menstabilkan kondisi perekonomian (stabilizationfunction)dalam Gill (1966 :
20). Berperan sebagai lembaga transmisi, mengandung arti bahwa institusi perbankan mempunyai
kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas uang yang beredar. Artinya, sebagai institusi
yang mampu menciptakan instrumen keuangan (seperti penciptaan uang kartal oleh Bank
Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka perbankan dapat mempengaruhi pasokan dari
sebagian besar uang yang beredar (money supply) yang akan digunakan baik sebagai alat tukar
(medium of exchange) ataupun sebagai alat pembayaran (unit of account). Singkatnya melalui
kemampuan dalam mengontrol jumlah dan lalulintas uang yang beredar. Artinya, sebagai
institusi yang mampu menciptakan instrumen keuangan (seperti penciptaan uang kartal
oleh Bank Sentral dan uang giral oleh Bank Umum), maka perbankan dapat mempengaruhi
pasokan dari sebagian besar uang yang beredar (money supply) yang akan digunakan baik
sebagai alat tukar (medium of exchange) ataupun sebagai alat pembayaran (unit of account).
Singkatnya melalui kemampuan dalam mengontrol jumlah 137 dan lalulintas uang yang beredar,
maka lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai transmisi dalam
menjalankan kebijakan moneter.Sementaraitu, sebagai lembaga intermediasi, lembaga perbankan
berperan sebagai tempat untuk memobilisasi dana dari pihak yang mempunyai dana
menganggur atau kelebihan dana (surplus unit) untuk kemudian menyalurkan kepada pihak yang
memerlukan atau kekurangan dana (deficit unit). Melalui fungsi intermediasi, institusi perbankan
mempunyai kemampuan untuk merealokasikan dana secara lebih efektif diantara dua pihak
(surplus and deficit units) yang terpisah dan tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena itu,
melalui fungsi intermediasi ini lembaga perbankan mempunyai posisi yang sangat penting dalam
menunjang kehidupan dan kemajuan ekonomi. Peranan perbankan sebagai perantara dalam
memobilisasi dan menyalurkan dana, secara langsung ataupun tidak langsung, membuat lembaga
ini memiliki kemampuan untuk menstransformasikan dan mendistribusikan resiko. Maksudnya, di
satu sisi, semua kegiatan ekonomi mengandung resiko. Hanya saja, satu kegiatan ekonomi
mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lainnya.

Bank akan dapat melaksanakan perannya secara maksimal dalam perekonomian jika bank tersebut
sehat. Jika bank tidak sehat maka fungsi intermediasi terganggu, akibatnya alokasi dan penyediaan
dana untuk pembiayaan sektor-sektor prdoduktif menjadi tebatas, lalu lintas sistem pembayaran
yang dilakukan tidak lancar, dan efektifitas kebijakan monetor terganggu. Jika perbankan yang sehat
adalah perbankan yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat
menjalankan fungsi intermediasi dapat menjaga dan memelihara lalu lintas pembayaran, serta dapat
mendukung aktifitas kegiatan monetor

Khusus pada perusahaan perbankan, bank Indonesia telah mengeluarkan sistem penilaian tingkat
kesehatan bank yaitu RGEC yang tercantum dalam PBI Nomor 13/1/PB/2011. Penilaian tingkat
kesehatan bank merupakan hasil penilaian atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi
atau kinerja suatu bank. Selain itu tujuan penilaian tingkat kesehatan bank, bukan hanya untuk
mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank akibat meningkatnya
kompleksitas usaha dan profil risiko, tetapi juga untuk melihat sehat atau tidaknya kondisi bank
tersebut berdasarkan empat indikator ini yaitu Risk Profile, Good Gorporate Governance, Earning
dan capital. Risk Profile merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas delapan
risiko. Dalam penelitian Risk Profile diproksikan dengan risiko inheren. Good Corporate Governance
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Earning menggambarkan kemampuan bank dalam meningkatkan laba setiap periode atau untuk
mengukur tingkat efisieni usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan. earning di
proksikan dengan Return On Asset (ROA). Capital di proksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan
timbulnya risiko didalam kegiatan perkreditan, mencakup kewajiban penyediaan modal minimum
bank.

Penilaian kesehatan bank penting dilakukan untuk mengetahui kondisi suatu bank, apakah sangat
sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Penilaian terhadap kesehatan bank juga
perlu dilakukan untuk menarik minat investor, juga menginformasikan kepada investor untuk
pertimbangan pengambilan keputusan investasi. Apakah layak untuk berinvestasi pada bank
tersebut atau tidak. Buchory (2010:35) menyatakan, “investasi adalah suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan bank. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal”. Jadi, jika keputusan investasi tepat maka investor akan
mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan. Tanpa adanya harapan tersebut, maka investor
menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi.

Dalam dunia bank, investor merujuk pada perorangan ataupun perusahaan yang secara tetap
melakukan pembelian saham, obligasi, ataupun surat berharga lainnya untuk memperoleh suatu
keuntungan finansial untuk digunakan sebagai pembiayaan ataupun pengembangan perusahaan.
Terkadang istilah “investor” ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan
pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, rumah tinggal ataupun aset lainnya dengan
suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk
suatu jangka pendek saja. (Buchory, 2010:37)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Dampak Tingkat
Kesehatan Bank terhadap Keputusan Investasi pada Bank-bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”

Anda mungkin juga menyukai