Anda di halaman 1dari 5

NAMA : INDAH SARTINA MANURUNG

NIM : 044990623
MATKUL : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
PRODI : MANAJEMEN EKONOMI

Jawab :
1. Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method)
Metode ini melibatkan transaksi langsung antara pihak yang menyimpan dana
(penabung atau investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam atau emiten).
Contoh dari metode ini adalah transaksi saham dan obligasi. Pihak yang
membutuhkan dana akan menerbitkan saham atau obligasi untuk dijual kepada pihak
yang menyimpan dana. Dalam hal ini, pihak yang membutuhkan dana harus
membayar bunga atau dividen kepada pihak yang menyimpan dana.

Metode Pembiayaan Semi Langsung


Metode ini melibatkan perantara atau lembaga keuangan untuk memfasilitasi
transaksi antara pihak yang menyimpan dana dan pihak yang membutuhkan dana.
Contoh dari metode ini adalah bank, lembaga pembiayaan, dan lembaga asuransi.
Pihak yang membutuhkan dana akan mengajukan permohonan pinjaman kepada
perantara atau lembaga keuangan dan kemudian perantara tersebut akan memperoleh
dana dari pihak yang menyimpan dana untuk diberikan kepada pihak yang
membutuhkan dana. Dalam hal ini, perantara atau lembaga keuangan akan
membebankan biaya atau bunga kepada pihak yang membutuhkan dana.

Metode Pembiayaan tidak Langsung (Indirect Financing Method)


Metode ini melibatkan perantara atau lembaga keuangan untuk menghubungkan pihak
yang menyimpan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, tanpa adanya transaksi
langsung antara keduanya. Contoh dari metode ini adalah pasar uang dan pasar modal.
Pihak yang membutuhkan dana akan mengajukan permohonan pembiayaan kepada
perantara atau lembaga keuangan yang kemudian akan mencari investor atau pihak
yang menyimpan dana di pasar uang atau pasar modal. Dalam hal ini, perantara atau
lembaga keuangan akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga atau spread antara
biaya pinjaman dan pendapatan dari investasi.

Arus dana Melalui sistem keuangan :


2. Inovasi Keuangan Digital (IKD) adalah perkembangan teknologi di sektor keuangan
yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi keuangan dan investasi secara
online dengan lebih mudah dan efisien. Perkembangan IKD ini tentunya memberikan
banyak manfaat dan kemudahan bagi masyarakat, seperti kemampuan untuk
melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja tanpa perlu mengunjungi bank atau
institusi keuangan fisik.

Dengan adanya IKD, pelanggan juga dapat mengakses produk dan layanan keuangan
yang lebih bervariasi dan inovatif, seperti mobile banking, e-wallet, crowdfunding,
peer-to-peer lending, dan lain sebagainya. IKD juga memberikan peluang baru bagi
industri keuangan dalam menciptakan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan pelanggan dan memperluas akses keuangan bagi masyarakat.

Namun, di sisi lain, kemajuan IKD juga membawa risiko baru, seperti risiko
keamanan data, cybercrime, dan fraud. Oleh karena itu, pemerintah dan regulator
keuangan perlu memperkuat pengawasan dan perlindungan konsumen dalam
penggunaan IKD.

Dalam hal ini, tindakan OJK untuk menetapkan aturan dan regulasi bagi
Penyelenggara IKD yang terdaftar di OJK adalah sebuah langkah yang penting untuk
memastikan bahwa IKD dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pelanggan
tanpa membawa risiko yang berlebihan. Peran dan tanggung jawab Penyelenggara
IKD juga harus diperhatikan secara serius dalam mengelola risiko yang terkait dengan
penggunaan IKD.

Secara keseluruhan, perkembangan IKD adalah sebuah inovasi yang positif bagi
sektor keuangan dan dapat membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan
industri keuangan, asalkan risiko terkait dapat dikelola dengan baik dan regulasi yang
tepat diterapkan.
3. Bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan dalam beberapa hal, salah
satunya adalah dalam hal sistem bunga dan prinsip bagi hasil.

Bank umum atau konvensional mengumpulkan dana dari nasabahnya dan


memberikan pinjaman dengan cara memberikan bunga pada nasabah yang meminjam.
Bunga yang diberikan oleh bank konvensional seringkali dinilai oleh pihak tertentu
sebagai riba, yang dalam Islam dianggap sebagai tindakan yang dilarang.

Sedangkan bank syariah tidak menggunakan sistem bunga seperti bank konvensional,
tetapi menerapkan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam prinsip ini,
nasabah dan bank syariah bekerja sama dan berbagi keuntungan atau kerugian dari
sebuah investasi. Dalam hal ini, nasabah menjadi mitra kerja bank syariah yang
berbagi risiko dan keuntungan, dan tidak menjadi pihak yang hanya menerima bunga.

Dalam prakteknya, bank syariah memberikan pembiayaan dengan skema mudharabah


atau musyarakah, yang memungkinkan bank dan nasabah untuk berbagi keuntungan
dan kerugian. Dalam skema mudharabah, nasabah menyediakan dana sedangkan bank
menyediakan keahlian manajerial untuk mengelola usaha. Sementara dalam skema
musyarakah, nasabah dan bank menyediakan dana bersama-sama dan berbagi
keuntungan atau kerugian dari investasi.

Dalam kesimpulannya, perbedaan antara bank umum atau konvensional dan bank
syariah terletak pada sistem bunga dan prinsip bagi hasil. Bank umum memberikan
pinjaman dengan sistem bunga, sementara bank syariah menerapkan prinsip bagi hasil
dalam memberikan pembiayaan kepada nasabahnya.

4. Bank Indonesia (BI) memegang peran yang sangat vital dalam perekonomian
Indonesia sebagai bank sentral. Tugas utama BI adalah menjaga stabilitas nilai rupiah,
stabilitas sistem keuangan, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang sehat
dan berkelanjutan.

Sebagai bank sentral, BI memiliki tugas yang cukup kompleks dalam menjaga
stabilitas nilai rupiah. BI berperan sebagai pengendali inflasi dan memastikan suplai
uang yang beredar di masyarakat cukup untuk menopang kegiatan ekonomi. BI juga
bertugas dalam memelihara stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
sehingga dapat menciptakan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia.

Selain itu, BI juga berperan sebagai pengawas dan pengatur sistem keuangan,
terutama dalam mengawasi kegiatan perbankan. BI memastikan bahwa perbankan
beroperasi secara sehat dan berkelanjutan, serta meminimalisasi risiko kegagalan
sistem keuangan. BI juga mengawasi penggunaan uang elektronik, mengeluarkan
kebijakan terkait sistem pembayaran, serta mengatur penerbitan surat berharga untuk
menjaga stabilitas pasar keuangan.

Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan, BI


mengambil peran sebagai penyedia likuiditas dalam pasar uang dan pasar modal. BI
juga bertugas dalam mengatur suku bunga, yang dapat mempengaruhi tingkat
investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, BI juga memiliki peran dalam mengelola cadangan devisa Indonesia, yang
berfungsi sebagai sumber daya yang dapat digunakan dalam menghadapi
ketidakpastian ekonomi global. BI juga terlibat dalam kerja sama internasional
dengan bank sentral lainnya, untuk mempromosikan stabilitas ekonomi global.

Secara keseluruhan, peran BI sebagai bank sentral sangat penting dalam menjaga
stabilitas perekonomian Indonesia. Guncangan pada kinerja BI dapat berdampak pada
kepercayaan investor, stabilitas nilai rupiah, serta sistem keuangan dan ekonomi
secara keseluruhan. Oleh karena itu, tugas BI dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
keuangan harus dilaksanakan secara profesional dan bertanggung jawab.

5.
Independensi Bank Sentral adalah suatu kondisi di mana Bank Sentral dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara mandiri, tanpa adanya tekanan atau
intervensi dari pihak lain seperti pemerintah atau kepentingan politik dan ekonomi
tertentu. Kelembagaan Bank Sentral yang independen akan memungkinkan mereka
untuk membuat keputusan yang lebih objektif dan berdasarkan pertimbangan
ekonomi yang lebih kuat.

Dalam konteks Indonesia, independensi Bank Sentral diatur oleh Undang-Undang


Bank Indonesia yang memberikan otonomi operasional dan kebijakan kepada Bank
Sentral untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga stabilitas
moneter dan sistem keuangan. Bank Sentral juga memiliki kewenangan untuk
menetapkan kebijakan moneter dan menentukan tingkat suku bunga, serta melakukan
intervensi di pasar uang untuk menjaga nilai tukar mata uang Indonesia.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, Bank Sentral memegang peran yang penting
dalam mengelola perekonomian. Keputusan-keputusan kebijakan moneter yang
diambil oleh Bank Sentral akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan keuangan
nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, independensi Bank Sentral harus dijaga
dengan baik dan tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan politik atau kelompok
tertentu.

Di sisi lain, pemerintah juga membutuhkan dukungan dari Bank Sentral dalam
menjalankan program-program pembangunan dan perubahan sosial. Dalam hal ini,
Bank Sentral dapat berperan sebagai agen pembangunan melalui kebijakan-kebijakan
yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan.

Dalam kesimpulannya, independensi Bank Sentral sangat penting untuk menjaga


stabilitas moneter dan sistem keuangan nasional. Dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia, Bank Sentral memiliki peran yang penting dalam mengelola perekonomian
dan mendukung program-program pembangunan. Oleh karena itu, independensi Bank
Sentral harus dijaga dengan baik agar dapat menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai