Anda di halaman 1dari 18

Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank

Diskusi 1 :

Bagaimana sistem keuangan di Indonesia dan Bagaimana tetap menjaga kestabilan Sistem
keuangan ?

Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Sistem perbankan
2. Sistem lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan ini dapat menerima simpanan
dari masyarakat.

Stabilitas sistem keuangan adalah kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional


berfungsi efektif dan efisien agar alokasi sumber pendanaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

Cara menjaga Agar Sistem Keuangan Tetap Stabil :

1. Menjaga kelancaran sistem pembayaran
2. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
3. Mengatur dan mengawasi bank yang dilakukan oleh lembaga ahli Otoritas Jasa Keuangan
atau OJK.
Diskusi 2

Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Lembaga keuangan bukan bank yang saat ini beroperasi di
Indonesia!

Jawab :

Lembaga keuangan non-bank adalah lembaga hukum memberikan jasa di bidang keuangan
dengan menghimpun dana tidak secara langsung dari masyarakat dan menyalurkan dana.

Macam – macam lembaga keuangan non-bank di Indonesia :

1. Perusahaan asuransi

Perusahaan asuransi menawarkan jasa perlindungan atas resiko, diantaranya resiko jiwa,
kesehatan, bisnis, dll. Lembaga ini menawarkan jasa atas dasar sistem kontrak sehingga masuk
kategori Contractual institution dan diatur dalam UUD No. 2 Tahun 1992 Tentang perusahaan
asuransi. Contoh dari perusahan asuransi yang ada di Indonesia diantaranya Manucalife, Ciputra
Life, Simas jiwa, prudence dll.

2. Perusahaan Pembiayaan

Perusahaan pembiayaan menawarkan berbagai macam jenis pembiayaan, baik untuk investasi
maupun untuk konsumen. Hal ini diatur dalam PP No.1 Tahun 1998 dimana lembaga
pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Contoh
dari perusahan asuransi yang ada di Indonesia diantaranya sewa guna usaha (leasing),
pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring), usaha kartu kredit (credit
card).

3. Perusahaan Sekuritas

Perusahaan sekuritas adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk
perdagangan surat berharga. Hal ini diatur dalam PP No.1 Tahun 1988. Contoh dari perusahaan
sekuritas diantaranya PT.BCA Sekuritas,PT.BNI Sekuritas, PT. CGS-CIMB Sekuritas Indonesia.
PT. Danareksa Sekuritas. PT. Dhanawibawa Sekuritas Indonesia. PT. Erdikha Elit Sekuritas.
4. Dana pensiun

Dana pensiun menawarkan pengelolaan dana pensiun dengan memberikan jaminan pendapatan
dimasa pensiun. Hal ini diatur dalam UUD No. 11 tahun 1992. Contoh dari perusahaan yang
menawarkan pengelolaan dana pensiun diantaranya DPLK Jiwasraya, DPLK Equity Life
Indonesia, DPLK Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dll.

5. Reksa dana

Reksa dana adalah lembaga keuangan yang menajdi wadah pengelolaan dana/modal bagi
sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di
pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dengan prinsip memberikan pendapatan
yang maksimum dengan resiko tertentu. Reksa dana diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995.
Macam-macam reksa dana diantaranya :

- Reksa Dana Pasar Uang


Reksa dana ini memiliki kebijakan investasi 100% pada instrumen pasar uang atau surat
berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Reksa dana jenis ini memiliki risiko
paling rendah dan imbal hasilnya juga relatif lebih kecil.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana ini sebagian besar alokasi investasinya (minimal 80%) misalnya surat utang/
obligasi. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 1-3 tahun
atau investor dengan profil yang konservatif.
- Reksa Dana Campuran
Reksa Dana campuran memiliki kebijakan investasi maksimal 79% pada instrumen
pasar uang, obligasi, dan saham. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan
jangka waktu antara 3-5 tahun atau investor dengan profil moderat.
- Reksa Dana Saham
Reksa dana jenis ini memiliki kebijakan investasi minimal 80% pada instrumen 1 saham.
Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas 5 tahun atau
investor dengan profil agresif. Reksa dana ini memiliki risiko paling tinggi dibandingan
dengan reksa dana lainnya namun mempunyai potensi keuntungan yang paling tinggi
juga.
- Reksa Dana Syariah
Reksa dana Syariah merupakan versi syariah dari keempat reksa dana di atas
yang mengikuti ketentuan dan prinsip syariah Islam dalam pengelolaannya.

Contoh dari perusahaan investasi reksa dana diantaranya iPod, BIBIT, Ajaib, dll

6. Pegadaian

Lembaga keuangan yang menawarkan jasa gadai. Jasa gadai prinsipnya adalah jasa kredit
dengan sistem gadai yaitu dengan jaminan barang bergerak. Perusahan pegadaian merupakan
BUMN yang diatur dalam PP No. 103 Tahun 2000.

source : EKSI4205/Modul2/2.26-2.31
Diskusi 3

Menurut saudara, bagaimana awal terbentuknya OJK dan bagaimana OJK mempertahankan
independensinya dalam pengawasan perbankan sedangkan Lembaga tersebut menerima iuran
dari perbankan?

Jawab :

OJK atau Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang bertugas mengatur dan mengawasi
lembaga keuangan yang bergerak secara independent tanpa campur tangan pihak manapun
kecuali untuk beberapa hal yang diatur dalam UU No.21 tahun 2011. Tugas pengawasan industri
keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan
Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember 2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan
beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada 2015. Adapun
beberapa wewenang dari OJK :

- Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank


- Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
- Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank

Pada awalnya pengaturan lembaga keuangan terbagi menjadi 2 dimana lembaga keuangan
perbankan diawasi dan diatur oleh BI sementara lembaga keuangan non-bank diawasi dan diatur
oleh menteri keuangan, dan pasar modal diatur dan diawasi oleh Bappepam-LK yang bernaung
dibawah Menteri Keuangan. Namun hal tersebut tidaklah efektif sehingga membuat Indonesia
mengalami krisis keuangan yang dashyat pada 1997-1998 atau yang lebih dikenal krismon. Oleh
karena itu dibuatlah OJK untuk mengatur dan mengawasi lembaga keuangan perbankan dan non-
bank.

OJK terbentuk pada tahun 2012 dan resmi beroperasi efektif pada Januari 2013. Awal mula
berdirinya OJK merupakan pelaksaan dari amanat UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang tertuang dalam pasal 34. Latar belakang munculnya pasal tersebut adalah situasi
krisis keuangan yang dialami Indonesia pada tahun 1997-1998 atau yang lebih dikenal dengan
krismon (krisis moneter). Krisis tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk membangun
lembaga keuangan yang efisien, kokoh, dan tangguh agar tidak mudah terguncang oleh krisis.
OJK dibiayai dari APBN dan atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan disektor jasa
keuangan. Pengaturan pungutan dari institusi jasa keuangan itu diatur dalam UU No. 21 Tahun
2011 Pasal 37.

Lalu bagaimana OJK mempertahankan independensinya dalam pengawasan perbankan


sedangkan Lembaga tersebut menerima iuran dari perbankan?

Menurut Pasal 39 UU Nomor 21 tahun 2011, OJK bisa berkoordinasi dengan BI dalam
pengaturan dan pengawasan perbankan, misalnya, dalam hal kewajiban pemenuhan modal
minimum bank ataupun kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta
asing maupun pinjaman komersial luar negeri. Berikut ini berbagai bentuk nyata sinergi antara
BI dan OJK:
- OJK berkoordinasi dengan BI dalam membuat peraturan pengawasan di bidang
perbankan. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bahwa kesatuan langkah kedua
lembaga harus selalu ada.
- BI dan OJK juga harus terintegrasi dalam tukar menukar informasi perbankan. Melalui
penggabungan sistem informasi ini, BI dan OJK akan lebih mudah mengakses informasi
perbankan yang disediakan masing-masing lembaga setiap saat (timely basis).
- Dalam rangka pemeriksaan bank, BI dan OJK juga terus melakukan hubungan timbal
balik. BI dalam kondisi tertentu akan melakukan pemeriksaan khusus terhadap bank
setelah berkoordinasi dengan OJK begitupun sebaliknya.

source : EKSI4205/Modul3/3.38-3.41
Diskusi 4

Menurut saudara tantangan apa yang akan dihadapi oleh perbankan umum, perbankan syariah
dan BPR kedepannya?

Jawab :

Bank Umum

Menurut UU No.7 tahun 1992 yang telah diubah kedalam UU No. 10 Tahun 1998 (Pasal 1 ayat
3), bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dana bank umum bersumber dari bank itu sendiri, masyarakat, dan dari lembaga
keuangan baik berbentuk bank maupun non-bank.

Seiring berjalannya waktu, terknologi informasi akan terus berkembang dengan pesat. Jasa-jasa
yang ditawarkan oleh bank saat ini juga banyak dilakukan dengan basis digital. Setiap perbankan
memiliki tantangannya masing-masing. Adapun tantangan yang akan dihadapi oleh perbankan
umum, diantaranya :

1. Penerapan Basel 3, perbankan harus memperbaiki pendanaan mereka.


2. Perbankan harus lebih selektif terhadap pendanaan agar tidak menggangu permodalan. Di
mana tren pendanaan saat ini cenderung kepada tenor jangka pendek yang mengahruskan
perbankan memperbaiki management untuk salurkan pendanaan ke tenor jangka panjang
3. Perbankan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang sudah
ada di depan mata. Bank-bank nasional harus memperbaiki dan meningkatkan kinerja,
terutama dari sisi struktur pendanaan agar mampu bersaing.
4. Tantangan pengembangan fee based income, disrupsi, dan efisiensi biaya. Ke depannya
akad ada tantangan fee based income, agar modal bisa cukup. Perbankan umum juga
berhadapan dengan disrupsi dan efisiensi biaya.
5. Bagaimana menggaet nasabah tidak melalui cara tradisional, melainkan lewat digital.

Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
“membuka kesempatan bagi siapa saja yg akan mendirikan bank syari’ah maupun yg ingin
mengkonversi dari sistem konvensional mjd sistem syaria’ah (dual system banking)”.

Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan pada prinsip-
prinsip syariah Islam yang mengacu pada Al-Qur’an, Hadits, Ijma, dan Qiyas. Prinsip dari sistem
yang sesuai dengan syariah Islam adalah beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat.

Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan terus membaik. Hal tersebut
dapat dilihat dengan masih tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah. Industri
keuangan syariah secara internasional juga menunjukkan pertumbuhan sangat tinggi yang
memberikan peluang besar bagi sistem keuangan syariah. Harapan dapat menerbitkan sukuk
menjadi semakin besar dengan minat pemerintah menerbitkan global sukuk berdenominasi
valuta asing. Hal tersebut memiliki potensi unutk meningkatkan variasi instrumen keuangan
syariah yang akan sangat berguna bagi likuiditas sistem keuangan syariah. Seirirng dengan
perkembangan ekonomi global dan meningkatnya minat masyarakat, perbankan syariah juga
menghadapi tantangan besar.

Adapun tantangan yang akan dihadapi oleh perbankan syariah, diantaranya :

1. Ujian atas kredibiltas sistem ekonomi dan keuangannya.


2. Bagaimana ekonomi syariah dapat meningkatkan kesejahteraan umat dan mengurangi
kemiskinan serta pengangguran.
3. Perangkat peraturan, hukum, dan kebijakan, baik dalam skala nasional maupun
internasional.

Ahli ekonomi Islam di Indonesia yang terdiri dari akademisi dan praktisi telah membentuk
organisasi Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang berdiri dan dideklarasikan pada 3
dan 4 Maret 2004 di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia dalam momentum Konvensi
Nasional Ahli Ekonomi Islam Indonesia.

BPR
Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah kedalam UU No.10
Tahun 1998, dimana BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. BPR sudah ada di Indonesia sebeleum kemerdekaan RI 1945. Pendiri BPR
adalah Raden Bei Aria Wiriaatmadja, seorang pribumi yang menjabat patih di Purwokerto
(Siamat, 2005)

Dalam The Finance Top 100 BPR Award 2022 di Jakarta, 17 Juni 2022 Anggota Dewan
Komisioner Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS), Didik Madiyono mengatakan “Pada tahun
2025, keseluruhan valuasi sektor ini diperkirakan akan mencapai US$146 miliar, dengan
pertumbuhan secara Cumulative Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 20%.”

Dengan pertumbuhan tersebut digitalisasi menjadi keniscayaan bagi perbankan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi keuangan secara digital. Dalam hal ini, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) tidak terlepas dari adanya tantangan, serta peluang dalam menghadapi
perubahan perkembangan teknologi.

Adapun tantangan yang akan dihadapi oleh BPR, diantaranya :

1. Terjadi perubahan kebutuhan terhadap produk layanan perbankan


2. Perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
3. Semakin ketatnya persaingan antar lembaga jasa keuangan terutama dengan bank umum
maupun fintech
4. Dibutuhkan infrastruktur IT yang andal untuk menghadapi risiko terkait keamanan data.

Berdasarkan pada sifat loyal para nasabah, BPR yakin bahwa perubahan layanan transformasi
digital masih belum terlambat terutama besarnya peluang kerja sama bersama fintech,
pengembangan produk uang elektronik dan mobile banking. Oleh karena itu, LPS hadir untuk
mendukung BPR/ dalam industri perbankan nasional. Diketahui, simpanan BPR sudah dijamin
LPS hingga Rp2 miliar atau setara dengan bank umum.
source :

- EKSI24205/Modul4/4.4-4.45

- https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/24/073000026/ini-tantangan-yang-dihadapi-
industri-perbankan-ke-depan?page=all
- https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2008/04/07/103535-tantangan-perbankan-syariah
- https://infobanknews.com/begini-peluang-dan-tantangan-bpr-dalam-menghadapi-
digitalisasi/#:~:text=Sejumlah%20tantangan%20yang%20dihadapi%20BPR,dibutuhkan
%20infrastruktur%20IT%20yang%20andal

Diskusi 5
Menurut Saudara Apakah identitas nasabah juga termasuk dalam rahasia bank ?

Jawab :

Benar, identitas nasabah adalah rahasia bank. Mengapa begitu? Identitas nasabah sangatlah
rahasia dan berbahaya oleh karenanya identitas nasabah hanya boleh diketahui oleh nasabah dan
pihak bank yang bersangkutan.

Bank menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sementara menurut Peraturan BI No.2/19/PBI/2000, rahasia bank adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanan nasabah. Dari
pengertian tersebut, maka rahasia bank tidak menyangkut rahasia keuangan nasabah secara
menyeluruh, tetapi hanya terbatas pada informasi nasabah penyimpan dan simpanan nasabah.
Rahasia bank dimaksudkan agar bank melindungi informasi atas kondis finansial nasabah dari
pihak-pihak diluar bank. Rahasia bank juga menjadi salah satu kepercayaan nasabah.

Menurut UU No. 7 tahun 1992 dan UU No. 10 tahun 1998 mengatur rahasia bank sebagai
berikut :

1) Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya.

2) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya

3) Ketentuan tersebut berlaku pula bagi pihak terafiliasi.

4) Pihak terafiliasi adalah :

a) Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi, atau kuasanya, pejabat, atau


karyawan bank.
b) Anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat, atau karyawan
bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c) Pihak yang meemberikan jasanya kepada bank, antara lain, akuntan publik,
penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya.
d) Pihak yang meurut penilaian BI turut memepengaruhi pengelolaan bank, antara
lain, pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas,
keluarga direksi, keluarga pengurus.

Meskipun dalam UU tentang Perbankan No. 10 tahun 1998 dan dalam Peraturan BI
No.2/19/PBI/2000 dinyatakan bahwa bank wajib melindungi rahasia nasabah, namun dalam
peraturan tersebut ditetapkan beberapa pengecualian.

Pengecualian Terhadap Rahasia Bank

1) Untuk kepentingan Perpajakan ;

2) Untuk kepentingan Penagihan Piutang Negara ;

3) Untuk kepentingan Peradilan Pidana

4) Untuk kepentingan Peradilan Perdata

5) Untuk kepentingan Bank to Bank Information

6) Untuk kepentingan Ahli Waris

7) Atas permintaan Pemegang Rekening

source : EKSI4205/Modul5/5.39-5.44

Diskusi 6

Menurut saudara apa kelebihan leasing dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya?
Jawab : Leasing adalah perjanjian kontrak antara dua pihak, yaitu pihak lessor yang
menyediakan aset untuk dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam jangka waktu tertentu sebagai
imbalan atas pembayaran sejumlah tertentu.

Kelebihan leasing dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya, adalah :

1) Pembiayaan penuh
Leasing dilakukan tanpa harus menyediakan uang muka dan pembiayaan dilakukan
sampai 100% (full pay out).
2) Fleksibilitas
Pihak lessee dapat memilih skema pembayaran angsuran yang menguntungkan baginya.
3) Penghematan modal
Leasing memungkinkan lessee untuk menghemat modal kerja sehingaa kelebihan modal
kerja yang ada dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
4) Off balance sheet
Tidak ada ketentuan yang mengharuskan untuk mencantumkan transaksi leasing dalam
neraca perusahaan.
5) Diversifikasi pembiayaan
Lessee memiliki alternative pembiayaan selain bank.
6) Lebih murah
Pembiayaan barang modal melalui metode leasing lebih murah dibandingkan dengan
kredit bank berdasarkan perhitungan present value.
7) Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewa mengalami ketinggalan model atau sistem sebagai dampat pesatnya teknologi.
8) Proteksi inflasi
Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi, khususnya apabila leasing
berdasarkan tarif suku bunga tetap.

source : EKSI4205/Modul6/6.35-6.37

Diskusi 7

Jelaskan perkembangan usaha pergadaian dan asuransi di Indonesia!


Jawab :

Perkembangangan Usaha Pergadaian

Usaha pergadaian adalah segala usaha yang menyangkut pemberian pinjaman dengan jaminan
barang bergerak, jasa titipan, jasa taksiran, dan lainnya, termasuk yang diselenggarakan
berdasarkan prinsip syariah. Saat ini penyelenggaraan usaha gadai di Indonesia diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keungan Nomor 31/POJK.05/2016.

Usaha pergadaian di Indonesia dimulai sejak penjajahan Belanda, saat itu VOC mendirikan Bank
Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai pada 20
Agustus 1746. Namun pada saat Inggris mengambil alih kekuasaan dari tangan Belanda, Vann
Leening dibubarkan dan diganti dengan Patch Stelsel dimana masyarakat umum bisa mendirikan
pegadaian asal mampu membayar pajak kepada pemerintah. Tidak lama kemudian Belanda
mengambil alih dan tetap mempertahankan Patch Stelsel. Namun terjadi penyelewangan untuk
bisnis pribadi sehingga pada tanggal 12 Maret 1901 Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) no.
131 yang mengatur bahwa usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan pada 1 April
1901 didirikan Pegadaian Negara di Sukabumi Jawa Barat.

Setelah Indonesia merdeka, pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah RI. Dalam
perkembangannya, pegadaian sudah beberapa kali berubah status yaitu sebagai Perusahaan
Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP No.7/1969 menjadi Perusahaan
Jawatan (PERJAN), lalu berdasarkan PP No.10/1990 yang diperbaharui dengan PP No.103/2000
berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) sampai sekarang.

Dalam perkembangannya, Perum Pegadaian menjadi salah satu andalan masyarakat yang ingin
memperoleh dana segar yang cepat dan mudah. Keunggulan Perum Pegadaian adalah biaya dana
yang murah, prosedur yang cepat, dan sistem penyaluran kredit yang sederhana. Saat ini telah
berkembang jasa pegadaian swasta namun cakupannya masih terbatas. Perkembangan jasa
pegadaian swasta terjadi setelah diberlakukannya Peraturan Otoritas Jasa Keungan Nomor
31/POJK.05/2016.

Perkembangan Usaha Asuransi


Menurut UU No. 40 tahun 2014, asuransi adalah perjanjian dua pihak yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis yang menjadi dasar pagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi. Saat
ini perasuransian di Indonesia diatur oleh UU No. 40 tahun 2014 dan operasionalnya diatur
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan
yang Baik Bagi Perusahaan Asuransi. Asuransi memiliki tujuan, risiko, dan prinsip dasar yang
jelas. Adapun tujuan asuransi diantaranya :

1) Pencegahan kerugian diharapkan memberikan keuntungan tertentu.

2) Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian.

3) Keikutsertaan masyarakat pada salah satu perusahaan asuransi maka dapat mengetahui
besarnya risiko yang mungin terjadi dan besarnya kerugian yang dapat dialami.

Risiko Asuransi :

1) Risiko murni (pure risk), ada ketidakpastian akan terjadinya kerugian.


2) Risiko spekulatif (spekulative risk), kemungkinan mengalami kerugian dan peluang
memperoleh keuntungan.
3) Risiko individu ( individual risk), risiko yang timbul dari kegiatan sehari-hari.
a) Risiko pribadi (personal risk), mempengaruhi kemampuan seseorang
b) Risiko harta (property risk), mempengaruhi manfaat/keberadaan barang

- kerugian langsung, kehilangan/kerusakan barang.

- kerugian tidak langsung, kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (biaya
transportasi akibat mobil hilang).

c) Risiko tanggung gugat (liability risk), akibat kerugian/lukanya pihak lain.

Prinsip Dasar Asuransi :

1) Insurable Interest

Insurable Interest merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungjawabkan


suatu risiko yang berkaitan degan keuangan, yang diakui dengan sah antara pihak
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan.
2) Utmost Good Faith

Utmost Good Faith adalah penetapan persetujuan didasarkan pada itikad baik.

3) Indemnity

Indemnity yaitu mengembalikan posisi keuangan pihak tertanggung setelah terjadinya


kerugian.

4) Proximate Cause
Proximate Cause, yaitu suatu sebab aktif, efisien, yang mengakibatkan peristiwa berantai
tanpa intervensi kekuatan lain, yang diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber
baru dan independen.

5) Subrogation and Contribution

Subrogation and Contribution, yaitu merupakan hak penanggung, yang telah memberikan
ganti rugi kepada pihak tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan
terjadinya kerugian.

source : EKSI4205/Modul7/7.4-7.44

Diskusi 8

Menurut pendapat saudara bagaimana hubungan antara perbankan Indonesia dengan Eurobank?
Jawab :

Perbankan Indoenesia adalah lembaga yang merupakan bagian dari pemerintah Indonesia. Bank


Indonesia bisa memberikan izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat dengan
memperhatikan persyaratan yang harus dipenuhi. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup
rakyat banyak. 

Semenetara Eurobank adalah Bank Komersial yang memfokuskan kegiatannya di EROPA.


Eurobank memimiki beberapa ciri khusus diantaranya :

1. Dapat memberikan pinjaman dalam valas (salah satu bentuk dari eurocurrency) dengan
bunga yang lebih rendah.
2. Menerima deposito valas mana saja dengan bunga lebih tinggi

Untuk melakukan pertemuan antara penjual dan pembeli Dolar AS yang didepositokan pada
bank-bank Eropa terjadi pada Eurocurrency Market. Eurocurreny disebut juga external money
market, meliputi bank-bank yang menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam valuta
asing. Pihak ketiga dapat menyimpan dana dan dapat menikmati fasilitas pinjaman. Dengan
fasilitas yang lebih menarik tanpa RR dari Bank Sentral , tapi tidak terlalu banyak pemilik dana
dan peminjam yang beralih ke eurocurrency market dengan alasan bahwa banyak pemerintahan
suatu negara yang membuat aturan pengendalian lalu lintas valuta (exchange control) yaitu
membatasi para pemilik dana dalam menginvestasikan dananya diluar negeri.

Dengan adanya globalisasi yang dapat menghubungkan seluruh orang dari seluruh dunia,
perbankan Indonesia juga memiliki hubungan dengan bank dunia mauapun dengan Eurobank.

Hubungan antara perbankan Indonesia dengan Eurobank yaitu :

1. Faktor Liability Management

2. Konsep LM yang bertujuan mendapatkan Cost of Fund yang Minimum.

3. Fasilitas SWAP COVER dari Bank Indonesia menjadi “peluang” buat perbankan
4. Dikarenakan No Restriction, maka kegiatan operasional Eurobank telah memberi peluang
yang sangat menarik bagi perbankan Indonesia, untuk mencari dana (funding) yang lebih
murah kepasar Eurocurrency ataupun menempatkan dana Valuta Asing yang idle kepasar
Eurocurrency.

5. Bank Devisa di Indonesia jika meminjam dana ke Eurobank maka akan dibebankan
bunga sebesar Libor + 1/8%

6. Jika meminjam selain ke Eurobank maka dibebankan bunga berlaku lebih tinggi dari
(Libor + 1/8%) , misalnya Libor + 3/8%

7. Untuk kelebihan dana yang ideal dalam bentuk Valas yang tidak allokan kredit , maka
Eurobank adalah alternatif dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
non-eurobank lainnya.

Source :

- EKSI4205/PPT Inisiasi8
- EKSI4205/Modul9/9.6-9.53

Anda mungkin juga menyukai