Anda di halaman 1dari 14

2KP-A

Anggota Kelompok :
- Andi Farhan (195121004)
- Arindya Damayanti (195121007)
- Asyifa Fatharani Nurhuda (195121008)
- Dila Amanda Pratiwi (195121010)
- Pratiwi Maulana (195121020)
- Shanida Aprinita (195121028)

1. Bagaimana sistem keuangan di Indonesia?


Jawab : Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang
memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh lembaga-
lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar uang dan pasar modal. Sistem keuangan
Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan dan sistem
lembaga keuangan bukan bank. Berdasarkan Fungsinya Bank dibagi menjadi Bank Indonesia (Bank
Sentral), Bank Umum dan BPR. Sedangkan Lembaga keuangan non bank terdiri dari, Dana pensiun,
Asuransi, Pembiayaan, Modal Ventura dan Penjaminan. Lembaga keuangan ini dapat menerima
simpanan dari masyarakat, maka juga disebut depository financial institutions yang terdiri dari bank
umum dan bank perkreditan rakyat. Sedangkan lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga
keuangan selain dari bank yang dalam kegiatan usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Sistem Perbankan Indonesia menganut 2
sistem yaitu :
a. Dual Banking system
Sistem ini menganut paham yang membolehkan bank untuk melakukan kegiatan usaha secara
konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. Dual banking system mulai berlaku di Indonesia
semenjak diamandemennya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menjadi Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998. Salah satu isi dari amandemen undang-undang tersebut menyatakan
secara tegas bank boleh beroperasi berdasarkan prinisp syariah. Undang-undang perbankan juga
mengizinkan bank konvensional beroperasi berdasarkan prinsip Syariah
b. Unit System atau sistem Cabang
Sistem cabang memiliki arti bahwa suatu Lembaga keuangan bank memiliki kantor di pusat dan
daerah. Sebagai contoh Bank BCA memiliki kantor pusat di Jakarta juga memiliki kantor cabang di
Bandung. Unit system sebutan bagi kantor BPR yang tersebar di daerah atau kota lain. Contoh : BPR
Karya Jatnika Sadaya unit Sumedang.
Gambar disamping atas pengendalian
BI
Bank dalam mendirikan usaha harus atas izin BI, dan untuk beroperasi harus atas izin OJK. Sebagai
lembaga pengawas maka OJK mempunyai objek pengawasan. Lembaga yang menjadi objek
pengawasan dalam wewenang OJK adalah lembaga yang berkecimpung di dalam sektor jasa
keuangan. Secara umum, OJK membagi lembaga-lembaga tersebut dalam golongan sebagai berikut.
a. Lembaga Jasa Keuangan di Sektor Perbankan Lembaga ini adalah semua lembaga atau
perusahaan yang Otoritas Jasa Moneter 3 bergerak di bidang jasa perbankan. Lembaga itu
meliputi bank umum, bank umum syariah, BPR, dan BPR syariah.
b. Lembaga Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal Semua lembaga dalam golongan ini
merupakan lembagalembaga yang berkecimpung di dalam pasar modal. Lembagalembaga ini
meliputi perusahaan publik, perusahaan efek, wali amanat, pemeringkat efek, bank kustodian
dan biro administrasi efek.
c. Lembaga Jasa Keuangan di Sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Lembaga di sektor perasuransian adalah perusahaan yang
bergerak di bidang asuransi termasuk perusahaan reasuransi. Untuk lembaga dana pensiun
adalah perusahaan yang menyediakan jasa pengelolaan dana pensiun. Sedangkan lembaga
pembiayaan yang dimaksud dalam golongan ini adalah perusahaan pembiayaan seperti sewa
guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, usaha kartu kredit, perusahaan modal
ventura dan perusahaan pembiayaan infrastruktur.
Berdasarkan penggolongan yang dibuat oleh OJK di atas maka pembagian lembaga bank dan non
bank dapat dilihat pada gambar berikut:
Dalam perjalanan sejarah perkembangan sistem keuangan Indonesia, sistem lembaga keuangan
mengalami perubahan yang sangat fundamental terutama setelah memasuki era deregulasi, paket
kebijakan 27 Oktober 1988 yang kemudian berlanjut dengan diundangkannya beberapa undang-
undang dibidang keuangan dan perbankan sejak tahun 1992 yaitu :
1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Asuransi;
2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
4) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan;
5) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Konsekuensi dikeluarkannya undang-undang tersebut diatas, adalah perubahan struktur sistem
lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Di samping itu, dari aspek pengaturan dan pembinaan,
lembaga-lembaga keuangan menjadi semakin jelas dan kuat karena telah memiliki kekuatan hukum
terutama dibidang perasuransian dan dana pensiun yang sebelumnya undang-undang diatas dasar
hukum pengaturannya hanya dilakukan dengan keputusan-keputusan mentri keuangan.
Sistem Moneter dan Perbankan, yang termasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau
lembaga-lembaga yang ikut menciptakan uang giral. Di Indonesia yang dapat digolongkan kedalam
sistem moneter adalah otoritas moneter dan bank-bank pencipta uang giral. Oleh karena itu, sistem
perbankan merupakan bagian integral dari suatu sistem moneter. Otoritas moneter sebagai lembaga
yang berwenang dalam pengambilan kebijakan dibidang moneter, juga merupakan sumber uang
primer, baik bagi perbankan, masyarakat maupun pemerintah.
FUNGSI OTORITAS MONETER
Fungsi pokok otoritas moneter dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1.      Mengeluarkan uang kertas dan logam
2.      Menciptakan uang primer
3.      Memelihara cadangan devisa nasional
4.      Mengawasi sisten moneter
FUNGSI SISTEM MONETER
Fungsi utama sistem moneter antara lain dapat disebutkan adalah :
1.    Menyelenggarakan mekanisme lalu lintas pembayaran yang efisien sehingga mekanisme
tersebut dapat dilakukan secara cepat, akurat dan dengan biaya yang relative kecil.
2.    Melakukan fungsi intermediasi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3.    Menjaga kestabilan tingkat bunga melalui pelaksanaan kebijakan moneter.
JENIS-JENIS BANK
Bank BUMN
Bank badan usaha milik Negara (bank BUMN) pada dasarnya adalah bank yang seluruh atau
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Oleh karena itu bank-bank ini sering juga disebut
bank pemerintah.
Bank Pemerintah Daerah
Bank-bank milik pemerintah daerah adalah bank-bank Pembangunan Daerah yang pendiriannya
didasarkan pada undang-undang No.13 Tahun 1962. Dengan diundangkannya undang-undang nomor
7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, BPD-BPD
tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya apakah menjadi Perseroan Terbatas,
koperasi atau perusahaan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang tersebut diatas.

Bank Swasta Nasional


Bank Swasta Nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia dan sebagai atau seluruh
modalnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.
Bank Asing
Jumlah bank asing yang beroperasi di Indonesia saat ini berjumlah 10 bank yaitu :
1. Citibank 6. Deutsche Bank
2. American Express Bank 7. ABN-Amro Bank
3. Bank of Tokyo 8. Bank of America
4. Standard Chartered Bank 9. Chase Manhattan Bank
5. Hongong and Shanghai Bank 10. Bangkok Bank

Bank Perkreditan Rakyat


Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Usaha BPR
yang diperbolehkan menurut undang-undang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a)      Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b)      Memberikan kredit
c)      Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
d)      Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan usaha yang tidak diperkanankan dilakukan BPR antara lain :
a)      Menerima simpanan dalam bentuk giro
b)      Melakukan penyertaan modal
c)      Melakukan usaha perasuransian
d)      Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana disebut diatas.
BADAN HUKUM BANK
Pendirian bank menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 dapat memilih badan hukum sebagai
berikut :

 Perseroan terbatas
 Koperasi, atau

 Perusahaan Daerah

2. Mengapa transaksi pada perbankan harus ada prosedur?


Jawab : Prosedur merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional
organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Tujuan adanya suatu prosedur dalam perbankan
ialah sebagai panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian yang ada. Sehingga dengan
begitu adanya prosedur ini dapat memudahkan dan menertibkan pekerjaan yang akan dijalankan
secara kronologis untuk mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien.
3. Apa peran perbankan pada suatu negara?
Jawab : Peran bank dalam ekonomi yaitu dapat dijadikan wadah untuk menghimpun dana masyarakat.
Dana yang terkumpul disimpan oleh bank untuk digunakan menjadi bentuk lainnya misalnya
pinjaman kepada orang lain. Dalam hal ini bank akan memberikan bunga yang merupakan
keuntungan oleh bank atas pinjaman yang dilakukan oleh orang lain. Dengan semakin banyak
nasabah dan roda perekonomian masyarakat semakin maju akan mendorong pendapatan masyarakat
dan juga nasional meningkat. Dengan peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan
kemakmuran dan perekonomian masyarakat. Mengatasi kemiskinan yang biasanya ada disetiap
tempat yang terpenting adalah usaha dan kerja keras agar keluar dari kemiskinan dan bangkin untuk
sukses dalam membangun usaha.
Mengatasi pengangguran yang banyak terjadi terlebih yang ada dikota besar. Dengan memberikan
modal untuk usaha kecil maka akan membuat pengangguran yang ada menjadi terkikis. Pengangguran
yang ada menjadi hilang dan perekonomian menjadi lebih maju karena penghasilan yang besar dari
usaha yang mendatangkan keuntungan yang tak terbatas. Membuka lapangan pekerjaan karena bagi
yang dapat menjalankan usaha dan berkembang menjadi semakin besar membuka lapangan kerja
baru. Banyaknya lapangan kerja memudahkan pengangguran yang ada mendapatkan pekerjaan
dengan mudah. Memperbesar dibukanya lapangan kerja untuk mendapatkan penghasilan pun terbuka
lebar.
Bank juga memegang peranan yang amat penting sebagai sumber permodalan dan perantara
keuangan. Oleh karna itu pengaturan gerak langkah perbankan sangat erat kaitannya dengan
kebijaksanaan moneter pemerintah. Pengaturan arus uang dari penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk tabuangan, deposito, giro dan kemudian di salurkan lagi dari masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk kredit. Oleh karena itu arus uang diperbankan harus diselenggarakan
secara teratur dan berencana serta diarahkan bagi kesejahteraan masyarakat .
Terdapat dua jenis peranan perbankan, yaitu peranan dalam negeri dan peranan luar negeri. Peranan
dalam negeri artinya adalah bank mempunyai peranan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ekonomi dalam negeri seperti kegiatan administrasi keuangan, penampungan uang, penggunaan uang,
penukaran dan perdagangan uang, pengawasan uang, perkreditan, dan pengiriman uang, sedang
peranan perbankan untuk luar negeri meliputi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas devisa,
hubungan perdagangan, dan hubungan moneter antar negara.
Terdapat beberapa tugas pokok lembaga perbankan. Pertama, bank bertugas menyalurkan kredit
kepada lembaga usaha atau perseorangan yang membutuhkan. Tujuan penyaluran kredit ini adalah
untuk kegiatan yang bersifat produktif. Kredit sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kredit jangka
panjang, kredit jangka menengah, dan kredit jangka pendek. Kedua, perbankan memiliki tugas untuk
menarik uang dari masyarakat. Artinya, masyarakat boleh menyimpankan uang mereka dalam bentuk
deposito berjangka, giro, atau rekening koran, serta tabanas. Ketiga, menyalurkan jasa di bidang lalu
lintas peredaran dan pembayaran uang. Jasa-jasa ini termasuk jasa pengeluaran cek, menjual dan
membeli wesel, penukaran valas, dan masih banyak lainnya. Keempat, bank bertugas memberikan
jaminan-jaminan bank dan juga menyewakan tempat untuk penyimpanan barang-barang berharga.

4. Jelaskan produk perbankan


Jawab : Produk Dana Bank

 Giro
Giro adalah simpanan dana pihak ketiga, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
(valas), yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro atau
sarana perintah pembayaran lainnya sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh bank.
a. Instrument Pembayaran
1. Cek (Cheque)
Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank
sebagai pengganti uang tunai. Cek merupakan surat perintah tidak bersyarat dari
nasabah kepada bank penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada
saat diunjukkan. Cek dikeluarkan oleh bank apabila nasabah memiliki rekening giro
yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut ini
a. Cek Atas Nama, yaitu cek yang mencantumkan nama penerima dana dan bank
akan melakuka pembayaran kepada nama yang tertera pada cek tersebut.
b. Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque), yaitu cek yang tidak mencantumkan nama
penerima dana dan bank akan melaksanakan pembayaran kepada siapa saja yang
membawa cek tersebut.
c. Cek Silang, yaitu cek yang diberi tanda garis menyilang. Penyilangan ditujukan
untuk pengamanan cek, dengan konsekuensi membatasi orang-orang dan/atau
bank tertentu yang dapat memperoleh pembayaran atas cek tersebut. Ada 2 jenis
cek silang, yaitu sebagai berikut
1) Cek Silang Umum, yaitu cek yang diantara garis silangnya tidak dimuat
suatu petunjuk atau dicantumkan nama pihak yang dapat memperoleh
pembayaran.
2) Cek Silang Khusus, yaitu cek yang diantara garis silangnya dimuat petunjuk
atau dicantumkan nama suatu bank.

2. Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan Namanya. Bilyet giro hanya dapat dibatalkan setelah
berakhirnya tenggang waktu penawaran dengan suatu surat pembatalan yang
ditujukan kepada bank tertarik dengan menyebutkan nomor bilyet giro, tanggal
penarikan, dan jumlah dana yang dipindahkan.

3. Nota Debet
Nota debet merupakan warkat yang dipergunakan untuk mendebet dana satu bank
melalui lalu lintas giral di dalam satu wilayah kliring Bank Indonesia. Nota debet
dicetak di atas security paper dan mempunyai nomor seri warkat. Ada Batasan
nominal yang berlaku sesuai peraturan Bank Indonesia.

4. Draft / Wesel
Draft atau wesel merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh suatu bank dan
berisi perintah tidak bersyarat dari bank penertbit kepada bank lain untuk membayar
sejumlah dana kepada pihak yang namanya tercantum pada wesel/draft.

5. Endorsement
Endorsement merupakan penyerahan satu surat berharga atas unjuk oleh seorang
kepada pihak lain, harus disertai pernyataan pengalihan haknya atas surat tersebut.
Endorsement pada surat berharga harus tidak bersyarat.

 Tabungan
Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro dan/atau alat lainnya yang
disamakan dengannya (UU RI No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan). Dengan kata lain, tabungan
merupakan simpanan uang bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu. Umumnya, bank akan memberikan buku tabungan yang berisi informasi tentang seluruh
transaksi yang dilakukan nasabah dan kartu ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN).

 Deposito dan Sertifikat Deposito


Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dan bank. Dengan demikian,
deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berkahir dan deposito yang akan jatuh tempo
tersebut dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).

Sertifikat deposito merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12
bulan atas unjuk dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito. Oleh
karena itu, sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain.

Jasa Perbankan
 Transfer
Transfer adalah salah satu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank
termasuk hasil inkaso yang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan ke bank lain untuk
dibayarkan kepada nasabah penerima transfer.
1. Transfer Keluar
Transfer keluar adalah kegiatan dimana bank menerima amanat dari nasabah untuk
mengirimkan sejumlah uang kepada nasabah lain.
2. Transfer Masuk
Transfer masuk adalah kegiatan di mana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seorang beneficiary.

 Inkaso
Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik perusahaan maupun perorangan)
untuk melakukan penagihan terhadap surat-surat berharga yang harus dibayar setelah pihak yang
bersangkutan (pembayar atau tertarik) berada di tempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui
pembayarannya. Dalam arti lain, inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat
dari pihak ketiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota
lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
a. Warkat Inkaso
1. Warkat Inkaso Tanpa Lampiran
Warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen-dokumen apapun, seperti
cek, bilyet giro, wesel, dan surat berharga.
2. Warkat Inkaso dengan Lampiran
Warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen-dokumen lainnya, seperti kuitansi,
faktur, polis asuransi, dan dokumen-dokumen penting lainnya.

b. Jenis-Jenis Inkaso
1. Inkaso Keluar
Inkaso keluar merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan
oleh nasabah bank lain. Dalam hal ini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri
untuk menagih warkat tersebut kepada seorang nasabah bank lain di kota lain.
2. Inkaso Masuk
Inkaso masuk merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan
oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa
kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga.

 Kliring
Kliring adalah cara penyelesaian utang-piutang antara peserta kliring dalam bentuk warkat atau
surat-surat berharga di suatu tempat tertentu, seperti cek, bilyet, nota debet, dan nota kredit.
Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo.
a. Jenis-Jenis Kliring
1. Kliring Manual
Kliring manual adalah perhitungan utang piutang di antara bank peserta kliring
lokal dengan cara saling menyerahkan warkat kliring untuk memperluas lalu
lintas pembayaran secara giral (noncash).

2. Kliring Elektronik
Kliring elektronik adalah kliring lokal dalam pelaksanaan perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring yang didasarkan pada data keuangan elektronik
disertai penyampaian warkat surat berharga kepada penyelenggara kliring (Bank
Indonesia) untuk diteruskan kepada bank penerima.

b. Bank Peserta Kliring


Bank yang termasuk peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam wilayah
tertentu dan tidak dihentikan kepesertaanya dalam kliring oleh Bank Indonesia.

c. Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap berikut


1. Kliring Penyerahan
Pada saat ini hanya penyerahan warkat debet/cek/bilyet giro yang masih
dilakukan secara hardcopy, sedangkan warkat kredit sudah dalam bentuk
softcopy, dengan mencantumkan stempel “kliring” dan nomor kode kelompok
peserta, persetujuan penyelenggara, dan peserta lain.
2. Kliring Retur
Setelah dikembalikan, warkat dikelompokan menurut peserta dan dicatat dalam
daftar kliring retur lengkap dengan nilai nominalnya. Penyelenggara selanjutnya
Menyusun neraca gabungan peserta.

5. Pada tanggal 4 Februari 2021, Sabda menyetor 1 lembar Cek Bank Pratama Cirebon Rp
3.000.000 untuk tabungannya pada Bank Politeknik Bandung yang diterima dari Eping.
Jawab :
Prosedur
Bank Politeknik Bandung
Skematis : Nasabah – Giro – Tabungan – Pembukuan
 Nasabah
 Membawa cek dari Eming dan buku tabungan
 Mengisi slip setoran

 Bagian Giro
 Menerima cek
 Memeriksa kebenarannya
 Mencatat pada di debet bagian giro sebesar Rp3.000.000
 Mendebit rekening tertarik
 Mengisi buku harian giro sebelah debit
 Paraf, berikan ke bagian tabungan

 Bagian Tabungan
 Menerima slip setoran dan memo dari bagian giro
 Mencatat pada buku harian tabungan Rp3.000.000 di sebelah kredit
 Mencatat pada buku tabungan dan kartu tabungan Sabda Rp3.000.000 di sebelah kredit
 Paraf, berikan ke bagian pembukuan

 Bagian Pembukuan
 Memeriksa kebenaran memo
 Mencatat jurnal
Debit : BI Giro Rp3.000.000
Kredit : Tabungan Sabda Rp3.000.000

 Mencatat pada buku harian kas, giro dan tabungan


 Mencatat pada buku besar giro, kas dan tabungan
 Mencatat di neraca kas sebelah aktiva, giro sebelah pasiva dan tabungan sebelah pasiva
Bank Pratama Cirebon
Jurnal Kliring Bank Pratama Cirebon
Debit : Tabungan-Eping Rp3.000.000
Kredit : BI Giro – Bank Politeknik Bandung Rp3.000.000

6. Uliartha mengirim uang dengan tunai melalui Bank Politeknik Bandung pada Renti
(tabungan) Bank Politeknik Kuningan Rp 1.500.000, biaya KU Rp 3.500, juga untuk Sonya
masuk (Tabungan) pada Bank Pratama Cianjur Rp 2.500.000, biaya Rp 5.000
Jawab :
Bank Politeknik Bandung
Kirim Uang Keluar
Skematis : Nasabah > Kasir > Bagian Transfer> Pembukuan

Nasabah
 Mengisi aplikasi/permohonan kiriman uang (transfer),
 Menyerahkan aplikasi transfer keluar kepada kasir.

Kasir
 Menerima aplikasi transfer keluar dan uang tunai dari nasabah
 Mencatat pada buku harian kas bagian kasir disebelah debet
 Memberi paraf, lalu berikan kepada bagian transfer

Bagian Transfer
 Menerima aplikasi transfer keluar dari bagian kas
 Mencatat pada buku register transfer keluar
 Membuatkan nota pengiriman uang rangkap 2, satu untuk bank yang mendapatkan kiriman dan
satu untuk bank yang bersangkutan.
 Mengirim nota pengiriman uang kepada bank yang dituju
 Memaraf aplikasi kiriman uang keluar, berikan kepada bagian pembukuan

Pembukuan
 Menerima aplikasi transfer keluar dari bagian kasir/giro/tabungan
 Memeriksa kebenaran aplikasi transfer keluar
 Menjurnal :

Jurnal penerbitan inkaso untuk Bank Politeknik Kuningan


Debet : Kas Rp. 1.503.500
Kredit : RAK Bank Politeknik Kuningan Rp.1.500.000
Pendapatan Komisi – transfer Rp. 3.500

Jurnal Kliring untuk Bank Pratama Cianjur


Debet : Tabungan Rp2.500.000
Kredit : BI Giro Rp2.495.000
Pendapatan Komisi – transfer Rp5.000
 Mencatat pada buku harian kas bagian pembukuan di sebelah debet.
 Mencatat pada buku harian rekening antar kantor bagian pembukuan di sebelah kredit.
 Mencatat pada buku harian pendapatan komisi bagian pembukuan di sebelah kredit.
 Paraf, lalu arsipkan.

Bank Politeknik Kuningan


Kirim Uang Masuk
Skematis : Bagian Transfer – Bagian Tabungan – Bagian Pembukuan

Bagian Transfer
 Menerima nota pengiriman uang dari Bank Politeknik cabang Bandung
 Memeriksa apakah benar penulisan dan bank yang dituju
 Mencatat pada buku register transfer masuk Rp1.500.000
 Membuatkan memo dan diparaf
 Menyerahkan memo ke bagian tabungan

Bagian Tabungan
 Menerima memo kiriman uang dari bagian transfer
 Memeriksa kebenarannya
 Mencatat pada kartu tabungan nasabah di sebelah kredit dan saldonya bertambah Rp1.500.000
 Mencata pada buku harian tabungan bagian tabungan di sebelah kredit Rp1.500.000
 Paraf, berikan ke bagian pembukuan

Bagian Pembukuan
 Memeriksa kebenaran memo
 Mencatat dalam jurnal
Debit : RAK Bank Politeknik Bandung Rp1.500.000
Kredit : Tabungan Rp1.500.000
 Mencatat pada buku harian rekening antar kantor bagian pembukuan di sebelah debet
 Mencatat pada buku harian tabungan bagian pembukuan di sebelah kredit.
 Paraf, dan arsipkan.

Bank Pratama Cianjur


Bagian Transfer
 Menerima nota pengiriman uang dari Bank Politeknik cabang Bandung
 Memeriksa apakah benar penulisan dan bank yang dituju
 Mencatat pada buku register transfer masuk Rp2.500.000
 Membuatkan memo dan diparaf
 Menyerahkan memo ke bagian tabungan

Bagian Tabungan
 Menerima memo kiriman uang dari bagian transfer
 Memeriksa kebenarannya
 Mencatat pada kartu tabungan nasabah di sebelah kredit dan saldonya bertambah Rp2.500.000
 Mencata pada buku harian tabungan bagian tabungan di sebelah kredit Rp2.500.000
 Paraf, berikan ke bagian pembukuan

Bagian Pembukuan
 Memeriksa kebenaran memo
 Mencatat dalam jurnal
Debit : BI Giro Rp2.500.000
Kredit : Tabungan Rp2.500.000
 Mencatat pada buku harian rekening antar kantor bagian pembukuan di sebelah debet
 Mencatat pada buku harian tabungan bagian pembukuan di sebelah kredit.
 Paraf, dan arsipkan.

7. Ony menerima kiriman uang (masuk Giro) melalui Bank Politeknik Bandung Rp 2.120.000
dari Hopeng Bank Pratama Cianjur.
Jawab :
Bank Politeknik Bandung
Kirim Uang Masuk
Skematis : Bagian Transfer > Giro > Pembukuan

Bagian Transfer
 Menerima nota pengiriman uang dari Bank Pratama Cianjur
 Memeriksa apakah benar penulisan dan bank yang dituju
 Mencatat pada buku register transfer masuk
 Membuatkan memo dan diparaf
 Menyerahkan memo ke bagian giro

Bagian Giro
 Menerima memo kiriman uang dari bagian transfer
 Memeriksa memo keabsahannya
 Mencatat pada rekening giro nasabah disebelah kredit dan saldonya bertambah Rp. 2.120.000
 Mencatat pada buku harian giro bagian giro di sebelah kredit
 Paraf, berikan ke bagian pembukuan

Bagian Pembukuan
 Memeriksa kebenaran memo
 Mencatat dalam jurnal
Debet : BI Giro – Bank Pratama Cianjur Rp. 2.120.000
Kredit : Giro - Ony Rp. 2.120.000
 Mencatat pada buku harian tabungan bagian pembukuan di sebelah debet
 Mencatat pada buku harian giro bagian pembukuan di sebelah kredit.
 Paraf, dan arsipkan.

Bank Pratama Cianjur


Jurnal Kliring Bank Pratama Cianjur

Debit : Giro-Hopeng Rp3.000.000


Kredit : BI Giro – Bank Politeknik Bandung Rp3.000.000

8. Selly membuka rekening Deposit On Call (DOC) pada Bank Pratama Bandung Rp
345.500.000, dengan Bilyet Giro Bank Polieknik Bandung Rp 150.000.000 atas giran Dusri,
Tabungan Rp 100.000.000, Cek Bank Pratama Bandung atas giran selly Rp 65.000.000,
sisanya dengan tunai. jangka waktu 2 minggu, bunga 5% per tahun.
Diminta : Selesaikan transaksi tersebut di masing-masing Bank lengkap dengan Prosedurnya.
Jawab :
Bank Politeknik Bandung
Jurnal Kliring
Debit : Giro-Dusri Rp150.000.000
Kredit : BI Giro – Bank Pratama Bandung Rp150.000.000

Bank Pratama Bandung


Debit : BI Giro – Bank Politeknik Bandung Rp150.000.000
Kredit : Giro – Selly Rp150.000.000
Pembukaan DOC
Skematis : Nasabah – Kasir – Tabungan – Giro – DoC – Pembukuan

Nasabah
 Mengisi slip pembukaan DoC
 Membawa uang tunai, bilyet giro, dan buku tabungan
 Menyerahkan slip setoran ke bagian kasir

Kasir
 Menerima slip pembukaan
 Memeriksa slip dan mencocokan tanda tangan
 Menerima uang tunai
 Mencatat di buku harian kas Rp30.000.000 di sebelah debit
 Paraf, diberikan ke bagian pembukuan

Bagian Tabungan
 Menerima slip setoran
 Memeriksa dan mencocokan tanda tangan
 Memeriksa saldo
 Mencatat pada buku tabungan dan kartu tabungan Rp100.000.000 di sebelah debit
 Paraf, diberikan ke bagian pembukuan

Bagian Giro
 Menerima cek atas giran Dusri dari Bank Politeknik Bandung
 Menerima cek atas giran Selly
 Memeriksa kebenaran dan saldo
 Mencatat pada buku harian bagian BI giro sebesar Rp150.000.000 di debet
 Mencatat pada buku harian giro sebelah debit Rp65.000.000
 Mendebit rekening tertarik
 Mengisi buku harian giro sebelah debit
 Paraf, berikan ke bagian pembukuan

Bagian DOC
 Menerima perintah dari Selly untuk membuka Doc
 Memeriksa identitas nasabah
 Mencatat di buku harian DoC di sebelah kredit Rp 345.500.000
 Membuat memo & diparaf
 Mendistribusikan ke bagian pembukuan

Bagian Pembukuan
 Menerima memo
 Mencatat jurnal
Debit : Tabungan Rp100.000.000
Giro – Selly Rp65.000.000
BI Giro - Bank Politeknik Bandung Rp150.000.000
Kas Rp30.000.000
Kredit : Deposit On Call Rp345.000.000
Jurnal apabila jatuh tempo :
Skematis : DoC – Giro – Tabungan – Pembukuan
Biaya Bunga DoC Rp671.805,55
DoC Rp345.500.000
Pajak/Giro KPP Rp 134.361,11
Tabungan – Selly Rp 346.037.147,44

*Perhitungan Bunga dan Pajak :


Bunga : 345.500.000 x 5% x (14/360) = Rp671.805,55
Pajak : 671.805,55 x 20% = Rp134.361,11
Bunga Bersih : 671.805,55 - 134.361,11 = Rp537.147,44

Anda mungkin juga menyukai