Anda di halaman 1dari 11

JUMLAH UANG BEREDAR

Fitria Tussa’adah, Gita Majalina, Igfira Mailana Elrani, Ilma Dian Fasicha

Dr. Binti Nur Asiyah, M.Si.

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

fitria09tussa@gmail.com, gitamajalinaa12@gmail.com,

ighfiraelrani@gmail.com, ilmafasicha@gmail.com

ABSTRAK
Abstrak: Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian terutama karena
fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga sering diartikan
menjadi satuan yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran. Sedangkan
jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang beredar di tangan masyarakat yang
dapat berupa: uang kartal, uang giral, dan deposito berjangka. Peningkatan jumlah
uang beredar merupakan tolak ukur salah satu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Jumlah uang beredar dalam arti luas atau M2 dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan uang yang beredar di dalam perekonomian, temasuk uang yang berada
di tangan masyarakat (uang transaksi/kartal dan uang giral) ditambah M2 = (K + D)
+T

Kata kunci: Uang, jumlah, beredar

PENGANTAR
Uang beredar merupakan kewajiban system moneter (Bank sentral, Bank umum,
dan Bank Pengkreditan Rakyat) terhadap sektor swasta domestic (tidak termasuk
pemerintah pusat dan bukan penduduk). Jumlah uang beredar yang terlalu banyak
dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum akan menimbulkan
inflasi. Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang
menyebabkan daya beli uang menurun. Jika pemerintah terlalu banyak mencetak
uang maka harga produk akan semakin cepat naik. Apabila jumlah uang beredar
terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi lebih lambat.

1
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah agar dapat mengetahui jumlah uang
beredar di wilayah Indonesia. Dan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
tentang uang yang beredar, dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang terjadi jika
uang beredar berlebihan.

TINJAUAN LITERATUR
Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat
transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan
mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi kebutuhan
masyarakat (Setyawan, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada di tangan
masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan
pengaruh positif terhadap perekonomian, namun perkembangan yang terlalu
meningkat tajam akan dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Oleh karena itu, jumlah uang beredar harus dapat dikendalikan sesuai
dengan kapasitas perekonomian suatu negara, yaitu diupayakan agar jumlah uang
yang beredar tidak terlalu banyak, dan juga tidak terlalu sedikit. Dalam upaya untuk
memahami lebih tentang jumlah uang yang beredar, jurnal ini akan membahas
tentang (a) pengertian jumlah uang beredar, (b) faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah uang beredar, (c) dampak jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tujuan
dari pembuatan jurnal ini adalah untuk menambah wawasan pembaca tentang
jumlah uang beredar, faktor-faktor, dan dampaknya.

METODE PENELITIAN
Metode Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian observasi data secara online yang relevan dengan penelitian
ini. Selanjutnya dapat menentukan variabel dan sumber data. Lokasi penelitian
dilakukan di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan data yang
diterbitkan oleh BPR dan Bank Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian Ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterima langsung dari instansi
atau badan resmi. Informasi tersebut berupa time series atau data tahunan untuk
periode tertentu.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar menurut Rahardja dan Manurung (2008:324) adalah nilai
keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam
arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal
dan uang giral.

M1 = C + D

Dimana: M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit C = (Currency) uang kartal =

uang kertas dan uang logam D = (Demand deposit) uang giral/ cek. Uang beredar

dalam arti luas (M2) adalah M1ditambah deposito berjangka (time deposit). M2 =

M1 + TD Dimana: M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas TD = (Time deposit)

deposito berjangka. Rahardja dan Manurung (2008:325) menyatakan bahwa secara

teknis uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat.

Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan

perekonomian. Perekonomian yang tumbuh dan berkembang menyebabkan jumlah

uang beredar juga bertambah. Apabila perekonomian semakin maju, porsi

penggunaan uang kartal (uang kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang

giral. Perekonomian semakin maju komposisi M1 dalam peredaran uang semakin

kecil sebab porsi uang kuasi semakin besar. Pengertian uang beredar atau money

supply, dibedakan menjadi dua pengertian (Sukirno,2011: 281): 1. Pengertian

terbatas Adalah mata uang yang beredar ditambah dengan uang giral yang dimiliki

oleh perseorangan, perusahaan atau badan pemerintah. 2. Pengertian Luas Uang

dalam pengertian luas meliputi; a. Mata uang yang beredar b. Uang giral c. Uang

kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening tabungan valuta asing

3
milik swasta domestik Uang beredar menurut pengertian luas dinamakan juga

likuidita perekonomian atau M2 dan dalam pengertian sempit disingkat M1.

Bank Indonesia mendefinisikan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam

arti luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral

(giro berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi, dan surat

berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik

dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun. Uang Kuasi merupakan Dana

Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari simpanan atau deposito berjangka dan

tabungan (rupiah dan valas) serta simpanan giro valuta asing. Dana Pihak Ketiga

(DPK) adalah simpanan pihak ketiga pada bank umum dan bank daerah yang terdiri

dari giro, tabungan dan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah dan valuta

asing. Untuk jumlah uang beredar, simpanan yang diblokir karena kehilangan

fungsinya sebagai uang tidak diperhitungkan dalam perhitungan Dana Pihak Ketiga

(DPK). Sementara itu, menganalisis evolusi Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk

Rupiah dan deposito valuta asing dan deposito pihak ketiga (tidak termasuk deposito

pemerintah pusat dan non-residen) di bank umum dan BPR (tidak termasuk

cabang), Mereka beroperasi di luar wilayah kedaulatan Indonesia dalam bentuk giro,

tabungan dan deposito berjangka.

Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan

Bank Perkreditan Rakyat / BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak termasuk

pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi komponen Uang

Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar Bank Umum dan

BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat

berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor

4
swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun. Uang Beredar

disusun dengan mengacu pada Monetary and Financial Statistics Manual (MFSM)

2000 dan Compilation Guide (2008).

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar

Menurut Nopirin faktor yang mempengararuhi jumlah uang beredar adalah

inflasi harga – harga akan terus mengalami kenaikan yang mendorong jumlah uang

beredar semakin banyak. Jumlah uang beredar sangat ditentukan oleh tingkat

outputnya. Ia kemudian mengembangkan sebuah persamaan yang dituliskan

MxV=PxY, sebagai berikut: Dimana M adalah jumlah uang berdar. V adalah

kecepatan peredaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah PDB riil. Jadi,

apabila PDB nominal (P x Y) adalah setahun adalah 5 trilyun, kecepatan uang adalah

5, maka jumlah uang beredar adalah 1 trilyun rupiah.3 Adanya kenaikan suku bunga,

maka jumlah tabungan juga akan meningkat. Ini karena bunga dinyatakan sebagai

persentase dari jumlah pokok per unit waktu. Ini sangat logis. Karena bunga

merupakan insentif bagi orang yang memiliki kelebihan dana untuk menabung dan

merupakan ukuran sumber daya yang dibayarkan debitur kepada kreditur.

Pemerintah dapat menggunakan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang

beredar. Dengan kata lain, pemerintah dapat mengatur aliran uang dalam

perekonomian. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat keuangan untuk

mengontrol penawaran.

Di sisi lain, Sukarno menjelaskan bahwa jumlah uang yang beredar dalam

kehidupan masyarakat ditentukan oleh kebijakan bank sentral yang menambah atau

mengurangi jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter. Faktor-faktor yang

mempengaruhi peredaran uang adalah: 1. Bank Sentral berupa hak otonom dan
5
kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash

ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal. 2.

Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah uang dengan

cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil. 3. Bank umum

dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga. 4.

Tingkat pendapatan masyarakat jika tingkat pendapatan masyarakat naik maka

tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat. Meningkatnya konsumsi atau

transanksi masyarakat akan meningkatkan jumlah uang beredar. 5. Tingkat suku

bunga bank berbanding terbalik Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin

tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan

terdorong naik. sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin

banyak demikian sebaliknya. 7. Harga barang Harga barang juga memengaruhi

jumlah uang yang beredar. Contohnya bila harga naik, jumlah dan peredaran uang

akan semakin cepat. Jadi dapat disimpulkan dari pemaparan di atas faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah uang beredar tidak lain mengenai inflasi, tingkat suku

bunga, selera konsumen terhadap suatu barang, kebijakan bank sentral, tingkat

pendapatan masyarakat, dan harga barang.

Dampak Jumlah Uang Beredar

Dalam Perekonomian Uang adalah objek dengan satuan aritmatika tertentu

yang dapat digunakan sebagai metode pembayaran yang valid untuk negara yang

berbeda berlaku untuk transaksi dan wilayah tertentu. Uang beredar adalah produk

uang terutama menggunakan pengganda uang. Jumlah uang beredar di masyarakat

sebagai proses pasar. Jumlah terkait dengan suku bunga deposito, lebih banyak uang

beredar berinvestasi di komunitas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan

6
menyimpan dalam bentuk tabungan. Salah satu indikator terpenting dalam

menganalisis perekonomian Indonesia adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Nilai tukar penting ini penting karena memiliki dampak besar pada perekonomian

secara keseluruhan. Oleh karena itu, pergerakan nilai tukar sangat penting bagi

otoritas moneter. Nilai tukar memegang peranan penting dalam perekonomian

negara. Nilai tukar negara naik dan turun ini akan sangat mempengaruhi kegiatan

ekonomi dan stabilitas negara. Secara umum, Nilai tukar mata uang suatu negara

dapat mempengaruhi tingkat permintaan, pasokan mata uang asing sebanding

dengan mata uang dalam negeri. Secara spesifik, permintaan dan penawaran valuta

asing bergantung pada aktivitas perdagangan internasional dan arus modal di dalam

negeri. Jumlah uang beredar berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Terdapat hubungan jangka panjang yang stabil antara kebijakan pemerintah

dan pertumbuhan ekonomi. Namun pengaruh jumlah uang beredar yang terlalu

banyak akan mendorong kegiatan ekonomi berkembang dengan sangat pesat.

Apabila berlangsung terus, hal ini dianggap berbahaya karena harga barang-barang

akan meningkat tajam. Sebaliknya, apabila uang beredar terlalu sedikit maka

kegiatan ekonomi menjadi seret atau melambat. Sering juga dikatakan bahwa

apabila uang beredar terlalu banyak maka suku bunga akan cenderung turun dan

sebaliknya Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar dan kredit sebagai variabel

moneter memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini

berarti dalam periode yang sama, jumlah uang beredar akan berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan dengan hipotesa Keynes

yakni, penawaran uang (Money Supply) memiliki pengaruh positif terhadap output
7
dan pertumbuhan ekonomi. Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank

Indonesia akan mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga. Kondisi ini

mendorong untuk melakukan investasi, yang pada akhirnya akan menciptakan

kenaikan output dan memicu perumbuhan ekonomi.

DATA
Uang Beredar Meningkat pada Oktober 2022

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober

2022 tumbuh meningkat. Posisi M2 pada Oktober 2022 tercatat sebesar Rp8.222,2

triliun atau tumbuh 9,8% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh sebesar 9,1% (yoy) pada

September 2022. Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar

dalam arti sempit' (M1) sebesar 14,9% (yoy). Sementara itu, Giro rupiah tercatat

tumbuh 32,6% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 24,0% (yoy), Dana

float uang elektronik pada Oktober 2022 tercatat sebesar Rp9,6 triliun dengan

pangsa sebesar 0,2% terhadap M1, atau tumbuh 14,3% (yoy), setelah tumbuh sebesar

17,3% (yoy) pada September 2022. Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-

waktu dengan pangsa 45,8% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.145,3 triliun pada

posisi laporan, atau tumbuh sebesar 6,9% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh

9,2% (yoy).

8
Pertumbuhan M2 pada Oktober 2022 terutama dipengaruhi oleh
perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit2 pada Oktober 2022 tumbuh
11,7% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,8% (yoy), terutama ditopang
penyaluran kredit produktif (investasi). Sementara itu, tagihan bersih sistem
moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi 16,8% (yay), setelah bulan
sebelumnya terkontraksi sebesar 32,5% (yoy). Aktiva luar negeri bersih tercatat
mengalami kontraksi sebesar 3,8% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 5,3% (yoy)
pada September 2022. Tercermin dari tagihan bersih sistem moneter kepada
Pemerintah Pusat yang terkontraksi sebesar 16,8% (yoy), setelah terkontraksi
sebesar 32,5% (yoy) pada September 2022. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan
kewajiban kepada Pempus sebesar 33,5% (yoy) pada Oktober 2022, setelah bulan
sebelumnya tumbuh 40,7% (yoy).

9
KESIMPULAN
Jumlah uang beredar adalah adalah nilai keseluruhan uang yang berada di
tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah
jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar tidak lain mengenai inflasi, tingkat suku bunga,
kebijakan bank sentral, Tingkat pendapatan masyarakat, dan Haga barang,
Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan
harga melebihi tingkat yang diharapkan (inflasi) sehingga dalam jangka panjang
dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah
uang beredar sangat rendah, maka kelesuan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini
berlangsung terus menerus, kemakmuran masyarakat secara keseluruhan pada
gilirannya akan mengalami penurunan. Bank sentral melakukan pengendalian
terhadap jumlah uang beredar adalah dengan menaikkan atau menurunkan suku
bunga.

KETERBATASAN
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang menyebabkan
kurangnya hasil dalam penelitian ini.

Keterbatasan penelitian ini antara lain termasuk yang berikut:

1. Keterbatasan pengetahuan penulis dalam pembuatan dan Penulisan jurnal ini


sangat perlu dilakukan pengujian ulang kendalanya di masa mendatang.
2. Keterbatasan data yang digunakan dalam penelitian in tidak mencapai hasil
yang optimal.
3. Penelitian ini jauh dari kata sempurna, dijatapi untuk penelitian yang
berikutnya mungkin akan lebih baik dari yang sebelumnya.

10
REFERENSI
Angrraini, Desty Tri. “Analisa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 2005-2014”
dalam
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/1196.
diakses pada 9 September 2022.

Kistianingsih, Dwi. “Analisis pengaruh jumlah uang beredar, inflasi, investasi dan
nilai tukar rupiah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2000-
2017” dalam http://eprints.ums.ac.id/76583/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
diakses pada 9 September 2022.

Bank Indonesia. Statitik Ekonomi dan Keuangan Indonesia – Juli 2022

Nopirin. 2007. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sarmiani, Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.


http://repository.utu.ac.id. diakses 5 September 2022

11

Anda mungkin juga menyukai