0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas pengaruh jumlah uang beredar terhadap perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang beredar secara simultan dari tahun 2015-2020 berpengaruh signifikan terhadap inflasi dengan hubungan negatif, di mana semakin tinggi jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat inflasi.
Dokumen tersebut membahas pengaruh jumlah uang beredar terhadap perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang beredar secara simultan dari tahun 2015-2020 berpengaruh signifikan terhadap inflasi dengan hubungan negatif, di mana semakin tinggi jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat inflasi.
Dokumen tersebut membahas pengaruh jumlah uang beredar terhadap perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang beredar secara simultan dari tahun 2015-2020 berpengaruh signifikan terhadap inflasi dengan hubungan negatif, di mana semakin tinggi jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat inflasi.
PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PEREKONOMIAN SUATU
NEGARA Jumlah uang yang beredar berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terdapat hubungan jangka panjang yang stabil antara kebijakan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar dan kredit sebagai variabel moneter memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti dalam periode yang sama, jumlah uang beredar akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat jumlah uang beredar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan sifnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan dengan hipotesa Keynes yakni, penawaran uang (Money Supply) memiliki pengaruh positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi. Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank Indonesia akan mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga. Kondisi ini mendorong untuk melakukan investasi, yang pada akhirnya akan menciptakan kenaikan output dan memicu perumbuhan ekonomi. Jumlah uang beredar merupakan unsur yang cukup signifikan terhadap keadaan perekonomian suatu negara yaitu erat hubungannya dengan tingkat inflasi. Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi). Sebaliknya, jika jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi surut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia pada periode 2015-2020. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang beredar dan tingkat inflasi di Indonesia periode 2015-2020. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data jumlah uang yang beredar dan tingkatan inflasi setiap tahunnya dari tahun 2015-2020 yang sumbernya di website Badan Pusat Statistik Indonesia dan Bank Indonesia. Metode analisis data penelitian ini menggunakan uji secara parsial (Uji-t). Hasil analisis penelitian dinyatakan bahwa jumlah uang beredar apabila dihitung setiap tahunnya secara parsial tidak memiliki nilai yang signifikan terhadap tingkat inflasi. Hal ini dikarenakan nilai signifikan jumlah uang beredar tahun 2015-2020 di atas 0,05. Akan tetapi, Jumlah uang beredar apabila dihitung secara simultan selama 6 tahun dari tahun 2015-2020 menghasilkan nilai yang signifikan dibawah 0,05. Berdasarkan perspektif syariah, Inflasi terjadi dikarenakan pola belanja dan sikap berlebihan manusia dalam berkonsumsi serta adanya penimbunan barang komoditas. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya harga barang dan jasa di masyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah uang beredar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Inflasi di Indonesia periode 2015-2020. Semakin tinggi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka akan semakin menurun tingkat inflasi yang terjadi. Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati, 2000:162). Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi tabungan, deposito berjangka, dan rekening valuta asing. Menurut Dornbush, yang diuraikan di Nilawati (2000) ada beberapa cara untuk mempengaruhi uang beredar, salah satunya yaitu melalui koefisien angka pengganda uang. Nilai koefisien angka pengganda uang tergantung pada nilai dari uang kartal dan cadangan bank. Semakin kecil nilai dari rasio tersebut, semakin besar nilai koefisien angka pengganda uang. Nilai uang kartal yang rendah berarti masyarakat lebih suka menyimpan uang tunainya di bank daripada di rumah. Selanjutnya nilai cadangan bank yang rendah berarti lebih banyak uang giral yang bisa diciptakan dari setiap rupiah uang inti yang dipegang bank. Bila pengeluaran pemerintah naik maka jumlah uang beredar juga seharusnya naik, karena pengeluaran pemerintah dibiayai dengan nilai rupiah. Bila cadangan devisa naik maka jumlah uang beredar juga seharusnya naik, karena cadangan devisa yang ada biasanya dibelanjakan untuk pengeluaran tahun itu juga dan ditukarkan dengan uang rupiah. Sedangkan hubungannya dengan angka pengganda uang yaitu naiknya angka pengganda uang berpengaruh terhadap kenaikan jumlah uang beredar
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro