Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE2

NAMA : AHMAD FUADI


NIM : 042897554
Ekonomi Moneter

1. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang!


2. Jelaskan yang anda ketahui tentang Inflationary gap!
3. Jelaskan alat ukur kebijakan moneter untuk mencapai kestabilan ekonomi!
4. Jelaskan Mekanisme transmisi kebijakan moneter menurut Taylor!

Jawab:
1. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang!

Banyak faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain
tingkat bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional, kondisi perbankan serta nilai
tukar (Boediono, 2000).

1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya
produksi meningkat yang pada gilirannya menyebabkan
dunia usaha menjadi lesu. Ketika suku Bunga menurun, maka masyarakat akan
cenderung mengambil uangnya di bank untuk diinvestasikan kepada sektor riil
yang lebih menghasilkan. Sehingga jumlah uang yang beredar
meningkat. Akan tetapi, saat tingkat suku bunga meningkat, maka masyarakat akan
cenderung menabung uang yang dimilikinya di bank. Sehingga jumlah uang
beredar mengalami penurunan. Dengan adanya fluktuasi tingkat suku bunga
tersebut dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat
2. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi yang meningkat mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan
dalam kegiatan transaksi perekonomian juga meningkat, sehingga nantinya jumlah
uang yang beredar pula meningkat. Demikian pula,
sebaliknya. Akan tetapi ketika tingkat inflasi yang terjadi itu tinggi dapat
melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan
perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
3. Pendapatan Nasional
Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah
uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan
dunia usaha (melalui peningkatan suku
bunga dan peningkatan harga).

4. Nilai Tukar Rupiah


Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun akan meningkat.

5. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan


Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana
nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu,
yang sekaligus menjadi pengukur kesehatam bank.

Sumber : - https://www.slideshare.net/therealhaikal/permintaan-dan-penawaran-
uang-31790526

- ESPA4227/MODUL 4 hal 4.12

2. Jelaskan yang anda ketahui tentang Inflationary gap!

Inflationary gapterjadi apabila jumlah dari permintaanpermintaan efektif dari


semua golongan masyarakat pada tingkat harga yang berlaku melebihi jumlah
maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga-harga akan
naik karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia.
Adanya kenaikan harga-harga tersebut berarti bahwa kegiatan rencana pembelian
barang dari golongan-golongan tersebut tidak terpenuhi. Selanjutnya mereka akan
berusaha untuk memperoleh dana yang lebih besarlagi. Bagi pemerintah, hal ini
dilakukan melalui pencetakan uang baru, sedangkan bagi para pengusaha swasta
melalui kredit dari bank, dan bagi pekerja berupa permintaan kenaikan tingkat
upah yang lebih besar.
Prosesinflasi akan terus berlangsung selama jumlah permintaan efektif dari semua
golongan masyarakat melebihi jumlah output yang bisa dihasilkan pada tingkat
harga yang berlaku. Inflasi akan berhenti jika permintaan efektif total tidak
melebihi jumlah output yang tersedia. Proses timbulnya inflationarygap, dapat
dijelaskan melalui Gambar 5.4. Di sini diasumsikan bahwa semua golongan
masyarakat bisa memperoleh dana, pada tingkat harga-harga yang berlaku, untuk
membiayai rencana-rencana pembelian barang-barang.

Gambar 5.4.
Proses Terjadinya Inflationary Gap

Misalnya, pemerintah memperbesar pengeluaran dengan mencetak uang baru. Hal


ini akan menyebabkan terjadinya inflationary gap sebesar Q1Q2, yang ditandai
bergesernya kurva permintaan agregat dari Z1 ke Z2. Akibatnya harga naik dari P1
ke P2. Dengan kenaikan harga ini, golongan masyarakat tersebut tidak dapat
memenuhi permintaannya karena jumlah barang –barang yang tersedia tidak dapat
melebihi OQ1, sehingga yang terjadi hanya realokasi barang-barang yang tersedia
dari golongan-golongan lain dalam masyarakat ke sektor pemerintah. Seandainya
pada periode berikutnya, golongan masyarakat lain bisa memperoleh dana untuk
membiayai rencana - rencana pembeliannya dengan harga yang baru, dan
pemerintah juga tetap berbuat demikian maka inflationary gap Q1Q2 akan tetap
timbul. Harga akan naik dari P2 ke P3. Apabila golongan-golongan masyarakat
tetap berusaha memperoleh jumlah barang yang sama dan mereka berhasil
memperoleh dana untuk membiayai rencana-rencana pembelian tersebut pada
tingkatharga yang berlaku, maka inflationary gap akan tetap timbul pada
periodeperiode selanjutnya. Dalam hal ini harga-harga akan terus naik
(Hanani,2011).

Gambar 5.5.
Proses Inflasi Semakin mengecil
Inflasi akan berhenti hanya bila salah satu golongan masyarakat tidak lagi (atau
tidak bisa lagi) memperoleh dana untuk membiayai rencana - rencana pembelian
barang-barang pada harga yang berlaku sehinggapermintaan masyarakat secara
keseluruhan tidak lagi melebihi jumlah barang yang tersedia. Gambar 5.5
menunjukkan proses inflasi yang akhirnya berhenti karena inflationary gap makin
mengecil dan akhirnya hilang pada periode ke-5. Harga menjadi stabil pada P5.
Pada kondisi demikian beberapa golongan masyarakat menerima bagian output
yang lebih kecil. Inflasi selalu diikuti dengan terjadinya redistribusi.

Sumber: - ESPA4227/MODUL 5 hal 5.9-5.11

3.Jelaskan alat ukur kebijakan moneter untuk mencapai kestabilan ekonomi!


Kebijakan moneter merupakan tindakan yang dilakukan oleh banksentral untuk
mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kebijakan moneter bertujuan untuk
mencapai stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan:

1. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan
produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja.
Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan
karyawan.
2. Kestabilan Harga
Apabila kestabilan harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di
masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan
sama dengan harga yang akan masa depan.
3. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi
di suatu negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka
pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi agar kebijakan moneter dapat mencapai keberhasilan dalam
pelaksanaannya. Prasyarat tersebut meliputi:
a. Independensi Bank Sentral
Sebenarnya tak ada Bank Sentral yang bisa bersifat benar-benar independen tanpa
campur tangan dari pemerintah. Namun demikian, ada instrumen kebijakan yang
tidak dipengaruhi oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan fiskal.
b. Fokus terhadap Sasaran
Pengendalian inflasi hanyalah salah satu di antara beberapa sasaran lain yang
hendak dicapai oleh Bank Sentral. Sasaran-sasaran lain kadang-kadang
bertentangan dengan sasaran pengendalian inflasi, misalnya sasaran pertumbuhan
ekonomi, kesempatan kerja, neraca pembayaran, dan kurs. Oleh karena itu,
seharusnya bank Sentral tidak menetapkan sasaran lain dan berfokus pada sasaran
utama pengendalian inflasi.
c. Capacity to Forecast Inflation
Bank Sentral mutlak harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi inflasi
secara akurat, sehingga dapat menetapkan target inflasi yang hendak dicapai.
d. Pengawasan Instrumen
Bank Sentral harus memiliki kemampuan untuk mengawasi instrumen - instrumen
kebijakan moneter.
e. Pelaksanaan secara Konsisten dan Transparan.
Dengan pelaksanaan target inflasi secara konsisten dan transparan, maka
kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan semakin meningkat.

Idealnya, semua sasaran akhir kebijakan moneter dapat dicapai secara simultan dan
berkelanjutan. Namun, pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa hal
tersebut sulit dicapai, bahkan ada kecenderungan bersifat kontradiktif. Misalnya
kebijakan moneter yang kontraktif untukmenekan laju inflasi dapat berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa perekonomianmemburuk
karena kebijakan moneternya bertujuan ganda.Untuk alasan ini, mayoritas Bank
Sentral termasuk bank Indonesia fokus pada sasaran tunggal yaitu mencapai dan
memelihara inflasi yang rendah dan stabil.

Sumber: - ESPA4227/MODUL 6 hal 6.5-6.7

4. Jelaskan Mekanisme transmisi kebijakan moneter menurut Taylor!

Secara spesifik Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisikebijakan


moneter adalah “the process through which monetary policydecision are
transmitted into changes in real GDP and inflation” . Artinya, MTKM merupakan
jalur-jalur yang dilalui oleh kebijakan moneter untuk dapat mempengaruhi sasaran
akhir kebijakan moneter yaitu pendapatan nasional dan inflasi. Pada Gambar 6.7.
terlihat kotak hitam yang merupakan area MTKM atau jalur-jalur yang dilalui oleh
suatu kebijakan moneter hingga terwujudnya tujuan akhirnya kebijakan moneter
yaitu inflasi.

Gambar 6.7.
M ekanisme Transmisi Kebijakan M oneter Sebagai ”Black Box”

Secara teoritis, konsep standar mekanisme transmisi kebijakan moneterdimulai dari


ketika bank sentral mengubah instrumen-instrumennya yang selanjutnya
mempengaruhi sasaran operasional, sasaran antara dan sasaran akhir. Misalnya
Bank Sentral (BI) menaikkan SBI. Peningkatan tersebut akan mendorong naiknya
Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga deposito, kredit
perbankan, harga aset, nilai tukar dan ekspektasi inflasi di masyarakat.
Perkembangan ini mencerminkan bekerjanya jalur-jalur transmisi moneter yang
akan selanjutnya berpengaruh terhadap konsumsi dan investasi, ekspor dan impor
yang merupakan komponen permintaan eksternal dan keseluruhan permintaan
agregat.
Secara empiris, besarnya permintaan agregat tidak selalu sama denganpenawaran
agregat. Jika terjadi selisih antara permintaan dan penawaran atau terjadi output
gap maka akan memberi tekanan terhadap kenaikan hargaharga (inflasi) dari sisi
domestik. Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi luar negeri terjadi melalui
pengaruh langsung dan tidak langsung perubahan nilai tukar terhadap
perkembangan harga barang-barang yang diimpor.

Sumber : ESPA4227/MODUL 6 hal 6.20-6.21

Anda mungkin juga menyukai