Jawab:
1. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang!
Banyak faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain
tingkat bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional, kondisi perbankan serta nilai
tukar (Boediono, 2000).
1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya
produksi meningkat yang pada gilirannya menyebabkan
dunia usaha menjadi lesu. Ketika suku Bunga menurun, maka masyarakat akan
cenderung mengambil uangnya di bank untuk diinvestasikan kepada sektor riil
yang lebih menghasilkan. Sehingga jumlah uang yang beredar
meningkat. Akan tetapi, saat tingkat suku bunga meningkat, maka masyarakat akan
cenderung menabung uang yang dimilikinya di bank. Sehingga jumlah uang
beredar mengalami penurunan. Dengan adanya fluktuasi tingkat suku bunga
tersebut dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat
2. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi yang meningkat mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan
dalam kegiatan transaksi perekonomian juga meningkat, sehingga nantinya jumlah
uang yang beredar pula meningkat. Demikian pula,
sebaliknya. Akan tetapi ketika tingkat inflasi yang terjadi itu tinggi dapat
melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan
perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
3. Pendapatan Nasional
Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah
uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan
dunia usaha (melalui peningkatan suku
bunga dan peningkatan harga).
Sumber : - https://www.slideshare.net/therealhaikal/permintaan-dan-penawaran-
uang-31790526
Gambar 5.4.
Proses Terjadinya Inflationary Gap
Gambar 5.5.
Proses Inflasi Semakin mengecil
Inflasi akan berhenti hanya bila salah satu golongan masyarakat tidak lagi (atau
tidak bisa lagi) memperoleh dana untuk membiayai rencana - rencana pembelian
barang-barang pada harga yang berlaku sehinggapermintaan masyarakat secara
keseluruhan tidak lagi melebihi jumlah barang yang tersedia. Gambar 5.5
menunjukkan proses inflasi yang akhirnya berhenti karena inflationary gap makin
mengecil dan akhirnya hilang pada periode ke-5. Harga menjadi stabil pada P5.
Pada kondisi demikian beberapa golongan masyarakat menerima bagian output
yang lebih kecil. Inflasi selalu diikuti dengan terjadinya redistribusi.
1. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan
produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja.
Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan
karyawan.
2. Kestabilan Harga
Apabila kestabilan harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di
masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan
sama dengan harga yang akan masa depan.
3. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi
di suatu negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka
pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi agar kebijakan moneter dapat mencapai keberhasilan dalam
pelaksanaannya. Prasyarat tersebut meliputi:
a. Independensi Bank Sentral
Sebenarnya tak ada Bank Sentral yang bisa bersifat benar-benar independen tanpa
campur tangan dari pemerintah. Namun demikian, ada instrumen kebijakan yang
tidak dipengaruhi oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan fiskal.
b. Fokus terhadap Sasaran
Pengendalian inflasi hanyalah salah satu di antara beberapa sasaran lain yang
hendak dicapai oleh Bank Sentral. Sasaran-sasaran lain kadang-kadang
bertentangan dengan sasaran pengendalian inflasi, misalnya sasaran pertumbuhan
ekonomi, kesempatan kerja, neraca pembayaran, dan kurs. Oleh karena itu,
seharusnya bank Sentral tidak menetapkan sasaran lain dan berfokus pada sasaran
utama pengendalian inflasi.
c. Capacity to Forecast Inflation
Bank Sentral mutlak harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi inflasi
secara akurat, sehingga dapat menetapkan target inflasi yang hendak dicapai.
d. Pengawasan Instrumen
Bank Sentral harus memiliki kemampuan untuk mengawasi instrumen - instrumen
kebijakan moneter.
e. Pelaksanaan secara Konsisten dan Transparan.
Dengan pelaksanaan target inflasi secara konsisten dan transparan, maka
kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan semakin meningkat.
Idealnya, semua sasaran akhir kebijakan moneter dapat dicapai secara simultan dan
berkelanjutan. Namun, pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa hal
tersebut sulit dicapai, bahkan ada kecenderungan bersifat kontradiktif. Misalnya
kebijakan moneter yang kontraktif untukmenekan laju inflasi dapat berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa perekonomianmemburuk
karena kebijakan moneternya bertujuan ganda.Untuk alasan ini, mayoritas Bank
Sentral termasuk bank Indonesia fokus pada sasaran tunggal yaitu mencapai dan
memelihara inflasi yang rendah dan stabil.
Gambar 6.7.
M ekanisme Transmisi Kebijakan M oneter Sebagai ”Black Box”