Anda di halaman 1dari 6

1. a.

 Jelaskan perbedaan karakteristik perubahan pada era industri dan era informasi dari aspek:
pemasaran, teknologi, informasi, komoditas, produksi, dan distribusi.

Era industrialisasi : bermula dari akumulasi informasi, khususnya yang berkaitan dengan
teknologi, yang diperoleh sejak akhir era pertanian seperti sistem navigasi, cara pembuatan kapal
yang lebih besar dan penemuan alat cetak mencetak. Informasi - infirmasi tersebut menjadi bekal
bagi masyarakat Eropa untuk melakukan inisiatif dan inovasi lebih jauh.Berbekal kapal yang
lebih besar dan dilengkapi sistem navigasi yang lebih canggih, beberapa pelaut Eropa berani
berlayar lebih jauh dari tanah asal. Mereka melakukannya bukan sekedar menaklukan lautan luas
yang belum pernah dilayari tetapi untuk menemukan dunia baru. Dari situlah mereka menemuka
sumber daya baru dan mengangkatnya ke negara asal. Dengan armada yang lebih besar pada
pelayaran berikutnya, mereka mulai mengusai sumber daya tersebut untuk selanjutnya menjadi
barang komoditi yang diperdagangkan. Konsekuensi logisnya adalah mulai muncul jiwa
entrepreneurship dan ekonomi uang, dan sekaligus menurunnya aktivitas pertanian. Bersamaan
dengan itu reformasi di bidang keagamaan terutama agama Kristen Protestan berdampak
perbagai revolusi lanjutan : Ekonomi, sosial dan ideologi. Akibatnya revolusi di bidang pertanian
secara bertahap beralih ke industrialisasi.

Proses Pergeseran dari Era Pertanian ke Era Industri


Era Informasi : gelombang ketiga dari peradaban manusia sering disebut sebagai era informasi.
Secara umum beberapa karakteristik penting dari era informasi adalah sebagai berikut:
a) Teknologi - teknologi baru. Teknologi baru pada era informasi menciptakan industri baru yang
bersifat dinamis yang berbasis pada quantum electronics, teori informasi, biologi molekuler,
ekologi kelautan, dan pengetahuan ruang angkasa. Sementara itu tingkat produktivitasindustri
bisa ditingkatkan melalui komputer, data processing, aerospace, petrokimia, semiconductors,
komunikasi canggih, fisika, rekayasa sistem, artificial intelligence, fuzzy logic kimia polimer,
dan diversifikasi sumber daya energi terbarukan.
b) Industri ruang angkasa. Meski baru beberapa negara yang melakukannya, pada era ini industri
ruang angkasa diperkirakan akan menjadi embrio bagi revolusi pada tahap berikutnya.
c).Industri kelautan. Wilayah lautan yang begitu luas melebihi luas daratan namunbelum tergerap
dengan baik bisa menjadi sumber kemanusiaan di masa yang akan datang. Laut menyediakan
sumber protein yang cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi masalah
kelaparan.
d) Industri genetik. Ilmu pengetahuan di bidang biologi molekuler bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan produksi pangan. Bukan hanya itu, ilmu pengetahuan ini juga bisa digunakan
untuk meningkatkan bidang kesehatan.
e). De-masifikasi media. Ketika informasi semakin membludak tidak terkendali, orang pada
akhirnya hanya memilih informasi sesuai dengan kebutuhan. Kalaulah kita masih berlangganan
surat kabar, tidak lagi bisa dan mau membaca seluruh isi surat kabar tersebut. Hanya berita -
berita tertentu yang dibaca. Itulah sebabnya sekarang ini sudah banyak surat kabar yang
menawarkan surat kabar on-line dengan tujuan para pembaca bisa memilih berita sesuai selera
dan kebutuhan. Dengan kata lain, media tidak lagi masif melainkan terspesialisasi.
f) Sistem masyarakat yang baru. Pada era agrikultur, komunitas menyimpan ingatan bersama
hanya pada seseorang yang dianggap bijak atau;pada orang yang lebih tua. Pada era industri,
ingatan bersama justru disebarluaskan secara masal. Sekarang pada era informasi, ingatan -
ingatan tersebut disimpan secara sistematis pada soft file - soft file yang sewaktu - waktu bisa
diakses kembali melalui bantuan personal komputer yang bisa dibawa kemana - mana.
g) Sistem keluarga. Bisa dikatakan sistem “keluarga inti” yang berkembang pada era industri
sudah semakin pudar pada era informasi. Keluarga menjadi beragam terpencar kemana - man.
Pada era informasi orang mengatakan bahwa ketemu fisik antar anggotakeluarga sudah kurang
berarti jika tidak dibarengi dengan kualitas pertemuan. Dengan kata lain,anggota keluarga boleh
terpencar dan tidak perlu sering - sering ketemu fisik asal kualitas pertemuan secara maya
semakin meningkat.
h) Standarisasi yang berkembang pada era industri dianggap tidak cocok pada era informasi.
One-size-fits-all sudah tergantikan dengan serba cocok pada keadaan.

Dan Perbedaan karakteristik perubahan pada era industri dan era informasi dari aspek :
- Pemasaran
Era industri : Poduct centric
Era informasi : Consumer centric
- Teknologi
Era industri : Elekro mekanikal
Era informasi : Digital/genetik
- Informasi
Era industri : Massa
Era informasi : Interaktif
- Komoditas
Era industri : Modal
Era informasi : Data
- Produksi
Era industri : Massa/pertukaran
Era informasi : Prosumptive
- Distribusi
Era industri : Massa
Era informasi : Spesialisasi

Sumber Jawaban : BMP EKMA4565/ Modul 1 (Hal 1.17 - 1.24)

b. Berikan contoh rill pada perusahaan yang Anda ketahui, tentang gambaran karakteristik suatu
perusahaan di era informasi pada aspek pemasaran, informasi, komoditas, produksi, dan
distribusinya.
- Jawaban : Antara tahun 1770-1845 kontribusi industri tekstil terhadap pendapatan nasional
Inggris meningkat lebih dari lima kali lipat. Dengan teknologi baru ini pula, produksi tekstil yang
semula dilakukandi rumah rumah para pekerja sekarang terkonsentrasi pada pabrik-pabrik yang
sengaja dibangun untuk kegiatan produksi. Meski tidak setinggi indsutri besi baja,pada tahun
1760 Inggris memproduksi batu bara sebanyak 5 juta ton dan meningkat 9 kali lipat pada tahun
1845. pada fase kedua era industrialisasi dimulai pada pertengahan abad 19. pada fase ini
ekspansi besar-besaran terjadi pada industri tekstil, besi baja dan batu bara sehingga revolusi
industri mulai menyebar sampai ke daratan Eropa lainnya dan bahkan Amerika Serikat. Fase
ketiga industrialisasi dimulai pada abad 20 dan berakhir pada perang dunia kedua. Fase ini
ditandai dengan kemajuan dibidang tekonolgi energi. Pada awal abad 20 mulai di temukan mesin
yang bisa menciptakan energi pembakaran dari dalam dan mesin-mesin yang bisa mentransmisi
listrik yang bisa diproduksi dalam jumlah besar dan dengan harga yang murah sehingga secara
komersial menguntungkan.

2. Jelaskan dengan contoh tekanan lingkungan penyebab organisasi berubah dari faktor
persaingan yang tinggi (hypercompetition), khususnya karena kondisi pada era globaliasi dan
perkembangan teknologi informasi!

- Jawaban : Tekanan lingkungan penyebab organisasi berubah dari faktor persaingan yang tinggi
(hypercompetition), khususnya karena kondisi pada era globaliasi dan perkembangan teknologi
informasi : Globalisasi dan tekonologi informasi adalah dua terminologi yang sejak tahun
1990an menjdadi bahan pembicaraan sehari-hari para pelaku bisnis dan akademis. Globalisasi
misalnya disatu sisi dianggap membuka peluang bisnis bagi pelaku bisnis yang sebelumnya
hanya bermain pada pasar lokal. Banyak pengrajin tradisional yang sekarang bisa menjual
produknya di pasar global setelah mampu berinteraksi dengan mitra bisnis di luar negeri. Mereka
dengan bangga mengatakan bahwa pasar luar negeri masih terbuka lebar. Namun disisi lain
globalisasi juga menjadi ancaman bagi pelaku bisnis yang memiliki energi terbatas. Pedagang
retail dan pasar tradisional dewasa ini mulai tersisih misalnya gara-gara Carrefour yang
notabenenya adalah perusahaan global merangsek sampai kemana-mana. Demikian juga dengan
alasan uang tidak memiliki kewarganegaraan yang bisa dengan mudah bergerak dari satu negara
ke negara yang lain, tak pelak industri perbankan juga larut dalam globalisasi. Pengaruh
teknologi informasi terhadap kegiatan bisnis di Indonesia kurang lebih juga sama seperti
pengaruh globalisasi. Brick and mortar business untuk sebutan tradisional sekarang sudah mulai
beralih ke click dan mortar business untuk menyebut bisnis melalui internet. Sekarang
perusahaan penerbitan misalnya mulai mendapat pesaing baru e-book.akibatnya, masyarkat lebih
suka membaca berita melalui internet ketimbang harus berlangganan media cetak. Globalisai dan
kemajuan teknologi informasi menjadikan peta bisnis berubah dan perubahannya mengarah pada
tingkat persaingan yang begitu tajam. Oleh karena itu perusahaan yang tidak siap dengan
perubahan tersebut pasti akan tersisih.

3. Jelaskan dengan singkat apa pola perilaku dan proses perubahan yang terjadi pada kondisi
tahapan Unfreezing, Movement, Refreezing dari model perubahan Lewin!
- Jawaban : Lewin membuat model tiga tahap perubahan yaitu unfreezing - movement/ change
refreezing.
a) Pada tahap unfreezing pola perilaku pada kondisi yang sekarang berlangsung (status quo)
diguncang, sehingga orang merasa kurangnyaman sebagai upaya awal untuk mengelola resistensi
terhadap perubahan. Proses perubahan lebih ditujukan untuk mengatasi terjadinya resistensi
terhadap perubahan yang secara keseluruhan dilakukan dengan mebuka kelemahan dari sistem
yang sedang digunakan. Dan pada tahap unfreezing Prilaku individu menurut lewin dapat
menjadi penggerak ataupun penghambat perubahan (Lewin dalam Burnes, 2004). Dalam kondisi
ini memungkinkan organisasi menghadapi karyawan yang sulit mengkonfirmasi sistem dalam
tahap unfreezing tersebut sehingga menolak perubahan (Cummings & Worley, 2005). Dengan
demikian pada tahapan ini focus utama adalah bagaimana menjaga prilaku organisasi berada
pada kondisi saat ini. Banyak organisasi mengalami kegagalan dalam melakukan perubahan
pada tahap awal karena organisasi mengabaikan pentingnya prilaku dan kepercayaan karyawan
yang menjadi sumber utama kesuksesan perubahan organisasi (Schein, 1999). Tahap unfreezing
dianggap sebagai tahapan yang paling penting dan kritis dalam lingkungan bisnis yang dinamis
dan selalu berubah. Tahapan ini mengindikasikan Yang diperlukan pada tahap unfreezing adalah
komunikasi yang terbuka antara organisasi dan karyawan. Dengan adanya komunikasi yang baik
karyawan memiliki informasi yang cukup jelas mengenai perubahan yang terjadi termasuk
didalamnya alasan-alasan logis yang melatarbelakangi perubahan tersebut serta manfaat yang
akan diterima karyawan di masa yang akan datang. kesiapan berubah yang meliputi pemahaman
akan perubahan itu sendiri, pentingya perubahan dan mempersiapkan diri dan yang lainnya untuk
keluar dari zona nyaman dan paradigm yang dianut sebelumnya sebelum perubahan nyata
tersebut datang. Semakin sadarnya individu dalam organisasi merasakan perubahan merupakan
hal yang penting, maka perubahan tersebut perlu dilakukan. Selanjutnya semakin mendesak
perubahan tersebut harus dilakukan, individu yang ada di dalam organisasi akan semakin
termotivasi untuk melakukan perubahan. Kecenderungan individu yang resisten untuk menerima
perubahan dan responsif hanya pada saat tenggat waktu, membuat perubahan tidak akan diterima
jika sifatnya tidak urgent atau tidak ada motif yang kuat dan spesifik. Kajian yang dilakukan
Elkjaer’s (2001) mengidentifikasi bahwa karyawan yang kurang didukung oleh organisasinya
cenderung memiliki pandangan dan kepercayaan yang negatif serta kurang komitmen terhadap
organisasinya komitmen.

b) Pada tahap movement atau change, meliputi proses perubahan sesungguhnya dimana
organisasi. Akan bergerak dari kondisi sekarang ke kondisi yang diharapkan. Model Lewin lebih
menekankan perubahan sebagai proses transisi dan bukan aktivitas. Tahap kedua pada model ini
terjadi pada saat organisasi melakukkan perubahan atau transisi. Pola pikir individu-individu
organisasi dalam tahap ini sudah berubah dari pola pikir yang lama dan sudah memiliki motivasi
serta siap untuk perubahan yang berlaku. Dalam tahap ini penting bagi organisasi untuk dapat
mengurangi rasa takut, kekhawatiran serta ketidakyakinan individu didalamnya akan perubahan
yang akan dilakukan. Karena tidak mudah dan bukan waktu yang tepat bagi anggota organisasi
untuk mempelajari dan memahami perubahan sehingga perlu diberikan waktu untuk mengerti,
memahami dan berdiri bersama-sama anggota organisasi menghadapi perubahan. Dalam tahap
movement, intervensi organisasi sangat diperlukan. Campur tangan organisasi pada tahap ini
meliputi struktur dan budaya organisasi. Wetzel dan Buch (2000) berpendapat bahwa intervensi
organisasi harus sejalan dengan struktur perusahaan. Dukungan organisasi pada tahapan ini
berbentuk pelatihan, mentoring dan mengidentifikasi bersama-sama bahwa kesalahan yang
terjadi merupakan sebuah proses perubahan kearah yang lebih baik.

c).Pada tahap refreezing dilakukan stabilisasi dan institusionalisasi perubahan dengan cara
membangun sistem yang memungkinkan pola perilaku yang baru relatif aman atau tidak mudah
goyah terhadap perubahan - perubahan lebih lanjut jika perubahantersebut memang dianggap
perlu. Beberapa kegiatan atau intervensi yang termasuk pada tahap ini misalnya desain ulang
sistem rekrutmen karyawan. Tahapan ini lebih kepada membangun stabilitas begitu perubahan
telah sepenuhnya ditegakkan dan tertanam dalam individu-individu di organisasi. Disini
perubahan telah diterima secara sepenuhnya dan menjadi norma serta status quo yang baru untuk
dijadikan standar kerja. Individu-individu pada kondisi ini membentuk hubungan baru dan sudah
merasa nyaman dengan rutinitas baru mereka. Model Lewin pada tahap ini mengindikasikan
bahwa organisasi harus distabilisasi dan dilembagakan dalam bentuk yang baru setelah tahap
pergerakan atau “movement”. Status quo yang baru dalam kondisi ini harus diperkuat secara
institusional serta proses institusionalisasi perubahan inilah yang merupakan langkah akhir yang
menentukan keberhasilan keberlanjutan perubahan (Kotter, 1995). Poin utama dari tahapan
refreezing ini adalah pada kondisi tertentu, perilaku harus kongruen dengan keseluruhan
lingkungan, perilaku, dan personal dari individu, karena jika tidak perubahan yang terjadi tidak
dapat dikonfirmasi (Schein, 1996). Dalam melakukan institusionalisasi perubahan- perubahan
yang telah tetap tersebut, membutuhkan pemimpin yang menerbitkan berbagai program-program
perubahan sehingga perubahan tersebut menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan (Kotter,
2007).Diperlukan upaya yang cukup besar dalam memastikan perubahan tersebut diaplikasikan,
tidak hilang serta dijaga keberlangsungannya. Salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah
dengan memperkuat dan menanam perubahan dalam buadaya organisasi dan diaplikasikan dalam
cara berfikir dan bertindak baik bagi individu atau organisasi. Untuk menjga keberlangsungan,
penghargaan yang positif serta pengakuan dilakukan untuk memperkuat status quo yang baru
karena dipercaya bahwa memperkuat prilaku akan terus diulangi. Dalam hal ini peran pimpinan
organisasi diperlukan untuk membuat koneksi antara program yang sebelumnya diujicobakan
yang dikategorikan sebagai “single loop” dan menginterkoneksi perubahan sistem-sistem yang
ada untuk menjadi “double loop”. Contohnya adalah perubahan pada tingkat bawah organisasi
akan berdampak pada perbaikan sistem-sistem yang ada. Pada intinya, tahapan ini memerlukan
pimpinan yang memiliki kemampuan dalam memahami bagaimana sistem bekerja dan harus
merubah tradisi mental yang selama ini pada organisasi (Senge 2006).

Sumber : BMP EKMA4565/ Modul 2 (Hal 2.77 - 2.81)

Anda mungkin juga menyukai